Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

OSEANOGRAFI KIMIA

OLEH :

NAMA : HAJU
STAMBUK : I1C120009
KELOMPOK : 2 (Dua)
ASISTEN PEMBIMBING : La Ode Abd.Rahman

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
OSEANOGRAFI KIMIA
Laporan Lengkap ini Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan
pada Mata Kuliah Oseanografi Kimia

OLEH :

NAMA : HAJU
STAMBUK : I1C120009
KELOMPOK : 2 (Dua)
ASISTEN PEMBIMBING : La Ode Abd.Rahman

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Laporan Lengkap Oseanografi Kimia

LaporanLengkap : Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Mata Kuliah

Oseanografi Kimia

Nama : Haju

NIM : I1C120009

Kelompok : 2(Dua)

urusan : Ilmu Kelautan

Fakultas : Perikanan danI lmu Kelautan

LaporanLengkapIni
TelahDiperiksadanDisetujuiOleh:

KoordinatorAsisten AsistenPembimbing

Adi Iman Wahyudi,S.Pi.,M.Si La Ode Abd.Rahman


NIP. 19750815 200501 1 003

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Oseanografi Kimia

Emiyarti, S.Pi.,M.Si
NIP. 19700508 199803 2 001

Kendari, 17 Desember 2021


Tanggal Pengesahan

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya, 

penulis dapat menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum Oseanografi kimia ini.

Laporan ini disusunun tuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian

Semester Oseanografi Kimia.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya Laporan Lengkap Praktikum

Oseanografi Kimia ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka melalui

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orang

tua penulis, karena dengan doa dan dukungan mereka penulis dapat

menyelesaikan laporan ini

Dalam penulisan laporan lengkap praktikum osenografi kimia ini, penulis

menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh

dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh

karena itu, segala koreksi dan saran  kearah perbaikan sangat penulis harapkan

guna penyempurnaan laporan lengkap praktikum osenografi kimia.

i
ii
iii
iv
v
vi

1
3
Kendari, Desember
3 2021

4
5
6

Penulis 7
DAFTAR ISI 8
9

10
Halaman
11

12
12
HALAMAN SAMPUL.................................................................................
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.....................................................................................
B.Tujuan.......................................................................................................
C. Manfaat...................................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Dissolved Oxygen (DO)..........................................................................
B. Nitrat (NO3)...........................................................................................
C. Fosfat (PO4)………………....................................................................
III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat.................................................................................
B. Alat dan Bahan...................................................................................
C. Prosedur Kerja........................................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil.....................................................................................................
B. Pembahasan......................................................................................
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Alat dan bahan………………………………………………….......10

Tabel 2. Hasil penelitian…………………………………………………….12


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belekang

Oseanografi kimia merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari

tentang mempelajari  juga ada (terlarut) di dalam air laut, dengan konsentrasi yang

bervariasi mulai dari level persen, permil, ppm, ppb sampai dengan ppt. Interaksi

berbagai unsur kimia di laut ini juga terjadi dengan berbagai lingkungan lainnya

seperti biosfer, atmosfer, dan geosfer. Oleh karena itu, ilmu ini berkaitan erat

dengan bidang ilmu lainnya (Stewart, 2018).

Perairan Teluk Kendari merupakan salah satu aset Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki karakteristik unik. Salah satu

keunikan yang menjadikan kawasan perairan ini berbeda dengan kawasan lain

adalah kondisi fisik yang menyerupai suatu estuaria. Selain keunikan kondisi

geografis tersebut, Teluk Kendari merupakan pintu gerbang Kota Kendari

maupun Provinsi Sulawesi Tenggara dari arah laut. Kondisi perairan Teluk

Kendari saat ini semakin memprihatinkan, padahal kawasan perairan ini

merupakan pelabuhan utama di Provinsi Sulawesi Tenggara. Daerah Aliran

Sungai (DAS) Wanggu seluas 339,73 km² merupakan DAS penyumbang sedimen

terbesar di perairan Teluk Kendari, dengan laju sedimentasi yang semakin

meningkat. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya ancaman terhadap

kualitas air untuk biota laut dan lingkungan sekitarnya (Aprizon et al., 2017).

