Dosen Pembimbing:
DISUSUN OLEH :
Annisa Kusumawati
NIM : 191049
KELAS : 2b
PRODI D3 KEPERAWATAN
A. DEFINISI
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak
kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya ketika
berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak
langsung dengan droplet.
B. ETIOLOGI
C. FAKTOR RESIKO
1. Riwayat bepergian ke area yang terjangkit COVID-19
2. Kontak langsung terhadap pasien yang sudah dikonfirmasi COVID-19[10]
3. Berusia di atas 50 tahun
4. Yang tinggal di panti jompo
5. Orang yg dengan beberapa kondisi medis termasuk:
Penyakit paru kronis dan asma akut
Penyakit jantung yang serius
Immunocompromised seperti penyakit kanker, transplantasi organ, perokok, defisiensi imun,
HIV/AIDS, dan beberapa penyakit imun lainnya
6. Orang yang mengalami obesitas (BMI 40 atau lebih tinggi)
7. Orang yang diabetes
8. Orang dengan penyakit ginjal kronis
9. Orang dengan penyakit hati Penyakit kardiovaskular, seperti gagal jantung
10. Penyakit paru obstruktif kronis
11. Wanita hamil
D. KLASIFIKASI
1. Tanpa Gejala
Kategori tanpa gejala adalah kondisi pasien yang hasil laboratoriumnya menunjukkan positif
terinfeksi atau ada virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dalam tubuh. Akan tetapi, pasien
tidak memiliki keluhan atau gejala sama sekali secara fisik.
4. Kasus berat
Dikategorikan termasuk kasus berat adalah ketika pasien Covid-19 memiliki pneumonia,
yang disertai dengan sesak napas atau napas berat. Tanda sesak napas atau napas berat yang
dimaksukan yaitu dengan frekuensi napas lebih dari 30 kali per menit, dan saturasi kurang
dari 93 persen, serta rasio PaO2/FiO2 kurang 300.
5. Kasus kritis
Pasien konfirmasi positif Covid-19 yang dimasukkan dalam kategori kritis adalah mereka
yang memiliki keluhan-keluhan sebagai berikut.
- Pneumonia disertai gagal napas
- Acute Respiratory Distress Syndrom (ARDS) atau sindrom gangguan pernapasan akut
- Syok sepsi
- Dan/atau multiple organ failure (penurunan fungsi berbagai organ) pada pasien penyakit akut
E. GEJALA
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang
menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan
infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian
diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19
batuk atau bersin
Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal
bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok,
atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.
Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang
merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki
kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).
G. KOMPLIKASI COVID 19
↑ set-point di
hipothalamus Reaksi inflamasi Ronkhi ↑Produksi mukus
↑ CO
↓ Surface ↓ Serat
↑ RR area elastis
Gangguan Gangguan
pertukaran gas elastic recoil
Emfisema
membesar
1. Tes Virus
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi virus dengan menggunakan sampel pernapasan,
seperti swab dari dalam hidung. Cara ini efektif untuk mendeteksi infeksi dari SARS-CoV-2,
virus yang dapat menyebabkan COVID-19. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
dari pemeriksaan ini mungkin sekitar beberapa jam hingga beberapa hari jika perlu analisa di
laboratorium. Salah satu contoh tes virus ini adalah RT-PCR. Cek lab untuk virus corona ini
memiliki ketepatan yang paling tinggi sejauh ini.
2. Tes Antibodi dan Antigen
Tes antibodi dilakukan dengan mengambil darah untuk memastikan virus corona beredar di
dalam tubuh atau tidak. Metode ini tidak disarankan untuk digunakan lagi karena memerlukan
waktu satu hingga tiga minggu setelah infeksi membentuk antibodi, sehingga sudah tidak efektif
lagi. Contoh dari tes antibodi adalah rapid test.
