Anda di halaman 1dari 5

BAHAN UTS FIQH ZAKAT

1. Zakat fitrah
a. Niat zakat fitrah (diri sendiri, istri/suami, anak lelaki, anak perempuan)

b. Syarat seseorang diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah


1. Beragama islam
2. Merdeka
Budak tidak dikenai kewajiban membayar zakat (zakat fitrah maupun
zakat mal) meski jumlah harta miliknya sudah mencapai nisab.
3. Baligh dan Berakal
Anak kecil belum dikenai kewajiban membayar zakat, sebagaimana tidak
diwajibkan menjalankan shalat dan puasa.
4. Menjumpai Dua Waktu
Dua waktu ialah akhir bulan Ramadhan dan malam Idul Fitri ( malam 1
Syawal ).
5. Mempunyai Kelebihan Harta
Orang yang tidak mempunyai barang apapun dan tidak juga mempunyai
makanan apapun untuk dikeluarkan sebagai zakat fitrah, maka ia tidak
perlu meminjam makanan untuk dikeluarkan sebagai zakat fitrah.
6. Mencapai Nishab
Harta tersebut di luar kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang, seperti
makanan, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan alat yang dipergunakan
untuk mata pencaharian. Harta yang dizakati telah berjalan selama 1 tahun
(haul) terhitung dari hari kepemilikan nishab.

c. Waktu mengeluarkan zakat fitrah dan ukurannya.


1) Mubah
Yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan ramadhan.
2) Wajib
Yaitu mulai terbenam matahari penhabisan ramadhan.
3) Sunnah
Dibayar sesudah salat subuh sebelum pergi salat hari raya.
4) Makruh
Membayar fitrah sesudah salat hari raya, tetapi sebelum terbenam matahari
pada hari raya.
5) Haram
Dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya.

Artinya Dari Ibnu Umar, ia berkata, Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah di bulan
Ramadhan atas setiap muslim sebanyak satu sha (3,2 liter) kurma atau gandum, baik
dia merdeka atau hamba sahaya, laki-laki atau perempuan. (HR. Bukhari dan
Muslim)

2. Zakat Emas, perak dan mata uang


a. Dasar hukum
QS. At-Taubah ayat 34 yang berbunyi:

َ‫ص ُّدوْ ن‬ ِ َ‫اس بِ ْالب‬


ُ َ‫اط ِل َوي‬ َ ‫ان لَيَأْ ُكلُوْ نَ اَ ْم َو‬
ِ َّ‫ال الن‬ ِ َ‫ار َوالرُّ ْهب‬ ٰ
ِ َ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذينَ ا َمنُ ْٓوا اِ َّن َكثِ ْيرًا ِّمنَ ااْل َحْ ب‬

ٍ ‫ضةَ َواَل يُ ْنفِقُوْ نَهَا فِ ْي َسبِي ِْل هّٰللا ِ ۙفَبَ ِّشرْ هُ ْم بِ َع َذا‬
‫ب اَلِي ۙ ٍْم‬ َّ ِ‫َب َو ْالف‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫ع َْن َسبِ ْي ِل ِ َۗوالَّ ِذ ْينَ يَ ْكنِ ُزوْ نَ ال َّذه‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-
orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan
jalan yang batil, dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih."

Adapun dalil as-Sunnah yang menegaskan bahwa wajib zakat emas dan perak
Riwayat dari Abu hurairah yang artinya, “Siapa saja yang memiliki emas dan
perak tetapi tidak mengeluarkan zakatnya melainkan pada hari kiamat nanti
akan disepuh untuknya lempenganlempengan dari api neraka jahanam, lalu
disetrika dahi, rusuk dan punggungnya dengan lempengan tersebut. Setiap kali
dingin akan disepuh lagi dan disetrika lagi kepadanya pada hari yang
ukurannya sama dengan 50ribu tahun titik kemudian ia melihat tempat
kembalinya, apakah ke surga atau neraka.” (HR. Muslim no. 987)

b. Bentuk-bentuk emas yg wajib dizakati dan nishab emas dan perak


1) Emas dan perak murni
2) Peralatan dan perabotan rumah
3) Perhiasan emas bagi pria
4) Perhiasan emas dan perak bagi wanita

Nisab emas adalah 20 dinar, senilai dengan 85 gram.


