Makalah Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Edit
Makalah Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Edit
Disusun oleh :
TAHUN AKADEMIK
2021-2022
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Bela Negara, Cinta Tanah Air” dengan
tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Pelajaran Pancasila.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Arabta M
Praten Pelwi S. Kep,Ns.M.Kep selaku Dosen Mata Pelajaran Pemenuhan Dasar Kebutuhan
Manusia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 4
B. Manfaat Dan Tujuan............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 5
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 22
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan
pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam
tubuh.
Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang
sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan
istirahat dan tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan
status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi.
Selain itu,orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari
biasanya.
B. Tujuan Dan Manfaat
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep kebutuhan istirahat dan
tidur.
2. Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
3. Pembaca dapat menambah kopetensi terkait dengan pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur klien.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat tubuh baru dapat berfungsi
secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap
individu. Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan
bebas dari perasaan gelisah. Beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama
sekali. Berjalan-jalan di taman terkadang juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk
istirahat.
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang
minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan
penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu individu
digunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat
memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres
dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak
melakukan aktivitas sehari-hari
2. Fisiologi tidur
Pusat tidur yang utama terletak di hipotalamus. Hipotalamus mensekresi
hipokreatin (oreksin) yang menyebabkan seseorang terjaga juga mengalami tidur rapid
eye movement. Prostaglandin D2, L–triptopan, dan faktor pertumbuhan membantu
mengatur tidur (Mc Cance and Huether, 2006 cit Potter dan Perry, 2009)
6
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang otak,
yaitu Reticular Activating Sistem (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS
di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus visual, pendengaran,
nyeri, dan sensori raba; serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS
melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin
dari BSR .
Saat bangun RAS mengeluarkan katekolamin seperti norepineprin. Ketika
seseorang mencoba tidur, mereka akan menutupkan mata dan berada dalam posisi
relaks. Stimulus ke RAS menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktifitas SAR
menurun. Pada beberapa bagian , SBR mengambil alih dan menyebabkan.
3. Irama sirkandian
Irama sirkandian/diural berasal dari bahasa latin circa, “tentang” dan dies, “hari”.
Irama sirkandian berarti siklus 24 jam/siang dan malam.Setiap makhluk hidup memiliki
bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh
dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (mis; cahaya, kegelapan, gravitasi dan
stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian-
yang melengkapi siklus selama 24 jam.
Setiap orang mengalami siklus yang terjadi didalam hidupnya. Irama
sirkandian/diural berasal dari bahasa latin circa, “tentang” dan dies, “hari”. Irama
sirkandian berarti siklus 24 jam/siang dan malam. Siklus menstruasi wanita adalah
sebuah irama infrandian, adalah siklus yang terjadi lebih dari 24 jam. Siklus biologis
berakhir kurang dari 24 jam disebut irama ultradian.
Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperatur, sekresi
hormon, metabolisme dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme
sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks.
Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur bangun yang mengikuti
jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau
paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah (Lilis, Taylor,
Lemone,1989).
7
5. Pola tidur
a. Pola tidur biasa atau NREM
Pola/tipe tidur biasa ini juga disebut NREM (Non Rapid Eye Movement
= Gerakan mata tidak cepat). Pola tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan
dalam tidur gelombang pendek karena gelombang otak selama NREM lebih lambat
daripada gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak dalam
keadaan tidur (lihat gambar). Tanda-tanda tidur NREM adalah :
1) Mimpi berkurang
2) Keadaan istirahat (otot mulai berelaksasi)
3) Tekanan darah turun
4) Kecepatan pernafasan turun
5) Metabolisme turun
6) Gerakan mata lambat
Fase NREM atau tidur biasa ini berlangsung ± 1 jam dan pada fase ini
biasanya orang masih bisa mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan
demikian akan mudah terbangun dari tidurnya. Tidur NREM ini mempunyai 4
(empat) tahap yang masing-masing-masing tahap di tandai dengan pola gelombang
otak.
8
1) Tahap I
Tahap ini merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana
seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan relaks,
mata bergerak ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun
secara jelas. Gelombang alpha sewaktu seseorang masih sadar diganti dengan
gelombang betha yang lebih lambat. Seseorang yang tidur pada tahap I dapat di
bangunkan dengan mudah. Ketika bangun seseorang merasa seperti telah
melamun.
2) Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun.
Mata masih bergerak-gerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan
jelas, suhu tubuh dan metabolisme menurun. Gelombang otak ditandai
dengan “sleep spindles” dan gelombang K komplek. Tahap II berlangsung
pendek dan berakhir dalam waktu 10 sampai dengan 15 menit. Pada tahap ini
merupakan periodetidur bersuara, kemajuan relaksasi, untuk bangun relatif
mudah.
3) Tahap III
Pada tahap ini meliputi awal dari tidur dalam. Otot-otot dalam keadaan
santai penuh, kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut
mengalami penurunan akibat dominasi sistem syaraf parasimpatik. Seseorang
menjadi lebih sulit dibangunkan dan jarang bergerak. Gelombang otak menjadi
lebih teratur dan terdapat penambahan gelombang delta yang lambat. Tahap ini
berlangsung 15-30 menit.
4) Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi
gelombang delta yang melambat. Kecepatan jantung dan pernafasan turun.
Seseorang dalam keadaan rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan.
(mengenai gambar grafik gelombang dapat dilihat dalam gambar). Siklus tidur
sebagian besar merupakan tidur NREM dan berakhir dengan tidur REM. Tahap
ini berlangsung 15-30 menit.
9
Pola/tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement = Gerakan
mata cepat). Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini
bersifat “Paradoks”, yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas
otaknya nyata. Ringkasnya, tidur REM / Paradoks ini merupakan pola/tipe tidur
dimana otak benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak
disalurkan ke arah yang sesuai agar orang itu tanggap penuh terhadap keadaan
sekelilingnya kemudian terbangun. Pola/tipe tidur ini, ditandai dengan :
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernafasan seperti asma,
bronkitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat memengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Apabila mengalami kelelahan dapat memperpedek periode pertama dari tahap
REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
g. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
1) Diuretik : menyebabkan nokturia
2) Anti depresan : menekan REM, menurunkan total waktu REM
3) Kafein : meningkatkan saraf simpatis/ mencegah orang tidur
4) Beta bloker : menimbulkan insomnia, mimpi buruk
5) Narkotika : mensuspensi REM, meningkatkan kantuk siang hari.
6) Alkohol: mengganggu tidur REM, mengganggu tidur REM, membangunkan
seseorang pada malam hari dan menyebabkan kesulitan untuk kembali tidur.
1. Tidur ± 6 jam/hari
2. Tahap REM 20-25 %
Usia tua
3. Tahap IV NREM menurun dan kadang-kadang absen
4. Sering terbangun pada malam hari
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat tidur
1) kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari
2) Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
3) Kebiasaan/pun saat tidur
15
4) Lingkungan tidur
5) Dengan siapa paien tidur
6) Obat yang di konsumsi sebelum tidur
7) Asupan dan stimulant
8) Perasaan pasien mengenai tidurnya
9) Apakah ada kesulitan tidur
10) Apakah ada perubahan tidur
b. Gejala Klinis
1) Perasaan Lelah
2) Gelisah
3) Emosi
4) Apetis
5) Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak
6) konjungtin merah dan mata perih
7) Perhatian tidak focus
8) Sakit kepala
c. Penyimpangan Tidur
1) Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan
untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseorang yang terbangun
dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia
(japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi
kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti
seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia
sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya
berkurang.
2) Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya
otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di
tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah
laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Lebih
banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.
3) Enuresis
16
2. Diagnosis Keperawatan
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan
metabolisme,kerusakan eliminasi,,pengaruh obat,imobilisasi, nyeri pada kaki, takut
operasi, lingkungan yang mengganggu.
b. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas saat
tidur,a(sleep apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara
optimal. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan
emosional, dan bebas dari perasaan gelisah.
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,yaitu Reticular
Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region(BSR). RAS di bagian atas
batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan
dan kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi
dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,sedangkan pada saat
tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR
DAFTAR PUSTAKA
R.H. (2008). Peran Manajerdalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksana dalam Peningkatan
Kualitas Pelayanan Asuhan Keperawatan. Jurnal IKESMA, 2(4)
Setadi, (2013). Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperwatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sudrajat, D.A. (2008). Aspek Hukum Praktik Keperawatan. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes
A. Yani, 12(2): 9-19.