Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitan kepustakaan (library
research), yaitu serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya
digali melalui beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi,
jurnal ilmiah, koran, majalah, dan dokumen (Atikah, N., Chairunnisa,
R., Hardani, Andrian, H. 2020)
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif memakai
literature review. Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis
deskriptif, yakni penguraian secara teratur data yang telah diperoleh,
kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami
dengan baik oleh pembaca (Zed, 2014).
B. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari pengamatan
langsung. Akan tetapi data tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder
yang dimaksud berupa buku dan laporan ilmiah primer atau asli yang
terdapat di dalam artikel atau jurnal (tercetak dan/atau non-cetak)
berkenaan dengan sejarah matematika dan peletakannya dalam aktivitas
pembelajaran (Sugiyono 2012).
Adapun sumber data pada penelitian kali ini adalah dengan
mengutip dari 7 publikasi jurnal Nasional dan 3 publikasi Jurnal
Internasional. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Google
Scholar dan Jurnal Nasional yang sudah diakuui. Pencarian Jurnal
dalam Penelitian ini Menggunakan keyword atau kata kunci yaitu:
“Faktor Penyebab”, “Puskesmas”, “Duplikasi Berkas”, dan “Rekam
Medis”.

22
Pemilihan sumber didasarkan pada empat aspek yakni:
1. Provenance (bukti), yakni aspek kredensial penulis dan dukungan
bukti, misalnya sumber utama sejarah.
2. Objectivity (Objektifitas), yakni apakah ide perspektif dari penulis
memiliki banyak kegunaan atau justru merugikan.
3. Persuasiveness (derajat keyakinan), yakni apakah penulis termasuk
dalam golongan orang yang dapat diyakini.
4. Value (nilai kontributif), yakni apakah argumen penulis
meyakinkan, serta memiliki kontribusi terhadap penelitian lain
yang signifikan.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan metode
pengumpulan data dengan mencari atau menggali data dari literatur
yang terkait dengan apa yang dimaksudkan dalam rumusan masalah.
Data-data yang telah didapatkan dari berbagai literatur dikumpulkan
sebagai suatu kesatuan dokumen yang digunakan untuk menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan (Sugiyono 2012).
Teknik pengumpulan data ini berasal dari buku dan jurnal
ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti.
Penelitian ini menggunakan 10 jurnal yang terdiri dari 7 jurnal nasional
dan 3 jurnal internasional.
Adapun teknik pengumpulan litetarur terbagi menjadi dua bagian
yaitu:
1. Kriteria Inklusi
a. Tahun publikasi 2010-2020
b. Analisa Penyebab Terjadinya duplikasi
c. Penelitiannya pada Puskesmas
d. Unit yang diamati adalah Unit Rekam Medis
2. Kriteria Eksklusi
a. Nama Jurnal tidak jelas
b. Tidak tercantum tahun penelitian

23
D. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis data yang telah terkumpul untuk meningkatkan pemahaman
penelitian tentang kasus yang diteliti dan mengkajinya sebagai temuan
bagi orang lain. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis anotasi bibliografi (annotated bibliography). Anotasi
berarti suatu kesimpulan sederhana dari suatu artikel, buku, jurnal,
atau beberapa sumber tulisan yang lain, sedangkan bibliografi
diartikan sebagai suatu daftar sumber dari suatu topik. Dari kedua
definisi tersebut, anotasi bibliografi diartikan sebagai suatu daftar
sumber-sumber yang digunakan dalam suatu penelitian, dimana pada
setiap sumbernya diberikan simpulan terkait dengan apa yang tertulis
di dalamnya.
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam suatu analisis
anotasi bibliografi. Ketiga hal tersebut adalah:
1. Identitas sumber yang dirujuk.
2. Kualifikasi dan tujuan penulis.
3. Simpulan sederhana mengenai konten tulisan
4. Kegunaan/pentingnya sumber yang dirujuk dalam menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan.
Adapun seleksi studi dan penilaian kualitas literatur
dilakukan sesuai dengan bagan sebagai berikut:

24
Identifikasi data
literatur melalui
google scholar
N=50

Data sama dikeluarkan


n= 10

Data setelah
data duplikat
Data tidak sesuai dengan
dihapus
kriteria inkluasi dan eksklusi
n=40
n=26

Data terseleksi
berdasarkan kriteria Tidak bisa
inkluasi dan diunduh
eksklusi n=4
n=14

Artikel yang
dimasukkan ke dalam
literatur review

n=10

Gambar 3.1 Metode Analisa Data (Nursalam, 2020)

25
E. Prosedur Penelitian
Terdapat empat prosedur yang digunakan dalam peneltian ini.
Empat prosedur tersebut yakni:
1. Organize, yakni mengorganisasi literatur yang akan ditinjau/di-
review. Literatur yang di-review merupakan literatur yang
relevan/sesuai dengan permasalahan. Adapun tahap dalam
mengorganisasi literatur adalah mencari ide, tujuan umum, dan
simpulan dari literatur dengan membaca abstrak, beberapa
paragraf pendahuluan, dan kesimpulannya, serta
mengelompokkan literatur berdasarkan kategori-kategori tertentu.
2. Synthesize, yakni menyatukan hasil organisasi literatur menjadi
suatu ringkasan agar menjadi satu kesatuan yang padu, dengan
mencari keterkaitan antar literatur.
3. Identify, yakni mengidentifikasi isu-isu kontroversi dalam
literatur. Isu kontroversi yang dimaksud adalah isu yang
dianggap sangat penting untuk dikupas atau dianalisis, guna
mendapatkan suatu tulisan yang menarik untuk dibaca.
4. Formulate, yakni merumuskan pertanyaan yang membutuhkan
penelitian lebih lanjut.

26
F. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juli 2021 selama kurang


lebih satu minggu
2020 2021
No Jenis kegiatan
9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
1 Penyusunan
proposal
2 Seminar Proposal

3 Revisi Proposal

4 Penelitian dan
analisa data
5 Penyusunan KTI
(Karya Tulis
Ilmiah)
6 Ujian KTI

7 Revisi KTI

27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Berdasarkan 10 jurnal yang digunakan dalam literature review ,
terdapat 7 jurnal nasional dan 3 jurnal internasdional, hasil review dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

28
Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Penelusuran Literatur
Partisip Alat
Desain
Judul dan Penulis Tujuan an/ Ukur
No Penelitia Hasil Penelitian Kesimpulan
(tahun) Penelitian subjek Penelitia
n
data n
1 Faktor-Faktor Tujuan BRM Deskrifitf Kuisioner Berdasarkan hasil kuisioner Kesimpulan penelitian ini
yang penelitian ini a. Tingkat pengetahuan 35% yaitu Tingkat
Mempengaruhi mengidentifikasi (baik) pengetahuan petugas
Duplikasi faktor-faktor b. Tingkat kepatuhan (baik) pendaftaran baik.
Penomoran penyebab 45% Tingkat kepatuhan
Berkas Rekam penomoran c. Tingkat pendidikan rata- petugas pendaftaran baik.
Medis di Siloam ganda rata SMA/SMK. Tingkat pendidikan
Hospital d. Pengetahuan penggunaan petugas pendaftaran
Surabaya. KIUP petugas pendaftaran terbanyak yaitu
(Arianti, persentase 100% kategori SMA/SMK. Proses
Masyfufah, sangat baik. pengecekan data pasien
Sulistyoadi, dari hasil observasi 54%
Wijaya 2020). petugas tidak melakukan.
Jurnal Dari hasil kuisioner
penggunaan KIUP
pencarian data pasien
petugas sudah
mengetahui penggunaan
KIUP