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, disingkat DO) atau sering juga

disebut dengan oksigen terlarut (Oxygen Demand) merupakan salah satu

parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur

dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia
dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air

tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat

diketahui bahwa air tersebut telah tercemar (Siahaan et al,. 2017).

Nitrat adalah bentuk nitrogen utama diperairan alami. Nitrat berasal dari

ammonium yang masuk ke dalam badan sungai terutama melalui limbah domestik

konsentrasinya di dalam sungai akan semakin berkurang bila semakin jauh dari

titik pembuangan yang disebabkan adanya aktifitas mikroorganisme di dalam air

contohnya bakteri nitrosumonas (Arif Mustofa, 2015).

Fosfat mengandung phosfor dan oksigen, dan semua itu terdapat pada

semua makhluk hidup. Penambahan phospat d perairan merupakan variasi alam

secara biologis. Penambhan phospat justru membuat penambahan alga di perairan

(Ulqodry et al., 2010).

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum Oseonografi kimia ini adalah untuk mengetahui

kandungan bahan-bahan kimia perairan khususnya Di, Nitrat dan Fosfat di

perairan Water Sport.

Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan mampu mengukur

kandungan bahan-bahan kimia perairan khususnya Do, Nitrat dan Fosfat di

perairan Water Sport.


II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Disolved Oxygen (DO)

Dilapisan permukaan laut konsentrasi gas oksigen sangat bervariasi

dan sangat dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu makin berkurang

tingkat kelarutan oksigen. Tapi anehnya semakin dalam pada beberapa

ratus meter di bawah permukaan air laut, walaupun suhu makin menurun

ternyata kadar oksigennya jua semakin berkurang sehingga bisa di

temukan lapisan air laut dengan kadar oksigen minimum. Di laut oksigen

terlarut (dissolved oxygen) berasal dari dua sumber yakni dari atmosfer

dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman lain.

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad

hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang

kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan (Karif,

2011).

Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses

difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam

perairan tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari

beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air

dan udara, seperti arus, gelombang dan pasang surut (Salmin dalam David,

2011). Ada beberapahal yang dapat menyebabkan berkurangnya oksigen


dalam air, antara lain respirasi biota, dekomposisi bahan organik dan

pelepasan oksigen ke udara (Ulqodry et al.., 2010).

B. Nitrat (NO3-)

Nitrat di perairan merupakan makro nutrien yang mengontrol produktivitas

primer di daerah eufotik. Kadar nitrat di perairan sangat dipengaruhi oleh asupan

nitrat dari badan sungai. Sumber utama nitrat berasal dari buangan rumah tangga

dan pertanian termasuk kotoran hewan dan manusia.( Putri et al,2019).

Nitrat / nitrit merupakan bentuk umum kombinasi nitrogen yang terdapat

di perairan alam. NO3 dapat menjadinitrit oleh proses biokimia ( denitrikasi )

biasanya dibawah kondisi an aerob. Ion nitrit secara cepat dapat di oxidasi

menjadi nitrat.Sumber alamiah nitrat di air permukaan dapat berasal dari pelarutan

batuan beku, drainase lahan, sisa hewan, dan tumbuhan. Secara alamiah

kandungan nitrat berkisar 0,1 mg/l apabila melebihi kadar tersebut mungkin

disebabkan oleh polusi domestic, industry, termasuk penelitian dari tempat

pembuangan limbah dan sampah padat (Mary H. Ward, 2018)

C. Fosfat (PO4)

Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh

tumbuhan.Fosfat dalam perairan terdapat dalam bentuk senyawa anorganik

terlarut dan senyawa organik, senyawa fosfat ini mengalami hidrolisis menjadi

bentuk ortofosfat (PO4) yang dimanfaatkan langsung oleh fitoplankton atau

algae.Fosfat tidak bersifat toksik, namun jika diiringi dengan kelebihan kadar

nitrogen, dapat menstimulir ledakan algae (algae bloom), sehingga menghambat

penetrasi oksigen dan cahaya matahari Keberadaan fosfat berhubungan erat


dengan tingkat kesuburan perairan. Perairan dengan tingkat kesuburan sedang,

memiliki kadar ortofosfat 0,011 – 0,03 mg/liter (Putri et al.,2019).

Dalam kimia, ortofosfat (bahasa Inggris: orthophosphate, inorganic

phosphate, Pi) atau sering disebut gugus fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau

radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen. Dimana jika dalam

bentuk ionik akan membawa sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-.

Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan

kandungan fosfor ekonomis.Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone

phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan

kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida

fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama

proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan

batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit (Arif

Mustofa, 2015).
III. METODE PRAKTIKUM

A.Waktu dan Tempat

Praktikum lapanga oseanografi kimia dilakasanakan pada hhari Rabu,

tanggal 01 Desember 2021 pukul 08:00-09:30 WITA bertempat di Water Sport

Kendari, Sulawesi Tenggara.

Praktikum laboratorium oseanografi kimia dilaksanakan pada hari Rabu,

tanggal 01 Desember 2021 Pukul 09:30- 11:00 WITA bertempat di Lab.Unit

produktivitas dan lingkungan perairan (ProLink), Universitas Halu Oleo,

Kendari,Sulawesi Tenggara.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada

Tabel1. Alat dan bahan beserta kegunaanya

Tabel.1 Alat dan Bahan


No Alat dan Bahan Satuan Kegunaan
1. Alat
a.Uji Do

Botol Do Botol Sebaga alat untuk menyimpan sampel

Pipet tetes Volume Sebagai alat untuk memindahkan larutan


berskala kecil
Erlemeyer 250 mil Volume Sebagai wadah sampel
Biuret Volume Sebagai wadah larutan yang akan di
teteskan pada proses titrasi
Statif - Sebagau alat penyanggaan biuret
Tabung reaksi Volume Sebagai alat untuk mereaksikan dua
larutan atau lebih
Pipet volume Volume Sebagai alat untuk memindahkan larutan
yang berskala besar
b. Fosfat
Gelas ukur - Sebagai wadah larutan dalam volume
tertentu
Labu semprot - Sebagai alat untuk menyimpan larutan zat
cair
Kertas saring - Sebagai alat untuk memisahkan zat padat
dari cairan
c. Nitrat
Tabung reaksi Volume Sebagai alat untuk memisahkan zat padat
dan cairan
Spektrofotometer - Sebagai alat mendeteksi cahaya dengan
panjang gelombang tertentu
Hot plate - Untuk memanaskan cairan saat
membentuk kerak
Mikerglass - -
Pipet volume Volume Sebagai alat untuk mereaksikan dua
larutan atau lebih
Fortex - Sebagai alat untuk memanaskan cairan
Rubber bulb - Sebagai alat penyedot larutan

No Bahan Satuan Kegunaan


2 Bahan
a. Do
H2SO4 - Melarutkan endapan cokelat
Indikator Kanji - -
MnSO4 - Mengikat oksigen yang larut didalam
air
Natrium Sulfat - -
Air Laut - Bahan yang di amati kandungan
oksigennya
b. Nitrat
H2SO4 75% - -
NaCl - -
Air Laut - Bahan yang diamati kandungan
nitratnya
Brucin - -
c. Fosfat
Ammonium - -
Molidadmonofanada - -
d
Air Laut - Bahan yang di amati kandungan
fosfatnya
C. Prosedur Kerja

1.Pengambilan Sampel

-Menyiapkan botol yang digunakan sebagai tempat penyimpanan sampel.

-Buka tutup botol lalu masukkan ke dalam perairan. Tunggu air terisi hingga

tidak terdapat gelembung udara di dalam botol.

-Tutup kembali botol dengan kondisi berada di dalam air, lalu bawa ke darat.

Khusus sampel DO berikan pengawet MnSO4 dan NaN3 dengan prosedur

sebagai beriku.

-Buka tutup botol berisi sampel.

-Masukkan pengawet MnSO4 dan NaN3 sebanyak 2 ml menggunakak pipet tetes.

-Tutup kembali botol berisi sampel.

