Anda di halaman 1dari 15

http://journalbalitbangdalampung.

org P-ISSN 2354-5704 | E-ISSN 2622-190X


Desember 2021

DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)


YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI PROVINSI
LAMPUNG

CASSAVA (Manihot esculenta Crantz)


CLONES DESCRIPTION CULTIVATED IN SIX DISTRICTS IN
LAMPUNG PROVINCE

Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi4


1
Mahasiswa Jurusan Agroteknologi; Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
E-mail: Dany Pranowo10@gmail.com

Dikirim 8 Juni 2021, Direvisi 14 Desember 2021

Abstrak: Pengumpulan data klon ubi kayu dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan
survei di Way Kanan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Pringsewu, Tanggamus, dan
Metro). Penentuan kabupaten dilakukan dengan metode acak terarah berdasarkan luasan
budidaya. Pengambilan sampel desa dilakukan melalui rancangan sampling non-probablitas,
yaitu sampling kebetulan (accidental sampling). Data mengenai nama lokal, umur tanaman,
dan penggunaan klon yang dibudidayakan diperoleh melalui wawancara kepada petani yang
dijumpai di lokasi penelitian, sedangkan data deskripsi karakteristik morfologis karakteristik
vegetatif didapatkan melalui pengamatan langsung di lapangan dengan standarisasi yang
ditetapkan oleh International Institute of Tropical Agriculture (IITA) yaitu “Selected
Morphological and Agronomic Descriptors for the Characterization of Cassava”. Analisis
klaster dilakukan untuk mengetahui struktur populasi suatu kelompok individu termasuk
kemiripan (similarity) atau jarak genetik (distance) dan penyebaran kelompok tertentu dalam
populasi dengan menggunakan software SPSS Statistics 23. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, ditemukan 15 klon dari 6 kabupaten/kota, di Kabupaten Lampung Tengah
ditemui 3 klon ubi kayu (Barokah, Thailand (UJ-3), dan Kasetart (UJ-5)), Tanggamus 2 klon
(Martapuro dan Baturaja), Pringsewu 2 klon ( Melati dan Pringsewu-1), Way Kanan 3 Klon
(S.R. Lowo, Way Kanan -1 dan Way Kanan-2), Kota Metro 2 klon (Manalagi dan Klenteng)
dan di Lampung Utara 3 klon (Roti, Udang, dan Ketan). Setelah dilakukan analisis klaster
terdapat 8 level kemiripan, klon yang memiliki tingkat kesamaan karakter terbesar adalah
klon Martapuro dan S.R Lowo.
Kata kunci: Deskripsi klon, ubi kayu (Manihot esculenta Crantz), inventarisasi

Abstract: Data collection of cassava clones in this research was carried out by conducting surveys in Way
Kanan, Central Lampung, North Lampung, Pringsewu, Tanggamus, and Metro. Determination of districts is
done by using a randomized method based on the area of cultivation. Sampling of location was carried out
through a non-probability sampling design, namely accidental sampling. Data on local names, age of plants,
and use of cultivated clones were obtained through interviews with farmers found in the research location, while
data on descriptions of vegetative morphological characteristics were obtained through direct field observations
with standards set by the International Institute of Tropical Agriculture (IITA), namely “Selected Morphological
and Agronomic Descriptors for the Characterization of Cassava”. Cluster analysis was conducted to determine
the population structure of a group of individuals including similarity or genetic distance and the distribution of
certain groups in the population using SPSS Statistics 23 software. Based on the research that has been
conducted, 15 clones were found from 6 districts/cities, in Central Lampung Regency found 3 cassava clones
(Barokah, Thailand (UJ-3), and Kasetsart (UJ-5)), Tanggamus 2 clones (Martapuro and Baturaja), Pringsewu 2
clones (Melati and Pringsewu-1), Way Kanan 3 clones (S.R. Lowo, Way Kanan -1 and Way Kanan-2), Metro
had 2 clones (Manalagi and Klenteng) and 3 clones in North Lampung (Roti, Udang, and Ketan). After
conducting cluster analysis, there were 8 levels of similarity, the clones with the highest level of character
similarity were Martapuro and S.R Lowo clones.

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 7 NO. 2 1


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI
PROVINSI LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

Keywords: Clones description, cassava (Manihot esculenta Crantz), inventarization

PENDAHULUAN klon yang dibudidayakan untuk


pemanfaatan yang lebih luas. Selama ini
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) perbanyakan tanaman ubi kayu yang
berasal dari Benua Amerika tepatnya dari dilakukan oleh petani adalah melalui
Brazil. Tanaman pangan berupa perdu ini perbanyakan vegetatif dengan stek batang,
di Indonesia merupakan makanan pokok karena umumnya tanaman ubi kayu di
penting ketiga setelah padi dan jagung. panen sebelum berbunga. Selain itu
Kandungan gizi ubi kayu cukup lengkap, perbanyakan melalui stek batang juga lebih
meliputi karbohidrat, lemak, protein, serat mudah dilakukan. Tanaman yang
makanan, vitamin (B1, C), dan mineral diperbanyak secara vegetatif akan
(Fe, F, Ca). Selain itu, ubi kayu mempunyai sifat yang sama dengan
mengandung tanin yang merupakan induknya. Perbanyakan secara generatif
senyawa non-gizi (Soehardi, 2004). hanya dilakukan untuk kepentingan
Pemanfaatan ubi kayu tidak terbatas pemuliaan tanaman. Hal ini menyebabkan
pada pemenuhan kebutuhan pangan, ubi persilangan tanaman ubi kayu secara alami
kayu banyak dimanfaatkan sebagai bahan di areal pertanaman jarang terjadi
baku industri. Ubi kayu di sektor industri meskipun tidak jarang dalam satu areal
berpotensi untuk diolah menjadi berbagai pertanaman terdapat lebih dari
produk turunan diantaranya gaplek, pellet, satu klon ubi kayu.
tepung tapioka, tepung mocaf, tepung Provinsi Lampung sebagai produsen ubi
aromatik, dan monosodium glutamate. kayu di Indonesia mempunyai beragam
Melalui proses fermentasi, kandungan pati klon ubi kayu, akan tetapi pada umumnya
pada singkong dapat diolah menjadi klon yang ditanam oleh petani adalah klon
sumber energi terbarukan yaitu bioethanol. Thailand (UJ-3) dan Kasetsart (UJ-5). Hal
Selain itu, pati ubi kayu juga dimanfaatkan tersebut merupakan upaya untuk
sebagai bahan pengikat (binder) dan memenuhi kebutuhan industri tapioka di
pengisi (filler) pada pil, tablet dan kapsul Provinsi Lampung. Akibatnya klon-klon
pada industri farmasi (Yusuf, 2008). ubi kayu lainnya menjadi kurang diminati
Terlebih Provinsi Lampung saat ini sedang untuk ditanam oleh petani. Padahal ubi
mempersiapkan diri untuk memenuhi kayu dapat dimanfaatkan menjadi berbagai
harapan pemerintah untuk menjadi sentra bahan baku industri hilir. Kurang
pengembangan industri pangan dengan diminatinya klon-klon selain Thailand dan
produk unggulan Beras Siger berbahan Kasetsart kemungkinan karena petani
baku Singkong (Astuti, 2018). Zulfahmi belum mengetahui kelebihan dan sasaran
(2017) dalam jurnalnya menyatakan daun penjualan klon-klon tersebut. Untuk itu
ubi kayu dapat dimanfaatkan sebagai diperlukan deskripsi mengenai karakter
sumber protein dalam pembuatan ransum klon ubi kayu yang ada di Provinsi
ruminasia dengan kandungan protein Lampung sebagai rujukan bagi petani
tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam menentukan klon yang akan
semua bagian dari tanaman ubi kayu dapat ditanam.
dimanfaatkan.
Hingga saat ini belum banyak upaya
Demikian besarnya potensi penelitian untuk mendata dan
pemanfaatan ubi kayu namun hingga saat menginventarisasi klon-klon yang tersebar
ini belum ada pendataan mengenai klon- di Provinsi Lampung, meskipun Provinsi
klon ubi kayu yang dibudidayakan Lampung merupakan produsen terbesar
utamanya di Provinsi Lampung. Sehingga singkong di Indonesia. Kegiatan
diperlukan eksplorasi untuk mendata klon- inventarisasi merupakan kegiatan turun ke

