Jurnal Bank Sampah Malang
Jurnal Bank Sampah Malang
Abstract: Waste Bank is one of many alternatives of waste management in Indonesia. Malang Waste Bank (Bank
Sampah Malang - BSM) is a sample of Waste Bank that has been well established and widely used as a pilot
project. This research conducted with qualitative method to analyse the effectiveness of waste management in
BSM from the waste management perspective. From institutional perspective, cooperative system is considered
to be quite effective in making BSM independent and self-sufficient. There are still many obstacles experienced in
terms of financing, while in terms of regulation, a regulatory support is necessary to strengthen the performance
of BSM. To date, public participation play significant role, although it has not been at its best. This is because
knowledge and understanding on waste bank are not evenly distributed. Operational technique aspect has been
carried out effectively, although location is still a major problem
Keywords: Solid waste management, Malang Waste Bank, public participation.
Abstrak: Bank Sampah merupakan salah satu alternatif pengelolaan sampah di Indonesia. Bank Sampah Malang
(BSM) merupakan salah satu Bank Sampah yang telah berdiri dengan mapan dan banyak dijadikan percontohan.
Penelitian kualitatif digunakan untuk melihat efektivitas pengelolaan sampah di BSM dari sudut pandang aspek
pengelolaan sampah. Dari aspek kelembagaan, koperasi dinilai cukup efektif membuat BSM bisa mandiri dan
berdikari. Hambatan masih banyak dialami dari segi pembiayaan, sedangkan dari segi regulasi masih diperlukan
regulasi pendukung untuk memperkuat kinerja BSM. Selama ini, peran serta masyarakat sudah cukup baik,
tetapi belum optimal. Hal ini dikarenakan pengetahuan dan pemahaman yang belum merata. Aspek teknik
operasional sudah berjalan dengan efektif namun kendala tempat menjadi masalah utama.
Kata Kunci: Pengelolaan sampah, Bank Sampah Malang, peran serta masyarakat.
Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 71
sampah dapat dilakukan dengan pendekatan yang Social Responsibility (CSR)Perseroan Terbatas
komprehensif. Dimulai dari hulu, yaitu sejak suatu Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) Distribusi
produk yang berpotensi menjadi sampah belum Jawa Timur. BSM didirikan sebagai wadah untuk
dihasilkan. Dilanjutkan sampai ke hilir, yaitu pada membina, melatih, mendampingi, serta membeli dan
fase produk sudah digunakan, sehingga menjadi memasarkan hasil kegiatan pengelolaan sampah dari
sampah, yang kemudian dikembalikan ke media hulu/sumber masyarakat Kota Malang. Tujuannya
lingkungan secara aman. agar dapat mengurangi sampah di TPS/TPA dan
Kegiatan pengurangan sampah bertujuan agar mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat,
seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia melaluipemanfaatan sampah dengan program 3R.
usaha, maupun masyarakat luas; melaksanakan Menjadi pertanyaan kemudian, bagaimana
kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran peran bank sampah dalam efektivitas pengelolaan
ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang sampah? Dalam Kajian ini akan diuraikan
lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan efektivitas peran bank sampah dalam pengelolaan
Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien sampah, ditinjau dari lima aspek pengelolaan
dan terprogram. Meskipun demikian, kegiatan sampah, yakni: kelembagaan, teknik operasional,
3R ini masih menghadapi kendala utama, yaitu regulasi, pembiayaan dan peran serta masyarakat.
rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah Kajian ini merupakan hasil penelitian kelompok
sampah. dengan topik “Implementasi Perubahan Paradigma
Sebagai salah satu solusi untuk mengatasi Pengelolaan Sampah di Indonesia”, yang dilakukan
masalah tersebut, Kementerian Lingkungan pada 27 Mei sampai dengan 2 Juni 2013. Penelitian
Hidup melakukan upaya pengembangan Bank dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif
Sampah. Kegiatan ini bersifat social engineering dan teknik pengumpulan data melalui wawancara
yang mengajarkan masyarakat untuk memilah mendalam. Studi kasus dilakukan terhadap Bank
sampah, sekaligus menumbuhkan kesadaran Sampah Malang, dengan mewawancarai pengelola
masyarakat dalam pengolahan sampah secara Bank Sampah dan instansi terkait di Kota Malang.