2 Faktor – faktor Tujuan penelitian BRM kualitatif Observasi Dari hasil penelitian Berdasarkan hasil

29
yang ini adalah Berdasarkan tabel penelitian yang dilakukan
menyebabkan mengetahui apa pengamatan nomor rekam dapat disimpulkan bahwa
terjadinya saja faktor medis diruang penyimpanan dengan adanya sistem
duplikasi penyebab menunjukan bahwa nomor komputerisasi di rumah
penomoran berkas terjadinya rekam medis yang terjadi sakit umum imelda
rekam medis penduplikasian duplikasi 10 nomor rekam pekerja indonesia medan
rumah sakit nomor rekam medis ( 1,45%) dan nomor akan menjadi baik
umum imelda medis rekam medis yang tidak apabila petugas benar-
pekerja indonesia terduplikasi sebanyak 710 benar memperhatikan
medan tahun 2016 nomor rekam medis kinerjanya sehingga tidak
(Susanti, 2016) (98,63%) akan menimbulkan
Jurnal Penomoran rekam medis kekeliruan dalam
akan menjadi lebih baik penomoran rekam medis
apabila petugas benar-benar supaya pelayanan lebih
memperhatikan kinerjanya, maksimal
teliti dalam bekerja, dan
bekerja secara profesional
sesuai prosedur yang
berlaku.

3 Tinjauan Mengetahui BRM Deskriptif Observasi Jumlah duplikasi nomor Duplikasi nomor rekam
Penduplikasian tinjaun dupliksi rekam medis pasien umum medis pada pasien
Nomor Rekam nomor rekam di Puskesmas Segeri Umum di Puskesmas
Medis medis di Kab.Pangkep didapatkan Segeri Kab.Pangkep
Dipuskesmas puskesmas hasil, pada bulan januari- sebanyak 10 nomor
Segeri Kabupaten Segeri juni 2019 didapatkan 10 rekam medis. Sehingga
Pangkep (Sari, Kab.Pangkep duplikasi nomor rekam pelayanan terganggu dan
2019) Jurnal medis. Duplikasi nomor data pasien tidak

30
rekam medis tersebut adalah berkesinambungan.
pasien lama. Dimana Duplikasi nomor rekam
seharusnya pasien hanya medis pada pasien Kis di
memiliki satu nomor rekam Puskesmas Segeri Kab.
medis saja akan tetapi Pangkep sebanyak 11
pasien memiliki lebih dari nomor rekam medis.
satu nomor rekam medis Sehingga pelayanan
terganggu dan data
pasien tidak
berkesinambungan.
Duplikasi nomor rekam
medis pada pasien Askes
di Puskesmas Segeri
Kab. Pangkep
sebanyak 4 nomor rekam
medis. Sehingga
pelayanan terganggu dan
data pasien tidak
berkesinambungan
4 Analisis faktor- faktor-faktor BRM Kualitatif Observasi Berdasarkan hasil Dari 18 sampel, diketahui
faktor yang yang dan wawancara yang dilakukan jika petugas pendaftaran
mempengaruhi mempengaruhi Petugas di Rumah Sakit Atma Jaya yang memiliki kualifikasi
duplikasi duplikasi Filling a. Gambaran Kualifikasi pendidikan kurang
penomoran penomoran pendidikan petugas mengetahui tentang
rekam medis di rekam medis di pendaftaran, berdasarkan pemberian penomoran
rumah sakit atma Rumah Sakit hasil wawancara 18 petugas rekam medis
jaya 2016 Atma Jaya pendaftaran kurang Dari 18 sampel, diketahui
(Muldiana, Jakarta memperhatikan dan petugas berpengetahuan

