Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KERJA TAHUN 2019

KOMITE KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3RS)


RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

1
LAPORAN TAHUNAN 2019
KOMITE KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3RS)

BAB.I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian kesehatan kerja adalah kesehatan di lingkungan tempat bekerja atau masalah
kesehatan yang timbul akibat kerja. Pengertian yang lain mengatakan kesehatan kerja
adalah kesehatan dari masyarakat pekerja. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. 03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja, maksud
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja tersebut adalah untuk memberikan bantuan
kepada tenaga kerja dalam penyesuaian pekerjaan dan karakteristik fisik, melindungi
tenaga kerja dari setiap gangguan kesehatan yang timbul dari mental dan kemampuan fisik
tenaga kerja, di samping itu perlu diberikan pula pengobatan dan perawatan bagi tenaga
kerja yang menderita sakit disertai rehabilitasinya.
Sesuai dengan amanah Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang kesehatan dan
keselamatan kerja wajib dijalan guna meningkatkan derajat kesehatan pekerja sehingga
meningkatkan produktifitas kerja.adapun factor – factor yang mempengaruhi kesehatan
dan keselamatan kerja antara lain :
1. Pekerja/Karyawan
Sangat besar variasi dari masing-masing individu pekerja baik secara genetic,
kerentanan tubuh maupun lingkungan.
2. Peralatan kerja
Peralatan dapat berupa dari yang paling sederhana seperti martil (pemukul) sampai ke
tingkat modern seperti penggunanaan automatisasi (robot, komputer).
3. Proses kerja
Proses termasuk bahan atau material yang dipergunakan. Adakalanya menggunakan
bahan yang sangat toksik, dan proses itu sendiri dapat menimbulkan potensi
berbahaya material tersebut.
4. Lingkungan kerja

2
Lingkungan kerja fisik termasuk kebisingan, panas, kelembaban, radiasi, tekanan, debu
dan sebagainya. Lingkungan kerja kimiawi dantaranya adalah uap, debu, cairan.
Lingkungan kerja biologis termasuk penggunaan mikroorganisme seperti jamur,
bakteri atau binatang seperti hewan sehingga perlu pengganan tersendiri dan
dilaporkan setiap tiga bulan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjaga agar pelayanan rumah sakit sesuai dengan standar yang telah ditetapkan baik oleh
rumah sakit sendiri maupun standar yang telah diberlakukan secara nasional maupun
internasional. Juga hal ini untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien rumah sakit,
sehingga kesehatan dan keselamatan pekerja,alat dan lingkungan untuk meningkatkan
produktifitas kerja.
2. Tujuan Khusus

• Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas.
• Menjamin keselamatan setiap orang yag berada di tempat kerja.
• Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien
• Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
• Untuk mendeteksi potensi bahaya – bahaya yang ada dan pengendaliannya

C. SASARAN
1. Tercapainya zero accident.
2. Tercapainya derajat kesehatan waktu kerja dan purna kerja
3. Terjaga alat supaya peralatan dan lingkungan kerja aman.
4. Kemampuan mengantisipasi dan melakukan tahapan potensi bencana internal maupun
eksternal
5. Pengimplementasian peraturan perundang-undangan.
6. Tercapainya perilaku kerja yang aman dan sehat.

BAB.II MUTU PELAYANAN

a. Menyerahkan laporan tahunan kepada direktur rumah sakit.


Tersusunnya laporan kinerja komite keselamatan dan kesehatan kerja pada akhir tahun guna
evaluasi bagi komite oleh pihak manajemen dalam rangka peningkatan good Governents

3
dalam sebuah rumah sakit guna meningkatakan mutu dan keselamatan bagi pasien, petugas,
pengunjung dan pihak yang berada di rumah sakit salah satu indikator kinerjanya komite K3
adalah laporan tahunan.
Terwujudnya laporan dibulan desember tahun 2019 ini merupakan wujud implementasi
pelaksanaan mutu dari komite K3.

b. Mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan analisa dan upaya


perbaikan.
Jumlah angka kejadian kecelakaan kerja yang berada di dalam rumah sakit selama jam kerja
dengan waktu hilang jam kerja 3 jam merupakan indikator kinerja komite K3 tidak boleh
lebih dari 10 % dalam setahun.
Di tahun 2019 ini angka kejadian kecelakaan yang ada di rumah sakit hanya terjadi sekali
dengan waktu hilang jam kerja c teak lebih dari 3 jam sehingga target yang diharapkan dapat
tercapai.

