NIM : 11170930000022
Kelas : SI – 5A
1. Neraca Lajur
1.1 Pengertian Neraca Lajur
Neraca lajur merupakan kertas kerja berkolom-kolom (lajur) yang digunakan
untuk memudahkan dalam membuat penyesuaian dan laporan keuangan
perusahaan. Neraca lajur bukan merupakan bagian dari siklus pencatatan akuntansi,
tapi hanya sebagai alat bantu untuk mengoreksi kesalahan data transaksi keuangan
sebelum dibuatkan laporan keuangan. Karena bukan laporan keuangan, neraca lajur
merupakan suatu pilihan (option), artinya perusahaan boleh membuat neraca lajur,
dan boleh tidak. Apabila membuat, tidak perlu diberikan kepada pihak luar.
Penggunaan neraca lajur, dapat mengurangi kesalahan yang terlupakannya salah
satu ayat jurnal penyesuaian yang harus dilakukan.
1.2 Tujuan Pembuatan Neraca Lajur:
1. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan
2. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data
penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan
keuangan yang formal.
3. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam
membuat jurnal penyesuaian.
Bentuk yang lazim digunakan untuk pembelajaran adalah neraca lajur 10 dan
12 kolom. Neraca lajur 10 Kolom .
Neraca lajur 12 kolom merupakan neraca lajur yang lengkap. Disebut dua
belas kolom karena neraca lajur ini memiliki 12 kolom debit dan kredit. Ke 12
kolom yang dimaksud meliputi:
1. Kolom 1 dan ke-2 merupakan kolom neraca saldo yang berisi saldosaldo
akun yang belum disesuaikan.
2. Kolom ke 3 dan ke 4 merupakan kolom yang berisi data penyesuaian.
Kolom debit dan kredit dalam data penyesuaian bermanfaat untuk
mengkaji ulang neraca lajur tersebut sekaligus untuk mengidentifikasi
ayat jurnal penyesuaian yang perlu dicatan ddalam jurnal.
3. Kolom ke 5 dan ke 6 merupakan kolom yang neraca saldo akun setelah
disesuaikan. Kolom ini berasal dari penjumlahan (pengurangan) angka-
angka di neraca saldo dengan angka-angka penyesuaian.
4. Kolom ke 7 dan ke 8 merupakan kolom yang berisi laporan laba rugi.
Kolom laba rugi berisi jumlah-jumlah pendapatan dan beban yang
dipindahkan dari neraca saldo setelah disesuaikan.
5. Kolom 9 dan ke 10 merupakan kolom yang berisi laporan perubahan
equitas. Dalam kolom ini saldo akun modal dan penarikan prive
dimasukkan untuk menghitung perubahan ekuitas yang terjadi pada
periode tersebut.
6. Kolom ke 11 dan ke 12 merupakan kolom yang berisi neraca. Kolom ini
berisi pindahan jumlah aset dan kewajiban yang berasal dari neraca saldo
setelah disesuaikan termasuk pindahan ekuitas dari kolom laporan
perubahan ekuitas.
Berdasarkan angka dari neraca saldo setelah disesuaikan, maka akun tersisa
dipindahkan ke kolom neraca yaitu kolom 11 sebelah debit dan kolom 12 di kredit.
Kolom ini berisi aset, utang dan modal akhir (angka dari kolom 9) dimasukkan ke
kolom 12. kolom 11 dijumlahkan dan juga kolom 12.
2. Penutupan Buku
2.1 Pengertian dan Tujuan Penutupan Buku
Penutupan buku adalah proses memindahkan saldo rekening-rekening
penghasilan dan saldo rekening-rekening biaya ke rekening Rugi-Laba dan
memindahkan saldo rekening Rugi-Laba ke rekening Modal.
