Daffa Al Akhdaan - Tugas 24
Daffa Al Akhdaan - Tugas 24
beberapa fungsi f ( x , … ) untuk beberapa nilai x ,… tidak dimungkinkan karena integral dari
f ' ( x , … ) hanya digambarkan bentuk umum. Pergeseran vertikal, atas atau bawah, tidak
diketahui. Pergeseran vertikal ini menghasilkan konstanta integrasi.
Selama proses diferensiasi, nilai apapun dari proses pergeseran vertikal (integrasi)
akan hilang sebagai akibat dari eliminasi konstanta yang memiliki turunan 0. Kita biasa
melakukannya ketika mengintegrasikan fungsi dengan menambahkan konstanta +C pada
proses integrasi ke integral yang tidak terbatas. Hal ini terkadang bukan menjadi permasalahan
sebab jika menemukan nilai integrasi pada suatu batas tertentu syarat +C dibatalkan dan
konstanta integrasi tidak diperlukan. Turunan dari fungsi f pada x 0 dapat didefinisikan
sebagai:
'
df ( x 0 ) f ( x 0+ h )−f ( x 0 )
f ( x 0 )= =lim
d x 0 h→ 0 h
B. Metode Finite Difference (Forward, Backward, Center)
Metode finite Difference pada dasarrnya menggunakan ekspansi deret Taylor dalam
mengaproksimasi nilai turunan. Ekspansi deret Taylor untuk f ( x ) di sekitar x=x n dapat ditulis
sebagai berikut:
' '' h2
f ( x n +h )=f ( xn ) + f ( x n) . h+ f ( x n ) . + …
2!
Sehingga diperoleh
'
f ( x n +h )−f ( x n) ' ' h2
f ( x n )= + f ( xn ) . + …
h 2!
f ( x n +h ) −f ( x n )
¿ +O(h ),
h
Dengan demikian diperoleh turunan pertama di titik x=x n adalah
'
df ( x n ) f n+1−f n
f ( x n )= =
dx h
Persamaan diatas disebut Forward-Difference Method dengan error pemotongan orde pertama
dan h> 0.
Kemudian dengan analogi yang sama dengan pada Forward-Difference Method, maka diperoleh
'
df ( x n ) f n−f n−1
f ( x n )= =
dx h
Persamaan diatas disebut Backward-Difference Method dengan h< 0.
Kemudian dengan melakukan operasi pengurangan antara Forward-Difference Method dengan
Backward-Difference Method akan diperoleh metode baru, yaitu Center-Difference Method
sebagai berikut.
b). Rumus apa yang digunakan untuk menghitung f ' (1.3) dan f ' (2.5)
Penyelesaian : Untuk menghitung f ' (1.3) digunakan rumus hampiran selisih maju
atau forward difference, sebab x=1.3 hanya mempunyai titik – titik sesudahnya atau
maju, tetapi tidak memiliki titik-titik sebelumnya. Sebaliknya, untuk menghitung nilai
f ' ( 2.5) digunakan rumua hampiran selisih mundur atau backward difference sebab
x=2.5 hanya mempunyai titik-titik sebelumnya atau mundur
- Hampiran selisih maju untuk f ' (1.3):
' f 1 −f 0
f 0= +O(h)
h
4.482−3.669
f ' ( 1.3 )= =4.065
0.2
- Hampiran selisih mundur untuk f ' ( 2.5):
' f 0 −f −1
f 0= +O(h)
h
12.182−9.974
f ' ( 2.5 )= =11.04
0.2
D. Ide pemecahan masalah integrasi dengan solusi numerik
Integral analitis :
Dengan F(x) adalah integral dari f(x) sedemikian sehingga F’(x) = f(x)
Bidang tersebut merupakan bentuk trapesium yang luasannya dapat dihitung dengan
rumus geometri, yaitu:
f ( a )+ f (b)
I =( b−a)
2
2. Aturan Trapesium banyak pias
Luas bidang adalah jumlah dari luas beberapa pias tersebut. Semakin kecil pias
yang digunakan, hasil yang didapat menjadi semakin teliti.
Kemudian, dapat disederhanakan menjadi persamaan sbb :
F. Aturan Simpson
Misal: apabila terdapat dua titik tambahan diantara f(a) dan f(b), maka keempat titik dapat
dihubungkan dengan fungsi polinomial order tiga.