2 VOLUME 9 NO. 01 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI PROVINSI
LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

lapangan mengumpulkan data tentang Ubi kayu merupakan komoditas dengan


jenis-jenis tanaman yang ada di daerah potensi pemanfaatan yang sangat luas, ubi
tersebut. Kegiatan inventarisasi ini kayu dapat dijadikan sumber pangan,
meliputi kegiatan eksplorasi dan pakan, serat, energi, dan farmasi. Dengan
identifikasi. Kegiatan inventarisasi dan sedemikian besar potensi yang bisa
karakterisasi terhadap morfologi genotipe dikembangkan dari komoditas ini, maka
tanaman ubi kayu diharapkan dapat peningkatan produksi dalam rangka
mengungkapkan potensi unggulan tanaman pemenuhan kebutuhan baik pangan
ini dan informasi yang didapatkan maupun industri mutlak diperlukan.
digunakan sebagai acuan untuk Berdasarkan kandungan asam sianida
mengenalkan jenis-jenis ubi kayu yang ada (HCN) yang terdapat di dalam ubinya, ubi
di daerah ini dalam ruang lingkup yang kayu dapat dibedakan menjadi ubi kayu
lebih luas. Deskripsi klon merupakan manis dan ubi kayu pahit. Ubi kayu
informasi gambaran suatu kelompok dengan kandungan HCN tinggi (biasa
tanaman mengenai variasi sifat disebut ubi kayu racun) diperuntukan
pertumbuhan vegetatif dan generatif untuk industri tapioka, sedangkan ubi kayu
maupun sifat morfologi tanaman yang dengan kandungan HCN rendah lebih
dihasilkan melalui proses karakterisasi diperuntukan untuk bahan pangan.
(Yuniarti, 2011).
Sehingga penting diketahui karakter
Selain untuk petani, bagi pemulia setiap klon ubi kayu agar lebih tepat
tanaman kegiatan inventarisasi merupakan penggunaannya sebagai bahan baku. Ubi
langkah pengumpulan plasma nutfah yang kayu yang digunakan sebagai bahan baku
sangat penting. Menurut Karsono (2008), olahan pangan menghendaki ubi dengan
pemuliaan tanaman sendiri didefinisikan kandungan asam sianida rendah dan umur
sebagai serangkaian kegiatan penelitian panen yang tidak terlalu tua. Kandungan
dan pengembangan genetik tanaman asam sianida yang terlalu tinggi akan
(modifikasi gen ataupun kromosom) untuk menyebabkan rasa pahit pada produk
merakit kultivar/varietas unggul yang olahan, dan umur panen yang terlalu tua
berguna bagi kehidupan manusia. Peran akan berpengaruh terhadap tekstur ubi
dari plasma nutfah adalah sebagai sumber yang tidak dikehendaki. Ubi kayu yang
daya genetik, makin beragam plasma diperuntukan untuk industri tapioka
nutfah yang tersedia maka akan menghendaki ubi dengan kandungan pati
memberikan koleksi yang lebih baik untuk tinggi yang berbanding lurus dengan
keragaman hasil pemuliaan tanaman ubi kuantitas tapioka yang dihasilkan. Ubi
kayu. Plasma nutfah adalah substansi yang kayu yang akan digunakan untuk produksi
terdapat pada suatu kelompok makhluk tapioka harus memenuhi syarat dari klon
hidup yang merupakan sumber sifat dengan kadar pati tinggi dan dipanen pada
keturunan yang dapat dirakit untuk umur yang cukup tua (lebih dari 10 bulan
menciptakan jenis unggul atau kultivar hst). Bila syarat tersebut tidak terpenuhi
yang baru (Syukur, dkk. 2015). maka kandungan pati menjadi rendah dan
kadar air yang terlalu tinggi sehingga
Penelitian ini bertujuan untuk : pemotongan bobot yang ditanggung oleh
1. Mendeskripsikan karakter kualitatif petani relatif besar.
klon-klon ubi kayu yang dibudidayakan
oleh petani di Provinsi Lampung. Di Provinsi Lampung, selain industri
2. Mengidentifikasi klon ubi kayu tapioka ubi kayu juga dimanfaatkan
sesuai peruntukannya (industri tapioka atau sebagai bahan baku makanan seperti
produk olahan makanan). klanting, keripik, getuk, dan tapai. Tidak
semua klon ubi kayu dapat diolah menjadi

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 9 NO. 1 3


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI
PROVINSI LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

