Anda di halaman 1dari 19

KONSEP UJI BEDA SATU MEAN DAN UJI BEDA PROPORSI

Dosen pembimbing :
Selamat Parmin S. Kep, Ners, M.Kep

Disusun oleh : Kelompok 2


1. Agung Sisen Miliyanto (18220002)
2. Dora Miranti (18220007)
3. Monika Putri Widianti (18220009)
4. Widia (18220013)

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas tuntunan kuasanyaNya


sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “konsep uji
beda satu mean dan uji beda proporsi” ini sebagai pemenuhan tugas dari mata
kuliah Keperawatan Gerontik.

Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini belum sempurna sehingga
saran dan kritik diperlukan untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik.

Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan
dipergunakan semestinya.

Palembang, 02 November 2021

Kelompok 2

2
BAB I
PENDAHULUAN

Sesuai dengan namanya, uji beda, maka uji ini dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik
antara dua sampel data atau antara beberapa sampel data. Dalam kasus tertentu, juga bisa mencari
perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu.
Perhatikan contoh-contoh berikut, Perusahaan ingin mengetahui apakah lampu yang diproduksi
mampu menyala lebih dari 1000 jam sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.Artinya :
Memerlukan uji beda terhadap suatu sampel data dengan nilai tertentu yaitu 1000 jam
Seorang guru ingin mengetahui apakah suatu model pengajaran memberikan hasil yang berbeda
terhadap hasil prestasi belajar dua kelas siswa.
Artinya : Memerlukan uji beda terhadap dua buah sampel yaitu nilai prestasi belajar antara dua kelas.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik Uji Beda

Macam data Bentuk beda

2 sample K (lebih dari 2) sample

Korelasi independen korelasi independen

Interval/ratio t-tes t-tes ANOVA ANOVA

Nominal Mc. Nemar Chi Kuadrat Chi Kuadrat Chi Kuadrat

Flaher exact Chocohran

Ordinal Sign test Median ANOVA Median

Matched TestU- extention

Parls Test ANOVA

Kosmogrov

smlovWald

wolfowltz

Uji t (t-test)

1. Dua sampel berhubungan (corelated)

paired t test (before after)

2. Dua sampel bebas (uncorelated)

varian homogeny

varian heterogen

Uji t Dua Sampel Berhubungan Rumus:

4
∑𝐷
𝑡=
2 2
√𝑛. ∑ 𝐷 − (∑ 𝐷)
𝑛−1

D = Selisih nilai kelompok 1 dan kelompok 2

n = Ukuran sampel

Contoh Soal :

Sepuluh wanita peserta KB suntik. Sebelum dan sesudah 6 bulan penggunaan diukur

tekanan darahnya. Adakah perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah

ber KB.

Wanita A b C d E f g h I J

Sebelum 128 130 133 127 124 134 139 128 132 132

Sesudah 131 129 132 130 128 129 133 130 128 130

Jawab

Hipotesis

Ho = X1 = X2 tidak ada perbedaan tekanan darah anatara sebelum dan

sesudah KB suntik

Ha = X1 ≠ X2 ada perbedaan tekanan darah anatara sebelum dan

sesudah KBsuntik

Uji t (perhitungan nilai t)

5
Kriteria

Tolak Ho apabila harga thitung (to) sama atau lebih besar dari harga ttabel

atau sama atau lebih kecil dari harga – ttabel

ttabel(t(1-1/2α)(n-1))

Perhitungan :

wanita sebelum sesudah D 𝐷2

A 128 131 -3 9

B 130 129 1 1

C 133 132 1 1

D 127 130 -3 9

E 124 126 -2 4

F 134 129 5 25

G 139 133 6 36

H 128 130 -2 4

I 132 128 4 16

J 132 130 -2 4

N=10 9 109

6
Keterangan:

Diperoleh

ΣD = 9

ΣD2 = 109

n = 10

Perhiitungan (lanjutan)

