Anda di halaman 1dari 18

RSNI M-01-2003

Metode pengujian campuran beraspal panas dengan alat marshall

1 Ruang lingkup

Pengujian ini meliputi pengukuran stabilitas dan pelelehan (flow) suatu campuran beraspal
dengan butir agregat berukuran maksimum 25,4 mm (1 in).

2 Acuan normatif

- SNI 06 – 2484–1991 : Metode Pengujian Campuran aspal dengan alat Marshall


- AASHTO. T 245–97 : Standard Method of test for Resistance to Plastic Flow of
Bituminous Mixtures Using Marshalll Apparatus.
- AASHTO. T 209–90 : Standard Method of test for Maximum Specific Gravity of
Bituminous Paving Mixtures
- BS 598 : Part.104-1989 : Methods of Test for the Determination of Density and
Compaction
- Asphalt Institute MS-2 - 1993 : Mix Design Methods

3 Istilah dan definisi

3.1
berat jenis maksimum campuran beraspal
perbandingan berat isi benda uji campuran beraspal dalam keadaan rongga udara sama
dengan nol pada temperatur 25oC terhadap berat isi air pada volume dan temperatur yang
sama

3.2
kadar aspal total
kadar aspal yang diperoleh dari hasil bagi berat aspal dengan berat aspal total campuran
beraspal.

3.3
kadar aspal efektif
kadar aspal total dikurangi jumlah aspal yang diserap dalam partikel agregat.

3.4
kepadatan mutlak (refusal density)
kepadatan maksimum dari suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan, yang diperoleh
dengan pengujian sesuai BS 598-1989.

3.5
lalu-lintas berat
jumlah lalu lintas rencana lebih besar dari 1.000.000 satuan sumbu tunggal (SST) selama
umur rencana.

3.6
lalu-lintas sedang
jumlah lalu lintas rencana lebih besar dari 500.000 SST dan lebih kecil dari 1.000.000
SST selama umur rencana.

1 dari 18
RSNI M-01-2003

3.7
lalu-lintas ringan
jumlah lalu lintas rencana lebih kecil dari 500.000 SST selama umur rencana.

3.8
pelelehan
keadaan perubahan bentuk suatu campuran beraspal pada saat runtuh yang dinyatakan
dalam mm.

3.9
penyerapan air
air yang diserap agregat dinyatakan dalam persen terhadap berat agregat.

3.10
penyerapan aspal
aspal yang diserap agregat dinyatakan dalam persen terhadap berat agregat.

3.11
rongga di antara mineral agregat (voids in mineral aggregate, VMA)
ruang di antara partikel agregat pada suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan,
dinyatakan dalam persen terhadap volume total campuran.

3.12
rongga dalam campuran beraspal (voids in mix, VIM)
ruang udara di antara partikel agregat yang terselimuti aspal dalam suatu campuran yang
telah dipadatkan, dinyatakan dalam persen terhadap volume total campuran.

3.13
rongga terisi aspal (voids filled bitumen, VFB)
persen ruang diantara partikel agregat (VMA) yang terisi aspal, tidak termasuk aspal yang
diserap oleh agregat, dinyatakan dalam persen terhadap VMA.

3.14
stabilitas
beban maksimum yang dapat diterima suatu campuran beraspal sampai saat terjadi
keruntuhan yang dinyatakan dalam kilogram.

3.15
stabilitas sisa
nilai stabilitas dari benda uji yang direndam di dalam panangas selama 1 x 24 jam pada
temperatur 60oC.

3.16
aspal keras
suatu jenis aspal yang diperoleh dari hasil proses penyulingan minyak bumi.

3.17
viscometer kinematik
alat untuk pengujian kekentalan aspal yang mempunyai satuan Centi Stockes.

2 dari 18
RSNI M-01-2003

3.18
saybolt furol
alat untuk pengujian kekentalan aspal yang mempunyai satuan detik.

3.19
extruder
alat yang digunakan untuk mengeluarkan benda uji dari dalam tabung pencetak (mold).

3.20
kering permukaan jenuh
suatu kondisi dari suatu bahan, dalam hal ini agregat dimana air mengisi semua rongga yang
ada di dalamnya.