produk makanan tersebut, ubi kayu sebagai kurang dari 10.000 Ha yang mewakili
bahan baku utama sangat berpengaruh kabupaten sentra industri olahan makanan,
terhadap cita rasa. Klon yang digunakan sehingga diperoleh sampel kabupaten
sebagai bahan baku tersebut berbeda antara Lampung Tengah, Lampung Utara, dan
satu dengan yang lain. Hal ini Way Kanan yang mewakili sentra industri
mengindikasikan bahwa di Provinsi tapioka, Kota Metro, Kabupaten
Lampung terdapat klon ubi kayu yang Pringsewu, dan Tanggamus.
beragam. Beragamnya klon ubi kayu yang Demikian pula halnya dengan
tersebar tersebut sampai saat ini belum pengambilan sampel desa untuk masing-
dapat dipastikan berapa jumlahnya dan masing kecamatan, pengambilan sampel
bagaimana karakter genetiknya. Setiap petani dilakukan melalui rancangan
kabupaten memiliki nama lokal, padahal sampling non-probablitas, yaitu sampling
tidak menutup kemungkinan yang kebetulan (accidental sampling) (Eunike,
dimaksud adalah klon yang sama. 2013). Berdasarkan petani pertama yang
Sehingga diperlukan pendataan yang jelas dijumpai ditetapkan petani kedua melalui
supaya diketahui keragaman aktual klon informasi yang diperoleh dari petani
ubi kayu di Provinsi Lampung. Deskripsi pertama.
klon beserta potensi penggunaannya ke
depan diharapkan dapat dijadikan rujukan Data penelitian diperoleh melalui
bagi petani untuk dapat membudidayakan wawancara kepada petani yang dijumpai di
klon ubi kayu sesuai dengan kebutuhan lokasi penelitian meliputi nama lokal,
industri. Sehingga setiap permintaan umur tanaman, dan informasi lain seperti
sektor industri baik tapioka maupun olahan rasa dan lain-lain. Setiap lokasi yang
pangan dapat terpenuhi dan kualitas dari diamati diwakili oleh satu tanaman untuk
produk-produk tersebut dapat ditingkatkan. setiap klon ubi kayu, yang diambil secara
acak tidak sistematis dengan memilih
tanaman sehat yang secara rata-rata
tumbuh dengan baik dan diusahakan bukan
METODOLOGI tanaman pinggir. Tanaman yang diamati
adalah tanaman yang telah berumur
Penelitian ini dilaksanakan dengan
minimal 6 bulan. Informasi umur tanaman
melakukan survei pada areal pertanaman
tersebut diperoleh dari petani, selain
ubi kayu di 6 kabupaten di Provinsi
tampilan vegetatif dari tanaman yang telah
Lampung, yaitu. Way Kanan, Lampung
berumur 6 bulan juga bisa diamati karakter
Tengah, Lampung Utara, Pringsewu,
ubinya. Penelitian ini menggunakan
Tanggamus, dan Metro. Penelitian
metode deskriptif yaitu mengidentifikasi
dilaksanakan pada bulan Desember 2018–
karakter klon tanaman ubi kayu yang
April 2019.
ditemukan.
Alat-alat yang digunakan dalam
Data yang dikumpulkan terdiri dari
penelitian ini adalah cangkul, jangka
data primer yang diperoleh melalui
sorong, meteran, mistar, alat tulis, spidol,
pengamatan langsung di lapangan yaitu
cutter, label, dan kamera digital
genotip-genotip ubi kayu yang ditemukan,
Penentuan kabupaten yang dipilih lalu diamati secara morfologis karakteristik
menjadi sampel ditentukan melalui metode vegetatifnya yang menjadi penciri antara
acak terarah berdasarkan luasan budidaya, satu genotip dengan genotip lainnya.
3 sampel diwakili oleh kabupaten dengan Pengamatan dilakukan pada batang,daun,
luasan budidaya lebih dari 10.000 Ha yang dan ubi meliputi:
mewakili sentra produksi tapioka dan 3
sampel diwakili kabupaten dengan luasan

4 VOLUME 9 NO. 01 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI PROVINSI
LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

a) Daun (bentuk daun, warna daun, warna


tangkai daun, warna tulang daun, Perbedaan antar satu klon dengan klon
jumlah anak daun, ukuran) yang lain terletak pada karakter daun,
batang, atau ubi. Klon ubi kayu dengan
b) Batang (warna batang muda, batang tua,
karakter yang sama tidak dideskripsikan
diameter batang)
kembali meskipun ditemukan di kabupaten
c) Ubi (warna kulit luar ubi, warna kulit lain. Hal ini dilakukan dengan
dalam ubi, warna ubi) pertimbangan waktu pengamatan yang
Berdasarkan informasi yang diperoleh cukup lama sehingga dianggap kurang
dari petani, kemudian ubi kayu efisien untuk pengamatan ulang klon yang
digolongkan berdasarkan penggunaannya karakternya sama. Contohnya klon ubi
(industri tapioka atau produk olahan kayu Thailand dan Kasetsart yang ditemui
pangan). Hubungan kekerabatan antarklon hampir di seluruh kabupaten/kota, bila
ditentukan melalui analisis klaster diamati justru akan menutup kemungkinan
karakter-karakter kualitatif yang terlebih untuk menemukan klon-klon lain. Klon-
dahulu dikonversi. Berdasarkan analisis klon ubi kayu yang ditemui di 6
klaster tersebut dibuat dendogram yang kabupaten/kota di Provinsi Lampung
menggambarkan kemiripan karakter satu berdasarkan karakter kualitatif daun,
sama lain. Analisis klaster dilakukan untuk batang, dan ubi. Berikut merupakan
mengetahui struktur populasi suatu deskripsi klon ubi kayu dari setiap
kelompok individu termasuk kemiripan kabupaten/kota.
(similarity) atau jarak genetik (distance)
dan penyebaran kelompok tertentu dalam Berdasarkan Tabel 2, dari 15 klon yang
populasi dengan menggunakan software ditemui, warna tunas pucuk yang paling
SPSS Statistics 23. Karakter kuantitatif mendominasi adalah hijau keunguan
tidak dimasukkan ke dalam variabel dengan persentase 60%, hijau muda 20%,
analisis dikarenakan perbedaan umur satu hijau 13,3 %, dan ungu 6,6 %. Klon yang
sampel dengan sampel yang lain. diperuntukan untuk produksi tapioka
sebagian besar berwarna hijau muda
(Thailand (UJ-3) dan Kasetsart (UJ-5) dan
1 klon berwarna keunguan (Barokah).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel warna daun menunjukan
Berdasarkan survei yang telah keseragaman, sebagian besar klon yang
dilakukan, diperoleh 15 klon dari 6 ditemui mempunyai warna daun hijau
kabupaten/kota tersebut yang antar gelap (86%) sisanya berwarna hijau terang
klonnya berbeda satu sama lain. Di 14 %. Semua klon yang digunakan untuk
Kabupaten Lampung Tengah ditemui 3 produksi tapioka berwarna hijau gelap,
klon ubi kayu (Barokah, Thailand (UJ-3), klon ubi kayu makan juga sebagian besar
dan Kasetsart (UJ-5)), Tanggamus 2 klon berwarna hijau gelap tetapi ada juga klon
(Martapuro dan Baturaja), Pringsewu 2 yang warna daunnya hijau terang.
klon ( Melati dan 1 klon tidak diketahui
nama lokalnya (selanjutnya disebut Bentuk daun yang paling banyak
Pringsewu-1), Way Kanan 3 Klon (S.R. ditemui adalah lancelote (60%), bentuk
Lowo dan 2 klon tidak diketahui nama daun lain yang ditemui adalah oblong
lokalnya (selanjutnya disebut Way Kanan- lancelote (20%), elliptical lancelote,
1 dan Way Kanan 2, Kota Metro 2 klon obovate lancelote, dan straight (masing-
( Manalagi dan Klenteng) dan di Lampung masing 6,66%). Bentuk daun yang
Utara ditemui 3 klon (Roti, Udang, dan ditemukan cukup bervariasi, semua klon
Ketan).