Dengan rincian, 1 dinar Islami = 1 mitsqal, berarti 20 dinar = 20 mitsqal. 1
mitsqal = 4,25 gram. Jadi, 20 mitsqal adalah 85 gram.
Sedangkan nisab perak adalah 200 dirham, seberat 595 gram.
Dengan rincian 1 dirham Islam = 0,7 mitsqal. Berarti 200 dirham = 140
mitsqal, yaitu 595 gram (1 mitsqal = 4,25 gr).
Rumus saat menunaikan zakat emas:
2,5% x Jumlah emas/perak yang disimpan selama 1 tahun

c. Dasar hukum zakat uang kertas


Kewajiban zakat atas kepemilikan uang kertas dan logam didasarkan atas qiya
s, yaitu penggunaan mata uang kertas dan logam dianalogikan (diqiyaskan)
dengan logam mulia emas dan perak, karena memiliki kesamaan illat  hukum
berupa tsamaniyah muthlaqah yaitu sebagai alat tukar dan pembakuan nilai,
sebagaimana penetapan ulama Malikiyah.
Uang kertas dan uang logam telah menjadi alat pembayaran yang sah, setiap
orang dapat melakukan transaksi jual beli, membayar hutang, menyerahkan
mahar, membayar & menerima upah/gaji, sehingga kedudukannya dalam
hukum syara' sama dengan kedudukan emas dan perak. Oleh karenanya,
penyimpanan uang baik uang kertas maupun uang logam selama satu tahun
terkena kewajiban zakat sebagaimana simpanan emas dan perak.

d. Nishab dan kadar zakat uang kertas


Sebagian ulama kontemporer berpendapat bahwa nisab zakat uang kertas
berdasarkan nisab terendah antara emas dan perak, karena mempertimbangkan
kemaslahatan fakir miskin.
Contoh: Jika harga 1 gram emas murni Rp400.000,00 sehingga nisab zakat
emas 85 x Rp400.000,00 = Rp34.000.000,00. Sedangkan harga 1 gram perak
murni Rp30.000,00 sehingga nisab zakat perak 595 x Rp30.000,00 =
Rp17.850.000,00. Maka nisab zakat uang kertas dihitung berdasarkan nisab
perak karena nisab perak lebih rendah dari pada nisab .emas.
Sebagian ulama kontemporer berpendapat bahwa nisab zakat uang kertas
berdasarkan nisab emas yaitu senilai 85 gram emas murni, karena harga emas
lebih stabil dan dalam pengeluaran mata uang kertas oleh bank sentral
digunakan emas sebagai jaminannya. Pendapat ini didukung oleh mayoritas
ulama dan menjadi keputusan lembaga hukum Islam di berbagai negara
muslim di dunia. Adapun kadar zakat yang harus dibayarkan sama dengan
kadar zakat emas dan perak yaitu 2,5%.

3. Zakat pertanian dan perkebunan


a. Dasar hukum
Allah telah nashkan dalam (QS.Al Baqarah (2):267).
“hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah sebagian yang baik-baik dari
harta yang kamu usahakan dan dari yang kami keluarkan untuk kamu dari
bumi.”
b. Jenis hasil pertanian yg terkena zakat (pendapat ulama)
Pendapat imam syafi’i lebih dicenderungi karena hadits-hadits yang telah
disebutkan diatas memiliki ‘illah (sebab hukum) yang dapat ditarik dimana
gandum, kurma dan kismis adalah makan pokok di masa silam, karena
menjadi suatu kebutuhan primer dan makanan tersebut bisa disimpan.
Sehingga dapat diqiyaskan pada padi, gandum, jagung, sagu dan singkong
yang memiliki ‘illah yang sama.
c. Nishab dan kadar zakat
 lima wasaq yang setara dengan 653 kg gabah/520 kg beras.
 Jika hasil pertanian merupakan makanan pokok seperti beras, jagung,
gandum, kurma, dan lain-lain maka nishabnya setara dengan 653 kg
gabah/520 kg beras dari hasil pertanian tersebut.
 jika hasil pertanian berupa buah-buahan, sayur-sayuran, daun, bunga, dan
lain-lain maka nishab disetarakan dengan harga nishab makanan pokok
yang paling utama di Negara yang bersangkutan.

1) jika diairi dengan air hujan, sungai, dan mata air maka kadar zakatnya
adalah 10% (sepuluh persen).
2) Jika diairi dengan sistem irigasi karena memerlukan biaya tambahan maka
kadar zakatnya 5% (lima persen).
3) Sesuai dengan Hadist Nabi SAW, “Tidak ada sedekah (zakat) pada biji
dan buah-buahan sehingga sampai banyaknya lima wasaq” (Riwayat
Muslim).

Teknis UTS :
1. Ujian lisan
2. Via daring (google meet atau sejenisnya dan mahasiswa yg menyiapkan)
3. Dilaksanakan secara kelompok dan kelompok presentasi yg sdh terbentuk bisa
membuat daftar urut.
4. Insyh bisa dilaksanakan mulai kamis, tanggal 4 November 2021, waktu : mulai jam
08.00 (bagi yg ada makul bisa menyesuaikan)

Anda mungkin juga menyukai