4 Ketentuan

4.1 Peralatan

Terdiri atas :

1) tiga buah cetakan benda uji diameter 101,6 mm (4 in), tinggi 76,2 mm (3 in) lengkap
dengan pelat atas dan leher sambung, seperti diperlihatkan pada Gambar A1;

2) mesin penumbuk manual atau otomatis lengkap dengan :


(1) penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata yang berbentuk
silinder,dengan berat 4.536 gram (± 9 gram) dan tinggi jatuh bebas 457,2 mm ±
15,24 mm (18 inch ± 0,6 in) seperti diperlihatkan pada Gambar A2.
(2) landasan pemadat terdiri atas balok kayu (jati atau yang sejenis) mempunyai
berat isi 0,67 – 0,77 kg/cm3 (dalam kondisi kering) dengan ukuran 203,2 x 203,2
x 457,2 mm (8 x 8 x 18 in) dilapisi dengan pelat baja berukuran 304,8 x 304,8 x
25,4 mm (12 x 12 x 1 in) dan dijangkarkan pada lantai beton di keempat bagian
sudutnya.
(3) pemegang cetakan benda uji.

3) alat pengeluar benda uji;


untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan, digunakan
alat pengeluar benda uji (extruder) dengan diameter 100 mm (3,95 in).

4) alat marshall lengkap dengan :


(1) kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung, dengan jari-jari bagian
dalam 50,8 mm (2 in);
(2) dongkrak pembebanan (loading jack) yang digerakkan secara elektrik dengan
kecepatan pergerakan vertikal 50,8 mm/menit (2 in/menit);
(3) cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas 2500 kg dan atau 5000 kg,
dilengkapi arloji (dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm (0,001 in).
(4) arloji pengukur pelelehan dengan ketelitian 0,25 mm (0,1 in) beserta
perlengkapannya.

5) oven, yang dilengkapi dengan pengatur temperatur yang mampu memanaskan


campuran sampai 200oC ± 3oC;

3 dari 18
RSNI M-01-2003

6) penangas air (water bath) dengan kedalaman 152,4 mm (6 in) yang dilengkapi dengan
pengatur temperatur yang dapat memelihara temperatur penangas air pada 60oC ±
1oC;

7) timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan


ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram;

8) termometer logam (metal thermometer) berkapasitas 10oC sampai 204oC dengan


ketelitian 2,8 oC;

9) termometer gelas untuk pengukur temperatur air dalam penangas dengan sensitivitas
sampai 0,2 oC;

10) perlengkapan lain :


(1) wadah untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran beraspal;
(2) sendok pengaduk dan spatula;
(3) kompor atau pemanas (hot plate).
(4) sarung tangan dari asbes,karet serta pelindung pernafasan (masker).

4.2 Bahan

4.2.1 Contoh uji

1) aspal;

2) agregat dan

3) bahan tambah bila diperlukan.

4.2.2 Bahan penunjang

1) kantong plastik, berkapasitas 2 kg;

2) gas elpiji (LPG) atau minyak tanah.

5 Pelaksanaan

5.1 Persiapan benda uji

1) keringkan agregat pada temperatur 105 oC - 110oC sekurang kurangnya selama 4 jam
di dalam oven;

2) keluarkan agregat dari oven dan tunggu sampai beratnya tetap;

3) pisah-pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara


penyaringan dan lakukan penimbangan;

4) lakukan pengujian kekentalan aspal untuk memperoleh temperatur pencampuran dan


pemadatan;

4 dari 18
RSNI M-01-2003

5) panaskan agregat pada temperatur 28oC di atas temperatur pencampuran sekurang -


kurangnya 4 jam di dalam oven;

6) panaskan aspal sampai mencapai kekentalan (viskositas) yang disyaratkan untuk


pekerjaan pencampuran dan pemadatan seperti diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Kekentalan aspal keras untuk pencampuran dan pemadatan


Alat uji Kekentalan untuk Satuan
Pencampuran Pemadatan
Viscosimeter Kinematik 170 ± 20 280 ± 30 Centistokes
Viscosimeter Saybolt Furol 85 ± 10 140 ± 15 Detik Saybolt Furol

7) pencampuran benda uji


(1) untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak ± 1200 gram sehingga
menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 63,5 mm ± 1,27 mm (2,5 ± 0,05 inc);
(2) panaskan wadah pencampur kira-kira 28oC di atas temperatur pencampuran
aspal keras;
(3) masukkan agregat yang telah dipanaskan ke dalam wadah pencampur;
(4) tuangkan aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan seperti pada Tabel 1
sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan; kemudian
aduk dengan cepat sampai agregat terselimuti aspal secara merata.

