Anda di halaman 1dari 11

RESUME ETIKA DAN KODE KETIK

NAMA : Lalu Abbiyoga Setiawan

NIM : D1A118288

MATA KULIAH : ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB PROFESI (D2)


Pengertian Etika
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak
dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah
perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus
adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan
pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang
dianggap benar.
Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah,
ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu
individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini
sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam
bermasyarakat.
Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta
kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral,
pada setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa
dikatakan juga bahwa etika mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak
individu terkait benar dan salahnya.
Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar,
misalnya, etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah tangga,
etika dalam melakukan bisnis, dan semacamnya.
Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam
bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu
kondisi yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai contoh, etika yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan
sekitar, yakni mengucap salam saat bertamu ke rumah orang, baik itu saudara,
kerabat, maupun teman. Kemudian, meminta maaf setelah kita berbuat
kesalahan, dan mengucapkan terima kasih saat seseorang telah menolong atau
membantu kita.
Fungsi Etika
Tentu etika memiliki beberapa fungsi, yaitu:
Sebagai tempat untuk mendapatkan pandangan atau perspektif kritis yang
berhadapan langsung dengan berbagai suatu moral yang membingungkan.
Guna pandangan atau orientasi etis ini perlu adanya mengambil suatu sikap
yang wajar dalam situasi dan kondisi masyarakat yang majemuk (pluralisme).
Guna memperlihatkan suatu keterampilan berpikir jernih, yaitu suatu
kebolehan untuk berargumentasi secara kritis dan rasional.
Berfungsi sebagai pembeda mana yang boleh diubah dan mana yang tidak
dapat diubah.
Berfungsi menyelidiki suatu konflik atau permasalahan hingga ke akar-akarnya.
Berfungsi untuk membantu sebuah konsistensi.
Berfungsi untuk menyelesaikan konflik, baik konflik moralitas maupun konflik
sosial lainnya, dengan bentuk gagasan yang tersistematis juga kritis.

Manfaat Etika
Etika sebagai sesuatu yang melekat pada diri manusia, tentunya memiliki
beberapa manfaat di dalam kehidupan bermasyarakat dan bersosial. Berikut
ini akan dijabarkan secara singkat manfaat dari etika di kehidupan
bermasyarakat.
1. Etika Bermanfaat sebagai Penghubung Antarnilai
Etika bisa dikatakan sebagai jembatan antarnilai satu dengan nilai yang lainnya.
Sebagai contoh, arti budaya dan nilai agama, dengan adanya etika maka dua
hal ini akan bisa jadi suatu kesatuan kebiasaan yang melekat di dalam
masyarakat, tanpa ada pihak yang merasa dirugikan sekalipun.
Dengan begitu, itu menunjukkan bahwa etika dikatakan mampu sebagai
jembatan antarnilai agama dan budaya.
2. Etika Bermanfaat sebagai Pembeda Antara yang Baik dan Buruk
Etika yang telah melekat pada diri individu lambat laun akan membuat individu
tersebut mengetahui dan memahami secara penuh terhadap hal atau sesuatu
yang ada di sekitarnya. Pemahaman yang dimaksud di atas adalah sesuatu
yang dianggap baik dan buruk.
Apabila individu sudah dapat membedakan yang baik dengan yang buruk dan
melakukan segala ‘sesuatu’ sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku,
etika akan menjadi suatu pedoman di mana individu itu mampu menerapkan
‘sesuatu’ tersebut.
3. Etika Bermanfaat untuk Menjadikan Individu Memiliki Sikap Kritis
Etika yang sudah lama tertanam pada diri individu membuat dirinya lebih kritis
dalam menghadapi sebuah kondisi dan situasi. Individu tersebut tak hanya
pasrah pada keadaan, melainkan ikut memikirkan jalan keluar atau solusi yang
tepat.
Etika akan membuat individu menjadi pribadi yang tidak mudah terpengaruh
karena tentunya dirinya akan mempertimbangkan perasaan dengan
pikirannya. Hal yang utama adalah individu tak akan melakukan sesuatu atas
keinginannya sendiri atau gegabah.
4. Etika Bermanfaat sebagai Suatu Pendirian dalam Diri
Etika bisa dijadikan sebagai pedoman dalam bertindak atau dalam menjalani
suatu hal. Individu yang paham betul akan etika tentu akan berperilaku sesuai
tata aturan yang berlaku, tanpa dirinya merasa terpaksa. Hal ini bisa dikatakan
akan memengaruhi pendirian individu atas pemahaman etika yang ada di
dalam masyarakat.
5. Etika Bermanfaat untuk Membuat Sesuatu Sesuai dengan Peraturan
Etika akan membuat individu memberlakukan individu lain sesuai dengan
kadarnya. Artinya, individu tersebut akan dihukum sesuai dengan kesalahan
yang ia lakukan. Apabila ia melakukan kesalahan kecil, hukuman yang diberikan
akan ringan. Sebaliknya, apabila dirinya melakukan kesalahan yang besar
hingga fatal, hukuman yang diberikan kepadanya cenderung berat.
6. Etika sebagai Bentuk Mengorbankan Sedikit Kebebasan dalam Dirinya
Peraturan yang ada dalam suatu kode etik telah disetujui bersama akan
membuat individu tak dapat berbuat seenaknya sendiri. Semua peraturan
yang telah disepakati harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar. Karena apabila
individu tersebut melanggarnya, tentu akan dikenakan sanksi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

