Anda di halaman 1dari 25

BAB 4

SIKLUS PENYELESAIAN AKUNTANSI

MAKALAH

Dosen: Dr.Drs.H.Mukson,M.M.,M.Pd

Disusun oleh

SAROTUN (62201200041)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI

BREBES

2021

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syurkur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya  makalah yang berjudul “Bab 4,Penyelsaian Siklus Akuntansi” dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan salah satu tugas
dari mata kuliah Pengantar Akuntansi 2 di Universitas Muhadi Setiabudi 

Dalam pembuatan makalah ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini,
terutama kepada Bapak Dr.Drs.H.Mukson,M.M.,M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengantar
Akuntansi2

Namun dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik secara
teknis maupun secara materi, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.

            Semoga makalah yang telah penulis susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Brebes,03 juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB 1........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB 2........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Neraca Lajur.....................................................................................................................5
2.1.1 Pengertian neraca lajur..............................................................................................5
2.1.2Tujuan Pemakaian Neraca Lajur................................................................................5
2.1.3 Format Neraca Lajur..................................................................................................5
2.1.4 Tahap Penyusunan Neraca Lajur...............................................................................6
2.1.5 Penyusunan Laporan Keuangan dari Neraca Lajur...................................................9
2.2 Proses Tutup Buku.........................................................................................................11
2.2.1.Menyusun jurnal penutup........................................................................................11
2.2.2. Menyusun Neraca Saldo Sesudah Penutupan.........................................................13
2.3 Rangkuman Siklus Akuntansi........................................................................................15
2.3.1 Ayat jurnal pembalik(sebuah langkah opsional).....................................................18
2.4 Neraca Berklasifikasi.....................................................................................................19
BAB III....................................................................................................................................22
PENUTUP................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan................................................................................................................22
DARTAR PUSTAKA..............................................................................................................24

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada semua perusahaan baik perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur sudah terbukti bahwa laporan keuangan dapat membantu pegawai untuk
memahami apa yang sedang terjadi dalam bisnis perusahaannya, seperti yang sudah dketahui
bahwa laporan keuangan secara langsung disusun dari neraca saldo yang telah disesuaikan.
Bagaimanapun juga, dengan banyaknya hal-hal detail di akhir periode prosedur
akuntansi,suatu kesalahan mungkin saja terjadi. Menemukan suatu kesalahan dan
mengoreksinya membutuhkan biaya dan waktu yang cukup banyak. Salah satu cara untuk
meminimalkan kesalahan dalam pencatatan dan menyederhanakan prosedur di akhir periode
adalah dengan menggunakan neraca lajur atau kertas kerja (work sheet)

Pada makalah (Bab 4) ini akan dijelaskan peranan dari neraca lajur dalam akuntansi
sebagai tahap akhir dari siklus akuntansi terutama dalam proses tutup buku kemudian akan
diperhitungkan jurnal koreksi dan neraca berklasifikasi.

1.2 Rumusan Masalah


- Bagaimana cara menyelesaikan siklus akuntansi
- Proses apa saja yang ada pada menyelesaikan siklus akuntansi

1.3 Tujuan
- Menyusun neraca lajur
- Menjelaskan proses dari tutup buku
- Menggambarkan isi dan tujuan dari neraca saldo sesudah penutupan
- Menetapkan tahap-tahap yang diperlukan dalam siklus akuntansi
- Menjelaskan pendekatan-pendekatan untuk membuat ayat jurnal koreksi
- Menyebutkan bagian-bagian darineraca berklasifikasi

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Neraca Lajur

2.1.1 Pengertian neraca lajur

Neraca lajur atau work sheet adalah kertas berkolom yang direncanakan secara khusus
untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan
menyusun laporan keuangan.

Neraca lajur adalah Alat yang digunakan untuk memahami arus data akuntansi dari neraca
saldo sebelum penyesuaian sampai laporan keuangan.

Neraca lajur bukan merupakan pencatatan akuntansi yang permanen bukan pula merupakan
jurnal atau bagian dari buku besar umum

Neraca lajur merupakan suatu alat bantu yang digunakan untuk mempermudah penyusunan
jurnal penyesuaian dan laporan keuangan.

Neraca lajur bukan merupakan bagian dari catatan akuntansi yang formal. Penyusunan
neraca lajur merupakan opsional yang berarti boleh digunakan dan boleh juga tidak
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Akan tetapi untuk tujuan pembelajaran,
maka penyusunan neraca lajur bagi mahasiswa tetap harus dilakukan untuk memastikan
pekerjaan akuntansi telah dilakukan dengan sebaik-baiknya.

2.1.2Tujuan Pemakaian Neraca Lajur

Pemakaian neraca lajur bertujuan untuk:

- Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.


