Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TAHUNAN 2017

KOMITE KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3RS)

BAB.I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian kesehatan kerja adalah kesehatan di lingkungan tempat bekerja atau masalah
kesehatan yang timbul akibat kerja. Pengertian yang lain mengatakan kesehatan kerja
adalah kesehatan dari masyarakat pekerja. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. 03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja, maksud
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja tersebut adalah untuk memberikan bantuan
kepada tenaga kerja dalam penyesuaian pekerjaan dan karakteristik fisik, melindungi
tenaga kerja dari setiap gangguan kesehatan yang timbul dari mental dan kemampuan fisik
tenaga kerja, di samping itu perlu diberikan pula pengobatan dan perawatan bagi tenaga
kerja yang menderita sakit disertai rehabilitasinya.
Sesuai dengan amanah Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang kesehatan dan
keselamatan kerja wajib dijalan guna meningkatkan derajat kesehatan pekerja sehingga
meningkatkan produktifitas kerja.adapun factor – factor yang mempengaruhi kesehatan
dan keselamatan kerja antara lain :
1. Pekerja/Karyawan
Sangat besar variasi dari masing-masing individu pekerja baik secara genetic,
kerentanan tubuh maupun lingkungan.
2. Peralatan kerja
Peralatan dapat berupa dari yang paling sederhana seperti martil (pemukul) samai ke
tingkat modern seperti penggunanaan automatisasi (robot, komputer).
3. Proses kerja
Proses termasuk bahan atau material yang dipergunakan. Adakalanya menggunakan
bahan yang sangat toksik, dan proses itu sendiri dapat menimbulkan potensi
berbahaya material tersebut.
4. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja fisik termasuk kebisingan, panas, kelembaban, radiasi, tekanan, debu
dan sebagainya. Lingkungan kerja kimiawi dantaranya adalah uap, debu, cairan.
Lingkungan kerja biologis termasuk penggunaan mikroorganisme seperti jamur,
bakteri atau binatang seperti hewan sehingga perlu pengganan tersendiri dan
dilaporkan setiap tiga bulan.

1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjaga agar pelayanan rumah sakit sesuai dengan standar yang telah ditetapkan baik oleh
rumah sakit sendiri maupun standar yang telah diberlakukan secara nasional maupun
internasional. Juga hal ini untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien rumah sakit,
sehingga kesehatan dan keselamatan pekerja,alat dan lingkungan untuk meningkatkan
produktifitas kerja.
2. Tujuan Khusus
 Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas.
 Menjamin keselamatan setiap orang yag berada di tempat kerja.
 Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien
 Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
 Untuk mendeteksi potensi bahaya – bahaya yang ada dan pengendaliannya
C.SASARAN
1. Tercapainya zero accident.
2. Tercapainya derajat kesehatan waktu kerja dan purna kerja
3. Terjaga alat supaya peralatan dan lingkungan kerja aman.
4. Kemampuan mengantisipasi dan melakukan tahapan potensi bencana internal maupun
eksternal
5. Pengimplementasian peraturan perundang-undangan.
6. Tercapainya perilaku kerja yang aman dan sehat.

BAB.II MUTU PELAYANAN


1. Pola Ketenagaan
Komite kesehatan dan keselamatan kerja terdiri dari :
KOMITE KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Jumlah Posisi Kedudukan Pendidikan
1 Ketua Karyawan SKM
1 Sekretaris 1 Karyawan Ahli K3
1 Sekretaris 2 Karyawan Sarjana
1 Koordinator Keselamatan Karyawan Diploma
1 Koordinator kesehatan kerja Karyawan Sarjana
9 Anggota Karyawan Diploma

Perhitungan kebutuhan tenaga di komite kesehatan dan keselamatan kerja belum ada yang
memegang secara khusus di komite K3 karena masih merangkap kerja yang lain.

