Anda di halaman 1dari 11

JURNAL INFORMATIKA, Vol.4 No.2 September 2017, pp.

163~173
ISSN: 2355-6579
E-ISSN: 2528-2247 163

Pengaruh Gadget Terhadap Prestasi Siswa SMK


Yayasan Islam Tasikmalaya
Dengan Metode TAM

Arif Rifan Hidayat1, Erfian Junianto2


1
Universitas BSI
e-mail: arif.rifan.hidayat@gmail.com
2
Universitas BSI
e-mail: erfian.ejn@bsi.ac.id

Abstrak
Gadget merupakan suatu barang dengan berbagai aplikasi yang dapat menyajikan berbagai
media berita, jejaring sosial, hobi, bahkan hiburan. Prestasi belajar adalah hasil atau taraf
kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu
tertentu, baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan. Kemudian akan
diukur dan dinilai dalam angka atau pernyataan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh gadget terhadap prestasi siswa di SMK Yayasan Islam Tasikmalaya. Metode
penelitian yang digunakan yaitu dengan metode Technology Acceptance Model (TAM) dengan
3 konstruk, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness), persepsi
pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of use) dan persepsi sikap terhadap
penggunaan (attitude toward using). Populasi penelitian ini adalah Siswa kelas X dan XI SMK
Yayasan Islam Tasikmalaya sebanyak 100 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis didapatkan hasil
pengujian fhitung adalah 1,157. Persamaan hipotesis menyatakan bahwa nilai signifikasinya
sebesar 0,319 > α 0,05 lebih besar dari ftabel. Dengan demikian dikatakan bahwa H0 diterima
dan Ha ditolak, sehingga hipotesis berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
perceived usefulness (X1), dan perceived ease of use (X2) terhadap Attitude Toward Using (Y)
secara simultan. Pengaruh Perceived Usefulness (X1) dan Perceived Ease Of Use (X2) secara
bersama-sama terhadap Attitude Toward Using (Y) adalah sebesar 2,3%, dan sisanya sebesar
97,7% merupakan pengaruh yang diberikan oleh variabel lain diluar model atau penelitian ini.

Kata Kunci: TAM , Gadget, Prestasi.


Abstract
Gadgets are an item with various applications that can present various news media, social
networking, hobbies, even entertainment. Learning achievement is the result or level of ability
that has been achieved by students after following the teaching and learning process within a
certain time, either in the form of behavior change, skill, and knowledge. It will then be
measured and assessed in numbers or statements. The purpose of this study to determine the
effect of gadgets on student achievement at SMK Yayasan Islam Tasikmalaya. The research
method used is Technology Acceptance Model (TAM) with 3 constructs, namely perceived
usefulness, perceived ease of use and attitude toward using. The population of this study are
students of class X and XI SMK Yayasan Islam Tasikmalaya as many as 100 people. The
instrument used in this study is a questionnaire. Based on the results of research and
hypothesis testing obtained test results fhitung is 1.157. The hypothesis equation states that the
significance value of 0.319> α 0.05 is greater than ftable. Thus it is said that H0 is accepted and
Ha is rejected, so the hypothesis reads that there is a significant influence between perceived
usefulness (X1) variable, and perceived ease of use (X2) on Attitude Toward Using (Y)
simultaneously. The influence of Perceived Usefulness (X1) and Perceived Ease Of Use (X2)
simultaneously to Attitude Toward Using (Y) is 2,3%, and the rest of 97,7% is influence given by
other variable outside model or on this research.

Keywords: TAM, Gadgets, Student Achievement.