8) pemadatan benda uji


(1) bersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dengan
seksama dan panaskan sampai suhu antara 90 oC - 150oC;
(2) letakkan cetakan di atas landasan pemadat dan ditahan dengan pemegang
cetakan;
(3) letakkan kertas saring atau kertas penghisap dengan ukuran sesuai ukuran
dasar cetakan;
(4) masukkan seluruh campuran ke dalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran
dengan spatula yang telah dipanaskan sebanyak 15 kali di sekeliling
pinggirannya dan 10 kali di bagian tengahnya;
(5) letakkan kertas saring atau kertas penghisap di atas permukaan benda uji
dengan ukuran sesuai cetakan;
(6) padatkan campuran dengan temperatur yang disesuaikan dengan kekentalan
aspal yang digunakan sesuai Tabel 1, dengan jumlah tumbukan:
• 75 kali untuk lalu-lintas berat
• 50 kali untuk lalu-lintas sedang
• 35 kali untuk lalu-lintas ringan

9) pengujian kepadatan mutlak campuran beraspal untuk lalu-lintas berat dilakukan


pemadatan sebanyak 400 kali tumbukan;

10) pelat alas berikut leher sambung dilepas dari cetakan benda uji, kemudian cetakan
yang berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat alas berikut leher sambung
pada cetakan yang dibalikkan tadi;

11) permukaan benda uji yang sudah dibalikkan tadi ditumbuk kembali dengan jumlah
tumbukan yang sama sesuai dengan 6) (6) dan 7);

12) sesudah dilakukan pemadatan campuran, lepaskan pelat alas dan pasang alat
pengeluar pada permukaan ujung benda uji tersebut;

5 dari 18
RSNI M-01-2003

13) keluarkan dan letakkan benda uji di atas permukaan yang rata dan diberi tanda
pengenal serta biarkan selama kira-kira 24 jam pada temperatur ruang;

14) bila diperlukan untuk mendinginkan benda uji, dapat digunakan kipas angin.

5.2 Persiapan pengujian

1) bersihkan benda uji dari kotoran yang menempel;

2) ukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm (0,004 in);

3) timbang benda uji;

4) rendam benda uji dalam air selama kira-kira 24 jam pada temperatur ruang;

5) timbang benda uji di dalam air untuk mendapatkan isi dari benda uji;

6) timbang benda uji dalam kondisi kering permukaan jenuh;

5.3 Cara pengujian

Lamanya waktu yang diperlukan dari diangkatnya benda uji dari penangas air sampai
tercapainya beban maksimum saat pengujian tidak boleh melebihi 30 detik.

1) rendamlah benda uji dalam penangas air selama 30 – 40 menit dengan temperatur
tetap 60oC ± 1oC untuk benda uji;

2) untuk mengetahui indeks perendaman, benda uji direndam dalam penangas air selama
24 jam dengan temperatur tetap 60oC ± 1oC;

3) keluarkan benda uji dari penangas air dan letakkan dalam bagian bawah alat penekan
uji Marshall;

4) pasang bagian atas alat penekan uji Marshall di atas benda uji dan letakkan
seluruhnya dalam mesin uji Marshall

5) pasang arloji pengukur pelelehan pada kedudukannya di atas salah satu batang
penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung
tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh pada bagian atas kepala penekan;

6) sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda uji dinaikkan hingga
menyentuh alas cincin penguji;

7) atur jarum arloji tekan pada kedudukan angka nol;

8) berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sekitar 50,8 mm (2 in)
per menit sampai pembebanan maksimum tercapai, untuk pembebanan menurun
seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum
(stabilitas) yang dicapai. Untuk benda uji dengan tebal tidak sama dengan 63,5 mm,
beban harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti diperlihatkan pada Tabel 2;

9) catat nilai pelelehan yang ditunjukkan oleh jarum arloji pengukur pelelehan pada saat
pembebanan maksimum tercapai.

