Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No.

Y, (TAHUN) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D167

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap


Pengembangan Agrowisata Berbasis Komoditas
Buah Naga di Desa Kemuning Lor,
Kabupaten Jember
Sabilla Ananda Putri, dan Hertiari Idajati
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
e-mail: ide_archits@yahoo.com

Abstrak—Desa Kemuning Lor merupakan salah satu desa Tabel 1.


wisata di Kabupaten Jember yang ditetapkan sebagai destinasi Indikator dan Variabel Penelitian
agrowisata berbasis komoditas buah naga dalam RIPPDA Indikator Variabel
Kabupaten Jember tahun 2015-2025. Desa ini memiliki sumber Lahan Buah Naga
daya yang berpotensi untuk mendukung pengembangan Produksi Pertanian Buah Naga
Kondisi Pertanian
agrowisata, dilihat dari sumber daya manusia, kondisi Pengolahan buah naga
pertanian, atraksi wisata maupun aksesibilitasnya. Namun, Pemasaran buah naga
faktanya potensi sumber daya yang ada di Desa Kemuning Lor Atraksi Alam
belum dimanfaatkan dan dikelola secara optimal, sehingga Atraksi Wisata Atraksi Buatan
Atraksi Budaya
masih terjadi peningkatan jumlah keluarga prasejatera setiap Pengelolaan
tahunnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi Sumber daya manusia
Hospitality
faktor yang memengaruhi pengembangan agrowisata berbasis Sarana Perbelanjaan
komoditas buah naga di Desa Kemuning Lor berkaitan dengan Sarana Penginapan
Sarana pariwisata
pengembangan Desa Kemuning Lor sebagai desa agrowisata. Sarana Rumah makan
Dalam penentuan faktor pengembangan agrowisata dilakukan Sarana social
in-depth-interview pada stakeholder terpilih. Kemudian, Jaringan Air bersih
dilakukan analisis konten pada transkrip hasil wawancara Prasarana Pendukung Jaringan Telekomunikasi
Jaringan Listrik
untuk menggali faktor yang memengaruhi pengembangan Letak Geografis
agrowisata berbasis komoditas buah naga di Desa Kemuning Aksesibilitas Moda Transportasi
Lor. Hasil dari penelitian ini mengindikasi bahwa dari 19 faktor Kondisi Jalan
yang diujikan, seluruhnya berpengaruh terhadap
pengembangan agrowisata serta ditemukan 1 faktor baru yang Tabel 2.
mempengaruhi pengembangan agrowisata berbasis buah naga Kode Responden Penelitian
di desa Kemuning Lor yaitu faktor kualitas SDM. Kode Responden
G1 Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Jember
Kata Kunci— Agrowisata, Analisis Konten, Desa Kemuning G2 Dinas Pertanian Kabupaten Jember
Lor, Faktor Pengembangan, Komoditas Buah Naga G3 Pemerintah Desa Kemuning Lor
M1 Gapoktan Desa Kemuning Lor
M2 Pokdarwis Desa Kemuning Lor
I. PENDAHULUAN S Pengelola kebun buah naga di Desa Kemuning Lor

