Anda di halaman 1dari 16

Struktur Bakteri

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:


1. Struktur dasar/Internal dan materi genetik(dimiliki oleh hampir semua jenis
bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan
2. Struktur tambahan/Eksternal (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

Struktur dasar/Internal dan materi genetik bakteri :


1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan
polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram
positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya
tipis).

2. Membran plasma adalah


membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan
protein. membran : selaput, membungkus sitoplasma beserta isinya. Membran sel
terdapat tepat di bawah dinding sel tetapi tidak terikat erat pada dinding sel.
Membran sel ini sangat penting bagi sel dan merupakan pemisah antara bagian
dalam sel dengan lingkungan.

 Fungsi :
1. Sebagai membran selektif, untuk memelihara tekanan osmosis sel dan
keluar masuknya larutan makanan dalam pengangkutan nutrien dan sisa
metabolisme
2. Berperan saat sintesis dinding sel
3. Tempat perlekatan dan pemisahan kromosom bakteri selama pembelahan
sel
4. Tempat berlangsungnya sebagian proses bioenergi (fungsi ini identik
dengan mitokondria pada sel eukariotik). Pada membran sel terdapat
enzim untuk respirasi
5. Mengandung enzim untuk degradasi makanan
6. Tempat perlekatan pangkal flaglel

3. Sitoplasma adalah cairan sel bagian yang terlindungi oleh membran sel disusun
oleh 80% air dan sisanya berupa bahan-bahan terlarut (enzim, karbohidrat, lemak,
dan ion anorganik). Pada sitoplasma terdapat nukleoid, ribosom, dan inklusi serta
bagian cair dari sitoplasma sering disebut sitosol.

4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein
dan rRNA (ribosomal RNA).Fungsi : tempat sintesis protein. Ribosom bakteri
berukuran 70s. Jumlah ribosom bervariasi sesuai dengan kondisi pertumbuhannya
di dalam sel bakteri Escherechia coli terkandung 15.000 butir kromosom atau
sekitar seperempat dari massa sel bakteri

5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang


dibutuhkan.

6. Plasmid
Berupa DNA di luar nukleoid yang dapat membentuk duplikatnya sendiri. Terdiri
dari beberapa gen (5-100) yang mempunyai informasi genetik misalnya
pengendali sifat bakteri yang tahan terhadap antibiotik tertentu dan logam berat.
Plasmid dapat dipindahkan ke bakteri lain pada proses konjugasi. Bakteri tidak
memiliki inti sejati. Bagian yang menyerupai inti disebut nukleoid . Nukleoid
bakteri tidak terbungkus oleh membran (selaput) inti sel dan tidak memiliki
nukleous (anak inti) mengandung semua informasi untuk mengatur perkembangan
dan aktivitas metabolisme sel dan nukleoid bakteri mengandung 4.000 gen (DNA
→ gen → kromosom)
7. Inklusi
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan nutrien terntentu saat jumlahnya
melimpah dan menggunakannya saat jumlah di lingkungan yang terbatas.
Diantara jenisnya adalah:

1. Inklusi lipid, seperti polimer asam poli-β-hidroksibutirat yang terdapat


pada Mycobacterium, Bacillus, Azotobacter, dan Spirillum
2. Granula belerang, terdapat pada Thiobacillus untuk mengoksidasi belerang
3. Karboksisom, terdapat pada bakteri nitrifikasi, sianobakteri
dan Thiobacilli yang menggunakan CO2sebagai sumber karbon untuk
fiksasi
4. Vakuola gas, seperti lubang berisi gas yang terlindung oleh protein yang
dimiliki oleh sianobakteri, Halobacteria dan bakteri fotosintetik
anoksigenik

8. Endospora

Berupa tubuh berdinding tebal dan sangat resisten (tahan). Endospora lebih tahan
terhadap keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan daripada sel vegetatif
bakteri. Proses pembentukan spora dinamakan proses sporulasi. Kelompok bakteri
yang membentuk endospora adalah Bacillus, Sporosarcina dan Clostridium.
Setelah kondisi lingkungan membaik, endospora akan pecah menjadi sel vegetatif
kembali, dinamakan proses germinasi
Struktur tambahan/Eksternal bakteri :

1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri
tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir.
Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.

