A. Analisis Artikel
artikel kemudian menganalisis artikel yang relevan dengan topik yang akan diulas
dan membahas atau mengkaji artikel. Rangkuman hasil analisis artikel dibuat dan
tersusun dalam bentuk tabel, yang meliputi matriks sintesis artikel penelitian dan
deskripsi topik dalam artikel penelitian terkait (Rahayu et al., 2019). Dalam artikel
ini, yang dapat dilakukan yaitu dengan adanya pembandingan hasil temuan
dengan temuan artikel yang lain untuk menunjukkan bahwa temuan tersebut lebih
kuat, kontradiktif, atau sama sekali berbeda dari temuan (baru) lainnya.
Format PECOS dengan framework dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kesimpulan:
Tahapan prosedur dijelaskan
secara detail dimana terdapat
beberapa tahapan didalamnya.
V3
Pada penelitian ini tidak
ditemukan variable perancu
hanya menganalisis
pelaksanaan deteksi dini pada
gangguan jiwa.
Kesimpulan:
Tidak terdapat variable
pengontrol perancu.
V4
Interpretasi hasil analisis data
disajikan dalam bentuk
deskripsi hasil analisis,
dengan hasil yang didapatkan
meliputi:
1. Unsur tenaga yang perlu
terlibat dalam deteksi
dini gangguan jiwa yaitu
koordinator, bidan,
perawat, dan kader yang
memiliki keterampilan
dalam melakukan deteksi
dini menggunakan
instrument SRQ dab
GDS, edukasi, maupun
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
kemampuan melakukan
rujukan.
2. Sarana prasarana untuk
pelaksanaan deteksi dini
gangguan jiwa yang
diperlukan meliputi
pedoman, formulir SRQ
dan GDS, formulir
rujukan, formulir
rekapitulasi, buku
PPDGJ III, dan media
KIE (Komunikasi
Informasi dan Edukasi/
Kesimpulan :
Pada penelitian ini tidak
menyebutkan uji analisis
statistic yang digunakan
hanya menyajikan interpretasi
hasil menggunakan deskripsi
hasil analisis.
V5
Penelitian sejalan dengan
penelitian Hothasian,
Suryawati, dan Fatmasari
(2019) menyatakan deteksi
dini dilakukan sebagai
kegiatan menggolongkan
pasien dengan gangguan jiwa
berdasarkan keluhan psikis
yang frekuensinya
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
berkelanjutan (pusing, sakit
perut, tidak bisa tidur)
walaupun pada saat dilakukan
pemeriksaan fisik pasien
dinyatakan sehat.
Penggolongan (deteksi dini)
juga bisa didapatkan
berdasarkan hasil pertanyaan
yang dilakukan oleh petugas
kesehatan, melalui tahapan
wawancara menggunakan
pertanyaan pada instrumen
SRQ (Self-Reporting
Questionnaire) dan GDS
(Geriatric Depression Scale).
Kesimpulan :
Terdapat pembahasan
internal validity, eksternal
validity dan non internal
causal validity.
