Kerangka Acuan Kerja Pelayanan Kesehatan Bayi Dan Anak Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul TAHUN 2020 A. Latar Belakang
Kerangka Acuan Kerja Pelayanan Kesehatan Bayi Dan Anak Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul TAHUN 2020 A. Latar Belakang
98
92
76
71
61
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah kasus kematian bayi belum dapat
diturunkan secara signifikan dari tahun ke tahun. Upaya peningkatan kesehatan anak tidak
hanya terbatas pada kelangsungan hidup saja, tetapi juga pada kualitasnya.
Untuk meningkatkan status kesehatan anak, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
beserta jaringannya telah melaksanakan berbagai upaya kesehatan baik yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan siklus kehidupan /
continuum of care yang berarti bahwa upaya kesehatan tersebut ditujukan sejak masa
sebelum anak dalam masa kandungan hamil (remaja dan calon pengantin), persalinan, bayi
baru lahir, balita sampai prasekolah. Diharapkan dengan kualitas hidup anak yang baik,
akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang baik pula.
B. DASAR HUKUM
Tujuan Umum
Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) serta Meningkatkan Umur Harapan Hidup
(UHH) di Kabupaten Gunungkidul
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan status kesehatan bayi dan anak sehingga mampu tumbuh dan
berkembang sesuai dengan standar tumbuh kembangnya.
2. Meningkatkan status kesehatan bayi dan anak sehingga mampu menjadi generasi
yang berkualitas.
3. Meningkatkan akses serta kualitas pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir,
balita, anak pra sekolah.
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak lanjut dilaksanakan dalam kurun waktu 1
(satu) tahun (Januari – Desember 2020)
E. LOKASI PELAKSANAAN
Lokasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak adalah di Kabupaten
Gunungkidul (Puskesmas, Kecamatan dan Dinas Kesehatan) serta di wilayah D,I
Yogyakarta
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT
1. Trimester I
(Januari – Maret
2019)
Talk Show Tumbuh Kembang Balita Petugas Puskesmas 30 bidan
Sasaran ibu bayi dan puskesmas
Peningkatan kapasitas SDIDTK
balita 150 ibu bayi
Dokter Ahli/spesialis balita
Anak
Peningkatan Kapasitas dalam
Pelayanan KTAP
30 Puskesmas
Peningkatan Kapasitas MTBM dan
Puskesmas 18 orang dari
MTBS
Tim kesga GIZI kecamatan
Sosialisasi SHK bagi Lintas Sektor dan
Organisasi perempuan 22 orang dari
Organisasi Perempua
Lintas Sektor OPD organisasi
Refreshing Peningkatan pelayanan
perempuan
petugas KIA
Cetak leaflet kesehatan
No. Waktu Pelaksanaan Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan
3. Trimester III
(Juli-Sept. 2019)
Sosialisasi SHK bagi lintas Puskesmas 30 puskesmas
sektor dan organisasi Tim kesga GIZI 8 tim Kesga GIzi
perempuan Bayi balita Kabupaten 60 bayi balita
Refreshing Peningkatan Gunungkidul perwakilan
pelayanan petugas KIA Organisasi perempuan Puskesmas
Lomba Balita Sejahtera Lintas Sektor OPD 18 kecamatan
Indonesia 22 Organisasi
Implementasi penguatan
Puskesmas Mampu
Tatalaksana KtPA
Evaluasi pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas 30 Puskesmas
Puskesmas Fasilitas Kesehatan 15 fasyankes
Peningkatan kapasitas petugas Swasta
dalam pemeriksaan SHK
No. Waktu Pelaksanaan Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan
Pelaksana kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak adalah Seksi Kesga dan Gizi
Masyarakat serta lLntas Program terkait
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2020 sebesar
Rp 114.550.000 (Seratus empat belas juta lima ratus lima puluh ribu rupiah), yang terdiri
dari beberapa sumber dana, antara lain :
J. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini disusun sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak yang akan dilaksanakan pada tahun 2019,
dan memuat informasi mengenai latar belakang, dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi,
tahapan, keluaran, pelaksana kegiatan serta pembiayaannya.
KERANGKA ACUAN KERJA
PELAYANAN KESEHATAN IBU, REMAJA DAN USIA LANJUT
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2020
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah
satu indikator dalam menentukan status kesehatan masyarakat di suatu wilayah.