Diterima Juli 28, 2017; Revisi Agustus 8, 2017; Disetujui September 15, 2017
164

1. Pendahuluan teknologi yang digunakan. TAM dibuat


Pendidikan dan pelatihan merupakan khusus untuk pemodelan adopsi pengguna
salah satu aspek penting yang harus sistem informasi. TAM menganggap bahwa
diperhatikan dalam peroleh suatu dua keyakinan variabel perilaku utama
instansi/organisasi, jika ingin bertahan dalam mengadopsi sisitem informasi, yaitu
dalam persaingan bisnis dewasa ini. Banyak persepsi pengguna terhadap manfaat
instansi yang mengalami kegagalan dalam (perceived usefulness) dan persepsi
mencapai tujuan yang diharapkan, pengguna terhadap penggunaan (perceived
disebabkan para karyawan tidak mampu lagi ease of use) (Srinadi, 2015).
bekerja secara efektif (berhasil guna) dan Penelitian sebelumnya yang dilakukan
efisien (berdaya guna). Pada hakekatnya, yaitu penelitian bersifat survey analitik
program pendidikan dan pelatihan diberikan dengan pendekatan Crossectional, sampel
sebagai tambahan bagi upaya memelihara diambil dengan teknik sampling purposive
dan mengembangkan kemampuan serta dan uji statistic menggunakan Chi-Square
kesiapan karyawan dalam melaksanakan test. Untuk mengetahui hubungan pengguna
segala bentuk tugas maupun tantangan gadget dengan tingkat prestasi belajar siswa
kerja yang dihadapinya. Untuk itu, suatu di SMA Negri 9 Manado (Manumpil dkk.,
organisasi atau instansi sebaiknya 2015).
melakukan evaluasi secara kontinyu Penelitian ini menggunakan 3 (tiga)
terhadap kebutuhan diselenggarakannya konstruk yaitu persepsi pengguna terhadap
program pendidikan atau pelatihan tertentu manfaat (perceived usefulness) persepsi
bagi karyawan dalam lingkungan kerjanya pengguna terhadap penggunaan (perceived
(Turere, 2013). ease of use) dan Sikap pengguna (Atittude
Meningkatnya penggunaan gadget atau Toward Using).
alat-alat yang dapat dengan mudah Technology Acceptance Model (TAM)
terkoneksi internet ini, mengalami merupakan metode yang digunakan untuk
peningkatan dari waktu ke waktu. Saat ini memahami sikap pengguna terhadap
kurang lebih 45juta menggunakan internet, teknologi yang digunakan. TAM dibuat
dimana Sembilan juta diantaranya khusus untuk pemodelan adopsi pengguna
menggunakan ponsel untuk mengakses sistem informasi. TAM menganggap bahwa
internet. Padahal pada tahun 2001, jumlah dua keyakinan variabel perilaku utama
pengguna internet di Indonesia hanya dalam mengadopsi sisitem informasi, yaitu
setengah juta penduduk. Jumlah ini semakin persepsi pengguna terhadap manfaat
bertambah karena semakin mudah di dapat (perceived usefulness) dan persepsi
serta terjangkaunya harga dari ponsel pengguna terhadap penggunaan (perceived
cerdas (Manumpil, 2015). ease of use) (Srinadi, 2015).
Handphone atau gadget bukan lagi Konsep TAM dikembangkan oleh Davis
sekadar alat untuk berkomunikasi, namun (1989), menawarkan sebuah teori sebagai
juga sebagai gaya hidup, penampilan, dan landasan untuk mempelajari dan memahami
tren. Handphone pada awalnya hanya perilaku pemakai dalam menerima dan
digunakan oleh orang-orang yang memang menggunakan sistem informasi (Handayani,
benar-benar membutuhkannya, seperti para 2007). Model ini memiliki tujuan untuk
pekerja kantoran, pebisnis, pejabat atau menjelaskan faktor-faktor kunci dari perilaku
guru. Namun, sekarang Handhphone tidak pengguna teknologi informasi terhadap
hanya digunakan oleh orang-orang penting penerimaan pengadopsian teknologi
saja tetapi juga anak-anak usia sekolah. informasi tersebut (Ferda dkk, 2011).
Penggunaan Handphone dalam dunia Perluasan konsep TAM diharapkan akan
pendidikan merupakan sebuah membantu memprediksi sikap dan
permasalahan yang perlu dikaji secara penerimaan seseorang terhadap teknologi
mendalam karena dalam pikiran sepertinya dan dapat memberikan informasi mendasar
Handphone hanya berguna untuk yang diperlukan mengenai faktor-faktor yang
menyampaikan Short Message Service menjadi pendorong sikap individu tersebut
(SMS), mendengarkan musik, menonton (Rose, 2006; Lee, 2010).
tayangan audiovisual, dan game (Nikmah, a. Persepsi Kemanfaatan Pengguna
2013). (Perceived Usefulness)
Technology Acceptance Model (TAM) Persepsi terhadap kemanfaatan
merupakan metode yang digunakan untuk didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana
memahami sikap pengguna terhadap penggunaan suatu teknologi dipercaya akan

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.2, September 2017: 163-173


165

mendatangkan manfaat bagi orang yang orang-orang yang memiliki kepentingan


menggunakannya. Davis (1989) bisnis, atau pengerjaan tugas kuliah dan
mendefinisikan kemanfaatan (usefulness) kantor, akan tetapi pada faktanya gadget tak
sebagai suatu tingkatan dimana seseorang hanya digunakan oleh orang dewasa atau
percaya bahwa penggunaan suatu subyek lanjut usia (22 tahun keatas), remaja (12-21
tertentu akan dapat meningkatkan prestasi tahun), tapi pada anak-anak (7-11 tahun),
kerja orang tersebut. Berdasarkan definisi dan lebih ironisnya lagi gadget digunakan
tersebut dapat diartikan bahwa kemanfaatan untuk anak usia (3-6 tahun), yang
dari penggunaan komputer dapat seharusnya belum layak untuk
meningkatkan kerja, prestasi kerja orang menggunakan gadget (Widiawati &
yang menggunakannya. Sugiman, 2014).
b. Persepsi Kemudahan Penggunaan
(Perceived Ease of Use) 2. Metode Penelitian
Davis (1989) mendefinisikan Penelitian ini menggunakan beberapa
kemudahan penggunaan (ease of use) tahapan dan juga sampel data untuk
sebagai suatu tingkatan dimana seseorang penelitian, berikut uraiannya.
percaya bahwa komputer dapat dengan a. Tahapan Penelitian
mudah dipahami. Menurut Adam dkk (1992) Tahapan penelitian yang di lakukan
menyatakan bahwa intensitas penggunaan penulis adalah tahapan penelitian deskriptif
dan interaksi pengguna (user) dengan yang bertujuan untuk membuat secara
sistem juga dapat menunjukan kemudahan sistematis, faktual, dan akurat mengenai
penggunan. Sistem yang lebih sering fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
digunakan menunjukan bahwa sistem daerah tertentu. Tahapan penelitiannya
tersebut lebih dikenal, lebih mudah yaitu:
dioperasikan dan lebih mudahdigunakan
oleh penggunanya. Berdasarkan definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa kemudahan
penggunaan akan mengurangi usaha (baik
waktu dan tenaga) seseorang didalam
mempelajari komputer. Perbandingan
kemudahan tersebut memberikan indikasi
bahwa orang yang menggunakan TI bekerja
lebih mudah dibandingkan dengan oranag
yang bekerja tanpa menggunakan TI
(secara manual). Pengguna TI mempercayai
bahwa TI yang lebih fleksibel, mudah
dipahami dan mudah pengoperasiannya
(compartibel) sebagai karakteristik
kemudahan penggunaan.
c. Persepsi Sikap Pengguna (Attitude
Toward Using)
Wibowo (2006) menyatakan bahwa
Attitude Toward Using dalam TAM
dikonsepkan sebagai sikap terhadap
penggunaan sistem yang berbentuk
penerimaan atau penolakan sebagai
dampak bila seseorang menggunakan suatu
teknologi dalam pekerjaannya. Gambar 2.1. Tahapan Penelitian
d. Gadget
Gadget merupakan barang canggih b. Intrument Penelitian
yang diciptakan dengan berbagai aplikasi 1) Variabel Penelitian
yang dapat menyajikan berbagai media Menurut Sugiyono (2006) mengemukakan
berita, jejaring sosial, hobi, bahkan hiburan. bahwa “Variabel penelitian adalah segala
Barang canggih ini yang dilihat dari segi sesuatu yang berbentuk apa saja yang
harga yang tidak bisa dibilang murah tidak ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
hanya sekedar dijadikan media hiburan sehingga diperoleh informasi tentang hal
semata tapi dengan aplikasi yang terus tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”.
diperbaharui gadget wajib digunakan oleh