A GROWISATA telah dikembangkan sejak abad ke-20,


dimana sektor pariwisata dikaitkan dengan lingkungan
produksi sektor pertanian [1]. Agrowisata di dunia mencapai Indikator
Tabel 3.
Kode Indikator dan Variabel Penelitian
Variabel Kode
angka 6% per tahun melebihi pertumbuhan pariwisata secara Lahan Buah Naga V1
Kondisi Produksi Pertanian Buah Naga V2
umum yang hanya 4% per tahun [2]. Hal ini tentunya seiring
Pertanian Pengolahan buah naga V3
dengan peningkatan permintaan masyarakat akan wisata yang Pemasaran buah naga V4
terkait dengan alam dan aktivitas budaya. Peningkatan Atraksi Alam V5
permintaan ini menjadikan agrowisata sebagai sebuah sektor Atraksi Wisata Atraksi Buatan V6
Atraksi Budaya V7
yang sangat penting sabagai alternatif sumber pendapatan Sumber daya Pengelolaan V8
bagi petani dan komunitas pedesaan yang lain. Dimana, manusia Hospitality V9
sektor pariwisata merupakan sektor industri terbesar yang Sarana Perbelanjaan V10
Sarana Sarana Penginapan V11
menghasilkan devisa bagi negara dari sektor non migas [3]. pariwisata Sarana Rumah makan V12
Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten di Jawa Sarana social V13
Timur yang memiliki arahan perencanaan tata ruang sebagai Jaringan Air bersih V14
Prasarana
Jaringan Telekomunikasi V15
kawasan agrowisata. Sehingga, hal ini menunjukkan bahwa Pendukung
Jaringan Listrik V16
Kabupaten Jember berpotensi untuk dikembangan sebagai Letak Geografis V17
kawasan agrowisata. Aksesibilitas Moda Transportasi V18
Selain memiliki potensi di sektor pariwisata, Kabupaten Kondisi Jalan V19
Jember juga memiliki potensi di sector pertanian, dimana Salah satu jenis komoditas pertanian yang dikembangkan di
kategori pertanian terus mengalami peningkatan dan Kabupaten Jember adalah tanaman buah naga. Budidaya
mendominasi dibandingkan sector lain dengan nilai 27,89%. buah naga di Kabupaten Jember terus mengalami
JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. Y, (TAHUN) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D168

Tabel 4.
Frekuensi Unit Analisis Tiap Responden
Responden Total
Indikasi
Kode Unit
G1 G2 G3 M1 M2 S analisis Faktor
V1 1 1 1 1 1 1 6 P
V2 1 1 1 1 1 1 8 P
V3 1 1 1 2 1 2 8 P
V4 1 1 1 1 1 1 6 P
V5 1 1 1 2 1 1 7 P
V6 2 1 1 1 1 1 7 P
V7 1 1 1 1 1 1 6 P
V8 3 5 1 4 1 2 16 P
V9 2 2 1 1 1 1 8 P
V10 1 1 1 1 1 1 6 P
V11 1 1 1 1 1 1 6 P
V12 1 1 1 1 1 1 6 P
V13 1 1 1 1 1 1 6 P
V14 1 1 1 1 1 1 6 P
V15 1 1 1 1 1 1 6 P
V16 1 1 1 1 1 1 6 P
V17 - 1 1 1 - 1 4 P
V18 1 1 1 1 1 1 6 P
V19 1 1 1 1 2 1 7 P
V20 1 - 1 - 2 - 4 Pb
*Keterangan:
P : Faktor Berpengaruh
Pb : Faktor Berpengaruh Baru

peningkatan, hal ini dapat dilihat dari produksi buah naga di


Kabupaten Jember yang terus mengalami peningkatan dari 34
ton/tahun pada tahun 2015 menjadi ton/tahun pada tahun
2016.
Ada satu desa yang dikembangkan menjadi desa
agrowisata buah naga, yaitu Desa Kemuning Lor. Hal ini
tentunya didasari dengan adanya potensi luas lahan pertanian
yang cukup dominan yaitu sekitar 630,7 Ha (57,8%) dari total
luas lahan dimana sekitar 81,9 Ha (9,5%) termanfaatkan
untuk lahan tanaman buah naga. Hal ini menyebabkan
produksi buah naga di Desa kemuning lor cukup melimpah
dan mampu mencapai 30,7 Ton di tahun 2019. Potensi lain
yang dimiliki oleh desa Kemuning Lor adalah adanya atraksi
alam berupa wisata air terjun, perkebunan buah naga,
perkebunan kopi. Sedangkan untuk wisata buatan terdapat
Pemandian Rembangan yang sudah ada sejak jaman belanda
dan cukup dikenal oleh masyarakat luas.
Tidak berbeda dengan wilayah pedesaan pada umumnya,
Sekitar 3.860 jiwa (47,2%) dari jumlah penduduk total Desa
Kemuning Lor bermata pencaharian di sektor pertanian
khususnya pada sub sektor perkebunan. Sebagian besar
penduduk Desa Kemuning Lor mengusahakan tanaman buah
naga merah sebagai tumpuan utama mata pencahariannnya
[4]. Namun, potensi budidaya buah naga yang dijadikan
Gambar 1. Grafik visualisasi hasil content analysis.
tumpuan utama oleh masyarakat setempat belum menjadikan
kehidupan masyarakat Desa Kemuning Lor berada pada Masyarakat Desa Kemuning Lor selama ini hanya
kondisi sejahtera. Jika dilihat dari data perekonomian yang memanen buah naga tanpa melakukan pengolahan
ada tercatat sekitar 1.387 KK masih berada pada taraf selanjutnya. Sehingga, ketika buah naga yang dijual ke
prasejahtera meningkat menjadi 1.562 KK [5], dengan kata konsumen tidak laku maka akan menyebabkan kerugian bagi
lain terjadi penambahan keluarga prasejahtera sebesar 184 para petani buah naga [7]. Selain itu, saat puncak panen
KK (13,26%) dalam kurun waktu 3 tahun (2015-2018). berlangsung harga jual buah naga menjadi rendah
Berdasarkan data tingkat pendidikan masyarakat Desa dikarenakan jumlahnya yang melimpah ditambah lagi adanya
Kemuning Lor tahun 2018, tercatat 1.995 orang (24,39%) persaingan pasar dengan buah naga dari Banyuwangi.
dari total penduduknya merupakan tamatan sekolah dasar [6]. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan potensi agrowisata
Rendahnya kualitas sumber daya masyarakat setempat buah naga guna mengurangi jumlah penduduk prasejahtera di
mengakibatkan Desa Kemuning Lor tidak dapat Desa Kemuning Lor maka dilakukan penelitian terkait
mengembangkan potensi pertanian yang dimiliki secara identifikasi faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan
optimal. agrowisata berbasis komoditas buah naga di Desa Kemuning
JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. Y, (TAHUN) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D169

