Anda di halaman 1dari 24

Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran

Beberapa waktu lalu sudah dibahas mengenai cara menghitung debit rencana untuk

kepentingan perencanaan saluran drainase. Hasil perhitungan debit rencana bukan hanya

digunakan sebagai acuan ketika merencanakan saluran drainase yang baru, tapi juga berguna

ketika mengevaluasi saluran drainase yang sudah ada (permanen), apakah masih dapat

menampung debit rencana maksimum atau tidak ? Debit rencana itu diibaratkan sebuah ambang

batas maksimum, sehingga dijadikan sebagai acuan. Artinya debit saluran itu nilainya harus lebih

kecil atau sama dengan nilai debit rencana.

Nah berikut ini akan dibahas bagaimana cara mengukur dan menghitung debit saluran

terbuka yang bentuk salurannya seragam (misalnya, empat persegi panjang atau trapesium).

Sebelum melakukan kegiatan pengukuran perlu disediakan perlengkapan yang akan digunakan di

lapangan :

 Sediakan GPS untuk mengukur elevasi


 Sediakan meter rol atau alat ukur yang representatif
 Sediakan sebilah kayu atau besi yang ukurannya representatif untuk ditancapkan ke dalam

saluran (untuk mengetahui kedalaman air/saluran)


 Sediakan papan data dan alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran

Langkah-langkah pengukuran :
 Tentukan saluran (got) mana yang akan diukur debitnya. Bila perlu dilakukan sketsa denah

jaringan salurannya terlebih dahulu


 Ukurlah jarak atau panjang saluran (dari titik awal ke titik akhir)
 Ukurlah elevasi di titik awal dan titik akhir saluran
 Ukurlah dimensi saluran (tinggi saluran, kedalaman air dan lebar dasar saluran)
 Lakukan pengolahan data :

Hitunglah kemiringan dasar saluran dengan rumus berikut :


S = t1 – t2
______ x 100 %
L
Ket :
S = kemiringan tanah/dasar saluran
t1 = elevasi di titik awal/bagian tinggi (m)
t2 = elevasi di bagian akhir/bagian rendah (m)
L = panjang saluran dari titik awal ke akhir (m)
Hitunglah dimensi dan debit saluran, sesuaikan dengan rumus dari bentuk saluran

Contoh Perhitungan

Sebuah saluran berbentuk empat persegi panjang yang terbuat dari beton menampung aliran air

buangan dari sebuah pemukiman, seperti tampak pada sketsa yang salurannya diberi warna garis

biru tua dan tanda A sebagai titik awal (bagian tinggi) dan B sebagai titik akhir (bagian rendah).
Setelah dilakukan pengukuran pada saluran tersebut hasilnya sebagai berikut :
- Elevasi di titik A = 10 mdpl
- Elevasi di titik B = 9 mdpl
- Panjang saluran dari titik A ke B = 154 m
Dimensi saluran :
- Tinggi saluran (h) = 1,1 m
- Lebar dasar saluran (B) = 0,9 m
- Tinggi muka air (H) = 0,85 m
- Nilai kekasaran Manning untuk beton (n) = 0,012
Sketsa Tampang Saluran

Hitunglah debit saluran tersebut ?

Jawab :

*) Hitung kemiringan dasar saluran (S) :

S = t1 – t2
____

= 10 -9
______ x 100% = 0,64 %

154

*) Hitung luas penampang basah (A) :

A=BxH
= 0,9x 0,85
= 0,765 m2

*) Hitung keliling basah (P) :

P = B + 2H
= 0,9 + (2 x 0,85) = 2,6 m

*) Hitung jari-jari hidrolis (R) :

R = A/P
= 0,765/2,6 = 0,29 m
*) Hitung kecepatan aliran (V)

V = 1/n R2/3 S1/2


= 1/0,012 x 0,7652/3 x 0,641/2
= 5,51 m3/dtk

*)Hitung debit saluran (Qs)