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.2, September 2017: 163-173


166

Menurut Sugiyono (2006) berdasarkan Bahasa Indonesia sering disebut variabel


hubungan antara satu variabel dengan terikat. Variabel terikat merupakan variabel
variabel yang lain maka macam-macam yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
variabel dalam penelitian yaitu variabel karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
independen, variabel dependen, variabel 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi
moderator, variabel interventing dan variabel variabel terikat adalah Attitude Toward
kontrol. Dalam penelitian ini variabel yang Using (Y).
digunakan meliputi: 2) Operasionalisasi Variabel
a) Variabel Independen Tahap ini berhubungan dengan
Varibel ini sering disebut sebagai pengembangan hipotesis (berdasarkan
variabel stimulus, prediktor, antecedent. teori) sebagai dasar dalam menghubungkan
Dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel laten lainnya dan juga dengan
sebagai variabel bebas. Variabel bebas indikator-indikatornya. Dengan kata lain,
adalah variabel yang mempengaruhi atau model yang dibentuk adalah persepsi kita
yang menjadi sebab perubahannya atau mengenai bagaimana variabel laten
timbulnya variabel dependen (terikat) dihubungkan berdasarkan teori dan bukti
(Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini yang yang diperoleh dari disiplin ilmu. Konseptual
menjadi variabel bebas adalah Perceived model ini juga harus merefleksikan
Usefulness (X1) dan Perceived Ease of Use pengukuran variabel laten melalui berbagai
(X2). indikator yang dapat diukur (Ghozali, 2008).
b) Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut dengan
variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam

Tabel 2.1. Operasional Variabel


No
Variabel Dimensi dan Indikator Ukuran Kuesioner

Variabel Bebas (Variabel Independen)/ (X1)


VariabelPerceived Usefulness  Menggunakan gadget  Tingkat menggunakan A1
mendifinisikan kemanfaatan sebagai meningkatkan gadget meningkatkan
derajat keyakinan seseorang bahwa produktivitas dalam produktivitas dalam
menggunakan suatu sistem akan pembelajaran pembelajaran
meningkatkan pencapaian di dalam  Belajar menggunakan  Tingkat belajar
perkerjaan. Vankatesh & Davis (2000) gadget memudahkan Menggunakan gadget
saya untuk belajar memudahkan saya
kapanpun dan untuk belajar kapanpun A2
dimanapun dan dimanapun
 Gadget meningkatkan  Tingkat Gadget
efektifitas saya dalam meningkatkan efektifitas
belajar saya dalam belajar

A3

Variabel Bebas (Variabel Independen)/ (X2)

Variabel Perceived Ease Of Use  Melakukan  Tingkat melakukan B1


kemudahan penggunaan persepsian pembelajaran pembelajaran
(perceived ease of use) didefinisikan menggunakan gadget menggunakan gadet
sejauh mana seseorang percaya bahwa tidak asing saat tidak asing saat
menggunakan suatu teknologi akan bebas mencoba pertama kali mencoba pertama kali
dari usaha. Alfin Lutfi Aziz, dkk (2013)  Gadget mempermudah  Tingkat gadget
saya dalam proses mempermudah saya B2
pembelajaran dalam proses
 Mudah bagi saya pembelajaran
mengoprasikan gadget  Tingkat mudah bagi
 Secara keseluruhan saya mengoprasikan
gadget mudah gadget B3
digunakan dalam roses  Tingkat secara
pembelajaran keseluruhan gadget
mudah digunakan dalam B4
proses pembelajaran
Variabel Bebas (Variabel dependent)/ (Y)
Variabel Attitude Toward Using adalah  gadget mudah  Tingkat gadget mudah C1
Sikap (attitude) adalah evaluasi digunakan digunakan
kepercayaan (belief) atau perasaan positif  pembelajaran melalui  Tingkat pembelajaran
atau negatif dari seseorang jika akan gadget meningkatkan melalui gadget C2
melakukan perilaku yang akan ditentukan. motivasi/ semangat meningkatkan motivasi/
Alfin Lutfi Aziz,dkk (2013) belajar semangat belajar
 pembelajaran melalui  tingkat pembelajaran
gadget memberikan melalui gadget
rasa senang/ puas memberikan rasa
senang/ puas C3