- Untuk meringkas semua informasi dari neraca saldo setelah penyesuaian yang
merupakan persiapan penyusunan laporan keuangan
- Untuk memudahkan menemukan kesalahan di dalam jurnal penyesuaian dan laporan
keuangan

2.1.3 Format Neraca Lajur

Ada beberapa bentuk neraca lajur yang sering digunakan yaitu:

1. Neraca lajur 8 kolom.

Nama Neraca Saldo Penyesuaian Laba/Rugi Neraca


D K D K D K D K

5
2. Neraca lajur 10 kolom

Nama Neraca Saldo Penyesuaian NS SP Laba/Rugi Penutup Neraca

D K D K D K D K D K D K

3. Neraca lajur 12 kolom

Nama Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Laba/Rugi Modal Neraca


Saldo
setelah
Akun penyesuaian
D K D K D K D K D K D K

4. Neraca lajur 14 kolom


Neraca lajur 14 Kolom menambahkan kolom harga pokok produksi yang digunakan
oleh perusahaan manufaktur.

Keterangan:

1. Kolom Akun & Neraca saldo: Disusun dari Jurnal Umum, Akun di urutkan dari mulai
Asset, Kewajiban, Ekuitas pemilik, Pendapatan dan Beban
2. Jurnal Penyesuaian: Diisi Ayat jurnal penyesuaian, memiliki dua keungkinan yaitu
Tangguhan (Saldo saat ini diubah) atau Akrual (informasi baru dimasukan)
3. Neraca saldo setelah penyesuaian: Selisih atau penggabungan dari neraca saldo dan
jurnal penyesuaian

2.1.4 Tahap Penyusunan Neraca Lajur

 Susun/ Masukan neraca saldo ke dalam neraca lajur kolom neraca saldo

 Masukan angka jurnal penyesuaian dalam kolom jurnal penyesuaian

 Masukn saldo yang sudah disesuaikan kekolom neraca saldo disesuaikan

 Teruskan jumlah neraca saldo disesuikan ke kolom laporan keuangan yang tepat

-Untuk akun kas s/d modal , saldonya dipindahkan ke kolom neraca

-Untuk akun pendapatan dan beban , saldo akhirnya dipindahkan ke kolom laba rugi
6
 Jumlahkan kolom-kolom laporan, hitung laba rugi laba bersih dan lengkapi neraca
lajur

-Selisih debet kredit Neraca , dan debet kredit laba rugi, harus sama
-Serta nilainya itu merupakan nilai laba tahun berjalan
 Contoh Neraca Lajur

PIONER ADVERTISING AGENCY

NERACA LAJUR

Untuk Bukan yang Berakhir

31 Oktober 2005

Nama Akun Neraca Sakdo Penyesuaian Neraca Saldo Setelah


Penyesuaian

D K D K D K
 Kas 15.200        15.200  
 Perlengkapan Iklan 2.500      a)1.500   1.000  
 Asuransi Dibayar Dimuka 600      b) 50   550  
 Peralatan Kantor  5.000        5.000  
 Wesel Bayar     5.000        5.000
Utang Usaha      2.500        2.500
 Pendapatan Ditrm dmuka   1.200 d) 400      800
 Modal   10.000       10.000 
 Penarikan/Prive   500         500  
 Pendapatan Jasa   10.000    d) 400    10.600
         c) 200    
 Beban Gaji 4.000    g)1.200    5.200  

 Beban Sewa   900        900  


  =JUMLAH  28.700  28.700        
 Beban Perlengkapan Iklan      a)1.500     1.500  
 Beban Asuransi      b) 50    50
 Piutang Usaha      c) 200    200  
 Utang gaji      e)1.200    1.200

7
    = 3.350  =3.350  =30.100 =30.100 

 Lanjutan Kolom neraca lajur diatas

Nama akun Laba Rugi Neraca

D K D K
 Kas     15.200  
 Perlengkapan Iklan       1.000  
 Asuransi Dibayar Dimuka      550  
 Peralatan Kantor      5.000  
 Wesel Bayar         5.000
Utang Usaha          2.500
 Pendapatan Ditrm dmuka         800
 Modal        10.000
 Penarikan/Prive       500  
 Pendapatan Jasa    10.600    
         
 Beban Gaji  5.200      

 Beban Sewa  900      


  =JUMLAH        
 Beban Perlengkapan Iklan  1.500      
 Beban Asuransi  50      
 Piutang Usaha     200  
 Utang gaji      1.200
 =7.650 =10.600  =22.450  =19.500
+2.950 +2.950

2.1.5 Penyusunan Laporan Keuangan dari Neraca Lajur

8
Penyusunan laporan keuangan merupakan tahap selanjutnya dalam siklus
akuntansi. Laporan keuangan terdiri dari:

1.Laporan laba rugi,

Penyusunan laporan keuangan akan lebih mudah jika semua kolom laba/rugi
dan kolom neraca (laporan posisi keuangan) di neraca lajur sudah diisi.
Saldo pendapatan dan beban di neraca lajur kolom laba rugi digunakan untuk
menyusun laporan keuangan.

Pioner dvertising Agency

Laporan Laba / Rugi

Untuk periode yang berakhir 31 Okt 2005

Pendapatan:
Pendapatan Jasa 10.600

Beban
Beban Gaji 5.200
Beban perlengkapan iklan 1.500
Beban Sewa 900
Beban Asuransi 50
7.650
Laba Bersih 2.950

2. Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas ialah laporan yang menyajikan informasi tentang


perubahan ekuitas perusahaan antara awal dan akhir periode pelaporan yang
mencerminkan naik turunnya aset neto perusahaan selama periode, baik yang
berasal dari setoran atau distribusi kepada pemilik atau yang berasal dari hasil atau
kinerja perusahaan selama perusahaan. Perubahan ekuitas yang berasal dari kinerja
perusahaan menggambarkan jumlah total penghasilan dan beban (termasuk
keuntungan dan kerugian) yang diakibatkan aktivitas perusahaan selama periode
tertentu.

