Anda di halaman 1dari 21

PENGANTAR AKUNTANSI

PENYELESAIAN SIKLUS AKUNTANSI

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dr. Nasirwan S.E, M.Si, Ak, CA

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Meylia Andini 7213344003


Nofri Yuliara Harahap 7213144021
Rendy Indrawan S. Siahaan 7212444008

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan hidayahnya kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar
akuntansi tentang “Penyelesaian Siklus Akuntansi”. Tujuan kami membuat
makalah ini adalah untuk memahami tentang materi tersebut.

Tentunya kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini tanpa adanya


support dan bantuan. Dalam kesempatan ini kami berterima kasih kepada
bapak dosen pengampu Dr. Nasirwan S.E, M.Si. Ak, CA atas bimbingan
yang diberikan.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi para


pembaca. Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Maka dari itu kami menerima kritikan dan saran
yang membangun dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki
susunan makalah kami. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, 27 September 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

Kata pengantar. ...........................................................................


.........................
Daftar isi.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................
2.1 Penggunaan Neraca Jalur............................................
2.1 Tahap Dalam Menyusun Neraca Jalur........................
2.1.2 Penyusunan Laporan Keuangan Dari Neraca Jalur..
2.1.3 Penyusunan Jurnal Penyesuaian Dari Neraca Lajur..
2.1.4 Menyusun Jurnal Penutup........................................
2.2    Proses Tutup Buku...................................................
2.2.1 Pembukuan Ayat Jurnal Penutup.............................
2.2.2 Menyusun Neraca Saldo Sesudah Penutupan..........
2.2.3 Jurnal Balik-Sebuah Tahap Opsional.......................
2.3    Rangkuman Siklus Akuntansi..................................
2.3.1 Ayat Jurnal Koreksi-Langkah Yang Dihindari........
2.4 Neraca Berklasifikasi..................................................
2.4.1 Klasifikasi-Klasifikasi Standar................................
2.4.2 Ilustrasi Neraca Berklasifikasi................................
BAB III PENUTUP....................................................................
3.1 KESIMPULAN...........................................................
3.2 SARAN.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang


Pengikhtisaran transaksi usaha yang dilakukan pada akhir tahun, disertai
dengan saldo awal tahun. Perusahaan dagang dengan bentuk perseorangan
berbatas akan digunakan sebagai model. Yang meliputi neraca lajur, jurnal
penyesuaian, dan laporan keuangan.
Dan membahas tahapan-tahapan yang berhubungan dengan pembuatan jurnal
penutup, neraca saldo penutup, dan jurnal pembalik.

1.2   Rumusan Masalah


A. Bagaimana cara penggunaan neraca lajur dalam siklus akuntansi ?
B. Bagaimana langkah-langkah proses tutup buku dalam siklus akuntansi ?
C. Apa saja yang termasuk kedalam rangkuman siklus akuntansi ?
D. Hubungan neraca berklasifikasi dalam siklus akuntansi ?

1.3   Tujuan
A. Mengetahui cara penggunaan neraca lajur dalam siklus akuntansi.
B. Mengetahui langkah-langkah proses tutup buku dalam siklus akuntansi.
C. Mengetahui rangkuman siklus akuntansi.
D. Mengetahui hubungan neraca berklasifikasi dalam siklus akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGGUNAAN NERACA LAJUR