2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang
menonjol dari dinding sel.

3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol
dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan
berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri
gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada
pilus.

4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis.
Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.

5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.

6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram
positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi
kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan
ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan
endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia.
Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel
bakteri baru.

7. Glikokaliks
Gliko : gula/sakarida dan kaliks : lapisan. Glikokaliks merupakan lapisan ekstrasel
(terletak di luar sel) yang menyelubungi dinding sel. Tersusun oleh polisakarida
dan polipeptida. Glikokaliks bisa berupa kapsul atau lendir.

Share this article :


Share

Artikel Biologipedia Terkait:


 Eubakteria Tanpa Dinding Sel
 Eubakteria Gram-Positif

 Dinding sel
 Hampir setiap genus bakteri memiliki dinding sel, yang merupakan bagian
kaku, struktur yang mengandung karbohidrat yang mengelilingi sel
bakteri. Seperti yang selalu terjadi dalam biologi, ada beberapa orang
aneh, seperti genus Mycoplasma, yang telah kehilangan dinding sel
mereka, tapi karena mereka adalah minoritas, memiliki dinding sel harus
menjadi keuntungan besar bagi bakteri.
 Exoskeleton dinding sel bakteri ini dengan memberikan beberapa manfaat.
Dinding sel melindungi bakteri dari kerusakan dengan mengitarinya oleh
struktur kaku dan tangguh. Struktur ini juga berpori. Molekul kecil dapat
bebas melewati dinding sel membran, tetapi molekul besar dikecualikan.
Dengan cara ini, dinding sel bertindak sebagai filter kasar. Fungsi utama
dari dinding sel, adalah untuk mempertahankan bentuk sel dan mencegah
meledak dari tekanan osmotik (disebut lisis).
 Tidak mengherankan, alam tampaknya telah memecahkan tantangan
sempurna. Dinding sel mempertahankan bentuk dan permeabilitas!
Dengan menggali lebih rinci, kita dapat memahami bagaimana dinding sel
menyelesaikan ini.
 Peptidoglikan
 Komponen struktural utama dari dinding sel adalah peptidoglikan, yang
merupakan molekul kompleks yang terdiri dari bolak-balik unit N-
asetilglukosamin (NAG) dan asam N-acetylmuramic (NAM) saling silang
oleh peptida pendek. Hasil adalah, pola crosshatch datar (mirip pagar
kawat) yang sangat kuat dan kaku, namun cukup terbuka untuk pergerakan
partikel. Seperti yang Anda lihat, peptidoglikan menyerupai pagar kawat.
 Hampir semua bakteri memiliki dinding sel yang terbuat dari
peptidoglikan. Tapi ada lebih banyak pada dinding sel dari sekedar
peptidoglikan. Di alam, ada dua jenis utama dari dinding sel, Gram-positif
dan Gram-negatif, masing-masing dengan struktur yang sangat berbeda.
Istilah ‘Gram’ mengacu pada teknik pewarnaan Gram yang membedakan
bakteri dengan dua dinding sel yang berbeda. Untuk artikel ini, itu tidak
penting untuk mengetahui prosedur pewarnaan yang tepat.
 Gram-positif
 Bakteri Gram-positif memiliki beberapa lapisan peptidoglikan membentuk
lapisan sangat tebal, dinding sel yang kaku. Flat, lapisan crosshatched
peptidoglikan yang ditumpuk di atas satu sama lain, menciptakan dinding
sel yang relatif tebal. Mencakup tumpukan peptidoglikan asam teikoik.
Molekul yang panjang ini memiliki muatan negatif dan membantu ion
bergerak melalui dinding sel yang tebal. Penting untuk dicatat bahwa asam
teikoik hanya ditemukan pada bakteri Gram-positif.
 dinding sel
bakteri gram positif negatif
 Gram-negatif
 Bakteri Gram-negatif berbeda dari Gram-positif dalam dua cara utama.
Dinding sel Gram-negatif terdiri dari hanya satu atau dua lapisan
peptidoglikan yang ditutupi oleh membran luar.
 KONTEN YANG DISPONSORI