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 9 NO. 1 5


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI
PROVINSI LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

yang digunakan untuk produksi tapioka (53,3%), epidermis berwarna coklat muda
berbentuk Lancelote. juga cukup banyak ditemukan (40%), dan
1 klon berwarna coklat tua (6,7%).
Warna tulang daun yang paling
mendominasi adalah hijau (40%) dan hijau Berdasarkan data penelitian terdapat 4
kemerahan kurang dari setengah lobus warna kulit ubi yang ditemukan di
(33,3%), sisanya berwarna hijau lapangan yaitu, putih (13,3%), cream
kemerahan lebih dari setengah bagian (20%), coklat gelap (26,7%) dan coklat
lobus (13,3%), dan hijau kemerahan terang (40%). Klon Ubi kayu untuk
(6,6%). Baik klon ubi kayu yang produksi tapioka lebih banyak berwarna
diperuntukan sebagai bahan baku tapioka putih, hanya klon Kasetsart (UJ-5) saja
maupun ubi kayu makan memiliki warna yang berwarna krim. Sementara itu ubi
tulang daun yang cukup beragam. kayu makan memiliki warna yang
beragam, namun tidak ada klon yang kulit
Warna tangkai daun menunjukan warna ubinya berwarna putih.
hijau (40%) dan ungu (33,3%) paling
banyak ditemukan, sisanya hijau (20%) Bentuk ubi yang paling banyak
dan merah (6,7%). Klon yang digunakan ditemukan adalah cylindrical dan conical
untuk produksi tapioka berwarna merah cylindrical (40%), sisanya berbentuk
dan hijau kemerahan, klon ubi kayu makan conical (20%). Klon ubi kayu untuk
memliki warna yang beragam namun tidak produksi tapioka sebagian besar memiliki
ada klon dengan tangkai daun berwarna ubi berbentuk cylindrical (Kasetsart (UJ-5)
merah, sebagian besar berwarna ungu. dan Barokah), hanya klon Thailand (UJ-3)
yang memiliki ubi berbentuk conical.
Variabel kulit luar batang menunjukan Tidak ada klon ubi kayu tapioka yang
keragaman, yang paling banyak ditemukan ubinya berbentuk conical cylindrical,
coklat terang (33,3 %) terbanyak kedua sementara klon ubi kayu makan memiliki
silver (26,7%), hijau kekuningan dan abu- bentuk ubi yang beragam.
abu mempunyai persentase yang sama
(13,3%), sisanya keemasan (6,7%). Klon Kebanyakan klon yang ditemukan
ubi kayu yang diperuntukan untuk mempunyai warna korteks ubi cream
produksi tapioka berwarna coklat terang (86,7%), sedikit klon yang berwarna merah
dan silver sementara klon ubi kayu makan muda (13,3%). Baik klon ubi kayu makan
mempunyai warna kulit luar batang yang maupun klon ubi kayu bahan baku tapioka
lebih beragam. sebagian besar berwarna cream.

Warna korteks yang ditemui adalah


hijau gelap (66,7%) dan hijau terang A. Kabupaten Lampung Tengah
(33,3%). Klon Barokah dan Thailand (UJ- Kabupaten Lampung Tengah
3) yang merupakan bahan baku tapioka merupakan kabupaten dengan produksi ubi
memiliki warna korteks batang hijau kayu terbesar di Provinsi lampung pada
terang, hanya klon Kasetsart (UJ-5) ubi tahun 2017 dengan luasan budidaya 68.720
kayu bahan baku produksi tapioka yang Ha dan total produksi 1.730.156 Ton. Di
berwarna hijau gelap. Ubi kayu makan Kabupaten Lampung Tengah ditemukan 3
dominan berwarna hijau gelap. klon ubi kayu yaitu Klon Barokah,
Thailand dan Kasetsart. Klon Barokah
Data warna epidermis batang ditemukan di Desa Trimurjo, Kecamatan
menunjukan klon yang ditemukan sebagian Trimurjo, sementara klon Thailand dan
besar memiliki warna epidermis cream Kasetsart ditemukan di Desa Sidokerto,

6 VOLUME 9 NO. 01 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI PROVINSI
LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

Kecamatan Bumi Ratu Nuban. Semua klon 27% dengan potensi hasil 20-35 t/ha dan
yang ditemukan diperuntukan memenuhi dapat dipanen pada umur 8-10 bulan. Klon
bahan baku industri tapioka. Hal tersebut ini banyak ditanam di Provinsi Lampung
dikarenakan Lampung Tengah merupakan untuk memenuhi kebutuhan industri
kabupaten dengan luasan pertanaman dan tapioka.
produksi ubi kayu tertinggi di Provinsi Klon ubi kayu Kasetsart memiliki
Lampung. Sebagian besar pabrik tapioka karakter daun berwarna hijau gelap,
juga terletak di kabupaten ini, yang berbentuk lancelote, dengan 7 lobus, warna
berpengaruh terhadap klon yang ditanam tunas pucuk hijau keunguan, dan warna
berorientasi pada pemenuhan bahan baku tulang daunnya hijau. Kulit luar batangnya
produk tersebut. Klon Thailand dan berwarna perak, dengan korteks berwarna
Kasetsart sampai saat ini merupakan klon hijau gelap, warna epidermisnya coklat
yang paling umum dibudidayakan untuk muda, dan warna batang pada ujung
pemenuhan kebutuhan industri tapioka percabangan berwarna hijau. Kulit ubinya
dikarenakan daya hasilnya tinggi. coklat terang dengan korteks cream, ubi
Klon Barokah memiliki karakter daun berwarna putih berbentuk silinder. Kadar
berwarna hijau gelap, berbentuk lancelote, pati klon ini cukup tinggi yaitu 19-30%
dengan tunas pucuk hijau keunguan, warna dengan potensi hasil 25-38 t/ha dan
tulang daunnya hijau kemerahan kurang dipanen pada umur 9-10 bulan.
dari setengah lobus. Karakter batangnya
kulit luar berwarna coklat terang, warna B. Kabupaten Tanggamus
korteksnya hijau terang, warna epidermis
cream, dan warna pada akhir percabangan Terdapat dua klon ubi kayu yang di
hijau keunguan. Berdasarkan karakter ubi, temukan di Kabupaten Tanggamus, di
klon barokah memiliki kulit ubi berwarna Desa Sukajaya, yaitu klon Martapuro dan
putih juga dengan warna korteks ubi , Baturaja disajikan pada Tabel 18.
ubinya berwarna cream dengan bentuk Klon Martapuro mempunyai daun
silinder. Klon Barokah berdasarkan berwarna hijau gelap dengan bentuk
informasi dari petani setempat memiliki lancelote, warna tunas pucuk hiau
produksi yang lebih tinggi dari Klon keunguan, dan warna tulang daun hijau.
Thailand dan Kasetsart akan tetapi kadar Kulit luar batangnya berwarna coklat
patinya lebih rendah. terang, korteks batang berwarna hijau
gelap, epidermis batang coklat muda, dan
Klon Thailand memiliki daun dengan warna batnag pada ujung percabnagan
karakter tunas pucuknya berwarna hijau hijau. Ubinya berbentuk kerucut silindris,
muda, daun berwarna hijau gelap kulit luarnya berwarna coklat terang,
berbentuk lancelote, lobusnya berjumlah 5, dengan korteks berwarna krim/putih dan
dan warna tulang daunnya hijau ubinya berwarna cream.
kemerahan. Berdasarkan karakter batang
korteksnya berwarna hijau terang, warna Klon Baturaja memiliki daun dengan
kulit luar batang coklat terang, karakter berwarna hijau terang, berbentuk
epidermisnya berwarna cream, dan warna lancelote, lobus berjumlah 7, tulang daun
batang pada ujung percabangannya hijau. berwarna hijau kemerahan kurang dari
Klon Thailand memiliki kulit ubi berwarna setengah lobus, dan warna tunas pucuk
coklat terang dengan korteks berwarna hijau muda. Warna kulit luar batangnya
cream, ubinya berwarna cream dan keemasan dengan korteks hijau terang,
berbentuk kerucut. Klon ubi kayu Thailand epidermis berwarna coklat muda, dan
(UJ-3) merupakan klon introduksi dari warna pada batang di ujung percabangan
Thailand yang dirilis 25 Februari 2000. berwarna hijau.
Kadar pati klon ini cukup tinggi yaitu 20-

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 9 NO. 1 7


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI
PROVINSI LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

C. Kabupaten Pringsewu mengerucut, daging ubi berwarna krim,


kulit luar berwarna coklat terang, dan
Ditemukan 2 klon di Kabupaten
korteks ubi berwarna krim.
Pringsewu, yaitu Melati dan1 klon tidak
diketahui namanya sehingga untuk
Klon Way Kanan-2 memiliki daun
memudahkan penyebutan selanjutnya
berwarna hijau gelap berbentuk lancelote,
ditulis sebagai Pringsewu-1. Klon
memiliki 7 lobus, warna tulang daunnya
Pringsewu-1 memiliki bentuk daun
hijau kemerahan, dan warna tunas
elliptical lancelote berwarna hijau gelap
pucuknya hijau keunguan. Kulit luar
dengan warna tunas pucuk hijau keunguan
batang berwarna coklat terang, korteks
dan warna tulang daun hijau. Klon ini
batang berwarna hijau gelap, epidermis
memiliki kulit luar batang berwarna abu-
berwarna krim, dan warna pada ujung
abu dengan korteks berwarna hijau gelap,
percabangan hijau keunguan. Ubi
epidermis batang berwarna krim, dan
berbentuk silinder mengerucut, kulit ubi
batang pada ujung percabangan berwarna
berwarna cream, korteks ubi berwarna
hijau. Ubinya berbentuk lonjong
krim, dan ubi berwarna putih.
mengerucut, kulit luar ubi berwarna coklat,
terang, korteks ubi dan daging ubi
Klon S.R Lowo memiliki daun
berwarna krim.
berbentuk oblong lancelote berwarna hijau
gelap, warna tulang daun hijau kemerahan,
Klon melati memili daun berwarna
tunas pucuk berwarna hijau keunguan.
hijau terang berbentuk lancelote, warna
Batangnya mempunyai kulit luar coklat
tulang daunnya hijau, dan warna tunas
terang, korteksnya hijau gelap,
pucuknya juga berwarna hijau. Batangnya
epidermisnya berwarna krim, dan warna
mempunya kulit luar berwarna coklat
pada ujung percabangan hijau keunguan.
gelap, korteks batang berwarna hijau
Ubinya berbentuk silindris mengerucut,
terang, epidermis batang berwarna krim,
kulit ubi berwarna coklat terang, korteks
dan warna batang pada ujung percabangan
dan daging ubi berwarna krim.
hijau. Ubinya berbentuk silinder, daging
ubi berwarna krim, korteks ubi berwarna
E. Kota Metro
krim, dan kulit luar ubi berwarna coklat
gelap. Ditemukan 2 klon dari Kota Metro
yaitu Klenteng dan Manalagi tepatnya di
D. Kabupaten Way Kanan Kecamatan Metro Selatan. Klon Klenteng
memiliki bentuk daun oblong lancelote
Ditemukan 3 Klon di Kabupaten
berwarna hijau gelap, warna tulang daun
Waykanan, yaitu S.R. Lowo dan 2 klon
hijau kemerahan, dan warna tunas pucuk
tidak diketaui nama lokalnya, sehingga
hijau keunguan. Batangnya berwarna
untuk memudahkan penyebutan
perak, korteks berwarna hijau gelap,
selanjutnya ditulis sebagai Way Kanan-1
epidermis berwarna coklat tua, dan warna
dan Way Kanan-2. Klon Way Kanan-1
pada ujung percabangan hijau keunguan.
memiliki daun berbentuk lancelote,
Ubi berwarna hijau keunguan. Ubi
berwarna hijau gelap, warna tulang
berbentuk silindris, kulit luar ubi berwarna
daunnya hijau kemerahan dan tunas
coklat gelap, korteks ubi dan daging ubi
pucuknya berwarna hijau keunguan. Kulit
berwarna krim.
luar batangnya berwarna abu-abu,
korteksnya berwarna hijau gelap,
Klon Manalagi mempunyai bentuk
epidermis batangnya coklat muda, dan
daun oblong lancelote berwarna hijau
warna pada ujung percabangan hijau
gelap, tulang daun berwarna hijau, dan
keunguan. Ubinya berbentuk silinder
warna tunas pucuk hijau. Batangnya

8 VOLUME 9 NO. 01 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI PROVINSI
LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

mempunyai warna kulit luar hijau dalam skor angka mengacu pada panduan
kekuningan, korteks hijau terang, karakterisasi ubi kayu Fukuda, dkk.
epidermis coklat muda, dan warna batang (2010). Karakter kualitatif dibuat analisis
pada ujung percabangan hijau. Bentuk ubi Klaster menggunakan software SPSS
silinder dengan warna kulit luar coklat Statistics 23.
gelap, korteks dan daging ubi berwarna Nilai koefisien pada Tabel 1
krim. menyatakan jarak (distance) antarklon
yang dibandingkan. Semakin kecil nilai
F. Kabupaten Lampung Utara koefisien, maka nilai kesamaan
Di Kabupaten Lampung Utara (similiarity) semakin tinggi artinya
ditemukan 3 klon yaitu Klon Roti, Udang, semakin banyak kesamaan karakter yang
dan Ketan. Ketiga klon tersebut merupakan dimiliki antar kedua klon. Sebaliknya, jika
ubi kayu makan. Klon ketan memiliki daun nilai koefisen semakin tinggi maka
berbentuk lancelote dengan warna hijau karakter klon semakin berbeda. Nilai
gelap, warna tunas pucuk hijau keunguan, koefisien ini juga menggambarkan tingkat
dan warna tulang daun hijau kemerahan. keberhasilan jika klon tersebut di
Warna luar batang hijau kekuningan, silangkan, semakin rendah nilai koefisien
korteks batang hijau terang, epidermis semakin tinggi tingkat kesuksesan
batang coklat muda, dan warna batang penyilangan. Sebaliknya semakin tinggi
pada ujung percabangan hijau. Ubinya nilai koefiesiennya maka hasil penyilangan
berbentuk silinder dengan warna kulit luar akan semakin beragam. Dalam pemuliaan
coklat gelap, korteks dan warna ubi krim. tanaman semakin tinggi keragaman yang
ditimbulkan maka semakin mudah pemulia
Klon Roti memiliki daun berbentuk
untuk menentukan karakter yang
obovate lancelote, berwarna hijau gelap,
diinginkan untuk kemudian dikembangkan
tulang daun berwarna hijau kemerahan,
menjadi klon unggul.
dan warna tunas pucuknya ungu.
Batangnya mempunyai kulit luar berwarna Tabel 1. Kombinasi kekerabatan 15 klon
perak, korteksnya hijau gelap, epidermis ubi kayu
krim, dan warna batang pada ujung Kombinasi Kelompok Nilai
percabnagan hijau keunguan. Ubinya No Aksesi Klon A Klon B koefisien
berbentuk kerucut, kulit luar, korteks, dan 1 Barokah 4 10 0.104
daging ubi berwarna krim. 2 Thailand 8 9 2.029
3 Kasetsart 3 7 2.029
Klon Udang mempunyai bentuk daun
4 Martapuro 4 6 2.081
lurus, berwarna hijau gelap, lobusnya
5 Baturaja 8 11 2.174
berjumlah 7, warna tulang daun hijau, dan 6 Pringsewu-1 12 13 3.590
warna tunas pucuknya hijau keunguan. 7 Melati 2 5 4.242
Batangnya mempunyai kulit luar berwarna 8 Way Kanan 1 8 14 4.569
perak, korteks hijau gelap, epidermis krim, 9 Way Kanan-2 4 8 6.453
dan warna batang pada ujung percabangan 10 S.R. Lowo 2 4 9.862
hijau. 11 Klenteng 3 12 10.418
12 Manalagi 2 3 10.841
Berdasarkan data yang diperoleh, 13 Ketan 2 15 13.804
diketahui perbedaan karakter kualitatif dari 14 Roti 1 2 28.491
klon-klon ubi kayu yang tersebar 15 Udang 1 4 30.169
berdasarkan karakter daun, batang, dan
ubinya. Berdasarkan data tersebut Pada tabel tersebut diketahui bahwa
kemudian ditentukan nilai koefisien klon yang paling mirip adalah klon
kemiripan karakter kualitatifnya dengan Martapuro dan S.R Lowo, dan klon yang
mengonversi hasil pengamatan kualitatif paling rendah tingkat kemiripannya adalah

