Anda di halaman 1dari 5

Kesiapan dan Strategi … (Aditya/ hal.

149-158)

ANALISA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG DI
KELAS DESAIN PERMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN
SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN
Sri Ana Tambunan
Pendidikan Teknik Bangunan, FT, UNIMED
Email: srianaulinda17@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kebutuhan peserta didik terhadap pengembangan media
pembelajaran pada mata pelajaran Kontruksi dan Untilitas Gedung di Kelas Desain Permodelan dan Informasi
Bangunan di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Analisa kebutuhan dilakukan berdasarkan tahapan pertama dari
model Lee and Owens yaitu penilaian atau analisis. Hasil dari penelitian ini adalah analisa kebutuhan yang tujuan
utamanya untuk mengidentifikasi kesenjangan antara kondisi aktual dan kondisi yang seharusnya. Pengumpulan
data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan jenis data kualitatif. Kuesioner tersebut disebar
menggunakan google form sehingga responden dapat mengisi kuesioner tersebut secara online. Berdasarkan hasil
analisa kebutuhan yang telah dilakukan, terdapat beberapa masalah pada media pembelajaran yang digunakan: (1)
media pembelajaran yang digunakan biasa saja sehingga kurang memotivasi belajar, (2) materi pembelajaran
termasuk materi yang sulit, namun pemahaman terhadap materi biasa aja, dan (3) materi pembelajaran yang
digunakan masih berupa media presentasi.

Kata kunci: Analisa Kebutuhan, Media Pembelajaran, Konstruksi dan Utilitas Gedung

ABSTRACT

This study aims to analyze the needs of students for the development of learning media in the subjects of
Construction and Building Utilization in the Modeling Design and Building Information Class at SMK Negeri 1
Percut Sei Tuan. Needs analysis is carried out based on the first stage of the Lee and Owens model, namely
assessment or analysis. The result of this research is a needs analysis whose main purpose is to identify the gap
between the actual condition and the condition that should be. Data collection in this study used a questionnaire
with qualitative data types. The questionnaire was distributed using a google form so that respondents could fill
out the questionnaire online. Based on the results of the needs analysis that has been carried out, there are several
problems with the learning media used: (1) the learning media used are ordinary so they do not motivate learning,
(2) the learning materials include difficult material, but understanding of the material is ordinary, and 3) the
learning materials used are still in the form of presentation media.

Keywords: Needs Analysis, Learning Media, Construction and Building Utilities

PENDAHULUAN teknologi informasi untuk keperluan sosial


maupun akademis (Shahroom & Hussin,
Perkembangan teknologi informasi 2018; Yoon et al., 2013). Dampak ini
yang pesat memberikan dampak berupa gaya menyebabkan peserta didik menuntut
hidup digital, yang menyebabkan seseorang lingkungannya untuk didukung dengan
hidup berdampingan dan tidak dapat ketersediaan teknologi informasi setiap saat
dipisahkan oleh teknologi informasi (Mcmahon & Pospisil, 2005). Namun,
(Trilling & Fadel, 2009). Gaya hidup digital penggunaan teknologi informasi untuk
ini juga memberikan dampak kepada peserta keperluan akademis masih rendah
didik, yaitu peserta didik saat ini lebih dibandingkan keperluan sosial (Gayatri et
tertarik dan terbiasa dengan penggunaan al., 2015; Sim & Butson, 2013).