Neraca lajur atau kerja keras (work sheet) adalah bentuk beberapa kolom
yang akan digunakan dalam proses penyesuaian dan penyusunan laporan
keuangan. Sesuai dengan namanya, neraca lajur digunakan sebagai alat pembantu
dalam penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur bukan merupakan pencatatan
akuntansi yang permanen, bukan pula merupakan jurnal atau bagian dari buku
besar umum. Neraca Lajur semata mata merupakan suatu hal yang digunakan
untuk mempermudah penyusunan jurnal penyesuaian yang relatif kecil, neraca
lajur mungkin tidak diperlukan tetapi, dalam perusahaan berskala besar dengan
jumlah akun dan jurnal penyesuaian yang besar, neraca lajur sangat diperlukan.
Bentuk dasar dari neraca lajur dan prosedur (lima tahap) dalam penyusunan
laporan keuangan ditunjukkan dengan gambar 4-1. Setiap tahap harus ditunjukkan
dalam suatu rangkaian yang sudah ditetapkan.
Penggunaan neraca lajur bersifat pilihan (opsional). Pada saat salah satu dari
kolom digunakan, laporan keuangan disusun dari neraca lajur. Penyesuaian
dimasukkan dalam kolom neraca lajur kemudian dijurnal dan dibukukan
(diposting) setelah laporan keuangan selesai disusun. Jadi, manajemen dan pihak
yang berkepentingan dapat menerima laporan keuangan pada waktu yang lebih
awal ketika neraca lajur digunakan.
2.1.1        Tahap dalam Menyusun Neraca Lajur
 Langkah 1. Susun Neraca Saldo dalam Neraca Lajur
Seluruh saldo dimasukkan dalam setiap nama akun. Jumlah debit dan
kredit dari buku besar dimasukkan dalam kolom neraca saldo.

 Langkah 2. Masukkan Penyesuaian dalam Kolom Penyesuaian


Ketika neraca lajur digunakan, semua penyesuaian dimasukkan ke
dalam kolom penyesuaian. Dalam memasukkan penyesuaian, akun neraca
saldo yang dapat dipakai harus digunakan. Jika akun tambahan dibutuhkan
dapat disisipkan segera dibawah total neraca saldo. Masing-masing
penyesuaian diberi tanda dan keterangan, hal ini untuk mempermudah
pembuatan jurnal penyesuaian dalam jurnal umum. Penyesuaian tidak akan
dijurnal sampai neraca lajur dilengkapi dan laporan keuangan selesai disusun.

 Langkah 3. Masukkan Saldo yang Sudah Disesuaikan ke Kolom Neraca


Saldo Disesuaikan
Saldo yang sudah disesuaikan dari suatu akun diperoleh dengan
menggabungkan jumlah yang dimasukkan ke dalam kolom pertama dari
keempat kolom neraca lajur untuk masing-masing akun. Untuk masing-
masing akun dalam neraca lajur, jumlah dalam kolom neraca saldo
disesuaikan adalah saldo akun yang akan muncul pada buku besar setelah
jurnal penyesuaian dijurnal dan dibukukan. Setelah seluruh akun dimasukkan
dalam kolom neraca saldo disesuaikan kolom tersebut dijumlahkan dan
jumlah dari kedua kolom (debit dan kredit) harus sama. Kecocokan dari
jumlah kolom menunjukkan penyelesaian dari neraca lajur. Jika kolom
tersebut tidak sama, maka kolom laporan keuangan tidak akan seimbang dan
laporan keuangan yang disajikan tidak tepat.
 Langkah 4. Teruskan jumlah neraca saldo disesuaikan ke kolom laporan
keuangan yang tepat
Tahap yang keempat adalah meneruskan (menempatkan) jumlah neraca
saldo yang sudah disesuaikan ke dalam kolom laporan laba rugi dan neraca
dari neraca jalur. Akun neraca dimasukkan kedalam kolom debit dan kredit
neraca yang tepat. Dalam hal ini, Kas dimasukkan ke kolom debit neraca, dan
wesel bayar dimasukkan ke kolom kredit. Akumulasi depresiasi ditempatkan
dikolom kredit neraca. Alasannya, akumulasi depresiasi merupakan akun
kontra aset dengan saldo kredit.
Oleh karena neraca lajur tidak memiliki kolom-kolom untuk laporan
ekuitas pemilik, maka saldo modal pemilik ditempatkan di kolom kredit
neraca. Selain itu, saldo penarikan oleh pemilik (prive) ditempatkan di kolom
debit neraca karena akun penarikan merupakan akun ekuitas pemilik dengan
saldo debit.