Pioner dvertising Agency

Laporan Perubahan Ekuitas

Untuk periode yang berakhir 31 okt 2005

9
Modal 1 Oktober -0
Ditambah Investasi 10.000

Laba Bersih 2.950

12.950
12.950
Dikurangi Penarikan 500
12.450

3.Laporan Perubahan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan atau yang sering disebut neraca ialah suatu laporan yang
disusun sedemikian rupa berdasarkan prinsip–prinsip akuntansi sehingga
menggambarkan kondisi keuangan atau keadaan aset, liabilitas dan ekuitas entitas
pada tanggal tertentu. Laporan ini merupakan sumber informasi utama tentang
posisi keuangan karena merangkum elemen – elemen yang berhubungan langsung
dengan pengukuran posisi keuangan yaitu aset, liabilitas dan ekuitas.

Pioner dvertising Agency

Laporan Perubahan Neraca

Untuk periode yang berakhir 31 okt 2005

Aset

Kas 15.200
Piutang Usaha 200
Perlengkapan iklan 1.000
Asuransi dibayar dimuka 550
Peralatan Kantor 5.000
21.950

Kewajiban dan Ekuitas pemilik

Kewajiban
Wesel Bayar 5000
Utang Usaha 2500
Pendapatan diterima dimuka 800
Utang Gaji 1200
Total Kewajiban 9500

10
Ekuitas pemilik
Modal 12450
Total kewajibadan Ekuitas 21.950

 Penyusunan Jurnal Penyesuaian dari Neraca lajur

Neraca lajur bukan merupakan suatu jurnal dan tidak dapat digunakan sebagai dasar
untuk pembukuan ke akun buku besar. Menyesuaikan akun-akun tersebut penting dilakukan
penjurnalan penyelesaian dan membukukannya ke buku besar. Jurnal penyesuaian dibuat dari
kolom penyesuaian di neraca lajur.

2.2 Proses Tutup Buku


Pada akhir periode akuntansi, akun-akun dibuat untuk periode berikutnya proses ini
disebut dengan Tutup buku (closing thr books).Dalam tutup buku, akun harus dibedakan
menjadi akun sementara dan akun permanen

 Akun sementara atau akun nominal berkaitan dengan periode akuntansi yang sedang
berjalan, yang meliputi semua akun laporan laba rugi dan prive atau penarikan oleh
pemilik.

 Akun Permanen atau akun Riil berkitan dengan satu atau lebih periode akuntansi
dimasa yang akan datang yang meliputi semua akun-akun neraca termasuk modal
pemilik.

Akun Sementara Vs Akun Permanen

Akun Sementara atau Nominal (Akun ini Akun Permanen atau Riil (Akun ini tidak
mengalami penutupan) mengalami penuupan)
• Seluruh akun pendapatan • Seluruh akun asset
• Seluruh akun Beban • Seluruh Akun kewajiban
• Akun penarikan oleh • Akun modal Pemilik
pemilik/Prive

2.2.1.Menyusun jurnal penutup.

Pada akhir periode akuntansi saldo akun sementara ditransfer ke akun Rill
ekuitas pemilik, modal pemilik,dengan membuat ayat jurnal penutup. Jurnal penutup
secara formal mengakui transfer dari laba (Rugi) bersih dan penarikan oleh pemilik
Ke modal pemilik dalam suatu buku besar. Hasil Dari jurnal tersebut ditunjukkan
dalam laporan ekuitas pemilik. Jurnal-jurnal tersebut juga menghasilkan saldo nol
dalam setiap akun sementara. Akun-akun tersebut kemudian siap untuk
mengakumulasi data dalam proses akuntansi berikutnya yang terpisah dari data
11
periode sebelumnya. Akun permanen tidak ditutup mengakumulasi data dalam proses
akuntansi berikutnya yang terpisah dari data periode sebelumnya. Akun permanen
tidak ditutup

Penjurnalan dan pembukuan ayat jurnal penutup merupakan tahap yang


diperlukan dalam siklus akuntansi.Tahap ini dilakukan setelah laporan keuangan
selesai disusun dibandingkan dengan tahap dalam siklus akuntansi yang telah anda
pelajari, ayat jurnal penutup umumnya dijurnal dan diposting ke buku besar hanya
pada akhir periode akuntansi tahunan perusahaan Hal ini dilakukan untuk membantu
penyusunan laporan keuangan tahunan karena semua akun sementara berisi data
untuk keseluruhan 1 tahun

Dalam membuat ayat jurnal penutup masing-masing akun laporan laba rugi
akan ditutup secara langsung ke modal pemilik. Bagaimanapun juga hal tersebut akan
menghasilkan rincian yang berlebihan dalam akun modal pemilik dengan demikian
akun pendapatan dan beban ditutup ke akun sementara lainnya yaitu akun ikhtisar
laba rugi. Transfer dari akun ini ke akun modal pemilik hanya meliputi laba (rugi)
bersih