bijak. Harapannya akan dapat mengurangi jumlah
sampah yang diangkut ke TPA. Pembangunan bank Pengelolaan Sampah
sampah ini merupakan momentum awal dalam Menurut Azwar (1990:53), sampah adalah
membina kesadaran kolektif masyarakat untuk sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak
mulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan harus
sampah. Hal ini penting, karena sampah mempunyai dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola
nilai jual dan pengelolaan sampah yang berwawasan dengan sebaik-baiknya, sedemikian rupa, sehingga
lingkungan dapat menjadi budaya baru Indonesia. hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai
Peran Bank Sampah menjadi penting dengan terjadi. Kodoatie (2003) mendefinisikan sampah
terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81 adalah limbah atau buangan yang bersifat padat atau
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah setengah padat, yang merupakan hasil sampingan
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan
Tangga. PP tersebut mengatur tentang kewajiban manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
produsen untuk melakukan kegiatan 3R dengan Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan
cara menghasilkan produk yang menggunakan (refuse) sebenarnya hanya sebagian dari benda atau
kemasan yang mudah diurai oleh proses alam; hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai,
yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin; tidak disenangi atau harus dibuang, sedemikian rupa,
menggunakan bahan baku produksi yang dapat sehingga tidak menganggu kelangsungan hidup.
didaur ulang dan diguna ulang; dan/atau menarik Menurut SK SNI T-13-1990 F, yang dimaksud dengan
kembali sampah dari produk dan kemasan produk sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari
untuk didaur ulang dan diguna ulang. Dengan zat organik dan anorganik.
adanya Bank Sampah, maka produsen dapat Menurut Hadiwiyoto (1983), berdasarkan
melakukan kerja sama dengan Bank Sampah yang lokasinya, sampah dapat diklasifikasikan menjadi
ada agar dapat mengolah sampah dari produk yang dua, yaitu: sampah kota (urban), yaitu sampah
dihasilkannya sesuai dengan amanat PP tersebut. yang terkumpul di kota-kota besar dan sampah
Bank Sampah Malang (BSM) yang berdiri pada daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-
bulan Agustus 2011 merupakan salah satu pionir daerah di luar perkotaan, misalnya di desa, di daerah
Bank Sampah yang ada di Indonesia. BSM adalah permukiman dan di pantai.
lembaga yang berbadan hukum koperasi bekerjasama Pengelolaan sampah merupakan bagian
dengan Pemerintah Kota Malang dan Coorporate dari pengelolaan kebersihan. Pengertian bersih
docstoc.com/docs/34499795/Dasar-Pengelolaan-Sampah-
Kota, diakses tanggal 2 Februari 2014. 3
Ibid
Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 73
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dan memasarkan sampah tersebut perlu suatu
Kastaman (2004) dalam Koesrimardiyati wadah. Disinilah dapat dilihat pentingnya Bank
(2011) mendefinisikan pengelolaan sampah Sampah sebagai sarana bagi masyarakat untuk
berbasis masyarakat sebagai suatu pendekatan menabung, meningkatkan sosio-ekonomi, sekaligus
pengelolaan sampah yang didasarkan pada memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan
partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah dan sampah.
lembaga lainnya hanyalah sebagai motivator dan Menurut Aryenti (2011), Bank Sampah
fasilitator. Douglas, dkk. (1994) menyatakan adalah tempat menabung sampah yang telah
bahwa pengelolaan lingkungan hidup memerlukan terpilah menurut jenis sampah. Cara kerja Bank
adanya fasilitasi dan implementasi upaya berbasis Sampah pada umumnya hampir sama dengan bank
masyarakat sebagai suatu strategi pemberdayaan lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan
dan peningkatan akses mereka kepada sumber daya manajemen pengelolaannya. Apabila dalam bank
lingkungan hidup yang penting, terutama tanah, umum yang disetorkan nasabah adalah uang, akan
infrastruktur, dan pelayanan. tetapi dalam Bank Sampah yang disetorkan adalah
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat sangat sampah yang mempunyai nilai ekonomis.
penting, karena kegiatan tersebut dilakukan oleh Bank sampah sebaiknya dikelola oleh
anggota komunitas itu sendiri. Mereka mengambil orang yang kreatif dan inovatif, serta memiliki
keputusan yang terkait dengan kehidupan mereka jiwa kewirausahaan, agar dapat meningkatkan
sendiri. Hal ini akan menjadi lebih tepat guna jika pendapatan masyarakat. Sistem kerja Bank
disesuaikan dengan kebutuhan lokal serta prioritas Sampah dilakukan berbasis rumah tangga, dengan
dan kapasitas mereka (Sutandyo-Buchholz, 2005 memberikan reward kepada yang berhasil memilah
dalam Koesrimardiyati, 2011). dan menyetorkan sejumlah sampah.
