Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

PENGARUH MESIN PERONTOK PADI TERHADAP SISTEM BUANG BUKA


TUTUP MENINGKATKAN EFESIENSI PANEN PADI DI LAHAN PASANG
SURUT

Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metode
Penelitian

Disusun Oleh:
MUHAMMAD JURNI
H1F114044

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
TERIMA KASIH KEPADA
Rektor Universitas Lambung
Mangkurat

Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc

Wakil Rektor Bidang Wakil Rektor Bidang


Wakil Rektor Bidang Akademik Wakil Rektor Bidang Umum dan
Kemahasiswaan dan Alumni Perencanaan, Kerjasama dan
Keuangan
Humas

Dr. Ahmad Alim Bachri, SE.,


M.Si Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.d Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M,Sc Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul
Arifin, M.Sc

Dekan Fakultas Teknik

Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT

Kepala Prodi Teknik Mesin

Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.

Dosen Pengampuh

Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.

Mahasiswa

M. Jurni
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada

Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas

penelitian pengeruh mesin perontok padi dengan sistem buka tutup meningkatkan efesiensi

panen padi di lahan pasang surut.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini, tidak sedikit hambatan yang peneliti hadapi.

Namun peneliti menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan proposal penelitian ini tidak

lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari dosen, sehingga kendala-kendala yang

peneliti hadapi dapat teratasi.

Semoga proposal penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan

menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Saya sadar

bahwa proposal penelitian ini masih banyak kekurangan dan jau dari kata sempurna. Untuk itu,

kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan proposal

penelitian saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para

pembaca.

BANJARBARU, November 2016

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………….…………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1

1.1.Latar Belakang………………………….……………………………….. 1

1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………… 2

1.3.Batasan Masalah…………………………………….………………….. 2

1.4.Tujuan Penelitian…………………………………………….………….. 2

1.5.Manfaat Penelitian………………………………………………………. 2

BAB II DASAR TEORI ……………………………………………..………… 4

2.1.Penelitian Terdahulu……………………………………………………. 4

2.2.Dasar Teori………………………………………………………………. 5

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………. 7

3.1.Objek Penelitian………………………………………………………….. 7

3.2.Alat dan Bahan Penelitian………………………………………………. 7

3.3.Teknik Pengumpulan Data………….…………………………………… 8

3.4.Jadwal Penelitian………..……………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………..…………………………

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu industri terbesar di dunia. United

Nations Food and Agricultural Organitation (UN FAO) memaparkan dalam

sektor ini mempekerjakan kurang lebih 1.3 milyar manusia secara langsung

dilahan pertanian di seluruh dunia (Satriawan K 2010). Hasil-hasil pertanian

di Indonesia mampu dijadikan komoditas unggul dalam persaingan global,

oleh karena itu untuk menghadapi kondisi seperti ini sudah selayaknya

komoditas-komoditas pertanian unggulan di indonesia diberdayakan dengan

baik dan dikelola secara intensif guna menciptakan swasembada pangan

yang baik bagi masyarakat. Agar sektor pertanian di Indonesia tidak

mengalami situasi yang sulit.

Oleh sebab itu sangat penting apabila adanya proses pengolahan

padi pasca panen seperti proses perontokan. Perontokan adalah proses

melepaskan butiran gabah dari jerami dengan cara menyisir atau

membanting pada benda yang lebih keras atau dengan menggunakan mesin

perontok (Herawati H 2008). Cara perontokan padi adalah dengan

menggunakan mesin perontok padi. Jenis perontok padi yang sekarang

biasa digunakan oleh para petani adalah Power Thresher. Power Thresher adalah

jenis mesin perontok yang telah terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis

lahan persawahan diIndonesia. Mesin perontok jenis ini telah banyak digunakan oleh

petani di seluruh nusantara karena keunggulannya yang praktis dan mudah dipindahkan

dari lahan satu lainnya.Digerakkan dengan mesin bertenaga diesel.

1
Proses panen padi dengan cara manual itu bisa memakan waktu

selama satu minggu dalam satu hektar,cukup banyak tenaga dan waktu

yang dibutuhkan meyelesaikan panen padi dengan cara ini.Sedangkan

proses panen padi dengan ,menggunakan alat mesin perontok padi waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan panen dengan luas satu hektar

membutuhkan waktu dua hari lebih efesien dan cepat karena bisa

meningkatkan hasil panen padi.Mesin yang digunakan untuk perontok padi

jenis ini adalah menggunakan mesin berbahan bakar bensin dengan

kekuatan 6 HP dengan kecepatan putaran 1440 rpm.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada proposal ini adalah:

a. Untuk mengetahui teknik perontokan padi menurut penelitian terdahulu

b. Untuk mengetahui teknik perontokan padi dengan efesien.

c. Untuk mengetahui mesin perontok padi yang cocok di lahan pasang surut.

d. Untuk mengetahui alat dan bahan apa saja yang digunakan.

