SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing
Mengetahui:
Dengan ini saya menyatakan bahwa segala persyaratan dalam skripsi yang
berjudul “Optimasi Produksi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour)
dengan Mesin Rotary Dryer menggunakan Metode Respon Permukaan”
adalah benar merupakan gagasan dan hasil pemikiran saya sendiri di bawah
arahan pembimbing. Semua data dan informasi yang digunakan dalam skripsi ini
telah dinyatakan secara jelas dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian
akhir skripsi serta dapat diperiksa kebenarannya. Skripsi ini juga belum pernah
diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi sejenis di
Perguruan Tinggi lain.
Kata kunci : mocaf, rotary dryer, metode respon permukaan, metode pengeringan
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
ii
1996 dari ayahanda Rahman Effendi Selian dan ibunda Sutarsih. Penulis
SMP Sultan Iskandar Muda Medan (2009-2011), dan SMA Sultan Iskandar Muda
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2014.
Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Socfindo SSPL Bangun
DIKTI dalam program BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa). Penulis juga ikut serta
sebagai salah satu anggota dalam pengabdian masyarakat bersama dosen Fakultas
Bahan Dasar Kelapa pada tahun 2017. Selain itu, penulis menjadi asisten di
Teknologi Pangan pada program studi Ilmu dan Teknologi Pangan dengan
Respon Permukaan”.
iii
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat
Pada penulisan skripsi ini penulis telah dibantu oleh berbagai pihak, maka
1. Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi
2. Kedua orang tua tercinta dari penulis yang telah memberikan berbagai
dukungan. Terima kasih atas doa, semangat, kasih sayang, dan perhatian yang
sudah diberikan.
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan.
Terima kasih atas bimbingan, motivasi, koreksi, dan saran yang membangun
selama ini.
5. Bapak Ir. Sentosa Ginting, MP. selaku Anggota Komisi Pembimbing Skripsi.
Terima kasih atas bimbingan, motivasi, koreksi, dan saran yang membangun
selama ini.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Ilmu dan Teknologi
Pangan.
iv
7. Teman yang baik Nursarah, Nazhifa Mahfuzhah, dan Kansari dan abang
kakak 2013 atas segala motivasi dan dukungan serta bantuan dan selalu sedia
Nesya, Ria, Elis, Nidiya, Nisna, Fitri Eka, Amilia, Riska dan Fakhri atas
dan penelitian.
9. Teman seperjuangan Ilmu dan Teknologi Pangan 2014, terima kasih atas
10. Yang terkasih dan tersayang Dimas Bagus Nugraha Sitorus dan Inal, Suci
Heriani, Nabila, dan Indah atas segala bantuan, motivasi dan saling
Laboratorium Mikrobiologi dan Pegawai CIKAL (Bu Ita) terima kasih atas
12. Terima kasih kepada DIKTI yang telah memberikan beasiswa BBM (Bantuan
Terima kasih atas kebersamaannya dan semua pihak yang telah membantu
dan tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikan
skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan.
Penulis
Hal
ABSTRAK .................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................ 1
Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
Kegunaan Penelitian............................................................................. 4
Hipotesis Penelitian.............................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA
Ubi kayu (Manihot utilissima) ............................................................. 6
Kandungan gizi ubi kayu (Manihot utilissima) ............................. 7
Manfaat Ubi kayu ......................................................................... 7
Modified Cassava Flour (Mocaf) ........................................................ 9
Manfaat tepung mocaf .................................................................. 10
Bakteri Asam Laktat dalam fermentasi mocaf ............................ 10
Metode Pengeringan ............................................................................ 11
Rotary dryer ................................................................................. 12
Metode Respon Permukaan ................................................................ 16
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
LAMPIRAN ................................................................................................ 76
No. Hal
1. Komposisi kimia dan nilai gizi ubi kayu .................................................. 8
10. Karakteristik fisik, fungsional, dan kimia dari tepung ubi kayu dengan
berbagai metode pengeringan ................................................................... 50
11. Karakteristik fisik, fungsional, dan kimia dari tepung ubi kayu dengan
berbagai metode pengeringan ................................................................... 51
ix
No. Hal
1. Ubi kayu .................................................................................................. 7
2. Contoh gambar kontur dan contoh plot hasil permukaan respon ............ 19
3. Diagram alir proses pengolahan ubi kayu menjadi chips kering ............ 24
No. Hal
1. Rancangan desain eksperimen metode respon permukaan kadar air ........ 76
10. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap kadar air tepung mocaf dan tepung ubi kayu ............................. 94
11. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap kadar abu tepung mocaf dan tepung ubi kayu ......................... 96
12. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap swelling power tepung mocaf dan tepung ubi kayu ................ 98
13. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap daya serap air tepung mocaf dan tepung ubi kayu .................. 100
14. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap daya serap minyak tepung mocaf dan tepung ubi kayu .......... 101
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xiii
15. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap baking expansion tepung mocaf dan tepung ubi kayu ............ 102
16. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap derajat putih tepung mocaf dan tepung ubi kayu .................... 103
17. Data laju pengeringan pada tepung mocaf dengan rancangan desain
metode respon permukaan ..................................................................... 104
18. Data laju pengeringan pada tepung mocaf dan tepung ubi kayu
dengan metode pengeringan matahari, rotary dryer, dan kombinasi .... 110
19. Kurva standar pati dalam penentuan kadar pati ...................................... 116
20. Kurva standar amilosa dalam penentuan kadar amilosa ......................... 116
21. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap kadar pati tepung mocaf dan tepung ubi kayu ......................... 117
22. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap kadar amilosa tepung mocaf dan tepung ubi kayu .................. 118
23. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap kadar amilopektin tepung mocaf dan tepung ubi kayu ........... 119
Latar Belakang
pangan pokok yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi serta nutrisi yang
kompleks. Oleh karena itu pemerintah menerapkan program PAJALE atau biasa
menanam padi, jagung dan kedelai pada tahun 2015 yang direncanakan akan
berjalan hingga 2019. Tanaman pajale merupakan sumber bahan pangan pokok
yang memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang dapat menjadi sumber
Indonesia, diantaranya yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi
ketersediaannya yang melimpah yaitu ubi kayu. Ubi kayu merupakan salah satu
tanaman pangan yang penting sebagai sumber karbohidrat dan bahan baku
karbohidrat sekaligus sebagai bahan baku produk tepung yang tidak kalah dengan
Rendahnya harga ubi kayu dipengaruhi oleh sifat ubi kayu segar yang
mudah rusak bila tidak segera dilakukan penanganan pasca panen karena kadar air
ubi kayu segar yang tinggi, adanya asam sianida (HCN) yang mengandung racun
(Kurniati, dkk., 2012). Ubi kayu sering dianggap bahan baku yang bermutu
rendah karena rendahnya protein, mineral dan vitamin. Ubi kayu di beberapa
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
pengolahan ubi kayu untuk dapat mengurangi tingkat kerusakan pada ubi kayu
akibat produksi ubi kayu yang melimpah. Untuk meningkatkan kualitas dari ubi
kayu dibutuhkan pengolahan ubi kayu mejadi produk yang dapat meningkatkan
nilai gizi serta meningkatkan produksi pengolahan bahan baku ubi kayu yaitu
Tepung mocaf merupakan salah satu produk olahan dari ubi kayu yang
menjadi tepung dengan metode yang berbeda dari pembuatan tepung ubi kayu
pada umumnya. Tepung mocaf melalui proses fermentasi berbeda dengan tepung
ubi kayu yang hanya melalui proses pengeringan chips saja. Perbedaan proses
pengolahan ubi kayu dalam pembuatan tepung mocaf ini memiliki pengaruh
terhadap ubi kayu memiliki kandungan gizi yang tinggi dan dapat menghasilkan
produk makanan dari tepung mocaf dengan kualitas yang baik seperti pembuatan
memiliki karakteristik mirip seperti terigu, yaitu putih, lembut, dan tidak berbau
ubi kayu. Dengan karakterisrik yang mirip dengan terigu, tepung mocaf dapat
tepung mocaf dapat menjadi alternatif untuk subtitusi tepung terigu yang dapat
mengurangi angka impor tepung terigu, masalah lain yang ditemui di lapangan
adalah produksi tepung mocaf yang terhambat akibat kurangnya fasilitas dalam
pengeringan chips ubi kayu mocaf sehingga membutuhkan beberapa hari untuk
tidak bersih, dan mudah terkontaminasi udara dan polusi. Oleh karena itu,
Alat pengeringan rotary dryer merupakan salah satu contoh alat yang
dapat digunakan dalam mengeringkan chips ubi kayu terfermentasi dalam skala
besar dalam waktu yang singkat. Dengan menggunakan rotary dryer maka
pengerigan chips ubi kayu terfermentasi dapat lebih mudah dan lebih singkat yang
akan mengurangi dampak kerusakan chips ubi kayu terfermentasi seperti tumbuh
jamur akibat pengeringan yang masih bergantung pada cuaca. Rotary dryer
merupakan alat pengering berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu
yang dipanaskan dengan tungku atau menggunakan gas dengan suhu yang dapat
berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari uap
listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Pada alat pengering rotary dryer terjadi
dua hal yaitu kontak bahan dengan dinding dan aliran uap panas yang masuk ke
dalam drum. Pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan dinding
disebut konduksi karena panas dialirkan melalui media yang berupa logam.
Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan aliran uap
dilakukan dan terjadi penyusutan bobot yang lebih tajam dibandingkan dengan
penurunan pembobotan yang dialami tray dryer. Pengeringan pada rotary dryer
mengalami proses pengeringan, namun juga pada seluruh bagian yaitu atas dan
bawah secara bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih
merata dan lebih banyak mengalami penyusutan (Jumari dan Purwanto, 2005).
pengeringan, kuantitas chips ubi kayu terfermentasi dapat dalam jumlah yang
banyak karena bentuk dari rotary dryer ini dirancang dengan tabung silinder yang
besar. Oleh karena itu, pengeringan chips ubi kayu terfermentasi dengan
menggunakan rotary dryer ini tentu akan meningkatkan produksi tepung mocaf
Optimasi waktu dengan jumlah chips serta suhu yang optimum yang digunakan
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu, jumlah chips mocaf dan
rotary dryer untuk menghasilkan tepung mocaf dengan mutu dan penerimaan
tepung mocaf.
Kegunaan Penelitian
dengan menemukan kombinasi waktu, jumlah chips mocaf dan suhu yang
konsumen yang terbaik dan dapat dijadikan salah satu alternatif dalam
data dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana teknologi pangan di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas
Hipotesis Penelitian
Kombinasi waktu, jumlah chips ubi kayu terfermentasi, dan suhu optimum
dapat berpengaruh terhadap kadar air dan mutu tepung mocaf yang dihasilkan dan
dapat digunakan dalam menghasilkan tepung mocaf dengan skala besar dan mutu
yang baik.
Ubi Kayu
ragam. Makanan pokok orang Indonesia adalah beras, namun tidak dipungkiri
ditemui dengan mudah dan sering dikonsumsi oleh masyarakat luas. Adapun
makanan pokok orang Indonesia lainnya yang umum dijumpai adalah ubi kayu,
ubi jalar, jagung atau serealia, sagu dan lainnya. Ubi kayu adalah salah satu
makanan pokok yang sangat sering dijumpai dan sangat sering diolah serta
dikonsumsi masyarakat.
ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi
kayu dijadikan bahan dasar pada industri makanan seperti sumber utama
pembuatan pati dan juga sebagai makanan olahan lainnya (Susilawati, dkk.,
2008). Ubi kayu adalah salah satu jenis tanaman tropis yang paling berguna dan
dimanfaatkan secara luas karena fungsi dan manfaatnya yang sebagai sumber
kalori yang murah dan mudah didapatkan dan memiliki rasa yang dapat diterima
secara umum (Rasulu, dkk., 2012). Berdasarkan sifat fisik dan kimia, ubi kayu
memiliki umbi atau akar pohon yang panjang dengan rata-rata bergaris tengah 2-3
cm dan panjang 50-80 cm dan merupakan cadangan makanan dari tanaman ubi
kayu tersebut. Ukuran panjang dan diameter dari umbi ditentukan oleh jenis ubi
kayu yang ditanam, lahan yang digunakan serta perawatan yang diberikan
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
Ordo: Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus: Manihot
Ubi pada tanaman ubi merupakan akar yang memiliki bentuk berbeda dan
memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Bentuk dari ubi
biasanya bulat memanjang, daging ubi mengandung zat pati, berwarna putih,
putih gelap atau kuning gelap. Pada satu tanaman ubi dapat menghasilkan 5-10
ubi. Pada ubi juga mengandung asam sianida berkadar rendah sampai tinggi
(Rukmana, 1997).
Kandungan zat gizi pada ubi kayu sangat kompleks serta merupakan
pokok. Adapun kandungan gizi yang terdapat di dalam 100 gram ubi kayu adalah
sebagai berikut.
Kandungan gizi pada ubi kayu, sifat fisik dan kimia pati seperti bentuk dan
ukuran granula, serta komponen kimia lainnya yang terdapat di dalam ubi kayu
sangat dipengaruhi oleh faktor genetika, kondisi lingkungan tempat tumbuh serta
Selain memiliki kandungan gizi dan komposisi kimia yang kompleks dan
tinggi, ubi kayu memiliki manfaat yang banyak untuk dijadikan produk. Ubi kayu
selain dapat dimanfaatkan sebagai makanan dan berbagai macam produk, juga
dapat dimanfaatkan menjadi produk hasil industri. Salah satunya adalah industri
pengolahan tepung ubi kayu atau biasa disebut cassava flour yaitu ubi kayu yang
halus, mocaf atau modified cassava flour yaitu merupakan tepung yang dihasilkan
dari ubi kayu yang telah mengalami modifikasi dalam pengolahannya dengan cara
fermentasi. Serta ubi kayu dapat diolah menjadi tepung ubi kayu merupakan
alternatif utama dan hasil yang sangat baik karena pengolahannya sederhana, tidak
mudah rusak, dapat lebih lama disimpan dan memberikan nilai yang tinggi
(Rubatzky, 1998).
dari ubi kayu yang melalui proses berbeda dengan prinsip modifikasi sel ubi kayu
dari tepung yang dihasilkan berupa naiknya viskositas, kemampuan gelasi, daya
berpengaruh terhadap lama waktu fermentasi ubi kayu (Amanu dan Susanto,
2014).
pektinolitik dan sellulolitik yang dapat menghancurkan dinding sel ubi kayu,
sehingga terjadi liberasi granula pati. Mikroba tersebut juga menghasilkan enzim-
enzim yang dapat menghidrolisis pati menjadi gula yang kemudian mengubahnya
menjadi asam-asam organik, terutama asam laktat. Hal ini akan menyebabkan
adanya perubahan karakteristik dari tepung yang dihasilkan (Subagio, dkk., 2008).
Setelah ubi kayu di fermentasi, maka dilanjutkan dengan pengeringan dan diikuti
dari ubi kayu dengan proses fermentasi asam laktat. Syarat mutu tepung mocaf
salah satu solusi untuk meningkatkan protein yang terkandung di dalamnya serta
meningkatkan nilai gizi yang lainnya. Dengan demikian, tepung ubi kayu yang
protein yang tinggi akibat bakteri yang digunakan selama proses fermentasi, HCN
lebih rendah, mudah diaplikasikan dan menjadi bahan baku produksi, dispersi ke
produk pangan lebih mudah, serta meningkatkan kualitas dari ubi kayu (Sadjilah,
2011). Fermentasi dapat menjadi tolak ukur kandungan gizi dari tepung mocaf.
Semakin lama waktu fermentasi, maka kadar protein akan semakin tinggi. Hal ini
aktivitas enzim protease yang dihasilkan oleh mikroba yang ada dalam proses
Metode Pengeringan
Kadar air merupakan jumlah kandungan air yang terdapat dalam bahan
pangan. Kadar air pada bahan pangan sangat mempengaruhi umur simpan bahan.
Hal ini dikarenakan kadar air pada bahan pangan digunakan menjadi media
tumbuh yang sangat cocok untuk kondisi mikroorganisme sehingga dapat menjadi
penentu kerusakan suatu bahan. Jumlah kadar air pada bahan pangan sangat
beragam, yaitu bahan pangan dengan kadar air tinggi, serta bahan pangan dengan
kadar air sedang dan bahan pangan dengan kadar air rendah seperti tepung.
Namun, untuk mengurangi kadar air pada bahan pangan dengan tujuan
bahan pangan ke udara hingga bahan pangan tersebut mencapai kadar optimal
14% kandungan air yang akan mengurangi respon terhadap aktivitas enzim,
hasil pertanian atau bahan pangan. Pengeringan didefinisikan sebagai suatu proses
untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan
kondisi udara (atmosfir) normal atau tingkat kadar air yang setara dengan nilai
aktifitas air (Aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologi, enzimatis atau kimiawi
yang diharapkan tidak merusak gizi dari produk pangan tersebut namun memiliki
beberapa faktor antara lain suhu udara pengering, kelembaban relatif udara
pengering, laju alir udara pengering, dan kadar air bahan yang dikeringkan. Suhu
udara panas yang digunakan berpengaruh terhadap lama pengeringan dan kualitas
pemindahan cairan atau uap dari dalam ke permukaan bahan serta menentukan
sekitar permukaan bahan. Laju alir udara sangat diperlukan untuk mengalirkan
udara panas pada seluruh bagian bahan. Semakin cepat aliran udara maka dapat
pangan melalui pemanasan biasanya menggunakan aliran udara yang diatur. Suhu
yang digunakan dalam proses pengeringan sebaiknya tidak terlalu tinggi atau
digunakan suhu optimum pengeringan sesuai dengan bahannya, hal ini karena
sehingga bagian luar bahan pangan menjadi keras sementara air terperangkap di
dalam bahan dan tidak dapat menembus bagian luar bahan pangan. Oleh karena
itu, dalam memilih metode pengeringan yang tepat juga harus dikondisikan
dengan bahan dan hasil akhir yang diinginkan agar pengeringan yang dilakukan
panas melalui air ataupun udara untuk mengeringkan produk. Sedangkan untuk
matahari dalam sebuah media lalu dibantu penyebaran panasnya dengan media
tersebut. Intinya, panas yang dihasilkan dari matahari, namun disalurkan melalui
media atau tempat. Menurut Gibbs, (1986) beberapa cara pengeringan tidak
langsung yang kita ketahui yaitu pengeringan beku, pengeringan udara panas,
spray drying maupun roller drying. Namun, metode pengeringan ini pun tidak
Salah satu mikroba yang masih dapat bertahan adalah Salmonella sp. Meskipun
kasava termodifikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Baik secara
beragam adalah hasil yang diperoleh dari tepung kasava modifikasi adalah
pengering tipe rotari (rotary dryer) adalah alat pengeringan dengan menerapkan
sistem pembakaran dari tungku dan pengeringan bahan yag dilakukan didalam
silinder berbentuk tabung atau drum. Prinsip kerja alat pengering tipe rotari ini
dalam silinder horisontal berputar yang dialiri udara panas untuk menguapkan air
yang dikeringkan. Pada bagian dalam silinder pengering diberi sirip (flight) untuk
sudut tertentu sehingga bagian pemasukan bahan akan lebih tinggi dari bagian
dalam silinder pengering. Sebagai sumber panas pengering digunakan panas yang
kontak langsung dengan gas panas yang dihasilkan dari tungku pembakaran dari
bahan bakar gas di dalam ruang pengering. Pada alat pengering rotary dryer
terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan dinding dan aliran uap panas yang
masuk ke dalam drum. Pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan
dinding disebut konduksi karena panas dialirkan melalui media yang berupa
logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan aliran
uap disebut konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran dari tungku
drum atau lorong, sirip pengaduk, hopper, gear atau penggerak, motor yang
menjalankan perputaran, mesin pengatur putaran dan suhu, serta rangka yang
Adapun keterangan komponen yang terdapat pada alat rotary dryer adalah
sebagai berikut.
2. Drum berfungsi sebagai tempat pengeringan yang ada ditengah rotary dryer.
3. Tungku pemanas berguna untuk sumber energi panas yang digunakan dalam
4. Blower digunakan untuk meniupkan udara panas yang telah dipanaskan pada
tungku pemanas.
5. Rangka adalah penopang atau penyangga alat agar dapat tetap stabil dan
kokoh.
pengaduk.
7. Mesin pengatur suhu dan dapat juga digunakan dalam pengaturan putaran
pengaduk.
8. Poros pengaduk yang berada di dalam pengaduk yang berbentuk sirip dan
berfungsi dalam mengaduk bahan agar dapat merata didalam drum serta
statistika yang digunakan dalam pemodelan dan analisis, yang bertujuan untuk
melihat pengaruh beberapa variabel kuantitatif terhadap suatu variabel respon dan
metode permukaan respon adalah bentuk hubungan antara variabel respon dengan
variabel independen tidak diketahui. Oleh karena itu, langkah pertama dalam
metode permukaan respon adalah mencari bentuk hubungan antara respon dengan
menggunakan metode permukaan respon. Hal pertama yang perlu dilihat adalah
bentuk persamannya, apakah merupakan fungsi berorde satu atau fungsi berorde
dua. Jika ternyata fungsi yang terbentuk berorde dua, selanjutnya yang perlu
dilihat adalah sifat percobaan yang akan dilakukan, apakah sequential atau non
yang akan dibuat. Untuk fungsi yang berorde satu, rancangan percobaannya cukup
rancangan permukaan respon yang berorde satu membutuhkan lebih sedikit unit
perlakuan (Nuryanti dan Salimy, 2008). Untuk permukaan respon yang berorde
yang sesuai beserta analisisnya untuk permukaan respon adalah hal yang sangat
penting. Berikut ada beberapa kriteria dalam pemilihan rancangan percobaan yang
lebih tinggi
memiliki faktor yang lebih dari 2k. Dalam pengerjaannya digunakan metode CCD
atau Central Composite Design. Nilai optimum diperoleh dari sebuah model yang
kedua ialah CCD atau central composite design. Pada umumnya CCD terdiri atas
faktorial 2k (atau fraksional faktorial dengan resolusi V) atau disebut nF, 2k titik
atau percobaan aksial, dan titip pusat atau center point sebanyak nC. Secara
lain merupakan faktorial 2k yang telah melalui model orde pertama namun
model. CCD merupakan rancangan yang sangat sesuai untuk memperoleh model
(a) (b)
Gambar 2. Contoh gambar kontur (a) dan contoh plot hasil permukaan respon (b)
Tepung dan Laboratorium Analisia Kimia Bahan Pangan, Program Studi Ilmu dan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi kayu dengan umur
panen 10 bulan varietas malaysia putih yang diperoleh dari Namorambe, Medan.
Bahan lain yang digunakan adalah starter mocaf Bakteri Asam Laktat.
parafin, alkohol 95%, DNS, Na K-Tartarat, phenol, dan enzim α-amilase dan
minyak goreng.
Alat penelitian
Alat yang digunakan untuk pembuatan tepung mocaf serta alat yang
analitik Sartorius, disc mill, gelas ukur, alumunium foil, termometer, termokopel,
kromameter Konica Minolta (tipe CR-400, Jepang), vortex tab dancer, kapas,
cawan porselen, tanur Carbolite Furnaces (tipe EML 11/2), oven Memmert (tipe
BMV 30), desikator. spatula, beaker glass, tabung reaksi, rak tabung, tabung
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
dengan cara Central Composite Design (CCD) dengan 3 faktor yang disajikan pada
Tabel 3.
dimana setiap kondisi proses mengikuti rancangan percobaan komposit pusat (Tabel. 4).