 by

 dinding sel
bakteri gram negatif
 Bakteri Gram-negatif memiliki membran sel khas yang mencakup seluruh
sel. Hanya di luar membran ini adalah periplasma, yang merupakan
lapisan seperti jelly antara membran luar dan membran sel. Ruang
periplasmic meliputi lapisan peptidoglikan serta enzim dan protein
transportasi tambahan. Dalam bakteri Gram-negatif, hanya ada satu atau
dua lapisan mesh peptidoglikan.
 Bagian luar periplasma adalah membran luar. Permukaan bagian dalam
dari membran luar terbuat dari fosfolipid seperti membran sel. Permukaan
luar dari membran luar memiliki komposisi yang berbeda. Alih-alih
menjadi fosfolipid, setengah membran ini terdiri dari lipopolisakarida
(LPS) yang melekat pada molekul lipid. Jika bakteri Gram-negatif
meninggal, LPS dilepaskan dan dapat menjadi racun bagi organisme tuan
rumah.
 Sepanjang membran luar adalah porins. Protein ini membentuk pori-pori
di membran luar yang memungkinkan molekul kecil, hidrofilik seperti
gula dan asam amino ke dalam ruang periplasma tapi tetap lebih besar,
molekul hidrofobik keluar. Pewarna, antimikroba, dan disinfektan sering
dicegah masuk ke sel dengan porins ini.
 Hal penting terakhir yang perlu diingat tentang bakteri Gram-negatif
adalah bahwa mereka dianggap bakteri bermenbran ganda, dengan
membran luar selain membran sel biasa. Bakteri Gram-positif hanya
memiliki membran sel.

REGULASI EKSPRESI GEN

MEI 22, 2013YOSI FITRI.RAO TINGGALKAN KOMENTAR

REGULASI EKSPRESI GEN

Gen merupakan unit molekul DNA atau RNA dengan panjang molekul tertentu
yang membawa informasi mengenai urutan asam amino yang lengkap suatu
protein atau yang menentukan struktur lengkap suatu molekul rRNA atau tRNA
(Yuwono, 2005 : 79). Gen dapat diwariskan dan diekspresikan.

Ekspresi gen merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik dalam


bentuk urutan basa pada DNA atau RNA menjadi protein (Moran, 634). Ekspresi
gen adalah suatu rangkaian kompleks yang melibatkan banyak faktor. Salah satu
ciri penting pada sistem jasad hidup adalah keteraturan sistem. Oleh karena itu
dalam ekspresi gen proses pengendalian (regulasi) sistem menjadi bagian
mendasar dan penting. Secara umum dapat dikatakan bahwa proses ekspresi
genetik dimulai dan diatur sejak pra inisiasi transkripsi. Mekanisme pengaturan
ekspresi gen ini disebut dengan regulasi ekspresi gen.
Regulasi ekspresi gen merupakan aspek yang sangat penting bagi jasad hidup.
Tanpa sistem pengendali yang efisien, sel akan kehilangan banyak energi yang
akan merugikan jasad hidup. Dalam sistem molekuler ada banyak sistem
pengendali ekspresi gen yang menentukan kapan suatu gen tertentu diaktifkan dan
diekspresikan untuk menghasilkan suatu produk ekspresi. Regulasi ekspresi gen
paling banyak dimengerti melalui mekanisme yang dipelajari pada bakteri. Baca
selanjutnya..
Bakteri Escheria coli merupakan salah satu jasad hidup prokariotik yang paling
banyak dipelajari aspek fisiologi dan molekulernya. Bakteri ini mempunyai lebih
dari 4.000 gen yang berbeda dan sekarang jasad ini telah selesai dipetakan dan
diketahui urutan nukleotidanya secara lengkap. Jasad ini memiliki DNA yang
lebih sederhana dan lebih sedikit mengandung pasangan basa nukleotida,
berbentuk sirkuler. Jasad ini juga memiliki operon yang nantinya berperan dalam
regulasi ekspresi gen.