Skala : Ordinal

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.2, September 2017: 163-173


167

Skala yang digunakan dalam penelitian ini b) Wawancara


adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan Mengajukan pertanyaan untuk
untuk mengukur sikap, pendapat, dan mendapatkan jawaban yang bener
persepsi seseorang atau sekelompok orang merupakan pekerjaan yang cukup sulit,
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, wawancara merupakan cara yang umum
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara dan ampuh untuk memahami suatu
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya keinginan/kebutuhan. Wawancara
disebut sebagai variabel penelitian. termasuk bagian yang terpenting dalam
Jawaban setiap item instrumen yang sosiologi, karena wawancara
menggunakan Skala Likert mempunyai merupakan studi tentang interaksi anta
gradasi dari sangat positif sampai sangat manusia, sehingga wawancara dapat
negatif, yang dapat berupa kata-kata antara merupakan alat sekaligus obyek yang
lain: mampu mensosialisasikan kedua belah
a. Sangat Setuju a. Selalu pihak yang mempunyai status yang
b. Setuju b. Sering sama.
c. Cukup setuju c. Kadang-kadang c) Cacatan Lapangan
d. Tidak Setuju d. Tidak Pernah Pengertian dan kegunaan catatan
e. Sangat Tidak Setuju lapangan ini menurut Moleong (2004)
Dalam penelitian ini, digunakan lima adalah bahwa catatan yang tertulis
kategori penilaian dimana masing-masing merupakan sesuatu yang didengar,
pertanyaan diberi skor 1-5 sebagai berikut: dilihat, dialami dan dipikirkan dalam
rangka pengumpulan data dan releksi
Tabel 2.2. Skala Likert terhadap data dalam penelitian kualitatif.
d) Dokumen
Dokumen merupakan salah satu alat
yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian kualitatif.
Dokumen adalah catatan tertulis yang
isinya merupakan setiap pernyataan
c. Metode Pengumpulan Data, Populasi tertulis yang disusun oleh seseorang
dan Sampel Penelitian atau lembaga untuk keperluan pengujian
1) Metode Pengumpulan Data suatu peristiwa atau menyajikan
Menurut Sugiyono (2006) akunting (Moleong, 2004), dan berguna
Pengumpulan data dapat dilakukan bagi sumber data, bukti, informasi
dalam berbagai setting, berbagai kealamiahan yang sukar diperoleh,
sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat sukar ditemukan dan membuka
dari setting-nya, data dapat dikumpulkan kesempatan untuk lebih memperluas
pada setting alamiah (natural setting). tubuh pengetahuan terhadap sesuatu
Bila dilihat dari sumber datanya , maka yang diselidiki.
pengumpulan data dapat menggunakan e) Tes (test)
sumber primer, dan sumber sekunder. Tes (test) merupakan salah satu
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara metoda untuk mengukur tingkat kinerja
atau teknik pengumpulan data, maka individu. Pemanfaatan metoda ini lebih
teknik pengumpulan data dapat efisien dan lebih sederhana terutama
dilakukan dengan interview bila digunakan untuk mengukur kinerja
(wawancara), kuesioner (angket), pegawai dalam jumlah yang cukup
observasi (pengamatan), dan gabungan banyak.
ketiganya.
Menurut Sedarmayanti & Hidayat (2011) 2) Populasi Penelitian
Berdasarkan cara pengumpulan data, Menurut Sedarmayanti & Hidayat (2011)
maka cara pengumpulan data dalam Populasi adalah himpunan keseluruhan
penelitian ini meliputi: karakteristik dari objek yang diteliti.
a) Observasi Pengertian lain dari populasi adalah
Observasi merupakan suatu cara keseluruhan atau totalitas objek
untuk mengumpulkan data penelitian. psikologis yang dibatasi kriteria tertentu.
Namun observasi jarang digunakan oleh Berdasarkan pada obyek yang ada
para ahli dalam penelitian. dalam populasi, maka dikenal dua
macam ukuran populasi yaitu:

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.2, September 2017: 163-173


168

a) Populasi Tak Hingga pertimbangan jumlah populasi yang terlalu


Maksudnya adalah sebuah populasi banyak, serta adanya keterbatasan
yang didalamnya terdapat tak hingga kemampuan, waktu dan biaya. Yang
banyak obyek. Semua pengamatan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
mengenai proses yang berjalan secara siswa SMK Yayasan Islam Tasikmalaya
terus menerus dibawah kondisi yang kelas X dan XI yang menggunakan gadget.
sama adalah sebuah contoh macam Dalam penelitian ini, tidak mungkin
populasi ini. semua populasi dapat penulis teliti. Hal ini
b) Populasi Terhingga disebabkan beberapa faktor, diantaranya
Adalah semua populasi dimana keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga,
terdapat obyek yang terhingga dan keterbatasan waktu yang tersedia. Oleh
banyaknya. karena itu, peneliti diperkenankan
mengambil sebagian dari objek populasi
Berdasarkan pengertian populasi yang ditentukan dengan catatan bagian
tersebut, populasi dalam penelitian ini yang diambil tersebut mewakili yang lain
adalah siswa-siswi SMS Yayasan Islam yang tidak diteliti. Seperti pendapat
Tasikmalaya kelas X dan XI. Sugiyono (2014) yang menyatakan bahwa
bila populasi besar dan peneliti tidak
Tabel 2.3. Jumlah Populasi mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu,
sampel dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili). Maka dari itu,
dalam menentukan jumlah sampel dalam
penelitian ini digunakan rumus Slovin
sebagai berikut:
𝑁
Sumber : SMK Yayasan Islam 𝑛=
Tasikmalaya 1 + (𝑁𝑥𝑒 2 )
3) Sampel Penelitian n = Ukuran sampel
Menurut Sugiyono (2006) Sampel N = Ukuran populasi
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik e² = Kelonggaran ketelitian karena
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut kesalahan sampel yang dapat ditolerir
sedarmayanti & Hidayat (2011) sampel 40
adalah kelompok kecil yang diamati dan e = 10% = 0,1
merupakan bagian dari populasi sehingga Dengan demikian, dapat dihitung ukuran
sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki sampel sebagai berikut:
oleh sampel. Ferguson (1976) 𝑁
mendefinisikan sampel adalah “beberapa 𝑛=
bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari 1 + (𝑁𝑥𝑒 2 )
populasi”.
Dalam penelitian ini menggunakan 532
teknik nonprobability sampling dengan 𝑛=
pendekatan sampling purposive. Menurut 1 + (532𝑥0.01)
Sugiyono (2006) menyatakan bahwa
“Nonprobability sampling adalah teknik 532
pengambilan sampel yang tidak memberi 𝑛=
6,4
peluang/kesempatan sama bagi setiap 𝑛 = 83,12
unsur atau anggota populasi untuk dipilih Dari perhitungan tersebut, dapat
menjadi sampel”. Sedangkan sampling ditemukan jumlah sampel minimal
purposive adalah teknik penentuan sampel sebesar 83,12 atau dibulatkan menjadi
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 83. Sementara itu, peneliti mengambil
2006). Penarikan sampel dilakukan dengan

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.2, September 2017: 163-173


169

sampel sebesar 100 untuk dijadikan sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan.
responden. Setiap pernyataan dalam ketiga variabel
d. Metode Analisi Data memiliki 4 (empat) kriteria jawaban dengan
Menurut Misbahuddin & Hasan (2013) pemberian skor dimulai dari 1, 2, 3, 4, dan 5.
mengemukakan bahwa analisis data dapat Data yang diperoleh melalui penyebaran
diartikan sebagai berikut: kuesioner terhadap siswa SMK Yayasan
a) Membandingkan dua hal atau dua Islam Tasikmalaya diolah secara statistika
nilai variabel untuk mengetahui deskriptif untuk mengetahui tanggapan
selisihnya atau rasionya kemudian responden terhadap pengaruh gadget
diambil kesimpulannya (X-Y) = terhadap prestasi siswa. Tanggapan
selisih, X/Y = rasio. responden tersebut dikategorikan ke dalam
b) Menguraikan atau memecahkan 5 (lima) tingkatan yang terdiri dari “Sangat
suatu keseluruhan menjadi bagian- Tidak Baik”, “Tidak Baik”, “Cukup Baik’,
bagian atau komponen-komponen “Baik”, dan “Sangat Baik” dengan
yang lebih kecil. perhitungan dasar sebagai berikut:
c) Memperkirakan atau dengan 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 =
menentukan besarnya pengaruh 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
secara kuantitatif dari perubahan Sumber: (Sugiyono, 2013)
suatu (beberapa) kejadian terhadap Sedangkan, jika diaplikasikan pada
sesuatu (beberapa) kejadian penelitian ini, maka perhitungan statistik
lainnya, serta deskriptif tersebut sebagai berikut:
𝑆𝑖𝑡 − 𝑆𝑖𝑟
memperkirakan/meramalkan 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
kejadian lainnya.
Keterangan:
Tujuan dari analisis data ini menurut
a) Sit (skor ideal item tertinggi)
Misbahuddin & Hasan (2013), antara lain:
= skor tertinggi x jumlah
a) Memecahkan masalah-masalah
sampel x jumlah pernyataan
penelitian
b) Sir (skor ideal item terendah) =
b) Memperlihatkan hubungan antara
skor terendah x jumlah sampel x
fenomena yang terdapat dalam
jumlah pernyataan
penelitian
c) Memberikan jawaban terhadap
hipotesis yang diajukan dalam
penelitian
d) Bahan untuk membuat kesimpulan,
serta implikasi clan saran-saran
yang berguna untuk kebijakan Gambar 2.2. Garis Kontinum
penelitian selanjutnya. Keterangan :
STB = Sangat Tidak Baik
1) Analisis Deskriptif TB = Tidak Baik
Analisis deskriptif merupakan bentuk CB = Cukup Baik
analisis data untuk menguji generalisasi B = Baik
hasil penelitian yang didasarkan atas satu SB = Sangat Baik
sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan
melalui pengujian hipotesis deskriptif. 2) Analisis Statistik
Hasilnya adalah apakah hipotesis penelitian Alat utama yang sering digunakan
dapat digeneralisasikan atau tidak. Jika dalam analisis data adalah metode
hipotesis nol (H0) diterima, berarti hasil stastistik. Penggunaan statistik dalam
penelitian dapat digeneralisasikan analisis data memiliki beberapa kelebihan
(Misbahuddin & Hasan, 2013). Analisis menurut Misbahuddin & Hasan (2013),
deskriptif karakteristik responden pada sebagai berikut:
penelitian ini digunakan untuk mengetahui a) Dengan statistik memungkinkan
bagaimana gambaran karakteristik mendeskripsikan tentang sesuatu
konsumen di SMK Yayasan Islam secara eksak. Simbol-simbol verbal
Tasikmalaya berdasarkan, jenis kelamin, lebih efisien daripada bahasa
usia, tingkat kelas dan jurusannya. Analisis verbal.
deskriptif tanggapan responden merupakan b) Dengan statistik memungkinkan
pemberian skor pada setiap alternatif seseorang untuk bekerja secara
jawaban yang diberikan oleh responden