Masih tingginya AKI dan AKB di Kabupaten Gunungkidul merupakan
permasalahan yang harus ditangani bersama sama baik secara Lintas Program
maupun Lintas Sektoral dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Menurut
data Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA),
Jumlah kasus kematian ibu dan kematian bayi di Kabupaten Gunungkidul masih
cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dalam grafik berikut :
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah kasus kematian ibu maupun
kematian bayi belum dapat diturunkan secara signifikan dari tahun ke tahun. Hal
ini disebabkan adanya faktor lain (non obstetrik) yang secara tidak langsung
mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi sehingga meningkatkan risiko kesakitan
dan atau kematian pada masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas dan bayi
baru lahir.
Penyebab kematian ibu di Kabupaten Gunungkidul sebagian besar
disebabkan adanya penyakit penyerta pada ibu baik yang diderita ibu sejak
sebelum hamil maupun yang muncul selama kehamilan atau selama nifas.
Beberapa penyakit penyerta yang menjadi penyebab kematian ibu di Kabupaten
Gunungkidul diantaranya Hiperthiroid, Kelainan Jantung, Gagal Ginjal, dan
Kanker Payudara. Penyebab terbanyak di Tahun 2017 dan 2018 adalah
Penyakit Jantung serta di tahun 2019 terbanyak eclampsia dan jantung.
Sedangkan penyebab kematian bayi sebagian besar disebabkan oleh Berat Bayi
Lahir Rendah (BBLR) dan Asphiksia .
Menurut data PWS KIA, Ibu Hamil dengan faktor risiko di Kabupaten
Gunungkidul masih cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari Cakupan Deteksi
Faktor Risiko Tinggi (DFR) tahun 2018 mencapai 94,3% dan tahun 2019
sebesar 84.52%. Adapun faktor risiko yang banyak ditemukan diantaranya ibu
hamil dengan anemia tahun 2018 sebesar 17,71% dan tahun 2019 sebesar
19.84%, Kekurangan Energi Kronis / KEK tahun 2018 sebesar 16,47% dan
tahun 2019 sebesar 17.18. Hipertensi tahun 2018 sebesar 14,86% dan tahun
2019 menurun menjadi 8.29%. Selain itu juga ditemukan ibu hamil dengan
penyakit penyerta diantaranya ibu hamil dengan TBC (tidak ada kasus), HIV (6
kasus), Infeksi Menular Seksual / IMS (29 kasus) serta Hepatitis B (39 kasus).
Dengan adanya kondisi tersebut harus dilakukan upaya intervensi sedini
mungkin agar ibu hamil dapat melalui kehamilan dan persalinan dengan aman
dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Ante Natal Care (ANC) Terpadu
merupakan pelayanan perawatan kehamilan yang dilaksanakan di Fasyankes
secara terpadu / komprehensif terhadap ibu hamil sebagai upaya skrining faktor
risiko atau risiko tinggi sehingga dapat dilakukan intervensi yang cepat dan
tepat.
Untuk meningkatkan status ibu dan anak, Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul beserta jaringannya telah melaksanakan berbagai upaya
kesehatan baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan
pendekatan siklus kehidupan / continuum of care yang berarti bahwa upaya
kesehatan tersebut ditujukan sejak masa sebelum hamil (remaja dan calon
pengantin), masa hamil, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, balita, anak pra
sekolah, remaja serta upaya kesehatan pada lansia. Dengan pola hidup sehat
dan skrining yang tepat, maka dapat dicapai kehidupan lansia yang sehat dan
mandiri.