Masih termasuk dalam regulasi ekspresi gen adalah proses diferensial sel pada
eukariotik multiseluler. Semua makhluk hidup termasuk manusia berasal dari satu
sel, sehingga semua sel yang berasal dari sel awal ini akan mempunyai kandungan
genetik yang sama. Melalui proses diferansial sel akan dihasilkan berbagai
jaringan dan organ. Dalam suatu organ disintesis suatu produk, sedangkan pada
organ lain disintesis produk yang lain. Jadi walaupun semua sel tersenut
mempunyai kandungan genetik yang sama, ternyata terdapat gen-gen yang
diekspresikan hanya pada organ tertentu.

A. Ekspresi Gen

Ekspresi gen merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik, dalam


bentuk urutan basa pada DNA atau RNA, menjadi protein. Ekspresi genetik
adalah suatu rangkaian proses kompleks yang melibatkan banyak faktor. Salah
satu ciri penting pada jasad hidup adalah keteraturan sistem (Lehninger,
2004:1084).

Ekspresi gen di dalam sel memerlukan dua proses yaitu transkripsi dan translasi.
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan
DNA menjadi RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-
sifat genetik (Yuwono, 2010:133). Urutan nukleotida pada salah satu untaian
molekul DNA digunakan sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul RNA.
Molekul RNA yang disintesis adalah mRNA (messenger RNA), tRNA (transfer
RNA) dan rRNA (ribosomal RNA). Molekul mRNA adalah RNA yang
merupakan salinan kode-kode genetik pada DNA yang dalam proses selanjutnya
(pada proses translasi) akan diterjemahkan menjadi urutan asam-asam amino yang
menyusun suatu polipeptida atau protein tertentu. tRNA adalah RNA yang
berperan membawa asam-asam amino spesifik yang akan digabungkan dalam
sisntesis protein (translasi). Molekul rRNA adalah RNA yang digunakan untuk
menyusun ribosom, yaitu partikel sel yang digunakan sebagai tempat untuk
sintesis protein.

Dalam transkripsi beberapa komponen utama yang terlibat adalah : (1) urutan
DNA yang akan ditranskripsi, (2) enzim RNA polimerase, (3) faktor-faktor yang
ditranskripsi dan (4) prekursor untuk sintesis RNA. Urutan DNA yang
ditranskripsi adalah gen yang yang diekspresikan. Secara garis besar gen
merupakan suatu urutan DNA yang mengkode urutan lengkap asam amino suatu
polipeptida atau molekul RNA tertentu.

Secara umum gen prokatiotik tersusun atas atas tiga bagian utama yaitu ; daerah
pengendali yang disebut promoter, bagian struktural dan terminator. Promoter
adalah bagian gen yang berperan dalam mengendalikan proses transkripsi dan
terletak pada ujung. Bagian struktural adalah bagian yang terletak pada hilir dari
promoter. Bagian inilah yang mengandung urutan DNA spesifik yang akan
ditranskripsi. Terminator adalah bagian gen yang terletak di sebelah hilir dari
bagian struktural yang berperan dalam pengakhiran proses transkripsi. Secara
umum struktur gen digambarkan sebagai berikut :

Gen-gen yang bertanggung jawab dalam jalur kimia tertentu biasanya


diorganisasikan dalam struktur operon. Operon adalah organisasi beberapa gen
struktural yang ekspresinya dikendalikan satu promoter yang sama. Dalam operon
terdapat operator, yaitu urutan nukleotida yang terletak diantara promoter dan
bagian struktural dan merupakan tempat pelekatan protein represor. Masing-
masing gen struktural tersebut mengkode protein yang berbeda, tetapi protein
tersebut digunakan untuk rangkaian proses metabolisme yang sama. Salah
satu contoh adalah operon lac.