JPTS, Vol. III No. 1, Juni 2021 23


Analisa Kebutuhan… (Sri Ana/ hal. 23-27)

Untuk menyediakan pembelajaran Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa


yang sesuai dengan tuntutan perkembangan kebutuhan untuk pengembangan media
teknologi informasi, salah satunya dapat pembelajaranpada mata pelajaran Kontruksi
dilakukan dengan mengembangkan media dan Untilitas Gedung, untuk program studi
pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Teknik Bangunan. Analisa
konstruksi dan untilitas gedung. Konstruksi kebutuhan dilakukan berdasarkan tahapan
dan Untilitas gedung merupakan mata pertama dari model Lee & Owens (2004)
pelajaran dasar pada program studi yaitu assessment/analysis.
Pendidikan Teknik Bangunan, yang Media pembelajaran merupakan alat
membahas tentang keselamatan, keamanan, yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dan kerja dan lingkungan. Untuk memahami dan informasi selama pembelajaran. Lebih
materi pada Kontruksi dan Untilitas Gedung, spesifik, menurut Rachman (2016) media
diperlukan kemampuan analisa teori yang pembelajaran adalah alat yang digunakan
didukung dengan pengamatan langsung di untuk menjelaskan fakta, konsep, prinsip,
laboratorium (Gere & Timoshenko, 2013). maupun prosedur yang ditujukan untuk
Pengembangan media pembelajaran pada menyediakan pengalaman yang lebih nyata
mata kuliah Kontruksi dan Untilitas Gedung, sehingga dapat memotivasi dan
dapat memaksimalkan penggunaan model meningkatkan pemahaman serta daya ingat
pembelajaran (Hastuti et al., 2018) dan dapat peserta didik selamapembelajaran.Selain itu,
menggantikan peran laboratorium media pembelajaran dapat memfasilitasi
konvensional (Arista & Kuswanto, 2017), proses pembelajaran peserta didik yang
sehingga diharapkan dapat meningkatkan memiliki gaya belajar yang berbeda-beda
nilai rata-rata dan mengurangi jumlah (Smaldino et al., 2008).
peserta didik yang tidak lulus. Sejalan dengan perkembangan
Pengembangan suatu media teknologi informasi, media pembelajaran
pembelajaran dilakukan dalam beberapa juga mengalami perkembangan terutama
tahapan, sesuai dengan model desain multimedia. Hal ini dikarenakan multimedia
instruksional yang digunakan. Secara dapat diterapkan ke dalam bentuk internet,
umum, tahapan pertama dalam presentasi, tutorial, referensi, dan publikasi
mengembangkan media pembelajaran (Bakri, 2010). Karena multimedia dapat
adalah melakukan analisa kebutuhan diterapkan dalam berbagai bentuk sesuai
(Kusuma Negara et al., 2019; Syahron et al., dengan perkembangan teknologi, maka
2017; Tampubolon et al., 2017). Analisa pemanfaatan teknologi multimedia menjadi
kebutuhan merupakan proses sistematis media pembelajaran sama dengan
untuk menentukan tujuan, mengidentifikasi memanfaatkan perkembangan teknologi
kondisi aktual dan yang diharapkan, serta yang ada untuk dijadikan media
menetapkan prioritas tindakan (Lee & pembelajaran.
Owens, 2004). Analisa kebutuhan dalam Dalam mengembangkan suatu media
mengembangkan media pembelajaran pembelajaran, diperlukan sebuah prosedur
dilakukan untuk mengetahui penilaian pengembangan yang disebut dengan desain
peserta didik terhadap media pembelajaran instruksional. Menurut Seel et al. (2017),
yang digunakan serta harapan terhadap desain instruksional merupakan sebuah
media pembelajaran yang akan dibuat. prosedur yang sistematis untuk

24 JPTS, Vol. III No. 1, Juni 2021


Analisa Kebutuhan… (Sri Ana/ hal. 23-27)