Pilihan lainnya adalah rapid test antigen, yaitu pemeriksaan dengan mendeteksi sistem imun yang
telah membentuk antibodi disebabkan virus. Metode ini disebut juga dengan swab antigen karena
mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan. Waktu yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan ini hanya sebentar dan tingkat keefektivitasannya di bawah RT-PCR sedikit.
3. Pemeriksaan Radiologi
Metode pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan radiologi. Cara ini biasanya
menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar pada organ yang diinginkan, khusus COVID-
19 biasanya dilakukan pada bagian dada atau paru-paru. Beberapa contoh pemeriksaan radiologi
untuk memastikan COVID-19 adalah:
CT Scan pada Dada: Cara ini disebut-sebut efektif untuk mendiagnosa virus corona di
dalam tubuh dengan angka hingga 89,9 persen. Meski begitu, metode ini dapat salah
mengidentifikasi sebanyak 38 persen pada seseorang yang tidak mengidap COVID-19.
Rontgen Dada: Diagnosa virus corona dengan rontgen dada memiliki tingkat
keefektifitasan sebesar 57 persen hingga 89 persen. Di samping itu, diagnosis salah pada
seseorang yang sehat berada di angka 11 persen hingga 89 persen.
USG Paru-Paru: Pemeriksaan dengan ultrasonografi ke paru-paru ini juga mampu
mendiagnosa COVID-19 dengan angka 96 persen, mendekati sempurna. Meski begitu,
angka metode ini salah mendiagnosa serangan dari virus corona sebanyak 38 persen.
J. PENCEGAHAN
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.
Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah
tisu dan cuci tangan hingga bersih.
Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala
penyakit saluran napas.
Konsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Melakukan vaksinasi
K. PENGOBATAN
Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah
sakit rujukan
Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang
cukup
Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar
cairan tubuh
ANALISA OBAT
6. FLUVIR
Manfaat : merupakan obat antiviral Obat ini dapat digunakan untuk mengobati infeksi
virus influenza tipe A dan B. Oseltamivir bekerja dengan cara menghambat aktivitas
enzim neuraminidase virus sehingga mencegah pertumbuhan virus berikatan sel inang
dan replikasi virus.
Dosis : Influenza A dan B Profilaksis: Dewasa, 1 kali per hari selama 10 Hari.
Influenza A dan B Treatment: Dewasa, 2 kali per hari selama 5 hari
Efek Samping : Sakit perut, sakit kepala, diare, mual dan muntah, sulit tidur
7. N ACE
Manfaat : diindikasikan untuk terapi mukolitik (mengencerkan dahak) pada penyakit
bronkial dan paru akut & kronik dengan lendir pekat, brokitis akut & kronik, emfisema paru,
bronkitis
Dosis: 1 ampul, diberikan 1-2 kali sehari selama 5-10 hari
Efek samping:
Gangguan saluran pencernaan ringan misalnya, mual, muntah, dispepsia (sekumpulan
gejala nyeri, perasaan tidak enak pada perut bagian atas yang menetap)
Pirosis (rasa panas yang seringkali dirasakan di daerah perut, dada, dan bisa treus
menjalar hingga ke leher)
Bronkospasme (pengetatan otot-otot yang melapisi saluran udara (bronkus) di paru-
paru)
Stomatitis (inflamasi lapisan mukosa dari struktur apa pun pada mulut)
Rinore (sekret hidung)
Sakit kepala
Tinitus (berbunyi denging pada telinga)
Urtikaria (gatal biduran)
Kedinginan
Demam
Iritasi nasofaring
Hemoptisis (batuk darah
Kontraindikasi: Hipersensitivitas
InteraksiObat
N-Ace tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut:
Antitusif
Tetrasiklin HCl
Gliserol trinitrate / nitrogliseri
8. ZEGAVIT
Efek samping: Jika dikonsumsi sesuai aturan pakai dan sesuai anjuran dokter, umumnya
tidak menimbulkan efek samping. Namun, efek samping yang mungkin timbul diantaranya
nyeri perut dan ruam kulit.