B. DASAR HUKUM
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
serta Meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) di Kabupaten Gunungkidul
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan status kesehatan ibu sehingga mampu menjalani proses
reproduksi yang sehat dan aman
2. Meningkatkan status kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi
penerus yang sehat
3. Meningkatkan akses serta kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi
baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja, serta lanjut usia
4. Menjamin tercapainya kualitas hidup serta hak - hak reproduksi
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Remaja dan Usia Lanjut dilaksanakan dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun (Januari – Desember 2020)
E. LOKASI PELAKSANAAN
Lokasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu, remaja dan Usia Lanjut
adalah di Kabupaten Gunungkidul (Puskesmas, Kecamatan dan Dinas
Kesehatan) serta di wilayah D,I Yogyakarta
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT
2. Trimester II Peningkatan Kapasitas petugas Tim Kesga Gizi 8 org tim Kesga
(April-Juni lansia Puskesmas Gizi
2019) Kampanye HLUN Posyandu lansia 30 org petugas
LS Terkait Puskesmas
30 kader
posyandu
Lansia
150 Lansia
4 orang dari
OPD terkait
Waktu Jumlah Orang
No. Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan
Pelaksanaan Terlibat
Workshop Revisi manual rujukan Puskesmas 30 org dari
Koordinasi dan pembinaan bagi RS Puskesmas
Fasyankes Swasta Fasyankes swasta 4 orang dari RS
40 orang dari
fasyankes
Swasta
Peningkatan kapasitas petugas Bidan Puskesmas 40 Bidan
KB
Evaluasi pelaksanaan kelas Catin Puskesmas 30 petugas
Rakor PKPR KUA Puskesmas
Superfisi fasilitatif ke Puskesmas Penyuluh Pernikahan 18 petugas KUA
(Gereja) 2 petugas
Penyuluh
pernikahan
(gereja)
3. Trimester III Kampanye Remaja Sehat Tim Kesga Gizi 8 orang tim
(Juli-Sept. Peningkatan Kapasitas Fasilitator Sekolah Binaan kesga Gizi
2019) Kelas Ibu Puskesmas 10
Konsinyering Evaluasi dan RS pendamping
perencanaan jampersal Fasyankes swasta sekolan
Pemantapan Implementasi manual binaan
Rujukan 30 petugas
puskesmas
Waktu Jumlah Orang
No. Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan
Pelaksanaan Terlibat
4 petugas RS
60 bidan dari
fasyankes
swasta
4. Trimester IV Seminar KIA RS 150 bidan
(Okt-Des. Validasi data Gizi, KIA dan KB Puskesmas dari RS,
2019) Peningkatan kapasitas petugas Fasyankes swasta Puskesmas
dalam penanganan dan
kegawatdaruratan maternal dan Fasyankes
perinatal swasta
Evaluasi Puskesmas Santun 90 0rang
lansia petugas
gizi, bikor
KIA dan
Bikor KB
25 bidan
30 orang
petugas
lansia
puskesmas
G. KELUARAN (OUTPUT)
No Indikator Out Put Target
1. Jumlah ibu hamil dilakukan penjaringan dan dipetakan 8944 Bumil
2. Jumlah ibu hamil dilakukan pemeriksaan antenatal 8944 Bumil
terpadu
3. Jumlah Fasyankes yang mengisi buku KIA 145 Fasyankes
(RS, Puskesmas,
Klinik dan PMB)
4. ibu hamil yang memanfaatkan buku KIA 8944
5. Jumlah puskesmas mengisi Kohort, PWS dan website 30 Puskesmas
Kesga
6. Jumlah fasyankes melakukan rujukan 145 Fasyankes
7. Jumlah ibu bersalin dilakukan pendataan 7540 Ibu Bersalin
8. Jumlah ibu bersalin diberikan pelayanan 7540 Ibu Bersalin
9. Jumlah lansia dilakukan pendataan 11018 Lansia
10. Jumlah lansia dilakukan skrining kesehatan 11018 Lansia
11. Jumlah puskesmas melakukan pencatatan dan 30 Puskesmas
pelaporan
12. Jumlah puskesmas melakukan pelayanan kesehatan 30 Puskesmas
remaja
13. Jumlah Puskesmas melakukan pelayanan kesehatan 30 Puskesmas
reproduksi
H. PELAKSANA
Pelaksana kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Remaja dan Usia lanjut adalah
Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat serta lintas Program terkait
J. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini disusun sebagai gambaran umum dan penjelasan
mengenai Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Remaja dan Usia Lanjut yang
akan dilaksanakan pada tahun 2020, dan memuat informasi mengenai latar
belakang, dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan, keluaran, pelaksana
kegiatan serta pembiayaannya.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
1. LATAR BELAKANG : Dalam upaya untuk mewujudkan visi dan misi Indonesia Sehat maka
dilakukan melalui pendekatan promosi kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam kemandirian masyarakat
di bidang kesehatan secara luas. Pemasyarakatan penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS ) didalam kehidupan sehari-hari
diharapkan mampu mendukung terciptanya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, karena dengan PHBS dapat memutus rantai
penularan penyakit infeksi seperti diare, TBC, DBD dan penyakit
menular lain yang disebabkan oleh bakteri maupun virus. Selain itu juga
dengan PHBS dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit
tidak menular terutama penyakit degeneratif seperti DM, Kanker,
hipertensi. Hal ini dapat diupayakan apabila semua anggota keluarga di
Indonesia melaksanakan gerakan sadar hidup sehat dengan
menerapkan PHBS.