31
Widjaja, 2016) mengetahui tentang sistem baik dalam pemberian
Jurnal penomoran rekam medis penomoran terhadap
b. Gambaran Pengetahuan psien
petugas pendaftaran, Dari 18 sampel, diketahui
berdasarkan hasil jika petugas yang
wawancara dari 18 petugas memiliki pengalaman
pendaftaran yang kurang mengetahui
berpengetahuan kurang tentang sistem
mengetahui duplikasi penomoran dan
penomoran rekam medis pentingnya memberikan
c. Gambaran pengalaman penomoran rekam medis.
petugas pendaftaran,
berdasarkan hasil
wawancara dari 18 petugas
pendaftaran kurang
mengetahui tentang alur
pendaftaran dan pentingnya
dalam meberikan
penomoran rekam medis.
5 Analisis faktor- Menciptakan BRM Deskriftip Cross Berdasarkan hasil observasi Diharapkan petugas di
faktor penyebab Sumber daya sectional a. Gambaran standar unit rekam medis agar
duplikasi nomor manusia yang operasional prosedur dapat menjalankan
rekam medis di bermutu dan terhadap duplikasi pelayanan yang sesuai
rumah sakit prosedur atau penomoran berkas rekam dengan kaedah-kaedah
umum daerah tais tata kerja yang medis, dari hasil yang yang berlaku yaitu
(Ramadani, baik serta sarana diamati di RSUD Tais ketersediaan standar
Safitrii,2017) atau fasilitas belum tersedianya SOP operasional prosedur,
Jurnal yang memadai tentang penomoran berkas sarana dan prasarana

32
rekam medis, hal ini dapat khususnya KIUP dan
mengakibatkan petugas sumber daya manusia
belum mengetahui langkah supaya kejadian duplikasi
apa saja dan tata cara yang nomor rekam medis
harus dilakukan dalam dapat diatasi
memberi nomor rekam
medis
b. Gambaran penggunaan
KIUP terhadap duplikasi
penomoran rekam medis,
pada RSUD Tais belum
tersedianya KIUP hal ini
dikarenakan standar
operasional prosedur
dalam pengembangan
sarana dan prasarana
belum ada dan kurangnya
pengetahuan petugas
rekam medis tentang kartu
indeks utma pasien
(KIUP).
c. Gambaran sumber daya
manusia pendidikan rekam
medis terhadap duplikasi
penomoran berkas rekam
medis, dari hasil observasi
terhadap kepala Rekam
Medis di RSUD Tai

33
petugas rekam medis
berjumlah 12 orang.
Masing-masing 2 orang
petugas tamatan S1
kesehatan, 2 orang petugas
tamatan S1 pendidikan, 5
orang petugas tamatan D-
III kesehatan, 2 orang
petugas tamatan SMA dan
1 orang petugas yang
lulusan D-III perekam
medis.
6 Kejadian Misfile Penelitian ini BRM Kualitatif Wawanca Berdasarkan penelitian yang Penyebab utama misfile
dan Duplikasi bertujuan untuk ra ditinjau dari beberapa aspek dan duplikasi berkas
Berkas Rekam mengetahui dan dalam observasi berupa rekam medis adalah
Medis Sebagai menjelaskan a. Ditinjau dari aspek Man regulasi yang digunakan
Pemicu penyebab Berdasarkan wawancara dalam sistem
Ketidaksinambun kejadian misfile dengan petugas penyimpanan di bagian
gan Data Rekam dan duplikasi pendaftaran dan filling di filing. Sehingga perlu
Medis berkas rekam Puskesmas Adipala Unit adanya pembenahan dan
(Karlina, Putri, medis pada I, pendidikan terakhir pembuatan kebijakan
Santoso, 2016) bagian filing SMA tanpa mendapatkan untuk menciptakan
Jurnal Puskesmas pelatihan mengenai managemen rekam medis
Adipala Unit I manajemen unit kerja yang baik agar data
rekam medis dalam berkas rekam
b. Di tinjaudari aspek medis dapat terus
material berkesinambungan
Berdasarkan

