Askep Perikarditis
Askep Perikarditis
PERIKARDITIS
1. Apipudin (210115052)
2. Elin Herlina (210115064)
3. Rahmawati (210115093)
4. Hesa Firdaus (210115127)
5. Beni Zainal Hakiki (210115126)
6. Lilis (210115058)
7. Siti Nurlela (210115101)
2021
1
KATA PENGHANTAR
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan
saraf otonom).
selaput pembungkkus terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral
lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar
jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu membutuhkan
makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan
koronaria.
3
Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan
yang paling sering ialah akut, perikarditis non spesifik (viral), infark miokard
dan uremia.
1.3 Tujuan
4
g. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan dari perikarditis.
1.4 Manfaat
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Perikarditis ialah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan
atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat
atau keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut, subakut, dan kronik.
2.1.2 Etiologi
Penyebab yang paling sering ialah reuma, yang merupakan 55% dari
6
Tabel 01.Macam Klasifikasi Perikarditis
7
Perikarditis b.d Demam rematik,
hipersensitivitas penyakit vaskular
atau autoimun kolagen: SLE,
reumatik arthritis,
skleroderma, akibat
obat: prokalnamid,
hidralazin, pasca
cedera kardiak.
2.1.3 Patofisiologi
perikardium.
mungkin.
6. Infeksi
8
1) Infeksi bakteri (misalnya, streptokokus, stapilokokus, meningokokus,
gonokokus)
9. Penyakit neoplasia
kanker payudara
2) Leukemia
3) Primer (mesotelioma)
12. Tuberculosis.
9
menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik
gangguan hemodinamika dan akan timbul keluhan sesak nafas dan gejala
jantung kongestif. Kriteria nyeri pada perikarditis akut dan tajam, berkurang
10
Pada pemeriksaan fisis didapatkan seorang anak yang tampak sakit berat,
hilangnya nadi pada inspirasi yang lebih nyata tampak pada pengukuran
tekanan darah.
Bila sudah ada bendungan vena, akan terlihat peninggian tekanan vena
jugularis dan pembesaran hepar yang sukar dibedakan dengan gagal jantung
kongestif. Pada inspeksi iktus kordis tidak terlihat dan pada palpasi juga iktus
Pasien dibaringkan ditempat tidur bila curah jantung masih belum baik,
sampai demam, nyeri dada dan friction rub menghilang Analgetik dapat
diberikan untuk mengurangi nyeri dan mempercep atreabsorbsi cairan pada
pasien dengan perikarditis rematik. Kortikosteroid dapat diberikan untuk
mengontrol gejala, mempercepat resolusi proses inflamasi dalam pericardium
dan mencegah kekambuhan efusi perikard.
Pasein dengan infeksi pericardium harus segera diobati dengan anti mikroba
pilihan begitu organisme penyebabnya dapat diidentifikasi.Perikarditis yang
berhubungan dengan demam rematik berespon baik dengan
pinisilin.Perikarditis akibat tuberculosis diobati dengan isoniasid,
etambutolhidroklorid, rifampisin, streptomisin dalam berbagai kombinasi
.ampoterisin B digunakan untuk perikarditis jamur, dan kartikosteroid
digunakan pada lupus eritematosus diseminata.
Bila kondisi pasien sudah membaik, aktivitas harus ditingkatkan secara
bertahap, tetapi bila nyeri demam atau friction rub kembali muncul, pasien
harus segera tirah baring.
11
2.1.5.2 Penatalaksanaan Medis
lebih cermat, karena dalam banyak hal, tidak ada penyebab yang jelas terlihat
dan evaluasi tekanan darah jugularis, dengan lekuk x yang menonjol, bahkan
diperhatikan.
12
Tamponade jantung harus dicapai bila terdapat perluasan daerah
perkusi yang redup di daerah dada anterior, nadi paradoksal, gambaran paru
tanpa gejala, atau mengeluh sesak dan kelemahan badab yang ringan, dan
perikardiosentesis.
13
2.1.6 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.1.6.1 Pengkajian
2.1.6.1.1 Anamnesa
a. Identitas pasien.
b. Keluhan utama: Nyeri dada atau sesak nafas
c. Riwayat penyakit sekarang
Harus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti edema
perifer, gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea,
dan paroxysmal nocturnal dyspnea . Kapan mulai serangan, sembuh atau
bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan stimulus apa yang sering
menimbulkan nyeri dada.
d. Riwayat penyakit dahulu
Harus diketahui apakah pasien pernah terkena TBC, rheumatoid, uremia,
ada trauma dada atau pernah mengalami serangan jantung lainnya.
e. Riwayat psikososial
Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga
penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan
perubahan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau
pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik dalam keluarga ataupun
dalam masyarakat.
14
Normal
15
- Penurunan TD
16
c. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan curah
jantung menurun
d. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan kelemahan dan
keletihan fisik
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan akumulasi cairan di
perikardium
2.1.6.5 Intervensi
TD normal
Aritmia jantung (-)
Penurunan curah jantung teratasi
Intervensi Rasional
Kolaborasi
17
jantung.
