Anda di halaman 1dari 36

KERANGKA ACUAN KERJA

PELAYANAN KESEHATAN BAYI DAN ANAK


DINAS KESEHATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2020
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya Kesehatan Anak yang dilakukan
sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan. Stimulasi adalah kegiatan
merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan
berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi secara rutin
sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi t u m b u h
k e m b a n g a n a k d i l a k u k a n o l e h i b u d a n a ya h ya n g m e r u p a k a n o r a n g
t e r d e k a t a n a k , pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di
lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak
bahkan gangguan yang menetap. Kegiatan stimulasi deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang anak (SDIDTK) yang menyeluruh dan
terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat,
organisasi profesi akan m e n i n g k a t k a n k u a l i t a s t u m b u h k e m b a n g a n a k u s i a
d i n i d a n k e s i a p a n m e m a s u k i j e n j a n g pendidikan forrmal.
Perkembangan anak dari masa konsepsi sampai dewasa merupakan tanggung jawab
semua pihak baik orang tua, masyarakat, petugas kesehatan dan negara. Negara
melaksanakan berbagai upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam
kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, Seperti halnya yang UU Kesehatan
no 36 tahun 2019 yang menyebutkan Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus
ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas dan
berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak.
Angka Kematian bayi adalah salah satu indikator yang menentukan IKM (Indeks
Kesehatan Masyarakat di suatu daerah tertentu, dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan
data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak di tahun 2018 angka
kematian bayi adalah 10,3 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab terbanyak adalah asfiksia 24
kasus, BBLR 21 Kasus, Penyakit Jantung 11 kasus, Kelainan Kongenital 9 kasus, Infeksi 7
kasus, ikterik 2 kasus, mikrosefalus 1 kasus, dan bronchopneumonia 1 kasus.
Jumlah Kasus Kematian Bayi
Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2015 – 2019

98
92

76
71
61

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah kasus kematian bayi belum dapat
diturunkan secara signifikan dari tahun ke tahun. Upaya peningkatan kesehatan anak tidak
hanya terbatas pada kelangsungan hidup saja, tetapi juga pada kualitasnya.
Untuk meningkatkan status kesehatan anak, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
beserta jaringannya telah melaksanakan berbagai upaya kesehatan baik yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan siklus kehidupan /
continuum of care yang berarti bahwa upaya kesehatan tersebut ditujukan sejak masa
sebelum anak dalam masa kandungan hamil (remaja dan calon pengantin), persalinan, bayi
baru lahir, balita sampai prasekolah. Diharapkan dengan kualitas hidup anak yang baik,
akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang baik pula.

B. DASAR HUKUM

1. Undang Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa sesudah melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan Seksual
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 61 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis DAK
Non Fisik Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
7. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2015 tentang Pencegahan
Perkawinan Pada Usia Anak
8. Peraturan Bupati No 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
9. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Nomor
44/DPA/2019
10. Buku Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA),
Departemen Kesehatan RI Tahun 2009
11. Buku Pedoman ANC Terpadu, Kementrian Kesehatan RI Tahun 2010
C. TUJUAN

Tujuan Umum

Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) serta Meningkatkan Umur Harapan Hidup
(UHH) di Kabupaten Gunungkidul

Tujuan Khusus

1. Meningkatkan status kesehatan bayi dan anak sehingga mampu tumbuh dan
berkembang sesuai dengan standar tumbuh kembangnya.

2. Meningkatkan status kesehatan bayi dan anak sehingga mampu menjadi generasi
yang berkualitas.

3. Meningkatkan akses serta kualitas pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir,
balita, anak pra sekolah.

4. Menjamin tercapainya kualitas hidup anak

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak lanjut dilaksanakan dalam kurun waktu 1
(satu) tahun (Januari – Desember 2020)
E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak adalah di Kabupaten
Gunungkidul (Puskesmas, Kecamatan dan Dinas Kesehatan) serta di wilayah D,I
Yogyakarta
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

No. Waktu Pelaksanaan Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan

1. Trimester I
(Januari – Maret
2019)
 Talk Show Tumbuh Kembang Balita  Petugas Puskesmas  30 bidan
 Sasaran ibu bayi dan puskesmas
 Peningkatan kapasitas SDIDTK
balita  150 ibu bayi
 Dokter Ahli/spesialis balita
Anak
 Peningkatan Kapasitas dalam
Pelayanan KTAP
 30 Puskesmas
 Peningkatan Kapasitas MTBM dan
 Puskesmas  18 orang dari
MTBS
 Tim kesga GIZI kecamatan
 Sosialisasi SHK bagi Lintas Sektor dan
 Organisasi perempuan  22 orang dari
Organisasi Perempua
 Lintas Sektor OPD organisasi
 Refreshing Peningkatan pelayanan
perempuan
petugas KIA
 Cetak leaflet kesehatan
No. Waktu Pelaksanaan Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan

 Bimtek kesehatan bayi dan balita


2.  Refreshing Petugas dalam pelayanan  Tim Kesga Gizi  8 org tim Kesga
Trimester II MTBS  Puskesmas Gizi
(April-Juni 2019)  Cetak leaflet kesehatan anak  30 org petugas
Puskesmas
 Cetak formulir pemeriksaan MTBS  Puskesmas  30 org dari
 Cetak pedoman KTPA  Fasyankes swasta Puskesmas
 Koordinasi Petugas KtPA  2 fasyankes
 Penguatan Implementasi Puskesmas Swasta
PKPR
 Bimtek kesehatan bayi dan balita