2. DO (Oksigen Terlarut)

- Menembahkan H2SO4 2 ml sampai berubah warna dari bening ke orange

- Mengambil sampel sebanyak 50 ml

- Menembahkan indicator kanji 1-2 tetes (berubah warna dari orange ke biru ke

ungu-unguan)

- Menghitung berapa banyak penggunaan

3. Fosfat(PO4)

- Larutan sampel dimasukan kedalam gelas beker sebenyak 5 ml

- Larutan sampel di pindahkan ke gelas sampel

- Larutan mix (5 ml di tambahkan kedalam larutan sampel)

- Larutan di tunggu selama 1-15 meneit

- Larutan sampel di masukan kedalam kufet


- Kufet di masukan kedalam spektofotometer

- Angaka pada spektofotometer di amati dan di catat nilai absoransi tiaplarutan

nya

4. Nitrat

- Mengambil sampel sebanyak 5 ml lalu di masukan kedalam gelas piala

- Tambahkan 0,2 ml brutine kemudian di aduk

- Tamabahkan 1 ml NaCl

- Masukan larutan kedalam tabung reaksi

- Lalu campurkan dengan menggunakan forteks

- Lalau panaskan dan diamkan larutan selama 1-15 menit

- Larutan sampel di masukan kedalam kufet

- Kufet dimasukan kedalam spektrofotometer

- Angka pada spektofotometer diamati dan di catat nilai absoransi tiap larutannya

D. Analisis Data

Rumus DO = F1 x F2 x 4 x ml titrasi
= 1 x 1,027 x 4 x 1,4
= 5,75 mg/L
F1 = 0,025/ ketetapan
=1
F2 = 50 x volume botol sampe
= 50×152/152-4
= 7.500/148
= 1,02
DO = 1 × 1,02 × 4 × 1,5
= 6,12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pengujian kualitas air laut dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Hasil Pengukuran DO, Nitrat, dan Fosfat


DO (mg/L ) Nitra (mg/L) Fosfat (mg/L)

6,12 0,162 0,174

B. Pembahasan

Hasil pengukuran oksigen terlarut di perairan teluk kendari (DO) yang

berkisar antara 6,12 dengan rata-rata 1 mg/l (Tabel 2). Jika mengacu pada

Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 maka nilai DO di perairan ini kurang baik atau

tidak memenuhi baku mutu. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh perairan

sekitar nya terutama gelombang sangat berpengaruh sebagai oksigenasi air laut.

Hal ini berarti perubahan nilai DO yang terjadi tidak terlalu mencolok di perairan

Teluk Kendari. Hal ini sama dengan pernyataan LIPI, 2017 dimana bahwa nilai

SDO yang berkisar dengan rata-rata 1 mg/l terbilang sangat rendah disebabkan

karena tidak terdistribusinya massa air secara vertikal karena adanya ambang yang

dangkal dan sempit dan dangkal berpotensi membuat massa air di Teluk kendari

menjadi stagnan, selain itu banyaknya sampah organik yang bermuara ke Teluk

kendari juga menjadi salah satu penyebab berkurangnya nilai DO.


Pada pengamatan nitrat di perairan Teluk Kendari dengan tidak layak

untuk kelangsungan biota laut, karena kadar nitrat dengan nilai 0,162 mg/l. Nilai

ini juga bila dihubungkan dengan Baku Mutu Air Laut oleh Kepmen LH No 51

Tahun 2004 maka perairan ini tidak layak untuk kehidupan biota laut. Kondisi ini

tidak didukung dengan keberadaan DO di perairan tersebut khususnya perairan

Teluk Kendari. Hal ini sama dengan pernyataan miya febriati, 2013 bahwa

perairan laut tersebut yang berada pada kisaran yang normal. Sumber DO

yang mencukupi di lokasi pengamatan dan merupakan kondisi perairan yang

kondusif untuk terbentuknya nitrat sebagai nutrien N yang diperlukan oleh

produser di air laut. merupakan parameter yang sangat berpengaruh terhadap

kehidupan biota laut.

Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan di perairan Teluk Kendari,

kadar fosfat di lapisan permukaan perairan Teluk Kendari berkisar 0,174 mg/l.