QS = A x V
= 0,765 m2 x 5,51 m/dtk
= 4,21 m3/dtk

Hasil pengukuran debit saluran (QS) nantinya akan dibandingkan dengan nilai debit

rencana (QT). Untuk saluran drainase perkotaan biasanya digunakan debit rencana dengan

periode ulang 5 tahun sebagai acuan dalam perencanaan maupun dalam melakukan evaluasi. (*)

mengukur debit air


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Salah satu fungsi dari daerah aliran sungai adalah sebagai pemasok air dengan kuantitas
dan kualitas yang baik terutama bagi orang di daerah hilir. Dan untuk menjaga agar air yang
keluar dari daerah aliran sungai tidak melebihi dari kapasitas penerimaan dihilir, perlu dilakukan
perhitungan debit air. Perhitungan debit air ini penting untuk menentukan agar fungsi dari daerah
aaliran sungai sendiri dapat berjalan dengan baik dan menguntungkan bagi manusia dan
ekosistem. Pada perhitungan debit air, kita harus menganalisa bahan apa yang digunakan untuk
membuat saluran tersebut sehingga kita tahu nilai S (kemiringan) dan nilai n (kekasaran) yang
terjadi pada saluran tersebut.
1.2.Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan geometrik saluran dan hitung debit aliran dalam saluran
drainase atau saluran irigasi
1.3. Ruang Lingkup
1. Mengukur dimensi penampang saluran (kedalaman air, lebar saluran, ambang bebas, dan
kekasaran dinding saluran.
2. Mengukur panjang saluran (dengan bantuan speedometer)
3. Mengukur beda tinggi muka tanah (dengan bantuan goggle earth)
4. Menghitung kemiringan dasar saluran ( asumsi dari kemiringan muka tanah).
5. Menghitung kemiringan muka air
6. Mengitung luas penampang, keliling basah, jari2 hidrolis
7. Menghitug debit aliran

BAB II
STUDI LITERATUR DAN METODOLOGI

2.1. STUDI LITERATUR


Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit
adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang
digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002).
Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan, dan kecepatan
aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan
kecepatan rerataV, sehingga debit aliran adalah:

Dengan :
Q =Debit Aliran (m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan Aliran (m/s)

Metode penelitian meliputi pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran langsung di


lapangan meliputi pengukuran lebar, tinggi air, tinggi saluran drainase, sisi miring, dan diameter
pada masing-masing saluran drainase dari yang berbentuk trapesium, persegi, dan lingkaran.
Variabel yang diamati adalah debit air pada masing-masing saluran drainase.
Debit air sungai merupakan tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur
permukaan air sungai ( Mulyana, 2007).
Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir dari suatu
sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik, untuk memenuhi keutuhan
air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk disalurkan ke saluran yang telah disiapkan
(Dumiary, 1992). Pada dasarnya debit air yang dihasilkan oleh suatu sumber air ditentukan oleh
beberapa faktor - faktor yaitu :
1.Intensitas hujan
2.Penggundulan hutan
3.Pengalihan hutan
Pengukruan debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu (Arsyad,1989):
a. Pengukuran volume air sungai
b. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas
penampang melintang sungai
c. Pengukuran dengan menggunakan bahan kimia yang dialirkan dalam sungai
d. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit.
Hidrograf aliran merupakan perubahan karakterisitik yang berlangsung dalam suatu DAS
oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS dan adanya perubahan iklim lokal ( Asdak, 1995).
Aliran sungai berasal dari hujan yang masuk kedalam alur sungai berupa aliran permukaan dan
aliran air dibawah permukaan,debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup ,
kemudian yang turun kembali setelah hujan selesai. Grafik yang menunjukan naik turunnya
debit sungai menurut waktu disebut hidrograf, bentuk hidrograf sungai tergantung dari sifat
hujan dan sifat daerah aliran sungai ( Arsyad,2006). Terdapat tiga kemungkinan perubahan debit
sungai yaitu laju pertambahan air bawah tanah lebih kecil dari penurunan aliran air bawah tanah
normal, laju pertambahan air bawah tanah sama dengan laju penurunannya, sehingga debit aliran
menjadi konstan untuk sementara, dan laju pertambahan air bawah tanah melebihi laju
penurunan normal, sehingga terjadi kenaikan permukaan air tanah dan debit sungai (Arsyad,
2006).
Perlu diingat bahwa distribusi kecepatan aliran di dalam aluran tidak sama arah
horizontal maupun arah vertikal. Dengan kata lain kecepatan aliran pada tepi alur tidak sama
dengan tengah alur, dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama dengan kecepatan pada
dasar alur.