 Langkah 5. Jumlahkan kolom-kolom laporan, Hitung laba (rugi) bersih


dan lengkapi neraca lajur
Masing-masing kolom pada laporan laba rugi harus dijumlahkan. Laba
(rugi) bersih untuk periode tersebut diperoleh dengan menghitung selisih
antara jumlah dari kedua kolom laporan laba rugi. Jika total kredit melebihi
total debit, maka akan menghasilkan laba bersih. Jumlah debit
menyeimbangkan kolom laporan laba rugi dan jumlah kredit
menyeimbangkan kolom neraca. Selain itu saldo kredit pada kolom neraca
menunjukkan kenaikan pada ekuitas pemilik karena adanya laba bersih dari
aktivitas operasi perusahaan.
Jika total debit pada kolom laporan laba rugi melebihi total kredit, maka
perusahaan mengalami rugi bersih. Jumlah dari rugi bersih dimasukkan dalam
kolom kredit laporan laba rugi dan kolom debit neraca. Selain laba (rugi)
bersih dimasukkan, total kolom yang baru ditentukan. Total yang ditunjukkan
dalam kolom debit dan kredit laporan laba rugi akan sesuai. Jika total pada
kolom laba rugi dan neraca tidak sama setelah laba (rugi) bersih dimasukkan
maka hal ini menandakan telah terjadi kesalahan dalam nerca lajur.

2.1.2 Penyusunan Laporan Keuangan dari Neraca Lajur


Laporan laba rugi disusun dari kolom kaporan laba rugi. Laporan neraca dan
laporan akuitas pemilik disusun dari kolom neraca.Saldo yang ditunjukkan dalam
neraca lajur modol pemilik adalah saldo akan sebelum menghitung penarikan dan
laba (rugi) bersih. Ketika tidak terdapat penambahan investasi oleh pemilik dalam
satu periode, maka jumlahnya adalah saldo pada awal periode.
Dengan menggunakan neraca lajur, laporan keungan dapat disusun sebelum
jurnal penyesuaian dicatat dan dibukukan. Bagaimanapun juga, neraca lajur yang
sudah lengkap bukan merupakan pengganti laporan keuangan formal. Data dalam
kolom laporan keuangan dari sebuah neraca lajur tidak disusun sebagaimana
mestinya untuk tujuan laporan. Perlu diperhatikan juga, bahwa penyajian laporan
keuangan untuk beberapa akun berbeda dengan kolom laporan keuangan dalam
neraca lajur. Neraca lajur secara esensial merupakan perangkat kerja bagi akuntan,
neraca ini tidak dibagikankepada manajemen atau pihak lain.
2.1.3 Penyusunan Jurnal Penyesuaian dari Neraca Lajur
Neraca lajur bukan merupakan suatu jurnal,dan tidak dapat digunakan sebagai
dasar untuk pembukuan ke akun buku besar. Untuk menyesuaikan akun-akun
tersebut, penting dilakukan penjurnalan penyesuaian dan pembukuannya ke buku
besar. Jurnal penyesuaian dibuat dari kolom penyesuaian di neraca lajur.
Referensi huruf dalam kolom penyesuaian dan uraiannya dibagian bawah neraca
lajur membantu mengidentifikasi jurnal penyesuaian. Bagaimana pun juga,
penulisan uraian pada penyesuaian dibagian bawah neraca tidak diharuskan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penjurnalan dan pembukuan jurnal
penyesuaian mengikuti penyususnan laporan keuangan ketika neraca lajur
digunakan.