2
Bila diperhitungkan untuk kebutuhan tenaga saat ini pelaksana harian shift pagi,siang dan
malam yang berguna untuk pengawasan tidak ada,sehingga pemantauan program job
observasian, wolk to survey dan job analisis kurang bisa berjalan.

2. Sarana dan prasarana


Komite kesehatan dan keselamatan kerja saat ini belum punya ruang khusus untuk team K3
yang saat ini masih menginduk pada ruangan yang ada.
Peralatan penunjang dalam pemeriksaan dilingkungan kerja dan pemantauan peralatan
banyak menginduk pada unit lain dan pihak luar.

BAB III. CAPAIAN PROGRAM KERJA


1. Pengembangan Kebijakan K3RS
a. Pengajuan Program kerja tahun 2018
b. Up date regulasi.
c. Pengajuan restrukturisasi organisasi K3RS.
2. Pembudayaan Perilaku K3RS
a. Pengisian siaran promosi K3RS bersama dengan PKMRS lewat media audio setiap
bulan sebanyak 5 kali dalam setahun dengan tema yang berbeda- beda serta
pemberian safety breafing melalui audio.
b. Drill karyawan bergilir mulai dari gedung D, B ITH, dan C serta pelaksanaan drill bagi
seluruh karyawan menjelang visitasi tahap 1.
c. Orientasi kepada karyawan baru, dan coas baru.
3. Pengembangan SDM K3RS

No Kegiatan Jumlah Keterangan


1 Sertifikasi AK3 Kesehatan 1 orang BNSP

4. Pengembangan Pedoman,Petunjuk tehnis, dan Standart Prosedur Operasional (SOP)


K3RS
a. Penyusunan HIRA pada kegiatan / lokasi yang berada di rumah sakit.
b. Penyusunan SOP baru.
5. Pemantauan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan Tempat Kerja
 Pemantauan suhu dan kelembapan pada ruangan kerja setiap bulan.
 Pemantuan kebersihan area pelayanan dan perkantoran setiap hari.

3
 Pemantauan pencegahan binatang penggangu setiap hari.
 Pemeriksaan makanan dan minuman dan udara.
6. Pelayanan Kesehatan Kerja
a. Data Jumlah karyawan pada bulan januari s/d Desember tahun 2017 :
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
Tetap 644 644 674 674 674 704 703 703 703 703 704 744

PTT 198 198 210 210 210 210 210 210 210 210 214 214

Dengan jumlah karyawan purna 7 orang dan 1 resign.

b. Data Angka kesakitan


Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
Sakit 21 31 14 17 16 7 18 14 20 15 13 19

Jam 147 217 98 119 112 49 126 98 140 105 91 133

c. Data angka kecelakaan kerja


Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
accident - 1 - - 1 - 1 4 1 2 - 2

d. Pemeriksaan kesehatan
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
Berkala dan 20 - - - 16 - - - 12 - - 35
vaksinasi
10 tahun - - - - - - - - 39 -- - -

Kegiatan lainnya adalah :


Pemeriksaan berkala tahun 2017 adalah radiologi, B.Nisa 2, Gizi, Izzah 1, Klinik dalam dan
bedah, CSSD, ICU, Cardiac dan VK.
7. Pelayanan Keselamatan Kerja
a. Pemasangan jalur evakuasi gedung MCEB.
b. Pemindahan papan petunjuk area titik kumpul aman gedung C terkena proyek.
c. Pemindahan papan petunjuk jalur parkir.
8. Pengembangan Program pemeliharaan, Pengelolaan limbah padat,cair dan gas.
a. Pemeriksaan laboratorium hasil pengolahan limbah cair (IPLC) dengan pihak yang
berwenang setiap bulan.
b. Pengelolaan sampah/ limbah
9. Pengelolaan Jasa, Bahan Beracun dan Barang Berbahaya
a. Pemeriksaan rutin hasil IPAL.