Kisaran fosfat tersebut menunjukkan nilai yang tinggi dari yang ditetapkan Baku

Mutu Air Laut oleh Kepmen LH No 51 Tahun 2004 untuk kelangsungan biota

laut yakni < 0,015 mg/. Tingginya kadar fosfat di perairan Teluk Kendari sangat

dipengaruhi oleh aktifivitas manusia di daratan. Adanya pengaruh hujan

menyebabkan unsur-unsur pupuk yang digunakan akan terbawa ke dalam sungai

atau drainase yang selanjutnya terbawa ke perairan laut. Di perairan bentuk dan

unsur fosfor secara terus menerus berubah akibat proses dekomposisi dan sintesis

antara bentuk organik dan anorganik yang dilakukan oleh mikroba. Perubahan ini

tergantung pada suhu. Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan polifosfat

menjadi ortofosfat berlangsung cepat. Kecepatan ini juga meningkat dengan

menurunnya nilai pH. Hal ini sama dengan pernyataan Menurut Dafiuddin, 2017
Secara keseluruhan bahwa perairan teluk yang masih layak untuk kelangsungan

biota laut berkisar , 0,932 mg/l

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kehidupan perairan membutuhkan kualitas kimia seperti oksigen terlarut

dan zat hara ( nitrat dan fosfat) yang baik agar dapat bertahan. Ooleh karena itu di

butuhkan penelitian tentang kualitas perairan berdasarkan parameter kimia di

dalamnya. Berdasarkan hasil pengamatan, telah di peroleh parameter perairan di

antaranya oksigen terlarut 1,027 mg/l, nitrat 0,454 mg/l, dan fosfat 0,108 mg/l,

masing-masing dari ketiga parameter kimia tersebu termasuk dalam kriteria

kurang baik, cukup, dan sangat subur.

B. Saran

Praktikum Oseanografi Kimia pengambilan sampel air laut ini sangat

penting dilakukan dan di harapakan para praktikan dapat melakukan pengambilan

sampel yang baik dan benar. Karena dapat menjadi sumber wawasan pada mata

kuliah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Aprizon, Semeidi Husrin, and Herdiana Mutmainah."Pola Sebaran Kualitas


Air Berdasarkan Kesesuaian Baku Mutu Untuk Biota Laut di Teluk
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara." Maspari Journal: Marine
Science Research 9.1 (2017): 51-60.
Salim Dafiuddin, Yuliyanto & Baharuddin. 2017. Karakteristik Parameter
Oseanografi Fisika-Kimia Perairan Pulau Kerumputan Kabupaten
Kotabaru Kalimantan Selatan. Jurnal Enggano. Vol 2(2):218-228

Karif, Indra Verdian. 2011. Variabilitas Suhu Permukaan Laut di Laut Jawa dari
Citra Satelit Aqua Modis dan Terra Modis. Bogor:IPB
Ulqodry, T. Zia . 2010. Karakterisitik dan Sebaran Nitrat, Fosfat, dan Oksigen
Terlarut di Perairan Karimunjawa Jawa Tengah
Siahaan, Aruan, 2019. Penentuan Kadar Dissolved Oxygen (Do) Pada Air Sungai
Sidoras Di Daerah Butar Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli
Utara (422-433)

Mustofa, Arif, 2015 Kandungan nitrat dan pospat sebagai faktor tingkat kesuburan
perairan pantai."Jurnal Disprotek 6.1.
Putri, Purwiyanto, Fauziyah , Agustriani, & Suteja. 2019 Kondisi Nitrat, Nitrit,
Amonia, Fosfat Dan Bod Di Muara Sungai Banyuasin, Sumatera
Selatan Vol. 11 No. 1, Hlm. 65-74
Ward, Mary H., et al. "Drinking water nitrate and human health: an updated
review." International journal of environmental research and public
health 15.7 (2018): 1557.
LAMPIRAN
MASPARI JOURNAL
Januari 2017, 9(1):51-60

POLASEBARANKUALITASAIRBERDASARKANKESESUAIAN
BAKUMUTUUNTUKBIOTALAUTDITELUKKENDARI
PROVINSISULAWESITENGGARA

PATTERN OF DISTRIBUTION WATER QUALITY BASED SUITABILITY


STANDARD QUALITY FOR MARINE BIOTA IN KENDARI BAY
PROVINCE OF SOUTHEAST SULAWESI

Aprizon Putra, Semeidi Husrin, dan Herdiana Mutmainah


Loka Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Email : aprizonputra@gmail.com
Registrasi: 18 November 2016; Diterima setelah perbaikan: 9 Januari 2017;
Disetujui terbit: 11 Januari 2017