Dalam menyebarluaskan informasi kesehatan diperlukan kegiatan yang
medukung perubahan perilaku ersebut. Kegiatan dilakukan dengan
metode dan media sesuai keluaran yang diinginkan.
2. MAKSUD DAN : a. Maksud
TUJUAN Maksud kegiatan adalah melaksanakan kegiatan penyebarluasan
informasi dan pesan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat kepada
masyarakat luas untuk ber PHBS.
b. Tujuan
Tujuannya yaitu:
- Meningkatnya pengetahuan masyarakat hidup sehat.
- Meningkatnya kemauan masyarakat untuk hidup sehat.
- Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
3. TARGET / SASARAN : Target / sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini adalah
terselenggaranya kegiatan PHBS.
4. NAMA : Nama organisasi yang melaksanakan/menyelenggarakan pengadaan
ORAGANISASI barang:
PENGADAAN Seksi : Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
BARANG Bidang : Kesehatan Masyarakat
OPD : Dinas Kesehatan Kab. Gunungkidul
5. SUMBER DANA : Sumber dana:
DAN PERKIRAAN BOK UKM (Belanja Operasinal Kesehatan) TA 2020 dan DAU TA 2020.
BIAYA
Total perkiraan biaya yang diperlukan:
Rp 422.268.000,00 (empat ratus dua puluh dua juta dua ratus enam
puluh delapan ribu rupiah)
6. JANGKA WAKTU : 12(dua belas) bulan.
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
7. TENAGA AHLI / : Tidak diperlukan
TERAMPIL
8. SPESIFIKASI TEKNIS : Spesifikasi teknis dan gambar (brosur) terlampir
9. PERSYARATAN : a. Pengiriman:
LAINNYA -
b. Pengepakan:
-
c. Instalasi / pemasangan:
-
d. Layanan tambahan:
-
e. Uji fungsi:
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBERDAYAAN UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT
1. LATAR BELAKANG : Dalam upaya untuk mewujudkan visi dan misi Indonesia Sehat maka
dilakukan melalui pendekatan promosi kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam kemandirian masyarakat
di bidang kesehatan secara luas.
Menumbuhkan kemandirian masyarakat dengan menyadarkan
masyarakat bahwa kesehatan merupakan kebutuhan masyarakat.
Proses penyadaran ini perlu peran dukungan kelompok masyarakat
yang sengaja dibentuk melalui pemberdayaan masyarakat.
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat adalah jenis upaya yang
dikembangkan untuk menjaring partisipatif masyarakat dalam
mengenal masalah kesehatan,merencanakan penyelesaian masalah dan
melaksanakan kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut.
2. MAKSUD DAN : a. Maksud
TUJUAN Maksud kegiatan adalah untuk meningkatkan partisipatif
masyarakat dan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan.
b. Tujuan
Tujuan kegiatan pengembangan UKBM yaitu:
- Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam identifikasi masalah
kesehatan.
- Meningkatnya kemauan masyarakat untuk melakukan analisis
pemecahan masalah kesehatan
- Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperan aktif
menyelesaikan masalah kesehatan
3. TARGET / SASARAN : Target / sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini adalah
terbinanya UKBM.