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.2, September 2017: 163-173


170

eksak dalam proses dan cara kebiasaan dalam proses pengambilan


berpikir. keputusan mengenai pengaruh pada
c) Peneliti dapat memberikan uji parsial masing-masing variabel
rangkuman hasil penelitian dalam independen terhadap variabel
bentuk yang lebih berarti dan lebih dependen. Jika VIF yang dihasilkan
ringkas karena memberikan aturan- diantara 1-10 maka tidak terjadi
aturan tertentu. multikolinieritas (Sujarweni, 2015).
d) Dapat menarik kesimpulan umum c) Uji Autokorelasi
(membentuk konsep-konsep dan Menguji autokorelasi dalam suatu
generalisasi). model bertujuan untuk mengetahui ada
e) Memungkinkan untuk mengadakan tidaknya korelasi antara variabel
ramalan. penganggu pada periode tertentu
Model regresi linier berganda dapat dengan variabel sebelumnya. Untuk
disebut sebagai model yang baik jika data time series autokorelasi sering
memenuhi asumsi normalitas data dan terjadi. Tapi untuk data crossection
bebas dari asumsi klasik statistik baik itu jarang terjadi karena variabel
multikolinieritas, autokorelasi, dan penganggu satu berbeda dengan yang
heteroskesdastisitas. Maka dari itu lain. Kriteria menggunakan nilai Durbin
dalam penelitian ini terdiri dari uji Watson (dl dan du) adalah jika du < d
normalitas, uji multikolineritas, uji hitung < 4-du maka tidak terjadi
autokorelasi, dan uji heteroskedasititas. autokorelasi (Sujarweni, 2015). Atau
a) Uji Normalitas dapat menggunakan patokan sebagai
Uji normalitas data adalah uji berikut:
prasayarat tentang kelayakan data (1) Angka D-W di bawah - 2 berarti
untuk analisis dengan menggunakan ada autokorelasi positif.
statistik parametrik atau statistik (2) Angka D-W di antara – 2
nonparametrik. Melalui uji ini, sebuah sampai +2, berarti tidak ada
data hasil penelitian dapat diketahui autokorelasi.
bentuk distribusi data tersebut, yaitu (3) Angka D-W di atas +2,
berdistribusi normal atau tidak normal berarti ada autokorelasi negatif.
(Misbahuddin dan Hasan, 2013). d) Uji Heteroskedastistas
Pengujian normalitas dilakukan dengan Heteroskedastistas menguji
menggunakan P Plot Test. Pengujian terjadinya perbedaan variance residual
normalitas dapat dideteksi dengan suatu periode pengamatan ke periode
melihat penyebaran data (titik) pada pengamatan yang lain (Sujarweni,
sumbu diagonal dari grafik distribusi 2015:187) adalah:
normal. Dasar pengambilan (1) Titik-titik data menyebar diatas
keputusannya adalah : dan dibawah atau disekitar 0.
(1) Jika data menyebar disekitar (2) Titik-titik data tidak
garis diagonal dan mengikuti mengumpul hanya diatas atau
arah garis diagonalnya, maka dibawah saja.
model regresi memenuhi (3) Penyebaran titik-titik data
asumsi normalitas. tidak membentuk pola
(2) Jika data menyebar jauh dari bergelombang melebar kemudian
garis diagonal dan atau tidak menyempit dan melebar kembali.
mengikuti arah garis diagonal, (4) Penyebaran titik-titik data
maka model regresi tidak tidak berpola.
memenuhi asumsi normalitas. e) Analisis Regresi Linier Berganda
b) Uji Multikolineritas Analisis regresi linier berganda
Uji multikolinieritas dengan adalah regresi yang memiliki satu
menggunakan VIF. Uji multikolinieritas variabel dependen dan lebih dari satu
diperlukan untuk mengetahui ada variabel independen (Sujarweni,
tidaknya variabel independen yang 2015:149). Persamaannya adalah
memiliki kemiripan antar variabel sebagai berikut:
independen dalam suatu model. Y= a+b1X1+b2X2+......+bnXn
Kemiripan antar variabel independen
akan mengakibatkan korelasi yang
kuat. Uji ini juga untuk menghindari