2.1.4 Menyusun Jurnal Penutup


Pada akhir periode akuntansi, saldo akun sementara di transfer ke akun riil
ekuitas pemilik, modal pemilik, dengan membuat ayat jurnal penutup. Jurnal
penutup (closing entries) secara formal mengakui transfer dari laba (rugi) bersih
dan penarikan oleh pemilik ke modal pemiliik dalam suatu buku besar. Hasil dari
jurnal tersebut ditunjukkan dalam laporan ekuitas pemilik. Jurnal-jurnal tersebut
juga menghasilkan saldo nol dalam setiap akun sementara. Akun-akun tersebut
siap untuk mengakumulasi data dalam periode akutansi berikutnya yang terpisah
dari data periode sebelumnya. Akun permanen tidak ditutup.
Penjurnalan data pembukuan ayat jurnal penutup merupakan tahap yang
diperlukan dalam siklus akutansi. Tetapi tahap ini dilakukan setelah laporan
keuangan selesai disusun. Dibandingkan dengan tahap dalam siklus yang telah
dipelajari, ayat jurnal penutup umumnya dijurnal dan diposting ke buku besar
hanya pada akhir periode akuntansi tahunan perusahaan. Hal ini dilakukan untuk
membantu menyusun laporan keuangan tahunan karena semua akun sementara
berisi data untuk keseluruhan satu tahun.
Dalam membuat ayat jurnal penutup, masing-masing akun laporan laba
rugi akan ditutp secara langsung ke modal pemilik. Bagaimanapun juga, hal
tersebut akan menghasilkan rincian yang berlebihan dalam akun riil modal
pemilik. Dengan demikian akun pendapatan dan beban ditutup ke akun sementara
lainnya, yaitu akun ikhtisar laba rugi. Transfer dari akun ini ke akun modal
pemilik hanya meliputi laba (rugi) bersih.
Ayat jurnal penutup dicatat dalam jrnal umum. Keterangan dari ayat jurnal
penutup yang disisipkan dalam jurnal antara ayat jurnal penyesuaian terakhir
dengan ayat jurnal yang pertama, mengidentifikasi jurnal tersebut. Kemudian,
ayat jurnal penutup diposting ke akun buku besar.
Ayat jurnal penutup dibuat langsung dari saldo yang sudah disesuaikan
dalam buku besar, dari kolom laporan laba rugi dan saldo neraca lajur, atau dari
laporan laba rugi dan ekuitas pemilik. Ayat jurnal penutup yang terpisah dapat
dibuat untuk masing-masing akun nominala, tetapi empat jurnal berikut ini
membuahkan hasil yang lebih efisien :
1. Debit masing-masing akun pendapatan sebesar saldonya, dan kredit akun
ikhtisar laba rugi untuk total pendapatan.
2. Debit akun ikhtisar laba rugi untuk total beban, dan kredit masing-masing
akun beban sebesar saldonya.
3. Debit akun ikhtisar laba rugi dan kredit modal pemilik sejumlah laba bersih.
4. Debit modal pemilik sebesar saldo akun penarikan oleh pemilik, dan kredit
penarikan oleh pemilik dengan jumlah yang sama.

Ilustrasi Ayat Jurnal Penutup


Ayat jurnal penutup umumnya dibuat hanya pada akhir periode akutansi
tahunan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ayat jurnal penutup:
1. Hindari penggandaan saldo pendapatan dan beban yang terjadi secara tidak
sengaja dalam menghindari jumlah nol.
2. Jangan menutup penarikan oleh pemilik melalui akun ikhtisar Laba Rugi.
Penarikan oleh pemilik bukan merupakan bebaan, dan bukan merupakan
faktor yang menentukan laba bersih.
2.2      PROSES TUTUP BUKU
Pada akhir periode akuntansi, akun-akun dibuat untuk periode berikutnya.
Proses ini disebut sebagai tutup buku (closing the book). Dalam tutup buku, akun
harus dibedakan menjadi akun sementara dan akun permanen. Akun sementara
(temporary account) atau akun nominal (nominal account) berkaitan dengan
periode akuntansi yang sedang berjalan saja.. Akun ini meliputi semua akun
laporan alaba rugi dan penarikan oleh pemilik. Semua akun sementara mengalami
penutupan. Sebaliknya akun permanen atau akun riil berkaitan dengan satu atau
lebih periode akuntansi di masa mendatang. Akun ini meliputi semua akun-akun
neraca, termasuk modal pemilik. Akun riil tidak mengalami penutupan
Melainkan, saldonya akan berlanjut ke periode akuntansi berikutnya.

