Anda di halaman 1dari 3

Putu Ersta Adi Lunga Atmaja

2101541155

Fakultas Ilmu Budaya

Gugus: 54

Nomor Urut: 036

PENTINGNYA LITERASI DIGITAL PADA MASA PANDEMI

LITERASI DIGITAL

Pada era pandemi Covid-19 ini, kegiatan perkantoran, perkuliahan, bahkan


anak-anak sekolah terpaksa harus beradaptasi dengan canggihnya teknologi.
Untuk mengurangi dampak penyebaran dari Covid-19 pemerintah
memberlakukan berbagai kebijakan untuk mengurangi kegiatan bertatap muka
seperti perkantoran, perkuliahan, dan persekolahan. Dengan begitu kegiatan
tersebut dilakukan secara daring dari rumah masing-masing. Hanya pusat
perbelanjaan kebutuhan sehari-hari saja yg dibuka. Itupun, para pengunjung harus
menaati protokol kesehatan yg sangat ketat guna mengurangi penyebaran virus
Covid-19.
Meeting dengan rekan kerja, kelas kuliah, kegiatan belajar mengajar di
sekolah, negosiasi dengan klien, bahkan hanya sekedar ingin bertemu teman
terpaksa harus dilakukan secara daring dari rumah. Tentunya dengan
menggunakan teknologi yg canggih. Jika kita tidak bijak memanfaatkan
perekembangan teknologi, justru bisa menjadi boomerang untuk diri sendiri.
Dampak dari Covid-19 ini sangat merugikan berbagai pihak. Anak-anak
harus mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring dari rumah. Setiap hari
para wali kelas dan guru menjelaskan materi dan mengirimkan tugas melalui
gadget. Sejak pandemi melanda, berbagai informasi di dunia maya seolah-olah
makin riuh karena banyak orang yg bisa mengaksesnya. Beragam informasi bisa
diakses oleh segala kalangan baik itu berita fakta, hoaks, edukatif, hiburan,
bahkan pornografi.
Orang tua yg bekerja tidak bisa sepenuhnya mengawasi anaknya yg
berselancar di dunia internet dengan bebas. Maka dari itu diperlukan kemampuan
literasi digital untuk anak-anak agar mereka tidak terjerumus ke hal-hal yg tidak
baik bagi mereka.
Makna literasi sendiri adalah kemampuan individu dalam mengolah
informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Sedangkan literasi digital
berarti kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung
jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi. Maka bisa dikatakan,
literasi digital untuk anak-anak berarti kemampuan mereka memilih informasi
mana yg bermanfaat bagi mereka sendiri.
Pada zaman sekarang ini literasi digital sangat penting, apalagi sekarang
sedang ada pandemi Covid-19 yg memaksa kita semua termasuk anak-anak untuk
berdiam diri di rumah. Jadi anak-anak bisa dengan mudah mengakses internet dari
gadget milik mereka sendiri. Orang tua pastinya tidak mau anak mereka
mengakses konten negatif yg tersebar di internet.
Beberapa waktu lalu Kementerian Kominfo baru saja meluncurkan
Program Literasi Digital Nasional. Program ini bertujuan untuk membekali para
netizen Indonesia dalam berinteraksi di ruang digital baik dari segi etika,
kemampuan, kemanan, dan budaya digital. Dalam program ini, netizen bisa
mengikuti kelas-kelas yg diselenggarakan untuk kabupaten/kota masing-masing
tentunya dengan menghadirkan narasumber lokal yg kompeten pada bidangnya.
Melalui kelas-kelas ini, netizen dapat mempelajari kemampuan literasi dan
kecakapan digital di tingkat dasar, seperti kemampuan fotografi, videografi, media
sosial, public speaking, ekonomi kreatif, digital marketing, dan masih banyak
lagi.
Cara yg paling pertama dan paling mendasar untuk menumbuhkan literasi
digital pada anak yaitu, dengan mendiskusikan pada anak konten apa saja yg
boleh dan tidak boleh diakses di internet dan media sosial. Ajari mereka
bagaimana memanfaatkan internet untuk membantu mereka mengerjakan tugas
sekolah. Ajari mereka kesopanan dalam menggunakan media sosial, seperti saat
menyapa teman atau menghubungi gurunya. Atau dalam mengomentari aktivitas
dalam media sosial.
Sebagai orang tua juga harus ‘melek digital’. Jangan sampai kemampuan
anak-anak mengakses konten mengalahkan orang tua yg hanya tahu gadget hanya
bisa digunakan untuk menelpon dan membalas pesan. Anak- anak zaman sekarang
sudah tahu banyak tentang sosial media yg beredar di internet, seperti Instagram,
Tiktok, juga games-games online. Secara berkala aplikasi sosial media terus
mengembangkan fitur-fiturnya agar para pengguna tetap menggunakan aplikasi
tersebut. Jika orang tua tidak memahami hal tersebut, bagaimana caranya orang
tua mengetahui bahwa aplikasi tersebut tidak mengandung konten negative? Maka
dari itu, orang tua wajib banyak memperbarui informasinya tentang sosial media
yg terus berkembang ini.
Tidak hanya itu, orang tua juga harus mengajarkan anak-anaknya untuk
membedakan mana berita yg terpercaya dan tidak terpercaya (Hoax). Caranya
yaitu dengan selalu menyaring semua informasi yg diterima. Jangan mudah
terprovokasi oleh judul yg terkesan menarik perhatian. Serta jangna membagikan
informasi yg tidak bermanfaat dan belum diketahui kebenarannya.
Mari lindungi anak-anak dari serbuan konten negatif. Budayakan anak-
anak untuk selalu menganut prinsip literasi digital agar mereka bisa tumbuh
menjadi generasi penerus bangsa yg cerdas, berkualitas, dan mandiri.

Anda mungkin juga menyukai