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan software Design Expert versi 11.
orde kedua yang fungsinya kuadratik dengan rancangan faktorial 3k yaitu sebagai
berikut :
k k
Y 0 i X i ii X i2 ij X i X j
i 1 i 1 i j
dimana:
Y = Respon pengamatan
β0 = Intersep
βi = Koefisien linier
(RAK) Non Faktorial pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf adalah sebagai
berikut:
Yij = μ + τi + βj + εij
di mana:
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji
dilanjutkan dengan uji beda rataan, menggunakan uji Least Significant Range
Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan tepung mocaf ini menggunakan bahan baku yang seragam dan
dengan umur panen yang sama. Pembuatan tepung ubi kayu termodifikasi atau
bahan baku ubi kayu harus menggunakan ubi kayu tanpa kerusakan dan dalam
kondisi yang baik. Penggunaan ubi kayu yang rusak akan mempengaruhi kualitas
mocaf yang dihasilkan. Pencucian ubi kayu menggunakan air mengalir sehingga
tepung mocaf, yang difermentasikan menggunakan air sumur yang dapat dilihat
pada Gambar 3.
Ubi kayu
Pengupasan Kulit
Chips ubi kayu
(1 ons)
Pencucian Limbah
Air Air cair
Enzim
Kultur Mikroba
Pengirisan dengan
tebal chips 1,5 mm
Perendaman
(t= 24 jam)
Perendaman I
Air
(t = 24 jam)
Senyawa Limbah
aktif A cair
Senyawa aktif B
Perendaman II
(t= 10 menit)
Pressing dan
pengeringan
Chips kering
Penepungan dan
pengayakan dengan
80 mesh
MOCAF
Setelah diperoleh chips ubi kayu basah hasil fermentasi melalui proses
press maka diukur kadar airnya, kemudian dilakukan pengeringan chips dengan
matahari lalu diukur kadar airnya untuk mengetahui kadar airnya. Selanjutnya
dryer dengan perlakuan suhu 40 oC, 50oC dan 60oC selama 4 jam, 5 jam, dan 6
jam dan dilakukan dengan kuantitas chips yang berbeda jumlahnya yaitu 5 kg, 10
kg, dan 15 kg. Selanjutnya setelah chips ubi kayu terfermentasi kering, maka
dihaluskan dan diayak dengan ayakan 80 mesh kemudian disimpan dengan rapat
pembuatan tepung ubi kayu dengan perlakuan optimal yang diperoleh dengan
chips mocaf kedalam hopper yang akan masuk kedalam drum. Didalam drum
telah diatur suhu yang dideteksi dengan termokopel sesuai perlakuan. Panas
berasal dari tungku yang berasal dari bahan bakar gas elpiji 3kg. Lalu panas dari
tungku dialirkan kedalam drum dengan menggunakan mesin blower yang ada di
dilakukan di dalam drum yang berputar dan digerakkan oleh motor sebanyak 16
kali putaran ke kanan dan 16 kali putaran ke kiri serta jeda selama 6 detik untuk
semua perlakuan. Di dalam drum terdapat sirip yang mengaduk chips selama
Selanjutnya dibuat tepung ubi kayu dan tepung ubi kayu terfermentasi
kayu yaitu dengan mengiris ubi kayu yang telah dikupas dan dibersihkan
pengeringan dengan ketiga metode pengeringan yang sama dengan tepung ubi
kayu untuk melihat perbedaannya dari mutu fisik, fungsional, kimia dan laju
pengeringan yang diukur dengan cara menghitung kadar air chips ubi kayu dan
setelah ditemukan hasil optimasi dari pengeringan tepung ubi kayu termodifikasi
parameter karakteristik fisik, kimia dan fungsional. Sebagai respon hasil yang
diamati dari optimasi produksi tepung mocaf, maka diukur dengan parameter
kadar air, sedangkan untuk mengetahui mutu produk optimum dari metode respon
Derajat Putih
putih dengan menggunakan kamera dan dilihat pada aplikasi adobe photoshop
pada sampel dengan cara diambil foto sampel. Dilakukan pengujian dengan
melihat nilai L foto sampel pada aplikasi pada titik poin foto sampel sebanyak 10
titik. Nilai L pada 10 titik tersebut kemudian di rata-ratakan dan diperoleh hasil
Kadar Air
selama satu jam pada suhu 80 oC dan telah diketahui beratnya. Sampel tersebut
Kadar Abu
yang telah diketahui beratnya (W1) (yang terlebih dulu dibakar dalam tanur
dengan nyala api kecil selama 1 jam dan didinginkan dalam desikator selama 1
jam, mula-mula api kecil dan selanjutnya api dibesarkan secara perlahan-lahan
tanur dengan suhunya 550 oC sampai terbentuk abu putih atau kelabu selama 5-8
jam.
Cawan yang berisi abu dipindahkan ke dalam oven pada suhu sekitar
100 oC selama 1 jam. Setelah itu cawan yang berisi abu didinginkan dalam
dua penimbangan berturut-turut lebih kecil dari 0,001 g (W2). Dihiting kadar abu
Penentuan daya serap air dan daya serap minyak mengacu pada prosedur
dalam 10 ml air atau minyak selama 30 detik dan dibiarkan pada suhu kamar
Volume dari supernatan dicatat dan volume air atau minyak dapat dihitung
dengan asumsi berat jenis air 1 g/ml sedangkan minyak 0.8888 g/ml.
Densitas Kamba
mencapai 100 ml. Semua bahan dari gelas ukur dikeluarkan dan ditimbang
Swelling power
antara padatan dengan cairannya. Selanjutnya dibuang airnya lalu ditimbang berat
Baking expansion
Adonan lalu dioven pada suhu 200oC selama 25 menit. Hasil panggangan
mencelupkan sampel dalam gelas ukur berisi air, hingga seluruh bagian terendam
panggangan (ml/g).
Kadar Pati
50 ml akuades dan diaduk selama 1 jam. Suspensi tersebut disaring dengan kertas
saring dan dicuci dengan air sampai volume filtrat 250 ml. Filtrat ini mengandung
karbohidrat yang terlarut dan dibuang. Residu dipindahkan secara kuantitatif dari
kertas saring ke dalam Erlenmeyer dengan cara pencucian dengan 200 ml air dan
dipanaskan diatas penangas air sampai mendidih selama 2,5 jam pada suhu 100
o
C. Dibiarkan dingin dan dinetralkan dengan larutan NaOH 45% dan diencerkan
kertas saring, setelah itu ditentukan kadar gula menggunakan DNS yang
dinyatakan sebagai glukosa dari filtrat yang diperoleh. Pembuatan larutan DNS:
Pereaksi; DNS untuk analisa kadar pati dibuat dengan melarutkan 10,6 g asam 3,5
mendidih selama 5 menit dan dibiarkan sampai dingin pada suhu ruang. Blanko
konsentrasi larutan glukosa dan standar 0,1 – 0,25 mg/ml dilakukan dengan cara
yang sama seperti sampel. Kadar gula pereduksi diukur dengan absorbansi pada
panjang gelombang 550 nm. Dapat dilihat kurva standar pada pengujian kadar pati
masing-masing 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1 ml asam asetat 1 N dan ditambahkan 2 ml
larutan iod, kemudian diencerkan dengan akuades sampai volume tepat 100 ml,
dingin diencerkan dengan akuades sampai volume labu takar 100 ml,
air destilata sampai volume tepat 100 ml, dikocok dan didiamkan selama 20
panjang gelombang 625 nm. Kadar amilosa dalam sampel dihitung berdasarkan
nilai absorbansi dengan persamaan (Julliano, 1974). Dapat dilihat kurva standar
Ubi Kayu
Diiris tipis
Lama
Press Pengeringan:
X2 = 6 jam
Pengeringan matahari 5 Jam X2 = 7 jam
Berat chips ubi kayu X2 = 8 jam
termodifikasi : Diukur
Chips ubi kayu termodifikasi
X3 = 5 kg pengeringan setiap
basah dan dikeringkan dengan
X3 = 10 kg jam selama proses
rotary dryer
X3 = 15 kg pengeringan
dengan mengukur
Penggilingan kadar air chips
Analisa : Suhu
- Kadar Air Pengayakan dengan 80 mesh
Pengeringan:
- Konsumsi Tabung X1 = 40oC
Gas X1 = 50oC
- Kadar Abu Penyimpanan
X1 = 60oC
- Derajat putih
Ubi Kayu
Diiris tipis
Dicuci
Penggilingan
Gambar 66. Skema pembuatan tepung ubi kayu dan tepung mocaf
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
berbagai metode. Salah sata metode untuk dapat menghitung nilai optimasi pada
mengetahui nilai optimal kerja suatu mesin dan optimasi produk yang dihasilkan.
Mocaf merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari ubi kayu.
Tepung mocaf dibuat dari hasil fermentasi chips mocaf menggunakan bakteri
asam laktat. Produksi tepung mocaf yang masih menggunakan metode sederhana
tepung mocaf dan ketidaksinambungan produksi apabila cuaca sedang tidak stabil.
Selain itu, penjemuran dengan sinar matahari membutuhkan waktu yang lama
serta tempat yang luas yang membuat produsen harus benar benar memperhatikan
proses penjemuran chips mocaf. Namun, apabila dalam 1 hari chips mocaf tidak
kering maka dikhawatirkan akan terjadi pertumbuhan bakteri pada chips mocaf
yang masih mengandung kadar air yang tinggi dan akan mempengaruhi kualitas
tepung mocaf yang dihasilkan. Oleh karena itu dibutuhkan proses pengeringan
tetap dapat memproduksi mocaf yang berkualitas serta dalam jumlah yang tinggi.
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
akan mengalami pengeringan yang merata diseluruh bagian, dan dalam kapasitas
pengeringannya.
Untuk dapat menentukan suhu, berat chips dan waktu yang optimal dalam
Composite Design analisis eksperimen orde ke dua secara linier. Pada design ini
sebanyak 6k (2k = 2x3) untuk membentuk suatu central composite design dengan
yang artinya desain perlakuan penelitian mempunyai pendekatan yang tepat dari
pusat dan dapat mengisi ruang sekitar lingkaran atau dapat mewakilkan seluruh
Kode
-1,682 -1 0 1 1,682
Level
Suhu (C) 33.1821 40 50 60 66.8179
Waktu
5.31821 6 7 8 8.68179
(Jam)
Berat (Kg) 1.59104 5 10 15 18.409
run dan 6 centre points total 14 run serta 6 titik aksial untuk dapat membentuk
central composite design pada percobaan sehingga total perlakuan 20 run. Yang
dimaksud dengan faktor disini adalah variabel pengamatan sehingga 3 faktor sama
dengan 3 variable pengamatan dengan dua level yang artinya pada setiap faktor di
desain dengan dua nilai perubahan yaitu nilai maksimum dan nilai minimum.