Distribusi Kecepatan Aliran:

A : teoritis

B : dasar saluran kasar dan banyak tumbuhan

C : gangguan permukaan (sampah)


D : aliran cepat, aliran turbulen pada dasar

E : aliran lambat, dasar saluran halus

F : dasar saluran kasar/berbatu

2.1. METODOLOGI
1. Waktu dan Lokasi
Kegiatan pengukuran saluran drainase dilakukan pada tanggal 29 September 2011 pada
pukul 11.30-12.00. Lokasi kegiatan dilakukan di sungai depan jurusan Teknik Elektro dan sekitar
Teknik Material dan Metalurgi.
2. Jenis Penelitian
Metode penelitian meliputi pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran langsung di
lapangan meliputi pengukuran lebar, tinggi air, tinggi saluran drainase, sisi miring, dan diameter
pada masing-masing saluran drainase yang berbentuk persegi. Variabel yang diamati adalah debit
air pada masing-masing saluran drainase.
3. Alat dan Bahan
a. Rafia
b. Meteran
c. Kamera
d. Spidometer sepeda Motor
e. Stopwatch

BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL PENGAMATAN


No Perlakuan Keterangan
1. Mengukur dimensi penampang -kedalaman air = 31 cm
-lebar saluran = 962 cm
saluran( kedalaman air, lebar saluran,
dan ambang bebas).
2. Mengukur panjang saluran dengan -saluran yang diamati kira-kira panjangnya 1
bantuan spedometer. km.
3. Mengukur beda tinggi muka tanah -dari pengamatan melalui google earth
(dengan bantuan google earth) didapatkan tinggi muka tanah yaitu 3 feet
4. Menghitung kemiringan dasar -kemiringan dasar saluran yaitu 0,015 m.
saluran.
5. Menghitung kemiringan muka air. -kemiringan muka air sungai yaitu 0,15 m
6. Menghitung debit aliran. -dihitung di penghitungan.

PERHITUNGAN

53 cm
H= 31 cm

B = 962 cm

Hasil Pengamatan:
Tinggi Saluran : 53 cm = 0,53 m
Lebar Saluran : 962 cm = 9,62 m
Tinggi Air : 31 cm = 0,31 m
Kecepatan aliran : m/s
Kemiringan ( S ) : 0,015
Kekasaran ( n ) : 0, 013 det/m3
a. Keliling Basah (P)
P = B + 2h
= 9.62 m + 2 (0.31 m)
= 9.62 + 0.62
= 10.24 m

b. Luas Penampang Basah (A)


A= Bxh
= 9.62 m x 0.31 m
= 2.9822 m2

c. Jari-Jari Hidrolis (R)


R= A/P
=
= 0.29 m

d. Debit Air (Q)


Berdasarkan penghitungan rumus :
Q= Ax v
= Ax x x
= 2.9822 x x x
= 2.9822 x x 0.438126 x 0.122474
= 12.30942 m3/s
Berdasarkan penghitungan kecepatan aliran air :
Q= Ax v
= 2.9822 m2 x m/s
= 0.0216101 m3/s