Kekurangan:
1. Tidak menjelaskan
kriteria inklusi dan
eksklusi yang dijadikan
sampel
2. Keterbatasan tenaga dan
sarana prasarana pada
pelaksanaan deteksi dini
orang dengan gangguan
jiwa
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
2. Judul: Penelitian ini Penelitian ini Sampel pada V1 Setelah dilakukan Instrument yang
Penggunaan bertujuan untuk bersifat deskriptif penelitian ini Sampel pada penelitian ini analisis, artikel ini digunakan sebagai upaya
Metode Dua menentukan dengan pendekatan sejumlah 1052 sejumlah 1052 pasien, sejalan dengan tema early detection orang
Menit (M2M) prevalensi dan jenis potong lintang pasien, Responden Responden dipilih secara literature review yang dengan gangguan jiwa
Dalam gangguan jiwa (cross sectional). dipilih purposive sampling dimana penulis ambil yakni menggunakan methode
Menentukan menggunakan Penelitian bertempat secara purposive semua pasien yang melakukan deteksi dini dua menit Instrumen yang
Prevalensi methode 2 menit di sampling sehingga berkunjung dimasukkan jenis gangguan jiwa digunakan adalah “metode
Gangguan Jiwa di Puskesmas semua pasien yang sebagai responden pada yang di alami dua menit”
Pelayanan Primer Kecamatan Grogol berkunjung penelitian seseorang. yaitu metode wawancara
Petamburan di dimasukkan ke Kesimpulan: sederhana setengah
Penulis : wilayah Jakarta dalam penelitian Pada penelitian ini tidak terstruktur yang dirancang
Dan Hidayat, Elly Barat dan sebagai responden dijelaskan kriteria inklusi dan untuk pelayanan kesehatan
Ingkiriwang, dilaksanakan dari sampai batas waktu ekskluasi yang dijadikan jiwa integratif
Andri,* Evalina Mei -Juli 2008. penelitian yang telah sampel penelitian di Puskesmas (untuk
Asnawi, ditetapkan. mendeteksi, mendiagnosis
Ratna Surya V2 dan melakukan terapi
Widya, Djap Hadi 1. Instrumen yang gangguan mental pada
Susanto. digunakan adalah pelayanan kesehatan
“metode dua menit” yaitu umum).
(Hidayat et al., metode wawancara
2016) sederhana setengah
terstruktur yang
dirancang untuk
pelayanan kesehatan jiwa
integrative di Puskesmas
(untuk mendeteksi,
mendiagnosis dan
melakukan terapi.
2. Dokter Puskesmas
memeriksa, menegakkan
diagnosis dan terapi
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
dengan M2M, dengan
klasifikasi yang berlaku
di Puskesmas.
3. ditanyakan keluhan
utamanya; keluhannya
bisa keluhan fisik
dan/atau keluhan
kejiwaan, bila hanya ada
keluhan fisik maka
diagnosisnya gangguan
fisik; bila keluhannya
berupa keluhan kejiwaan
saja maka diagnosisnya
gangguan kejiwaan; bila
ada keluhan fisik dan
keluhan kejiwaan, dicari
tahu hubungan antara
kedua jenis keluhan
tersebut, bisa hubungan
sebab-akibat atau bisa
sebagai komorbiditas;
yang pasti ada masalah
kesehatan jiwa.
4. Psikiater memeriksa
ulang semua pasien yang
telah diperiksa dokter
Puskesma dengan
menggunakan wawancara
psikiatrik konvensional
(di atas 2 menit) dengan
menggunakan pedoman
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
diagnostik PPDGJ-III,
klasifikasi gangguan jiwa
yang nantinya juga akan
digunakan di Puskesmas.
Kesimpulan :
Tahapan prosedur dijelaskan
secara baik dan jelas.
V3
Pada penelitian ini tidak
ditemukan variable perancu
hanya menganalisis
menentukan prevalensi dan
jenis gangguan jiwa yang
diderita seseorang.
Kesimpulan:
Tidak terdapat variable
pengontrol perancu.
V4
1. Uji Pearson Chi-Square
terhadap usia metode
diagnosis adalah a=5%
didapatkan X2=26,30
dengan df=4; p=0.000.
Dengan demikian
didapatkan adanya
hubungan bermakna
antara usia pasien dengan
kejadian gangguan
kejiwaan dengan
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
diagnosis berdasarkan
metode M2M dan
diagnosis ICD-10.
2. diagnosis gangguan jiwa
terbanyak yang dilakukan
oleh dokter Puskesmas
berdasarkan Metode Dua
Menit (M2M) adalah
Neurosis sebesar 28,5%
yang di dalamnya terdiri
dari keluhan kecemasan,
depresi dan psikosomatik.
Secara keseluruhan
jumlah pasien yang
didiagnosis mengalami
gangguan jiwa
berdasarkan alat
diagnostik M2M adalah
sebesar 31,8%.
3. prevalensi pasien yang
didiagnosis gangguan
jiwa baik oleh dokter
Puskesmas dengan
menggunakan M2M dan
yang dilakukan oleh
psikiater dengan
menggunakan pedoman
diagnostik PPDGJIII
(pada seluruh pasien yang
telah diperiksa oleh
dokter Puskesmas adalah
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
sama yaitu 31,8%.