Operon lac terdiri atas tiga macam gen struktural yang mengkode tiga
macam enzim yaitu, gen Z (mengkode β–galaktosidase), gen Y (mengkode
permease) dan gen A (mengkode trans-asetilase). Ketiga macam gen tersebut
diatur ekspresinya oleh satu promoter yang sama. Aktivitas promoter diatur oleh
gen represor yang mengkode protein represor. Struktur operon lac pada
bakteri E.Coli digambarkan sebagai berikut :

Pada waktu ditranskripsi operon lac akan menghasilkan satu untaian mRNA yang
membawa kode-kode genetik untuk tiga macam polipeptida berbeda. Oleh karena
itu mRNA disebut juga sebagai mRNA polisistronik. Selanjutnya mRNA yang
polisistronik tersebut akan ditranslasi menghasilkan tiga macam protein yang
mempunyai fungsi yang berbeda dalam proses metabolisme laktosa.

B. Regulasi Ekspresi Gen

Regulasi ekspresi gen merupakan proses pengaturan dalam penterjemahan


informasi genetik. Regulasi ekspresi gen adalah suatu pengendalian gen yang
berfungsi untuk memunculkan fenotipe dari genotipe. Proses pengaturan ini
dilakukan dengan cara menghentikan produksi enzim, melalui penghentian gen
penyandinya. Regulasi ekspresi gen pada bakteri dimulai dari proses transkripsi.
Ini artinya jika suatu protein (yang dikodekan oleh gen) diperlukan, protein akan
ditranskripsi. Sedangkan jika suatu protein (yang dikodekan oleh gen) tidak
diperlukan, maka protein tidak akan ditranskripsi.
Pengendalian ekspresi gen merupakan aspek penting bagi jasad hidup. Tanpa
sistem pengendalian yang efisien, sel akan kehilangan banyak energi yang justru
merugikan jasad hidup. Bakteri E.coli merupakan salah satu contoh jasad hidup
prokariotik yang paling banyak dipelajari aspek fisiologi dan molekulernya.
Dalam sistem molekulernya bakteri ini mempunyai banyak sistem pengendalian
ekspresi genetik yang menentukan kapan suatu gen tertentu diaktifkan dan
diekspresikan untuk menghasilkan suatu produk ekspresi.

Pengendalian suatu gen melibatkan aktivitas gen regulator (Lehninger, 2004:


1082). Secara umum dikenal dua sistem pengendalian ekspresi gen, yaitu:
pengendalian positif dan negatif. Pengendalian positif pada suatu operon artinya
operon diaktifkan oleh produk gen regulator. Sebaliknya, pengendalian negatif
berarti operon tersebut dinonaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator.
Pengendalian positif membutuhkan protein untuk terjadinya transkripsi,
sedangkan pengendalian negatif membutuhkan protein untuk menghambar
terjadinya transkripsi.

Produk gen regulator ada dua macam yaitu : aktivator dan represor. Aktivator
berperan dalam pengendalian secara positif, dan represor berperan dalam
pengendalian secara negatif. Produk gen regulator bekerja dengan cara menempel
pada sisi pengikatan protein regulator pada daerah promoter gen yang diaturnya.
Pengikatan aktivator atau represor pada promoter ditentukan oleh keberadaan
molekul efektor yang biasanya berupa molekul kecil seperti asam amino, gula dan
metabolit serupa lainnya. Molekul efektor yang mengaktifkan ekspresi gen
disebut induser. Sedangkan yang bersifat menekan ekspresi gen disebut represor.

Lebih jauh pengendalian positif dan negatif dapat dibedakan menjadi dua sistem
yaitu sistem yang dapat diinduksi (inducible system) dan sistem yang dapat
ditekan (repressible system).