BAB III. CAPAIAN PROGRAM KERJA


1. Pola Ketenagaan

Komite kesehatan dan keselamatan kerja terdiri dari :


KOMITE KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Jumlah Posisi Kedudukan Pendidikan
1 Ketua Karyawan SKM/AK3
1 Sekretaris 1 Karyawan Ahli K3
1 Koordinator Keselamatan Karyawan Diploma
1 Koordinator kesehatan kerja Karyawan Sarjana
9 Anggota Karyawan Diploma

Perhitungan kebutuhan tenaga di komite kesehatan dan keselamatan kerja belum ada yang
memegang secara khusus di komite K3 karena masih merangkap kerja yang lain.
Bila diperhitungkan untuk kebutuhan tenaga saat ini pelaksana harian shift pagi,siang dan
malam yang berguna untuk pengawasan tidak ada,sehingga pemantauan program job
observasian, wolk to survey dan job analisis kurang bisa berjalan.

2. Sarana dan prasarana

4
Komite kesehatan dan keselamatan kerja saat ini belum punya ruang khusus untuk team K3
yang saat ini masih menginduk pada ruangan yang ada.
Peralatan penunjang dalam pemeriksaan dilingkungan kerja dan pemantauan peralatan
banyak menginduk pada unit lain dan pihak luar.

3. Form Laporan Tahunan


Kelas RS : B Pendidikan
Jumlah SDM : 982 Orang
Luas Lahan : 7 Hektar

No. Uraian Keterangan


1 Manajemen Risiko K3RS
a. Identifikasi potensi bahaya di RS Ada / Tidak
b. Dokumen rencana pengendalian risiko Ada / Tidak
K3
2 Keselamatan dan Keamanan
Jumlah SDM RS disosialisasi 1233 Orang
Mandatory Training 1 th sekali
Frequensi jenis Media KIE
Media audio/PKMRS 6 Bln Sekali
3 Pelayanan Kesehatan Kerja
Pemeriksaan kesehatan SDM RS
50 Orang
a. Jumlah SDM RS yang dilakukan
pemeriksaan kesehatan awal
b. Jumlah SDM RS yang dilakukan 192 Orang / Vaksin 49 Orang
pemeriksaan kesehatan berkala
c. Jumlah SDM RS yang dilakukan 4 Orang
pemeriksaan kesehatan akhir
4 Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Pengelolaan Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3)
a. Daftar inventaris B3 Ada / Tidak

b. SOP penggunaan B3 Ada / Tidak

5 Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran


a. Jumlah APAR dan alat pemadam api ➢ APAR 132 Buah
lainnya ➢ Hidrant 3 Mesin
➢ Springkel 322 Buah
➢ Fire Alarm 3 buah Panel

5
b. Simulasi penanganan kebakaran 1(Satu) kali
6 Aspek Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Sistem Utilitas Rumah Sakit
Inspeksi terhadap kegiatan pemeriksaan, Dilakukan / Tidak
pengujian dan pemeliharaan terhadap
semua komponen-komponen sistem
utilitas yang beroperasi.
Simulasi sistem utilitas Dilakukan / Belum
Pelatihan staff pemeliharaan Dilakukan / Belum
Pengujian laborat air dan limbah Dilakukan / Belum

7 Aspek Keselamatan dan Kesehatan


Kerja pada Sistem Peralatan Medis
Inspeksi terhadap pemeliharaan Dilakukan / Tidak
promotif dan pemeliharaan terencana
pada peralatan medis

Kalibrasi Alkes Dilakukan / Tidak

Pelatihan staff pengelola peralatan medis Dilakukan / Tidak


8 Kesiapsiagaan menghadapi kondisi
darurat/ bencana
a. Tim Penanganan Kondisi Darurat /
Ada / Tidak
Bencana
b. SOP Penanganan Kondisi Darurat / Ada / Tidak
Bencana
c. Simulasi Sudah / Belum

9 Pendidikan dan Pelatihan


a. Jumlah pengelola K3RS yang 3 Orang
memiliki sertifikat pelatihan K3RS
b. Jumlah SDM RS dilakukan sosialisasi 890 Orang
K3RS