2.2.1        Pembukuan Ayat Jurnal Penutup


Perhatikan bahwa seluruh akun sementara memiliki saldo nol setelah
pembukuan jurnal menutup. Selain itu anda harus menyadari bahwa saldo modal
pemilik mencerminkan total ekuitas pemilik pada akhir periode akuntansi. Akun
Ikhtisar Laba Rugi digunakan hanya pada saat tutup buku. Tidak ada ayat jurnal
yang dijurnal dan dibukukan pada akun tersebut selama tahun berjalan. Sebagai
bagian dari proses tutup buk, akun sementara (pendapatan, beban dan penarikan
oleh pemilik) dalam bentuk akun T dijumlahkan, disesuaikan dan diberi dua garis
(double – ruled). Akun riil (aset, kewajiban dan modal pemilik) tidak ditutup:
garis tunggal jurnal periode berjalan ditarik ke bawah, dan saldo akun yang
diteruskan hingga periode berikutnya di masukkan di bawah garis tunggal.
2.2.2        Menyusun Neraca Saldo Sesudah Penutupan
Setelah semua ayat jurnal penutup dijurnal dan dibukukan, neraca saldo
lain yang disebut sebagai Neraca Saldo Sesudah Penutupan (post-closing trial
balance), disusun dari buku besar. Neraca saldo setelah penutupan berisi daftar
akun riil beserta saldo-saldonya setelah ayt hurnal penutup dijurnal dan diposting
ke buku besar. Tujuan dari neraca saldo adalah untuk membuktikan kesamaan
saldo akun riil yang akan berlanjut pada periode akuntansi berikutnya. Oleh
karena semua akun sementara akan bersaldo nol, maka neraca saldo sesudah
penutupan hanya akan terdiri atas akun neraca yang riil.
Prosedur untuk menyusun neraca saldo setelah penutupan terdiri atas
keseluruhan akun yang terdaftar beserta saldonya. Neraca saldo setelah penutupan
memberikan bukti bahwa penjurnalan dan pembukuan ayat jurnal penutup telah
diselesaikan. Selain itu, juga menunjukkan keseimbangan persamaan akuntansi
pada akhir periode akuntansi. Bagaimanapun juga seperti halnya neraca saldo,
tidak terdapat bukti bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau penjurnalan sudah
dilakuakn dengan tepat. Sebagai contoh, neraca saldo setelah penutupan akan
seimbang jika terdapat suatu transaksi yang tidak dijurnal dan dibukukan atau jika
suatu transaksi dijurnal dan dibukukan dua kali. Setelah ayat jurnal penutup
dibukukan dengan tepat, masing-masing akun sementara akan bersaldo nol. Akun-
akun tersebut diberi dua garis untuk mengakhiri proses tutup buku.

2.2.3 Jurnal Balik-Sebuah Tahap Opsional


Sebagian akuntan lebih memilih untuk membalik beberapa jurnal
penyesuaian pada awal periode akuntansi baru. Ayat jurnal pembalik (reversing
entry) dibuat pada awal periode akuntansi berikutnya. Hal ini berlawanan dengan
jurnal penyesuaian yang dibuat dalam periode sebelumnya. Pembuatan ayat jurnal
pembalik merupakan salah satu pilihan (opsional) dari prosedur pembukuan yang
bukan merupakan tahap yang dibutuhkan dalam siklus akuntansi.
2.3      RANGKUMAN SIKLUS AKUNTANSI
Tahap dalam siklus ditampilkan dengan urutan dan diulang dalam setiap
periode akuntansi. Tahap 1-3 dapat terjadi setiap hari selama periode akuntansi.
Tahap 4-7 ditampilkan dalam basis periode waktu, seperti bulanan, kuartalan, atau
tahunan. Tahap 8 dan 9, ayat jurnal penutup, dan neraca saldo sesudah penutupan,
biasanya disusun hanya pada akhir periode akuntansi tahunan perusahaan.
Terdapat pula dua tahap opsional dalam siklus akuntansi. Seperti yang anda lihat,
suatu neraca lajur dapat digunakan untuk membuat jurnal penyesuaian dan
laporan keuangan. Selain itu, ayat jurnal pembalik juga dapat digunakan.