34
pengamatan
langsung pada
filling, map yang
digunakan
merupakan map
yang pada umumnya
dijual ditoko dan
sebagian lagi map
dengan desain
terdahulu yang
digunakan pada saat
sistem family folder
masih berlaku.
c. Ditinjau dari aspek
Method
Selain memberikan
kemudahan pada
cara penyimpanan
bagi petugas yang
belum terlatih,
namun sistem ini
memiliki beberapa
kekurangan
diantaranya :perseba
ran berkas yang
tidak merata,
sehingga lebih
berpotensi

35
menyebabkan
petugas akan
berhimpitan ketika
mengambil berkas
rekam medis
diaereal yang sama.
d. Ditinjau dari aspek
Machine
Dari segi Machine,
Puskesmas Adipala
Unit I menggunakan
SIMPUS (Sistem
Informasi
Puskesmas) yang
databasenya terpusat
dalam satu
kabupaten Cilacap.
Berdasarkan
pengamatan,
tindakan yang
dilakukan petugas
saat SIMPUS error
untuk pasien baru
adalah membuat
berkas rekam medis
tanpa menggunakan
map dan pada
formulir rekam

36
medis diberi tulisan
error.
e. Ditinjau dari aspek
Money
Jika dilihat dari hasil
observasi,
penomoran berkas
rekam medis
dibagian filling
sudah mencapai
lebih dari 100.000.
jika ditinjau daru
aspek Money,
perencanaan tersebut
kurang efektif dan
akan menjadikan
penggelembungan
rencana anggaran.
Apabila 1 box file
berisi maksimal 20
berkas, artinya pihak
puskesmas harus
menyediakan sekitar
5000 box file yang
berisi berkas rekam
medis. Jika 1 box
diasumsikan seharga
Rp 10.000,00, maka

37
dibutuhkan anggaran
sebesar 50 juta
rupiah untuk
pengadaan box file
tersebut.
7 faktor-faktor Faktor-faktor BRM Deskripti Observas Berdasarkan hasil penelitian Petugas pendaftaran selu
yang yang f i menunjukan bahwa ruhnya berpendidikan
memengaruhi mempengaruhi sebagian responden SLTA/sederajat sehingga
duplikasi duplikasi berumur >22 tahun kurang mengetahui dan
penomoran penomoran sebanyak 6 orang (75,0%). pentingnya penomoran
rekam medis di rekam medis Sebagian kecil berumur <22 rekam medis.
rumah sakit dirumah sakit tahun sebanyak 2 orang Dari analisis 233 berkas
umum madani umum madani (25,0%). rekam medis, diperoleh
medan (Gultom, medan Berdasarkan jumlah sampel bahwa terjadi duplikasi
Pakpahan, 2019) 233 berkas rekam medis di nomor rekam medis
Jurnal ruangan penyimpanan, di sebanyak 32 rekam
dapatkan bahwa terjadi medis (13,73%) dan yang
duplikasi nomor rekam tidak mengalami
medis sebanyak 32 rekam duplikasi sebanyak 201
medis (13,73%) dam yang rekam medis (86,26%).
tidak mengalami duplikasi Tidak terdapat standar
nomor rekam medis operasional prosedur
sebanyak 201 rekam medis untuk penomoran dan
(86,26%). penyimpanan berkas
Hasil observasi di RSU rekam medis
madani, tidak di terdapatnya Tidak tersedianya KIUP,
Kartu Indeks Pasien (KIUP) buku registrasi
hal ini dikarenakan standar pendaftaran dan tracer di