6 dari 18
RSNI M-01-2003

6 Perhitungan

Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan persamaan berikut :

1) kadar aspal total;


Berat aspal
------------------------------ x 100 %
Berat total campuran

2) kepadatan (ton/m3);
Berat benda uji
-----------------------
Volume benda uji

3) hitung perkiraan awal kadar aspal rencana;


Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (%FF) + konstanta
dengan :
Pb = Perkiraan Kadar aspal rencana awal
CA = Agregat kasar
FA = Agregat halus
FF = Bahan pengisi
Konstanta = Kira-kira 0,5 – 1 untuk Laston dan 1 –2 untuk Lataston

4) berat jenis maksimum campuran beraspal (Gmm)


Gmm diuji dengan metode AASHTO T 209 – 1990

5) berat jenis efektif agregat;


Pmm − Pb
Gse =
Pmm Pb

Gmm Gb
dengan :
Gse = berat jenis efektif agregat
Gmm = berat jenis maksimum campuran (metode AASHTO T 209 – 1990)
Pmm = persen berat total campuran (=100)
Pb = kadar aspal berdasarkan berat jenis maksimum campuran yang diuji
dengan metode AASHTO T 209 – 90
Gb = berat jenis aspal

6) berat jenis maksimum campuran dengan kadar aspal campuran yang berbeda;
Pmm
Gmm =
Ps Pb
+
Gse Gb
dengan :
Gmm = berat jenis maksimum
Pmm = persen berat terhadap total campuran (=100)
Ps = persen agregat terhadap total campuran
Gse = berat jenis efektif agregat
Gb = berat jenis aspal
Pb = kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran

7 dari 18
RSNI M-01-2003

7) berat jenis agregat curah;


P1 + P2 + ...........Pn
Gsb =
P1 P2 P
+ + ....... n
G1 G2 Pn
dengan :
Gsb = berat jenis agregat curah
P1, P2, Pn = persentase masing-masing fraksi agregat
G1,G2,Gn = berat Jenis masing-masing fraksi agregat

8) penyerapan aspal;
G se − G sb
Pba = 100 Gb
G sb G se
dengan :
Pba = penyerapan aspal
Gse = berat jenis efektif agregat
Gsb = berat jenis curah agregat
Gb = berat jenis aspal

9) kadar aspal efektif;


Pba
Pbe = Pb − Ps
100
dengan :
Pbe = kadar aspal efektif, persen terhadap berat total campuran
Pb = kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran
Ps = persen agregat terhadap total campuran
Pba = penyerapan aspal, persen terhadap berat agregat

10) rongga di antara mineral agregat;


G mb xPs
VMA = 100 −
G sb
dengan :
VMA = rongga diantara mineral agregat, persen terhadap volume total
campuran
Gsb = berat jenis curah agregat
Gmb = berat jenis curah campuran padat (AASHTO T-166)
Ps = persen agregat terhadap berat total campuran
Pb = kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran

11) rongga di dalam campuran;


Gmm − Gmb
VIM = 100
Gmm
dengan :
VIM = rongga di dalam campuran, persen terhadap volume total campuran
Gmb = berat jenis curah campuran padat (AASHTO T-166)
Gmm = berat jenis maksimum campuran

8 dari 18
RSNI M-01-2003

12) rongga terisi aspal;


100(VMA − VIM )
VFB =
VMA
dengan :
VFB = rongga terisi aspal, persen terhadap VMA
VMA = rongga diantara mineral agregat, persen terhadap volume total campuran
VIM = rongga di dalam campuran,persen terhadap volume total campuran

13) stabilitas (kg);


Pembacaan arloji tekan dilkalikan dengan hasil kalibrasi cincin penguji serta angka
korelasi beban (Tabel 2)

14) pelelehan (mm);


Dibaca pada arloji pengukur pelelehan.

Tabel 2 Rasio korelasi stabilitas


3
Isi benda uji (cm ) Tebal Benda Uji (mm) Angka koreksi
200 – 213 25,4 5,56
214 - 225 27,-0 5,00
226 - 237 28,6 4,55
238 - 250 30,2 4,17
251 - 264 31,8 3,85
265 - 276 33,3 3,57
277 - 289 34,9 3,33
290 - 301 35,5 3,03
302 - 316 38,1 2,78
317 - 328 39,7 2,50
329 - 340 41,3 2,27
341 - 353 42,9 2,08
354 - 367 44,4 1,92
368 - 379 46,0 1,79
380 - 392 47,6 1,67
393 - 405 49,2 1,56
406 - 420 50,8 1,47
421 - 431 52,4 1,39
432 - 443 54,0 1,32
444 – 456 55,6 1,25
457 – 470 57,2 1,19
471 – 482 58,7 1,14
483 – 495 60,3 1,09
496 – 508 61,9 1,04
509 – 522 63,5 1,00
523 – 535 65,1 0,96
536 – 546 66,7 0,93
547 – 559 68,3 0,89
560 – 573 69,9 0,86
574 – 585 71,4 0,83
586 – 598 73,0 0,81
599 – 610 74,6 0,78
611 – 625 76,2 0,76