2.3.1        Ayat Jurnal Koreksi-Langkah yang Dihindari


Kesalahan mungkin terjadi dalam proses pencatatan. Kesalahan
seharusnya dikoreksi sesegera mungkin dengan menjurnal dan membukukan ayat
jurnal koreksi (correcting entries). Jika dalam pencatatan akuntansi terbebas dari
kesalahan, makan tidak diperlukan adanya ayat jurnal koreksi. Anda seharusnya
mengetahui beberapa perbedaan antara jurnal koreksi dan jurnal penyesuaian.
Pertama, jurnal penyesuian merupakan bagian pelengkap dari siklus akuntansi.
Ayat jurnal koreksi tidak diperlukan jika pencatatan terbebas dari kesalahan.
Kedua, penyesuaian-penyesuaian dijurnal dan hanya pada akhir periode akuntansi.
Sebaliknya, ayat jurnal koreksi dibuat kapan pun kesalahan ditemukan. Terakhir,
jurnal penyesuaian selalu memengaruhi paling tidak satu akun neraca dan laporan
laba rugi. Sebaliknya, ayat jurnal koreksi mungkin meliputi beberapa gabungan
akun yang diperlukan untuk satu koreksi. Ayat jurnal koreksi seharusnya
dibukukan sebelum ayat jurnal penutup.
2.4      NERACA BERKLASIFIKASI
Laporan keuangan yang diilustrasikan sampai saat ini disajikan secara
sederhana. Kita akan mengklasifikasikan pos-pos, seperti aset, kewajiban dan
ekuitas pemilik dalam neraca, sedangkan pendapatan dan beban-beban dalam
laporan laba rugi. Bagaimana pun juga, laporan keuangan lebih bermanfaat bagi
manajemen, kreditor, dalan investor yang potensial ketika elemen-elemen
diklasifikasikan dalam sub bagian yang penting. Laporan keuangan berklasifikasi
dicontohkan oleh Ted Castle, pemilik Rhino Foods, Inc., kepada pada
karyawannya untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam bisnis.

2.4.1        Klasifikasi-Klasifikasi Standar


Neraca berklasifikasi (classified balance sheet) umumnya terdiri atas
klasifikasi-klasifikasi standar berikut :

Aset Kewajiban dan Ekuites Pemilik

Aset lancar
Kewajiban jangka pendek
Investasi Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang
Aset Tetap
Ekuitas Pemilik (Pemegang Saham)
Aset Tidak Berwujud

Ini membantu pengguna laporan keuangan untuk menentukan hal-hal


berikut:
1. ketersediaan aset untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo, dan
2. klaim dari kreditor untuk utang jangka pendek dan utang jangka panjang atas
total aset.