Pada Tabel 6 menunjukkan model rancangan yang dihasilkan dari generate oleh
atau yang signifikan terhadap 3 variabel atau 3 faktor tersebut. Semua data diolah
Optimasi waktu pengeringan, berat chips mocaf dan suhu pada pengeringan
tepung mocaf dengan rotary dryer dengan metode respon permukaan
Pengeringan sangat bergantung pada kadar air pada suatu bahan. Oleh
karena itu, dapat dikatakan proses pengeringan apabila telah terjadi perubahan
secara fisik dan kimia bahan setelah perlakuan pengeringan. Dari hasil pengujian
Tabel 5, terdapat perbedaan hasil pengeringan dari 3 faktor dan perlakuan yang
diuji. Perbedaan kadar air pada chips mocaf yang dihasilkan dapat diartikan
dipengaruhi oleh ketiga faktor dalam pengujian. Hal ini berarti, pengeringan pada
tepung mocaf memiliki pengaruh terhadap kualitas dari tepung mocaf dan persen
kadar air pada tepung mocaf dipengaruhi oleh berat chips selama pengeringan,
lama waktu pengeringan dan suhu yang digunakan karena pada proses
pengeringan yang berbeda. Berikut merupakan hasil pengujian kadar air pada
kadar air pada suatu bahan. Namun, kadar air pada chips mocaf yang dihasilkan
masih pada standar yang berlaku. Dapat dilihat pada tabel pengeringan dengan
waktu 8 jam, akan menghasilkan chips mocaf dengan kadar air yang rendah yaitu
berkisar pada 9%, diperoleh dari perlakuan dengan berbagai faktor yang
mendasari yang dapat diartikan bahwa persen kadar air yang diperoleh bergantung
pada perlakuan yang dikerjakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusharjanto, dkk
(2013) yang menyatakan bahwa prinsip dari proses pengeringan adalah pengaruh
mempengaruhi hasil akhir dari chips mocaf kering yang dihasilkan. Oleh karena
itu, dari hasil kadar air yang kita lihat di tabel dapat menunjukkan persen kadaar
air tersebut dapat dipengaruhi oleh ketiga faktor tidak dapat disimpulkan dari satu
faktor saja sehingga hasil yang diperoleh pun beragam. Faktor lain yang juga
bahwa ketebalan dari bahan yang akan dikeringkan juga akan sangat
Gambar 7 plot permukaan respon pada kadar air diatas dapat dilihat plot
permukaan respon menunjukkan titik desain yang ditunjukkan pada titik merah
menggambarkan bahwa kadar air optimal yaitu pada kadar air 10,255% dengan
faktor nyata berat chips adalah 10 kg dan dilakukan pada suhu 50oC dengan waktu
7 jam. Persen kadar air (b/b) pada titik desain yang optimal memiliki persen kadar
air yang sesuai dengan SNI tepung mokaf yaitu maks. 13% (b/b) (SNI, 2011). Hal
ini menunjukkan bahwa kadar air tepung mocaf yang dihasilkan dari pengeringan
menggunakan rotary dryer masih mengacu pada standar yang berlaku. Suhu
pengeringan optimal pada permukaan respon kadar air yaitu 50oC dimana
pengeringan tersebut tidak menggunakan suhu yang tinggi ataupun terlalu rendah.
Suhu yang digunakan dalam proses pengeringan sebaiknya tidak terlalu tinggi
atau digunakan suhu optimum pengeringan sesuai dengan bahannya, hal ini
pangan.
energi sebagai sumber panas yang digunakan untuk mengeringkan chips mocaf.
panas yang berasal dari tungku dengan bahan bakar gas elpiji. Bahan bakar
tersebut akan dibutuhkan dalam menyalakan api pada tungku yang akan dialirkan
drum. Oleh karena itu, bahan bakar dapat menjadi salah satu faktor efisiensi
pengeringan menggunakan rotary dryer pada pembuatan mocaf. Hal ini ditujukan
agar tidak terjadi ketimpangan biaya produksi pembuatan mocaf sehingga harga
perlakuan, diperoleh hasil konsumsi gas pada perlakuan yang telah dikonversi
menjadi rupiah yang dihitung berdasarkan selisih berat gas yang digunakan
berapa lama penggunaan alat. Semakin lama rotary dryer digunakan, maka
semakin banyak juga gas yang dikeluarkan. Faktor berat chips, ataupun suhu yang
jam akan mengeluarkan biaya penggunaan gas sebanyak Rp. 10.693 dan
pemakaian gas sebanyak Rp. 5.467. Meskipun demikian, pemakaian gas yang
murah tidak dapat diartikan sebagai penggunaan yang optimal dan efektif
pengeringan dan kuantitas hasil pengeringan. Oleh karena itu, data diolah dengan
metode respon permukaan untuk dapat mengetahui nilai optimum dari ketiga
tersebut dapat dikatakan bahwa pengeringan mocaf yang memiliki konsumsi gas
optimal pada titik desain di tengah plot tersebut dengan angka konsumsi gas
senilai Rp. 9033. Harga penggunaan gas tersebut dapat digunakan dalam
ini sesuai dengan pernyataan Muchtadi, (1997) yang menyatakan bahwa Waktu
yang dibutuhkan dalam proses pengeringan ditentukan oleh beberapa faktor antara
lain suhu udara pengering, kelembaban relatif udara pengering, laju alir udara
pengering, dan kadar air bahan yang dikeringkan. Suhu udara panas yang
pengeringan. Oleh karena itu, efisiensi konsumsi gas juga ditentukan dari waktu,
dan suhu pada pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap penurunan
kadar air chips setiap jam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa pengaruh waktu
pengeringan, berat chips mocaf dan suhu pengeringan mocaf menggunakan rotary
dryer terhadap penurunan kadar air chips tidak berpengaruh atau tidak signifikan,
dan suhu pada pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap daya serap
chips mocaf dan suhu pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap
dayaserap air tidak berpengaruh atau tidak signifikan, sehingga tidak dilanjutkan
dan suhu pada pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap daya serap
mocaf dan suhu pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap daya
serap air tidak berpengaruh atau tidak signifikan, sehingga tidak dilanjutkan pada
dan suhu pada pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap swelling
chips mocaf dan suhu pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap
swelling power tidak berpengaruh atau tidak signifikan, sehingga tidak dilanjutkan
dan suhu pada pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap kadar abu
dan suhu pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap kadar abu tidak
berpengaruh atau tidak signifikan, sehingga tidak dilanjutkan pada analisa plot
respon permukaan.
dan suhu pada pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap densitas
chips mocaf dan suhu pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap
dan suhu pada pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap derajat
mocaf dan suhu pengeringan mocaf menggunakan rotary dryer terhadap derajat
putih tidak berpengaruh atau tidak signifikan, sehingga tidak dilanjutkan pada
ada sifat fisik dan fungsional pad tepung mocaf. Sebagai contoh, pengeringan
matahari pada chips mocaf akan memberikan dampak warna yang lebih cerah
dari api dikarenakan, pengeringan menggunakan sumber panas api tungku akan
memberikan dampak panas satu arah secara kontiniu dan stabil sehingga chips
akan mengalami pencoklatan akibat suhu tinggi dalam waktu yang cepat dan
untuk sumber panasnya. Sama seperti sifat baking expansion pada tepung mocaf
akan berpengaruh terhadap kualitas fungsional tepung mocaf. Selain itu, kondisi
hasil baking expansion pada tepung mocaf. Pada metode respon permukaan ini,
desain perlakuan menggunakan faktor suhu yang beragam, waktu yang beragam,
yang berbeda-beda. Faktor yang dapat mempengaruhi nilai baking expansion pada
tepung mocaf dengan desain respon permukaan ini dipengaruhi oleh ketiga faktor
tersebut. Karena desain perlakuan menggunakan suhu, waktu dan kuantitas yang
beragam maka dapat memberikan hasil signifikan atau ada pengaruh faktor
terhadap baking expansion pada tepung mocaf dengan desain respon permukaan.
desain perlakuan dengan 3 faktor tersebut adalah 1,3512 g/ml dengan faktor suhu
50oC, waktu selama 7 jam dan berat chips 10 kg. Hasil tersebut menerangkan
bahwa pada waktu pengeringan, kuantitas chips serta suhu tersebut merupakan
expansion yang sesuai. Selain faktor optimum tersebut dapat dikatakan bahwa
perlakuan tidak sesuai meskipun nilai baking expansion lebih baik karena dapat
ditinjau dari tidak efisien dari segi pengeringan menggunakan waktu yang lama,
atau kuantitas chips yang dikeringkan sedikit ataupun mempengaruhi sifat fisik
dan kimia tepung mocaf yang dihasilkan. Menurut Pudjiastuti (2010) menyatakan
bahwa baking expansion bergantung pada lama pengeringan atau lama proses
menggunakan sinar matahari memiliki waktu yang sama, nilai baking expansion
tepung mocaf dipengaruhi oleh kualitas pengeringan pada rotary dryer yang
respon (Y) serta laju pengeringan mocaf desain metode respon permukaan pada
pengeringan, waktu pengeringan dan berat chips mocaf, maka diperoleh hasil
memberikan respon permukaan optimal pada yaitu perlakuan titik pusat yaitu
pengeringan dengan suhu 50oC, berat chips mocaf sebanyak 10 kg, dan lama
matahari dan rotary dryer serta kombinasi tentuakan menghasilkan mutu tepung
mocaf yang beragam. Hal ini dikarenakan proses pengeringan tersebut memiliki
ubi kayu dan tepung mocaf merupakan tepung yang berasal dari bahan baku yang
mempengaruhi karakteristik fisik maupun kimia yang berbeda antara tepung ubi
kayu dan tepung mocaf. Hal ini yang membuat tepung mocaf lebih disukai dalam
peembuatan produk makanan karena dengan proses fermentasi yang terjadi pada
chips ubi kayu akan menghilangkan karakteristik yang kurang disukai yang
rotary dryer terhadap mocaf dan tepung ubi kayu. Dari hasil penelitian yang
Karakteristik Fisik, Fungsional, dan Kimia Tepung Mocaf dan Tepung Ubi
Kayu dengan Pengeringan Matahari, Rotary Dryer, dan Perlakuan
Kombinasi
mocaf dan tepung ubi kayu dengan pengeringan menggunakan matahari dan
Tabel 10. Karakteristik fisik, fungsional dan kimia dari tepung mocaf dengan
berbagai pengeringan
Tepung Mocaf
Karakteristik Fisik,
Perlakuan
Fungsional, dan Kimia Matahari Rotary Dryer
Kombinasi
Kadar air (%) 9,6396 ±0,2051 11,5534±0,2869 9,4448±0,3015
Kadar Abu (%) 0,6453±0,0157 0,5400±0,0362 0,5914±0,0103
Swelling Power (%) 12,0469±0,0419 12,0466±0,0084 12,1572±0,0388
Daya Serap Air (%) 5,1061±0,0939 5,3152±0,0521 5,2298±0,0959
Daya Serap Minyak (%) 5,1838±0,1429 4,8771±0,1039 5,2989±0,0331
Baking Expansion (ml/g) 1,5529±0,0248 1,2059±0,0192 1,4499±0,0397
Derajat Putih (L) 94,500±0,3464 92,400±0,2 92,1667±0,1155
Kadar Pati (%) 76,8602±0,3165 76,2274±0,3761 76,2828±0,3596
Kadar Amilosa (%) 31,7224±0,5354 29,1065±0,3124 30,5959±0,3742
Kadar Amilopektin (%) 45,1378±0,8389 47,1209±0,2925 45,6869±0,1051
Keterangan : Angka dalam tabel merupakan rataan dalam 3 ulangan
Tabel 11. Karakteristik fisik, fungsional dan kimia dari tepung ubi kayu dengan
berbagai pengeringan
Tabel 10 dan Tabel 11 menunjukkan bahwa tepung mocaf dan tepung ubi
fungsional dan kimia yang berbeda namun tidak terlalu signifikan. Karakteristik
dari tepung mocaf dan tepung ubi kayu sangat berbeda sehingga menghasilkan
variasi data yang signifikan. Tepung mocaf merupakan modifikasi dari tepung ubi
kayu agar pemanfaatannya jauh lebih luas. Tepung mocaf memiliki warna yang
lebih putih dibandingkan dengan tepung ubi kayu. Secara fisik tepung ubi kayu
memiliki karakteristik yang kurang baik untuk dapat menjadi bahan baku produk
olahan. Tepung ubi kayu memiliki karakteristik yang akan cepat mengeras setelah
mengalami gelatinisasi dan memiliki aroma yang kurang baik sehingga kurang
Martosuyono, 2007). Oleh karena sifat yang dimiliki oleh tepung ubi kayu tidak
dapat diterima konsumen serta menghasilkan kualitas yang kurang baik untuk
pengolahan produk pangan, maka dilakukan modifikasi terhadap tepung ubi kayu
untuk memperbaiki karakteristik dari tepung ubi kayu tersebut sehingga dapat
mocaf ataupun tepung modifikasi yang berasal dari ubi kayu berasal dari
fermentasi yang dilakukan terhadap chips ubi kayu dengan menggunakan bakteri
asam laktat sehingga dapat merubah sifat fisik, kimia dan fungsional dari tepung
ubi kayu menjadi lebih baik untuk dapat menjadi produk substitusi tepung-
Kadar Air
tepung mocaf dan tepung ubi kayu terhadap kadar air (Lampiran 11) menunjukkan
bahwa metode pengeringan terhadap tepung mocaf dan tepung ubi kayu
memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air tepung yang
kombinasi terhadap kadar air tepung mocaf dan tepung ubi kayu dapat dilihat
ubi kayu dan tepung mocaf menunjukkan bahwa pengeringan sangat berpengaruh
terhadap kadar air yang diperoleh. Kadar air pada tepung ubi kayu dan tepung
mocaf juga berbeda meskipun tidak terlalu jauh berbeda. Tepung mocaf memiliki
kadar air yang lebih rendah dibandingkan dengan kadar air tepung ubi kayu
dikarenakan, pada proses pembuatan mocaf, ubi kayu direndam saat fermentasi
berlangsung yang menyebabkan chips ubi kayu menjadi sangat lunak dan pori-
pori pada chips terbuka sehingga air yang menyerap cukup banyak.