3.2. PEMBAHASAN
Praktikum kedua hidrolika dilaksanakan pada hari senin tanggal 26 September 2011 yaitu
berjudul Geometrik Saluran dan Prediksi Debit. Dalam percobaan ini, kita mengukur kedalaman
sungai, lebar sungai, menghitung panjang saluran sungai, menghitung kemiringan muka air dan
debit aliran.
Langkah awal yang kelompok kami lakukan yaitu menentukan sungai yang akan
dijadikan objek penelitian. Kelompok kami meneliti sungai di wilayah ITS yaitu tepatnya sungai
yang berada di depan Teknik Elektro-FTI. Keadaan sungainya tidak mengalir dan sangat kotor.
Setelah menentukan sungai yang akan dijadikan objek penelitian, kita melakukan langkah
selanjutnya yaitu mengukur dimensi penampang saluran. Kedalaman air di sungai tersebut yaitu
31cm, lebar saluran sungai yaitu 962 cm. Selanjutnya mengukur panjang saluran dengan
speedometer sepeda motor, dan didapatkan hasil bahwa panjang sungai yang kita amati tersebut
sekitar 1 km. Kemudian mengukur tinggi muka air tanah. Pengukuran ini menggunakan google
earth. Awalnya kita mencari dulu daerah sungai yang kita amati melalui google earth, setelah
sudah ketemu kita bisa melihat dibagian bawah gambar pada sungai itu terdapat keterangan
bahwa elevasi dari sungai itu adalah 3 feet. Dan elevasi sama dengan beda tinggi muka tanah,
jadi dapat diketahui bahwa beda tinggi muka tanah tersebut adalah 3 feet. Setelah itu
menghitung kemiringan dasar saluran. Kemiringan dasar salurannya yaitu 0,015 m. Dan karena
kekasaran sungai tersebut terbuat dari beton, maka dapat diketahui bahwa nilai kekasarannya
yaitu 0,013detik/ m3.
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dapat dihitung debit air yang mengalir pada
sungai tersebut. Menurut hasil perhitungan yang tertera di atas, debit air berdasarkan
penghitungan menggunakan rumus adalah 12.30942 m3/s. Akan tetapi, pada saat pengukuran di
lapangan, kami menggunakan papan triplek untuk mengetahui kecepatan aliran air, dan diketahui
jarak 1 m ditempuh selama 2 menit 18 detik atau sama dengan 138 detik. Dengan begitu, dapat
disimpulkan bahwa kecepatan aliran airnya m/s. Berdasarkan penghitungan kecepatan aliran air,
debit airnya adalah 0.0216101 m3/s. Perbedaan besar debit air yang terjadi sangat besar sekali ini,
kemungkinan terjadi karena pengamatan dan pengukuran dilakukan pada musim kemarau,
dimana air yang mengalir sangat sedikit, dan cenderung tidak mengalir (menggenang). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa debit air berdasarkan penghitungan rumus adalah debit air ketika
musim hujan, dimana air yang mengalir lebih banyak daripada ketika musim kemarau.

BAB IV
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari data di atas dapat disimpulkan :
1. Debit air pada masing-masing saluran berbeda-beda tergantung pada bentuk saluran, bahan yang
digunakan, dan ukuran salurannya.
2. Debit air pada masing-masing saluran tergantung pada musim, terutama pada saluran drainase,
karena saluran drainase digunakan untuk mengalirkan air hujan.
3. Debit air yang diperoleh berdasarkan rumus yaitu 12.30942 m3/s, dan debit air yang diperoleh
berdasarkan perhitungan kecepatan aliran yaitu 0.0216101 m3/s.

B. Persamaan yang Digunakan untuk Menghitung Dimensi Saluran

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa bentuk saluran ada berbagai macam dan yang akan

dibahas persamaannya dibatasi hanya pada bentuk empat persegi panjang dan trapesium.

1. Persamaan pada bentuk saluran empat persegi panjang


2. Persamaan pada bentuk saluran trapesium

C. Contoh Perhitungan

Soal 1 !
Saluran drainase berbentuk empat persegi panjang dengan kemiringan dasar saluran 0,015,

mempunyai kedalaman air 0,45 meter dan lebar dasar saluran 0,50 meter, koefisien kekasaran
Manning n= 0,010. Hitung kecepatan aliran dalam saluran, jika debit rencana sebesar 1,25 m 3/det

Diketahui :
n = 0,010
S = 0,015
Q = 1,25 m3/det
h = 0,45 m
B = 0,50 m
Ditanyakan : V .........?
Penyelesaian :
Soal 2 !
Saluran drainase berbentuk trapesium dengan kemiringan dinding saluran m= 1, mempunyai

kedalaman air 0,65 meter, lebar dasar 1,25 meter, koefisien kekasaran Manning n = 0,010.