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.2, September 2017: 163-173


171

Keterangan: Pengujian signifikan koefisien korelasi,


Y = Variabel dependen (bila dihitung dengan uji t dengan
yang diprediksikan) menggunakan rumus Sugiyono (2013).
X1 dan X2 = Variabel independen Rumus yang digunakan adalah:
a = Nilai konstanta 𝑟√𝑛 − 2
b = Koefisien regresi (nilai 𝑡=
√1 − 𝑟 2
peningkatan ataupun penurunan) Keterangan:
Uji ini digunakan untuk r : Koefisien kolerasi
mengetahui apakah variabel n : Banyaknya Sampel
independen X1. X2 secara bersama- Dengan kriteria sebagai berikut:
sama berpengaruh secara signifikan 1. Taraf signifikasi 0,05 dengan derajat
terhadap variabel dependen Y. Atau kebebasan (dk) - N2
untuk mengetahui apakah model 2. Apabila thitung > t tabel maka H1
regresi dapat digunakan untuk diterima dan H0 ditolak
meprediksi variabel dependen atau 3. Apabila thitung < t tabel maka H1
tidak. Langkah-langkah pengujiannya ditolak dan H0 diterima
adalah sebagai berikut:
(1) Menentukan Formulasi Hipotesis
- H0 : β1 = β2 = 0, artinya
variabel X1, X2….Xn tidak
mempunyai pengaruh yang
signifikan secara simultan
terhadap variabel Y.
- H0 : β1 ≠ β2 ≠ 0, artinya Gambar 2.3. Koefisien Kolerasi
variabel X1, X2….Xn mempunyai Selanjutnya untuk
pengaruh yang signifikan secara mengetahui seberapa besar
simultan terhadap variabel Y. pengaruh variabel (X1), (X2)
(2) Menentukan derajat kepercayaan terhadap variabel (Y) maka
95% (α=0,05) digunakan koefisien determinasi
(3) Menentukan signifikasi dengan rumus sebagai berikut:
- Nilai signifikasi (P Value) <0,05 KD = r2 . 100%
maka H0 ditolak dan Ha diterima. KD = Seberapa jauh perubahan
- Nilai signifikasi (P Value) >0,05 variabel terkait.
maka H0 diterima dan Ha ditolak. r2 = Kuadrat koefisien korelasi.
(4) Persamaan berdasarkan fhitung Untuk mengetahui seberapa
dengan ftabel besar pengaruh secara parsial per
- Nilai fhitung>ftabel, maka H0 sub-variabel (X1) dan (X2) terhadap
ditolak dan Ha diterima. variabel Y, maka dapat diketahui
- Nilai fhitung<ftabel, maka H0 dengan cara mengkalikan nilai
diterima dan Ha ditolak. standardized coefficients beta
(5) Membuat kesimpulan dengan correlations (zero order),
- Bila (P Value) <0,05 maka H0 yang mengacu pada hasil
ditolak dan Ha diterima. Artinya perhitungan dengan menggunakan
variabel independen secara SPSS. Berdasarkan penjelasan
simultan (bersama-sama) diatas, maka model penelitian ini
mempengaruhi variabel dapat digambarkan seperti gambar
dependen. berikut.
- Bila (P Value) > 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak. Artinya
variabel independen secara PU
simultan (bersama-sama) tidak
mempengaruhi variabel AT
dependen.
Selanjutnya dilakukan pengujian
PE
sub-hipotesis dengan menggunakan uji
t. Uji t digunakan untuk mengetahui Gambar 2.4.
pengaruh masing-masing variabel Diagram Tahapan Penelitian
bebas terhadap variabel terikat.

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.2, September 2017: 163-173


172

3) Uji Hipotesis 4. Kesimpulan


Pengujian hipotesis adalah suatu Hasil pengujian atas model yang
prosedur yang akan menghasilkan suatu diajukan menunjukkan hasil yang baik.
keputusan, yaitu keputusan dalam Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
menerima atau menolak hipotesis ini. Dalam pada siswa SMK Yayasan Islam
pengujian ini, keputusan yang dibuat Tasikmalaya, mengenai pengujian Pengaruh
mengandung ketidakpastian, artinya Gadget Terhadap Prestasi Siswa SMK
keputusan bisa benar atau salah Yayasan Islam Tasikmalaya, maka dapat
(Misbahuddin & Hasan, 2013). Uji hipotesis diambil kesimpulan-kesimpulan sebagai
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berikut:
Uji t atau distribusi t, melalui langkah- a. Variabel Perceived Usefulness
langkah sebagai berikut: mempengaruhi variabel Attitude Toward
Using, dikarenakan nilainya sama baik
Hipotesis 1 dan mempunyai hubungan yang positif.
H0: Diduga penerimaan Perceived b. Variabel Perceived Ease Of Use
Usefullness terhadap Attitude Toward Using mempengaruhi variabel Attitude Toward
dari pengaruh gadget tidak terdapat Using dikarenakan nilainya sama baik
pengaruh yang signifikan. dan mempunyai hubungan yang positif.
H1: Diduga penerimaan Perceived c. Variabel Perceived Usefulness dan
Usefullness terhadap Attitude Toward Using Perceived Ease Of Use mempengaruhi
dari pengaruh gadget terdapat pengaruh variabel Attitude Toward Using
yang signifikan. dikarenakan nilainya sama baik dan
mempunyai hubungan yang positif.
Hipotesis 2 Untuk meningkatkan prestasi siswa
H0: Diduga penerimaan Perceived Ease of penulis menyarankan, agar hasil penelitian
Use terhadap Attitude Toward Using dari ini dapat dijadikan tolak ukur dan dapat
pengaruh gadget tidak terdapat pengaruh digunakan sebagai alternatif bentuk latihan
yang signifikan. atau pembelajaran dalam rangka
H1: Diduga penerimaan Perceived Ease of peningkatan prestasi siswa. Bagi penelitian
Use terhadap Attitude Toward Using dari selanjutnya dilakukan penelitian terkait
pengaruh gadget terdapat pengaruh yang dengan model lain guna memperoleh
signifikan. perbandingan hasil dari pengaruh gadget di
sekolah tersebut.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan Referensi
pengujian hipotesis dengan menggunakan Adam, D., R. Nelson, dan T. Peter. (1992),
SPSS versi 20, penulis dapat menyimpulkan Perceived Usefullness, ease of use,
hasil penelitian sebagai berikut: Pengujian and Usage of Information
fhitung adalah 1,157. Dan dapat dilihat Technology: A Replication,
persamaan hipotesis dari hasil SPSS versi Management Information System
20 menyatakan bahwa nilai signifikasinya Quarterly, Vol.21(3).
sebesar 0,319 > α 0,05 lebih besar dari
ftabel. Dengan demikian dapat disimpulkan Davis, F.D. (1989). Perceived Usefulness,
bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga Perceived Ease of Use, and
hipotesis berbunyi terdapat pengaruh yang Acceptance of Information System
signifikan antara variabel perceived Technology.MIS Quarterly, 13(3),
usefulness (X1), dan perceived ease of use pp: 319- 339.
(X2) terhadap Attitude Toward Using (Y)
secara simultan. Pengaruh Perceived Ferda, Ahmed., Serkan Benk & Tamer
Usefulness (X1) dan Perceived Ease Of Use Budak. (2011). The Acceptance of
(X2) secara bersama-sama terhadap Tax Office Automation System
Attitude Toward Using (Y) adalah sebesar (VEDOP) By Employees: Factorial
2,3% dan sisanya sebesar 97,7% adalah Validation of Turkish Adapted
pengaruh yang diberikan oleh variabel lain Technology Acceptance Model
diluar model atau penelitian ini. Kesimpulan (TAM). Internasional Journal of
dari penelitian ini yaitu ada pengaruh gadget Economics and Finance, 3(6), pp:
terhadap prestasi siswa di SMK Yayasan 107-116
Islam tasikmalaya.