Anschütz (1996) secara spesifik menyebutkan Konsep Bank Sampah mengadopsi menajemen
bahwa program pengelolaan sampah berbasis bank pada umumnya. Selain bisa sebagai sarana
masyarakat seringkali gagal karena rendahnya untuk melakukan gerakan penghijauan, pengelolaan
partisipasi rumah tangga. Apabila pengelolaan sampah juga bisa menjadi sarana pendidikan
sampah tidak dianggap sebagai suatu kebutuhan, gemar menabung untuk masyarakat dan anak-
maka akan berimbas pada partisipasi dan anak. Metode Bank Sampah juga berfungsi untuk
kesediaan membayar yang rendah. Sementara memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap
itu Koesrimardiyati (2011) menyatakan bahwa kebersihan.
kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat
dapat terus berlanjut apabila terjadi perubahan Bank Sampah di Indonesia
perilaku warga yang mengelola sampahnya Strategi nasional kebijakan penanganan
secara mandiri, dengan disertai pengorganisasian sampah melalui program 3R adalah: pengurangan
masyarakat yang berpusat pada perempuan di sampah, penanganan sampah, pemanfaatan
tingkat komunitas, yang salah satu unitnya adalah sampah, peningkatan kapasitas pengelolaan, dan
Rukun Warga. pengembangan kerja sama. Sedangkan UU No.
Pendekatan pengelolaan sampah 3R membuka 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
pandangan dan wawasan baru bagi masyarakat mengatakan bahwa pengelolaan sampah rumah
dalam mengelola sampah. Sampah tidak lagi tangga, terdiri dari pengurangan sampah sampah
dipandang barang tidak berguna, akan tetapi dan penanganan sampah. Pengurangan sampah yang
melalui pendekatan 3R, sampah dapat dijadikan dimaksud, meliputi: pembatasan timbulan sampah,
sesuatu yang bernilai tambah. Oleh karena itu, daur ulang sampah dan pemanfaatan kembali
keterlibatan masyarakat untuk berperan serta sampah.
dalam kegiatan daur ulang sangat diperlukan, Pengelolaan sampah di tingkat komunitas
baik sebagai produsen, maupun sebagai anggota melalui Bank Sampah, pertama kali dilakukan
masyarakat penghasil sampah. sejak 2008 lalu di Desa Badegan Kabupaten
Sampah akan memiliki nilai ekonomis Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
apabila berada dalam jumlah mencukupi untuk dengan nama Bank Sampah Gemah Ripah.4 Ide
diperdagangkan atau diproses lebih lanjut sebagai pendiriannya tercetus karena banyaknya kasus
barang-barang ekonomi, baik sebagai bahan demam berdarah di Bantul, dan kasusnya meningkat
baku (daur ulang) maupun sebagai komoditas tajam seiring dengan banyaknya tumpukan
perdagangan. Apabila masyarakat selaku
“Bank Sampah Ubah Sampah Jadi Uang, ”http://www.
4
penghasil sampah melakukan peran serta dalam bbc.co.uk/indonesia/majalah/ 2012/07/ 120710_ trashbank.
pengelolaan sampah, misal 3R; maka menampung shtml, diakses tanggal 3 Februari 2014.
Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 75
komposter, alat pembuat pelet plastik, dsb, sehingga merupakan sampah yang dibuang dengan cara yang
merekadapat menjual barang daur ulang dengan tidak semestinya, misal membuang ke sungai, lahan
harga yang lebih tinggi. Meskipun demikian, ada kosong, dan lainnya (jawaban tertulis dan wawancara
juga Bank Sampah yang hanya berfungsi sebagai dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
pemasok bagi pengepul. Mereka bekerja sama Kota Malang).