4. Angka kecelakaan pada bulan januari s/d November 2019


Tanggal
No Nama Bagian Kejadian Tempat Kejadian
02 Januari Jl. Kampung Desa Badong
1 Lailun Naimatur Rizqi Instalasi Gizi 2019 Sidogemah Sayung Demak
Akuntansi dan 15 Januari Shelter Bus BRT Candisari
2 Ansi Amalia Lutfi, SE Mobilisasi Dana 2019 Semarang
Fatma Muhdawati, 08 Februari
3 AMK Instalasi SEC 2019 Karangroto , Semarang
4 Masrokan, AMK Darus Salam 23 Februari Ds. Kalikondang Karang

6
2019 Tengah Demak
05 Maret
5 Siti Ekowati, AMK IGD 2019 Ruang IGD RSI Sultan Agung
Lia Kurniawati, A.Md. Instalasi 17 Mei Jl. Alas Tua ( Seberang Rel
6 AK Laboratorium 2019 Kereta Api )
7 Dwi Sulistyowarni Instalasi Farmasi 19-Sep-19 Jl kaligawe

Berdasarkan data diatas, kejadian kecelakaan kerja banyak terjadi ketika berangkat atau
pulang kerja terjadi kecelakaan dijalan, Adapun hanya satu orang saja yang terjadi di
lingkungan rumah sakit pada saat jam kerja dengan kejadian terjatuh dari foot step ketika
melakukan tindakan resusitasi terburu-buru turun sehingga tidak melihat langkah kainya dan
terpeleset jatuh. Kami sudah lakukan pemeriksaan tidak terjadi sesuatu sehingga kita
merubah barngkat tang bisa di set naik turun.
5. Laporan kejadian / insiden peralatan
Pada periode bulan januari s/d November 2019, kejadian insiden akibat peralatan medis
yang berakibat kepada pasien atau petugas tidak ada atau nol kejadian sehingga insiden
keselamatan pasien akibat peralatan medik tidak ada dan peralatan sudah kita lakukan
kalibrasi dengan PT SIS yang terbagi menjadi 3 termint pelaksanaan.
6. Laporan insiden system utilitas
Kejadian kegagalan sistem utilitas pada bulan januarai sampai dengan Desember tahun 2019
tidak ada kejadian hanya terjadi waktu tunggu genset 20 detik dan sekarang masih proses
pemindahan power baru untuk system backup listrik yang baru.
7. Laporan angka ijin sakit bulan januari s/d November

7
8. Laporan pemeriksaan kesehatan karyawan

8
9. Perijinan
Tindak lanjut hasil kunjungan lapangan atau pengujian fasilitas yang ada di rumah sakit
belum banyak dilakukan pemenuhan dikarenakan belum masuknya anggaran sehingga perlu
dimasukkan dalam rencana kerja dan anggaran ditahun 2020 yang akan datang.

BAB IV. EVALUASI


1. Penanggulangan Kebakaran
Dari jumlah APAR yang ada sekarang berjumlah 132 Buah dimana luas area yang ada
32.993 m², sesuai dengan PERMENAKER nomor 5 tahun 85 tentang pemeliharaan dan
pemenuhan APAR bahwa setiap 1 APAR mempunyai cakupan 80 M². Sehingga bila kita
hitung maka kebutuhan yang harus ada sebanyak 442 buah, ini kita harapkan secara
bertahap akan kita penuhi pertahun 10 % dari total kekurangan.
2. Tanggap darurat bencana
Pelaksanaan kegiatan simulasi bencana yang diagendakan pada bulan November yang
tertunda dengan adanya pembimbingan akreditasi, kami harapkan dalam terselenggara
di awal tahun 2020 sebelum pelaksanaan akreditasi. Sign atau tanda-tanda teerkait
keselamatan ketika bencana masih sangat sedikit dan bentuknya tidak seragam sehingga
kita akan lakukan penyeragaman dan perbaharuan rambu-rambu.
3. Kesehatan Kerja
Perlu peningkatan kolaborasi antara komite K3 dengan bagian SDI dalam
penyelenggaraan kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala dengan penyusunan
pemeriksaan kesehatan berbasis resiko kerja yang ada sehingga dapat diketahui PAK
atau KAK pada staff yang ada bukan hanya pemeriksaan dasar saja.
4. Keamanan Fasilitas
Kejadian insiden peralatan backup listrik sekarang sudah tidak lagi mencukupi sehingga
seringkali waktu yang diharuskan tidak terpenuhi karena kapasitas daya terpasang 1,73
MW dan banckup hanya 1,6 MW dengan 2 mesin yang harus nyala bersama padahal
umur alat sudah lebih dari 10 tahun sehingga kemampuan maksimal hanya 80 % saja,
kami mengharapkan pekerjaan instal genset dan isntalasi baru segera dapat
terselesaikan di tahun 2020.