 Refreshing Peningkatan pelayanan  Petugas Puskesmas  30 petugas


petugas KIA  Fasyankes Puskesmas
 Rakor Petugas SHK  10 Fasyankes
 Rakor Petugas MTBS
 Cetak buku pedoman SDIDTK
 Bimtek kesehatan bayi dan balita
No. Waktu Pelaksanaan Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan

3. Trimester III
(Juli-Sept. 2019)
 Sosialisasi SHK bagi lintas  Puskesmas 30 puskesmas
sektor dan organisasi  Tim kesga GIZI 8 tim Kesga GIzi
perempuan  Bayi balita Kabupaten 60 bayi balita
 Refreshing Peningkatan Gunungkidul perwakilan
pelayanan petugas KIA  Organisasi perempuan Puskesmas
 Lomba Balita Sejahtera Lintas Sektor OPD 18 kecamatan
Indonesia 22 Organisasi

 Koordinasi Petugas KtPA perempuan

 Implementasi penguatan
Puskesmas Mampu
Tatalaksana KtPA
 Evaluasi pelaksanaan SDIDTK di  Puskesmas 30 Puskesmas
Puskesmas  Fasilitas Kesehatan 15 fasyankes
 Peningkatan kapasitas petugas Swasta
dalam pemeriksaan SHK
No. Waktu Pelaksanaan Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan

 Pertemuan Review Maternal


Perinatal
 Validasi Data Kematian Bayi
4. Trimester IV
(Okt-Des. 2019)
 Rakor KTAP  Puskesmas  30
 LBSI Puskesmas puskesmas
G. KELUARAN (OUTPUT)

Terlaksananya Lomba Balita Sehat Indonesia


H. PELAKSANA

Pelaksana kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak adalah Seksi Kesga dan Gizi
Masyarakat serta lLntas Program terkait

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)

Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2020 sebesar
Rp 114.550.000 (Seratus empat belas juta lima ratus lima puluh ribu rupiah), yang terdiri
dari beberapa sumber dana, antara lain :

1. Anggaran Biaya Operasional Kesehatan (BOK) : Rp. 64.550.000,-

2. Anggaran Pajak rokok : Rp. 50.000.000,-

J. PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja ini disusun sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak yang akan dilaksanakan pada tahun 2019,
dan memuat informasi mengenai latar belakang, dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi,
tahapan, keluaran, pelaksana kegiatan serta pembiayaannya.
KERANGKA ACUAN KERJA
PELAYANAN KESEHATAN IBU, REMAJA DAN USIA LANJUT
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2020

A. LATAR BELAKANG
Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah
satu indikator dalam menentukan status kesehatan masyarakat di suatu wilayah.
Masih tingginya AKI dan AKB di Kabupaten Gunungkidul merupakan
permasalahan yang harus ditangani bersama sama baik secara Lintas Program
maupun Lintas Sektoral dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Menurut
data Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA),
Jumlah kasus kematian ibu dan kematian bayi di Kabupaten Gunungkidul masih
cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dalam grafik berikut :

Jumlah Kasus Kematian Ibu dan Kematian Bayi


Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2015 – 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah kasus kematian ibu maupun
kematian bayi belum dapat diturunkan secara signifikan dari tahun ke tahun. Hal
ini disebabkan adanya faktor lain (non obstetrik) yang secara tidak langsung
mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi sehingga meningkatkan risiko kesakitan
dan atau kematian pada masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas dan bayi
baru lahir.
Penyebab kematian ibu di Kabupaten Gunungkidul sebagian besar
disebabkan adanya penyakit penyerta pada ibu baik yang diderita ibu sejak
sebelum hamil maupun yang muncul selama kehamilan atau selama nifas.
Beberapa penyakit penyerta yang menjadi penyebab kematian ibu di Kabupaten
Gunungkidul diantaranya Hiperthiroid, Kelainan Jantung, Gagal Ginjal, dan
Kanker Payudara. Penyebab terbanyak di Tahun 2017 dan 2018 adalah
Penyakit Jantung serta di tahun 2019 terbanyak eclampsia dan jantung.
Sedangkan penyebab kematian bayi sebagian besar disebabkan oleh Berat Bayi
Lahir Rendah (BBLR) dan Asphiksia .
Menurut data PWS KIA, Ibu Hamil dengan faktor risiko di Kabupaten
Gunungkidul masih cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari Cakupan Deteksi
Faktor Risiko Tinggi (DFR) tahun 2018 mencapai 94,3% dan tahun 2019
sebesar 84.52%. Adapun faktor risiko yang banyak ditemukan diantaranya ibu
hamil dengan anemia tahun 2018 sebesar 17,71% dan tahun 2019 sebesar
19.84%, Kekurangan Energi Kronis / KEK tahun 2018 sebesar 16,47% dan
tahun 2019 sebesar 17.18. Hipertensi tahun 2018 sebesar 14,86% dan tahun
2019 menurun menjadi 8.29%. Selain itu juga ditemukan ibu hamil dengan
penyakit penyerta diantaranya ibu hamil dengan TBC (tidak ada kasus), HIV (6
kasus), Infeksi Menular Seksual / IMS (29 kasus) serta Hepatitis B (39 kasus).
Dengan adanya kondisi tersebut harus dilakukan upaya intervensi sedini
mungkin agar ibu hamil dapat melalui kehamilan dan persalinan dengan aman
dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Ante Natal Care (ANC) Terpadu
merupakan pelayanan perawatan kehamilan yang dilaksanakan di Fasyankes
secara terpadu / komprehensif terhadap ibu hamil sebagai upaya skrining faktor
risiko atau risiko tinggi sehingga dapat dilakukan intervensi yang cepat dan
tepat.
Untuk meningkatkan status ibu dan anak, Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul beserta jaringannya telah melaksanakan berbagai upaya
kesehatan baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan
pendekatan siklus kehidupan / continuum of care yang berarti bahwa upaya
kesehatan tersebut ditujukan sejak masa sebelum hamil (remaja dan calon
pengantin), masa hamil, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, balita, anak pra
sekolah, remaja serta upaya kesehatan pada lansia. Dengan pola hidup sehat
dan skrining yang tepat, maka dapat dicapai kehidupan lansia yang sehat dan
mandiri.