Neraca berklasifikasi juga memudahkan pembandingan perusahaan dalam


industri yang sama, seperti GM, Ford, dan Daimler Chrysler dalam industri
automobil.
Aset Lancar
Aset lancar (current assets) adalah kas dan sumber daya lain yang diharapkan
dapat diubah menjadi kas atau dijual atau dipakai untuk kegiatan bisnis dalam
jangka waktu satu tahun dari tanggal neraca atau paling lama selama siklus
operasi perusahaan. Sebagai contoh, piutang usaha merupakan aset lancar karena
akan diubah menjadi kas melalui penagihan dalam satu tahun.
Siklus operasi (operating cycle) perusahaan adalah rata-rata waktu yang
diperlukan untuk beralih dari kas menjadi kas untuk menghasilkan pendapatan.
Istilah ‘siklus’ menandakan arus sirkulasi, di mana dalam kasus ini, diawali dan
diakhiri dengan kas. Sebagai contoh, pada perusahaan pengangkutan milik
pemerintah, siklus operasi cenderung pendek karena jasa yang diberikan
seluruhnya berada pada basis kas. Di sisi lain, siklus operasi untuk perusahaan
manufaktur bersifat panjang, Perusahaan manufaktur membeli bahan baku,
memproduksi dan menjual produk yang dihasilkan, menagih konsumen, dan
mengumpulkan kas. Hal ini merupakan siklus kas menjadi kas yang mungkin
dapat berlangsung hingga beberapa bulan. Sebagian besar perusahaan memiliki
siklus operasi kurang dari satu tahun.
Dalam perusahaan jasa, biasanya mengakui empat jenis aset lancar: (1) kas,
(2) investasi jangka pendek seperti obligasi pemerintah Amerika Serikat, (3)
piutang (wesel tagih, piutang usaha, dan piutang bunga), dan (4) beban dibayar di
muka. (asuransi dan perlengkapan). Pos-pos tersebut diurutkan berdasarkan
tingkat likuiditas. Aset lancar perusahaan merupakan hal yang penting dalam
menilai kemampuan membayar utang jangka pendek perusahaan.
Investasi Jangka Panjang
Seperti halnya aset lancar, investasi jangka panjang (long-term investment)
merupakan sumber daya yang dapat diubah menjadi kas. Akan tetapi, pengubahan
menjadi bentuk kas tidak bisa diharapkan dalam waktu satu tahun atau terlebih
lagi selama siklus operasi. Selain itu, investasi jangka panjang tidak
diperuntukkan dalam kegiatan bisnis perusahaan. Kelompok ini sering disebut
sebagai “investasi”, yang umumnya meliputi saham dan obligasi dari perusahaan
lain.

Aset Tetap
Properti, pabrik, dan peralatan (property, plant, equipment) merupakan
sumber daya berwujud yang digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan bisnis,
dan tidak ditujukan untuk dijual. Kelompok ini meliputi tanah, bangunan, mesin,
dan peralatan, peralatan pengiriman, serta perabot dan furnitur. Aset yang menjadi
subyek untuk didepresiasikan (disusutkan) harus dilaporkan sebesar harga
perolehan, dikurangi akumulasi depresiasi.
  

Aset Tidak Berwujud


Aset tidak berwujud (intangible assets) merupakan sumber daya tidak lancar
yang tidak memiliki wujud fisik. Aset tersebut dicatat sebesar harga perolehan,
dan harga tersebut akan diberbankan sepanjang masa manfaat aset tidak berwujud
tersebut. Aset tidak berwujud meliputi hak paten, hak cipta, dan merek dagang
atau merek nama yang memberikan hak eksklusif untuk menggunakan hak
tersebut dalam periode waktu tertentu. Nilainya bagi perusahaan umumnya
diperoleh dari hak atau hak istimewa yang dijamin oleh pemerintah.
Kewajiban Jangka Pendek
Urutan pertama dari bagian kewajiban dan ekuitas pemilik pada laporan
neraca adalah kewajiban jangka pendek. Kewajiban jangka pendek merupakan
kewajiban yang diharapkan akan dibayar dari aset lancar yang ada atau melalui
pembuatan kewajiban jangka pendek lainnya. Kewajiban jangka pendek meliputi:
1. Utang yang terkait dengan siklus oprasi seperti utang usaha serta utang gaji dan
upah.
2. Utang jangka pendek lainnya seperti utang pinjaman bank, utang bunga, pajak
terutang, dan bagian dari kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo
dalam periode berjalan (pembayaran yang akan dilakukan dalam tahun
berikutnya pada kewajiban jangka panjang).