14.00
11,88 aA 11,55 aA
12.00
10,39 bB
9,64 cBC 9,44 cC
10.00
massa air yang keluar dari chips ubi kayu. Berbeda dengan tepung ubi kayu, chips
ubi kayu tidak mengalami proses pengepresan sehingga saat proses pencucian
chips ubi kayu, maka air akan meresap ke pori-pori chips ubi kayu dan tertahan
yang menyebabkan proses pengeringan menghasilkan kadar air yang lebih banyak
pada tepung ubi kayu dibandingkan dengan tepung mocaf. Selain itu, pengeringan
menggunakan alat memiliki suhu yang stabil dan waktu yang singkat dengan
waktu optimal 7 jam sehingga pengeringan dihentikan setelah 7 jam. Oleh karena
itu, kadar air tepung ubi kayu dan tepung mocaf dengan pengeringan 100%
menggunakan rotary dryer memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar air tepung dengan pengeringan matahari yang tidak memiliki batas
terdapat dua kali pengeringan dengan matahari selama 5 jam dan dilanjutkan
pengeringan rotary dryer selama 7 jam sehingga menghasilkan kadar air yang
rendah dan pengeringan yang baik. Meskipun kadar air dari tepung mocaf dan
tepung ubi kayu berbeda-beda, namun kadar air pada tepung ubi kayu dan tepung
mocaf masih pada batas standar yaitu maksimum 12% sehingga masih layak
untuk dapat disimpan dan diolah menjadi produk olahan makanan (SNI, 2011).
Kadar Abu
dan pengeringan kombinasi terhadap kadar abu tepung mocaf dan tepung ubi kayu
dan tepung ubi kayu memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar
abu tepung yang dihasilkan. Pengaruh metode pengeringan matahari, rotary dryer,
dan pengeringan kombinasi terhadap kadar abu tepung mocaf dan tepung ubi kayu
tepung mocaf dan tepung ubi kayu. Perbedaan kadar abu pada tepung mocaf dan
tepung ubi kayu dapat dipengaruhi oleh jumlah kandungan mineral pada tepung
ubi kayu dan tepung mocaf. adanya perlakuan perendaman selama proses
fermentasi pada tepung mocaf menyebabkan pelepasan mineral dari chips ubi
kayu yang menyebabkan kadar abu pada tepung mocaf lebih rendah dibandingkan
dengan tepung ubi kayu yang dibuat tanpa mengalami proses perendaman
1.00
0,88 aA
0.90
0.80 0,72 bB
0,65 cBC
Kadar Abu (%)
0.70
0,59 dCD
0.60 0,54 eD
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
UM UA MM MA MO
Perlakuan Ubi
pengeringan matahari rentan terkena debu di udara, serta proses penjemuran yang
menggunakan alas yang tidak higienis juga dapat mempengaruhi kadar abu dari
tepung. Faktor lain adanya penambahan kadar abu dapat berasal dari luar atau
secara eksternal. Pengeringan juga dpat menjadi salah satu faktor terjadinya
penambahan kadar abu. Oleh karena itu, proses pengeringan yang baik dan
higienis dapat menghindari kadar abu yang tinggi. Namun, kadar abu yang
diperoleh baik pada tepung mocaf maupun tepung ubi kayu masih memenuhi
Swelling Power
dan pengeringan kombinasi terhadap swelling power tepung mocaf dan tepung ubi
mocaf dan tepung ubi kayu memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap
rotary dryer, dan pengeringan kombinasi terhadap daya serap air tepung mocaf
12.30
12,16 aA
12.20
12,05 aAB
12,05 aAB
Swelling Power (%)
12.10 11,87 bB
12.00 11,80 bB
11.90
11.80
11.70
11.60
11.50
11.40
UM UA MM MA MO
Perlakuan Ubi
maupun tepung ubi kayu memiliki nilai swelling power yang sangat signifikan.
Hal ini dikarenakan swelling power pada tepung dipengaruhi oleh perbandingan
amilosa dan amilopektin, panjang rantai, dan berat molekulnya. Tepung mocaf
memiliki rantai yang lebih pendek dibandingkan dengan tepung ubi kayu karena
mendegradasi secara optimal ikatan polimer pati menjadi lebih pendek sehingga
air yang terikat akan lebih banyak yang menyababkan tingginya nilai swelling
power pada tepung mocaf dibandingkan dengan tepung ubi kayu (Mulyandari,
1992). Selain itu faktor yang menyebabkan perbedaan swelling power pada tepung
yaitu sinar UV. Sinar UV yang digunakan pada proses pengeringan tepung sangat
menyebabkan rantai pati tereduksi menjadi lebih pendek dan mudah dalam
menyerap air sehingga pengeringan kombinasi dengan matahari dan rotary dryer
lainnya yaitu 12,16% yang artinya pengeringan kombinasi alat dan sinar UV serta
dan pengeringan kombinasi terhadap daya serap air tepung mocaf dan tepung ubi
mocaf dan tepung ubi kayu memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
daya serap air tepung yang dihasilkan. Pengaruh metode pengeringan matahari,
rotary dryer, dan pengeringan kombinasi terhadap daya serap air tepung mocaf
6.00 5,11 aA
5,32 aA 5,32 aA
Daya Serap Air (g/g) 5.00 3,79 bB 3,71 bB
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
UM UA MM MA MO
Perlakuan Ubi
pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf. Hal ini disebabkan karakteristik tepung
pada ikatan polimer pada pati yang menyebabkan rantai menjadi lebih pendek
dan pengeringan kombinasi terhadap daya serap minyak tepung mocaf dan tepung
tepung mocaf dan tepung ubi kayu memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01)
serap minyak tepung mocaf dan tepung ubi kayu dapat dilihat pada Gambar 14.
6.00
4,88 aA 5,30 aA
5,18bA
Daya Serap MInyak (g/g)
5.00
4.00
3,31 cB 3,17 cB
3.00
2.00
1.00
0.00
UM UA MM MA MO
Perlakuan Ubi
mocaf dan tepung ubi kayu tidak mengalami perbedaan signifikan dibandingkan
dengan daya serap air pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf. Hal ini disebabkan
oleh pengaruh modifikasi pada tepung mocaf yang menyebabkan tepung mocaf
memiliki kemampuan mengikat lebih baik dibandingkan tepung ubi kayu. Selain
kandungan air pada tepung semakin sedikit yang menyebabkan tepung dapat
dengan matahari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pudjihastuti, (2010) yang
Baking Expansion
dan pengeringan kombinasi terhadap derajat putih tepung mocaf dan tepung ubi
mocaf dan tepung ubi kayu memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
tepung mocaf dan tepung ubi kayu dapat dilihat pada Gambar 15.
1.80
1,55aA
1.60 1,45aA
Baking Expansion g/ml
1.40 1,21bB
1.20 0,92cC
0,83cC
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
UM UA MM MA MO
Perlakuan Ubi
ubi kayu dan tepung mocaf memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Tepung
mocaf memiliki nilai baking expansion yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tepung ubi kayu. Hal ini dikarenakan pada tepung ubi kayu tidak terjadi perlakuan
fermentasi yang dapat merubah karakteristik tepung. Tepung mocaf dengan nilai
baking expansion tertinggi yaitu pada tepung mocaf dengan metode pengeringan
UV terutama UVB (280-315 nm) dan UVC ( 100-280 nm) dapat meningkatkan
bermanfaat dan berpengaruh terhadap fermentasi yang telah terjadi pada tepung
mocaf yang mengakibatkan bakteri asam laktat pada tepung mocaf akan
akan memiliki nilai baking expansion yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tepung mocaf yang menggunakan metode pengeringan dengan rotary dryer 100%.
Derajat Putih
dan pengeringan kombinasi terhadap derajat putih tepung mocaf dan tepung ubi
mocaf dan tepung ubi kayu memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
rotary dryer, dan pengeringan kombinasi terhadap derajat putih tepung mocaf dan
96.00
95.00 94,50 aA
94.00
Gambar 16 menujukkan derajat putih pada tepung ubi kayu dan tepung
mocaf sangat jauh perbedaannya. Tepung mocaf memiliki derajat putih lebih
tinggi daripada tepung ubi kayu. Hal ini disebabkan oleh tepung mocaf pada
dengan tepung ubi kayu (Ridwansyah dan Yusraini, 2013). Derajat putih pada
tepung mocaf hasil penelitian masih memenuhi standar derajat putih pada tepung
Tepung mocaf merupakan modifikasi yang dilakukan pada chips ubi kayu
untuk merubah karakteristik serta fungsi dari tepung ubi kayu tersebut menjadi
lebih baik dan meningkatkan pemanfaatan dari tepung ubi kayu. Oleh karena itu,
warna yang dihasilkan dari tepung mocaf harus lebih baik dibandingkan dengan
warna tepung ubi kayu yang lebih gelap. Oleh karena itu peran penting proses
menyebabkan tepung mocaf memiliki warna yang jauh lebih bersih dan lebih
baik.