Ayat jurnal penutup dicatat dalam jurnal umum. Keterangan dari ayat jurnal
penutup yang disisipkan dalam jurnal antara ayat jurnal penyesuaian terakhir dengan
ayat jurnal penutup pertama, mengidentifikasi jurnal tersebut.Kemudian ayat jurnal
penutup diposting ke akun buku besar

Ayat jurnal penutup dibuat langsung dari saldo yang sudah disesuaikan dalam
buku besar dari kolom laporan laba rugi dan Saldo neraca lajur, atau dari laporan laba
rugi dan ekuitas pemilik, Ayat jurnal penutup yang terpisah dapat dibuat untuk
masing-masing akun nominal tetapi empat jurnal berikut ini membuahkan hasil yang
lebih efisien

1. Debit masing-masing akun pendapatan sebesar saldonya dan kredit akun ikhtisar
Laba Rugi untuk modal pendapatan

2.Debit akun ikhtisar Laba Rugi untuk total beban dan kredit masing-masing akun
beban sebesar saldonya

3. Debit akun ikhtisar laba rugi dan kredit modal pemilik sejumlah laba bersih

4. Debit modal pemilik sebesar saldo penarikan oleh pemilik dan Credit penarikan
oleh pemilik dengan jumlah yang sama

Proses Penutupan;

• Tutup pendapatan ke ikhtisar laba rugi


• Tutup beban ke ikhtisar laba rugi
• Tutup ikhtisar laba rugi ke modal pemilik
• Tutup penarikan oleh pemilik ke modal pemilik

12
Ilustrasi Ayat Jurnal Penutup

Jurnal Umum

Tanggal Nama akun dan uraian Reff Debit Kredit


jurnal penutup.
(1)
31-okt Pendapatan Jasa 10.600
Ikhtisar laba rugi 10.600
(Menutup akun pendapatan)
(2)
Ikhtisar laba rugi 7.650
Beban Gaji 5.200
B.Perlngkpn iklan 1.500
Beban Sewa 900
Beban Asuransi 50
(Menutup akun beban)
(3)
31-okt Ikhtisar laba rugi 2.950
Modal 2.950
(Menutup laba bersih ke modal)
(4)
31 Modal 500
Penarikan/Prive 500
(menutup penarikan ke modal)
(5)

Perhatikan bahwa jumlah dalam jurnal ikhtisar laba rugi 1 dan 2 meruoakan total dari
kolom debet dan kredit laba rugi masing masing dalam neraca lajur.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ayat jurnal penutup:

- Hindari penggandaan saldo pendapatan dan beban yang terjadi secara tidak
sengaja dalam menghindari jumlah nol
- Janagn menutup penarikan oleh pemilik melalui akun ikhtisar laba
rugi.penarikan oleh pemilik bukan merupakan beban dan bukan merupakan
faktor yang menentukan laba bersih.

2.2.2. Menyusun Neraca Saldo Sesudah Penutupan

Setelah semua ayat jurnal penutup dijurnal dan dibukukan,Neraca saldo lain yang disebut
sebagai neraca saldo sesudah penutupan, Disusun dari buku besar.Neraca saldo sesudah
penutupan ,Neraca ini berisi daftar akun riil beserta saldo saldonya setelah ayat jurnal
penutup dijurnal dan diposting ke buku besar.

13
Tujuan dari neraca saldo adalah untuk membuktikan kesamaan saldo akun riil yang akan
berlanjut pada periode akuntansi berikutnya.Oleh karena semua semua akun sementara akan
bersaldo nol,maka neraca saldo sesudah penutupan hanya akan terdiri atas akun neraca yang
riil

Neraca saldo sesudah penutupan memberikan bukti bahwa penjurnalan dan pembukuan
ayat jurnal penutup telah diselesaikan.Selain itu,juga menunjukan keseimbangan persamaan
akuntansi pada akhir periode akuntansi.Bagaimanapun juga,seperti halnya neraca saldo,tidak
terdapat bukti bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau penjurnalan sudah dilakukan dengan
tepat, sebagai contoh neraca saldo sesudah penutupan akan seimbang jika terdapat suatu
transaksi yang tidak dijurnal dan dibukukan atau jika suatu transaksi dijurnal dan di bukukan
dua kali

Pioner advertising agency

Neraca saldo sesudah Penutupan

31 Okt 2005

Debit Kredit

Kas 15.200

Piutang Usaha 200

Perlengkapan iklan 1.000

Asuransi dibayar dimuka 550

Peralatan Kantor 5.000

Wesel Bayar 5.000

Utang Usaha 2.500

Pendapatan diterima dimuka 800

Utang gaji 1.200

Modal 12.450

21.950 21.950

14
2.3 Rangkuman Siklus Akuntansi
Pada dasarnya, akuntansi didefinisikan sebagai pencatatan, pengelompokan, dan
pelaporan transaksi keuangan. Lebih detailnya, pengertian akuntansi sendiri menurut
Rudianto (2010:10) adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk
angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas / transaksi suatu
badan usaha dalam bentuk informasi keuangan. 