∑𝐷
𝑡=
2 2
√𝑛. ∑ 𝐷 − (∑ 𝐷)
𝑛−1

9
𝑡=
2
√10.109 − (9)
10 − 1

9
𝑡=
√1090 − 81
9

9
𝑡=
√1009
9
9
𝑡=
10,5882

= 0,85

7
Pembahasan dan contoh soal sebagai berikut :

1. Uji Beda Satu Rata-rata

a. Uji Beda Satu Rata-Rata dengan sampel kecil (n < 30)


X− µ
Rumus yang digunakan: Thitung = 𝑆𝐷
√𝑛

Keterangan:

X : Rata-Rata Statistik X

µ : Rata-Rata Parameter

SD : Standart Deviasi Statistik

n : Jumlah Sampel

Contoh soal :

Diketahui data yang menyatakan bahwa pendapatan rata-rata per hari pedagang

asongan di sekitaran Rawamangun sebesar Rp. 7.250,-. Seorang peneliti menduga

bahwa pendapatan rata-rata perhari pedagang asngan tersebut lebih dari Rp. 7.250,-.

Untuk membuktikan dugaan peneliti tersebut maka diambil sampel sebanyak 20

pedagang asongan untuk diwawancarai. Dari hasil wawancara diketahui bahwa rata-

rata pendapatan perhari pedagang asongan di sekitaran Rawamangun sebesar Rp.

8.100,- dengan standar deviasi sebesar Rp. 2.300,-. Jika dalam pengujian digunakan

taraf signifikan sebesar 5%, ujilah kebenaran data yang dikeluarkan diatas.

8
Jawab:

Hipotesis Statistik : Ho : µ = 7.250 dan Ha : µ > 7.250

(Uji satu arah +)

Taraf signifikan (α = 5%), maka Tα . n – 1 = T 0,05 . 19 = 1,729

8100 −7250
Thitung = 2300 = 1,65
√20

Jadi karena T hitung < T tabel atau 1,65 < 1,729 maka Ho diterima sehingga data

menyatakan bahwa pendapatan rata-rata perhari pedagang asongan di sekitaran

Rawamangun sebesar Rp. 7.250 adalah benar.

b. Uji Beda Satu Rata-Rata dengan sampel besar (n ≥ 30)

K− µ
Rumus yang digunakan: zhitung = 𝑆𝐷
√𝑛

Contoh :

Terdapat suatu pernyataan bahwa rata-rata kecepatan sepeda motor yang melewati

jalan dalam kota adalah kurang dari 35 km per jam. Untuk membuktikan pernyataan

tersebut maka diteliti kecepatan dari 200 sepeda motor yang melewati jalan dalam

kota dan hasil penghitungan diketahui bahwa rata-rata kecepatannya 34 km per jam

dengan standart deviasi 9,5 km per jam. Dengan menggunakan taraf signifikan

sebesar 2,5% ujilah pernyataan tersebut di atas.

9
Jawab:

Hipotesis Statistik : Ho : µ = 35 dan Ha : µ < 35

(Uji satu arah )

Taraf signifikan (α = 2,5%) maka Z α . n – 1 = Z 0,025 = - 1,960

34− 35
zhitung = 9,5 = −1,49
√200

Jadi karena - Z hitung > - Z tabel atau - 1,49 > - 1,960 maka Ho diterima artinya

pernyataan bahwa rata-rata kecepatan sepeda motor yang melewati jalan dalam kota

kurang dari 35 km per jam adalah tidak benar.

2.Uji Beda Dua Rata-rata

c. Uji Beda Dua Rata-Rata dengan sampel kecil (n < 30)

Dalam pengujian ini terdapat dua kelompok data, yaitu banyaknya sampel dari

kelompok pertama (n1) dan sampel dari kelompok kedua (n2). Sehingga jumlah

sampel atau disimbolkan dengan n adalah n1 + n2. Dengan demikian untuk degree

of freedom (df) adalah n1 + n2 – 2.