Palpasi nadi perifer
Istirahatkan klien dengan tirah baring Menurunkan kebutuhan pemompaan
optimal jantung
Observasi adanya hipotensi, peningkatan Manifestasi klinis pada kardiak
JVP, perubahan suara jantung, penuruna tamponade yang mungkin terjadi
tingkat kesadaran pada perikarditis ketika akumulasi
cairan eksudat pada rongga
perikardial.
Pantau perubahan pada sensorik Menunjukkan tidak adekuatnya
perfusi serebral sebagai dampak
sekunder terhadap penuruna curah
jantung
Kolaborasi Pembatasan natrium untuk
mencegah, mengatur,
Pemberian diet jantung
atau mengurangi edema.
Pemberian vasodilator Meningkatkan curah jantung,
menurunkan volume sirkulasi dan
tahanan vaskular sistemik, juga kerja
ventrikel
Intervensi Rasional
18
Mandiri Mengontrol penurunan curah
jantung
Palpasi nadi perifer
Pantau output urine Mengetahui respon ginjal dalam
menurunkan curah jantung
Istirahatkan klien dengan tirah baring Menurunkan kebutuhan pemompaan
optimal jantung
Observasi adanya hipotensi, peningkatan Manifestasi klinis pada kardiak
JVP, perubahan suara jantung, penuruna tamponade yang mungkin terjadi
tingkat kesadaran pada perikarditis ketika akumulasi
cairan eksudat pada rongga
perikardial.
Kaji perubahan pada sensorik Menunjukkan tidak adekuatnya
perfusi serebralk sebagai dampak
sekunder terhadap penuruna curah
jantung
Kolaborasi Pembatasan natrium untuk
mencegah, mengatur, atau
Pemberian diet jantung
mengurangi edema
Pemberian vasodilator Meningkatkan curah jantung,
menurunkan volume sirkulasi dan
tahanan vaskular sistemik, juga kerja
ventrikel
Kriteria hasil:
19
Intervensi Rasional
Mandiri 1. Indikator yang menunjukkan
embolisasi sistemik pada otak.
1. Evaluasi status mental.
Perhatikan terjadinya hemiparalisis, 2. Emboli arteri, mempengaruhi
afasia, kejang, muntah, peningkatan jantung dan / atau organ vital lain, dapat
TD. terjadi sebagai akibat dari penyakit
2. Selidiki nyeri dada, dispnea katup, dan/ atau disritmia kronis
tiba-tiba yang disertai dengan
3. Dapat mencegah pembentukan atau
takipnea, nyeri pleuritik, sianosis,
migrasi emboli pada pasien
pucat
endokarditis. Tirah baring lama,
Tingkatkan tirah baring dengan tepat membawa resikonya sendiri tentang
terjadinya fenomena tromboembolic.
1. Dorong latihan aktif/ bantu
dengan rentang gerak sesuai 4. Meningkatkan sirkulasi perifer dan
toleransi. aliran balik vena karenanya menurunkan
resiko pembentukan thrombus.
Kolaborasi Heparin dapat digunakan secara
profilaksis bila pasien memerlukan tirah
Berikan antikoagulan, contoh
baring lama, mengalami sepsis atau
heparin, warfarin (coumadin)
GJK, dan/atau sebelum/sesudah bedah
penggantian katup.
20
Tujuan : Meningkatkan kemampuan beraktifitas
Intervensi Rasional
Tingkatkan istirahat dan berikan aktivitas Mengurangi kebutuhan oksigen
senggang yang tidak berat
Anjurkan menghindari tekanan abdomen, Dengan mengejan dapat
seperti mengejan saat defekasi mengakibatkan bradikardi,
menurunkan curah jantung dan
takikardi, serta peningkatan TD
Tingkatkan klien duduk di kursi dan Untuk meningkatkan vena balik
tinggikan kaki klien
Pertahankan rentang gerak pasif selama Meningkatkan kontraksi otot
sakit krisis sehingga membantu vena balik
Bantu mobilisasi pasien Mencegah decubitus
Intervensi Rasional
Mandiri Suhu pasien merupakan tanda-
tanda terjadinya infeksi
Pantau suhu pasien
Kolaborasi
21
tindakan aspirasi efusi
Kolaborasi Fungsi perikardium untuk
konfirmasi dan mencari etiologi
Lakukan tindakan fungsi perikardium
efusi sebagai penegakan diagnosis
BAB 3
PENUTUP
.1 Kesimpulan
yang paling sering ialah akut, perikarditis non spesifik (viral), infark miokard
dan uremia.
.2 Saran
.2.1 Mahasiswa
Setelah membaca dan memahami konsep dasar pada gangguan sistem
kardiovaskuler perikarditis, diharapkan kepada mahasiswa dapat
mengambilnya sebagai pembelajaran sehingga dapat menerapkannya
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam praktek
keperawatan secara professional.
22
.2.2 Umum
Dengan membaca dan memahami konsep dasar pada gangguan sistem
kardiovaskuler perikarditis, Masyarakat di harapkan dapat meningkatkan
kualitas hidupnya dengan selalu menjaga dan membiasakan pola hidup
sehat sehingga dapat terhindar dari risiko penyakit perikarditis.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru W. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV. Penerbit Ilmu
Penyakit Dalam: Jakarta
23
24