mengembangkan dan menyusun program Skala pengukuran yang digunakan


pendidikan sehingga memiliki tujuan untuk pada kuesioner tersebut dibagi menjadi dua
meningkatkan pembelajaran yang jenis. Untuk pertanyaan yang jawabannya
substansial. Ada banyak model desain berupa pendapat responden, skala yang
instruksional yang dapat digunakan untuk digunakan adalah skala nominal. Sedangkan
mengembangkan media pembelajaran. untuk pertanyaan yang jawabannya berupa
Namun pada umumnya, tahapan pertama penilaian responden, skala yang digunakan
untuk mengembangkan media pembelajaran adalah skala Likert. Untuk data dengan skala
adalah melakukan analisa kebutuhan. nominal, data dihitung berdasarkan
Menurut Songhori (2008), istilah banyaknya jumlah responden pada masing-
analisa kebutuhan secara umum merujuk ke masing pilihan jawaban pada kuesioner.
aktivitas yang melibatkan pengumpulan Untuk data dengan skala Likert, data
informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan dihitung dengan menggunakan rumus
dari sekelompok peserta didik. Dengan berikut:
dilakukannya analisa kebutuhan dalam
mengembangkan media pembelajaran,
Kemudian, skor yang telah dihitung
perancang akan lebih memahami
dibandingkan dengan skoritem dikalikan
kesenjangan yang ada antara hasil akhir
dengan total responden untuk masing-
yang diinginkan dengan pengetahuan dan
masing item.
keterampilan yang telah dimiliki oleh
sekelompok peserta didik (Rachman, 2016).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sehingga media pembelajaran yang akan
dibuat lebih sesuai dengan kebutuhan yang
Berikut ini adalah hasil analisa
ada berdasarkan permasalahan yang
kebutuhan yang didapatkan melalui
teridentifikasi melalui analisa kebutuhan.
pengisian kuesioner melalui google form
pada tanggal 16 – 17 November 2020
METODE
dengan total jumlah responden adalah 80.
Indikator identitas responden ditanyakan di
Penelitian ini akan dilaksanakan di
bagian awal analisa kebutuhan untuk
Kelas Desain Permodelan Dan Informasi
mengetahui identitas responden secara
Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan
singkat. Pada indikator ini terdapat tiga
pada tahun ajaran 2019/2020. Populasi
pertanyaan, yaitu nama responden, jenis
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta
kelamin, dan angkatan.
didik Kelas Desain Permodelan Dan
Pertanyaan mengenai jenis kelamin
Informasi Bangunan SMK Negeri 1 Percut
pada analisa kebutuhan ditujukan untuk
Sei Tuan Kelas XI 2. Pengumpulan data
mengetahui jenis kelamin dari masing-
pada penelitian ini menggunakan kuesioner
masing responden.
dengan jenis data kualitatif dan disebar
menggunakan google form sehingga
responden dapat mengisi kuesioner tersebut
secara online. Periode pengisian kuesioner
adalah tanggal 16 – 17 November 2020.

JPTS, Vol. III No. 1, Juni 2021 25


Analisa Kebutuhan… (Sri Ana/ hal. 23-27)

metode pembelajaran yang paling sering


digunakan pendidik selama pembelajaran.

Gambar 1. Analisa Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil analisa tersebut,


Gambar 3. Analisa Metode Pembelajaran
didapatkan bahwa 50% responden berjenis
kelamin perempuan, sedangkan 50% lainnya
Berdasarkan analisa tersebut,
berjenis kelamin laki-laki.
didapatkan bahwa metode ceramah adalah
Pertanyaan mengenai angkatan pada
metode yang paling sering digunakan
analisa kebutuhan ditujukan untuk
dengan persentase sebesar 35%.
mengetahui angkatan dari masing-masing
responden.
Tabel 1. Penilaian Pembelajaran di Kelas
No Pertanyaan Skor Ket
1 Pemahaman 221 Biasa
terhadap materi saja
yang
disampaikan
2 Tingkat kesulitan 297 Sulit
materi
pembelajaran

