Rsni M 01 2003 Metode Pengujian Campuran Beraspal Panas Dengan Alat Marshall
Rsni M 01 2003 Metode Pengujian Campuran Beraspal Panas Dengan Alat Marshall
1 Ruang lingkup
Pengujian ini meliputi pengukuran stabilitas dan pelelehan (flow) suatu campuran beraspal
dengan butir agregat berukuran maksimum 25,4 mm (1 in).
2 Acuan normatif
3.1
berat jenis maksimum campuran beraspal
perbandingan berat isi benda uji campuran beraspal dalam keadaan rongga udara sama
dengan nol pada temperatur 25oC terhadap berat isi air pada volume dan temperatur yang
sama
3.2
kadar aspal total
kadar aspal yang diperoleh dari hasil bagi berat aspal dengan berat aspal total campuran
beraspal.
3.3
kadar aspal efektif
kadar aspal total dikurangi jumlah aspal yang diserap dalam partikel agregat.
3.4
kepadatan mutlak (refusal density)
kepadatan maksimum dari suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan, yang diperoleh
dengan pengujian sesuai BS 598-1989.
3.5
lalu-lintas berat
jumlah lalu lintas rencana lebih besar dari 1.000.000 satuan sumbu tunggal (SST) selama
umur rencana.
3.6
lalu-lintas sedang
jumlah lalu lintas rencana lebih besar dari 500.000 SST dan lebih kecil dari 1.000.000
SST selama umur rencana.
1 dari 18
RSNI M-01-2003
3.7
lalu-lintas ringan
jumlah lalu lintas rencana lebih kecil dari 500.000 SST selama umur rencana.
3.8
pelelehan
keadaan perubahan bentuk suatu campuran beraspal pada saat runtuh yang dinyatakan
dalam mm.
3.9
penyerapan air
air yang diserap agregat dinyatakan dalam persen terhadap berat agregat.
3.10
penyerapan aspal
aspal yang diserap agregat dinyatakan dalam persen terhadap berat agregat.
3.11
rongga di antara mineral agregat (voids in mineral aggregate, VMA)
ruang di antara partikel agregat pada suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan,
dinyatakan dalam persen terhadap volume total campuran.
3.12
rongga dalam campuran beraspal (voids in mix, VIM)
ruang udara di antara partikel agregat yang terselimuti aspal dalam suatu campuran yang
telah dipadatkan, dinyatakan dalam persen terhadap volume total campuran.
3.13
rongga terisi aspal (voids filled bitumen, VFB)
persen ruang diantara partikel agregat (VMA) yang terisi aspal, tidak termasuk aspal yang
diserap oleh agregat, dinyatakan dalam persen terhadap VMA.
3.14
stabilitas
beban maksimum yang dapat diterima suatu campuran beraspal sampai saat terjadi
keruntuhan yang dinyatakan dalam kilogram.
3.15
stabilitas sisa
nilai stabilitas dari benda uji yang direndam di dalam panangas selama 1 x 24 jam pada
temperatur 60oC.
3.16
aspal keras
suatu jenis aspal yang diperoleh dari hasil proses penyulingan minyak bumi.
3.17
viscometer kinematik
alat untuk pengujian kekentalan aspal yang mempunyai satuan Centi Stockes.
2 dari 18
RSNI M-01-2003
3.18
saybolt furol
alat untuk pengujian kekentalan aspal yang mempunyai satuan detik.
3.19
extruder
alat yang digunakan untuk mengeluarkan benda uji dari dalam tabung pencetak (mold).
3.20
kering permukaan jenuh
suatu kondisi dari suatu bahan, dalam hal ini agregat dimana air mengisi semua rongga yang
ada di dalamnya.