Hitung kemiringan dasar saluran jika debit yang mengalir sebesar 3,10 m3/det ?
Diketahui :
m=1
h = 0,65 m
B = 1,25 m
n= 0,010
Q = 3,10 m3
Ditanya : S ..........?
Penyelesaian :

Soal 3 !
Saluran drainase sekunder berbentuk trapesium mengalirkan debit sebesar 2,3 m3/det.

Kemiringan dasar saluran 1 : 5000. Dasar saluran mempunyai koefisien kekasaran n = 0,012.

Tentukan dimensi tampang saluran yang paling ekonomis ?

Diketahui :
Q = 2,3 m3/det
S = 1 : 5000
n = 0,012
Ditanyakan : dimensi penampang yang ekonomis ?
Penyelesaian :

Bentuk trapesium yang paling ekonomis adalah setengah heksagonal, dengan jari-jari hidraulik
setengah dari kedalaman air.
Cara Mudah Menghitung Debit Air Sungai dan Debit Air Keran, Menghitung Volume dan
Waktu

Cara Menghitung Debit Air Sungai dengan Metode Pelampung:

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada saat kegiatan praktikum menghitung debit saluran air
adalah rollmeter, pasak yang terbuat dari bahan bambu, stopwatch/handphone, tali plastik,
mistar, alat tulis, bola pimpong.

Cara Kerja

 Menentukan lokasi daerah pengukuran

1. Memasang pasak 1 disebelah kiri saluran, kemudian tegak lurus ke arah seberang,
pasak no.2.

2. Menghubungkan antara pasak no.1 dengan pasak no.2 menggunakan tali rafia.
(sebagai batas daerah pengukur I)

1. Memasang pasak no.3 dengan no.4 dengan jarak 25 meter ke arah hilir
pada pasak no.1 dan no.2.

2. Menghubungkan antara pasak no.3 dan pasak no.4 dengan tali rafia
(sebagai batas daerah pengukur II)
3. Jarak I dan II = (D) dalam satuan meter

 Menentukan kecepatan aliran air (V)

1. Memastikan semua peralatan dengan kondisi baik dan siap digunakan.

2. Memulai dengan menghanyutkan bola pimpong dengan jarak 5 meter dari batas
pengukuran I ke arah hulu saluran.

3. Menghidupkan stopwatch, saat bola pimpong tepat berada di bawah tali batas
daerah penampang I.

4. Mematikan stopwatch sesaat bola pimpong telah mencapai tepat di bawah tali
batas daerah penampung II.

5. Mencatat waktu untuk menempuh jarak dari daerah penampang I ke daerah


penampang II (t).

6. Menghitung kecepatan aliran air dengan menggunakan rumus

, dimana :

V = kecepatan aliran air sungai (m/detik)

D = jarak antara daerah penampang I dengan II (meter)

t = waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak (detik)

 Menentukan luas penampang basah saluran (A)

1. Menentukan lebar saluran (I) pada daerah penampang.

2. Mengukur kedalaman air (d1) pada daerah penampang I kemudian


diulangi ; hingga lima tempat (d2, d3, d4, d5).
Ilustrasi

1. Menentukan rata-rata dalam air (d) pada daerah penampang I

d=

menghitung luas penampang basah dengan menggunakan rumus :

A = I x d m , dimana

A= luas penampang basah (m2)

I= lebar saluran (meter)

d= kedalaman air rata-rata (meter)

Q= V x A

Q = debit air yang mengalir (m3/detik)

V= kecepatan aliran air (m/detik)

A= Luas penampang basah (m2)

Cara menghitung debit saluran air di sungai berdasar data maka diperoleh hasil sebagai berikut.

LI sebagai lebar saluran 1 : 1.5 m

LII sebagai lebar saluran 2 : 1.5 m

D = 25 m

t = 43 detik

Menghitung kecepatan aliran air (V):


V = 0.58 m/detik

LI  d1 = 0.45 m LII  d1 = 0.36 m

d2 = 0.44 m d2 = 0.37 m

d3 = 0.55 m d3 = 0.35 m

d4 = 0.38 m d4 = 0.34 m

d5 = 0.32 m d5 = 0.3 m

LI =

= 0.43 m

LII = = 0.34 m

A= Lx d

AI = luas penampang basah 1

AII = luas penampang basah 2

AI = 1.5 m X 0.43 m = 0.645 m

AII = 1.5 m X 0.34 m = 0.51 m


= 0.57 m2

Q=VxA

Q = 0.58 m/dtk X 0.57 m2

Q = 0.33 m3/detik

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dan sesuai perhitungan dengan menggunakan rumus
maka diperoleh hasil perhitungan debit saluran air pada aliran sungai adalah 0.33 m3/detik.