Gambar 2. Lahan Buah Naga di Pekarangan Masyarakat. Gambar 4. Atraksi Alam Berupa Hamparan Lahan Buah Naga.

Gambar 3. Pemasaran Buah Naga Melalui Kios-Kios Milik Masyarakat. Gambar 5. Objek Wisata Rembangan.

Lor, Kabupaten Jember. mapping. Kemudian diberikan kriteria pemilihan responden


pada tiap kelompok stakeholder melalui teknik purposive
sampling. Dengan terpilihnya stakeholder sesuai dengan
II. METODE PENELITIAN
peluang keterlibatannya diharapkan dapat menjadi sampel
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian penelitian yang representative pada penelitian ini, untuk
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode deskriptif mencapai tujuan yang ingin dicapai. Stakeholder yang
untuk mengidentifikasi faktor yang memengaruhi terpilih menjadi responden dapat dilihat pada Tabel 2.
pengembangan agrowisata berbasis komoditas buah naga di
D. Teknik Analisis Data
Desa Kemuning Lor. Pada penelitian ini, pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan penelitian rasionalistik. Dalam mengidentifikasi faktor yang berpengaruh pada
pengembangan agrowisata berbasis buah naga di Desa
B. Variabel Penelitian Kemuning Lor dilakukan in-depth-interview kepada
Variabel penelitian yang digunakan untuk responden dengan teknik purposive sampling. Data yang
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi diperoleh kemudian diolah menggunakan teknik analisis
pengembangan agrowisata di desa Kemuning Lor dapat konten. Proses diawali dengan pembuatan transkrip untuk
dilihat pada Tabel 1. tiap responden setelah itu dilakukan pengkodingan terhadap
responden dan variabel, selanjutnya melakukan akumulasi
C. Teknik Pengumpulan Data
faktor yang muncul pada saat wawancara sehingga muncul
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam unit faktor yang di analisis. Kemudian diinterpretasi serta
penelitian yaitu survei primer dan survei sekunder. Survei dijabarkan secara statistic deskriptif.
primer dilakukan melalui wawancara mendalam (in-depth-
interview) kepada stakeholder terkait. Sedangkan survei
sekunder dilakukan melalui studi literatur dan survei III. HASIL DAN PEMBAHASAN
instansional dari dokumen-dokumen instansi terkait seperti A. Analisis Faktor yang Berpengaruh Pada Pengembangan
Bappeda Kab. Jember, BPS Kab. Jember, Dinas Pertanian Agrowisata Berbasis Buah Naga di Desa Kemuning Lor
Kab. Jember, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jember 1) Coding Terhadap Stakeholder
dan Pemerintah Desa Kemuning Lor. Stakeholder terpilih pada penelitian ini berasal dari
Stakeholder dipilih berdasarkan keterlibatannya dalam masyarakat setempat yang diperoleh melalui teknik
pengembangan agrowisata berbasis buah naga di Desa purposive sampling dengan beberapa kriteria yang telah
Kemuning Lor. Kemudian dilakukan identifkasi berdasarkan ditentukan. Berikut merupakan kode setiap responden seperti
kepentingan dan pengaruhnya menggunakan stakeholder Tabel 2.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. Y, (TAHUN) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D170