4 Ketentuan
4.1 Peralatan
Terdiri atas :
1) tiga buah cetakan benda uji diameter 101,6 mm (4 in), tinggi 76,2 mm (3 in) lengkap
dengan pelat atas dan leher sambung, seperti diperlihatkan pada Gambar A1;
3 dari 18
RSNI M-01-2003
6) penangas air (water bath) dengan kedalaman 152,4 mm (6 in) yang dilengkapi dengan
pengatur temperatur yang dapat memelihara temperatur penangas air pada 60oC ±
1oC;
9) termometer gelas untuk pengukur temperatur air dalam penangas dengan sensitivitas
sampai 0,2 oC;
4.2 Bahan
1) aspal;
2) agregat dan
5 Pelaksanaan
1) keringkan agregat pada temperatur 105 oC - 110oC sekurang kurangnya selama 4 jam
di dalam oven;
4 dari 18
RSNI M-01-2003
10) pelat alas berikut leher sambung dilepas dari cetakan benda uji, kemudian cetakan
yang berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat alas berikut leher sambung
pada cetakan yang dibalikkan tadi;
11) permukaan benda uji yang sudah dibalikkan tadi ditumbuk kembali dengan jumlah
tumbukan yang sama sesuai dengan 6) (6) dan 7);
12) sesudah dilakukan pemadatan campuran, lepaskan pelat alas dan pasang alat
pengeluar pada permukaan ujung benda uji tersebut;
5 dari 18
RSNI M-01-2003
13) keluarkan dan letakkan benda uji di atas permukaan yang rata dan diberi tanda
pengenal serta biarkan selama kira-kira 24 jam pada temperatur ruang;
14) bila diperlukan untuk mendinginkan benda uji, dapat digunakan kipas angin.
4) rendam benda uji dalam air selama kira-kira 24 jam pada temperatur ruang;
5) timbang benda uji di dalam air untuk mendapatkan isi dari benda uji;
Lamanya waktu yang diperlukan dari diangkatnya benda uji dari penangas air sampai
tercapainya beban maksimum saat pengujian tidak boleh melebihi 30 detik.
1) rendamlah benda uji dalam penangas air selama 30 – 40 menit dengan temperatur
tetap 60oC ± 1oC untuk benda uji;
2) untuk mengetahui indeks perendaman, benda uji direndam dalam penangas air selama
24 jam dengan temperatur tetap 60oC ± 1oC;
3) keluarkan benda uji dari penangas air dan letakkan dalam bagian bawah alat penekan
uji Marshall;
4) pasang bagian atas alat penekan uji Marshall di atas benda uji dan letakkan
seluruhnya dalam mesin uji Marshall
5) pasang arloji pengukur pelelehan pada kedudukannya di atas salah satu batang
penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung
tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh pada bagian atas kepala penekan;
6) sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda uji dinaikkan hingga
menyentuh alas cincin penguji;
8) berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sekitar 50,8 mm (2 in)
per menit sampai pembebanan maksimum tercapai, untuk pembebanan menurun
seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum
(stabilitas) yang dicapai. Untuk benda uji dengan tebal tidak sama dengan 63,5 mm,
beban harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti diperlihatkan pada Tabel 2;
9) catat nilai pelelehan yang ditunjukkan oleh jarum arloji pengukur pelelehan pada saat
pembebanan maksimum tercapai.
6 dari 18
RSNI M-01-2003
6 Perhitungan
2) kepadatan (ton/m3);
Berat benda uji
-----------------------
Volume benda uji
6) berat jenis maksimum campuran dengan kadar aspal campuran yang berbeda;
Pmm
Gmm =
Ps Pb
+
Gse Gb
dengan :
Gmm = berat jenis maksimum
Pmm = persen berat terhadap total campuran (=100)
Ps = persen agregat terhadap total campuran
Gse = berat jenis efektif agregat
Gb = berat jenis aspal
Pb = kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran
7 dari 18
RSNI M-01-2003
8) penyerapan aspal;
G se − G sb
Pba = 100 Gb
G sb G se
dengan :
Pba = penyerapan aspal
Gse = berat jenis efektif agregat
Gsb = berat jenis curah agregat
Gb = berat jenis aspal
8 dari 18
RSNI M-01-2003
9 dari 18
RSNI M-01-2003
7 Laporan
4) kadar aspal dalam campuran, dilaporkan dalam bilangan desimal, satu angka di
belakang koma;
10 dari 18
RSNI M-01-2003
Lampiran A
Gambar
Keterangan gambar :