Tahapan atau rangkaian dalam proses tersebut dinamakan siklus akuntansi atau yang


sering disebut dengan pembukuan.

Pembukuan berbeda dengan akuntansi. Pada pembukuan, pekerjaan hanya sebatas sampai


pada siklus saja. Namun pekerjaan akuntansi memiliki lingkup yang lebih luas, di mana di
dalamnya termasuk pemeriksaan (auditing), akuntansi manajemen, penyusunan sistem
akuntansi, sampai perpajakan.

 9 Tahapan dalam Siklus Akuntansi

Dalam satu siklus akuntansi ada 9 tahapan yang harus dilalui, yaitu:

1. Mengumpulkan dan menganalisis data transaksi

Tahap pertama dalam siklus akuntansi ini dimulai dengan mengumpulkan data
transaksi keuangan yang umumnya disebut nota. Bukti transaksi keuangan tidak harus
selalu dalam bentuk nota, namun bisa dalam bentuk surat perjanjian, surat pengakuan
utang-piutang, atau kuitansi.

Bukti-bukti inilah yang kemudian dijadikan dasar dalam melakukan analisis atau
identifikasi, apakah transaksi tersebut diakui atau tidak. Misalnya, usaha Anda pada
tanggal 20 Februari 2020 melakukan pembelian pesawat telepon, di mana dalam
pembelian tersebut Anda mendapatkan nota sebagai bukti pembelian. Selain membeli
pesawat telepon, Anda juga memberikan uang makan karyawan produksi, dan karyawan
yang menerima uang makan menandatangani kuitansi. Bukti pembelian telepon dan
kuitansi uang makan ini yang dikumpulkan oleh staf accounting yang kemudian
diverifikasi apakah bukti tersebut sah atau tidak dan berapa besarnya nilai yang diakui.

2. Membuat jurnal atau menjurnal transaksi

Setelah bukti transaksi diterima dan dianalisis, maka tahap berikutnya adalah
memasukkan nilai yang tercantum pada bukti transaksi ke dalam buku catatan transaksi.
Proses pencatatan ini disebut menjurnal atau posting. Pembuatan jurnal bisa dilakukan
setiap kali setiap ada transaksi atau sekaligus dimasukkan pada sore hari menjelang jam
kerja tutup. Pencatatan transaksi ini dalam akuntansi disebut dengan Jurnal Umum.

Pada era digital saat ini, proses menjurnal sudah jarang dilakukan secara manual
melainkan dengan menggunakan software akuntansi.

15
3. Memindah jurnal umum ke buku besar

Pada jurnal umum, catatan transaksi masih tercampur dengan berbagai macam
transaksi lainnya. Di tahap ketiga ini catatan transaksi dipindahkan sesuai dengan
kelompok akunnya (sesuai dengan jenis transaksi).

Misalnya, jenis transaksi pembelian aset dimasukkan ke dalam akun aktiva tetap,
transaksi penjualan dimasukkan ke dalam akun penjualan. Kelompok akun ini disebut
dengan Buku Besar. Dalam buku besar, satu jenis transaksi dikumpulkan menjadi satu
kelompok, contohnya akun kas terdiri dari transaksi yang hanya berupa kas saja atau akun
buku besar penjualan berisi transaksi penjualan saja. Pada akhir tahapan ini, nilai-nilai
transaksi yang terkumpul akan membentuk nilai akhir yang disebut dengan saldo akhir,
yang dapat berupa saldo debit atau kredit sesuai dengan jenis akunnya.

Pada saat ini, munculnya software akuntansi membuat proses ini menjadi lebih
mudah. Software akuntansi akan secara otomatis melakukan pemindahan data dari jurnal
umum ke buku besar, setelah posting dilakukan. Proses ini jika dikerjakan secara manual
maka dilakukan setiap kali menjelang penutupan buku, sehingga saldo akhir buku besar
juga baru bisa diketahui saat itu. Namun jika dengan menggunakan software akuntansi,
proses ini terjadi setiap kali transaksi diinput ke dalam software dan saldo akhir akan
diketahui saat itu juga.

4. Membuat neraca percobaan atau Neraca saldo

Neraca percobaan dibuat menjelang penutupan buku. Langkah ini dilakukan untuk
memastikan bahwa jumlah nilai transaksi debit sama dengan transaksi kredit. Saldo akhir
pada akun bersaldo debit dijumlahkan dan saldo pada akun bersaldo negatif juga
dijumlahkan kemudian dibandingkan. Jika nilainya sama berarti sudah balance. Lalu
bagaimana jika tidak balance? Maka harus ditelusuri kembali, dilakukan pengecekan
mengapa terjadi ketidaksamaan.

5. Membuat jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian dibuat agar tercapai keseimbangan. Ada beberapa penyebab


yang mengakibatkan ketidaksamaan, di antaranya:

 Ada transaksi yang terlewat (belum dicatat)

 Kesalahan perhitungan (nilai transaksi yang dicatat terlalu besar atau terlalu kecil)

 Ada transaksi yang tidak bisa diakui akibat penerapan sistem akrual.

6. Membuat neraca saldo setelah penyesuaian

16
Melakukan langkah pada poin 4, jika masih belum balance maka langkah 5
diulangi. Kedua langkah tersebut harus dilakukan sampai balance.