Gambar 6. Atraksi Ludruk Sebagai Salah Satu Atraksi Budaya Gambar 8. Sarana Penginapan Dalam Desa.
Setempat.

Gambar 7. Toko Kelontong Sebagai Sarana Perbelanjaan Dalam Desa. Gambar 9. Warung Lesehan Di Pinggir Jalan Desa.
2) Coding Terhadap Variabel
yang menyatakan faktor ini tidak berpengaruh antara lain
Variabel yang digunakan pada penelitian ini didapatkan
Dinas Pertanian Kabupaten Jember (G2), Gapoktan Desa
dari sintesa teori pada tinjauan pustaka. Variabel yang ada
Kemuning Lor (M1) dan Pengelola kebun buah naga di Desa
didapatkan dari indikator temuan yang disusun selama sintesa
Kemuning Lor (S). Selain itu, pada hasil analisis penelitian
teori dilakukan. Adapun variabel yang digunakan pada
didapatkan bahwa faktor pengelolaan merupakan faktor yang
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.
paling banyak muncul dan disebutkan oleh responden terpilih
3) Frekuensi Unit Analisis Tiap Responden
yaitu sebanyak 16 kali. Kemudian, didapatkan variabel baru
Berdasarkan table sebelumnya, dapat diperoleh jumlah
yang muncul yaitu kualitas SDM yang disebutkan sebanyak
frekuensi unit analisis tiap responden untuk mendapatkan
3 kali atau setengah dari jumlah total responden yakni oleh
variabel dengan total iterasi/pengulangan terbanyak. Unit
Dinas Pariwisata Kabupaten Jember (G1), Pemerintah Desa
analisis yang digunakan berupa unit kata hingga kalimat,
Kemuning Lor (G3) dan Pokdarwis Desa Kemuning Lor
bergantung pada makna yang telah dijelaskan pada definisi
(M2).
operasional tiap variabel. Frekuensi unit analisis tiap
Berikut merupakan penjelasan dari setiap faktor yang
responden penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. dan Gambar
berpengaruh terhadap pengembangan agrowisata berbasis
1. Variabel berpengaruh didasari oleh distribusi jumlah
buah naga di Desa Kemuning Lor:
setengah dari stakeholder kunci yang mendukung terkait
1) Lahan Buah Naga
pengaruh variabel penelitian terkait. Pada hasil analisis,
Kondisi lahan pertanian di Desa Kemuning Lor seperti
didapatkan temuan berupa variabel baru, yaitu kualitas SDM
dalam Gambar 2. cocok untuk mengembangkan tanaman
(V20).
buah naga karena memiliki agroklimat yang sesuai, dimana
B. Faktor yang Berpengaruh Pada Pengembangan mayoritas masyarakat sudah memanfaatkan lahan
Agrowisata Berbasis Komoditas Buah Naga di Desa pekarangannya sebagai lahan buah naga. Lahan pertanian
Kemuning Lor buah naga terutama dengan kondisi lahan yang baik dan luas
Berdasarkan Tabel 4. dan Gambar 1. diatas dapat yang bertambah akan berpengaruh terhadap jumlah tanam
disimpulkan bahwa hampir seluruh stakeholder pohon pada suatu lahan dan dapat mempengaruhi jumlah
mengkonfirmasi faktor yang berpengaruh pada produksi yang dihasilkan pada lahan tersebut. Selain itu
pengembangan agrowisata kecuali pada faktor letak geografis semakin luas lahan maka semakin banyak pohon yang dapat
dan kualitas SDM. Dimana pada faktor letak geografis, ditampilkan dan dinikmati oleh wisatawan.
stakeholder yang menyatakan bahwa faktor ini tidak 2) Produksi buah naga
berpengaruh adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Produksi pertanian buah naga adalah peningkatan atau
Kabupaten Jember (G1) dan Pokdarwis Desa Kemuning Lor penutunan produksi buah naga. Produksi buah naga Desa
(M2). Sedangkan, untuk faktor kualitas SDM stakeholder Kemuning Lor cenderung mengalami peningkatan setiap
JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. Y, (TAHUN) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D171