1.3. Batasan masalah

Adapun batasan maslah dari proposal ini adalah:

a. Penelitian ini di lakukan di daerah pasang surut

b. Proses pembuatan perancangan Alat Perontok Padi ini dilakukan

dengan alat dan proses yang sederhana dan manual

2
1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai dari proposal ini adalah:

a. Mahasiswa mengetahui tehnik perontokan padi menurutpenelitian

terdahulu.

b. Mahasiswa mengetahui teknik perontokan padi dengan efisien.

c. mahasiswa mengetahui jenis mesin perontok padi yang cocok di lahan

pasag surut.

d. mahasiswa mengetahui alat dan bahan apa saja yang digunakan.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat bagi beberapa pihak yang terkait

didalamnya,yaitu sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti:Penelitian memerikan manfaat bagi peneliti bagaimana cara

mengetahui sistem kerja dari mesin perontok padi sekaligus

perancangannya

b. Bagi program Studi Teknik Mesin : Hasil penelitian ini bisa dijadikan

referensi tambahan bagi civitas akademik Program Studi Teknik Mesin

Universitas Lambung Mangkurat

c. Bagi Petani: Hasil penelitian ini bisa menambah pendapatan petani

meningkat dengan menggunakan alat ini maka hasil panen padi bisa

dapat dihasilkan dengan efisien dan maksimal

3
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Penelitian Terdahulu

Pertanian merupakan salah satu industri terbesar di dunia. United

Nations Food and Agricultural Organitation (UN FAO) memaparkan dalam

sektor ini memperkerjakan kurang lebih 1.3 milyar manusia secara langsung

dilahan pertanian di seluruh dunia (Satriawan K 2010). Sektor pertanian

merupakan salah satu penyangga perekonomian, karena sektor ini mampu

memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan ekonomi kerakyatan

di Indonesia (Setyanto A 2010). Hasil-hasil pertanian di Indonesia mampu

dijadikan komoditas unggul dalam persaingan global, oleh karena itu untuk

menghadapi kondisi seperti ini sudah selayaknya komoditas-komoditas

pertanian unggulan di Indonesia diberdayakan dengan baik dan dikelola

secara intensif guna menciptakan swasembada pangan yang selanjutnya

akan berdampak pada kemakmuran rakyat itu sendiri.

Proses pengolahan padi pasca panen yang terpenting adalah proses

perontokan (Harbi A 2012). Perontokan adalah proses melepaskan butiran

gabah dari jerami dengan cara menyisir atau membanting pada benda yang

lebih keras atau dengan menggunakan mesin perontok (Herawati H 2008).

Cara perontokan padi di Eromokoadalah dengan menggunakan mesin

perontok padi, namun masih tergolong kurang maksimal dalam merontokkan

padi dan masih banyak memakan biaya. Oleh karena itu perlu dilakukan

beberapa modifikasi pada mesin perontok padi, khususnya penambahan

mekanisme pengayak, penggantian model dan material pisau perontok,

pembuatan desain ulang pada bagian drumm perontok. Modifikasi yang

4
dilakukan pada mesin perontok tersebut diharapkan bisa mengatasi berbagai

permasalahan yang ada.

Perontokan padi pada umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu

cara manual dengan dibanting atau gebot dan cara mekanis dengan pedal

threser atau power threser. Di beberapa lokasi, penggunaan mesin perontok

(power threser) sudah berkembang. Perontokan dengan pedal threser sudah

mulai ditinggalkan karena kapasitas kerjanya rendah, hampir sama dengan

cara

dibanting atau gebot. Alasan penggunaan power threser umumnya adalah

karena lebih cepat dan gabah lebih bersih. Menurut Ananto dkk (2003),

berkembangnya mesin perontok berkaitan dengan terbatasnya tenaga kerja

dan kesempatan kerja yang lebih baik di luar sektor pertanian, serta

berkembangnya sistem tebasan dengan panen beregu.

2.2. Dasar Teori

Thresher adalah alat perontok benih padi. Perontokan merupakan

bagian integral dari proses penanganan pasca panen padi, dimana padi

yang telah layak dipanen dirontokkan untuk memisahkan bulir-bulir padi

jeraminya. Prinsip kerja thresher ini adalah dengan memukul bagian tangkai

padi (jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Dalam mempersiapkan banyak

hasil tanaman untuk dipasarkan, biji-biji perlu dipisahkan dari tangkai tempat

tumbuhnya. Semua tanaman padi-padian dengan biji yang kecil, biji harus

dipipil dari tongkolnya, kacang tanah harus dirontokkan atau dipetik dari

batangnya, dan biji kapas harus dipisahkan dari rambutnya. Untuk

memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai tanaman diperlukan

jenis mesin yang berbeda-beda.. Adapun besarnya daya threser yang di

5
butuhkan dalam perontokan padi di pengaruhi oleh ukuran. Fariable-fariable

lain yang mempengaruhi seperti berat gabah, tingkat kemasakan, kadar air

dan varietas padi.Besarnya daya thresher s(mesin perontok benih padi) yang

diperlukan dalam proses perontokan padi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk

dan stuktur jaringan pada bulir-bulir yang akan dirontokkan. Variabel-variabel

lain yang mempengaruhi dalam perontokkan adalah berat gabah, tingkat

kematangan, kadar air dalam gabah dan varietas padi.. Mekanisme

perontokan padi yang memisahkan gabah dengan tangkainya terutama

terdiri atas selinder yang berputar dan cekungan-cekungan. Suatu penyalur

pemukul biasanya ditempatkan didepan silinder dan ujung atas Dari penyalur

pengangkat untuk membantu penyaluran dalam pemasakan bulir-bulir ke

mekanisme perontokan. Gabah akan dipisahkan dari batangnya atau jerami

melalui blower yang menghasilkan angin. Angin ini bisa menjadikan suatu

daya unutk dapat meemisahkan antara paid dan jerami. Padi yang penuh

isinya akan dikeluarkan dibawah thresher dan jerami serta gabah yang

kosong akan dipisah dari gabah yang diisi. Alat pengatur untuk pengubah

kecepatan (Rpm) yang disesuaikan dengan jenis padi.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Objek Penelitian

Tipe drum tertutup dirancang untuk merontok padi secara “Hold On”

yaitu pada saat panen, tegakkan jerami di potong bawah (± 75 cm) dan

dirontok dengan cara dipegang oleh tangan (Hold On) dengan maksud

diperoleh jerami utuh agar jerami tersebut dapat dimanfaatkan secara

khusus. Tipe Drum terbuka dirancang untuk merontok padi secara “Throw

In” yaitu saat panen tegakkan jerami di potong atas (± 30 cm) dan dirontok

dengan cara seluruh potongan atas jerami tersebut langsung dimasukkan

kedalam mesin perontok dan dilepas masuk tanpa dipegang oleh tangan.

Perbedaan fisik yang dilihat pada thresher dengan tipe drum tertutup

adalah pada komponen pintu pengumpanan yang lebar selebar ke selururh

deretan gigi perontok pada drum perontok, sedangkan pada tipe terbuka,

pintu pemasukkan sempit, kurang lebih 1 2 dan 1 3 dari tipe drum tertutup.

3.2.Alat dan Bahan Penelitian

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk modifikasi alat perontok

padi adalah sebagai berikut:

a.Las listrik

b.Mistar Siku

c.Grinda

d.Bor Listrik

e.Tangggem

f.Alat Tulis

g.Baut dan Mur

7
h.Plat besi

i.Mensin Bensin 6,5 HP

j.Besi siku

3.3.Teknik Pengambilan Data

Adapun teknik pengambilan data dari penelitian ini menggunakan tahap

tahap meliputi perancangan,modifikasi alat,pengujian serta pengamatan dan

analisa data.Pengujian alat sesuai dengan mekanisme modifikasi alat.

MULAI

PERANCANGAN

MODIFIKASI ALAT

PENGUJIAN ALAT
PERBAIKAN

KRITERIA DESAIN

YA TIDAK

PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

SELESAI

Gambar 3.1.Diagram Alir Perancangan Modifikasi Alat Perontok

Padi Mesin

8
a. Kriteria Desain

Untuk perancangan modifikasi alat perontok padi tipe hammer

thresher ini diharapkan mampu merontokkan gabah dengan

persentase 95% dan jerami dapat keluar dari mesin perontok dengan

persentase 95%. Alat perontok padi ini menggunakan sumber tenaga

dari motor listrik. Alat ini bekerja dengan harapan didapatkan proses

perontokan yang lebih cepat dan efisien sehingga dapat meningkatkan

efisiensi perontokan alat yang sebelumnya.

b. Perancangan Modifikasi

Modifikasi perontok padi tipe hammer thresher ini didesain

dengan menggunakan bahan-bahan yang relatif tidak terlalu mahal di

pasaran dan kualitas bahan dapat diunggulkan serta desainnya sangat

sederhana. Ruang perontok padi diberi tambahan plat besi sehingga

terdapat saluran pengarah ke dinding atas ruang perontok. Modifikasi

alat perontok padi dengan tipe hammer thresher ini menggunakan

sumber energi yang berasal dari motor listrik.

Spesifikasi motor listrik yang digunakan sebagai berikut:

 Power 6 HP

 Kecepatan putaran 1440 rpm

1. Ruang Perontok

Ruang perontok berbentuk tabung silinder yang berdiameter 40 cm

dan panjang tabung berukuran 60 cm, di dalam ruang terdiri dari 16 buah

hammer thresher juga terdapat dudukan poros untuk meletakkan poros

utama yang berdiameter 19 2,5 cm dan poros hammer thresher

berdiameter 2 cm.