Rumus yang digunakan :

X
1− X
2
(𝑛1 − 1)(𝑆𝐷 ) + (𝑛2 − 2)(𝑆𝐷2)
2 1 1
√( 1 2
𝑛1 + 𝑛2 − 2 ) (𝑛 + 𝑛2)
1

10
X1 : Rata-rata statistik untuk sampel pertama

X2 : Rata-rata statistik untuk sampel kedua

SD1 : Standart deviasi untuk sampel pertama

SD12 : Varian sampel pertama

SD2 : Standart deviasi untuk sampel kedua

SD22 : Varian sampel kedua

n1 : Jumlah sampel pertama

n1 : Jumlah sampel kedua

Contoh Soal :

Seorang guru fisika menyatakan bahwa nilai ujian siswi lebih baik dari pada nilai

ujian siswa. Untuk membuktikan pernyataan tersebut maka diambil sampel nilai

ujian dari 14 siswi dan 14 siswa. Setelah diteliti rata-rata nilai ujian siswi 70,5

dengan standart deviasi 10,30. Sedangkan untuk siswa rata-rata nilai ujianya 65,4

dengan standart deviasi 8,95. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% ujilah

pernyataan guru tersebut.

Jawab:

Misalnya A : nilai siswi dan B : nilai siswa

Hipotesis Statistik : Ho : µA = µB dan Ha : µA > µB

(Uji satu arah +)

Taraf signifikan (α = 5%) maka T α.14+14-2 = T 0,05;26 = 1,706

11
70,5 −65,4
= 1,40
(14−1)(10,302)+ (14−1)(8,952) 1 1
√( )( + )
14+14−2 14 14

Jadi karena T hitung <T tabel atau 1,40 < 1,706 maka Ho diterima artinya pernyataan

guru tentang nilai ujian siswi lebih baik dari pada nilai ujian siswa adalah salah.

Berdasarkan penghitungan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata nilai ujian dari

siswi adalah sama dengan siswa.

d. Uji Beda Dua Rata-rata dengan sampel besar (n ≥ 30)

K1−K2
Rumus yang digunakan: Zhitung =
𝑆𝐷2 𝑆𝐷2
√ 1+ 2
𝑛1 𝑛2

Contoh :

Seorang dosen yang mengajar Mata Kuliah kalkulus kelas pararel (kelas A dan B)

menyatakan bahwa rata-rata nilai ujian kalkulus kelas A dan kelas B adalah sama.

Untuk menguji pernyataan tersebut maka diteliti sebanyak 50 mahasiswa kelas A

dan 50 mahasiswa kelas B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai ujian

kelas A adalah 67 dengan varian 25,2. Sedangkan untuk kelas B rata-rata nilai ujian

adalah 70 dengan varian 38,7. Dengan menggunakan taraf signifikan 5% ujilah

pernyataan dosen tersebut :

Jawab:

Hipotesis Statistik : Ho : µA = µB dan Ha : µA ≠ µB

12
Uji dua arah dan untuk tabel lihat Tabel T Student

Taraf signifikan (α = 5%) maka Z½ α.50+50-2 = Z0,025;98 = ±1,980

67− 70
Zhitung = = −2,65
25,2 38,7
√ +
50 50

Jadi karena - Z hitung < - Z tabel atau - 2,65 < - 1,980 maka Ho ditolak artinya

pernyataan dosen bahwa nilai ujian kalkulus kelas A dan kelas B sama adalah salah.

Berdasarkan penghitungan statistik tersebut di atas menunjukkan bahwa rata-rata

nilai ujian kalkulus antara kelas A dengan kelas B adalah berbeda.

B. UJI BEDA PROPORSI

Uji Beda Proporsi akan memberikan hasil yang baik jika jumlah sampel yang

digunakan cukup besar. Seperti halnya dengan Uji Beda Rata-Rata yang telah

diuraikan di atas, Uji Beda Proporsi juga dibagi menjadi dua, yaitu Uji Beda Satu

Proporsi dan Uji Beda Dua Proporsi

3. Uji Beda Satu Proporsi


K−(𝑛.𝜋)
Rumus yang digunakan : Zhitung =
√(𝑛 .𝜋 .𝑞^)
Keterangan:

X : Nilai sampel yang diketahui dari pengamatan

π : Proporsi dari parameter dan qˆ = 1 - π

13
n : Jumlah sampel yang digunakan

Jika proporsi (P) dihitung dengan menggunakan rumus

X / n, maka rumus tersebut dapat diubah menjadi :

𝑃−𝜋
Zhitung =
√(𝜋 .g^)
𝑛

Contoh:

Seorang pimpinan perusahaan kayu menyatakan bahwa 90% produk yang dihasilkan

dalam kualitas standart. Untuk menguji pernyataan tersebut maka diambil sampel

sebanyak 250 buah untuk diteliti kualitasnya dan ternyata terdapat sebanyak 16 buah

yang dinyatakan mempunyai kualitas tidak standart. Ujilah pernyataan pimpinan

tersebut dengan tingkat keyakinan 95%.