9 dari 18
RSNI M-01-2003

7 Laporan

Ikhwal yang dicantumkan dalam laporan adalah :

1) berat jenis agregat;

2) berat jenis aspal;

3) temperatur pencampuran, pemadatan dan pengujian ( oC) dalam bilangan bulat;

4) kadar aspal dalam campuran, dilaporkan dalam bilangan desimal, satu angka di
belakang koma;

5) kepadatan, dilaporkan dalam satuan t/m3, tiga angka di belakang koma;

6) berat jenis maksimum campuran, tiga angka di belakang koma;

7) rongga dalam campuran, dua angka di belakang koma;

8) rongga terisi aspal; dua angka di belakang koma;

9) rongga di antara mineral agregat, dua angka di belakang koma;

10) stabilitas, dilaporkan dalam satuan kg, bilangan bulat;

11) pelelehan, dilaporkan dalam satuan mm , satu angka di belakang koma;

12) tanggal, identitas benda uji dan penanggung jawab pengujian.

10 dari 18
RSNI M-01-2003

Lampiran A

Gambar

Gambar A.1 Pencetak benda uji

Keterangan gambar :
1. Leher sambungan.
2. Cetakan benda uji
3. Alas

11 dari 18
RSNI M-01-2003

Gambar A.2 Penumbuk untuk pemadatan benda uji

Keterangan gambar :
1. Alas.
2. Klep
3. Per pengarah
4. Pengaman jari
5. Batang penarik
6. Penumbuk dengan tinggi jatuh 18 inc (454,2 mm)
7. Pemegang penumbuk

12 dari 18
RSNI M-01-2003

Gambar A.3 Kepala penekan (Breaking head)


13 dari 18
RSNI M-01-2003

Gambar A.4 Mesin pengujian tekan (mesin uji Marshall)

Keterangan Gambar:
1. Batang pembebanan
2. Cincin pemegang batang
3. Arloji pengukur stabilitas
4. Cincin penguji (Profing ring)
5. Pengatur cincin penguji
6. Pelat kepala dongkrak (diameter tidak lebih dari 3,89 inc (101,35 mm)
7. Skrup pengatur ketinggian benda uji
8. Batang penaikkan benda uji
9. Batang penurun benda uji
10. Dongkrak
11. Pemegang bediameter ¾ inc (19,0 mm)
12. Pengatur ketinggian benda uji
13. Motor listrik

14 dari 18
RSNI M-01-2003

LAMPIRAN B

B.1 Hasil Pengujian Campuran dengan Alat Marshall


DATA PERCOBAAN MARSHALL

No.contoh : Spec. AC-WC ( GRADASI DIATAS FULLER ) Dierjakan : 8 - Agustus - 2002


Agregat : Dari Subang Dihitung :
Aspal : PERTAMINA 60 / 70 Diperiksa :
Kal.frov.ring 13,12
Keterangan