Pengujian tepung mocaf dengan tepung ubi kayu memiliki perbedaan yang
sangat signifikan. Hal ini dikarenakan proses fermentasi yang dilakukan pada
tepung mocaf memiliki pegaruh yang sangat nyata baik secara fisik maupun
fungsional terhadap tepung mocaf. Oleh karena itu, tepung mocaf memiliki
kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan tepung ubi kayu dan lebih disukai
apabila diterapkan pada produk pangan karena tidak menimbulkan ciri khas rasa
ubi yang sanggat kuat dan kurang disukai konsumen pada tepung mocaf.
matahari dan mesin rotary dryer memiliki pengaruh terhadap tepung mocaf yang
dalam hal kebersihan karena kondisi tempat pengeringan yang tidak baik dan
matahari menggunakan waktu yang lebih lama dan sangat bergantung pada cuaca
dryer menghasilkan tepung mocaf lebih banyak dengan pengeringan yang lebih
intensitas matahari yang tinggi untuk mendapatkan tepung mocaf dengan jumlah
Kadar Pati
dan pengeringan kombinasi terhadap kadar pati tepung mocaf dan tepung ubi kayu
dan tepung ubi kayu memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar
dryer, dan pengeringan kombinasi terhadap kadar pati tepung mocaf dan tepung
78.00 76,86 aA
77.00 76,23 aA 76,28 aA
76.00
73,82 cC
Kadar Pati (%)
75.00
74.00
73.00 72,13 bB
72.00
71.00
70.00
69.00
UM UA MM MA MO
Perlakuan Ubi
ubi kayu dan tepung mocaf memiliki kandungan kadar pati yang berbeda. Kadar
pati tertinggi yaitu pada tepung mocaf dengan pengeringan matahari yaitu 76,86%
menggunakan alat yaitu 76,23%. Pada tepung ubi kayu, kadar pati tertinggi yaitu
pada tepung ubi kayu dengan pengeringan matahari yaitu 72,13% sedangkan yang
terendah dengan pengeringan alat yaitu 73,82%. Kandungan kadar pati pada
tepung mocaf maupun tepung ubi kayu berbeda-beda. Menurut Subagio, dkk.,
(2008) menyatakan bahwa kandungan pati pada tepung mocaf lebih tinggi
dibandingkan pada tepung ubi kayu. Hal ini dikarenakan pada proses fermentasi
akan mendegradasi dinding sel yang akan membuat pati pada sel akan pecah dan
terjadi liberasi granula pati yang menyebabkan kandungan pati pada tepung mocaf
akan meningkat. Selanjutnya kadar pati akan dipengaruhi oleh proses pengeringan
tepung akibat adanya proses gelatinisasi pati. Sedangkan pada tepung ubi kayu,
kandungan pati masih terdapat dalam selulosa dan tidak mengalami pemecahan
dinding sel sehingga kadar pati pada tepung ubi kayu lebih rendah daripada
tepung mocaf. Selanjutnya proses pengeringan pada tepung mocaf dan tepung ubi
kayu akan mempengaruhi kadar pati pada tepung. Hal ini dikarenakan pada proses
gelatinisasi pada pati sehingga pati mengalami degradasi. Pada Gambar 20 dapat
matahari yang intensitas suhunya tidak stabil dan rendah. Dengan penggunaan
suhu tinggi yang stabil dalam kurun waktu pengeringan tertentu maka proses
kandungan pati pada tepung dengan pengeringan suhu tinggi akan rendah
Kadar Amilosa
dan pengeringan kombinasi terhadap kadar amilosa tepung mocaf dan tepung ubi
mocaf dan tepung ubi kayu memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
rotary dryer, dan pengeringan kombinasi terhadap kadar amilosa tepung mocaf
pada tepung mocaf yaitu pada tepung mocaf dengan pengeringan matahari
31,72%. Pada tepung ubi kayu perolehan kadar amilosa tertinggi terdapat pada
tepung ubi kayu dengan pengeringan matahari 25,34%. Kandungan amilosa pada
tepung mocaf cukup tinggi diatas 30% begitupun dengan kandungan amilosa pada
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
UM UA MM MA MO
Perlakuan Ubi
Jumlah kadar amilosa pada tepung mocaf dan tepung ubi kayu tersebut
karena faktor varietas ubi kayu dan kondisi pengeringan yang optimum. Kondisi
pengeringan yang cendering menggunakan suhu yang tidak terlalu tinggi akan
Kadar Amilopektin
dan pengeringan kombinasi terhadap kadar amilopektin tepung mocaf dan tepung
tepung mocaf dan tepung ubi kayu memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01)
amilopektin tepung mocaf dan tepung ubi kayu dapat dilihat pada Gambar 19.
51.00
50.00 48,48 bcBC 49,28aA
49.00
Amilopektin (%)
48.00 47,12 bB
47.00
45,14 dD 45,69 cdCD
46.00
45.00
44.00
43.00
42.00
41.00
UM UA MM MA MO
Perlakuan ubi
ubi lebih tinggi dibandingkan dengan tepung mocaf yaitu 49,28% sedangkan pada
tepung mocaf yang tertinggi yaitu 47,12%. Kandungan amilopektin pada tepung
dipengaruhi oleh varietas ubi kayu yang berhubungan langsung dengan sifat
fisikosimia dari tepung mocaf dan tepung ubi kayu. Kandungan amilopektin yang
tinggi pada tepung mocaf maupun tepung ubi kayu memberikan pengaruh
terhadap hasil produk olahan yang menggunakan tepung tersebut (Tong, dkk.,
tekstur tepung yang sedikit basah dan sangat baik digunakan untuk pengolahan
dipengaruhi oleh kadar pati pada tepung dan terjadinya pemutusan rantai amilosa
dan amilopektin yang terjadi. Kandungan amilopektin pada tepung ubi kayu lebih
tepung mocaf beberapa ikata amilosa dan amilopektin telah dipecah menghasilkan
glukosa serta kandungan selulosa yang pecah sehingga menambah kadar pati pada
tepung mocaf yang membuat kandungan amilopektin pada tepung mocaf dan
tepung ubi kayu berbeda cukup signifikan. Proses fermentasi pada chips ubi ayu
sedangkan pada tepung ubi kayu tidak terjadi proses fermentasi yang
menyababkan kandungan pati yang dihasilkan berasal dari peutusan rantai amilosa
dan amilopektin secara alami tanpa adanya bantuan sehingga menghasilkan kadar
pati, amilosa dan amilopektin yang berbeda apabila dibandingkan dengan tepung
mocaf tersebut yang menghasilkan kualitas yang berbeda dari tepung ubi kayu
Kesimpulan
1. Faktor suhu (oC), kuantitas chips (kg) dan lama pengeringan (jam) tepung
terhadap variabel respon kadar air dan efisiensi gas dengan nilai optimum
kadar air yaitu 10,225% dan efisiensi gas yaitu Rp. 9033 yang diketahui
(maksimum) dengan korelasi faktor pada suhu 50oC, kuantitas chips 10 kg,
2. Variabel respon kadar abu, densitas kamba, daya serap air, daya serap
faktor suhu (oC), kuantitas chips (kg) dan lama pengeringan (jam) tepung
3. Tepung ubi kayu dan tepung mocaf dengan metode pengeringan matahari,
pengaruh nyata (<0,05) terhadap kadar air, kadar abu, swelling power,
daya serap air, daya serap minyak, baking expansion, dan derajat putih.
pada suhu 50oC, kuantitas chips 10 kg, dan lama pengeringan 7 jam yang
70
berlangsung.
5. Berdasarkan laju pengeringan tepung ubi kayu dan tepung mocaf dengan
rotary dryer diperoleh hasil laju pengeringan tepung mocaf terbaik yaitu
dryer yang dilihat dari fluktuasi kadar air tepung selama proses
pengeringan.
Saran
mocaf dengan metode pengeringan rotary dryer dan aplikasi tepung mocaf
dengan metode pengeringan rotary dryer terhadap mutu produk olahan yag
Serta perlu dilakukan pemanfaatan limbah cair pembuatan mocaf untuk dapat
DAFTAR PUSTAKA
Amin, S. Jamaluddin, Muhammad Rais. 2018. Laju pindah panas dan massa pada
proses pengeringan gabah menggunakan alat pengering tipe bak (batch
dryer). Jurnal pendidikan teknologi pertanian. Universitas Negeri
Makassar.
Dassapa, S., dan P.J. Paul. 2001, Gasification of Char Particle Beds : Analysis and
Results, Int.J.Eng.Res. 25, pp. 1053-1072.
Demiate, I. M., Dupuy, N., Huvenne, J. P., Cereda, M. P., dan Wosiacki, G. 2000.
Relationship between baking behavior of modified cassava starches and
starch chemical structure determined by FTIR spectroscopy. Carbohydrate
Polymer. 42 : 149 - 158.
Duryatmo, S. 2009. Mocaf : Inovasi & Peluang Baru. Trubus XL, Jakarta.
Gaman, P.M. and K. B. Sherrington. 1992. Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi. UGM-Press, Yogyakarta.
72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
73
Jumari, A dan Purwanto A., 2005, Design of Rotary Dryer for Improving the
Quality of Product of Semi Organic Phospate Fertilizer, Jurusan Teknik
Kimia F.T. UNS, Solo.
Leach, H. W., McCowan, L. D., dan Schoch, T. J. 1959. Structure of the starch
granules. In : Sweeling power and solubility patterns of different starches.
Cereal Chemistry 36 : 534 - 544.
Martunis. 2012. Pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap kuantitas dan
kualitas pati kentang varietas granola. Jurnal Teknologi dan Industri
Pertanian Indonesia. 4(3): 26-30.
Montgomery, DC. 2001. Design and Analysis of Experiments 5th edition. John
Wiley & Sons, Inc., New York.
Ramadani, R. W., H. Muh. Yahya, dan J. Palla. 2017. Perubahan kadar air dan
kadar pati ubi kayu (Manihot esculenta) selama pengeringan menggunakan
room dryer. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. 3(1) : S102-S111.
Rasulu, H., S. S. Yuwono, dan J. Kusnadi. 2012. Karakteristik tepung ubi kayu
terfermentasi sebagai bahan pembuatan sagukasbi. Jurnal Teknologi
Pertanian. 13 (3) : 1 - 7.
Rubatzky, V.E dan Yamaguchi. 1988. Sayuran Dunia; Prinsip. Produksi dan Gizi
Jilid 1. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 163-177.
Rukmana. 1997. Budidaya Dan Pasca Panen Ubi Kayu. Kanisius, Yogyakarta.
Singh , Kaur L, Sadhi NS, Sekhon KS. 2005. Physicochemical, cooking and
textural properties of miled rice from different Indian rice cultivars. Food
Chem, 89 : 253-259.
Subagio, A., W. Siti, Y. Witono, dan F. Fahmi. 2008. Prosedur Operasi Standar
Produksi MOCAL Berbasis Klaster. Southeast Asian Food and Agriculture
Suismono dan Martosuyono, P. 2007. Perbaikan mutu tepung ubi kayu melalui
modifikasi secara biologi. Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman
Pangan, Bogor.
Susilawati, S. Nurdjanah, dan S. Putri. 2008. Karakteristik sifat fisik dan kimia
ubi kayu (Manihot esculenta) berdasarkan lokasi penanaman dan umur
panen berbeda. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. 13(2): 59-
72.
Tong, C., Yaling, C., Fufu, T., Feifei, X., Yan, H., Hao, C. dan Jinsong, B. 2014.
Genetic diversity of amylose content and RVA pasting parameter in 20
rice accessions grown in Hainan, Cina. Food Chemistry 161: 239-245.
LAMPIRAN
Gambar hubungan antar faktor dan gangguan antar faktor pada kadar air
Gambar hubungan antar faktor dan gangguan antar faktor pada efisiensi gas
Gambar hubungan antar faktor dan gangguan antar fktor pada baking expansion
Lampiran 11. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap kadar air tepung mocaf dan tepung ubi kayu
Tabel sidik ragam nilai kadar air pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Source JK db Kuadrat Tengah Fhitung Sig.
Metode Pengeringan 14,579 4 3,645 46,449 0,000
Kelompok 0,032 2 0,016 0,204 0,820
Galat 0,628 8 0,078
Total 1695,061 14
Keterangan :
Sig < 0,01 = berbeda sangat nyata
Sig < 0,05 = berbeda nyata
Sig > 0,05 = berbeda tidak nyata
KK = √ x 100= √ x 100 = 2,65
Rataan10,5824
Tabel LSR nilai kadar air pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 (%) 0,05 0,01
- - - UM 11,88 a A
2 0,5274 0,7674 UA 10,39 b B
3 0,5495 0,7988 MM 9,64 c BC
4 0,5620 0,8177 MA 11,55 a A
5 0,5694 0,8303 MO 9,44 c C
Lampiran 12. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap kadar abu tepung mocaf dan tepung ubi kayu
Tabel sidik ragam nilai kadar abu pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Source JK db Kuadrat Tengah Fhitung Sig.