Gambar 10. Sarana Social Berupa Masjid. Gambar 11. Kondisi Jalan di Desa Kemuning Lor.
tahunnya, dengan puncak panen berada di bulan Februari. Hal berpengaruh dalam pengembangan agrowisata berbasis
ini juga disebabkan karena adanya penggunakan teknologi komoditas buah naga seperti dalam Gambar 4. Hal ini
penyinaran untuk mempercepat laju produksi buah naga. dikarenakan atraksi alam bersifat sebagai pendukung atraksi
Produksi buah naga berpengaruh pada pengembangan utama yang berfungsi untuk menarik wisatawan agar datang
agrowisata karena agrowisata mengandalkan pertanian ke tempat wisata tersebut.
sebagai daya tarik utama. Sehingga berkaitan dengan tujuan 6) Atraksi Buatan
pengembangan menjadi agrowisata, produksi pertanian buah Faktor atraksi buatan dalam penelitian diartikan dengan
naga haruslah melimpah terutama dalam memenuhi adanya atraksi buatan manusia dalam bentuk tempat rekreasi
kebutuhan wisatawan. buatan seperti taman agro buatan, area outbound, pelatihan
3) Pengolahan buah naga budidaya buah naga. Atraksi buatan di Desa Kemuning Lor
Pengolahan pasca panen diartikan sebagai adanya jenis berupa obyek wisata Rembangan yang sudah berdiri sejak
pengolahan pasca panen dari produksi buah naga. Sejauh ini, jaman belanda. Atraksi buatan seperti dalam Gambar 5.
belum terdapat pengolahan pasca panen dari buah naga di berpengaruh dalam pengembangan agrowisata berbasis
Desa Kemuning Lor karena terbatasnya SDM dan Modal komoditas buah naga. Hal ini dikarenakan atraksi buatan
yang tersedia. Padahal, pengolahan pasca panen berpengaruh bersifat sebagai pendukung atraksi utama yang berfungsi
pada pengembangan agrowisata berbasis komoditas buah untuk menarik wisatawan agar datang ke tempat wisata
naga. Hal ini dikarenakan pengembangan buah naga menjadi tersebut, mendatangkan pendapatan bagi masyarakat serta
produk olahan akan menjadi media dalam mempromosikan mendukung pengembangan kegiatan pertanian setempat.
desa, membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat, 7) Atraksi Budaya
meningkatkan nilai jual buah naga, mengurangi hasil panen Atraksi budaya diartikan sebagai adanya budaya khas
yang terbuang percuma, dan memberikan keuntungan bagi setempat yang masih dilestarikan khususnya terkait pertanian
desa. Selain itu dengan adanya proses pengolahan ini juga buah naga, upacara dan kesenian lokal. Pada lokasi studi
bisa menjadi daya tarik sehingga wisatawan tidak hanya atraksi budaya yang ada seperti dalam Gambar 6. berupa
datang melihat atau memetik buah naga namun juga bisa ludruk, jaranan dan tradisi macapatan yang diselenggarakan
melihat proses pengolahannya. ketika hari-hari besar nasional maupun acara hajatan. Atraksi
4) Pemasaran buah naga budaya berpengaruh terhadap pengembangan agrowisata
Pemasaran yang dimaksudkan adalah metode yang dikarenakan adanya kesenian lokal seperti ludruk dan jaranan
digunakan masyarakat dalam memasarkan buah naga. juga dapat ditampilkan sebagai atraksi pendukung untuk
Pemasaran buah naga mayoritas dijual langsung oleh mengembangkan agrowisata, menarik minat wisatawan,
masyarakat ke konsumen melalui kios-kios didepan rumah sekaligus cara untuk melestarikan budaya daerah.
dan sebagian kecil dijual melalui tengkulak seperti dalam 8) Pengelolaan
Gambar 3. Pemasaran produk berpengaruh pada Faktor Pengelolaan yang dimaksud adalah Adanya
pengembangan agrowisata berbasis komoditas buah naga. kerjasama antar stakeholder (Masyarakat, Pemerintah, dan
Hal ini dikarenakan metode pemasaran mempengaruhi swasta) dalam mengelola dan mengembangkan agrowisata
kemudahan dalam proses pemasaran produk. Menurut buah naga di desa kemuning lor. Pengelolaan berpengaruh
Stakeholder, metode pemasaran yang inovatif dan terhadap pengembangan agrowisata berbasis komoditas buah
menggunakan sentuhan teknologi seperti social media naga. Hal ini diperkuat dengan frekuensi unit analisis yang
maupun website (online marketing) dapat meningkatkan mengalami iterasi sebanyak 16 kali. Hal ini dikarenakan
minat beli konsumen dan penjualan produk sehingga produk keberadaan orang – orang yang mengetahui kondisi pertanian
buah naga dalam desa lebih dikenal masyarakat luas. dan potensi desa untuk dikembangkan menjadi wisata sangat
5) Atraksi Alam penting. Selain itu, dengan adanya kerjasama antar
Atraksi alam dalam penelitian ini diartikan sebagai adanya stakeholder dalam mengelola agrowisata dapat
panorama alam di dalam desa yang dapat dinikmati oleh mempermudah pengembangan agrowisata. Pada lokasi studi
wisatawan seperti pemandangan alam berlatar belakang masih belum terdapat penanggungjawab beserta struktur
pertanian, seperti kebun buah naga Atraksi alam yang ada di organisasi yang jelas terhadap pengelolaan agrowisata buah
Desa Kemuning Lor berupa hamparan lahan buah naga, areal naga, sehingga pengembangan agrowisata masih belum
perkebunan kopi, air terjun dan view perkotaan. Atraksi alam berjalan secara optimal.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. Y, (TAHUN) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D172