No a b c d e f g h i j K l m n o p

1 5,00 1138,0 1141,1 638,4 502,7 2,264 2,466 18,17 8,19 54,93 83 1089,0 1132,5 2,50
2 5,00 1135,0 1137,4 640,7 496,7 2,285 2,466 17,40 7,32 57,90 65 852,8 886,9 2,45
3 5,00 1136,2 1137,6 638,7 498,9 2,277 2,466 17,67 7,63 56,80 78 1023,4 1064,3 2,60
5,00 2,275 2,466 17,75 7,72 56,54 1027,9 2,52 408,4 4,54
1 5,50 1142,7 1144,6 653,8 490,8 2,328 2,448 16,28 4,88 70,02 83 1089,0 1187,0 2,90
2 5,50 1149,0 1152,7 652,4 500,3 2,297 2,448 17,42 6,17 64,56 85 1115,2 1159,8 3,10
3 5,50 1146,0 1146,0 648,2 497,8 2,302 2,448 17,22 5,95 65,46 86 1128,3 1173,5 2,20
5,50 2,309 2,448 16,97 5,67 66,68 1173,4 2,73 429,3 3,00
1 6,00 1150,4 1151,1 663,0 488,1 2,357 2,430 15,70 3,01 80,83 83 1089,0 1187,0 2,60
2 6,00 1145,1 1146,5 656,0 490,5 2,335 2,430 16,50 3,93 76,19 71 931,5 1015,4 3,00
3 6,00 1151,8 1152,4 658,8 493,6 2,333 2,430 16,53 3,97 75,98 88 1154,6 1258,5 2,95
6,00 2,342 2,430 16,24 3,64 77,67 1153,6 2,85 404,8 2,85
1 6,50 1153,6 1153,8 666,3 487,5 2,366 2,413 15,81 1,91 87,89 80 1049,6 1144,1 3,00
2 6,50 1154,1 1154,4 665,2 489,2 2,359 2,413 16,06 2,21 86,22 80 1049,6 1144,1 2,85
3 6,50 1152,6 1153,8 661,9 491,9 2,343 2,413 16,63 2,88 82,71 74 970,9 1058,3 3,00
6,50 2,356 2,413 16,17 2,33 85,61 1115,5 2,95 378,1 2,80
1 7,00 1152,2 1153,3 662,4 490,9 2,347 2,395 16,94 2,01 88,11 65 852,8 929,6 3,55
2 7,00 1156,4 1156,7 661,0 495,7 2,333 2,395 17,44 2,61 85,04 74 970,9 1058,3 2,80
3 7,00 1159,6 1159,7 666,3 493,4 2,350 2,395 16,83 1,88 88,80 64 839,7 915,3 3,60
7,00 2,343 2,395 17,07 2,17 87,32 967,69 3,32 291,8 6,55

Bj.bulk agr 2,628 1,03 GMM 2,430 Bj.eff.agr 2,661 Absorpsi asal 0,484
Ka.GMM 6

15 dari 18
B.2 Hasil Pengujian Kepadatan Mutlak Campuran Beraspal RSNI M-01-2003
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRASARANA JALAN
JL. RAYA TIMUR 264 KOTAK POS 2 UJUNGBERUNG Tlp.7802251-3 Tlx.28377 pppj bd Fax. 022-708052 BANDUNG 40294

No. Contoh : Spec.AC-WC (di atas Fuller) Dikerjakan : 8 Agustus2002


Aspal : AC pen 60 / 70 PERCOBAAN KEPADATAN MUTLAK (PRD) Dihitung : Rudi SP/Paidjo
Agregat : Ex. Jalan Cagak-Subang Diperiksa : Adji
Keterangan : Percobaan
Kalibrasi proving ring : 13.12
No./Sta. a b c d e f g h i j k l m n o p q
1 4,5 1173,9 1178,8 652,3 526,5 2,230 2,469 18,85 9,70 48,54 4,22
2 4,5 1162,6 1165,9 642,2 523,7 2,220 2,469 19,20 10,09 47,45 92 1207,0 1158,8 2,40 482,8 4,22
3 4,5 1168,5 1177,1 648,8 528,3 2,212 2,469 19,50 10,42 46,55 74 970,9 932,0 2,60 358,5 4,22
4,5 2,216 2,469 19,35 10,26 47,00 1045,4 2,50 418,2 4,22
1 5,0 1183,4 1186,6 659,0 527,6 2,243 2,451 18,79 8,49 54,81 4,72
2 5,0 1177,2 1181,1 650,3 530,8 2,218 2,451 19,71 9,52 51,68 57 747,8 717,9 3,30 217,6 4,72
3 5,0 1183,5 1186,9 659,8 527,1 2,245 2,451 18,71 8,40 55,11 89 1167,7 1121,0 2,30 487,4 4,72
5,0 2,244 2,451 18,75 8,45 54,96 961,4 2,70 352,5 4,72
1 5,5 1189,2 1192,1 667,7 524,4 2,268 2,433 18,33 6,81 62,85
2 5,5 1185,5 1187,2 664,2 523,0 2,267 2,433 18,37 6,85 62,69 85 1115,2 1070,6 3,00 356,9 5,22
3 5,5 1187,7 1190,6 663,4 527,2 2,253 2,433 18,87 7,42 60,66 80 1049,6 1007,6 3,70 272,3 5,22
5,5 2,267 2,433 18,35 6,83 62,77 1039,1 3,35 314,6 5,22
1 6,0 1193,8 1195,3 678,9 516,4 2,312 2,416 17,18 4,31 74,90 78 1023,4 1023,4 3,45 296,6 5,73
2 6,0 1190,2 1192,9 670,9 522,0 2,280 2,416 18,32 5,63 69,29 66 865,9 865,9 2,60 333,0 5,73
3 6,0 1193,5 1194,9 676,0 518,9 2,300 2,416 17,60 4,80 72,74
6,0 2,290 2,416 17,96 5,21 71,02 944,6 3,03 314,8 5,73
1 6,5 1198,1 1198,6 678,5 520,1 2,304 2,399 17,92 3,97 77,85 105 1377,6 1377,6 3,50 393,6 6,23
2 6,5 1195,7 1196,3 673,8 522,5 2,288 2,399 18,46 4,60 75,07 65 852,8 852,8 3,70 230,5 6,23
3 6,5 1195,6 1197,4 667,7 529,7 2,257 2,399 19,57 5,91 69,83
6,5 2,296 2,399 18,19 4,28 76,46 852,8 3,60 312,0 6,23