4
b. Pengolahan sampah medik dan non medik
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
Abu (Kg) 340 277 253 245 231 154 138 35 312 141 211 -

Domestik 132 138 156 168 168 144 150 442 130 135 150 152

(M3)
Kontainer 22 23 26 28 28 26 25 26 26 27 25 26

(Truk)
c. Pengajuan perpanjangan atau penutupan operasional incenerator
10. Pengembangan Manejemen Tanggap Darurat
a. Pemeriksaan rutin APAR setiap 6 bulan.
b. Uji coba Hidrant 1 kali.
c. Uji coba fire alarm gedung MCEB
d. Evaluasi panduan tanggap darurat bencana dan re strukturisasi Tim
e. Pelatihan kebakaran.
11. Pengumpulan, Pengelolaan,Dokumentasi data dan pelaporan kegiatan K3RS
a. Laporan bulanan ke pihak manajemen.
b. Pertemuan bulanan
12. Review Program Tahunan
a. Raker kerja dengan direksi

BAB IV. EVALUASI


1. Penanggulangan Kebakaran
Dari jumlah APAR yang ada sekarang berjumlah 132 Buah dimana luas area yang ada
32.993 m², sesuai dengan PERMENAKER nomor 5 tahun 85 tentang pemeliharaan dan
pemenuhan APAR bahwa setiap 1 APAR mempunyai cakupan 80 M². Sehingga bila kita
hitung maka kebutuhan yang harus ada sebanyak 442 buah, ini kita harapkan secara
bertahap akan kita penuhi pertahun 10 % dari total kekurangan.
2. Tanggap darurat bencana
Peralatan untuk tanggap darurat masih sangat minim sekali berdasarkan hasil simulasi
bencana yang kita lakukan bahwa untuk komunikasi antar gedung tidak ada, peralatan di
triase bila terjadi bencana sangat kurang serta sistem evakuasi secara horisontal belum
bisa dilakukan dengan menggunakan sistem kompartemen yang tidak dapat bakar

5
minimal bertahan selama 2 jam, kita harapkan tahun depan dapat dipenuhi secara
bertahap.
Pada saat simulasi petugas pemadam atau helm merah tidak memakai helm karena saat
itu posisi panic langsung memadamkan tanpa berpikir untuk menggunakan helm, serta
penempatan helm yang digatung sering kali tersangkut dan njatuh berakibat pecah atau
rusak, sehingga kita rekomendasikan untuk papan nama petugas tetap berada ditempat
yang ada dekat APAR tetapi helm tanda ditempatkan pada counter perawatan atau area
petugas sehingga bila terjadi bencana petugas dapat langsung menggunakannya serta
meminimalkan kerusakan helm.
3. Kesehatan Kerja
Pada area perkantoran dan pekerjaan yang tidak banyak bergerak dan posisi duduk
belum ada kegiatan untuk peregangan untuk setiap 2 jam kerja guna menghindari
penurunan kesehatan kerja pada petugas, Kita rekomendasikan untuk adanya
peregangan setiap 2 jam kerja pada area yang banyak kerja duduk dimana bila kerja jam
7 maka jam 10 dilakukan peregangan dan jam 12 bisa istirahat dan jam 2 dilakukan lagi
peregangan sebelum pulang melalui sosialisasi.
Angka ijin kerja yang banyak harus kita lakukan evaluasi dari panduan pemeriksaan
kesehatan kerja bagi staff karena kita harapkan berbasis risk hazard pada setiap unit
kerja yang ada bukan hanya pemeriksaan secara standart (Fisik, lab dan rontgent) tetapi
juga ditambahkan menurut resiko yang ada pada setiap unit kerja masing-masing
bersama bagian SDI.
Pelaporan kejadian kecelakaan kerja oleh staff sangat kurang peduli karena regulasi yang
banyak sekali dan alur pelaporan yang rumit sehingga mereka enggan untuk melapor,
kita harapkan adanya koordinasi guna memperbarui sistem alur pelaporan kecelakaan
kerja baik dari PPI, Keselamatan Pasien, komite k3 bersama bagian SDI supaya pelaporan
tersentralkan dan adanya kolaborasi untuk analisa penyebab kecelakaan.
4. Keamanan Fasilitas
Perlindungan barang pasien harus kita jaga selalu, karena kapasitas dan kemampuan
CCTV yang ada sekarang maksimal sehingga diperlukan adanya reinstalasi supaya dapat
support guna menjaga keamanan dilingkungan rumah sakit baik didalam gedung
maupun diluar gedung.
Kejadian insiden peeralatan backup listrik sekarang sudah lagi mencukupi sehingga
seringkali waktu yang diharuskan tidak terpenuhi karena kapasitas daya terpasang 1,73
MW dan banckup hanya 1,6 MW dengan 2 mesin yang harus nyala bersama padahal