9
Pengamanan area yang berisiko sesuai standart SNARS 1.1 masih ada kekurangan titik
CCTV yang harus ada sehingga perlu adanya pemasangan tambahan serta pemusatan
titik pantau keamanan dengan berkoordinasi bagian umum.

Sesuai dengan surat edaran dari kementrian kesehatan serta Peraturan MENKES terkait
pelarangan menggunakan peralatan bermerkuri, rumah sakit sudah menetapkan
kebijakan untuk penarikan seluruh peralatan yang bermerkuri dengan target sampai
akhir tahun 2019 sudah tidak ada lagi alat yang menggunakan merkuri serta dibentuknya
TIM gabungan untuk penarikan.
5. Penanggananan B3
Lokasi TPS B3 yang da sekarang sudah kurang representatif lagi karena terlalu dekat
dengan area depan gedung RSIGM sehingga perlu adanya rencana pemindahan atau
relokasi TPS B3 ketempat yang lebih cocok dan terpadu dengan pengolahan limbah
lainnya.
6. Pendidikan dan pelatihan
Pelaksanaan kegiatan edukasi, pendidikan dan simulasi perlu dilakukan evaluasi bersama
dengan bagian pengembangan staff guna melihat apakah efektif pendidikan dan
pelatihan yang diberikan dengan pengggunaan ceklist daftar tilik guna melihat trend
pengetahuan staff selama 3 bulan atau semester masih efektif.
7. Program kerja
Belum seluruh program kerja yang ada dapat terlaksana semuanya karena kendala
berbagai hal, sehingga rencana program kerja tahun yang akan datang harus kita
lakukan penyesuaian dengan kemampuan serta standart akreditasi SNARS edisi 1.1
supaya dapat sinkron dan terpadu.
8. SNARS
Perubahan standart penilaian akreditasi SNARS 1 ke SNARS edisi 1.1 harus kita lakukan
perbaharuan seluruh dokumen yang ada apakah masih relevan dengan standart SNARS
edisi 1 atau tidak dan mulai memasukkan data dokumen ke SISMADAK dengan
koordinasi bagian dokumen kontrol dan mengimplementasikan pemenuhannya di awal
tahun 2020.

BAB.V KENDALA DAN REKOMENDASI

A. Kendala – kendala yang dihadapi adalah :


1. Tidak adanya tenaga khusus yang untuk mengelola komite K3.

10
2. Unit pelaksana kegiatan sering kali kurang memahami tugasnya terkait K3RS.
3. Laporan yang harus meminta ke unit terkait guna pelaporan kerja K3RS masih sulit
diberikan oleh unit kerja.

B. Rekomendasi yang kita ajukan adalah :


1. Tenaga khusus untuk dikomite K3 minimal 1 orang dengan kualifikasi ahli K3
kesehatan.
2. Perubahan komite K3 menjadi Unit atau instalasi K3 sesuai dgn Permenkes 66 tahun
2016.
3. Koordinasi yang rutin dengan beberapa unit terkait.
4. Penyesuaian program kerja dengan SNARS edisi 1.1

BAB.V PENUTUP
Dalam pembuatan laporan tahunan ini disadari bahwa tidak sempurna masih terdapat
banyak kekurangan-kekurangan. Oleh kerena itu masukkan dan saran untuk perbaikan
peningkatan kinerja komite K3RS yang akan datang, merupakan sesuatu yang sangat
berharga. Semoga laporan ini dapat menjadi pegangan bagi setiap orang yang melibatkan
diri untuk berkecimpung di komite kesehatan dan keselamatan kerja RSI Sultan Agung
Semarang.
Semarang, 6 Januari 2019

Bejo Utomo,SKM
Ketua Komite K3RS

11

Anda mungkin juga menyukai