Bj.bulk agr 2,628 Bj.aspal : 1,03 Gmm : 2,43 Bj.eff.agr 2,430 Abs.asp : -3,19 l = Pembacaan arloji stabilitas
m = Stabilitas ( l x kalibrasi proving ring ),( kg )
Keterangan : i = % Rongga diantara agregat n = Stabilitas ( m x koreksi benda uji ), ( kg )
a = % aspal terhadap batuan. ** BJ Eff. Agr o = kelelehan ( mm )
b = % aspal terhadap campuran. Gmb.%agr. p = Hasil bagi marshall ( kg/mm )
100 − %aspal VMA = 100 −
c = Berat contoh kering (gr). Gse = Gsb
100 %aspal
d = Berat contoh dalam keadaan jenuh (gr). − Gsb =berat jenis bulk agregat *** Absorpsi aspal terhadap total agregat
Gmm Gb
e = Berat contoh dalam air (gr).
f = Isi contoh ( d - e ). Gb=Berat jenis aspal j = Persen rongga terhadap campuran 100 - ( 100g/h ) Gse − Gsb
g = Berat isi ( c / f )=Gmb(AASHTO T166) Pba = 100 Gb
* GMM ditentukan dengan cara AASHTO T - 2h = BJ. Maksimum campuran 100 Gmb GsbGse
pada kadar aspal optimum perkiraan VIM = 100 − q = Kadar asapl effectif
Pb=0.035(%CA)+0.045(%FA)+0.18(%FF)+K 100 Gmm
Gmm = k = Persen rongga terisi aspal 100 ( I-j ) /i
% agregat % aspal Pba
+ 100(VMA− VIM) Pbe = % aspal − % agr .
Gse B . J .aspal VFB = 100
VMA
16 dari 18
RSNI M-01-2003

B.3 Grafik Hasil Pengujian Marshall dan Penentuan Kadar Aspal Optimum

GRAFIK PERCOBAAN MARSHALL


SPEC. AC - WC ( GRADASI DIATAS FULLER )
AGREGAT DARI SUBANG
ASPAL PERTAMINA 60 / 70

2,400 20,0
2,380 19,0
2,360 18,0
2,340 17,0
Kepadaan

VM A ( % )
2,320 16,0
2,300 15,0
2,280 14,0
2,260 13,0
2,240 12,0
4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50
Kadar aspal ( % ) Kadar aspal ( % )

95 9,00
90 8,00
85 7,00
80 6,00
75 5,00
VFB (%)

VIM (%)

70 4,00
65 3,00
60 2,00
55 1,00
50 0,00
4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5
Kadar aspal ( % ) Kadar aspal ( % )

1500,0 4,50
1400,0 4,00
1300,0 3,50
1200,0
3,00
Kelelehan ( mm )
Stabilitas ( kg )