ABSTRAK

Kondisi perairan Teluk Kendari saat ini semakin memprihatinkan, padahal kawasan
perairan ini merupakan pelabuhan utama di Provinsi Sulawesi Tenggara. Daerah Aliran
Sungai (DAS) Wanggu seluas 339,73 km² merupakan DAS penyumbang sedimen terbesar
di perairan Teluk Kendari, dengan laju sedimentasi yang semakin meningkat. Kondisi ini
akan menyebabkan terjadinya ancaman terhadap kualitas air untuk biota laut dan
lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola sebaran kualitas air
laut berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 2004 tentang baku mutu untuk biota laut.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2015 berdasarkan parameter nilai pH, DO,
kekeruhan dan salinitas yang diukur menggunakan alat Water Quality Checker TOA DKK
di 25 stasiun titik pengamatan. Data – data yang diperoleh kemudian disesuaikan
dengan baku mutu air untuk biota laut dan selanjutnya dilakukan analisis dengan
pendekatan spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil yang diperoleh
menunjukan nilai pH berkisar antara 8,64 – 8,96 ini berarti kondisi pH berada pada
kondisi tidak sesuai untuk biota laut, nilai DO berkisar antara 6,57 – 7,29 mg/l ini berarti
kondisi DO berada pada kondisi sesuai untuk biota laut, sedangkan nilai salinitas berkisar
antara 11,2-33,5 %0 ini berarti pada stasiun 3, 24 dan 25 berada pada kondisi sesuai
untuk biota laut dan nilai kekeruhan berkisar 1,8 – 64,4 ntu, ini berarti nilai kekeruhan
pada stasiun 8, 10, 11, dan 22 berada pada kondisi sesuai untuk biota laut.

KATA KUNCI: Biota laut, kualitas air laut, Teluk Kendari.


KARAKTERISTIK PARAMETER OSEANOGRAFI FISIKA-KIMIA PERAIRAN PULAU
KERUMPUTAN KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN

Dafiuddin Salim, Yuliyanto,


Baharuddin
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat,
Kalimantan Selatan
Email: dsalim@unlam.ac.id

Received August 2017, Accepted September 2017

ABSTRAK
Kondisi dan dinamika perairan laut sangat dipengaruhi antara lain parameter
oseanografi fisik dan kimia. Parameter oseanografi fisik dan kimia ini penting karena
berpengaruh terhadap kondisi dan kualitas perairan Pulau Kerumputan Kabupaten
Kotabaru. Seperti diketahui perairan Kabupaten Kotabaru dan pulau-pulau kecilnya
sangat dinamis karena terletak antara Laut Jawa dan Selat Makassar. Perairan ini
semakin strategis karena dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti pelayaran,
perikanan tangkap, transportasi, pertambangan dan lain sebagainya. Adanya dinamika
perairan dan pemanfaatan ruang laut ini akan mempengaruhi kondisi perairan secara
fisik dan kimia. Dengan kondisi perairan seperti ini diperlukan kajian oseanografi
sehingga diperoleh informasi dasar karakteristik oseanografi fisik-kimia pada perairan
Pulau Kerumputan dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik parameter fisika dan kimia perairan Pulau Kerumputan. Parameter fisik-
kimia perairan yang diukur adalah arus, kedalaman, kecerahan, kekeruhan, suhu, pH,
oksigen terlarut, salinitas, tekstur sedimen, nitrat dan fosfat. Analisis data dilakukan
secara deskriptif. Hasil penelitian ini didapatkan suhu pada kisaran 27-30 0C, salinitas 28-
29 ‰, perairan cukup keruh dan terlindung dari gelombang, kecepatan arus yang relatif
kuat, nutrient Nitrat 0,4-1,5 mg/l dan Posfat 0,09-0,15 mg/l, nilai rerata ukuran butir
substrat (mean) 1,214 dengan tekstur pasir. Hasil analisa ini secara umum menunjukkan
kondisi baik dan cocok untuk kehidupan biota laut sesuai standar baku mutu yang sudah
ditetapkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup (Kepmen LH) No. 51 Tahun 2004.