7. Etika Dapat Membantu dalam Menentukan Pendapat


Di dalam suatu forum diskusi, tentu ada etika dalam mengemukakan gagasan
atau pendapat. Dengan begitu, individu telah sepakat untuk menghargai
siapapun itu yang hendak menyampaikan pendapatnya.
Akan tetapi, penentuan kesepakatan harus berdasar pada ketentuan bersama.
Apabila pendapat, argumen, atau usulan tidak dapat diterima
oleh audience dalam forum tersebut, individu yang memberikan usulan
tersebut harus berlapang dada.
Kesimpulan mengenai Etika
Etika merupakan nilai yang sejatinya telah melekat pada diri individu dan
sangat dibutuhkan dalam bersosialisasi. Hal itu karena etika akan menjadi
jembatan agar terciptanya suatu kondisi yang diinginkan di dalam kehidupan
bermasyarakat. Maka dari itu, tanamkan dalam diri etika yang baik agar
hubungan antarsesama berlangsung baik pula.
Pengertian Kode Etik
Kode etik merupakan suatu sistem norma, nilai serta aturan profesional secara
tertulis yang dengan tegas menyatakan hal baik dan juga benar, serta apa yang
tidak benar dan juga tidak baik bagi profesional. Secara singkat pengertian
kode etik adalah suatu pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis di dalam
melakukan suatu kegiatan ataupun suatu pekerjaan. Kode etik  berhubungan
dengan perilaku seseorang.Pengertian kode etik  lainnya adalah suatu aturan
yang tertulis, secara sistematik dengan sengaja di buat, berdasarkan prinsip-
prinsip moral yang ada serta ketika dibutuhkan bisa di fungsikan sebagai alat
yang dapat digunakan menghakimi berbagai macam dari tindakan yang pada
umumnya dinilai menyimpang dari kode etik yang ada. Dalam
pembentukannya, kode etik tentu memiliki tujuan didalamnya yaitu,
1. Agar profesional dapat memberikan jasa dengan sebaik-baiknya kepada
para pemakai ataupun para nasabahnya.
2. Sebagai pelindung dari perbuatan yang tidak profesional.
Ketaatan dari tenaga profesional terhadap kode etik yang ada merupakan
sebuah ketaatan yang naluriah.
Penyelewengan/penyimpangan terhadap norma yang ditetapkan dan diterima
oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada
anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu
profesi itu dimata masyarakat dinamakan pelanggaran terhadap kode etik
profesi. Kode etik bagi  sebuah profesi adalah sumpah jabatan yang juga
diucapkan oleh para pejabat Negara. Kode etik dan sumpah adalah janji yang
harus dipegang teguh. Artinya, tidak ada toleransi terhadap siapa pun yang
melanggarnya. Berdasarkan pengertian kode etik, dibutuhkan sanksi keras
terhadap pelanggar sumpah dan kode etik profesi. Bahkan, apabila memenuhi
unsur adanya tindakan pidana atau perdata, selayaknya para pelanggar
sumpah dan kode etik itu harus diseret ke pengadilan.Kita memang harus
memiliki keberanian untuk lebih bersikap tegas terhadap penyalahgunaan
profesi .
Kita pun tidak boleh bersikap diskrimatif dan tebang pilih dalam menegakkan
hukum di Indonesia. Kode etik dan sumpah jabatan harus ditegakkan dengan
sungguh-sungguh. Profesi apa pun sesungguhnya tidak memiliki kekebalan di
bidang hukum. Kita harus mengakhiri praktik-praktik curang dan penuh
manipulatif dari sebagian elite masyarakat. Ini penting dilakukan, kalau
Indonesia ingin menjadi sebuah Negara dan Bangsa yang bermartabat.
Pelanggaran kode etik profesi merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh
sekelompok profesi yang tidak mencerminkan atau memberi petunjuk kepada
anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu
profesi itu dimata masyarakat.
Kode etik disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi
memiliki kode etik tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru, pustakawan,
pengacara, Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena
melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum.
Berapa penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa, ada pun yang
menjadi penyebab mengapa terjadi pelanggaran kode etik yaitu;
tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat
organisasi profesi tidak di lengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi
masyarakat untuk menyampaikan keluhan
rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi,
karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri
belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya.