Jawab :

Hipotesis statistik Ho : π = 0,90 dan Ha : π ≠ 0,90

Uji dua arah dan untuk tabel lihat Tabel T Student

Taraf signifikan (α) = 5%, maka Z ½ α = Z 0,025 = ±1,960

X = 250 – 16 = 234 atau P = 234 / 250 = 0,936

234−(250)(0,90)
: Zhitung =
√(250)(0,90)(0,10)
= 1,897 atau

14
0,936−0,90
: Zhitung = = 1,897
√(0,90)(0,10)
250

Jadi karena Z hitung < Z tabel atau 1,897 < 1,960 maka Ho diterima artinya pernyataan

pimpinan perusahaan kayu tentang produk yang dihasilkan sebesar 90% dalam

kualitas standart adalah benar.

4. Uji Beda Dua Proporsi

Rumus yang digunakan:

X1 X
+ 2
Z 𝑛1 𝑛2
hitung =
√(𝑝.𝑞).( 1 + 1 )
𝑛1 𝑛2

Keterangan:

X1 = nilai sampel pertama dari hasil pengamatan

X2 = nilai sampel kedua dari hasil pengamatan

n1 = jumlah sampel pertama

n2 = jumlah sampel kedua

p = proporsi statistik : p = K1+K2 dan q = 1 – p


𝑛1+𝑛2

Contoh:

Seorang salesmen sabun Dove menyatakan bahwa selera laki-laki dan perempuan

terhadap produk sabun adalah sama. Untuk menguji pernyataan tersebut maka

diambil sampel 200 laki-laki dan 250 perempuan. Dari sampel tersebut ternyata

15
sebanyak 110 laki-laki dan sebanyak 85 perempuan yang menyukai produk sabun

Dove. Dengan menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95% ujilah pernyataan

selesmen tersebut.

Jawab:

Hipotesis statistik : Ho : PL = PP Ha : PL ≠ PP

Uji dua arah dan untuk tabel lihat Tabel T Student

Taraf signifikan (α) = 5%, maka Z ½ α = Z0,025 = ±1,960

110+85
P= = 0,43 sehingga q = 1 – 0,43 = 0,57
200+250

110 85
+
200 250
zhitung = 1 1 = 4,47
√(0,43) (0,57)( + )

16
200 250

Jadi karena Z hitung > Z tabel atau 4,47 > 1,960 maka Ho

ditolak artinya pernyataan selesmen bahwa selera laki-laki

dengan perempuan terhadap sabun Dove sama adalah salah.

Secara statistik selera laki-laki berbeda dengan selera

perempuan terhadap sabun Dove.

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengujian hipotesis tentang perbedaan dua parameter rata-rata

dilakukan ketika ingin membandingkan atau membedakan

rata-rata variabel kriterium dua kelompok. Misalnya rata-rata

variabel dua kelompok. Penelitian bermaksud menguji keadaan

(sesuatu) yang terdapat dalam suatu kelompok dengan

kelompok lain, dan menguji apakah terdapat perbedaan yang

signifikan di antara masing-masing kelompok.

18
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak,W. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta:


Salemba Medika. Mickey S, Patricia.2006.Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Edisi 2. Jakarta:ECG. Anderson, Elizabeth
T.2006.Keperawata Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta:EGC.
Karima, A., dkk. 2016. Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Activity Daily Living
Di Panti Social Tresna Werdha Senja Rawi. Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia. Vol 2, No. 1.

Mustika I. 2016. Membangun kebijakan kesehatan lansia berbasis kearifan


lokal. Jurnal skala husada. Vol 13. No. 1. Hal 1-12.

19

Anda mungkin juga menyukai