4. NAMA : Nama organisasi yang melaksanakan/menyelenggarakan pengadaan
ORAGANISASI barang:
PENGADAAN Seksi : Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
BARANG Bidang : Kesehatan Masyarakat
OPD : Dinas Kesehatan Kab. Gunungkidul
5. SUMBER DANA : Sumber dana:
DAN PERKIRAAN BOK UKM (Belanja Operasinal Kesehatan) TA 2019 dan DAU TA 2020
BIAYA
Total perkiraan biaya yang diperlukan:
Rp 479.260.000,00 (empat ratus tujuh puluh Sembilan juta dua ratus
enam puluh juta rupiah)
6. JANGKA WAKTU : 12(dua belas) bulan.
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
7. TENAGA AHLI / : Tidak diperlukan
TERAMPIL
8. SPESIFIKASI TEKNIS : Spesifikasi teknis dan gambar (brosur) terlampir
9. PERSYARATAN : a. Pengiriman:
LAINNYA -
b. Pengepakan:
-
c. Instalasi / pemasangan:
-
d. Layanan tambahan:
-
e. Uji fungsi:
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
DAN ZOONOSIS (P2PTM & Z)
TAHUN ANGGARAN 2020
A. Latar Belakang
B. DASAR HUKUM
C. Tujuan
D. Waktu Pelaksanaan
E. Lokasi Pelaksanaan
F. Tahapan Pelaksanaan
H. Pelaksana
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double
burden), yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif. Pemberantasan penyakit
menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga
pemberantasannya memerlukan kerjasama antar daerah.
Program Surveilans dan Imunisasi adalah salah satu program yang penting dalam tindakan
pengendalian dan pencegahan penyakit baik menular maupun tidak menular, dan penanggulangan
wabah, Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dan keracunan. Untuk dapat melakukan kegiatan tersebut
pemerintah telah mengembangkan sistem surveilans penyakit melalui Sistem Surveilans Terpadu
(SST), Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1984 nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3273)
2. Undang_undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3447)
4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193)
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang organisasi dan
Tata kerja kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741)
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang jenis Penyakit
Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 nomor 503).
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan
Pangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 172),
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 tentang Isthitaah Kesehatan Haji
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
C. TUJUAN
Kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi ini bertujuan:
1. Terlaksananya pengendalian KLB penyakit menular dan keracunan pangan sesuai pedoman
2. Terlaksananya Program Imunisasi sesuai dengan pedoman
3. Terlaksananya pemeriksaan kesehatan Calon Jamaah sesuai dengan pedoman
D. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi dilaksanakan selama 12 (dua belas) Bulan mulai
Bulan Januari s/d Desember 2020.
E. Lokaasi Pelaksanaaan
Lokasi kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi adalah di Dinas Kesehatan dan Puskesmas Se-
wilayah Kabupaten Gunungkidul.
F. Keluaran (Output)
Keluaran kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi adalah
1. Jumlah KLB ditangani kurang dari 24 jam sejumlah 20 kasus
2. Jumlah laporan SKDR sejumlah 1560 laporan
3. Jumlah bayi yang diberikan imunisasi per antigen 7854 bayi
4. Jumlah calon jamaah haji yang mendapatkan pelayanan kesehatan 380 orang
G. PELAKSANA
Kegiatan program Surveilans dan Imunisasi dilaksanakan Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi
dan seluruh staf.
H. SUMBER DANA
Dana kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2020 Sebesar Rp 330.755.000,- (Tiga
Ratus Tiga Puluh Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Lima Ribu Rupiah).
I. PENUTUP
Kerangka Acuan ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan Program
Surveilans dan Imunisasi yang akan dilaksanakan pada Tahun 2020, yang memuat informasi
mengenai latar Belakang , dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi , keluaran, pelaksana kegiatan
serta pembiayaannya.
KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN BARANG DAN JASA
PEKERJAAN BELANJA BARANG DAN JASA PENGADAAN BAHAN KIMIA
================================================================================
1 LATAR BELAKANG : UPT Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul merupakan Unit Pelaksana teknis Dinas kesehatan yang
dalam tahun 2020 melaksanakan tugas pokok fungsinya dalam 2
program kegiatan.
Dalam Program Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan
terdapat kegiatan pengadaan bahan kimia untuk uji kualitas air,
makanan/minuman, dan uji laboratorium klinik.
Dalam 3 uji laboratorium tersebut, diperlukan reagen kimia yang
berbeda sesuai parameter uji dan alat ukur yang dipakai. Untuk
memenuhi pelaksanaan Anggaran, dan agar mencapai maksud,
tujuan, sasaran tersebut, ruang lingkup dan pengorganisasianya
disusun dalam satu Kerangka Acuan kerja sehingga pekerjaan,
anggaran yang disediakan serta keluaran sesuai dengan yang
dihasilkan.