B. DASAR HUKUM

1. Undang Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa sesudah
melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan
Kesehatan Seksual
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan
Masyarakat
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 61 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis
DAK Non Fisik Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
8. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2015 tentang Pencegahan
Perkawinan Pada Usia Anak
9. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 20 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Operasional Penggunaan Dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK).
10. Peraturan Bupati No 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
11. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
Nomor 44/DPA/2019
12. Buku Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA), Departemen Kesehatan RI Tahun 2009
13. Buku Pedoman ANC Terpadu, Kementrian Kesehatan RI Tahun 2010
14. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat
Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI Tahun 2017.
15. Buku Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja,
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2014
16. Buku Pedoman Gizi Seimbang, Kementerian Kesehatan tahun 2015

C. TUJUAN
Tujuan Umum
Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
serta Meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) di Kabupaten Gunungkidul
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan status kesehatan ibu sehingga mampu menjalani proses
reproduksi yang sehat dan aman
2. Meningkatkan status kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi
penerus yang sehat
3. Meningkatkan akses serta kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi
baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja, serta lanjut usia
4. Menjamin tercapainya kualitas hidup serta hak - hak reproduksi

D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Remaja dan Usia Lanjut dilaksanakan dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun (Januari – Desember 2020)

E. LOKASI PELAKSANAAN
Lokasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu, remaja dan Usia Lanjut
adalah di Kabupaten Gunungkidul (Puskesmas, Kecamatan dan Dinas
Kesehatan) serta di wilayah D,I Yogyakarta
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT

Waktu Jumlah Orang


No. Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan
Pelaksanaan Terlibat
1. Trimester I  Pelayanan Jampersal  Tim Pengelola  5 Orang  Pelayanan
(Januari –  Sewa dan Akomodasi Rumah Jampersal  3 Orang Jampersal
Maret 2019) Tunggu Kelahiran Kabupaten.  3 RS, 30 dan dilaksanakan
 Rakor Jampersal  Tim Verifikator 40 Klinik/ PMB sepanjang
 Bimtek jampersal Jampersal Tahun
 Advokasi Pelaksanaan  Peserta jejaring Anggaran.
jampersal Pelayanan Jampersal  Rakor
 Penyusunan Perbup di Kabupaten. jampersal
Pelaksanaan Jampersal dilaksanakan
per trimester
 Pengembangan SMS Bunda  Tim Pengelola SMS  30 puskesmas
 Biaya Pemeliharaan Jaringan Bunda Kabupaten.  9000 ibu hamil
SMS Bunda  Tenaga Kesehatan
/Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
 Sasaran ibu hamil /
Masyarakat
 Advokasi Program kesehatan ibu,  Tim Kesga Gizi  8 orang
anak, remaja dan lansia untuk  Puskesmas  30 Puskesmas
Lintas Sektor  Kecamatan  18 orang dari
 Sekolah Binaan dari kecamatan
Waktu Jumlah Orang
No. Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan
Pelaksanaan Terlibat
 Diseminasi Pembinaan Peer Puskesmas PKPR  10 guru
Konselor pembimbing dari
 Orientasi Pendamping Peer Sekolah Binaan
Koselor
 Rakor Petugas KIA  Puskesmas  30 Bikor KIA Rakor
 Rakor Petugas KB  30 Bikor KB dilaksanakan
 Rakor Petugas Lans1a  30 Petugas setiap trimester
 Rakor Petugas Kesehatan Ramaja lansia
 30 org
Penanggungjaw
ab progran
kesehatan
remaja

2. Trimester II  Peningkatan Kapasitas petugas  Tim Kesga Gizi  8 org tim Kesga
(April-Juni lansia  Puskesmas Gizi
2019)  Kampanye HLUN  Posyandu lansia  30 org petugas
 LS Terkait Puskesmas
 30 kader
posyandu
Lansia
 150 Lansia
 4 orang dari
OPD terkait
Waktu Jumlah Orang
No. Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan
Pelaksanaan Terlibat
 Workshop Revisi manual rujukan  Puskesmas  30 org dari
 Koordinasi dan pembinaan bagi  RS Puskesmas
Fasyankes Swasta  Fasyankes swasta  4 orang dari RS
 40 orang dari
fasyankes
Swasta
 Peningkatan kapasitas petugas  Bidan Puskesmas  40 Bidan
KB
 Evaluasi pelaksanaan kelas Catin  Puskesmas  30 petugas
 Rakor PKPR  KUA Puskesmas
 Superfisi fasilitatif ke Puskesmas  Penyuluh Pernikahan  18 petugas KUA
(Gereja)  2 petugas
Penyuluh
pernikahan
(gereja)