1. Leher sambungan.
2. Cetakan benda uji
3. Alas
11 dari 18
RSNI M-01-2003
Keterangan gambar :
1. Alas.
2. Klep
3. Per pengarah
4. Pengaman jari
5. Batang penarik
6. Penumbuk dengan tinggi jatuh 18 inc (454,2 mm)
7. Pemegang penumbuk
12 dari 18
RSNI M-01-2003
Keterangan Gambar:
1. Batang pembebanan
2. Cincin pemegang batang
3. Arloji pengukur stabilitas
4. Cincin penguji (Profing ring)
5. Pengatur cincin penguji
6. Pelat kepala dongkrak (diameter tidak lebih dari 3,89 inc (101,35 mm)
7. Skrup pengatur ketinggian benda uji
8. Batang penaikkan benda uji
9. Batang penurun benda uji
10. Dongkrak
11. Pemegang bediameter ¾ inc (19,0 mm)
12. Pengatur ketinggian benda uji
13. Motor listrik
14 dari 18
RSNI M-01-2003
LAMPIRAN B
No a b c d e f g h i j K l m n o p
1 5,00 1138,0 1141,1 638,4 502,7 2,264 2,466 18,17 8,19 54,93 83 1089,0 1132,5 2,50
2 5,00 1135,0 1137,4 640,7 496,7 2,285 2,466 17,40 7,32 57,90 65 852,8 886,9 2,45
3 5,00 1136,2 1137,6 638,7 498,9 2,277 2,466 17,67 7,63 56,80 78 1023,4 1064,3 2,60
5,00 2,275 2,466 17,75 7,72 56,54 1027,9 2,52 408,4 4,54
1 5,50 1142,7 1144,6 653,8 490,8 2,328 2,448 16,28 4,88 70,02 83 1089,0 1187,0 2,90
2 5,50 1149,0 1152,7 652,4 500,3 2,297 2,448 17,42 6,17 64,56 85 1115,2 1159,8 3,10
3 5,50 1146,0 1146,0 648,2 497,8 2,302 2,448 17,22 5,95 65,46 86 1128,3 1173,5 2,20
5,50 2,309 2,448 16,97 5,67 66,68 1173,4 2,73 429,3 3,00
1 6,00 1150,4 1151,1 663,0 488,1 2,357 2,430 15,70 3,01 80,83 83 1089,0 1187,0 2,60
2 6,00 1145,1 1146,5 656,0 490,5 2,335 2,430 16,50 3,93 76,19 71 931,5 1015,4 3,00
3 6,00 1151,8 1152,4 658,8 493,6 2,333 2,430 16,53 3,97 75,98 88 1154,6 1258,5 2,95
6,00 2,342 2,430 16,24 3,64 77,67 1153,6 2,85 404,8 2,85
1 6,50 1153,6 1153,8 666,3 487,5 2,366 2,413 15,81 1,91 87,89 80 1049,6 1144,1 3,00
2 6,50 1154,1 1154,4 665,2 489,2 2,359 2,413 16,06 2,21 86,22 80 1049,6 1144,1 2,85
3 6,50 1152,6 1153,8 661,9 491,9 2,343 2,413 16,63 2,88 82,71 74 970,9 1058,3 3,00
6,50 2,356 2,413 16,17 2,33 85,61 1115,5 2,95 378,1 2,80
1 7,00 1152,2 1153,3 662,4 490,9 2,347 2,395 16,94 2,01 88,11 65 852,8 929,6 3,55
2 7,00 1156,4 1156,7 661,0 495,7 2,333 2,395 17,44 2,61 85,04 74 970,9 1058,3 2,80
3 7,00 1159,6 1159,7 666,3 493,4 2,350 2,395 16,83 1,88 88,80 64 839,7 915,3 3,60
7,00 2,343 2,395 17,07 2,17 87,32 967,69 3,32 291,8 6,55
Bj.bulk agr 2,628 1,03 GMM 2,430 Bj.eff.agr 2,661 Absorpsi asal 0,484
Ka.GMM 6
15 dari 18