9
Kendala yang dihadapi adalah proses keluarnya jerami tidak

sempurna. Oleh sebab itu ruang perontok padi ini diberi tambahan plat

besi pada dinding ruang perontok dan saluran pengeluaran jerami dirubah

kebelakang ruang perontok dengan ukuran 15 cm2, pemasangan besi

plat ini memiliki sudut kemiringan sebesar 12o dengan jumlah plat besi

yang digunakan adalah 7 buah dengan panjang total besi yang

dibutuhkan adalah 440 cm. Sedangkan saluran pengeluaran jerami dibuat

sederhana dengan menggunakan gerinda.

2. Hammer thresher

Hammer menggunakan prinsip benturan/pukulan dan juga dengan

cara gesekan (Rahmawati, 2010). Hammer thresher berupa susunan

palu-palu dan berputar yang berjumlah 16 buah yang ditopang dengan

batang besi, hammer ini terbuat dari karet dengan ukuran sisi-sisinya 6

cm dan tebalnya berukuran 0,8 mm. Modifikasi yang dilakukan pada

hammer thresher ini adalah dengan memotong bagian atas karet sebesar

2 cm, dengan tujuan agar hammer tidak menyentuh besi plat atau

pengarah jerami

3. Saluran pengeluaran jerami

Saluran pengeluaran ini terdapat 2 bagian, saluran pengeluaran

pertama berfungsi sebagai mengeluarkan gabah dan saluran pengeluaran

kedua berfungsi sebagai mengeluarkan tangkai jerami yang sudah

dirontokkan. Kendala yang dihadapi jerami tidak dapat keluar dari saluran

pengeluaran yang telah dibuat.

c. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada proses pengujian alat perontok

padi, yaitu dengan merontokkan padi yang terdapat pada tangkai padi

10
dengan menggunakan alat perontok padi ini. Sebelum dan sesudah

perontokkan, jumlah gabah pada sampel dihitung. Setelah dilakukan

perontokan, gabah diklasifikasi menjadi gabah tidak terontok, gabah yang

terontok, gabah terontok baik dan gabah terontok rusak.

d. Analisis Data

Data yang diperoleh dari percobaan ini, pengamatan dan

perhitungan dianalisis menggunakan statistik sederhana, dan disajikan

dalam bentuk tabel, grafik dan gambar. Padi di klasifikasi dengan

persentase terontok baik, dan persentase padi terontok pecah.

1. Persentase gabah terontok baik

Persentase padi terontok baik terhadap jumlah total padi terontok

dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

= ×100%

2. Persentase gabah terontok rusak

Persentase gabah terontok rusak terhadap jumlah total gabah

terontok dapat dihitung persamaan sebagai berikut :

= ×100%

11
3. Pengujian kapasitas kerja (kg/jam)

3.4. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian yang saya lakukan dari bulan September sampai

dengan bulan November ini sebagai berikut :

Bulan
NO Kegiatan
September Oktober November

Identifikasi masalah,

1 tujuan penelitian

2 Studi lapangan

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data

5 Analisis

12
DAFTAR PUSTAKA

Astanto dan Ananto, E. E. 1999.Optimalisasi sistem penanganan panen padi di


lahan pasang surut Sumatera Selatan. Buletin Enjiniring pertanian VI (1/2):1-11.

Handaka, 2007, Sistem Kontrak Kerja dan Pemilihan Mekanisasi Pasca Panen
Padi, Seminar dan Diskusi Pasca Panen Padi, BBP Mektan, Serpong, 31
Oktober 2007.

Harbi.A, Tamrin, dan Lanya.B (2012). Modifikasi alat perontok padi tipe hammer
thresher. Jurnal teknik pertanian Lampung-vol.1, No.1, Oktober 2012. Halaman
23-28.

Koes_sulistadji dan H.K. Purwadaria. 2003. Petunjuk Operasional Mesin


Perontok Biji – bijan (Thersher) dalam Panduan Teknis Penanganan Pasca
Panen Gabah. Japan Grain Inspection Association (KOKKEN). ODA PROJECT
Imvroping Rice Distribution In Asia. FOOD AGENCY JAPAN.

Purwadaria, H.K. Pengantar Studi Pegembangan Mesin Pemanen Padi Tipe


Sisir, Makalah pada Seminar Pengembangan Mesin Pemanen Padi Tipe Sisir,
Bogor 27 November 1996.

Setyanto.A (2010). Perbaikan teknologi pasca panen dalam upaya menekan


kehilangan hasil padi. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 3(3). Balai besar
penelitian tanaman padi, Halaman: 212-226.

13

Anda mungkin juga menyukai