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.2, September 2017: 163-173


173

Ghozali, Imam. (2008). Model Persamaan: Srinadi, Ni Luh Putri. (2015). Analisis
Konsep dan Aplikasi dengan Pengaruh Penggunaan Teknologi
Program AMOS 16 Semarang: Informasi Sebagai Media
Badan Penerbit UNIP. Pembelajaran Terhadap Motivasi
Belajar Siswa. Konferensi Nasional
Handayani, Rini. (2007). Analisis Faktor- Sistem & Informatika 2015 STMIK
faktor yang Mempengaruhi Minat STIKOM Bali, 9 – 10 Oktober 2015.
Pemanfaatan Sistem Informasi dan
Penggunaan Sistem Informasi (Studi Sugiyono. (2006). Metode Penelitian
Empiris Pada Perusahaan Kuantitatif Kualitatif & RND.
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Bandung: Alfabeta
Simposium Nasional Akuntansi X,
Unhas Makassar, 26-28 Juli 2007. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Lee, Y., Kozar, K.A., dan Lrsenm, K.R.T. Bandung: Alfabeta
(2010), ‘The technology Acceptance
Model: Past, Presents, and Future’ Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
in Communication of the Association Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
for Information System, pp. 752-780. Bandung: Alfabeta

Manumpil, Beauty. Yudi Ismanto. Franly Sugiyono. (2014). Metode Penelitian


Onibala. (2015). Hubungan Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
Penggunaan Gadget Dengan (Mixed Methods). Bandung :
Tingkat Prestasi Siswa Di Sma Alfabeta
Negeri 9 Manado. ejoural
Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Sujarweni, V., Wiratna. (2015). Metodologi
Nomor 2. April 2015. Penelitian Bisnis & Ekonomi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Misbahuddin, Iqbal Hasan, (2013), Analisi
Data Penelitian Dengan Statistk, Turere, Verra Nitta. (2013). Pengaruh
Jakarta, Bumi Aksara. Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap
Peningkatan Kinerja Karyawan Pada
Moleong, Lexy. J. 2004. Metode Penelitian Balai Pelatihan Teknis Pertanian
Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Kalasey. Vol.1 No.3: 2303-1174.
Bandung.
Wibowo, Arief. (2006). Kajian Tentang
Nikmah, Astin. (2010). Dampak Perilaku Pengguna Sistem Informasi
Penggunaan Hand Phone Terhadap dengan Pendekatan Technology
Prestasi Siswa. E-Jurnal Dinas Acceptance Model (TAM). Fakultas
Pendidikan Kota Surabaya; Volume Teknologi Informasi, Universitas
5: ISSN : 2337-3253. Budi Luhur

Rose, Janelle and Gerard Fogarty. (2006). Widiawati, I., Sugiman, H., & Edy. (2014).
Determinants of perceived Pengaruh penggunaan gadget
usefulness and perceived ease of terhadap daya kembang anak.
use in The Technology Acceptance Jakarta : Universitas Budi Luhur.
Model: Senior Consumers Adoption http://stmikglobal.ac.id/wpcontent/up
of Self- Serving Banking loads/2014/05/ARTIKELIIS. pdf.
Technologies. Academy of World Diakses 12 September 2014.
Business, Market-ing &
Management Development
Conference Proceedings, 2(10),pp:
122-129.

Sedarmayanti & Hidayat, Syarifudin. (2011).


Metodologi Penelitian. Bandung :
Mandar Maju.

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.2, September 2017: 163-173

Anda mungkin juga menyukai