Pengertian Profesi
Profesi dalam kamus besar bahasa indonesia adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya)
tertentu. jenis profesi yang dikenal antara lain : profesi hukum, profesi bisnis,
profesi kedokteran, profesi pendidikan (guru). menurut Budi Santoso ciri-ciri
profesi adalah :

a. suatu bidang yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus menerus dan
berkembang dan diperluas;
b. suatu teknis intelektual;
c. penerapan praktis dari teknis intelektual pada urusan praktis ;
d. suatu periode panjang untuk suatu pelatihan dan sertifikasi;
e. beberapa standar dan pernyatan tentang etika yang dapat diselenggarakan;
f. kemampuan memberi kepemimpinan pada profesi sendiri;
g. asosiasi dari anggota-anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang
akrab dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar anggota;
h.pengakuan sebagai profesi;
i. perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab
dari pekerjaan profesi;
j. hubungan erat dengan profesi lain.
Pengertian Etika Propesi

Etika profesi adalah bagian dari etika sosial, yaitu filsafat atau pemikiran kritis
rasional tentang kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagia anggota
umat manusia (Magnis Suseno et.al., 1991 : 9). untuk melaksanakan profesi
yang luhur itu secara baik, dituntut moralitas yang tinggi dari pelakunya
( Magnis Suseno et.al., 1991 : 75). Tiga ciri moralitas yang tinggi itu adalah :
1. Berani berbuat dengan bertekad untuk bertindak sesuai dengan tuntutan
profesi.
2. Sadar akan kewajibannya, dan
3. Memiliki idealisme yang tinggi.

Profesi Hukum

Profesi hukum adalah profesi yang melekat pada dan dilaksanakan oleh
aparatur hukum dalam suatu pemerintahan suatu negara (C.S.T. Kansil, 2003 :
8). profesi hukum dari aparatur hukum negara Republik Indonesia dewasa ini
diatur dalam ketetapan MPR II/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara.

Pengemban profesi hukum harus bekerja secara profesional dan fungsional,


memiliki tingkat ketelitian, kehati-hatian, ketekunan. kritis, dan pengabdian
yang tinggin karena mereka bertanggung jawab kepada diri sendiri dan sesama
anggota masyarakat, bahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengemban
profesi hukum bekerja sesuai dengan kode etik profesinya, apabila terjadi
penyimpangan atau pelanggaran kode etik, mereka harus rela
mempertanggungjawabkan akibatnya sesuai dengan tuntutan kode etik.
Biasanya dalam organisasi profesi, ada dewan kehormatan yang akan
mengoreksi pelanggaran kode etik.
Nilai Moral Profesi Hukum

Profesi hukum merupakan salah satu profesi yang menuntut pemenuhan nilai
moral dari pengembannya. Nilai moral itu merupakan kekuatan yang
mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Setiap profesional hukum
dituntut agar memiliki nilai moral yang kuat. Franz Magnis Suseno
mengemukakan lima kriteria nilai moral yang kuat yang mendasari kepribadian
profesional hukum.

1. Kejujuran

Kejujuran adalah dasar utama. Tanpa kejujuran maka profesional hukum


mengingkari misi profesinya, sehingga akan menjadi munafik, licik dan penuh
tipu daya. Sikap yang terdapat dalam kejujuran yaitu :
a. Sikap terbuka, berkenaan dengan pelayanan klien, kerelaan/keikhlasan
melayani atau secara cuma-cuma.
b. Sikap wajar. Ini berkenaan dengan perbuatan yang tidak berlebihan, tidak
otoriter, tidak sok kuasa, tidak kasar, tidak menindas, tidak memeras.

2. Otentik

Otentik artinya menghayati dan menunjukan diri sesuai dengan keasliannya,


kepribadian yang sebenarnya. Otentiknya pribadi profesional hukum antara
lain :
a. tidak menyalahgunakan wewenang;
b. tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat (malkukan
perbuatan tercela;
c. mendahulukan kepentingan klien;
d. berani berinsiatif dan berbuat sendiri dengan bijaksana, tidak semata-
mata menunggu atasan;
e. tidak mengisolasi diri dari pergaulan sosial.

3. Bertanggung Jawab

Dalam menjalankan tugasnya, profesioal hukum wajib bertanggung jawab,


artinya:
a. kesediaan melakukan dengan sebaik mungkin tugas apa saja yang
termasuk lingkup profesinya ;
b. bertindak secara proporsional, tanpa membedakan perkara bayaran dan
perkara cuma-cuma (prodeo);
c. kesediaan memberikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
kewajibannya.

4. Kemandirian Moral

Kemandirian moral artinya tidak mudah terpengaruh atau tidak mudah


mengikuti pandangan moral yang terjadi di sekitarnya, melainkan memebetuk
penilaian dan mempunyai pendirian sendiri. mandiri secara moral berarti tidak
dapat dibeli oleh pendapat mayoritas, tidak terpengaruhi oleh pertimbangan
untung rugi (pamrih), penyesuaian diri dengan nilai kesusilaan dan agama.

5. Keberanian Moral

Keberanian moral adalah kesetiaan terhadap suara hati nurani yang


menyatakan kesediaan untuk menanggung resiko konflik. Keberanian tersebut
antara lain :
a. menolak segala bentuk korupsi, kolusi suap, pungli;
b. menolak segala bentuk cara penyelesaian melalui jalan belakang yang tidak
sah.

Anda mungkin juga menyukai