3. Trimester III  Kampanye Remaja Sehat  Tim Kesga Gizi  8 orang tim
(Juli-Sept.  Peningkatan Kapasitas Fasilitator  Sekolah Binaan kesga Gizi
2019) Kelas Ibu  Puskesmas  10
 Konsinyering Evaluasi dan  RS pendamping
perencanaan jampersal  Fasyankes swasta sekolan
 Pemantapan Implementasi manual binaan
Rujukan  30 petugas
puskesmas
Waktu Jumlah Orang
No. Sub-Aktivitas Pihak Terkait Keterangan
Pelaksanaan Terlibat
 4 petugas RS
 60 bidan dari
fasyankes
swasta
4. Trimester IV  Seminar KIA  RS  150 bidan
(Okt-Des.  Validasi data Gizi, KIA dan KB  Puskesmas dari RS,
2019)  Peningkatan kapasitas petugas  Fasyankes swasta Puskesmas
dalam penanganan dan
kegawatdaruratan maternal dan Fasyankes
perinatal swasta
 Evaluasi Puskesmas Santun  90 0rang
lansia petugas
gizi, bikor
KIA dan
Bikor KB
 25 bidan
 30 orang
petugas
lansia
puskesmas
G. KELUARAN (OUTPUT)
No Indikator Out Put Target
1. Jumlah ibu hamil dilakukan penjaringan dan dipetakan 8944 Bumil
2. Jumlah ibu hamil dilakukan pemeriksaan antenatal 8944 Bumil
terpadu
3. Jumlah Fasyankes yang mengisi buku KIA 145 Fasyankes
(RS, Puskesmas,
Klinik dan PMB)
4. ibu hamil yang memanfaatkan buku KIA 8944
5. Jumlah puskesmas mengisi Kohort, PWS dan website 30 Puskesmas
Kesga
6. Jumlah fasyankes melakukan rujukan 145 Fasyankes
7. Jumlah ibu bersalin dilakukan pendataan 7540 Ibu Bersalin
8. Jumlah ibu bersalin diberikan pelayanan 7540 Ibu Bersalin
9. Jumlah lansia dilakukan pendataan 11018 Lansia
10. Jumlah lansia dilakukan skrining kesehatan 11018 Lansia
11. Jumlah puskesmas melakukan pencatatan dan 30 Puskesmas
pelaporan
12. Jumlah puskesmas melakukan pelayanan kesehatan 30 Puskesmas
remaja
13. Jumlah Puskesmas melakukan pelayanan kesehatan 30 Puskesmas
reproduksi

H. PELAKSANA

Pelaksana kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Remaja dan Usia lanjut adalah
Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat serta lintas Program terkait

I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)


Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Remaja dan Usia lanjut
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Gunungkidul Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp 1.989.168.000,- (Satu Milyar
Sembilan Ratus Delapan Puluh Sembilan juta seratus enam puluh delapan ribu
rupiah), yang terdiri dari beberapa sumber dana, antara lain :
1. Anggaran Jampersal : Rp.1.887.476.000,-
2. Anggaran Biaya Operasional Kesehatan (BOK) : Rp. 101.692.000,-

J. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini disusun sebagai gambaran umum dan penjelasan
mengenai Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Remaja dan Usia Lanjut yang
akan dilaksanakan pada tahun 2020, dan memuat informasi mengenai latar
belakang, dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan, keluaran, pelaksana
kegiatan serta pembiayaannya.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

1. LATAR BELAKANG : Dalam upaya untuk mewujudkan visi dan misi Indonesia Sehat maka
dilakukan melalui pendekatan promosi kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam kemandirian masyarakat
di bidang kesehatan secara luas. Pemasyarakatan penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS ) didalam kehidupan sehari-hari
diharapkan mampu mendukung terciptanya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, karena dengan PHBS dapat memutus rantai
penularan penyakit infeksi seperti diare, TBC, DBD dan penyakit
menular lain yang disebabkan oleh bakteri maupun virus. Selain itu juga
dengan PHBS dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit
tidak menular terutama penyakit degeneratif seperti DM, Kanker,
hipertensi. Hal ini dapat diupayakan apabila semua anggota keluarga di
Indonesia melaksanakan gerakan sadar hidup sehat dengan
menerapkan PHBS.
Dalam menyebarluaskan informasi kesehatan diperlukan kegiatan yang
medukung perubahan perilaku ersebut. Kegiatan dilakukan dengan
metode dan media sesuai keluaran yang diinginkan.
2. MAKSUD DAN : a. Maksud
TUJUAN Maksud kegiatan adalah melaksanakan kegiatan penyebarluasan
informasi dan pesan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat kepada
masyarakat luas untuk ber PHBS.
b. Tujuan
Tujuannya yaitu:
- Meningkatnya pengetahuan masyarakat hidup sehat.
- Meningkatnya kemauan masyarakat untuk hidup sehat.
- Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
3. TARGET / SASARAN : Target / sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini adalah
terselenggaranya kegiatan PHBS.
4. NAMA : Nama organisasi yang melaksanakan/menyelenggarakan pengadaan
ORAGANISASI barang:
PENGADAAN Seksi : Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
BARANG Bidang : Kesehatan Masyarakat
OPD : Dinas Kesehatan Kab. Gunungkidul
5. SUMBER DANA : Sumber dana:
DAN PERKIRAAN BOK UKM (Belanja Operasinal Kesehatan) TA 2020 dan DAU TA 2020.
BIAYA
Total perkiraan biaya yang diperlukan:
Rp 422.268.000,00 (empat ratus dua puluh dua juta dua ratus enam
puluh delapan ribu rupiah)
6. JANGKA WAKTU : 12(dua belas) bulan.
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
7. TENAGA AHLI / : Tidak diperlukan
TERAMPIL
8. SPESIFIKASI TEKNIS : Spesifikasi teknis dan gambar (brosur) terlampir
9. PERSYARATAN : a. Pengiriman:
LAINNYA -
b. Pengepakan:
-
c. Instalasi / pemasangan:
-
d. Layanan tambahan:
-
e. Uji fungsi:
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBERDAYAAN UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT

1. LATAR BELAKANG : Dalam upaya untuk mewujudkan visi dan misi Indonesia Sehat maka
dilakukan melalui pendekatan promosi kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam kemandirian masyarakat
di bidang kesehatan secara luas.
Menumbuhkan kemandirian masyarakat dengan menyadarkan
masyarakat bahwa kesehatan merupakan kebutuhan masyarakat.
Proses penyadaran ini perlu peran dukungan kelompok masyarakat
yang sengaja dibentuk melalui pemberdayaan masyarakat.
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat adalah jenis upaya yang
dikembangkan untuk menjaring partisipatif masyarakat dalam
mengenal masalah kesehatan,merencanakan penyelesaian masalah dan
melaksanakan kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut.
2. MAKSUD DAN : a. Maksud
TUJUAN Maksud kegiatan adalah untuk meningkatkan partisipatif
masyarakat dan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan.
b. Tujuan
Tujuan kegiatan pengembangan UKBM yaitu:
- Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam identifikasi masalah
kesehatan.
- Meningkatnya kemauan masyarakat untuk melakukan analisis
pemecahan masalah kesehatan
- Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperan aktif
menyelesaikan masalah kesehatan
3. TARGET / SASARAN : Target / sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini adalah
terbinanya UKBM.
4. NAMA : Nama organisasi yang melaksanakan/menyelenggarakan pengadaan
ORAGANISASI barang:
PENGADAAN Seksi : Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
BARANG Bidang : Kesehatan Masyarakat
OPD : Dinas Kesehatan Kab. Gunungkidul
5. SUMBER DANA : Sumber dana:
DAN PERKIRAAN BOK UKM (Belanja Operasinal Kesehatan) TA 2019 dan DAU TA 2020
BIAYA
Total perkiraan biaya yang diperlukan:
Rp 479.260.000,00 (empat ratus tujuh puluh Sembilan juta dua ratus
enam puluh juta rupiah)
6. JANGKA WAKTU : 12(dua belas) bulan.
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
7. TENAGA AHLI / : Tidak diperlukan
TERAMPIL
8. SPESIFIKASI TEKNIS : Spesifikasi teknis dan gambar (brosur) terlampir
9. PERSYARATAN : a. Pengiriman:
LAINNYA -
b. Pengepakan:
-
c. Instalasi / pemasangan:
-
d. Layanan tambahan:
-
e. Uji fungsi:
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
DAN ZOONOSIS (P2PTM & Z)
TAHUN ANGGARAN 2020

Program : 1.02.1.02.01.20 - Program Pencegahan Penyakit


Kegiatan : 1.02.1.02.01.20.02 - Pencegahan Penyakit Tidak Menular

A. Latar Belakang

Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk


mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan
rakyat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat. Upaya percepatan terwujudnya kesejahteraan masyarakat atau
kesejahteraan rakyat tersebut dalam lingkungan strategis globalisasi dengan
menggunakan prinsip pemerataan dan keadilan salah satunya diwujudkan
melalui penetapan dan penerapan SPM (Peraturan Pemerintah RI no.2
th.2018, tentang Standar Pelayanan Minimal).

Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut


SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan
Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh
setiap Warga Negara secara minimal. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
wajib menerapkan SPM Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes/PMK) Nomor 43 Tahun 2016


tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1473) dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku pada tanggal 31 Januari 2019 seiring diberlakukannya Permenkes
nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Dengan kebijakan ini SPM Kesehatan mengalami perubahan yang cukup


mendasar dari SPM sebelumnya. Pada SPM yang lalu pencapaian
target-target SPM lebih merupakan kinerja program kesehatan, maka pada
SPM yang sekarang pencapaian target-target tersebut lebih diarahkan
kepada kinerja Pemerintah Daerah, menjadi penilaian kinerja daerah dalam
memberikan pelayanan dasar kepada Warga Negara.
Hal yang baru di Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019 adalah
Jenis Layanan dan Mutu. Ada duabelas (12) jenis layanan dan mutu oleh
Kabupaten/Kota yang harus terlayani, adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan kesehatan ibu hamil

b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin

c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir

d. Pelayanan kesehatan balita

e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar

f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif

g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut

h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi

i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus

j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat

k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis

l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang


melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency
Virus)

Dari 12 jenis layanan tersebut di atas yang terkait dengan program


pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa di
Kabupaten adalah:

a. Pelayanan kesehatan pada usia produktif

b. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi

c. Pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus

d. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat

Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan dilaksanakan pada fasilitas


pelayanan kesehatan baik milik pemerintah pusat, pemerintah daerah,
maupun swasta. Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama milik pemerintah daerah menjadi unit terdepan dalam upaya
pencapaian kinerja pemerintah daerah di bidang kesehatan. Capaian kinerja
Pemerintah Daerah dalam pemenuhan mutu pelayanan setiap jenis
pelayanan dasar pada SPM Kesehatan harus 100% (seratus persen)
(permenkes no.4 tahun 2019).
Di Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul kinerja program kegiatan
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa
masyarakat dapat dilihat dari data capaian kinerja pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa masyarakat.
Cakupan SPM kesehatan untuk program kegiatan pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular (P2PTM) termasuk jenis layanan
kesehatan jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun 2018,
ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut :

No Jenis Layanan SPM Kesehatan (P2PTM) Target Cakupan

1 Pelayanan kesehatan pada usia produktif 100% 30,8%

2 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 100% 45,92%

3 Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus 100% 65,17%

4 Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat 100% 80%

Pada dasarnya upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak


menular bertujuan untuk mendekatkan pemerintah daerah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Namun dalam
pelakasanaannya belum menunjukkan kinerja yang diharapkan. Untuk
mendukung pencapaian target kinerja maka diupayakan program kegiatan
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular.