1100,0
2,50
1000,0
900,0 2,00
800,0 1,50
700,0 1,00
4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5
Kadar aspal ( % ) Kadar aspal ( % )

550,0
500,0 VIM
450,0 V I M-prd
400,0 VFB
MQ ( kg/mm )

350,0 VMA
300,0
Stab
250,0
Flow
200,0
4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5
MQ
Kadar aspal ( % )

5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 7,
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Kadar aspal ( % )

17 dari 18
RSNI M-01-2003

B4. Hasil Pengujian Marshall Mencari Stabilitas Sisa

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH


PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASI
JL. RAYA TIMUR 264 KOTAK POS 2 UJUNGBERUNG Tlp.7802251-3 Tlx.28377 pppj bd Fax. 022-708052 BANDUNG 40294

PERCOBAAN MARSHALL MENCARI STABILITAS SISA


No. Contoh : Spec.AC-WC (di atas Fuller) Dikerjakan : Agustus2002
Aspal : AC pen 60 / 70 Dihitung : Rudi SP/Paidjo
Agregat : Ex. Jalan Cagak-Subang Diperiksa : Adji
Keterangan : Percobaan

Kalibrasi proving ring : 13.12


No./Sta. a b c d e f g h i j k l m n o p q
1 6,3 5,9 1138,3 1141,7 642,3 499,4 2,279 2,419 18,26 5,79 68,28 68 892,2 927,8 3,40 272,9 5,62
2 6,3 5,9 1146,7 1149,8 645,3 504,5 2,273 2,419 18,49 6,06 67,24 73 957,8 996,1 3,20 311,3 5,62
3 6,3 5,9 1136,8 1139,8 643,1 496,7 2,289 2,419 17,92 5,40 69,85 66 865,9 900,6 3,70 243,4 5,62
2,281 2,419 18,21 5,73 68,55 948,3 3,45 274,9 5,62
1 6,3 5,9 1150,1 1153,6 648,1 505,5 2,275 2,419 18,41 5,96 67,60 60 787,2 818,7 3,50 233,9 5,62
2 6,3 5,9 1150,8 1154,1 650,3 503,8 2,284 2,419 18,08 5,59 69,09 56 734,7 764,1 3,30 231,5 5,62
3 6,3 5,9 1144,0 1148,2 646,9 501,3 2,282 2,419 18,16 5,68 68,73 63 826,6 859,6 2,30 373,7 5,62
2,279 2,419 18,29 5,82 68,17 61 847,7 3,02 302,6 5,62
% stabilitas rendaman 89,4
ka. 6,0
Bj.bulk agr 2,624 Bj.aspal : 1,0283 Gmm : 2,416 Bj.eff.agr 2,644 Abs.asp : 0,29 l = Pembacaan arloji stabilitas
m = Stabilitas ( l x kalibrasi proving ring ),( kg )
Keterangan : i = % Rongga diantara agregat n = Stabilitas ( m x koreksi benda uji ), ( kg )
a = % aspal terhadap batuan. ** BJ Eff. Agr o = kelelehan ( mm )
b = % aspal terhadap campuran. Gmb.%agr. p = Hasil bagi marshall ( kg/mm )
100 − %aspal VMA = 100 −
c = Berat contoh kering (gr). Gse = Gsb
100 %aspal
d = Berat contoh dalam keadaan jenuh (gr). − Gsb =berat jenis bulk agregat *** Absorpsi aspal terhadap total agregat
Gmm Gb
e = Berat contoh dalam air (gr).
f = Isi contoh ( d - e ). Gb=Berat jenis aspal j = Persen rongga terhadap campuran 100 - ( 100g/h ) Gse − Gsb
g = Berat isi ( c / f )=Gmb(AASHTO T166) Pba = 100 Gb
* GMM ditentukan cara AASHTO T209 h = BJ. Maksimum campuran 100 Gmb GsbGse
pada kadar aspal optimum perkiraan VIM = 100 − q = Kadar asapl effectif
Pb=0.035(%CA)+0.045(%FA)+0.18(%FF)+K 100 Gmm
Gmm = k = Persen rongga terisi aspal 100 ( I-j ) /i
% agregat % aspal
+ Pba
Gse B . J .aspal 100.(VMA− VIM)
Pbe = % aspal − % agr .
VFB = 100
VMA
18 dari 18

Anda mungkin juga menyukai