RUMUS MENENTUKAN DEBIT, VOLUME DAN WAKTU


1. Tentukan volume air yang terpakai dengan cara mengurangkan kedudukan meter akhir
(volume air terakhir) dengan kedudukan meter awal (volume air awal)

2. Ubah waktu pemakaian sesuai soal dengan konversi :


1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
1 jam = 3.600 detik
1 menit = 1/60 jam
1 detik = 1/60 detik
1 jam = 1/3.600 detik

3. Bagi volume air yang terpakai (point 1) dengan waktu (point 2)

Konversi volume :
1 liter = 1 dm³ = 1.000 cm³ = 1.000.000 mm³ = 0.001 m³
1 cc = 1 ml = 1 cm³

Ilustrasi Kasus:
1. Dalam 1 jam sebuah keran dapat mengeluarkan air sebesar 3.600 m³.
Berapa liter/detik debit air tersebut ?

Penyelesaian

Diketahui
volume (v) = 3.600 m³ = 3.600.000 dm³ = 3.600.000 liter
waktu (t) = 1 jam = 3.600 detik

Ditanya debit (D) liter/detik

Jawab :
D = v = 3.600.000 liter = 1.000 liter/detik
t = 3.600 detik

MENENTUKAN DEBIT, VOLUME DAN WAKTU

1. Pengertian Debit Air


Debit air adalah kecepatan aliran zat cait per satuan waktu. Misalnya Debit air sungai
pesanggrahan adalah 3.000 l / detik. Artinya setiap 1 detik air yang mengalir di sungai
Pesanggrahan adalah 3.000 l. Satuan debit digunakan dalam pengawasan kapasitas atau daya
tampung air di sungai atau bendungan agar dapat dikendalikan.
Untuk dapat menentukan debit air maka kita harus mengetahui satuan ukuran volume dan satuan
ukuran waktu terlebih dahulu, karena debit air berkaitan erat dengan satuan volume dan satuan
waktu.
Perhatikan konversi satuan waktu berikut :
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
1 jam = 3.600 detik
1 menit = 1/60 jam
1 detik = 1/60 detik
1 jam = 1/3.600 detik

Konversi satuan volume :


1 liter = 1 dm³ = 1.000 cm³ = 1.000.000 mm³ = 0.001 m³
1 cc = 1 ml = 1 cm

2. Menentukan Debit Air

Rumus
Debit = Volume : Waktu

Dalam 1 jam sebuah keran dapat mengeluarkan air sebesar 3.600 m³. Berapa liter/detik debit air
tersebut ?
Penyelesaian
Diketahui
volume (v) = 3.600 m³
= 3.600.000 dm³
= 3.600.000 liter
waktu (t) = 1 jam
= 3.600 detik
Maka debitnya = 3.600.000 liter
3.600 detik
= 1.000 liter/detik

3. Menghitung volume

Rumus
Volume = Debit X Waktu

Sebuah bak mandi diisi air mulai pukul 07.20 sampai pukul 07.50. Dengan debit 10 liter/ menit.
Berapa liter volume air dalam dalam bak mandi tersebut ?
Penyelesaian
Diketahui
Debit = 10 liter
Waktu = 07.50 – 07.20
= 30 menit
Maka volumenya = Debit X Waktu
= 10 liter X 30 menit
= 300 liter

4. Menghitung waktu

Rumus
Waktu = Volume : Debit

Volume bak mandi 200 dm3. Di isi dengan air dari sebuah kran dengan debit
5 liter/menit. Berapa menit waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bak mandi sampai penuh ?
Penyelesaian
Diketahui
Volume = 200 dm3
Debit = 5 liter/ menit
Maka waktu yang di butuhkan = Volume
Debit
= 200
5
= 40 menit

Anda mungkin juga menyukai