B. DASAR HUKUM

1. Undang – Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia tahun 2009 nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia nomor 5063)

2. Undang – Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5587)

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 2 tahun 2018 tentang


Standar Pelayanan Minimal.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indinesia nomor 75 tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia
tahun 2014 nomor 1676)
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indinesia nomor 43 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indinesia nomor 4 tahun 2019


tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

C. Tujuan

1. Meningkatkan capaian / cakupan Standar Pelayanan Minimal bidang


Kesehatan (SPM Kesehatan) khususnya program pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa masyarakat di
Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, atau

2. Meningkatkan kinerja program pencegahan dan pengendalian penyakit


tidak menular dan kesehatan jiwa masyarakat Dinas Kesehatan
Kabupaten Gunungkidul terhadap pencapaian Standar Pelayanan
Minimal bidang Kesehatan (SPM Kesehatan)

D. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak


menular dan zoonosis tahun 2020, adalah sepanjang tahun anggaran 2020
yaitu selama 12 bulan mulai Januari 2020 sampai dengan Desember 2020.

E. Lokasi Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular


dan zoonosis tahun 2020, bertempat di wilayah kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Gunungkidul.

F. Tahapan Pelaksanaan

No Waktu Aktifitas / Kegiatan Keterangan


Pelaksanaan

1 Januari – Belanja alat tulis kantor untuk Seksi P2PTM &


Oktober operasional kegiatan P2PTM dan Zoonosis, dan 30
zoonosis di Dinkes maupun puskesmas se Kab.
puskesmas Gunungkidul
2 Maret Belanja Bahan kimia untuk Seksi P2PTM &
operasional kegiatan P2PTM dan Zoonosis, dan 30
zoonosis di Dinkes maupun puskesmas se Kab.
puskesmas Gunungkidul

3 Maret Belanja peralatan medis habis pakai Seksi P2PTM &


(alkohol.kapas,dan sejenisnya) Zoonosis, dan 30
untuk operasional kegiatan P2PTM puskesmas se Kab.
dan zoonosis di Dinkes maupun Gunungkidul
puskesmas

4 Januari sd Belanja jasa pengendalian hama dan Di 14 Puskesmas


Desember serangga pengganggu (pest control) rawat inap dan di
di Dinas kesehatan, puskesmas Dinkes (Farmasi &
rawat inap dan UPT Laborat Gk. UPT Lab. oleh pihak
III penyedia jasa

5 Juni - Juli Transport peserta rapat Di 18 kecamatan se


(RBM/penyuluhan kesehatan jiwa/ kabupaten
posyandu kesehatan Gunungkidul
jiwa/sarasehan kesehatan jiwa

6 Februari - Belanja BBM & Pelumas Seksi P2PTM &


Desember Operasional P2PTM, kesehatan jiwa Zoonosis Dinkes Kab.
& Zoonosis Gunungkidul

7 Maret Belanja cetak buku kuestioner Seksi P2PTM &


skrining perilaku merokok bagi anak Zoonosis, dan 30
usia sekolah, KMS Posbindu, KMS puskesmas se Kab.
Keswa, Buku Register PTM. Gunungkidul dan
pihak III penyedia
barang – jasa

8 Februari – Belanja fotocopy / penggandaan Seksi P2PTM &


Desember untuk operasional kegiatan P2PTM Zoonosis, dan 30
dan zoonosis di Dinkes maupun puskesmas se Kab.
puskesmas Gunungkidul

9 Februari - Belanja makanan dan minuman Seksi P2PTM &


November rapat kegiatan P2PTM dan zoonosis Zoonosis, dan 30
di Dinkes maupun puskesmas pusk. se Kab. Gk

10 Januari - Belanja perjalanan dinas dalam Seksi P2PTM &


Desember daerah kegiatan P2PTM dan Zoonosis.
zoonosis di Dinkes maupun
puskesmas

11 Maret – Belanja jasa narasumber Kegiatan peningkatan


Oktober kapasitas.

12 Maret Belanja modal pengadaan alat-alat Untuk seksi P2PTM &


untuk Pemeriksaan kimia darah Z
(kolesterol, asam urat, GDS, TG)
G. Keluaran (Output)

1. Terbentuk posbindu baru baik posbindu institusi atau posbindu


masyarakat/dusun/padukuhan di wilayah kerja puskesmas sejumlah 30
posbindu. Masing – masing puskesmas membentuk sebuah posbindu.

2. Terlaksananya kegiatan deteksi dini/skrening faktor risiko penyakit tidak


menular, pelayanan IVA dan Sadanis di wilayah kerja puskesmas.

3. Terlaksananya pelayanan sesuai standart bagi penderita Hipertensi,


Diabetes Melitus dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Puskesmas.

4. Terlaksananya kegiatan skrening kadar CO dalam paru dan upaya


berhenti merokok (UBM) dengan sasaran siswa SLTA dan sederajat di
kabupaten Gunungkidul sejumlah 1500 siswa.

5. Terlaksananya kegiatan rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) dan desa


siaga sehat jiwa di wilayah kerja puskesmas, masing – masing satu desa.

6. Terlaksananya kegiatan sosialisasi pencegahan dan pengendalian kasus


bunuh diri di 18 kecamatan dengan frekwenci 2 kali tiap kecamatan.

7. Terlaksananya kegiatan pengendalian hama dan serangga pengganggu


(pest control) di puskesmas rawat inap (14 puskesmas) dan dinkes.