Metode Pengeringan 0,208 4 0,052 72,517 0,000
Kelompok 0,001 2 0,001 0,963 0,422
Galat 0,006 8 0,001
Total 7,035 14
Keterangan :
Sig < 0,01 = berbeda sangat nyata
Sig < 0,05 = berbeda nyata
Sig > 0,05 = berbeda tidak nyata
KK = √ x 100= √ x 100 = 3,97
Rataan0,6743
Tabel LSR nilai kadar abu pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Jarak LSR perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 (%) 0,05 0,01
- - - UM 0,88 a A
2 0,0504 0,0734 UA 0,72 b B
3 0,0525 0,0764 MM 0,65 c BC
4 0,0537 0,0782 MA 0,54 e D
5 0,0544 0,0794 MO 0,59 d CD
Lampiran 13. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap swelling power tepung mocaf dan tepung ubi kayu
Tabel sidik ragam nilai swelling power pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Source JK db Kuadrat Tengah Fhitung Sig.
Metode Pengeringan 0,251 4 0,063 8,817 0,005
Kelompok 0,000 2 0,000 0,022 0,978
Galat 0,057 8 0,007
Total 2154,747 15
Keterangan :
Sig < 0,01 = berbeda sangat nyata
Sig < 0,05 = berbeda nyata
Sig > 0,05 = berbeda tidak nyata
KK = √ x 100= √ x 100 = 0,70
Rataan 11,9845
Tabel LSR nilai swelling power pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Jarak LSR perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 (%) 0,05 0,01
- - - UM 11,80 b B
2 0,1590 0,2313 UA 11,87 b B
3 0,1657 0,2408 MM 12,05 a AB
4 0,1694 0,2465 MA 12,05 a AB
5 0,1716 0,2503 MO 12,16 a A
Lampiran 14. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap daya serap air tepung mocaf dan tepung ubi kayu
Tabel sidik ragam nilai daya serap air pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Source JK db Kuadrat Tengah Fhitung Sig.
Metode Pengeringan 7,827 4 1,957 16,345 0,001
Kelompok 0,146 2 0,073 0,608 0,568
Galat 0,958 8 0,120
Total 330,488 14
Keterangan :
Sig < 0,01 = berbeda sangat nyata
Sig < 0,05 = berbeda nyata
Sig > 0,05 = berbeda tidak nyata
KK = √ x 100= √ x 100 = 7,47
Rataan 4,6300
Tabel LSR nilai daya serap air pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Jarak LSR perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 (%) 0,05 0,01
- - - UM 3,79 b B
2 0,6514 0,9478 UA 3,71 b B
3 0,6788 0,9866 MM 5,11 a A
4 0,6942 1,0100 MA 5,32 a A
5 0,7033 1,0256 MO 5,23 a A
Lampiran 15. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap daya serap minyak tepung mocaf dan tepung ubi kayu
Tabel sidik ragam nilai daya serap minyak pada tepung ubi kayu dan tepung
mocaf
Source JK db Kuadrat Tengah Fhitung Sig.
Metode Pengeringan 13,031 4 3,258 131,748 0,000
Kelompok 0,023 2 0,012 0,468 0,642
Galat 0,198 8 0,025
Total 299,469 14
Keterangan :
Sig < 0,01 = berbeda sangat nyata
Sig < 0,05 = berbeda nyata
Sig > 0,05 = berbeda tidak nyata
KK = √ x 100= √ x 100 = 3,60
Rataan 4,3682
Tabel LSR nilai daya serap air pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Jarak LSR perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 (%) 0,05 0,01
- - - UM 3,31 c B
2 0,2961 0,4308 UA 3,17 c B
3 0,3085 0,4484 MM 5,18 a A
4 0,3155 0,4590 MA 4,88 b A
5 0,3197 0,4661 MO 5,30 a A
Lampiran 16. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap baking expansion tepung moc af dan tepung ubi kayu
Tabel sidik ragam nilai baking expansion pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Source JK db Kuadrat Tengah Fhitung Sig.
Metode Pengeringan 1,214 4 0,304 100,240 0,000
Kelompok 0,001 2 0,001 0,207 0,817
Galat 0,024 8 0,003
Total 22,517 14
Keterangan :
Sig < 0,01 = berbeda sangat nyata
Sig < 0,05 = berbeda nyata
Sig > 0,05 = berbeda tidak nyata
KK = √ x 100= √ x 100 = 4,62
Rataan 1,1910
Tabel LSR nilai baking expansion pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Jarak LSR perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 (%) 0,05 0,01
- - - UM 0,83 c C
2 0,1036 0,1508 UA 0,92 c C
3 0,1080 0,1569 MM 1,55 a A
4 0,1104 0,1606 MA 1,21 b B
5 0,1119 0,1631 MO 1,45 a A
Lampiran 17. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap derajat putih tepung mocaf dan tepung ubi kayu
Tabel sidik ragam nilai derajat putih pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Source JK db Kuadrat Tengah Fhitung Sig.
Metode Pengeringan 55,297 4 13,824 199,389 0,000
Kelompok 0,025 2 0,013 0,183 0,836
Galat 0,555 8 0,069
Total 126060,880 14
Keterangan :
Sig < 0,01 = berbeda sangat nyata
Sig < 0,05 = berbeda nyata
Sig > 0,05 = berbeda tidak nyata
KK = √ x 100= √ x 100 = 0,29
Rataan 91,6533
Tabel LSR nilai derakat putih pad tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Jarak LSR perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 (%) 0,05 0,01
- - - UM 90,33 c C
2 0,4957 0,7214 UA 88,87 c D
3 0,5166 0,7508 MM 94,50 a A
4 0,5283 0,7686 MA 92,40 b B
5 0,5353 0,7805 MO 92,17 b B
Lampiran 18. Data laju pengeringan pada tepung mocaf dengan rancangan desain
metode respon permukaan
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 50o, berat chips 10 kg, dan lama
pengeringan 7 jam
Kadar Air Kadar air -dM/dt
Sampel
(%BB) (%BK) (%bk/jam)
Pressan 42,7640 74,7153 0,0000
0 27,1648 37,2962 0,0000
1 24,5843 32,5984 4,6978
2 21,2075 26,9157 5,6827
3 17,8843 21,7795 5,1362
4 14,5145 16,9789 4,8006
5 11,8482 13,4407 3,5382
6 10,9754 12,3285 1,1122
7 10,6053 11,8635 0,4650
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 50o, berat chips 10 kg, dan lama
pengeringan 9 jam
Kadar Air Kadar air -dM/dt
Sampel
(%BB) (%BK) (%bk/jam)
Pressan 40,5753 68,2801 0,0000
0 35,1541 54,2118 0,0000
1 24,5839 32,5976 21,6142
2 22,1676 28,4812 4,1164
3 17,8315 21,7012 6,7800
4 16,4179 19,6428 2,0584
5 14,5635 17,0460 2,5968
6 13,1127 15,0916 1,9544
7 11,8499 13,4429 1,6487
8 10,4160 11,6271 1,8158
9 9,3497 10,3140 1,3130
o
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 40 , berat chips 15 kg, dan lama
pengeringan 6 jam
Kadar Air Kadar air -dM/dt
Sampel
(%BB) (%BK) (%bk/jam)
Press 40,7572 68,7968 0,0000
0 35,1542 54,2120 0,0000
1 21,5385 27,4510 26,7610
2 18,6536 22,9310 4,5200
3 15,1187 17,8116 5,1194
4 12,2498 13,9599 3,8517
5 12,2509 13,9613 -0,0014
6 10,2957 11,4773 2,4839
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 60o, berat chips 5 kg, dan lama
pengeringan 6 jam
Kadar Air Kadar air -dM/dt
Sampel
(%BB) (%BK) (%bk/jam)
Press 38,6406 62,9742 0,0000
0 26,1110 35,3382 0,0000
1 22,5160 29,0589 6,2793
2 18,7162 23,0257 6,0332
3 15,5145 18,3635 4,6622
4 13,3158 15,3612 3,0023
5 11,9820 13,6132 1,7481
6 10,2146 11,3767 2,2365
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 40o, berat chips 15 kg, dan lama
pengeringan 8 jam
Kadar Air Kadar air -dM/dt
Sampel
(%BB) (%BK) (%bk/jam)
Pressan 36,2460 56,8530 0,0000
0 27,1633 37,2933 0,0000
1 20,1014 25,1587 12,1347
2 18,6552 22,9334 2,2252
3 16,4174 19,6422 3,2913
4 14,3251 16,7203 2,9219
5 13,6290 15,7796 0,9407
6 12,7549 14,6197 1,1599
7 11,1113 12,5003 2,1194
8 10,3181 11,5052 0,9950
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 50o, berat chips 10 kg, dan lama
pengeringan 7 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 36,2959 56,9756 0,0000
0 24,1083 31,7667 0,0000
1 17,6662 21,4568 10,3099
2 15,7959 18,7590 2,6978
3 14,7798 17,3430 1,4160
4 12,1677 13,8534 3,4896
5 11,8952 13,5013 0,3521
6 11,4327 12,9085 0,5928
7 10,4340 11,6495 1,2590
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 40o, berat chips 5 kg, dan lama
pengeringan 6 jam
Kadar Kadar
Sampel Air air -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Press 38,4535 62,4789 0,0000
0 26,1449 35,4003 0,0000
1 18,5187 22,7275 12,6728
2 16,5562 19,8411 2,8864
3 14,5221 16,9892 2,8519
4 13,9641 16,2306 0,7586
5 11,8198 13,4042 2,8264
6 10,6030 11,8606 1,5436
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 50o, berat chips 18 kg, dan lama
pengeringan 7 jam
Kadar Air Kadar air -dM/dt
Sampel
(%BB) (%BK) (%bk/jam)
Press 39,9218 66,4498 0,0000
0 27,8521 38,6041 0,0000
1 21,7341 27,7696 10,8346
2 18,5530 22,7792 4,9904
3 15,2454 17,9877 4,7914
4 13,2546 15,2799 2,7079
5 11,8990 13,5060 1,7739
6 10,2446 11,4140 2,0921
7 9,4513 10,4379 0,9761
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 60o, berat chips 15 kg, dan lama
pengeringan 8 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 39,5667 65,4716 0,0000
0 28,8819 40,6111 0,0000
1 26,2095 35,5187 4,0924
2 24,1536 31,8455 2,6732
3 18,4548 22,6313 8,2142
4 15,7964 18,7598 2,8715
5 13,4538 15,5452 2,2145
6 11,6431 13,1774 1,3678
7 10,7655 12,0643 0,1131
8 9,4239 10,4044 0,6600
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 40o, berat chips 5 kg, dan lama
pengeringan 8 jam
Kadar air
Sampel Kadar Air (%BB) -dM/dt (%bk/jam)
(%BK)
Pressan 39,9552 66,5424 0,0000
0 27,6827 38,2794 0,0000
1 25,1134 33,5352 3,7442
2 23,6125 30,9115 1,6237
3 16,9181 20,3632 9,5483
4 13,7657 15,9631 3,4001
5 13,1457 15,1354 -0,1723
6 12,5162 14,3069 -0,1715
7 10,7728 12,0734 1,2335
8 9,3528 10,3178 0,7557
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 50o, berat chips 2 kg, dan lama
pengeringan 7 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 38,5437 62,7173 0,0000
0 27,6694 38,2541 0,0000
1 24,6097 32,6430 4,6111
2 22,7328 29,4210 2,2219
3 17,5025 21,2159 7,2052
4 14,7189 17,2593 2,9566
5 12,1448 13,8236 2,4357
6 11,5150 13,0135 -0,1899
7 10,2112 11,3725 0,6411
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 60o, berat chips 15 kg, dan lama
pengeringan 6 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 39,4112 65,0471 0,0000
0 27,2264 37,4124 0,0000
1 22,1357 28,4285 7,9839