dengan pengepul yang rutin mengambil sampah Jumlah timbulan yang diangkut ke Tempat
bernilai ekonomis untuk didaur ulang. Pemrosesan Akhir (TPA) setiap harinya sebanyak
Alur kerja Bank Sampah dapat dilihat pada 420,98 ton yang bersumber dari aktivitas di lima
Gambar 1. kecamatan yang ada di Kota Malang. Ini berarti,
mengurangi terus meningkatkanya volume sampah Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa
yang semakin tidak terkendali. persentase sampah yang dikelola oleh Bank
Sampah masih relatif kecil dibanding dengan
Bank Sampah Malang (BSM) total timbulan sampah yang dihasilkan. Meskipun
Dengan penduduk sebanyak 895.838 jiwa Kota demikian, kecilnya persentase bukan satu-satunya
Malang memiliki potensi sampah 620 ton/hari. indikator untuk mengukur efektivitas pengelolaan
Sementara itu, dengan sistem yang ada, timbulan sampah. Diperlukan kajian terhadap aspek-aspek
sampah yang ditangani adalah 607,44 ton/hari manajemen persampahan, untuk mengkaji secara
atau ±98% dari potensi timbulan yang ada. Kurang lebih mendalam mengenai peran bank sampah
dari 2% sampah saja yang tidak terdeteksi sistem dalam mengatasi permasalahan sampah, khususnya
pengelolaannya. Kemungkinan sampah tersebut di Kota Malang.
Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 77
PEMBINA
PEMKOT MALANG & CSR PLN
Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 79
Informasi mengenai sampah yang bernilai persampahan. Volume sampah yang ditangani
ekonomis masih dirahasiakan oleh sebagian pemerintah Kota Malang mencapai 607 ton per
besar lapak/pengepul. Jenis sampah tertentu yang hari. Sekitar 420 ton di antaranya diangkut ke TPA
mempunyai nilai tinggi, kadangkala disamakan Supit Urang, sisanya sekitar 186 ton dikelola oleh
dengan sampah yang mempunyai nilai rendah. masyarakat.15 Ini artinya, lebih dari 30% timbulan
Misalnya:blowingyang disamakan dengan plastik sampah di Kota Malang dikelola melalui program-
kertas. Bahkan, Bank Sampah dianggap sebagai program yang berbasis masyarakat.
pesaing baru oleh pebisnis lapak. Oleh karena itu, Bank Sampah merupakan salah satu program
Bank Sampah harus memiliki segmen baru yang pemberdayaan masyarakat di bidang persampahan.
tidak sama dengan lapak. Bank Sampah Malang yang pada mulanya diinisiasi
oleh DKP Kota Malang dan selanjutnya tumbuh
Aspek Pengaturan berkembang menjadi lembaga mandiri, dinilai oleh
Dalam aspek kebijakan/hukum, Pemerintah Kementerian Lingkungan Hidup cukup berhasil
Daerah Kota Malang telah menerbitkan Peraturan menggerakkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi
Daerah Kota Malang Nomor 10 Tahun 2010 tentang dalam pengelolaan sampah di Kota Malang.
Pengelolaan Sampah. Hal ini menunjukkan adanya BSM memiliki nasabah berbentuk individu,
komitmen tegas Pemerintah Kota Malang dalam kelompok binaan, dan supplier/lapak dengan
mengelola sampah sesuai dengan kaidah yang benar. persyaratan masing-masing berbeda. Nasabah
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kelompok binaan terdiri dari dua bentuk yaitu
kelembagaan BSM berbentuk koperasi. Secara kelompok sekolah dan kelompok masyarakat.
hukum, BSM telah memiliki akte, SIUP, TDP, HO Untuk kelompok masyarakat disyaratkan untuk
dan Ijin Usaha Industri (IUD). BSM pun sedang membentuk pengurus unit yang terdiri dari Ketua,
merintis pembentukan paguyuban lapak-lapak Sekretaris, dan Bendahara; memiliki anggota
dengan harapan agar terbentuk etika dalam usaha. kelompok minimal 17 anggota atau 20 anggota
Paguyuban lapak tersebut merupakan wahana termasuk pengurus yang bertempat tinggal
untuk mengatur agar BSM dapat bekerja sama lebih dalam 1 wilayah; mempunyai komitmen untuk
profesional dengan para pengepul. Dalam hal ini, mengumpulkan, memilah dan menjual (menabung)
BSM bisa menjadi produsen sekaligus konsumen sampah ke BSM; dan sampahnya diambil di tempat
bagi lapak-lapak tersebut. Adanya aturan formal dan diberikan batasan, misalnya minimal 50 kg
misalnya perjanjian kerja sama, atau setidaknya per pengambilan. Sementara untuk kelompok
nota kesepahaman, antara BSM dengan lapak- binaan yang merupakan sekolah, persyaratan