Kesimpulan:
Analisis yang dilakukan tepat,
peneliti menjelaskan jenis uji
statistic yang digunakan.
V5
Hasil penelitian dalam artikel
ini sesuai dengan laporan dari
The Academy of
Psychosomatic Medicine
yang mengatakan bahwa
30% pasien yang datang ke
pelayanan primer untuk
gangguan fisiknya memiliki
gangguan psikiatrik. Lebih
jauh dikatakan bahwa di
antara angka tersebut, 23%
didiagnosis gangguan
depresi, 22% dengan
gangguan anxietas, dan 20%
dengan gangguan somatisasi.
Kesimpulan :
Terdapat pembahasan
internal validity, eksternal
validity dan non internal
causal validity.
Kekurangan:
1. pada artikel penelitian ini
tidak menjelaskan kriteria
inklusi dan eksklusi yang
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
dijadikan sampel
penelitian
3. Judul : Penelitian ini Penelitian ini Sampel pada Kelebihan: Setelah dilakukan Penelitian ini
Early Detection bertujuan untuk menggunakan penelitian ini V1: analisis, artikel ini menggunakan instrument
Integrated of menganalisis metode kuantitatif menggunakan Jurnal ini menggunakan sejalan dengan tema SRQ dengan tahapan :
Community pelaksanaan deteksi dengan pendekatan sampel sebanyak 43 sampel sebanyak 43 orang literature review yang a. Deteksi dilakukan
Mental dini atau deskriptif. orang. dengan karakteristik penulis ambil yakni dengan menggunakan
Health in menskrining masalah responden dilihat dari jenis menganalisis lembar kuesioner
Improving kesehatan jiwa kelamin, usia, tingkat pelaksanaan deteksi SRQ (Self Reporting
Community dengan pendidikan dan pekerjaan. dini/skrining pada Questionnaire).
Response in One menggunakan media Peneilitian dilaksanakan di warga yang berisiko b. Hasil deteksi dini
of The Vilage Self Reporting salah satu dusun di Gunung mengalami masalah kemudian ditindak
At Gunung Kidul Questionnaire pada Kidul. gangguan jiwa yang lanjut dengan edukasi
2020 warga salah satu Kesimpulan : melibatkan beberapa atau rujukan.
dusun di Gunung Penelitian ini tidak unsur tenaga sebagai
Deteksi Dini Kidul menjelaskan kriteria inklusi upaya promotive
Terpadu dan eksklusi yang dijadikan preventif kesehatan
Kesehatan Jiwa sampel. Tidak menjelaskan jiwa.
Masyarakat teknik sampling yang
Dalam digunakan dan tidak
Meningkatkan menunjukkan waktu
Kewaspadaan pelaksanaan penelitian.
Masyarakat Di
Salah Satu Dusun V2:
Di Gunung Kidul Penelitian ini merupakan
2020 penelitian kuanitatif
pendekatan deskriptif dengan
Penulis: menggunakan kuesioner SRQ
Ruthy Ngapiyem, yang berjumlah 20 item yang
Erik Adik Putra diisi oleh 43 orang
Bambang responden.
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
Kurniawan Adapun tahapan dalam proses
pelaksanaannya meliputi:
Tahun: 1. Tahap Persiapan: peneliti
2020 membuat surat pengantar
(Ngapiyem & izin penelitian dan
mengajukan surat izin
Kurniawan, 2020)
kepada Kepala Dusun di
lokasi penelitian.
Selanjutnya peneliti
menyamakan persepsi
antara peneliti dan asisten
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan:
peneliti melakukan
pengambilan data dengan
memberikan kuesioner
SRQ 20 dan memandu
responden untuk
menjawab kuesioner.
3. Tahap Akhir: melakukan
pengecekan jawaban
pertanyaan di instrumen
SRQ 20 dan selanjutnya
dilakukan olah data.
Kesimpulan:
Tahapan prosedur dijelaskan
secara detail dimana terdapat
beberapa tahapan didalamnya.
V3
Pada penelitian ini tidak
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
ditemukan variable perancu
hanya menganalisis
pelaksanaan deteksi dini pada
gangguan kesehatan jiwa.