7.Menyusun laporan keuangan

Setelah saldo balance, langkah selanjutnya adalah membuat laporan keuangan.


Laporan keuangan terdiri jenis laporan:

1. Laporan laba rugi


2. Laporan ekuitas pemilik

3. Neraca

8. Penutupan buku (Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penutup)

Pendapatan dan biaya yang diakumulasi dilaporkan untuk periode tertentu


(bulanan, kuartal, atau tahunan). Agar akun pendapatan dan biaya tidak tercampur dengan
periode berikutnya, maka harus ditutup pada setiap akhir periode sehingga saldonya nol.
Selisih yang dihasilkan antara pendapatan dengan biaya akan memberikan nilai tertentu.
Nilai inilah yang disebut dengan Laba atau Rugi. Disebut laba jika selisih bernilai positif,
sedangkan rugi jika selisih bernilai negatif.

Setelah langkah ini dilakukan, maka akun pada pendapatan dan biaya bernilai nol.
Akun yang memiliki nilai saldo adalah akun yang masuk dalam kelompok neraca
(piutang, kas, persediaan, aktiva tetap, dan modal).

9. Membuat penyesuaian kembali/ menyusun neraca saldo setelah penutupan

Inilah tahap terakhir dalam siklus akuntansi. Membuat penyesuaian kembali ini
dilakukan untuk:

a. memastikan semua kelompok akun pendapatan dan biaya sudah ditutup.


b. memastikan semua saldo akun pada kelompok neraca sudah balance dan siap
digunakan menjadi saldo awal pembukaan buku periode selanjutnya.

Rangkaian tahapan tersebut merupakan siklus akuntansi yang akan terus


berulang pada periode selanjutnya selama perusahaan masih berjalan. Tidak rumit
bukan? Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Setiap jenis usaha memiliki
transaksi dan perlakuan pencatatan yang berbeda dengan tingkat kompleksitas yang
beragam sesuai dengan bidang atau skala usaha. Kerumitan dan kompleksitas ini akan
terbantu dengan digunakannya software akuntansi yang mampu membuat laporan
secara otomatis, meminimalisasi human error, serta menyajikan laporan keuangan
yang tepat, cepat, dan akurat.

2.3.1 Ayat jurnal pembalik(sebuah langkah opsional)

17
Kesalahan mungkin terjadi dalam proses pencatatan. Kesalahan seharusnya dikoreksi
sesegera mungkin dengan menjurnal dan membukukan ayat jurnal koreksi.Jika dalam
pencatatan akuntansi terbebas dari kesalahan,maka tidak diperlukan adanya ayat jurnal
koreks. Anda seharusnya mengetahui beberapa perbedaan antara jurnal koreksi dan jurnal
penyesuaian,

Pertama, jurnal penyesuaian merupakan bagian pelengkap dari siklus akuntansi ayat jurnal
koreksi tidak diperlukan jika pencatatan terbebas dari kesalahan

Kedua, penyesuaian-penyesuaian di jurnal dan dibukukan hanya pada akhir periode


akuntansi. Sebaliknya, ayat jurnal koreksi dibuat kapan pun kesalahan ditemukan terakhir
jurnal penyesuaian selalu mempengaruhi paling tidak satu akun neraca dan laporan laba rugi.
Sebaliknya, akun jurnal koreksi mungkin meliputi beberapa gabungan akun yang diperlukan
untuk satu koreksi. Ayat jurnal koreksi seharusnya dibukukan sebelum ayat jurnal penutup

Untuk menentukan ayat jurnal koreksi sangatlah penting untuk membandingkan


jurnal yang salah dengan jurnal yang benar, hal tersebut membantu menemukan akun dan
jumlah yang seharusnya dan tidak seharusnya dikoreksi. Setelah membandingkannya ayat
jurnal koreksi dibuat untuk mengoreksi akun-akun pendekatan ini diilustrasikan dalam kasus
berikut

Kasus 1 pada tanggal 10 Mei terdapat penerimaan kas sebesar $50 dari pembayaran piutang
konsumen yang di jurnal dan dibukukan sebagai debit pada kas sebesar $50 dan sebagai
kredit pada pendapatan jasa sebesar $50 kesalahan ini diketahui pada tanggal 20 Mei pada
saat konsumen melunasi sisa tagihan

Jurnal yang salah:

Kas (D) 50

Pendapatan jasa (K) 50

Jurnal yang benar:

Kas(D) 50

Piutang usaha(K) 50

Perbandingan jurnal yang salah dengan jurnal yang benar menunjukkan bahwa debit
pada kas sebesar $50 adalah benar akan tetapi kredit pada pendapatan jasa sebesar $50
seharusnya dikredit ke akun piutang usaha.Sebagai hasilnya baik pendapatan jasa maupun
piutang usaha disajikan terlalu tinggi atau lebih saji dalam buku besar perusahaan ayat jurnal
koreksi yang diperlukan adalah sebagai berikut.

Jurnal koreksi

20 mei Pendapatan jasa (D) 50


18
Piutang Usaha(K) 50

(Mengoreksi jurnal tgl 10 mei)

2.4 Neraca Berklasifikasi


Bagaimana juga,laporan keuangan lebih bermanfaat bagi manajemen, Kreditor, Investor
yang potensial ketika elemen-elemen diklasifikasikan dalam subbagian yang penting.