38
operasional prosedur dalam instalasi rekam medis
pengembangan sarana dan RSU Madani.
prasarana belum ada dan
kurangnya pengetahuan
petugas rekam medis
tentang KIUP.
8 Analisis Misfiling BRM Deskrepti Interview Penelitian ini menggunakan Petugas rekam medis
Penyebab menghambat ve pendekatan kualitatif dan Rumah Sakit Umum
Misfiling di pelayanan dokter wawancara, observasi, Bhakti Husada PT. Rolas
Rumah Sakit terhadap pasien dokumentasi, angket dan Nusantara Medika
Umum Bhakti tertentu karena brainstorming sebagai Krikilan Banyuwangi
Husada PT. Rolas tidak pengumpulan data. Hasilnya memiliki kualifikasi
Nusantara diberikannya menunjukkan penyebab pendidikan DIII Rekam
Medika Krikilan informasi latar kesalahan pengarsipan Medis dengan beberapa
Banyuwangi belakang terkait sebelumnya di luar prosedur petugas tidak pernah
(Sawari, penyakit pasien standar mengikuti seminar dan
wijayanti, sebelumnya, pelatihan
Alfiansyah, sehingga pada
Muflihatin, akhirnya
Rahmawati, mempengaruhi
2020) Jurnal tingkat
kelangsungan
rekam medis di
rumah sakit
9 Analisis faktor Tujuan BRM kualitati wawanca Hasil penelitian Hasil penelitian
kinerja dalam penelitian ini f ra menunjukkan bahwa menyarankan agar Pujer
pengelolaan adalah untuk mendala prioritas utama penyebab Bondowoso membuat
rekam medis di menganalisis m masalah pengelolaan rekam Standard Operational

39
puskesmas pujer faktor kinerja medis di Puskesmas Pujer Procedure tentang sistem
bondowoso pengelolaan Bondowoso adalah belum penyimpanan dan
(Wijayanti, rekam medis di adanya Standar Operasional penjajaran rekam medis
Alfiansyah, Puskesmas Pujer Prosedur pengelolaan rekam Puskesmas, Standard
Swari, Nuraini, Bondowoso medis, sehingga petugas Operating Procedure
Fitriani, 2020) melaksanakan pekerjaan pada sistem penomoran
Jurnal tanpa pedoman yang sesuai. rekam medis, Standard
Operating Procedure
tentang sistem penamaan
rekam medis, Standard
Operating Procedure
tentang pelaksanaan
retensi dan
pemusnahan. ,dan Sistem
Pengendalian Rekam
Medis Standar
Operasional Prosedur
10 Optimalisasi tujuan BRM sosialisas survey Latar belakang pendidikan Adanya peningkatan
sistem dilaksanakannya i petugas rekam medis pengetahuan petugas
penyimpanan Pengabdian berasal dari : D-III rekam rekam medis setelah
rekam medis di kepada medis sebanyak 4 orang, dilakukannya kegiatan
padang pasir Masyarakat perawat sebanyak 1 orang, sosialisasi. Diperlukan
Puskesmas 2019 (PKM) agar fisioterapi sebanyak 1 tambahan rak
(Oktavia, 2019) penyimpanan orang, dan ekonomi penyimpanan berkas
Jurnal rekam medis sebanyak 1 orang Sistem rekam medis agar tidak
menjadi optimal penomoran yang digunakan ada lagi yang tercecer di
untuk Puskesmas Padang Pasir lantai karena dapat
meningkatkan dibenarkan dengan merusak isi berkas rekam

40
kualitas menggunakan Family medis. Diperlukan
pelayanan rekam Folder namun perlu reward/penghargaan
medis rawat dibuatkan kode yang kepada petugas rekam
jalan di Padang berbeda antara ayah, ibu, medis yang berguna
Puskesmas Pasir dan anak. enis pengarsipan untuk meningkatkan
yang dipakai straight kinerja petugas rekam
numeric filling. Pengarsipan medis
cara ini memiliki beberapa
kerugian seperti kesalahan
letak mudah terjadi, salah
posisi (transposisi) angka
sering terjadi

Dari ke 10 jurnal yang direview yang dimana ke 10 jurnal tersebut menggunakan metodologi penelitian yang berbeda
namun memiliki tujuan pengukuran yang sama yaitu faktor penyebab terjadinya duplikasi berkas rekam medis. Dengan lama
penelitian yang bervariasi menghasilkan faktor yang berkaitan, faktor yang terkait terkait pengelolaan sumber daya manusia, alat,
metode, material dan keuangan.