2 18,7152 23,0242 4,4043
3 15,6551 18,5608 3,4634
4 13,7789 15,9809 1,5799
5 11,9815 13,6124 1,3685
6 10,5146 11,7501 0,8623
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 50o, berat chips 10 kg, dan lama
pengeringan 5 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 38,1165 61,5939 0,0000
0 28,9153 40,6772 0,0000
1 18,9204 23,3356 17,3416
2 15,1113 17,8013 5,5343
3 13,7197 15,9013 1,9000
4 11,8614 13,4576 2,4437
5 11,2150 12,6317 0,8259
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 50o, berat chips 10 kg, dan lama
pengeringan 7 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 40,1218 67,0058 0,0000
0 32,1267 47,3333 0,0000
1 28,4165 39,6970 7,6362
2 23,3156 30,4046 9,2924
3 19,7560 24,6200 5,7847
4 16,2202 19,3604 5,2595
5 14,5128 16,9766 2,3839
6 11,7190 13,2746 3,7020
7 9,8130 10,8807 2,3939
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 67o, berat chips 10 kg, dan lama
pengeringan 7 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 39,8804 66,3352 0,0000
0 29,9137 42,6812 0,0000
1 26,2198 35,5376 7,1436
2 24,2136 31,9497 3,5879
3 19,9569 24,9326 7,0171
4 17,7721 21,6133 3,3193
5 14,5141 16,9784 4,6349
6 12,1145 13,7844 3,1940
7 10,6229 11,8854 1,8990
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 60o, berat chips 5 kg, dan lama
pengeringan 8 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 38,8835 63,6218 0,0000
0 28,3187 39,5063 0,0000
1 22,7565 29,4608 10,0455
2 19,9732 24,9582 4,5026
3 17,5780 21,3268 3,6313
4 16,2150 19,3531 1,9737
5 14,5599 17,0410 2,3121
6 12,2192 13,9201 3,1210
7 11,2141 12,6305 1,2896
8 9,8141 10,8821 1,7483
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 50o, berat chips 10 kg, dan lama
pengeringan 7 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 39,7651 66,0167 0,0000
0 28,6549 40,1638 0,0000
1 21,6378 27,6125 12,5512
2 20,1492 25,2336 2,3790
3 17,3528 20,9962 4,2373
4 14,2609 16,6329 4,3633
5 13,8406 16,0639 0,5690
6 12,9930 14,9333 1,1307
7 11,2345 12,6564 2,2769
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 50o, berat chips 10 kg, dan lama
pengeringan 7 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 34,5695 52,8339 0,0000
0 29,2109 41,2646 0,0000
1 23,7563 31,1584 10,1063
2 22,4517 28,9518 2,2065
3 18,5120 22,7175 6,2344
4 14,5991 17,0948 5,6226
5 13,2062 15,2156 1,8792
6 11,9563 13,5799 1,6357
7 11,2199 12,6379 0,9420
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 50o, berat chips 10 kg, dan lama
pengeringan 7 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 38,7141 63,1697 0,0000
0 29,9023 42,6581 0,0000
1 25,0844 33,4836 9,1745
2 24,5283 32,4999 0,9837
3 20,1183 25,1852 7,3148
4 17,2991 20,9177 4,2675
5 16,5101 19,7750 1,1427
6 13,2837 15,3185 4,4565
7 10,2992 11,4817 3,8368
Tabel data pengamatan laju pengeringan suhu 50o, berat chips 10 kg, dan lama
pengeringan 7 jam
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 36,2169 56,7814 0,0000
0 29,9605 42,7765 0,0000
1 24,7544 32,8981 9,8784
2 21,5676 27,4983 5,3997
3 18,9560 23,3898 4,1085
4 15,2990 18,0623 5,3275
5 13,0207 14,9699 3,0924
6 12,5135 14,3033 0,6666
7 10,9613 12,3107 1,9926
Lampiran 18. Data laju pengeringan pada tepung mocaf dan tepung ubi kayu
dengan metode pengeringan matahari, rotary dryer, dan kombinasi
Tabel data pengamatan pengeringan tepung ubi kayu dengan metode pengeringan
matahari ulangan 1
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
0 72,8468 268,2803 0,0000
1 65,4730 189,6281 78,6522
2 63,9122 177,1016 12,5266
3 57,4560 135,0507 42,0509
4 50,0843 100,3376 34,7131
5 47,4699 90,3669 9,9707
6 41,8444 71,9525 18,4144
7 38,1006 61,5525 10,4000
8 37,6531 60,3929 1,1597
9 33,6925 50,8124 9,5804
10 31,6343 46,2721 4,5403
11 22,6531 29,2877 16,9844
12 14,5656 17,0489 12,2388
13 11,8498 13,4427 3,6062
Tabel data pengamatan pengeringan tepung ubi kayu dengan metode pengeringan
matahari ulangan 2
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
0 70,5530 239,5930 0,0000
1 63,7716 176,0266 63,5664
2 60,4581 152,8961 23,1305
3 55,3819 124,1245 28,7716
4 50,1921 100,7712 23,3533
5 47,3848 90,0591 10,7120
6 43,6456 77,4485 12,6107
7 39,7730 66,0385 11,4099
8 23,6031 30,8953 35,1432
9 18,5600 22,7897 8,1056
10 13,3401 15,3936 7,3961
11 11,7696 13,3397 2,0539
Tabel data pengamatan pengeringan tepung ubi kayu dengan metode pengeringan
matahari ulangan 3
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
0 68,9044 221,5887 0,0000
1 65,3484 188,5870 33,0016
2 59,4411 146,5553 42,0318
3 53,6690 115,8383 30,7169
4 50,0167 100,0669 15,7714
5 47,4055 90,1341 9,9329
6 42,7621 74,7094 15,4247
7 42,0098 72,4429 2,2664
8 32,9453 49,1320 23,3109
9 24,0472 31,6608 17,4712
10 16,2950 19,4671 12,1936
11 12,0353 13,6820 5,7852
Tabel data pengamatan pengeringan tepung ubi kayu dengan metode pengeringan
rotary dryer ulangan 1
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
0 57,9365 137,736 0,0000
1 55,0592 122,515 15,2208
2 47,5503 90,6589 31,8558
3 41,6347 71,3348 19,3241
4 36,3735 57,1672 14,1676
5 22,8908 29,6862 27,4809
6 16,0955 19,1831 10,5031
7 10,6073 11,866 7,3171
Tabel data pengamatan pengeringan tepung ubi kayu dengan metode pengeringan
rotary dryer ulangan 2
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
0 51,0465 104,275 0,0000
1 47,8934 91,9141 12,3613
2 43,6698 77,5247 14,3894
3 36,8474 58,3466 19,1781
4 30,0109 42,8794 15,4672
5 24,7102 32,8201 10,0593
6 17,4424 21,1276 11,6925
7 10,5266 11,7651 9,3625
Tabel data pengamatan pengeringan tepung ubi kayu dengan metode pengeringan
rotary dryer ulangan 3
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
0 51,0946 104,476 0,0000
1 49,8461 99,3864 5,0899
2 45,042 81,9572 17,4292
3 39,747 65,9668 15,9904
4 33,0629 49,3939 16,5729
5 25,5918 34,3937 15,0002
6 17,4421 21,1271 13,2666
7 10,035 11,1543 9,9728
Tabel data pengamatan pengeringan tepung mocaf dengan metode rotary dryer
ulangan 1
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 51,0739 104,39 0,0000
0 42,9478 75,2781 0,0000
1 40,883 69,1559 6,1222
2 37,0959 58,9721 10,1838
3 30,746 44,3959 14,5762
4 28,0386 38,9635 5,4325
5 20,6451 26,0162 12,9473
6 15,0562 17,7249 8,2913
7 9,20301 10,1358 7,5891
Tabel data pengamatan pengeringan tepung mocaf dengan metode rotary dryer
ulangan 2
Kadar Air Kadar air
Sampel -dM/dt (%bk/jam)
(%BB) (%BK)
Pressan 48,9529 95,8975 0,0000
0 46,7394 87,7561 0,0000
1 43,9959 78,5583 9,1978
2 39,6854 65,7974 12,7609
3 33,0575 49,3818 16,4156
4 29,0901 41,024 8,3579
5 25,6611 34,5191 6,5049
6 17,0065 20,4914 14,0277
7 9,01759 9,91135 10,5801
1
y = 3.716x - 0.0172
Konsentrasi Glukosa
0.8
Standar (mg/ml)
R² = 0.9912
0.6
0.4
0.2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Absorbansi (nm)
0.35
Konsesntrasi Amilosa
R² = 0.9933
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025
Absorbansi (nm)
Lampiran 22. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap kadar pati tepung mocaf dan tepung ubi kayu
Tabel sidik ragam nilai kadar pati pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Source JK db Kuadrat Tengah Fhitung Sig.
Metode Pengeringan 48,593 4 12,148 28,778 0,000
Kelompok 0,781 2 0,390 0,925 0,435
Galat 3,377 8 0,422
Total 84573,564 15
Keterangan :
Sig < 0,01 = berbeda sangat nyata
Sig < 0,05 = berbeda nyata
Sig > 0,05 = berbeda tidak nyata
KK = √ x 100= √ x 100 = 0,87
Rataan 75,06478
Tabel LSR nilai kadar pati pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Jarak LSR perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 (%) 0,05 0,01
- - - UM 73,82 c C
2 1,2233 1,7799 UA 72,13 b B
3 1,2746 1,8527 MM 76,86 a A
4 1,3035 1,8966 MA 76,23 a A
5 1,3208 1,9258 MO 76,28 a A
Lampiran 23. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap kadar amilosa tepung mocaf dan tepung ubi kayu
Tabel sidik ragam nilai kadar amilosa pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Source JK db Kuadrat Tengah Fhitung Sig.
Metode Pengeringan 165,973 4 41,493 335,017 0,000
Kelompok 0,651 2 0,325 2,627 0,133
Galat 0,991 8 0,124
Total 11863,949 15
Keterangan :
Sig < 0,01 = berbeda sangat nyata
Sig < 0,05 = berbeda nyata
Sig > 0,05 = berbeda tidak nyata
KK = √ x 100= √ x 100 = 1,26
Rataan 27,9241
Tabel LSR nilai kadar amilosa pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Jarak LSR perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 (%) 0,05 0,01
- - - UM 25,34 D D
2 0,6626 0,9641 UA 22,86 E E
3 0,6904 1,0035 MM 31,72 A A
4 0,7061 1,0273 MA 29,11 C C
5 0,7154 1,0432 MO 30,60 B B
Lampiran 24. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan uji LSR optimasi metode
pengeringan matahari, rotary dryer, dan pengeringan kombinasi
terhadap kadar amilopektin tepung mocaf dan tepung ubi kayu
Tabel sidik ragam nilai kadar amilopektin pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Source JK db Kuadrat Tengah Fhitung Sig.
Metode Pengeringan 37,459 4 9,365 18,510 0,000
Kelompok 0,310 2 0,155 0,307 0,744
Galat 4,047 8 0,506
Total 33375,462 15
Keterangan :
Sig < 0,01 = berbeda sangat nyata
Sig < 0,05 = berbeda nyata
Sig > 0,05 = berbeda tidak nyata
KK = √ x 100= √ x 100 = 1,51
Rataan 47,1407
Tabel LSR nilai kadar amilopektin pada tepung ubi kayu dan tepung mocaf
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 (%) 0,05 0,01
- - - UM 48,48 Bc BC
2 1,3392 1,9486 UA 49,28 A A
3 1,3954 2,0283 MM 45,14 D D
4 1,4271 2,0763 MA 47,12 B B
5 1,4459 2,1083 MO 45,69 Cd CD