4 TARGET/SASARAN : Tersedianya bahan kimia uji kualitas air, keamanan pangan, dan uji
laboratorium klinik sebagaimana tersebut dalam lampiran
7 JANGKA WAKTU : Pemilihan Penyedia dari Bulan februari 2020 s/d bulan November
PELAKSANAAN 2020
PEKERJAAN Pelaksanaan Pekerjaan mulai Bulan februari 2020 s/d bulan
November 2020
Pemanfaatan barang mulai Bulan Maret 2020 s/d bulan Januari 2021
9 SPESIFIKASI TEKNIS : -
10 PERSYARATAN LAINNYA : -
Kebutuhan Reagen Kimia untuk Uji Kualitas Air bersih dan air minum
No Nama Reagen Pabrikan Harga satuan kit Volume Jumlah Harga Keterangan
1 Arsen Merck Rp 6.421.000 1 Rp 6.421.000 belum pajak
2 Alumunium Hach Rp 3.200.000 1 Rp 3.200.000 belum pajak
3 Chlorida Hach Rp 2.900.000 2 Rp 5.800.000 belum pajak
4 Chrom Merck Rp 6.781.000 2 Rp 13.562.000 belum pajak
5 Besi Merck Rp 3.691.000 2 Rp 7.382.000 belum pajak
6 Nitrat Merck Rp 6.004.000 2 Rp 12.008.000 belum pajak
7 Nitrit Merck Rp 4.837.000 2 Rp 9.674.000 belum pajak
8 Mangan Hach Rp 1.590.000 2 Rp 3.180.000 belum pajak
9 Sianida Merck Rp 5.414.000 2 Rp 10.828.000 belum pajak
10 Flouride Hach Rp 670.000 2 Rp 1.340.000 belum pajak
11 Timbal Hach Rp 4.050.000 1 Rp 4.050.000 belum pajak
12 Tembaga Hach Rp 7.618.773 1 Rp 7.618.773 belum pajak
13 Seng Merck Rp 6.150.000 2 Rp 12.300.000 belum pajak
14 Sulfat Hach Rp 690.000 2 Rp 1.380.000 belum pajak
15 Kesadahan Hach Rp 1.720.000 2 Rp 3.440.000 belum pajak
16 Cadmium Merck Rp 6.886.000 1 Rp 6.886.000 belum pajak
Jumlah Rp 109.069.773
No Nama Reagen Pabrikan Harga satuan kit Volume Jumlah Harga Keterangan
1 Borax Rp 330.000 Rp 1 Rp 330.000 belum pajak
2 Arsen Rp 1.200.000 Rp 1 Rp 1.200.000 belum pajak
3 Sianida Rp 1.200.000 Rp 1 Rp 1.200.000 belum pajak
4 Rhodamin B Rp 600.000 Rp 1 Rp 600.000 belum pajak
5 Methanyl Yellow Rp 350.000 Rp 1 Rp 350.000 belum pajak
6 Formalin Rp 330.000 Rp 1 Rp 330.000 belum pajak
Jumlah Rp 4.010.000 belum pajak
No Nama Reagen Pabrikan Harga satuan kit Volume Jumlah Harga Keterangan
1 Kolesterol Rp 400.000 6 Rp 2.400.000 belum pajak
2 Glukosa Rp 700.000 6 Rp 4.200.000 belum pajak
3 Trigliseride Rp 630.000 5 Rp 3.150.000 belum pajak
4 Asam Urat Rp 400.000 4 Rp 1.600.000 belum pajak
Jumlah Rp 11.350.000 belum pajak
Rekapitulasi Harga kebutuhan reagen Kimia Thn 2020 (Nilai Dollar Rp. 14.000)
No Nama Reagen Pabrikan Harga satuan kit Volume Jumlah Harga Keterangan
1 Uji Kualitas Air Rp 109.069.773 Termasuk Pajak
2 Uji Keamanan Pangan Rp 4.010.000 Termasuk Pajak
3 Uji Laboratorium Klinik Rp 11.350.000 Termasuk Pajak
Jumlah Rp 124.429.773 Termasuk Pajak
Pajak 10% Rp 12.442.977 Termasuk Pajak
Jumlah Rp 136.872.750 Termasuk Pajak