Contoh Kasus-2:
Judul: “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Pada Mata Menggunakan Metode Certainty
Factor”
Dokter Mata Sulit ditemui karena jumlahnya terbatas, sementara pasien penyakit mata pada Klinik
ABC sangat banyak. Tingkat akurasi Diagnosa yang dilakukan oleh Asisten Dokter sebagai pengganti
sementara Dokter rendah, hanya sekitar 60%.
Tujuan: Membuat Sistem pakar untuk dapat digunakan oleh Asisten Dokter Klinik ABC menggantikan
Dokter dalam mendiagnosa penyakit Mata Pasien ketika Dokter Mata sedang Tidak Ada DI tempat
Manfaat: Diagnosa Penyakit Mata Pasien yang dilakukan oleh Asisten Dokter atau pihak petugas
medis pada Klinik ABC menjadi lebih akurat, walaupun Dokter sedang Tidak Berada Di tempat.
Misalkan terdapat Analisis Kebutuhan (Kebutuhan Fungsional dan Non Fungsional Sistem):
1) Sistem aplikasi dapat digunakan oleh Petugas Medis Rumah Sakit ABC untuk menggantikan
Dokter Mata mendiagnosa Pasien Penyakit Mata ketika Dokter Tidak sedang berada di Tempat
2) Akurasi Sistem diharapkan minimum 80%
3) Sistem hanya dapat digunakan oleh Petugas Medis yang memeiliki akses yang valid
Berdasarkan Permasalahan/Manfaat dan Analisis Kebutuhan Sistem, dibuat Desain Instrumen Pengujian
Fungsionalitas Sistem seperti disajikan berikut:
Penelitian dapat dikatakan Berhasil menemukan kebenaran jika Masalah telah diselesaikan dan
Tujuan/manfaat serta Kebutuhan sistem telah dipenuhi. Dalam hal ini berarti yang diuji adalah:
1) Apakah sistem pakar yang dikembangkan dapat digunakan untuk menggantikan dokter dalam
mendiagnosa penyakit mata pasien pada saat dokter sedang tidak ada di Tempat?
2) Apakah Akurasi Diagnosa Penyakit Mata yang dilakukan oleh Mereka yang menggantikan Dokter
itu bisa lebih baik dari proses diagnosa yang dilakukan selama ini atau dapat mencapai Standar
yang diharapkan (minimal 80% atau sama persis dengan Dokter)?
3) Apakah sistem hanya dapat digunakan oleh user yang memang punya hak akses?
- Instrumen untuk menguji Fungsionalitas Sistem (Program Aplikasi Dapat digunakan untuk
mendiagnosa penyakit pada mata, dan Program Aplikasi Dapat menolak Penggunaan sistem bagi
yang tidak berkepentingan)
- Instrumen untuk Menilai seberap Akurat Kinerja Sistem Pakar dalam Menggantikan Pakar
Penyakit Mata dalam mendiagnosa Pasien Penyakit Mata
1. Instrumen Untuk Menguji Fungsionalitas Sistem (Dapat menggunakan Sistem BlackBox atau dapat
juga menggunakan sistem User Acceptance)
Keterangan:
Skala penilaian hanya menggunakan Skala 2 (Setuju/Tidak Setuju) sebab Butir Instrumennya akan
menangkap informasi yang pasti (bukan informasi yang bersifat persepsi responden).
Proses Analisis Data dan Pembahasan Hasil Pengujian Untuk Uji Fungsional/ User Acceptance Test pada
Tabel 1 dan Tabel 2 sama seperti yang telah dijelaskan pada Contoh Kasus Penelitian Berorientasi
Produk
Pengujian Akurasi Kinerja Sistem Pakar yang menggunakan Metode Certainty Factor yang telah
dibuat dilakukan dengan Membandingkan Akurasi Kinerja Istem Diagnosa yang dilakukan Oleh
Petugas Medis (Asisten Dokter) selama ini dengan Akurasi Sistem Pakar Berbasis CF yang telah
dibuat (dalam mendiagnosa suatu penyakit mata). Untuk Mengetahui Apakah Asisten Dokter
(Petugas Medis) atau Sistem Pakar Berbasis CF itu akurat atau tidak dalam mendiagnosa Penyakit
Mata, digunakan Patokan Diagnosa Yang Dilakukan Oleh Dokter.
Tabel 3. Perbandingan Akurasi Diagnosa Penyakit Mata oleh Asisten Dokter dan Sistem Pakar
Berdasarkan Tabel 3 dapat diuraikan bahwa Akurasi hasil diagnosa yang dilakukan oleh Asisten
Dokter (Petugas Medis) selama ini adalah hanya 50%, yaitu terdapat 3 Data hasil diagnosa yang
akurat dari keseluruhan 6 sampel data yang diuji, seperti formula berikut ini:
Adapun Akurasi hasil diagnosa dari Aplikasi Sistem Pakar ini adalah hanya 83%, yaitu terdapat 5 Data
hasil diagnosa yang akurat dari keseluruhan 6 sampel data yang diuji, seperti formula berikut ini:
Penatapan status Akurat atau Tidak Akurat dari Aplikasi Sistem Pakar ditentukan dengan cara
Membandingkan Hasil Diagnosa yang dilakukan oleh Aplikasi Sistem Pakar dengan hasil diagnosa
yang dilakukan oleh Dokter (hasil diagnosa Aplikasi Sistem Pakar dikonfirmasi dengan
Pendapat/pandangan Dokter). Jika Hasilnya sama, maka Proses Diagnosa oleh Aplikasi Sistem Pakar
dinyatakan AKURAT, namun jika Tidak sama maka dinyatakan TIDAK AKURAT.
Selanjutnya, jika dibandingkan antara Hasil Diagnosa yang dilakukan oleh Asisten Dokter/Petugas
Medis dengan hasil diagnosa oleh Sistem Pakar, dapat dinyatakan bahwa Akurasi Kinerja Sistem
Pakar yang dikembangkan ini lebih baik (lebih akurat) jika dibandingkan dengan Akurasi Kinerja
Asisten Dokter/Petugas Medis (83%:50%). Akurasi kinerja Aplikasi Sistem Pakar juga telah
memenuhi standar yang ditetapkan di awal penelitian, yaitu Minimal 80%.
LATIHAN:
Rancang Instrumen Pengujian untuk menilai Efektifitas dan atau Akurasi Kinerja Suatu kasus penelitian
yang berkaitan dengan Model Komputasi, dengan Prosedur:
Ketentuan: