Kuarsa (25%)
Biotit (7%)
Plagioklas (50%)
Hornblende (15%)
K-feldspar (3%)
Masif
DK : Holokristalin
DG : Fanerik sedang - kasar (1-30mm)
K : BK = Subhedral - Anhedral
R = hipidiomorfik granular
Kuarsa = 25% Plagioklas = 50% Hornblende = 15%
K-feldspar = 3% Biotit = 7%
1. Muskovit
2. Kuarsa
3. Pyrite
4.
5.
1 2 3
4 5 6
7 8 9
FOTO SAMPEL
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Nama : NOVRIZAL DWI YUSRIAN
NIM : 111.190.068
Plug : 11 Acc Asisten
Deskripsi Batuan :
1. Jenis Batuan : Batuan Beku Vulkanik Intermediet
Warna : Fresh: Abu - abu Lapuk: Cokelat
Struktur : Massive
Tekstur : D. Kristalisasi : Hipokristalin
D. Granularitas : Afanitik - Sedang (>5 mm)
Kemas : Bentuk Kristal : Subhedral
Relasi :Innequigranular Porfiritik
Komposisi mineral : Kuarsa 8% Plagioklas 36%
Piroksen 3% M. Dasar Kristal 40%
Hornblende 13%
Nama batuan : Andesit (Clan Williams, 1954)
1 2 3
4 5 6
7 8 9
FOTO SAMPEL
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Nama : Novrizal Dwi Yusrian
NIM : 111.190.068
Acc Asisten
Plug : 11
Model dan Genesa Endapan Hidrotermal : Porfiri
Inner Propylitic
Inner Propylitic
Potassic
5
2
Intrusi 1
4 3
5
1
2
Intrusi 2
Intrusi
x x x x x
x x x x x
7. Tipe Alterasi :
Himpunan Mineral :
Tekstur :
8. Tipe Alterasi :
Himpunan Mineral :
Tekstur :
9. Tipe Alterasi :
Himpunan Mineral :
Tekstur :
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Nama : NOVRIZAL DWI YUSRIAN
NIM : 111.190.068 Acc Asisten
Plug : 11
Foto dan skema conto batuan intrusi pada Endapan Skarn
1 2 3
Deskripsi Batuan :
1. Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Intermediet
Warna : Fresh: Abu - abu Lapuk: Cokelat
Struktur : Massive
Tekstur : D. Kristalisasi : Holokristalin
D. Granularitas : Fanerik halus - kasar (1 - 30 mm)
Kemas : Bentuk Kristal : Subhedral
Relasi :Innequigranular Porfiritik
Komposisi mineral : Kuarsa 8% Plagioklas 42%
Piroksen 5% M. Dasar Kristal 34%
Hornblende 11%
Nama batuan : Diorite (Clan Williams, 1954)
1 2 3
4 5 6
7 8 9
FOTO SAMPEL
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Nama : Novrizal Dwi Yusrian
NIM : 111.190.068
Acc Asisten
Plug : 11
Model dan Genesa Endapan Hidrotermal : Skarn
Model Endapan Skarn
Skarn Marmer
Limestone
Pluton
Gar> Pyx>
Pyx Woll Marmer
Gar
Tahap pertama adalah terjadi intrusi yang menerobos batu gamping, lalu suhunya mengalami
kenaikan dan terjadilah metamorfisme dan terbentuk marmer yang kontak dengan intrusi.
Selanjutnya, fluida hidrotermal akan menerobos ke marmer yang ada melalui rekahan-rekahan
pada batuan tersebut yang menghasilkan alterasi skarn. Kemudian, fluida hidrotermal ke tahap
selanjutnya dimana masih terjadi fase prograde yang dicirikan adanya mineral garnet, piroksen,
pyrite (terjadi mineralisasi prograde). Setelah itu terjadi transisi yang dicirikan dengan adanya
mineral (dolomite, piroksen, pyrite). Fase terakhir yaitu terjadi pendinginan dan pengendapan
logam (wollastonite,calcite, magnetit, epidot, garnet) lalu semakin mendingin dan terjadi
pengkayaan unsur logam.
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Nama : Novrizal Dwi Yusrian
NIM : 111.190.068
Acc Asisten
Plug : 11
1 2 3
4 5 6
FOTO SAMPEL
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Nama : Aldi Febriani
NIM : 111.190.070
Acc Asisten
Plug : 13
1 2 3
Deskripsi Batuan :
1. Nama Batuan : Granite Tipe I (Clan Williams, 1954)
Tekstur : DG : Fanerik Sedang (1-5 mm) R : Inequigranular Hipidiomorfik
DK : Holokristalin BK : Subhedral
Komposisi Mineral : Kuarsa (35%), Hornblende (30%), K-feldspar (25%)
(5)
(4)
Vein (6)
Greisenisasi
Alterasi Argilik
6
4 5
1
2
3
3
Albitisasi
Granit tipe I hasil dari proses subduksi
Granit tipe S hasil dari proses kolisi
Genesa:
Gambar di atas adalah model endapan greisen medifikasi dari Reed (1986). Pada awalanya terbentuk granit
tipe I (1) yang terjadi akibat proses proses subduksi yang menyebabkan lempeng samudera menujam lempeng
benua, di mana granit tipe I kaya akan mineral hornblende. Seiring berjalannya proses subduksi terjadi
pergantian setting tektonik menjadi kolisi dimana lempeng benua bertabrakan dengan lempeng benua yang
menghasilkan Granit tipe S (2) kaya akan mineral biotit, di mana granit tipe S menerobos granit tipe I. Seiring
dengan adanya proses pembekuan magma, akan menghasilkan larutan sisa magma dengan konsentrasi Na
yang tinggi sehingga menyebabkan terjadinya proses Alkali Metasomatisme yang membentuk Albitisasi (3).
Proses albitisasi ini kemudian akan menghasilkan ion H+ yang seiring waktu mendominasi dan menyebabkan
proses H+ metasomatisme atau Greisenisasi (4) yang dicirikan oleh mineral kuarsa dan muskovit. lalu terjadi
alteras silisi, yaitu saat fluida sisa magma akan mengisi rekahan pada batuan samping dan akan membentuk
vein (5). Terakhir adalah alterasi Argillik akan terbentuk karena fluida hidrothermal bertemu dengan air
meteorik pada suhu yang rendah (6).
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Nama : Novrizal Dwi Yusrian
NIM : 111190068
Acc Asisten
Plug : 11
Deskripsi Alterasi : Low-Sulphidation
1. Tipe Alterasi : Ore
Himpunan Mineral : Galena + Kuarsa
Intensitas Ubahan : Moderate
Pola Ubahan : Selectively Pervasif
1 2 3
4 5 6
7 8 9
10 11 12 13
FOTO SAMPEL
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
CH 10,11
Argilik (12)
Outer
Propilitik (6) CC
4,5,7,8,9
Filik (13)
X 1,2,3
12 13
9 8 7 6 5 4 3 2
11 10
Genesa:
Gambar di atas adalah model dari Endapan Hidrotermal Sulfidasi Rendah modifikasi dari Buchanan (1981).
Pada awalnya terbentuk multiple intrusion yang menyebabkan terbentuknya zona basemetal yang dicirikan
oleh mineral galena, pirit dan kalkopirit. Selanjutnya terjadi alterasi propilitik luar yang dengan mineral penciri
mineral klorit. Adanya rekahan pada batuan kemudian terisi oleh magma dan membentuk vein dengan tekstur
saccaroidal. Kemudian terbentuk alterasi filik dengan mineral penciri sericite, lalu alterasi argilik dengan
mineral penciri mineral lempung, dan alterasi advance argilik dengan mineral penciri mineral lempung dan
kuarsa.
Superzone X yang berada di bawah zona boiling, yaitu ditemui Interval Basemetal ditandai dengan adanya Ore
dengan mineral Galena dan Sphalerite serta vein bertekstur Tekstur Crystalline Quartz Zone. Semakin naik
mendekati permukaan adalah Superzone CC (Crustiform-Colloform) sebagai interval boiling vein dengan
tekstur yang berbeda yaitu agate, crustiform dan colloform. Di atas Superzone CC, uap yang berasal dari proses
boiling akan mengembung atau bercampur dengan air meteorik membentuk Superzone CH dengan ciri vein
bertekstur latice bladed dan masif chalcedonic sebagai penciri.
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Nama : Novrizal Dwi Yusrian
NIM : 111190068
Acc Asisten
Plug : 11
Deskripsi Alterasi : High-Sulphidation
1. Tipe Alterasi : Silisifikasi
Himpunan Mineral : Limonite + Kuarsa
Intensitas Ubahan : Strong
Pola Ubahan : Pervasive
Tekstur : Vuggy
1 2 3
4 5 6
FOTO SAMPEL
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Nama : Novrizal Dwi Yusrian
NIM : 111190068
Acc Asisten
Plug : 11
Mineralized vuggy
7
quartz rock
Chlorite-rich Quartz-alunite
rock rock
6 5 4 3 2 1
6 5 4 3 2 1
Genesa:
Gambar di atas adalah model dari Endapan High Sulphida on modifikasi dari Steven dan Ra e (1960).
Mulanya, terbentuk alterasi outer porpyli c yang dicirilkan oleh mineral klorit dan kuarsa yang terjadi
akibat proses naiknya vola le atau gas panas dari fluida sisa magma, dimana naiknya gas panas dari
fluida sisa magma tersebut menyebabkan terbentuknya alterasi outer porpyli c tersebut. Kemudian
flluida memasuki rekahan pada batuan dan me-leaching batuan samping disekitarnya hingga
membentuk alterasi silika dengan tekstur vuggy silica (1,2 dan 3). Fluida semakin naik keatas pH semakin
besar yang menyebabkan terbentuknya advanced argilik (4) dengan mineral penciri kuarsa, black
sulfide, geo te dan silika. Fluida naik terus sampai pH near netral membentuk alterasi argilik (5) dengan
mineral penciri clay mineral. Lalu terbentuk alterasi advance argilik, kemudian alterasi argilik. Juga
terdapat endapan supergen hasil dari mobilitas unsur yang terendapkan pada permukaan dengan
mineral penciri azurite dan malachite.
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Nama : Novrizal Dwi Yusrian
NIM : 111.190.068
Plug : 11 Acc Asisten
Deskripsi Batuan :
1. Nama Batuan : Piroksenit
Struktur : Masif
Tekstur : d. kristalinitas : holokristalin
d. granularitas : fanerik halus - sedang (0.09-5 cm)
kemas: b. kristal : subhedral
relasi : equihedral allotriomorfik
Komposisi Mineral : Piroksen (55%),
Olivin (40%),
Plagioklas (5%),
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Acc Asisten
Nama : Novrizal Dwi Yusrian
NIM : 111.190.068
Plug : 11
1 2 3
4 5 6
6
LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL
Nama : Novrizal Dwi Yusrian Acc Asisten
NIM : 111.190.068
Plug : 11
Deskripsi Laterit :
1. Tipe Laterit : Red Limonite
Komposisi Mineral : Hematite
Warna : Merah Bata
Ukuran Butir : Clay-Silt (1/256 - 1/64 mm)
Derajat Pembundaran : Rounded
Kekerasan : Soft
Tingkat Pelapukan : Kuat
Limonite
Transition
Saprolite
Rocky
Saprolite
Saprolite
Rock
Bedrock
(Ultramafik)
GENESA:
Gambar di atas merupakan Profil dari pembentukan nikel laterite yang di adaptasi dari Profil Laterite Nikel oleh
Kadarusman (2007). Pada profil tersebut dapat dijelaskan terjadinya Endapan Permukaan - Laterite bahwa pada
batuan dasar terkandung Batuan Piroksenit yang memiliki jumlah yang banyak dan usia yang tua. Batuan Piroksenit
terbentuk disebabkan oleh se ng tektonik yang terjadi proses pengangkatan lantai samudera yang kaya akan
batuan ultramafik.. Tersingkapnya batuan dasar dan kemudian didukung oleh pengaruh iklim akan mengakibatkan
terjadinya pelapukan batuan secara kimiawi yang kemudian akan membentuk zona-zona tertentu seper pada Profil
Laterite, yaitu zona Iron Cap Limonite, Limonite Ores dan Saprolite Ores. Kemudian terjadi proses pelapukan dan
trasnportasi terhadap ukuran bu r dan teksturnya. Pada awal mula adanya Bedrock yang membentuk batuan-
batuan kecil berupa Saprolite Rock yang terendapkan pada lapisan diatasnya dan dibawah Zona Rocky Saprolite.
Kemudian terjadi trasnportasi yang semakin jauh sehingga terendapkan pada morfologi yang lebih landai akan
membentuk Zona Saprolite dan Zona Transi on yang disinilah merupakan lapisan dengan keterdapatan nikel.
Semakin jauh tertransport maka ukuran bu r dan tekstur semakin halus dan sulit di ketahui berada di Zona Limonite.
Dan kemudian terendapkan Zona Top Soil pada lapisan paling atas yang ditandai dengan keberadaan akar tanaman.