6
umur alat sudah lebih dari 10 tahun sehingga kemampuan maksimal hanya 80 % saja,
kita rekomendasikan untuk segera dibelikannya genset baru.
5. Penanggananan B3
Peramasalahan trasnporter dan pengolah limbah B3 saat ini menjadi permasalahan
nasional, sedangkan hasil sampah infeksius kita cukup banyak dan belum sesuai dengan
jam Permenkes 1204 tahun 2004 ttg penyehatan lingkungan RS bahwa sampah harus
diangkut maksimal 1x24jam. Kita rekomendasikan untuk mengevaluasi kontrak
kerjasama dengan transporter yang ada sekarang dan mengurus perijinan lagi untuk
incenerator.
6. Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan dan pelatihan staff dalam kegiatan K3RS masih sangat minim sekali dengan
banyaknya rekomendasi PPS dari reakreditasi 2017 ini terkait peningkatan kemampuan
staff sehingga kita harapkan program kerja kedepan kita bisa meningkatkan pelatihan
dan sosialisasi terkait K3RS bersama dengan bidang pegembangan staff.
7. SNARS
Perubahan standart penilaian versi tahun 2012 menjadi standart SNARS harus kita
lakukan perbaharuan seluruh dokumen yang ada apakah masih relevan dengan standart
SNARS jilid 1 atau tidak dan mulai memasukkan data dokumen ke SISMADAK dengan
koordinasi bagian dokumen kontrol dan mengimplementasikan pemenuhannya.

BAB.V KENDALA DAN REKOMENDASI

A. Kendala – kendala yang dihadapi adalah :

1. Unit pelaksana kegiatan sering kali kurang memahami tugasnya terkait K3RS.
2. Laporan yang harus meminta ke unit terkait guna pelaporan kerja K3RS masih sulit
diberikan oleh unit kerja.
3. Tidak adanya tenaga khusus yang untuk mengelola komite K3.
4. Kurangnya kesadaran akan perilaku K3 oleh petugas.

B. Rekomendasi yang kita ajukan adalah :


1. Adanya tenaga khusus untuk dikomite K3.
2. Perubahan komite K3 menjadi Unit atau instalasi K3 sesuai dgn Permenkes 66 tahun
2016.
3. Penyesuaian program dengan Peraturan Menteri Kesehatan yang terbaru.

7
4. Koordinasi yang rutin dengan beberapa unit terkait.
5. Perombakan SOTK komite K3RS menyesuaikan kondisi dan mampu mewakili setiap
bidang kerja.

BAB.V PENUTUP
Dalam pembuatan laporan tahunan ini disadari bahwa tidak sempurna masih terdapat
banyak kekurangan-kekurangan. Oleh kerena itu masukkan dan saran untuk perbaikan
peningkatan program kerja yang akan datang, merupakan sesuatu yang sangat
berharga.Semoga program ini dapat menjadi pegangan bagi setiap orang yang melibatkan
diri untuk berkecimpung di komite kesehatan dan keselamatan kerja RSI Sultan Agung
Semarang.

Semarang, 30 Januari 2018

Bejo Utomo,SKM
Ketua Komite K3RS

Anda mungkin juga menyukai