Setelah jurnal penyesuaian diposting ke buku besar, maka data dalam akun
buku besar akan sesuai dengan data yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Saldo akun yang tercantum di neraca akan terus diakumulasikan dari tahun ke
tahun. Karena akun tersebut relatif permanen, maka disebut akun riil (real
account). Sedangkan saldo akun yang ada di laporan laba rugi dan saldo akun
penarikan pemilik dilaporkan pada laporan ekuitas pemilik, tidak diakumulasikan
dari tahun ke tahun. Karena akun-akun ini hanya melaporkan jumlah-jumlah pada
satu periode saja, maka hal itu disebut sebagai akun sementara (temporary
account), atau akun nominal (nominal account).
Penutupan buku dilakukan dengan maksud untuk:
1. Menutup semua rekening-rekening nominal.
2. Untuk memindahkan saldo rekening Rugi-Laba (laba atau rugi bersih dalam
suatu periode) ke rekening Modal, sehingga rekening Modal menunjukkan
jumlah yang sama dengan jumlah yang tercantum dalam neraca.
3. Menutup saldo akun nominal agar saldonya nol. Dengan demikian pada
periode berikutnya semua akun nominal pada awal periode akan
mempunyai saldo nol. Dengan demikian akan dapat dipisahkan saldo-saldo
akun nominal dari periode ke periode berikutnya. Saldo modal akan nampak
sesuai dengan modal yang ada pada akhir periode sesuai dengan yang
dilaporkan di neraca.
Gambar 1. Akun Nominal dan Akun Riil
2.2 Menyiapkan Jurnal Penutup
Untuk membuat jurnal penutup diperlukan satu akun untuk mengumpulkan
akun pendapatan dan akun beban. Akun yang dimaksud adalah akun Ikhtisar Laba
Rugi atau akun laba rugi. Akun ikhtisar laba rugi bersifat sementara untuk
menampung pendapatan dan beban-beban yang memunculkan satu angka laba atau
rugi yang kemudian dipindah ke ekuitas pemilik.
Rekening Rugi-Laba
Rekening Rugi-Laba adalah rekening yang bersifat sementara. Rekening ini
dibuka dan segera ditutup kembali dalam proses penutupan buku, oleh karena itu
dalam mencatat transaksi-transaksi yang terjadi selama periode berjalan kita tidak
pernah menjumpai rekening Rugi-Laba karena rekening ini baru diperlukan pada
akhir periode. Seperti kita ketahui, laba atau rugi timbul karena adanya penghasilan
dan biaya. Meskipun demikian selama periode berjalan kita tidak pernah
mengkredit penghasilan ke rekening Rugi-Laba atau mendebit biaya ke rekening
Rugi-Laba, karena hal itu akan menyebabkan pembukuan tidak dapat
menggambarkan dengan jelas elemen-elemen penghasilan dan biaya dalam periode
yang bersangkutan. Perlu dipahami pula bahwa rekening Rugi-Laba tidaklah sama
dengan laporan Rugi-Laba. Rekening Rugi-Laba berada di dalam pembukuan (di
Buku Besar) sedangkan laporan Rugi-Laba adalah merupakan hasil dari
pembukuan.
Sifat daripada rekening Rugi-Laba sama dengan rekening-rekening nominal
yang lain, sebab rekening Rugi-Laba pada hakekatnya merupakan ringkasan dari
seluruh rekening penghasilan dan rekening biaya yang ada dalam buku besar
perusahaan.
Pemakaian rekening Rugi-Laba adalah sebagai berikut :
a. Rekening Rugi-Laba di debit untuk memindahkan saldo ke rekening-rekening
nominal-nominal yang mempunyai saldo debit (biaa).
b. Rekening Rugi-Laba di kredit untuk memindahkan saldo ke rekening-rekening
nominal yang mempunyai saldo kredit (penghasilan).
Apabila rekening Rugi-Laba bersaldo kredit, hal itu menunjukkan bahwa
perusahaan mendapatkan laba karena penghasilan-penghasilan (sisi kredit) lebih
besar daripada biaya-biayanya (sisi debit). Sebaliknya apabila rekening Rugi-Laba
bersaldo debit, maka hal itu menunjukkan bahwa perusahaan menderita rugi.