9) Hospitality kebutuhan dasar, dimana tidak hanya wisatawan yang


Hospitality merupakan sikap masyarakat terkait memerlukan tapi juga masyarakat local. Selain itu disetiap
pengembangan agrowisata yang dilakukan di dalam desa kegiatan dan usaha lain yang berkaitan dengan agrowisata
dalam mengembangkan agrowisata. Sikap masyarakat juga tentunya membutuhkan air bersih.
berpengaruh terhadap pengembangan agrowisata berbasis 15) Jaringan Telekomunikasi
komoditas buah naga. Hal ini diperkuat dengan frekuensi unit Jaringan telekomunikasi berpengaruh terhadap
analisis yang mengalami iterasi sebanyak 8 kali. Hal ini pengembangan agrowisata. Hal ini diperkuat dengan
dikarenakan dukungan masyarakat dapat membantu frekuensi unit analisis yang mengalami iterasi sebanyak 6
mempercepat dalam pengembangan wisata. kali. Hal ini dikarenakan jaringan telekomunikasi
10) Sarana Perbelanjaan berhubungan dengan keseharian masyarakat untuk
Sarana perbelanjaan berpengaruh dalam pengembangan berkomunikasi dan mendapatkan informasi. Sedangkan
agrowisata berbasis komoditas buah naga. Hal ini diperkuat kaitannya dengan wisata keberadaan jaringan telekomunikasi
dengan frekuensi unit analisis yang mengalami iterasi berhubungan dengan promosi wisata tersebut terutama secara
sebanyak 6 kali. Hal ini dikarenakan sarana perbelanjaan online melalui social media. Pada kondisi eksisting, Desa
mendukung keperluan dan kenyamanan wisatawan selama sudah terlayani oleh jaringan telekomunikasi hanya
berwisata. Dimana dari sarana perbelanjaan wisatawan kualitasnya kurang memadai untuk menunjang kegiatan
diharapkan dapat membeli buah naga, produk olahannya serta wisata karena jaringan sinyal yang tersedia lemah dan hanya
oleh – oleh lainnya untuk dibawa pulang. Pada lokasi studi bisa diakses oleh sinyal provider tertentu saja.
hanya dapat ditemukan sarana perbelanjaan berupa toko-toko 16) Jaringan Listrik
kecil/kelontong seperti dalam Gambar 7. Jaringan listrik berpengaruh pada pengembangan
11) Sarana Penginapan agrowisata. Hal ini diperkuat dengan frekuensi unit analisis
Di Desa Kemuning Lor, sudah tersedia sarana penginapan yang mengalami iterasi sebanyak 6 kali. Hal ini dikarenakan
berupa hotel dan villa untuk mendukung kegiatan agrowisata. jaringan listrik merupakan kebutuhan dasar, dimana tidak
Namun belum ditemukan sarana penginapan yang disediakan hanya wisatawan yang memerlukan tapi juga masyarakat
dan dikelola langsung oleh masyarakat setempat seperti local. Selain itu disetiap kegiatan dan usaha lain yang
homestay. Sarana penginapan berpengaruh dalam berkaitan dengan agrowisata seperti penyinaran tanaman
pengembangan agrowisata berbasis komoditas buah naga. buah naga juga membutuhkan listrik. Di Desa Kemuning Lor
Hal ini dikarenakan sarana penginapan mendukung keperluan mayoritas masyarakat sudah teraliri oleh jaringan listrik
dan kenyamanan wisatawan selama berwisata. Dimana secara merata.
dengan adanya sarana penginapan yang disediakan dalam 17) Letak Geografis
desa wisatawan tidak perlu jauh-jauh mencari tempat Desa Kemuning Lor memiliki lokasi yang mudah diakses