H. Pelaksana

Kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan


zoonosis tahun 2020, dilaksanakan oleh Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Zoonosis, Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul dan UPT
Puskesmas se Kabupaten Gunungkidul.

I. Sumber Dana (Pembiayaan)

Kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan


zoonosis yang dilaksanakan pada tahun 2020, dibiayai dari sumber
anggaran :
1. DAK non fisik (BOK) th.2020 : Rp. 195.400.000,-
2. Pajak Rokok th.2020 : Rp. 188.600.000,-
3. APBD II / DAU tahun 2020 : Rp. 237.420.000,-
Total anggaran sejumlah : Rp. 621.420.000,-
J. Penutup

Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gambaran umum dan penjelasan


mengenai kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
dan zoonosis yang dilaksanakan pada tahun 2020, yang memuat informasi
mengenai latar belakang dasar hukum, tujuan, waktu pelaksanaan, lokasi
pelaksanaan, keluaran, pelaksana kegiatan dan pembiayaannya.
KERANGKA ACUAN KERJA

PROGRAM SURVEILANS DAN IMUNISASI

Program : 1.02.1.02.01.20.- Program Pencegahan Penyakit

Kegiatan : 1.02.1.02.01.20.04.- Surveilans dan Imunisasi

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double
burden), yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif. Pemberantasan penyakit
menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga
pemberantasannya memerlukan kerjasama antar daerah.

Program Surveilans dan Imunisasi adalah salah satu program yang penting dalam tindakan
pengendalian dan pencegahan penyakit baik menular maupun tidak menular, dan penanggulangan
wabah, Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dan keracunan. Untuk dapat melakukan kegiatan tersebut
pemerintah telah mengembangkan sistem surveilans penyakit melalui Sistem Surveilans Terpadu
(SST), Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit.

Sedangkan menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, imunisasi merupakan


salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan
prioritas Kementerian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk
mencapai Millennium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian
pada anak. Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah
lain yang terbukti sangat cost effective.

B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1984 nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3273)
2. Undang_undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3447)
4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193)
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang organisasi dan
Tata kerja kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741)
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang jenis Penyakit
Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 nomor 503).
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan
Pangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 172),
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 tentang Isthitaah Kesehatan Haji
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

C. TUJUAN
Kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi ini bertujuan:
1. Terlaksananya pengendalian KLB penyakit menular dan keracunan pangan sesuai pedoman
2. Terlaksananya Program Imunisasi sesuai dengan pedoman
3. Terlaksananya pemeriksaan kesehatan Calon Jamaah sesuai dengan pedoman

D. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi dilaksanakan selama 12 (dua belas) Bulan mulai
Bulan Januari s/d Desember 2020.

E. Lokaasi Pelaksanaaan
Lokasi kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi adalah di Dinas Kesehatan dan Puskesmas Se-
wilayah Kabupaten Gunungkidul.

F. Keluaran (Output)
Keluaran kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi adalah
1. Jumlah KLB ditangani kurang dari 24 jam sejumlah 20 kasus
2. Jumlah laporan SKDR sejumlah 1560 laporan
3. Jumlah bayi yang diberikan imunisasi per antigen 7854 bayi
4. Jumlah calon jamaah haji yang mendapatkan pelayanan kesehatan 380 orang

G. PELAKSANA
Kegiatan program Surveilans dan Imunisasi dilaksanakan Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi
dan seluruh staf.

H. SUMBER DANA
Dana kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2020 Sebesar Rp 330.755.000,- (Tiga
Ratus Tiga Puluh Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Lima Ribu Rupiah).
I. PENUTUP
Kerangka Acuan ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan Program
Surveilans dan Imunisasi yang akan dilaksanakan pada Tahun 2020, yang memuat informasi
mengenai latar Belakang , dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi , keluaran, pelaksana kegiatan
serta pembiayaannya.
KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN BARANG DAN JASA
PEKERJAAN BELANJA BARANG DAN JASA PENGADAAN BAHAN KIMIA
================================================================================
1 LATAR BELAKANG : UPT Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul merupakan Unit Pelaksana teknis Dinas kesehatan yang
dalam tahun 2020 melaksanakan tugas pokok fungsinya dalam 2
program kegiatan.
Dalam Program Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan
terdapat kegiatan pengadaan bahan kimia untuk uji kualitas air,
makanan/minuman, dan uji laboratorium klinik.
Dalam 3 uji laboratorium tersebut, diperlukan reagen kimia yang
berbeda sesuai parameter uji dan alat ukur yang dipakai. Untuk
memenuhi pelaksanaan Anggaran, dan agar mencapai maksud,
tujuan, sasaran tersebut, ruang lingkup dan pengorganisasianya
disusun dalam satu Kerangka Acuan kerja sehingga pekerjaan,
anggaran yang disediakan serta keluaran sesuai dengan yang
dihasilkan.