Neraca berklasifikasi umumnyaterdiri atas klasifikasi-klasifikasi standar berikut

Asset Kewajiban & Ekuitas Pemilik

Asset Lancar Kewajiban Jangka Pendek

Investasi Jangka Panjang Kewajiban Jangka Panjang

Asset Tetap Ekuitas Pemilik

Asset tidak Berwujud

a. Aset Lancar

Aset lancar (current assets) adalah kas dan sumber daya lain yang diharapkan dapar
diubah menjadi kas atau dijual atau dipakai untuk kegiatan bisnis dalam jangka waktu
satu tahun dari tanggal neraca atau paling lama selama siklus operasi perusahaun. Sebagai
contoh, piutang usaha merupakan aset lancar karena akan diubah menjadi kas melalui
penagihan dalam satu tahun.

Siklus operasi (operating cycle) perusahaan adalah rata-rata waktu yang diperlukan
untuk beralih dari kas menjadi kas untuk menghasilkan pendapatan. Istilah siklus
menandakan arus sirkulasi, di mana dalam kasus ini. diawali dan diakhiri dengan kas.
Sebagai contoh, pada perusahaan pengangkutan milik pemerintah, siklus operasi
cenderung pendek karena jasa yang diberikan seluruhnya berada pada basis kas. Di sisi
lain, siklus operasi untuk perusahaan manufaktur bersitat panjang: perusahaan manufaktur
membeli bahan baku, memproduksi dan menjual produk yang diltasilkan, menagih
konsumen, dan mengumpulkan kas. Hal ini merupakan siklus kas menjadi kas yang
mungkin dapat berlangsung hingga beberapa bulan. Sebagian besar perusahaan memiliki
siklus operasi kurang dari satu tahun. Pembahasan mengenai siklus operasi akan
dilanjutkan di bab berikutnya.

Dalam perusahaan jasa, biasanya mengakui empat jenis aset lancar: (1) kas, (2)
investasi jangka pendek seperti obligasi pemerintah Amerika Serikat, (3) piutang (wesel
tagih, piutang usaha, dan piutang bunga), dan (4) beban dibayar di muka (asuransi dan

19
perlengkapan). Pos-pos tersebut diurutkan berdasarkan tingkat likuiditas. Pengurutan
dilakukan berdasarkan pos-pos mana yang diharapkan bisa diubah menjadi kas

b. Investasi Jangka Panjang

Seperti halnya aset lancar, investasi jangka panjang (long-term investment)


merupakan sumber daya yang dapat diubah menjadi kas. Akan tetapi, pengubahan
menjadi bentuk kas tidak bisa diharapkan dalam waktu satu tahun atau terlebih lagi
selama siklus operasi. Selain itu, investasi jangka panjang tidak diperuntukkan dalam
kegiatan bisnis perusahaan. Kelompok ini sering disebut sebagai "investasi." yang
umumnya meliputi saham dan obligasi dari perusahaan lain.

c. Aset Tetap

Properti, pabrik, dan peralatan (property, plant, and equipment) merupakan


sumber daya berwujud yang digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan bisnis, dan tidak
ditujukan untuk dijual. Kelompok ini meliputi tanah, hangunan, mesin dan peralatan.
peralatan pengiriman, serta perabot dan furnitur. Aset yang menjadi subjek untuk
didepresiasikan (disusutkan) harus dilaporkan sebesar harga perolehan, dikurangi
akumulasi depresiasi.

d. Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud merupakan sumber daya tidak lancar yang tidak memiliki
wujud fisik. Aset tersebut dicatat sebesar harga perolehan, dan harg tersebut akan
dibebankan sepanjang masa manfaat aset tidak berwujud tersebut.Aset tidak berwujud
(intangible assets) merupakan sumber daya tidak luncar yang tidak berwujud meliputi hak
paten, hak cipta, dan merek dagang atau merek nama yang memberikan hak eksklusif
untuk menggunakan hak tersebut dalam periode waktu tertentu. Nilainya bagi perusahaan
umumnya diperoleh dari hak atau hak istimewa yang dijamin oleh pemerintah.

e. Kewajiban jangka pendek

Di urutan pertama dari bagian kewajiban dan ekuitas pemilik pada laporan neraca
adalah kewajiban jangka pendek, Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang
diharapkan akan dibayar dari aset lancar yang ada atau melalui pembuatan kewajiban
jangka pendek lainnya Seperti dalam kusus aset lancar periode waktu pembayaran adalah
satu tahun atau yang lebih lama yaitu selama siklus operasi. Kewajiban jangka pendek
meliputi (1) utang yang terkait dengan siklus operasi, seperti utang usaha serta utang gaji
dan upah, dan (2) utang jangka pendek lami seperti utang pinjaman bank. utang hunga,
pajak terutang. dan bagian dari kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam
periode berjalan (pembayaran yang dilakukan dalam tahun berikutnya pada kewajiban
jangka panjang)