penginapan di lokasi lain seperti dalam Gambar 8. karena hanya berjarak ±10 km dari pusat kota Jember.
12) Sarana Rumah Makan Berdasarkan hasil analisis, faktor lokasi memengaruhi
Sarana tempat makan berpengaruh dalam pengembangan aksesibilitas dan kemudahan investor untuk mengembangkan
agrowisata berbasis komoditas buah naga. Hal ini wisata. Selain itu, wisatawan juga cenderung memilih untuk
dikarenakan sarana tempat makan mendukung keperluan dan datang ke lokasi wisata yang dekat guna memangkas waktu,
kenyamanan wisatawan selama berwisata. Selain itu sarana biaya, dan tenaga.
tempat makan juga dapat menjadi tempat berkumpul bagi 18) Moda Transportasi
masyarakat, baik kelompok tani maupun pokdarwis untuk Moda Transportasi diartikan sebagai keberagaman jenis
melakukan diskusi. Pada lokasi studi sarana penginapan yang kendaraan yang dapat melewati desa. Moda transportasi
ada berupa restoran serta warung-warung pinggir jalan berpengaruh terhadap pengembangan agrowisata. Hal ini
dengan bagunan semi-permanen yang mudah dijumpau diperkuat dengan frekuensi unit analisis yang mengalami
dalam desa seperti dalam Gambar 9. iterasi sebanyak 6 kali. Hal ini dikarenakan keberagaman
13) Sarana Sosial moda transportasi juga semakin membuka peluang untuk
Sarana sosial berpengaruh dalam pengembangan wisatawan dengan berbagai jumlah untuk datang. Agrowisata
agrowisata berbasis komoditas buah naga. Hal ini yang tergolong dalam wisata keluarga dan edukasi juga
dikarenakan sarana sosial mendukung keperluan dan didatangi oleh kelompok dalam jumlah banyak, sehingga
kenyamanan wisatawan selama berwisata. Dimana untuk diperlukan moda transportasi yang bermacam- macam untuk
tempat ibadah selain dapat digunakan untuk beribadah juga mengangkut kelompok – kelompok tersebut. Sejauh ini tidak
dapat digunakan sebagai tempat istirahat bagi para wisatawan terdapat angkutan umum yang mengakses desa Kemuning
seperti dalam Gambar 10. Sarana social pada lokasi studi Lor sehingga sebagian besar wisatawan masih menggunakan
berupa masjid dan musholla serta puskesmas pembantu. kendaraan pribadi untuk menuju lokasi studi. Selain itu,
14) Jaringan Air Bersih kendaraan wisata yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
Mayoritas masyarakat desa Kemuning Lor sudah wisata juga belum tersedia.
menjangkau air bersih dari sumber mata air pegunungan yang 19) Kondisi Jalan
dialirkan melalui pia-pipa ke setiap rumah, sedangkan Kondisi perkerasan jalan di Desa Kemuning Lor cukup
sebagian kecil masyarakat menggunakan air sumur. Kondisi baik dengan mayoritas sudah beraspal. Namun, jika dilihat
air yang ada di Desa Kemuning Lor memiliki kualitas yang dari lebar jalannya, masih belum memadai untuk mendukung
baik yakni tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. kegiatan wisata yaitu hanya sebesar 4 m. Padahal, kondisi
Jaringan air bersih berpengaruh pada pengembangan jalan berpengaruh terhadap pengembangan agrowisata
agrowisata. Hal ini dikarenakan air bersih merupakan karena kondisi jalan mempengaruhi kemudahan, keselamatan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. Y, (TAHUN) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D173