lapak merupakan langkah yang baik, agar dapat sama kecuali jumlah anggota minimalnya adalah
melakukan kerja sama yang saling menguntungkan. 37 anggota (5 kelas) atau 40 anggota termasuk
Dalam menjalankan kegiatannya, BSM pengurus. Selain itu, diharapkan setiap kelompok/
membuat aturan internal, antara lain: unit binaan memiliki sarana dan prasarana sebagai
1) Syarat-syarat menjadi nasabah BSM; berikut: timbangan, buku induk untuk pencatatan
mekanisme pendaftaran menjadi kelompok/ jumlah sampah dan nominal tabungan dari anggota
unit binaan; kelompok, nota untuk bukti transaksi pembelian
2) Surat pernyataan komitmen menjadi anggota sampah yang disetor oleh anggota kelompok,
binaan BSM; buku tabungan untuk mencatat transaksi keuangan
3) Mekanisme penyetoran; anggota baik penyetoran sampah berdasarkan nota
4) Manajemen tabungan; maupun penarikan tabungan, alat angkut (gerobak)
5) Penjadwalan dan pengambilan sampah dari apabila dibutuhkan untuk mengangkut sampah jika
kelompok binaan; dan jarak gudang dengan lokasi pengambilan sampah
6) Pencatatan transaksi pembelian sampah dan oleh BSM jauh, serta gudang untuk mengumpulkan,
mekanisme kerja unit BSM dengan BSM. memilah dan menyimpang sampah dari anggota
sebelum dilakukan pengambilan oleh BSM.
Aturan tersebut dibuat oleh BSM dan
Sedangkan untuk nasabah supplier/lapak syaratnya
disosialisasikan ke nasabah dan unit/kelompok
mempunyai komitmen untuk bekerjasama dan
binaan.
menyediakan serta menjual sampah dengan
spesifikasi khusus kepada BSM.
Aspek Peran Serta Masyarakat
Pengurus dari kelompok binaan, yakni ketua,
Hal lain yang menarik untuk dijadikan pelajaran
sekretaris, dan bendahara mempunyai tugas
dari Kota Malang, yaitu adanya peran serta
masyarakat yang sangat tinggi dalam pengelolaan
15
Ibid.
Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 81
4. Tabungan Sembako, diambil bukan dalam mengurangi peningkatan volume sampah yang
bentuk uang tetapi dalam bentuk sembako semakin tidak terkendali. Sosialisasi pengelolaan
sesuai dengan nilai tabungan; sampah mandiri melalui Bank Sampah, sampai
5. Tabungan Lingkungan, yaitu tabungan dibentukan saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah
dalam berupa sarana untuk lingkungan seperti kota maupun kabupaten. Selain memberikan
tong sampah, tanaman, komposter, gerobak, dll; dampak positif bagi lingkungan, dalam proses
dan pengelolaannya, bank sampah memiliki mekanisme
6. Tabungan Sosial, yaitu nilai tabungan akan relasi dan jaringan sosial yang bernilai ekonomis.
disalurkan kepada Panti Asuhan, Pondok BSM dapat berperan sebagai dropping point
Pesantren, dan Lembaga sosial lainnya sesuai bagi produsen untuk produk dan kemasan produk
dengan permintaan nasabah. yang masa pakainya telah usai. Sebagian tanggung
jawab pemerintah dalam pengelolaan sampah,
Pengambilan sampah perhari dari 15 lokasi
menjadi tanggungjawab pelaku usaha pula. Dengan
kelompok, dengan menggunakan tiga armada
menerapkan pola ini, volume sampah yang dibuang
mobil pick up, rata-rata kapasitas sampah mencapai
ke TPA diharapkan dapat berkurang. Aspek-aspek
hingga +1 ton. Jumlah ini akan terus bertambah,
manajemen persampahan apabila diterapkan dengan
seiring dengan meningkatnya keaktifan kelompok-
optimal di BSM akan turut membantu pengelolaan
kelompok yang saat ini masih tahap pembelajaran
sampah di Kota Malang. Penerapan prinsip 3R
pemilahan.16
sedekat mungkin dengan sumber sampah juga
Kegiatan BSM juga mampu menarik kalangan
diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah
swasta untuk terlibat di dalamnya melalui kegiatan
secara terintegrasi dan menyeluruh, sehingga tujuan
Corporate Social Responsibility (CSR). Partisipasi
akhir kebijakan Pengelolaan Sampah Indonesia
dalam berbagai macam bentuk mulai dari pemberian
dapat dilaksanakan dengan baik.
dana cash sampai dengan bantuan hadiah-hadiah
dalam penyelenggaraan lomba kebersihan yang
Saran
dilaksanakan oleh BSM. Adapun perusahaan
Dalam rangka pengembangan bank sampah ke
swasta dan BUMD yang telah berpartisipasi di
depan, diperlukan adanya teknologi persampahan
antaranya: PT. PLN, Indo Maret, Bank Indonesia,
yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi.