Kesimpulan:
Tidak terdapat variable
pengontrol perancu.
V4
Interpretasi hasil analisis data
menunjukkan bahwa
sejumlah 32 responden
(74,4%) tidak mengalami
gangguan mental emosional
atau distres yang mengarah ke
gangguan jiwa (tidak
berpotensi).
Dan 11 responden mengalami
gangguan mental eosional
atau distres yang mengarah ke
gangguan jiwa (berpotensi)
(25.6%).
Dari 11 responden
yang berpotensi mengalami
masalah gangguan mental
emosional atau distress
yang mengarah ke gangguan
jiwa,
ditinjau dari data demografi
responden
berdasarkan jenis kelamin
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
didapatkan
data bawha 11 responden
tersebut semua berjenis
kelamin perempuan.
Berdasarkan kategori usia
mayoritas berusia manula
sejumlah 5 responden. Di
tinjau dari tingkat pendidikan
mayoritas dialami
oleh responden yang tidak
berpendidikan (tidak sekolah)
sejumlah 6 responden.
Sedangkan berdasarkan jenis
pekerjaan, mayoritas bekerja
sebagai petani sejumlah 10
responden
Kesimpulan :
Pada penelitian ini tidak
menyebutkan uji analisis
statistic yang digunakan
hanya menyajikan interpretasi
hasil.
V5
1. Hasil penelitian sejalan
dengan Marini (2008),
yang menyatakan bahwa
wanita
lebih rentan terkena
gangguan mental
emosional karena
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
disebabkan perubahan
hormone dan perbedaan
karakteristik antara
laki-laki dan perempuan,
selain perubahan
hormonal, karakteristik
wanita yang lebih
mengedepankan
emosional dari pada
rasional juga berperan.
Ketika menghadapi suatu
masalah, wanita
cenderung
mengunakan perasaan
dari pada pikiran, hal
inilah yang membuat para
wanita menjadi rentan
mengalami gangguan
jiwa.
2. Notoatdmojo (2012),
yang menyatakan bahwa
seseorang yang
mempunyai tingkat
pendidikan tinggi akan
memberikan respon yang
lebih rasional dalam
menghadapi masalah
sehingga dapat
meminimalkan resiko
depresi dan juga dalam
motivasi kerjanya akan
Judul, Penulis dan
No. Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan
Tahun
berpotensi dari pada
mereka yang
berpendidikan lebih
rendah atau sedang.
3. Hal tersebut diperkuat
oleh Murti (2004) yang
menyatakan bahwa
penghasilan rendah
berdampak pada tahap
ekonomi rendah yang
mengakibatkan kebutuhan
dasar tidak terpenuhi
sehingga menimbulkan
konflik yang
menyebabkan gangguan
mental emosional.
Kekurangan:
1. tidak menjelaskan
kriteria inklusi dan
eksklusi yang dijadikan
sampel
2. tidak menjelaskan
teknik sampling yang
digunakan
3. tidak menjelaskan uji
statistik yang
digunakan.
C. Pembahasan Topik
Deskripsi topik deteksi dini pada gangguan jiwa dari beberapa artikel yang
Tabel 3.3
Deskripsi Topik Deteksi Dini pada Gangguan Jiwa
Tabel 3.4
Deskripsi Topik Tahapan Deteksi Dini pada Gangguan Jiwa
Hidayat, D., Ingkiriwang, E., Andri, A. E., Widya, R. S., & Susanto, D. H. (2016).
Penggunaan metode dua menit (M2M) dalam menentukan prevalensi
gangguan jiwa di pelayanan primer. Maj Kedokt Indon, 60(10), 448-
54.
Ngapiyem, R., & Kurniawan, E. A. P. B. (2020). Early Detection Integrated Of
Community Mental Health In Improving Community Response In
One Of The Vilage At Gunungkidul 2020. Journal of Health, 7(1), 21-
28.
Risdanti, S., Arso, S. P., & Fatmasari, E. Y. (2020). Analisis Pelaksanaan Deteksi
Dini Gangguan Jiwa di Puskesmas Banyuurip Kabupaten
Purworejo. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 8(5), 584-588.