Anda di halaman 1dari 3

KESEHATAN

Kesehatan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak
adanya penyakit atau kelemahan.[1] Pemahaman tentang kesehatan telah bergeser seiring dengan
waktu. Berkembangnya teknologi kesehatan berbasis digital telah memungkinkan setiap orang untuk
mempelajari dan menilai diri mereka sendiri, dan berpartisipasi aktif dalam gerakan promosi kesehatan.
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, seperti perilaku individu, kondisi sosial,
genetik dan biologi, perawatan kesehatan, dan lingkungan fisik.

Definisi
Makna kesehatan telah berkembang seiring dengan waktu. Dalam perspektif model biomedis,
definisi awal kesehatan difokuskan pada kemampuan tubuh untuk berfungsi. Kesehatan
dipandang sebagai kondisi tubuh yang berfungsi normal yang dapat terganggu oleh penyakit dari
waktu ke waktu.[2]

Bendera Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada tahun 1948, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
"kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan".
[3]
Meskipun definisi ini disambut baik oleh beberapa orang dan dipandang inovatif, definisi ini
juga dikritik karena tidak jelas, terlalu luas, dan tidak diuraikan dengan terukur.[2] Beberapa
ilmuwan mengajukan definisi kesehatan yang lain, misalnya "kondisi yang ditandai dengan
integritas anatomi; kemampuan untuk melakukan peran dalam keluarga, pekerjaan, dan
masyarakat, yang dihargai secara pribadi; kemampuan untuk menghadapi tekanan fisik, biologis,
dan sosial; perasaan sejahtera; dan kebebasan dari risiko penyakit dan kematian sebelum
waktunya."[4]

Semakin lama, penyakit tidak lagi dipandang sebagai sebuah kondisi, tetapi sebuah proses.
Pergeseran sudut pandang ini juga terjadi pada kesehatan. Pada awal 1980-an, WHO mendorong
perkembangan gerakan promosi kesehatan. Gerakan ini memungkinkan orang-orang
meningkatkan kendali atas kesehatan mereka dan memperbaiki status kesehatan mereka masing-
masing. Untuk mewujudkan kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap,
sebagaimana definisi WHO tentang kesehatan, seseorang atau sekelompok orang perlu memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi, memenuhi kebutuhan, serta
mengubah atau mengatasi lingkungannya. Kesehatan dipandang sebagai sumber daya untuk
kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup.[5] Untuk mewujudkannya, ada beberapa prasyarat
yang perlu dipenuhi, yaitu perdamaian, tempat tinggal, pendidikan, makanan, pendapatan,
ekosistem yang stabil, sumber daya berkelanjutan, serta keadilan sosial dan kesetaraan.[6]

Gerakan promosi kesehatan memungkinkan kesehatan untuk diajarkan, dipelajari, dan diperkuat.
Pemahaman konsep kesehatan sebagai "kemampuan untuk beradaptasi dan mengatur diri
sendiri" dan berkembangnya teknologi kesehatan berbasis digital telah membuka pintu bagi
setiap orang untuk menilai diri mereka sendiri.[7] Hal ini juga memungkinkan setiap orang untuk
merasa sehat, bahkan ketika mereka memiliki berbagai penyakit kronis atau berada dalam
kondisi terminal.[8][9] Belakangan, istilah "sehat" juga banyak digunakan dalam berbagai konteks
organisasi tak hidup yang memengaruhi kepentingan manusia, seperti dalam komunitas sehat,
kota sehat, atau lingkungan sehat.

Determinan sosial
Artikel utama: Determinan sosial kesehatan
Lihat pula: Faktor risiko

Secara umum, latar belakang dan konteks kehidupan seseorang sangat memengaruhi status
kesehatan dan kualitas hidupnya. Kesehatan tidak hanya dipertahankan dan ditingkatkan melalui
kemajuan dan penerapan ilmu kesehatan, tetapi juga melalui gaya hidup oleh suatu individu dan
masyarakat sekitarnya. Menurut WHO, determinan sosial kesehatan adalah kondisi yang dialami
seseorang ketika dilahirkan, tumbuh, bekerja, hidup, dan menua, serta serangkaian kekuatan dan
sistem yang lebih luas yang membentuk kondisi kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dibentuk oleh
distribusi uang, kekuasaan, dan sumber daya di tingkat global, nasional, dan lokal. Kondisi
tersebut sangat bertanggung jawab atas kesenjangan kesehatan, baik di dalam suatu negara
maupun di antara negara-negara.[10][11]

Faktor-faktor kunci lebih spesifik yang memengaruhi apakah seseorang sehat atau tidak sehat
meliputi penghasilan dan status sosial, jaringan dukungan sosial, pendidikan dan literasi,
ketenagakerjaan/kondisi kerja, lingkungan sosial, lingkungan fisik, praktik kesehatan pribadi dan
keterampilan mengatasi masalah, perkembangan masa kanak-kanak yang sehat, kondisi biologis
dan genetik, perawatan kesehatan, gender, dan budaya.[12][13]
Visualisasi faktor-faktor determinan sosial kesehatan, yang meliputi perilaku individu, kondisi
sosial, genetik dan biologi, perawatan kesehatan, dan lingkungan fisik.

Semakin banyak penelitian dan laporan yang meneliti keterkaitan antara kesehatan dan berbagai
faktor, termasuk gaya hidup, lingkungan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan kebijakan kesehatan.
Salah satu kebijakan spesifik yang dibuat banyak negara dalam beberapa tahun terakhir adalah
pengenaan pajak terhadap gula. Minuman manis juga mulai dikenakan pajak dan mulai
ditargetkan oleh gerakan antiobesitas akibat semakin banyaknya bukti yang menunjukkan
hubungan antara minuman bergula tinggi dengan kegemukan.[14]

Sebuah studi mengungkapkan bahwa seseorang dapat meningkatkan kesehatan mereka melalui
latihan fisik, tidur yang cukup, membatasi konsumsi alkohol, tidak merokok, menjaga berat
badan, dan sarapan dengan rutin.[15] Lingkungan sering disebut sebagai faktor penting yang
memengaruhi status kesehatan individu, termasuk lingkungan hidup, lingkungan binaan, dan
lingkungan sosial. Panduan tempat tinggal telah diterbitkan oleh WHO untuk memperbaiki
kondisi tempat tinggal sehingga dapat menyelamatkan jiwa, mencegah penyakit, meningkatkan
kualitas hidup, mengurangi kemiskinan, dan membantu mengurangi perubahan iklim.[16]
Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya ruang rekreasi, termasuk lingkungan alam, akan
menurunkan tingkat kepuasan pribadi dan meningkatkan tingkat obesitas, dan dikaitkan dengan
rendahnya kesehatan dan kesejahteraan secara umum.[17] Sementara itu, semakin banyak waktu
yang dihabiskan di lingkungan alam akan berdampak positif pada kesehatan.[18]

Genetik, atau sifat bawaan dari orang tua, juga berperan dalam menentukan status kesehatan
individu dan populasi. Hal ini mencakup kecenderungan terhadap penyakit dan kondisi
kesehatan tertentu, serta kebiasaan dan perilaku yang dikembangkan oleh seseorang akibat gaya
hidup keluarga mereka.[19] Sebagai contoh, genetik dapat memengaruhi cara seseorang mengatasi
stres, baik mental, emosional, atau fisik. Misalnya, kegemukan adalah masalah signifikan yang
berkontribusi terhadap kesehatan mental yang buruk dan menyebabkan stres dalam kehidupan
banyak orang.[20]

Anda mungkin juga menyukai