dan kenyamanan wisatawan dalam menuju lokasi wisata. sarana penginapan, sarana rumah makan, sarana social,
Selain itu juga kondisi jalan yang baik dapat mempermudah jaringan air bersih, jaringan telekomunikasi, jaringan listrik,
pengangkutan hasil panen desa seperti dalam Gambar 11. letak geografis, moda transportasi dan kondisi jalan. Selain
20) Kualitas SDM itu didapatkan faktor baru yang berpengaruh yaitu kualitas
Faktor Kualitas SDM merupakan faktor temuan dari hasil SDM.
analisis konten sebagai faktor yang memengaruhi
pengembangan agrowisata berbasis komoditas buah naga di
DAFTAR PUSTAKA
Desa Kemuning Lor. Hal ini diperkuat dengan frekuensi unit
[1] S. Zoto, E. Qirici, and E. Polena, “Agrotourism-a sustainable
analisis yang mengalami iterasi sebanyak 3 kali. Hal ini
development for rural area of Korca,” Eur. Acad. Res., vol. 1, no. 2, pp.
dikarenakan kualitas SDM mempengaruhi inovasi dan kreasi 209–223, 2013.
yang dapat diciptakan dalam mengembangkan produk wisata. [2] S. Abdullah, “Rekayasa sistem pengembangan agrowisata berbasis
Disisi lain, pada faktanya kualitas SDM setempat masih masyarakat,” Bogor Inst. Pertan. Bogor, 2012.
[3] I. P. J. Winata and H. Idajati, “Karakteristik desa berdasarkan kriteria
tergolong rendah, dibuktikan dengan jumlah penduduk community based tourism di Desa Wisata Kamasan, Kabupaten
setempat yang mayoritas masih berupa tamatan SD/ tidak Klungkung,” J. Tek. ITS, vol. 8, no. 2, pp. C194-C199, 2020.
lulus SD. [4] N. S. Kurnia and et al., “Pemberdayaan masyarakat melalui pengolahan
buah naga menjadi dragon candy sebagai produk wisata Rembangan
(studi kasus pada ibu rumah tangga di Desa Kemuning Lor, Kecamatan
Arjasa, Kabupaten Jember),” 2016.
IV. KESIMPULAN [5] B. P. S. K. Jember, “Kecamatan Arjasa dalam angka 2014.” Jember:
Berdasarkan hasil analisis konten yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Jember, Badan Pusat Statistik Kabupaten
Jember, 2014.
didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap [6] B. P. Statistiik, “Kecamatan Arjasa dalam angka 2018,” Jember Badan
pengembangan agrowisata berbasis komoditas buah naga di Pus. Stat., 2018.
desa Kemuning Lor. Dimana faktor berpengaruh antara lain [7] K. H. Annisa and P. Suharso, “Pemberdayaan perempuan melalui
pengolahan buah naga merah menjadi selai sebagai produk
faktor lahan buah naga, produksi buah naga, pengolahan buah pengembangan agrowisata Rembangan Kabupaten Jember,” J.
naga, pemasaran buah naga, atraksi alam, atraksi buatan, Pendidik. Ekon. J. Ilm. Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekon. dan Ilmu Sos., vol.
atraksi budaya, pengelolaan, hospitality, sarana perbelanjaan, 10, no. 1, 2016.

Anda mungkin juga menyukai