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 9 NO. 1 9


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI
PROVINSI LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

klon Barokah dan Martapuro. Berdasarkan Martapuro, S.R Lowo, Pringsewu 1,


nilai koefisien pada Tabel 6, maka VII Waykanan 1, Waykanan 2, Klenteng,
Kasetsart, Melati.
diperoleh hasil dendrogram yang disajikan VIII Martapuro, S.R Lowo.
pada Gambar 1.

Pengelompokan klon pada Tabel 2


dibagi menjadi 8 level berdasarkan tingkat
kemiripan (simialirity) klon-klon tersebut.
Semakin tinggi level, maka tingkat
kemiripannya semakin tinggi. Sesuai
dengan koefisien pada Tabel 15 klon yang
paling tinggi kemiripannya adalah
Martapuro dan S.R. Lowo.
Klon yang ditemui di hampir setiap
kabupaten adalah klon ubi kayu Thailand
(UJ-3) dan Kasetsart (UJ-5). Klon ubi
kayu Thailand (UJ-3) dan Kasetsart (UJ-5)
termasuk klon unggul nasional karena
Gambar 1. Dendogram kekerabatan 15 dikenal dengan produksinya yang tinggi.
klon ubi kayu yang ditemukan. Banyaknya sentra pengolahan tepung
tapioka di Provinsi Lampung
Berdasarkan diagram pada Gambar 1 menyebabkan klon-klon tersebut banyak
tersebut kemudian dikelompokkan menurut dibudidayakan. Publikasi Balitkabi (2016)
level, klon-klon yang berada pada garis menyebutkan bahwa klon dengan nama
vertikal yang sejajar dikelompokan pada daerah Rayong-6 dan Kasetsart-50
level yang sama. Garis horizontal mulanya dintroduksi dari Thailand
menyatakan persentase perbedaan antar kemudian dimuliakan. Hasil pemuliaan
klon, semakin ke arah kanan maka tingkat tanaman klon Rayong-6 diberi nama UJ-3
perbedaannya semakin tinggi. Dari dan klon Kasetsart-50 diberi nama UJ-5
gambar tersebut diketahui sesuai nilai kemudian pada dirilis 25 Februari 2000.
koefisien pada Tabel 15. Pengelompokan Kadar pati klon UJ-3 cukup tinggi, yaitu
klon-klon tersebut ke dalam level-level 20-27% dengan potensi hasil 20-35 t/ha
disajikan pada Tabel 16. dan dapat dipanen pada umur 8-10 bulan.
Sementara klon UJ-5 memiliki kadar pati
19-30% dengan potensi hasil 25-38 t/ha
Tabel 2. Pengelompokan 15 klon ubi kayu
dan dipanen pada umur 9-10 bulan.
berdasarkan karakter kualitatif
Keduanya agak tahan terhadap CBB
Level Klon (Cassava Bacterial Blight).
I Melati, Manalagi, Ketan, Udang, Berdasarkan penelitian Utomo et al.
Barokah. (2020) klon UJ-3 memiliki kandungan
Thailand, Baturaja, Kasetsart, Melati, HCN sebesar 199,75 ppm dan UJ-5 sebesar
II
Manalagi, Ketan, Udang 215,30 ppm yang berarti bahwa kedua klon
Klenteng, Roti, Thailand, Baturaja,
III
Kasetsart, Melati, Manalagi ini tergolong sangat beracun. Klon ubi
Waykanan 1, Waykanan 2, Klenteng kayu makan yang ditemukan memiliki
IV
Roti, Thailand, kandungan HCN dibawah 50 ppm antara
S.R. Lowo, Pringsewu 1, Waykanan 1, lain klon Melati, Manalagi, dan Ketan.
V
Waykanan 2, Klenteng. Klon Melati mengandung HCN 8,3 ppm
Way Kanan 2, Klenteng, Roti, (Zuraida, 2012). Klon manalagi
I
Thailand, Baturaja, Manalagi, Ketan.
mengandung 12,7 ppm (Ariani, 2017).

10 VOLUME 9 NO. 01 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI PROVINSI
LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