Berdasarkan penilaian responden


Gambar 2. Analisa Angkatan terhadap pembelajaran di kelas, dapat
disimpulkan bahwa pemahaman peserta
Berdasarkan hasil analisa tersebut, didik terhadap materi yang disampaikan
didapatkan bahwa 61% dari angkatan 2015, adalah biasa saja dengan tingkat kesulitan
16% dari angkatan 2017, 13% dari angkatan materi pembelajaran pada mata kuliah
2016, dan 10% dari angkatan 2018. Mekanika Bahan adalah sulit.
Indikator pembelajaran Mekanika
Bahan di kelas ditujukan untuk mendapatkan SIMPULAN
gambaran mengenai metode apa yang
digunakan oleh pendidik dan tanggapan Hasil dari penelitian ini adalah analisa
peserta didik terhadap pembelajaran kebutuhan yang berguna untuk menentukan
tersebut. Pada indikator ini terdapat tiga tujuan, mengidentifikasi kesenjangan antara
pertanyaan, yaitu metode pembelajaran, kondisi aktual dan kondisi seharusnya, serta
pemahaman akan materi, dan tingkat menentukan prioritas. Berdasarkan hasil
kesulitan materi. analisa kebutuhan yang telah dilakukan,
Pertanyaan mengenai metode dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
pembelajaran ditujukan untuk mengetahui pada media pembelajaran Mekanika Bahan,

26 JPTS, Vol. III No. 1, Juni 2021


Analisa Kebutuhan… (Sri Ana/ hal. 23-27)

diantaranya (1) Peserta didik memerlukan Lee, W. W., & Owens, D. L. (2004).
media pembelajaran yang menarik untuk Multimedia- Based Instructional
menunjang pembelajaran Mekanika Bahan. Design (2nd ed.). San Francisco:
Namun, media pembelajaran yang Pfeiffer.
digunakan biasa saja sehingga kurang
memotivasi peserta didik untuk belajar. (2) Mcmahon, M., & Pospisil, R. (2005).
Materi pembelajaran Mekanika Bahan Laptops for a digital lifestyle:
termasuk materi yang sulit. Namun, Millennial students and wireless
pemahaman peserta didik terhadap materi mobile technologies. ASCILITE
pada materi biasa saja, sehingga diperlukan. 2005 - The Australasian Society for
Computers in Learning in Tertiary
DAFTAR RUJUKAN Education, (2001), 421–431.

Arista, F. S., & Kuswanto, H. (2017). Virtual Sumardjo, S., Pratama, G. N. I. P., &
Physics Laboratory Application Vemantyasto, T. N. (2020).
Based on the Android Smartphone to Efektivitas Modul Estimasi Biaya
Improve Learning Independence Konstruksi Jalan pada Mata
andConceptual Understanding. Pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi
International Journal of Instruction, Di SMK N 1 Purworejo. Jurnal
11 (1), 1–16. Pendidikan Teknik Sipil, 2(2), 104-
116.
Bakri, H. (2010). Langkah-langkah
pengembangan pembelajaran Titania, T., & Widodo, S. (2020).
multimedia interaktif. Jurnal Pengembangan Media Pembelajaran
Medtek, 2 (1), 1–8. Video Animasi untuk Mata Pelajaran
Mekanika Teknik Kelas X Desain
Gayatri, G., Rusadi, U., Meiningsih, S., Pemodelan dan Informasi Bangunan
Mahmudah, D., Sari, D., & Nugroho, di SMK N 2 Yogyakarta. Jurnal
A. C. (2015). Perlindungan Pendidikan Teknik Sipil, 2(2), 89-94.
Pengguna Media Digital Di
Kalangan Anak Dan Remaja Di
Indonesia. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Komunikasi Dan
Informatika, 6(1), 1–18.

Kusuma Negara, R. I. T., Iriani, T., &


Lenggogeni. (2019). Pengembangan
Multimedia Interaktif pada Mata
Kuliah Manajemen Konstruksi di S1
Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Negeri Jakarta. Jurnal
Pendidikan Teknik Sipil, 8(2), 97–
104.

JPTS, Vol. III No. 1, Juni 2021 27

Anda mungkin juga menyukai