1. Aturan Simpson 1/3
Di dalam aturan Simpson 1/3 digunakan polinomial order dua (persamaan
parabola) yang melalui titik f(xi-1 ), f(xi ), dan f(xi+1) untuk mendekati fungsi.
b−a
Pada pemakaian satu pias ∆ x= sehingga persamaan diatas dapat ditulis
2
sebagai berikut :
b−a
Pada pemakaian satu pias ∆ x= sehingga persamaan diatas dapat ditulis
3
sebagai berikut :
Penyelesaian :
Bentuk integral di atas dapat diselesaikan secara analitis :
Terlihat bahwa metode ini memberikan kesalahan sangat besar (lebih dari 100%)
Penyelesaian :
Metode trapesium dengan 4 pias, sehingga panjang pias adalah:
Apabila dengan koreksi ujung, maka dapat dihitung dengan cara sbb:
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak :
Penyelesaian :
Dengan menggunakan aturan Simpson 1/3 dengan satu pias, maka :
Penyelesaian :
Dengan menggunakan aturan Simpson 1/3 dengan banyak pias, maka:
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak :
Penyelesaian :
Dengan menggunakan aturan Simpson 3/8 dengan satu pias, maka:
Integral untuk dua pias pertama dengan aturan Simpson 1/3 sbb :
b x1 x2 xn−1
b−a
f ∈ C 4 [ a , b ] , n genap , h= , dan x j=a+ jh untuk setiap j=0,1 , … ,n . Maka ada μ ∈(a , b)
n
dimana aturan simpson komposit untuk 𝑛 subinterval dapat ditulis dengan error sebagai
( n2 )−1 (n2 )
b
∫ f ( x ) dx= h3
a
[ f ( a )+ 2 ∑
j=1
]
f ( x 2 j ) + 4 ∑ f ( x 2 j −1 ) + f (b) −
j=1
b−a 4 4
180
h f (μ)
Perhatikan bahwa istilah error untuk aturan simpson komposit adalah O(h 4 ). Sedangkan
O(h5 ) untuk aturan simpson standar. Namun, ini tidak sebanding karena untuk aturan
b−a
Simpson standar, kita telah menetapkan h pada h= tetapi untuk aturan Simpson
2
b−a
Komposit, kita memiliki h= , untuk n bilangan bulat genap. Ini memungkinkan kita
n
untuk secara signifikan mengurangi nilai ℎ ketika aturan Simpson komposit digunakan.
π h2
| 12 |
f ' ' (μ) =¿
Untuk memastikan akurasi yang cukup dengan teknik ini, kita perlu memiliki
π h2| π h2
sin μ ≤
| ≤0.00002
12 12
π π π3
Karena h= menyiratkan bahwa h= , maka kita butuh <0.00002 yang
n n 12n 2
menyiratkan bahwan> ¿¿ dan aturan trapezium komposit membutuhkan n ≥ 360
J. Integrasi Romberg
Integrasi Romberg merupakan teknik yang digunakan dalam integrasi numerik
untuk menganalisis kasus dimana fungsi yang akan diintegrasikan tersedia. Teknik ini
memiliki keunggulan untuk menghasilkan nilai-nilai dari fungsi yang digunakan untuk
mengembangkan skema yang efisien bagi pengintegrasian secara numerik. Integrasi
Romberg didasarkan pada ekstrapolasi Richardson (Richardson’s extrapolation), yaitu
metode untuk mengkombinasikan dua perkiraan integral secara numerik untuk
memperoleh nilai ketiga, yang lebih akurat.
Teknik ini bersifat rekursif dan dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah
perkiraan integral dalam batas toleransi kesalahan (error tolerance) yang sudah
ditentukan terlebih dahulu. Metode ini digunakan untuk memperbaiki hasil pendekatan
integrasi metode trapesium, karena kesalahan metode trapesium “cukup” besar untuk
polinom pangkat tinggi dan fungsi transeden.
Pada proses integrasi Romberg, mula-mula kita hitung kuadratur dengan lebar
langkah h dan 2h. Defisini kuadratur adalah
Untuk menurunkan galat hampiran integral dari O(h 2)menjadi O(h 2n +2) dapat digunakan
ekstrapolasi Richardson seperti dinyatakan dalam teorema :
Jika didefinisikan barisan kuadratur {I (i , j):i≥ j dimana j=1, 2 ,3 ,… } untuk hampiran integral f(x)
pada [a, b] sebagai :
I (i, 1)=T i – 1 .i≥ 1(barisan aturan trapeziummajemuk )
I (i, 2)=S i – 1 . i≥ 2(barisan aturan Simpson majemuk)
I (i, 3)=B i – 1. i≥ 3(barisan aturan Boole majemuk)
Maka integrasi Romberg untuk meningkatkan keakuratan hampiran integral dapat di tulis sebagai
4k−1 I j+1 , k−1 −I j .k−1
I jk ≅
4 k−1−1
Dengan:
k (¿ 1)adalah level integrasi(K =1 berhubungandengan aturantrapezoidal yang asli)
j( ≥1)membedakan antara perkiraan yang lebih( j+1)dan kurang( j) akurat .
K. Contoh Penyelesaian Menggunakan Integrasi Romberg
1
1
1. Hitung integral ∫ dx dengan metode Romberg (n = 8). Gunakan 5 angka dibelakang
0 1+ x
koma.
Jawab:
1−0
Jarak antar titik : h= =0.125
8
r xr fr
0 0 1.0000
1 0.125 0.88889
2 0.250 0.80000
3 0.3750 0.72727
4 0.500 0.66667
5 0.625 0.61538
6 0.750 0.57143
7 0.875 0.53333
8 1.00 0.50000
Tabel Romberg :