C. Induksi Dan Represi Operon


Pengendalian secara negatif pada operon artinya operon dinoaktifkan oleh
produk gen regulator (represor), sehingga bila represor ini menempel pada
operator akan dapat menghambat transkripsi. Operon dapat diaktifkan dengan
cara diinduksi. Induksi operon terjadi apabila ada molekul efektor dalam sel.
Molekul efektor merupakan molekul yang mengikat protein dan dapat merubah
aktivitas protein. Molekul efektor yang dapat meningkatkan aktivitas protein
disebut dengan induser. Dalam hal ini induser akan berikatan dengan represor,
untuk kemudian mengubah struktur dari represor. Hal ini mengakibatkan represor
tidak dapat lagi berikatan dengan operator. Dengan demikian transkripsi dapat
berjalan. Secara skematis sistem pengendalian negatif dapat digambarkan sebagai
berikut :

Dari gambar dapat dijelaskan bahwa pada pengendalian negatif dilakukan oleh
protein represor yang dihasilkan oleh gen regulator. Pada gambar satu, represor
ini menempel pada operator. Penempelan menyebabkan RNA polimerase tidak
dapat melakukan transkripsi gen-gen struktural, sehingga operon mengalami
represi (penekanan). Proses ini akan terjadi secara terus menerus selama tidak ada
induser di dalam sel. Ini disebut dengan mekanisme efisiensi seluler karena sel
tidak perlu mengaktifkan operon jika memang tidak ada induser sehingga energi
seluler dapat dihemat. Pada gambar dua, menjelaskan jika ada induser maka,
induser melekat pada bagian represor dan mengubah struktur dari represor,
sehingga mengubah allosterik konformasi molekul represor. Hal ini
mengakibatkan represor tidak dapat menempel lagi pada operator dan represor
tidak mampu menghambat transkripsi, sehingga RNA polimerase akan terus
berjalan. Pada gambar ketiga, represor yang dihasilkan pada gen regulator tidak
berikatan dengan ko-represor akan menjadi tidak aktif dan transkripsi pun akan
tetap berjalan. Terakhir pada gambar ke empat represor yang berikatan dengan ko-
represor pada sisi allosteriknya akan menghambat transkripsi.

Pada sistem pengendalian positif pada gen operon, operon diaktifkan oleh
produk gen regulator, yaitu aktivator. Aktivator dapat bekerja (diaktifkan) bila ada
induser. Kemudian aktivator yang telah berikatan dengan induser akan menempel
pada operator. Dengan demikian transkripsi dapat berjalan. Transkripsi dapat
dihentikan kembali bila ada ko-represor. Ko-represor dapat berikatan dengan
aktivator dan menonaktifkan kerja aktivator. Secara skematis pengendalian positif
operon dapat digambarkan sebagai berikut :

Berdasarkan gambar dapat dijelaskan bahwa pengendalian positif operon


diaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator. Pada gambar pertama menjelaskan
bahwa gen regulator menghasilkan suatu aktivator yang belum aktif, sehingga
transkripsi tidak bisa berjalan. Pada gambar kedua menjelaskan bahwa aktivator
yang dihasilkan oleh gen berikatan dengan protein induser sehingga aktivator
akan mengalami reaktivasi dan transkripsi pun berjalan. Pada gambar ketiga gen
regulator yang menghasilkan aktivator yang sudah aktif dan transkripsi pun
berjalan. Pada gambar ke empat menjelaskan bahwa aktivator akan berikatan
dengan ko-represor sehinggan menjadi tidak aktif, sehingga tidak akan terjadi
transkripsi.

Iklan
Report this ad

Report this ad

EKSPRESI GENGENREGULASI EKSPRESI GEN


Navigasi pos
« MENCINTAI PROFESI GURU
EKSPRESI GEN: PROSES SINTESA PROTEIN »
Tinggalkan Balasan

Anda mungkin juga menyukai