2 DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan daerah;
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa pemerintah;
5. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 17 Tahun 2007
Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008
tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggung Jawaban bendahara serta penyampaiannya;
7. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 31 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
RKPD Tahun 2015

3 MAKSUD DAN TUJUAN : a. Maksud


Maksud pekerjaan belanja bahan kimia adalah untuk
penyediaan bahan baku dalam pengujian laboratorium
kesehatan baik untuk uji kualitas air, uji keamanan pangan, dan
uji laboratorium klinik yang dilaksanakan di UPT Laboratorium
Kesehatan.
b. Tujuan
Tujuan Pengadaan Bahan kimia adalah :
1) Penyediaan bahan baku uji laboratorium kualitas air secara
biologi, kimia, dan fisika air bersih, dan air minum
2) Penyediaan Bahan kimia untuk uji keamanan pangan
3) Penyediaan Bahan kimia unutk uji laboratorium klinik.
4) Meningkatkan mutu / kualitas hasil uji
5) Memperpanjang umur alat-alat laboratorium
6) Pemenuhan standar akreditasi Laboratorium

4 TARGET/SASARAN : Tersedianya bahan kimia uji kualitas air, keamanan pangan, dan uji
laboratorium klinik sebagaimana tersebut dalam lampiran

5 NAMA ORGANISASI : Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium kesehatan Dinas


PENGADAAN Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
6 SUMBER DANA DAN : Sumber Dana
PERKIRAAN BIAYA APBD DAU Tahun 2020
DPA Nomor 33.31/DPA/2020
Kode Rekening 1.02.1.02.01.031.25.01.5.2.3.02.005
Pagu Dana
Rp. 136.872.750 (seratus tiga puluh enam juta delapanratus
tujuhpuluhdua ribu tujuhratuslimapuluh rupiah), sudah termasuk
pajak, dan pengiiriman.

7 JANGKA WAKTU : Pemilihan Penyedia dari Bulan februari 2020 s/d bulan November
PELAKSANAAN 2020
PEKERJAAN Pelaksanaan Pekerjaan mulai Bulan februari 2020 s/d bulan
November 2020
Pemanfaatan barang mulai Bulan Maret 2020 s/d bulan Januari 2021

8 TENAGA AHLI : Tidak Diperlukan

9 SPESIFIKASI TEKNIS : -
10 PERSYARATAN LAINNYA : -

11 KELUARAN : Sebagaimana tersebut dalam lampiran


=======================================================================================
LAMPIRAN KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN BARANG DAN JASA
PEKERJAAN BELANJA BARANG DAN JASA BELANJA REAGEN KIMIA

Kebutuhan Reagen Kimia untuk Uji Kualitas Air bersih dan air minum
No Nama Reagen Pabrikan Harga satuan kit Volume Jumlah Harga Keterangan
1 Arsen Merck Rp 6.421.000 1 Rp 6.421.000 belum pajak
2 Alumunium Hach Rp 3.200.000 1 Rp 3.200.000 belum pajak
3 Chlorida Hach Rp 2.900.000 2 Rp 5.800.000 belum pajak
4 Chrom Merck Rp 6.781.000 2 Rp 13.562.000 belum pajak
5 Besi Merck Rp 3.691.000 2 Rp 7.382.000 belum pajak
6 Nitrat Merck Rp 6.004.000 2 Rp 12.008.000 belum pajak
7 Nitrit Merck Rp 4.837.000 2 Rp 9.674.000 belum pajak
8 Mangan Hach Rp 1.590.000 2 Rp 3.180.000 belum pajak
9 Sianida Merck Rp 5.414.000 2 Rp 10.828.000 belum pajak
10 Flouride Hach Rp 670.000 2 Rp 1.340.000 belum pajak
11 Timbal Hach Rp 4.050.000 1 Rp 4.050.000 belum pajak
12 Tembaga Hach Rp 7.618.773 1 Rp 7.618.773 belum pajak
13 Seng Merck Rp 6.150.000 2 Rp 12.300.000 belum pajak
14 Sulfat Hach Rp 690.000 2 Rp 1.380.000 belum pajak
15 Kesadahan Hach Rp 1.720.000 2 Rp 3.440.000 belum pajak
16 Cadmium Merck Rp 6.886.000 1 Rp 6.886.000 belum pajak
Jumlah Rp 109.069.773

Kebutuhan Reagen Kimia untuk Uji Keamanan Pangan

No Nama Reagen Pabrikan Harga satuan kit Volume Jumlah Harga Keterangan
1 Borax Rp 330.000 Rp 1 Rp 330.000 belum pajak
2 Arsen Rp 1.200.000 Rp 1 Rp 1.200.000 belum pajak
3 Sianida Rp 1.200.000 Rp 1 Rp 1.200.000 belum pajak
4 Rhodamin B Rp 600.000 Rp 1 Rp 600.000 belum pajak
5 Methanyl Yellow Rp 350.000 Rp 1 Rp 350.000 belum pajak
6 Formalin Rp 330.000 Rp 1 Rp 330.000 belum pajak
Jumlah Rp 4.010.000 belum pajak

Kebutuhan Reagen Kimia untuk Uji Laboratorium Klinik

No Nama Reagen Pabrikan Harga satuan kit Volume Jumlah Harga Keterangan
1 Kolesterol Rp 400.000 6 Rp 2.400.000 belum pajak
2 Glukosa Rp 700.000 6 Rp 4.200.000 belum pajak
3 Trigliseride Rp 630.000 5 Rp 3.150.000 belum pajak
4 Asam Urat Rp 400.000 4 Rp 1.600.000 belum pajak
Jumlah Rp 11.350.000 belum pajak

Rekapitulasi Harga kebutuhan reagen Kimia Thn 2020 (Nilai Dollar Rp. 14.000)

No Nama Reagen Pabrikan Harga satuan kit Volume Jumlah Harga Keterangan
1 Uji Kualitas Air Rp 109.069.773 Termasuk Pajak
2 Uji Keamanan Pangan Rp 4.010.000 Termasuk Pajak
3 Uji Laboratorium Klinik Rp 11.350.000 Termasuk Pajak
Jumlah Rp 124.429.773 Termasuk Pajak
Pajak 10% Rp 12.442.977 Termasuk Pajak
Jumlah Rp 136.872.750 Termasuk Pajak

Anda mungkin juga menyukai