Bank Mandiri, Bank Danamon, dsb. Pihak Bank
Hal ini penting untuk menjaga kestabilan harga
Sampah juga mengembangkan kerjasama dengan
dan memotivasi nasabah dengan memberikan
PLN Jawa Timur, dimana pembayaran rekening
harga yang lebih tinggi terhadap sampahnya.
listrik dapat menggunakan sampah.17
Selain itu, diperlukan pula dukungan dan peran
Sementara itu, terkait dengan teknik
dari pemerintah daerah. Terutama dalam bentuk
operasional, BSM mengalami kendala mengenai
sosialisasi, pemberian dana hibah atau pinjaman
gudang/penyimpanan. Gudang yang biasa
modal, dan pelibatan pihak swasta, melalui
digunakan sebagai tempat menampung sampah
Corporate Social Responsibility (CSR), untuk
sementara yang ada di unit-unit BSM masih belum
membantu pengembangan Bank Sampah.
memadai. Sebagian besar masih menggunakan
garasi/teras rumah, kantor RW, pos kamling, atau
bangunan kosong di wilayahnya. Padahal gudang
untuk menampung sampah di unit bank sampah
DAFTAR PUSTAKA
ini merupakan prasarana yang harus ada dan
mempunyai peranan vital untuk menjaga kualitas
sampah.
Buku
Penutup
Aryeti. 2011. Peningkatan Peranserta Masyarakat
Simpulan Melalui Gerakan Menabung pada Bank Sampah
Program pengelolaan sampah mandiri melalui di Kelurahan Babakan Surabaya, Kiaracondong
Bank Sampah, telah menjadi salah satu alternatif Bandung. Jurnal Permukiman, Vol. 6 No. 1 April
solusi bagi pemerintah dan masyarakat. Solusi untuk 2011: 40-46.
16
“Profil Bank Sampah Indonesia 2012”, Asisten Deputi Azwar, Azrul. 1990. Pengantar Ilmu Lingkungan.
Pengelolaan Sampah Deputi Pengelolaan B3, Limbah B3 Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
dan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup, 2012.
17
“Di Malang Bayar Listrik Bisa Pakai Sampah”, http:// Crememisinoff, Nicholas P. 2003. Handbook of Solid
regional.kompas.com/read/2012/11/02/17210372/, diakses Waste Management and Waste Minimization
pada 11 Maret 2013. Technology, Amsterdam: Butterwoth-Heinemann.
Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 83
“Indonesia Hasilkan 625 Juta Liter Sampah Sehari”http:// “Pengelolaan Sampah Kota Malang Melalui Bank
www.tempo.co/read/news/2012/04/15/063397147/ Sampah“, http://www.yipd.or.id/en/environment/
Indonesia-Hasilkan-625-Juta-Liter-Sampah- pengelolaan-sampah-kota-malang-melalui-bank-
Sehari, diakses tanggal 2 Februari 2014. sampah, diakses tanggal 5 Februari 2014.
“Indonesia Pencetus Pertama Bank Sampah di “Pengertian Bank Sampah,” http://bplh.egref.com/
Dunia” http://www.teknopreneur. com/dinamika/ index.php/wastebank/59-pengertian-bank-sampah,
teknopreneur-indonesia-pencetus-pertama-bank- diakses tanggal 4 Februari 2014.
sampah-di-dunia-11-11-2013-1522, diakses tanggal
“Profil Bank Sampah Indonesia 2013” http://www.
3 Februari 2014.
menlh.go.id/profil-bank-sampah-indonesia-2013/,
“Kata Pengantar” http://banksampah.org/home.php? diakses tanggal 2 Februari 2014.
page=visi_misi/kata_pengantar, diakses tanggal 2
“Profil Bank Sampah Indonesia 2013”, buku terbitan
Februari 2014.
Kementerian Lingkungan Hidup Republik
“Latar Belakang Berdirinya BSM” http://banksampah. Indonesia, http://www.menlh.go.id/profil-bank-
org/home.php?page=visi_misi/latar_belakang, sampah-indonesia-2013/, diakses tanggal 2
diakses tanggal 4 Februari 2014. Februari 2014.