Kata kunci:Fisik-Kimia, Kerumputan-Kotabaru, Biota Laut.


VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI LAUT JAWA DARI CITRA SATELIT AQUA
MODIS DAN TERRA MODIS INDRA VERDIAN KARIF SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN
TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT
PERTANIAN BOGOR 2011

Pernyataan mengenai skripsi dan sumber informasi dengan ini saya menyatakan
bahwa skripsi yang berjudul: variabilitas suhu permukaan laut di laut jawa dari
citra satelit aqua modis dan terra modis adalah benar merupakan hasil karya
sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skrisi ini. Bogor,
februari 2011 indra verdian karif c54062443
Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 1(D) 13109

Karakterisitik dan Sebaran Nitrat, Fosfat, dan


Oksigen Terlarut di Perairan Karimunjawa Jawa
Tengah
T. Zia Ulqodry1), Yulisman2), Muhammad Syahdan3), dan Santoso4)
1)
Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA, Universitas Sriwijaya, Indonesia
2)
Program Studi Budidaya Perairan FAPERTA, Universitas Sriwijaya, Indonesia
3)
Program Studi Ilmu Kelautan Faperikan, Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia
4)
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK, Institut Pertanian Bogor, Indonesia

Intisari: Perairan Karimunjawa merupakan bagian dari perairan Laut Jawa dengan
potensi kekayaan hayati maupun non hayati yang cukup tinggi. Informasi terkini
tentang karakteristik kimia perairan di perairan Kepulauan Karimum masih
terbatas. Penelitian ini bertujuan mengkaji kembali tentang karakteristik dan pola
sebaran zat hara (Nitrat dan Fosfat), dan Oksigen Terlarut di Perairan Kepulauan
Karimunjawa. Penelitian ini dilakukan pada bulan april 2009 dengan
menggunakan KR. Baruna Jaya VIII meliputi 13 stasiun pengamatan.
Pengambilan sampel air dengan menggunakan Rossete sampler yang dilengkapi
dengan botol Niskin pada lapisan permukaan dan dekat lapisan dasar. Kandungan
nitrat dan fosfat dianalisis dengan menggunakan metoda Spektrofotometri pada
panjang gelombang masingmasing 543 nm dan 885 nm. Kandungan oksigen
terlarut diukur dengan menggunakan metode titrasi Winkler. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa kandungan nitrat, fosfat dan oksigen terlarut Perairan
Karimunjawa masih tergolong normal dan baik untuk kehidupan biota laut. Hasil
analisis statistik menunjukkan bahwa kandungan nitrat di lapisan permukaan
dengan dasar adalah berbeda sangat nyata. Kandungan fosfat, pH dan oksigen
terlarut tidak berbeda nyata antara lapisan permukaan dengan lapisan dasar.
Tinggi rendahnya kandungan nitrat, fosfat, dan oksigen terlarut di perairan ini
dipengaruhi oleh masukan dari daratan, aktifitas plankton dan biota laut, serta
pergerakan massa air. Kata kunci: fosfat, nitrat, oksigen terlarut, Perairan
Karimunjawa

Abstract: Karimunjawa waters is part of water territory of Java Sea that has heigh
potency of renewable and nonrenewable resources. The latest information about
chemistry characteristic in Karimunjawa water was still limited. The objective of
this research was to study about characteristic and distribution pattern of nutrient
(Nitrate and Phosphat), and Dissolved oxygen in Karimunjawa waters. This
research has been done in April 2009 by using RV. Baruna Jaya VIII at 13
ISSN :2527-712x
Vol.2 (no.1) Tahun 2017

Jurnal Analis Laboratorium Medik


Avalilable Online http://e-journal.sari-
mutiara.ac.id/index.php/ALM

PENENTUAN KADAR DISSOLVED OXYGEN (DO) PADA


AIR SUNGAI
SIDORAS DI DAERAH BUTAR KECAMATAN PAGARAN
KABUPATEN TAPANULI UTARA

Dyna Grace Romatua Aruan1, Maniur Arianto Siahaan 2


Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehan, Universitas Sari
Mutiara Indonesia email: gracearuan@yahoo.com
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehan, Universitas Sari
Mutiara Indonesia email:
maniursiahaan@gmail.com