Pengaturan akun tersebut dalam bagan kewajiban jangka pendek telah


berkembang berdasarkan kebiasaan dibandingkan aturan yang telah ditentukan

20
sebelumnya. Wesel bayar umumnya disajikan terlebih dahulu, yang kemudian diikuti
dengan utang usaha.Akun lainnya kemudian disajikan secara berurutan,

5. Kewajiban jangka panjang

Kewajiban yang diharapkan dapat dilunasi setelah satu tahun atau satu siklus operasi
perusahaan diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang (long-term liabilities).
Kewajiban dalam kelompok ini meliputi utang obligasi, utang hipotek, wesel bayar
jangka panjang, kewajiban sewa guna usaha (leasing), dan kewajiban tunjangan hari tua
(pensiun) pegawai, Beberapa perusahaan melaporkan utang jangka panjang yang jatuh
tempo setelah satu tahun sebagai jumlah tersendiri dalam neraca.

6. Ekuitas Pemilik
Isi dari bagian ekuitas pemilik berbeda-beda, bergantung pada bentuk
perusahaan Dalam perusahaan perseorangan, hanya terdapat satu akun modal. Dalam
perusahaan persekutuan (partnership) ,terdiri atas akun modal untuk masing- masing
sekutu. Untuk perseroan (corporation), ekuitas pemilik dibagi menjadi dua akun-
Saham Modal dan Saldo Laba. Investasi aset dalam perusahaan dicatat oleh pemegang
saham dengan mendebit akun aset dan mengkredit akun Saham Modal. ditahan untuk
tujuan kegiatan bisnis akan dicatat dalam akun Saldo Laba. Akun Saham Modal dan
Saldo Laba dilaporkan sebagai ekuitas pemegang saham

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Menyusun neraca lajur (kertas kerja).

Tahap- tahap dalam menyusun neraca lajur adalah:

(a) membuat neraca saldo pada neraca lajur,

(b) memasukkan penyesuaian pada kolom penyesuaian,

(c) memasukkan saldo yang disesuaikan ke dalam kolom neraca saldo disesuaikan,

(d) memindahkan jumlah neraca saldo disesuaikan ke dalam kolom laporan keuangan
yang sesuai, dan

(e) menjumlahkan kolom laporan keuangan, menghitung laba (rugi) bersih, dan
menyelesaikan neraca lajur.

2. Menjelaskan proses dari tutup buku.

Tutup buku terjadi pada akhir periode akuntansi. Proses yang dilakukan adalah
membuat jurnal dan memasukkan ayat jurnal penutupan serta kemudian menghitung
dan menyeimbangkan seluruh akun. Pada saat tutup buku, ayat jurnal terpisah dibuat
untuk menutup pendapatan dan beban ke dalam akun Ikhtisar Laba Rugi, Ikhtisar
Laba Rugi ke dalam Modal Pemilik, dan Penarikan oleh Pemilik ke dalam Modal
Pemilik. Hanya akun temporer yang ditutup.

3. Menjelaskan isi dan tujuan dari neraca saldo sesudah penutupan. Neraca saldo
sesudah penutupan mencakup saldo akun permanen yang dibawa ke periode akuntansi
berikutnya. Tujuan neraca saldo adalah untuk membuktikan keseimbangan saldo akun
yang ada.

4. Menetapkan tahap-tahap yang diperlukan dalam siklus akuntansi.

Tahap-tahap yang diperlukan dalam siklus akuntansi adalah:

(a) Menganalisis transaksi bisnis,

(b) Menjurnal transaksi tersebut

(c) Memindahkannya ke akun buku besar (posting).

22
(d) Menyusun neraca saldo,

(e) Menjurnal dan memindahkan ayat jurnal penyesuaian,

(f) Menyusun neraca saldo disesuaikan,

(g) Menyusun laporan keuangan,

(h) Menjurnal dan memindahkan ayat jurnal penutup, dan

(i) Menyusun neraca saldo sesudah penutupan.

5. Menjelaskan pendekatan-pendekatan untuk menyusun ayat jurnal koreksi. Satu


pendekatan untuk menentukan ayat jurnal koreksi adalah membandingkan ayat jurnal
yang salah dengan yang benar. Setelah dibandingkan, ayat jurnal koreksi dibuat untuk
membetulkan akun. Alternatif lain untuk membuat ayat jurnal koreksi adalah
membalik ayat jurnal yang salah dan kemudian membuat ayat jurnal yang benar.

6. Menyebutkan bagian-bagian dari neraca berklasifikasi. Dalam neraca berklasifikasi,


aset diklasifikasikan menjadi aset lancar; investasi jangka panjang; aset tetap; dan aset
tidak berwujud. Kewajiban juga diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek
atau kewajiban jangka panjang. Juga terdapat bagian ekuitas pemilik, yang berbeda-
beda sesuai dengan bentuk organisasi perusahaan.

23
DARTAR PUSTAKA

https://slideplayer.info/slide/12288913/

https://www.academia.edu.37461324/Modul_Pengantar_Akuntansi_2_PERTEMUAN_1_Re
view_Siklus_Akuntansi

https://slidetodoc.com/bab-4-penyelesaian-siklus-akuntansi-pengantar-akuntansi-edisi/

24
25

Anda mungkin juga menyukai