Sementara itu, klon ketan memiliki Selain pemupukan, faktor teknis


kandungan HCN yang paling rendah antara budidaya yang berpengaruh terhadap
1,6-4,2 ppm (Hartanti et al. 2017). pertumbuhan ubi kayu adalah kerapatan
gulma. Jumlah daun, diameter batang,
Dari data yang diperoleh, diketahui
tinggi tanaman, dan bobot ubi kayu yang
bahwa perbedaan klon satu dengan yang
berkompetisi dengan gulma Rottboelia
lainnya lebih mudah diamati dengan
exaltata, Asystasia gangetica, dan Cyperus
mengamati perbedaan karakter dari
rotundus mengalami penurunan
variabel batang dan daun. Karakter batang
dibandingkan perlakuan kontrol
dan daun memiliki perbedaan yang lebih
(Moenandir, 2010). Kompetisi yang
beragam, sedangkan dari variabel ubi sulit
terjadi mempengaruhi intensitas cahaya
dibedakan karena sebagian besar memiliki
yang diserap oleh tumbuhan ternaungi
karakter yang sama.
menjadi kecil atau sebagian kecil dari
Eathington (1997) dalam Suparman intensitas cahaya keseluruhan sehingga
(2014) menyatakan bahwa karakter organ fotosintesis tidak berfungsi optimal.
kualitatif daun, batang, dan ubi dapat Akibatnya fotosintat yang diperlukan
menjadi penciri suatu tanaman, karena untuk pertumbuhan tidak terpenuhi dengan
karakter tersebut hanya dikendalikan oleh baik.
satu atau sejumlah kecil gen sehingga
Perbedaan lokasi dan teknik
pengaruh lingkungan sangat kecil dan
budidaya tentu saja berpengaruh terhadap
mudah diwariskan kepada keturunannya.
pertumbuhan generatif tanaman, sehingga
Hal ini membuat analisis kekerabatan antar
perbedaan karakter pertumbuhan yang
klon dapat dilakukan melalui variabel
ditunjukan antar klon mungkin
vegetatif. Sebaliknya faktor-faktor
dikarenakan oleh perbedaan perawatan dan
lingkungan seperti lokasi pertanaman, jenis
kondisi lingkungan, bukan secara genetik.
tanah dan cara budidaya petani dapat
Untuk itu walaupun data yang diperoleh
mempengaruhi pertumbuhan kuantitatif
menunjukan satu klon pertumbuhannya
tanaman sehingga tidak dilakukan analisis lebih baik dibandingkan klon lain, belum
kekerabatan. dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
Cara budidaya petani yang klon tersebutlah yang paling baik.
berpengaruh terhadap hasil tanaman salah Diperlukan kajian lebih lanjut
satunya adalah pemupukan. Pupuk menggunakan sampel bahan tanam yang
kandang sebagai bahan organik mampu diperoleh untuk ditanam dalam perlakuan
memperbaiki sifat fisik tanah, yang seragam.
meningkatkan agregasi serta mengikat air Karakterisasi yang dilakukan dalam
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ini dapat digunakan sebagai acuan awal
tanaman. Umbi ubi kayu menghendaki dalam proses seleksi dalam pemuliaan
kondisi tanah yang gembur agar supaya tanaman. Karakterisasi merupakan
pembentukan dan perkembangan umbi di kegiatan dalam mengenali karakter-
dalam tanah berjalan dengan baik. karakter yang dimiliki suatu tanaman,
Menurut Atmojo (2006) dari aspek sehingga dapat dijadikan sebagai penciri
tanaman, hasil perombakan bahan organik tanaman tersebut (Marianingsih et al.,
dapat menghasilkan asam amino yang 2011). Karakterisasi dilakukan dengan
dapat diserap oleh tanaman dengan segera mengidentifikasi karakter kualitatif
dan bahan organik juga banyak tanaman. Karakter kualitatif diamati
mengandung sejumlah zat pengatur secara visual pada morfologi tanaman dan
tumbuh dan vitamin yang dapat ubi. Menurut Oladosu et al. (2016)
menstimulasi pertumbuhan tanaman. pengamatan visual merupakan metode

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 9 NO. 1 11


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI
PROVINSI LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

yang efektif dan efisien untuk daunnya sering digunakan sebagai sayuran
mengidentifikasi genotipe tanaman. adalah klon udang, karena pertumbuhan
daunnya yang cepat, dan tekstur daunnya
Hasil analisis klaster menunjukkan
yang disukai masyarakat.
bahwa dari 15 klon ubi kayu terbentuk 7
kelompok yang berbeda-beda, masing- Penyebaran klon tersebut
masing kelompok yang terdapat pada dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat
dendrogram memiliki ciri morfologi yang sekitar. Masyarakat yang tempat
berbeda, sehingga aksesi pada kelompok tinggalnya dekat dengan pabrik tapioka
yang sama akan memiliki penciri yang cenderung menanam klon ubi kayu dengan
berbeda dengan kelompok lain. Klon yang daya hasil dan kadar pati yang tinggi.
memiliki tingkat kekerabatan terdekat Semakin tinggi kadar pati maka semakin
yaitu klon pada kelompok I yaitu klon efisien produksi tapioka. Sebaliknya,
Martapuro dan S.R. Lowo, dengan nilai masyarakat yang tempat tinggalnya jauh
perbedaan 0,104. dengan pabrik tapioka akan cenderung
membudidayakan ubi kayu makan dengan
Klon yang terdapat pada Kelompok I
kadar HCN rendah dan mengutamakan
yaitu Martapuro dan S.R Lowo. Klon
rasa ubi dan sebagian besar menanam
Martapuro dan S.R. Lowo memiliki
untuk konsumsi rumah tangganya sendiri.
kesamaan di 6 variabel kualitatif yaitu
Masyarakat juga sering ditemui menanam
warna korteks batang (hijau gelap), kulit
ubi kayu sebagai tanaman pagar dan
luar batang (coklat terang), warna kulit ubi
sengaja terus memangkas tanaman agar
(coklat terang), warna korteks ubi (krim),
tidak tumbuh tinggi sehingga daunnya
warna ubi (krim), dan bentuk ubi (silindris
yang dimanfaatkan sebagai sayur dapat
mengerucut). Jadi dapat diketahui dalam
dengan mudah dijangkau ketika akan
penelitian ini, klon tersebut memiliki
hubungan kekerabatan terdekat. dipetik.
Dari 15 klon yang ditemui, sebagian Petani yang menjadi objek penelitian
besar merupakan klon yang digunakan kami sebagian besar telah cukup cekatan
sebagai bahan pangan non-tapioka. dalam membedakan klon yang digunakan
Terdapat 3 klon (20%) yang digunakan untuk tapioka atau konsumsi. Akan tetapi
sebagai bahan baku tapioka yaitu Klon tidak jarang petani tidak mengetahui nama
Barokah, Thailand (UJ-3), dan Kasetsart klon yang ditanam. Hal ini dikarenakan
(UJ-5). Sisanya 12 klon (80%) digunakan bibit yang mereka tanam bukan dari
sebagai bahan pangan atau industri pembelian, melainkan meminta dari satu
makanan antara lain Baturaja, Martapuro, petani ke petani yang lain tanpa tahu nama
Klenteng, Manalagi, Ketan, Roti, Udang, dan asal usul bibit tersebut. Tidak jarang
Pringsewu 1, Way Kanan 1, Way Kanan 2, pula ditemukan petani yang baik sengaja
Melati, dan S.R. Lowo. Berdasarkan atau tidak sengaja menanam beberapa klon
pengamatan lapangan Klon Thailand (UJ- dalam satu areal pertanaman. Terbatasnya
3), dan Kasetsart (UJ-5) ditemui di hampir ketersediaan bibit pada saat-saat tertentu
semua kabupaten/kota. Sangat jarang membuat petani terpaksa menanam klon
ditemui klon ubi kayu makan yang tersedia.
dibudidayakan dalam skala yang luas, Ubi kayu yang berhasil
kecuali pada lokasi-lokasi yang dekat dikarakterisasi belum dapat ditentukan
dengan sentra industri makanan seperti daya hasilnya, dikarenakan pada saat
keripik, gethuk, tapai, dan klanting. Ubi diamati terdapat perbedaan umur dan
kayu tidak hanya dimanfaatkan bagian lingkungan. Pengujian daya hasil dari
ubinya saja, daun ubi kayu cukup populer masing-masing klon meliputi kadar pati,
digunakan untuk sayuran. Klon yang amilopektin, HCN dan berbagai variabel