Pengaturan akun tersebut dalam bagian kewajiban jangka pendek telah


berkembang berdasarkan kebiasaan dibandingkan aturan yang telah ditentukan
sebelumnya. Wesel bayar umumnya disajikan terlebih dahulu, yang kemudian
diikuti dengan utang usaha. Akun lainnya kemudian disajikan secara berurutan.
Pengguna laporan keuangan melihat hubungan antara aset lancar dengan
kewajiban jangka pendek. Hubungan tersebut penting untuk mengevaluasi
likuiditas perusahaan-kemampuan untuk melunasi kewajiban yang telah jatuh
tempo di tahun berikutnya atau disiklus operasi. Ketika aset lancar melebihi
kewajiban jangka pendek pada tanggal neraca, maka kemungkinan untuk
melunasi kewajibannya lebih meyakinkan. Pada saat kondisinya dibalik,
kewajiban jangka pendek mungkin tidak dapat dilunasi, dan perusahaan
kemungkinan bangkrut.
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban yang diharapkan dapat dilunasi setelah satu tahun atau satu siklus
operasi perusahaan diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang (long-tern
liabilities), meliputi utang obligasi, utang hipotik, wesel bayar jangka panjang,
kewajiban sewa guna usaha (leasing) dan kewajiban tunjangan hari tua
(pensiunan) pegawai. Beberapa perusahaan melaporkan utang jangka panjang
yang jatuh tempo setelah satu tahun sebagai jumlah tersendiri dalam neraca.
Perusahaan kemudian menunjukkan rincian utang dalam catatan menyertai
laporan keuangan. Sedangakn yang lainnya memuat daftar isi berbagai sumber
kewajiban jangka panjang.

Ekuitas Pemilik
Isinya tergantung pada bentuk perusahaan, yaitu:
 Perusahaan Perseorangan (proprirtorship), hanya terdapat satu akun modal.
 Perusahaan Persekutuan (Partnership), terdiri atas akun modal untuk
masing-masing sekutu.
 Perusahaan Perseroan (corporation), ekuitas pemilik dibagi menjadi dua
akun yaitu saham modal dan saham laba.

Investasi aset dalam perusahaan dicatat oleh pemegang saham dengan


mendebit akun aset dan mengkredit akun saham modal. Laba yang ditahan untuk
tujuan kegiatan bisnis akan dicatat dalam akun saldo laba. Akun saham modal dan
saldo laba dilaporkan sebagai ekuitas pemegang saham (stockholders’ equity)
pada neraca.
2.4.2   Ilustrasi Neraca Berklasifikasi
Penyajian Neraca dalam bentuk:
1. Laporan, dengan penyajian posisi aset diatas kewajiban dan ekuitas
pemilik.
2. Akun, dengan meletakkan bagian aset di sebelah kiri sedangkan bagian
kewajiban dan ekuitas pemilik diletakkan di sebelah kanan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Neraca lanjur merupakan kertas kerja yan terdiri dari baris dan kolom
sebagai dasar untuk menyusun laporan keuangan akhir.Dalam praktiknya,dalam
sebuah proses akuntansi tahapan ini bersifat opsional.Jika diperlukan boleh
dibuat dan jika tidakmaka tahapan ini boleh juga diabaikan.Namun
demikian,untuk kepentingan proses belajar mengajar akuntansi dasar tahapan ini
selalu disajikan sebagai bahan yang tidak kalah penting.

Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas neraca,laporan laba rugi,laporan


arus kas,laporan perubahan modal (ekuitas),dan catatan atas laporan keuangan.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan jauh dari
sempurna.Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanun jawabkan.Maka dari itu kami mengharap
kritik dan saran yang membangun mengenai pembahasan serta penyusunan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kairunisari, Diana. 2018. Penyelesaian siklus akuntansi.
http://dianakurniasari99.blogspot.com/2018/01/penyelesaian
siklus-akuntansi.html?m=1 diakses pada 24 September 2021 pukul
15:00 WIB

Anda mungkin juga menyukai