NPM : 1940602046
LOKAL : A2
MK : FILOLOGI
Dalam musyawarah besar di long lege itu, secara aklamasi dengan suara bulat surang
anye terpilih dan ditunjuk menjadi kepala suku besar Aapau kayang untuk memegang
tampuk pimpinan pemerintahan adat daerah apau kayan. Ia di bebani oleh musyawarah
untuk menyandang gelar pengulo bio dan pemegang mandau dari sultan kutai untuk
menjalankan kekuasaan dari sultan kutai untuk menjalankan kekusasaan pemerintahan
adat di apau kayan.
Tului bid, Bid ncuk dan iban usat menyampaikan pernyataan yang sama bahwa
dalam sebuah surang anye dinobatkan sebagai kepala suku besar apau kayan dalam
ladong biyo ( Musyawarah besar ) dilong temango, yang diharidi oleh 10 kepala suku
termasuk suku bdeng dan lepo lisan masing-masing dengan perangkat adatnya.
Pada acara penobatan itu ada 3 event penting yang di abadaikan sebagai landasan
kehidipan yang menjadi tanggung jawab surang anye :
Pada acara penobatan surang anye menjadi kepala suku besar apau kayan maka
“LAMBANG BURUNG ENGGANG’’ dikumandangkan dan dipasang diatas
kerumunan diatas kepala-kepala suku yang sedang duduk sambil mendengarkan
amanah pengulu suku dan memandan burung enggang yang seolah-olah sedang
terbang. Pada peristiwa penting inilah untuk pertama kalinya burung temengang
atau burung enggang di jadikan lambang kebesaran suku dayak kenya apau
kayan “apau kayan”, ungkap bid ncuk menegaskan hal yang sama dengan
legenda yang di ceritakan oleh tuloi bid sebelumnya.
Kondisi ini sesuai dengan pendapat tillema yang menyatakan bahwa lepo
tau meneruskan dominasi kekuasaan di apau kayan sekitar pertengahan abad 19 di
bawah kepemimpinan pahlawan terkenal surang anye. Setelah kematian surang
anye apau kayan dan lepo tau khususnya di pimpin oleh anaknya ingan surang
untuk membangun apau kayan dan khususnya kampung Long Nawang sekitar
tahun 1875.