12 VOLUME 9 NO. 01 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI PROVINSI
LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

kuantitatif yang lain dapat diamati apabila untuk bahan baku industri makanan.
klon-klon tersebut ditanam secara
Masih terdapat klon-klon di
bersamaan di lokasi yang sama kemudian
kabupaten/kota tersebut yang belum
dibandingkan dengan klon pembanding.
teridentifikasi dikarenakan keterbatasan
Sehingga data yang diperoleh akan lebih
daya jelajah peneliti, pada saat survey
akurat.
dilakukan pemilik tanaman tidak dapat
Penggunaan klon ubi kayu secara ditemui, dan umur tanaman tidak
tepat sesuai kebutuhan industri hilir masih memenuhi syarat untuk dijadikan sampel.
perlu menempuh jalan panjang. Diduga Dengan demikian, diperlukan penelitian
masih terdapat klon yang belum lanjutan untuk mengidentifikasi lebih
teridentifikasi pada penelitian ini, hal banyak klon yang tersebar di Provinsi
tersebut dikarenakan daya jelajah peneliti Lampung dengan mengacu pada hasil
yang terbatas, dan terdapat beberapa klon penelitian ini sehingga klon yang sama
yang tidak dapat diidentifikasi karena tidak perlu diidentifikasi ulang.
umurnya belum memenuhi syarat atau Ketidakseragaman umur tanaman juga
tidak ditemukan pemiliknya. Klon ubi membuat pengujian daya hasil tidak dapat
kayu yang berhasil dideskripsikan perlu dilakukan, sehingga diperlukan penelitian
diuji daya hasil dan kandungan ubinya lanjutan untuk mengetahui daya hasil dari
secara lengkap kemudian melakukan masing-masing klon. Untuk memastikan
pengembangan. Pengembangan yang perbedaan fenotipik bukan disebabkan oleh
dimaksud adalah identifikasi lebih pengaruh lingkungan, juga diperlukan uji
mendalam meliputi keunggulan- DNA.
keunggulan klon-klon yang ditemukan.
Setelah dilakukan pengujian, maka dapat
DAFTAR PUSTAKA
dilakukan pemuliaan klon untuk
melepaskan klon unggul sesuai dengan
kondisi lingkungan dan kebutuhan bahan Astuti, Henita. 2018. Efektivitas rencana
baku industri hilir. strategis pengembangan pangan pokok
berbasis sumber daya lokal di provinsi
lampung penelitian evaluasi program
SIMPULAN DAN SARAN terhadap proses penerapan jaminan
mutu beras siger. Jurnal Kelitbangan
Berhasil diidentifikasi 15 klon dari 6 Balitbangda Lampung. 9(01): 1-2.
kabupaten/kota yaitu, Kabupaten Lampung
Atmojo, S.W. 2006. Peranan Bahan
Tengah ditemui 3 klon ubi kayu (Barokah,
Organik terhadap Kesuburan Tanah
Thailand, dan Kasetsart), Tanggamus 2
dan Upaya Pengelolaannya. Sebelas
klon (Martapuro dan Baturaja), Pringsewu
Maret University Press. Surakarta.
2 klon ( Melati dan 1 klon tidak diketahui
nama lokalnya), Way Kanan 3 Klon (S.R. Badan Pusat Statistik. 2017. Lampung
Lowo dan 2 klon tidak diketahui nama Dalam Angka. BPS Provinsi Lampung.
lokalnya), Kota Metro 2 klon ( Manalagi Bandar Lampung.
dan Klenteng) dan di Lampung Utara Bradbury, J.H. dan Warren, D.H. 1988.
ditemui 3 klon (Roti, Udang, dan Ketan). Chemistry of Tropical Root Crops:
Dari 15 Klon yang ditemukan, 3 klon Significance for Nutrition and
(Barokah, Thailand, dan Kasetsart) Agriculture in The Pacific. ACIAR.
diperuntukan untuk produksi tapioka dan Canberra.
12 klon (Martapuro, Baturaja, Melati,
Pringsewu-1, S.R. Lowo, Way Kanan-1, Direktorat Jenderal Bina Produksi
Way Kanan-2, Manalagi, Klenteng, Roti, Tanaman Pangan. 2002. Agribisnis Ubi
Udang, dan Ketan) klon diperuntukan

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 9 NO. 1 13


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI
PROVINSI LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

Jalar Cilembu. Direktorat Kacang- Teknik Budidaya Ubi Kayu. Balai


Kacangan dan Umbi-umbian. Jakarta. Penelitian Tanaman Kacang-kacangan
dan Ubi-ubian. Malang.
Eunike, A. 2013. Statistika Industri 1. dari
www.aeunike.lecture.ub.ac.id pada Suparman. 2014. Diversifikasi Pertanian
tanggal 9 April 2019. dalam Proses Mempercepat Laju
Pembangunan Nasional. Pustaka Sinar
Ferrero, M.T dan Villegas L. 1992. Effect
Harapan. Jakarta:
of rainfall on HCN content in cassava
roots. Prosiding CBN. 25-28 August Suyamto dan J. Wargiono. 2006. Potensi
1992; Cartagena de Indias, Colombia. dan Peluang Pengembangan Ubi kayu
Cali (CO): CIAT. hlm 433-437. untuk Industri Bioetanol. Prosiding
Lokakarya Pengembangan Ubi Kayu.
Fukuda, W.M.G., Guevara, C.L., Kawuki,
Balitkabi. Malang.
R., dan Ferguson, M.E. 2010. Selected
Morphological and Agronomic Syukur, M., Sujiprihati, S. dan R. Yunianti.
Descriptors for The Characterization of 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman.
Cassava. International Institute of Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tropical Agriculture (IITA). Ibadan,
Nigeria.
Wargiono, J., Hasanuddin, A., dan
Hasyim, A dan Yusuf, M. 2008. Suyamto. 2006. Teknologi produksi ubi
Difersifikasi Produk Ubi Kayu Sebagai kayu mendukung industri bioethanol.
Bahan Pangan Subtitusi Beras. Badan Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. 42
Litbang Pertanian. Malang. hlm.
Karsono, N. 2008. Peran Pemuliaan Yuniarti. 2011. Inventaris dan
Tanaman dalam Meningkatkan karakteristik morfologi tanaman durian
Produksi Pertanian di Indonesia. (Durio zibthinus Murr) di Kabupaten
http://Indoplasma.or.id/. Diakses 20 Tanah Datar. Skripsi. FMIPA Biologi
Juni 2019. Universitas Sriwijaya.
Moenandir, J. 2010. Ilmu Gulma. Zulfahmi. 2017. Penggunaan pelet ransum
Universitas Brawijaya Press. Malang. lengkap dengan sumber hijauan rumput
162 hlm. gajah (Pennisetum purpurium) untuk
Oladosu, Y., Rafii, M.Y., Abdullah, N., pakan ternak ruminansia. Jurnal
Hussin, G., Ramli, A., Rahim, H.A., Kelitbangan Balitbangda Lampung.
Miah, G., dan Usman, M. 2016. 4(03): 4-7.
Principle and application of plant
mutagenesis in crop improvement: a
review. Biotechnol. Biotechnol. Equip.
hal. 1–16.
Soehardi, Soenarso. 2004. Memelihara
Kesehatan Jasmani Melalui Makanan.
ITB. Bandung:
Suharno, Djasmin, Rubiyo, dan Dasiran.
1999. Budi Daya Ubikayu. Badan
Peneliti dan Pengembangan Pertanian.
Kendari.
Sundari, T. 2010. Petunjuk Teknis
Pengenalan Varietas Unggul dan

14 VOLUME 9 NO. 01 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN


[DESKRIPSI KLON TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta CRANTZ) YANG DITANAM PETANI DI ENAM KABUPATEN DI PROVINSI
LAMPUNG]
– Dany Pranowo1, Kukuh Setiawan2, Syamsoel Hadi3, Erwin Yuliadi 4

Halaman Kosong

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 9 NO. 1 15

Anda mungkin juga menyukai