B.2 Hasil Pengujian Kepadatan Mutlak Campuran Beraspal RSNI M-01-2003
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRASARANA JALAN
JL. RAYA TIMUR 264 KOTAK POS 2 UJUNGBERUNG Tlp.7802251-3 Tlx.28377 pppj bd Fax. 022-708052 BANDUNG 40294
Bj.bulk agr 2,628 Bj.aspal : 1,03 Gmm : 2,43 Bj.eff.agr 2,430 Abs.asp : -3,19 l = Pembacaan arloji stabilitas
m = Stabilitas ( l x kalibrasi proving ring ),( kg )
Keterangan : i = % Rongga diantara agregat n = Stabilitas ( m x koreksi benda uji ), ( kg )
a = % aspal terhadap batuan. ** BJ Eff. Agr o = kelelehan ( mm )
b = % aspal terhadap campuran. Gmb.%agr. p = Hasil bagi marshall ( kg/mm )
100 − %aspal VMA = 100 −
c = Berat contoh kering (gr). Gse = Gsb
100 %aspal
d = Berat contoh dalam keadaan jenuh (gr). − Gsb =berat jenis bulk agregat *** Absorpsi aspal terhadap total agregat
Gmm Gb
e = Berat contoh dalam air (gr).
f = Isi contoh ( d - e ). Gb=Berat jenis aspal j = Persen rongga terhadap campuran 100 - ( 100g/h ) Gse − Gsb
g = Berat isi ( c / f )=Gmb(AASHTO T166) Pba = 100 Gb
* GMM ditentukan dengan cara AASHTO T - 2h = BJ. Maksimum campuran 100 Gmb GsbGse
pada kadar aspal optimum perkiraan VIM = 100 − q = Kadar asapl effectif
Pb=0.035(%CA)+0.045(%FA)+0.18(%FF)+K 100 Gmm
Gmm = k = Persen rongga terisi aspal 100 ( I-j ) /i
% agregat % aspal Pba
+ 100(VMA− VIM) Pbe = % aspal − % agr .
Gse B . J .aspal VFB = 100
VMA
16 dari 18
RSNI M-01-2003
B.3 Grafik Hasil Pengujian Marshall dan Penentuan Kadar Aspal Optimum
2,400 20,0
2,380 19,0
2,360 18,0
2,340 17,0
Kepadaan
VM A ( % )
2,320 16,0
2,300 15,0
2,280 14,0
2,260 13,0
2,240 12,0
4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50
Kadar aspal ( % ) Kadar aspal ( % )
95 9,00
90 8,00
85 7,00
80 6,00
75 5,00
VFB (%)
VIM (%)
70 4,00
65 3,00
60 2,00
55 1,00
50 0,00
4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5
Kadar aspal ( % ) Kadar aspal ( % )
1500,0 4,50
1400,0 4,00
1300,0 3,50
1200,0
3,00
Kelelehan ( mm )
Stabilitas ( kg )
1100,0
2,50
1000,0
900,0 2,00
800,0 1,50
700,0 1,00
4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5
Kadar aspal ( % ) Kadar aspal ( % )
550,0
500,0 VIM
450,0 V I M-prd
400,0 VFB
MQ ( kg/mm )
350,0 VMA
300,0
Stab
250,0
Flow
200,0
4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5
MQ
Kadar aspal ( % )
5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 7,
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Kadar aspal ( % )
17 dari 18
RSNI M-01-2003