41
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan review dari 10 jurnal diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Jurnal 1,2,3,4,5, dan 7 dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor


utama penyebab terjadinya duplikasi penomoran Rekam Medis
adalah tingkat pendidikan petugas rekam medis terbanyak yaitu
SMA/SMK sebesar 50%, petugas rekam medis yang berpengalaman
masih terdapat yang kurang memahami tentang pentingnya
pemberian nomor rekam medis terhadap pasien, tidak terdapat
standar ooperasional prosedur (SOP) untuk penomoran dan
penyimpanan berkas rekam medis, tidak tersedianya KIUP dan buku
registrasi pendaftaran dan tracer di instalasi rekam medis.
2. Jurnal 6 dan 8 dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor utama
penyebab terjadinya misfile berkas rekam medis adalah petugas yang
tidak memiliki kompetensi yang berkaitan dengan kejadian misfile, di
tinjau dari aspek material map yang lembek dan rak penyimpanan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan, minimnya jumlah dan
kompetensi SDM di bidang rekam medis menyebabkan kejadian
misfile.
3. Jurnal 9 mengemukakan bahwa di Pujer Puskesmas Bondowoso
belum terlaksana dengan baik disebabkan tidak adanya standar
operasional tata cara pengelolaan rekam medis dan sistem penjajaran
yang tidak sesuai dengan rekam medis standar
4. Jurnal 10 mengemukakan bahwa dilaksanakan optimalisasi ini
bertujuan untuk mengingkatkan kualitas pelayanan rekam medis di
puskesmas padang pasir, meningkatkan pengetahuan petugas rekam
medis tentang sistem penyimpanan, di adakan sosialisasi untuk
petugas rekam medis dengan cara memberikan soal pre-test dan post-
test untuk mengukur kemampuan pemahaman mitra yang bertujuan
diharapkan adanya peningkatan pengetahuan petugas rekam medis
setelah dilakukannya kegiatan sosialisasi.

37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil review 10 jurnal di atas dapat di simpulkan bahwa
jurnal 1,2,3,4,5, dan 7 membahas tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi duplikasi nomor rekam medis yaitu petugas pendaftaran
terbanyak berpendidikan sampai SMA/SMK, tidak terdapat Sistem
Operasional Prosedur (SOP) di unit rekam medis, jurnal 6 dan 8
membahas tentang kejadian misfile yaitu yang disebabkan oleh beberapa
hal ditinjau dari aspek man, method, material, machine, dan money. Jurnal
9 membahas tentang menganalisisi faktor kinerja pengolaan rekam medis
yaitu tidak adanya standar Operasional tata cara pengelolaan rekam medis
dan sistem penjajaran yang tidak sesuai dengan rekam medis standar,
jurnal 10membahas tentang optimalisasi sitem penyimpanan rekam medis
yang dimana dilaksanakanya pengabdian kepada masyarakat agar
penyimpanan rekam medis menjadi optimal untuk meningkatkan kualitas
pelayanan rekam medis
B. Saran
1. Sebaiknya dibuat kebijakan tentang adanya pelatihan buat petugas yang
bukan jurusan D3 rekam medis.
2. Melakukan revisi terkait judul SPO mengenai pemberian nomer pada
pasien baik rawat jalan maupun rawat inap.
3. Perlunya sosialisasi dan koordinasi yang lebih baik tentang tata cara
pemberian nomer rekam medis yang baik dan benar.
4. Diadakan review atau tinjauan penyebab duplikasi nomer rekam medis
pasien tiap bulan untuk mengukur kekonsistenan mengurangi
penduplikasian nomer rekam medis pasien..

38

Anda mungkin juga menyukai