ABSTRAK
Oksigen terlarut adalah sejumlah oksigen yang terlarut dalam suatu perairn, dinyatakan dalam
mg O2/L, kuantitas oksigen dalam sejumlah air tertentu penting bagi organisme perairan untuk
melakukan aktivitas biokimia, yaitu untuk respirasi (pernapasan), reproduksi, dan kesuburan.
Kadar DO yang tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut layak digunakan dan baik untuk
biota perairan, jika kadar DO rendah mengindikasikan bahwa perairan tersebut telah tercemar
dan dapat merusak ekosistem dalam suatu perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan kadar Dissolved Oxygen (DO) yang terkandung pada air Sungai Sidoras Di Daerah
Butar Kecamatan Pagaran Tapanuli Utara. Sampel yang di ambil terdiri dari kode 1 dan 2 secara
titrasi winkler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar DO pada sampel 1 = 2,7 mg/L, dan
sampel 2 = 1,93 mg/L. Berdasarkan nilai DO yang di peroleh tersebut maka Sungai Sidoras
dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/pertanian (kelas 4), sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air.

Kata Kunci : Dissolved Oxygen (DO), Air Sungai, Metode Winkler


KANDUNGAN NITRAT DAN POSPAT SEBAGAI FAKTOR
TINGKAT KESUBURAN PERAIRAN PANTAI

Arif Mustofa
Fakultas Sains dan Teknologi
UNISNU Jepara arif.mustofa10@yahoo.com

ABSTRACT

Phytoplankton is a biological indicator to evaluate the water quality. Phytoplankton


productivity is depended on inorganic nitrogen as nitrate (NO 3) and phosphorus as
phosphate (PO4). The purpose of observation on nitrate and phosphate content as a
factor in fertility rates coastal waters. The benefits of this observation is to provide
information to support the coastal cultivation. Sampling was conducted on August 13,
2014 at 10:00 am in the coastal waters of Tanggultlare Kedung Jepara, consists of three
stations, namely the waters near mangrove vegetation, muddy beach and near the
mouth of the river. Sample analysis conducted at the BBPBAP Jepara Laboratory. The
analysis data shows that the location is the waters near mangrove containing NO 3 1.392
mg/ltr, muddy beach 0.975 mg/ltr and at the mouth of the river 0.904 mg/ltr with an
average of 1,090 mg/ltr. While the value of PO 4 location the waters near mangrove
containing 0.095 mg/ltr, muddy beach 0.089 mg/ltr and at the mouth of the river 0,087
mg/ltr with an average of 0.090 mg/ltr. The average of nitrate 1.090 mg/ltr indicates
that the level of fertility waters are mesotrofik and phosphate (PO 4) of 0.090 mg/ltr is
eutrophic.

Keywords: nitrate, phosphate, fertility, phytoplankton, Tanggultlare

ABSTRAK

Phytoplankton merupakan indikator biologis untuk mengevaluasi kualitas air.


Produktivitas phytoplankton tergantung dari nitrogen inorganik seperti nitrat NO3)
andphosphorussebagaifosfat(PO4). Tujuan obsevasi pada isi nitrat dan fosfat sebagai
faktor tingkat kesuburan perairan pantai. Keuntungan dari observasi ini untuk
memberikan informasi mendukung penanaman area pantai. Pengambilan sampel
dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2014 jam 10:00 a.m di perairan pantai Tanggultlare
Ked ung Jepara di tiga tempat yaitu perairan dekat vegetasi mangrove, tanah
berlumpur, dan dekat mulut sungai. Analisa sampel dilakukan di laboratorium BBPAP
Jepara. Data analisis menunjukkan bahwa di lokasi perairan sekitar mangrove
mengandung NO31.392mg/ltr, tanah lumpur 0.975mg/ltrdandi mulut
sungai0.904mg/ltrdenganrata-rata 1,090mg/ltr. Rata-rata
nitrat1.090mg/ltrmengindikasikan bahwa tingkat kesuburan di area peairan
merupakanaremesotrofikandmengandung eutrofikfosfat(PO4) of 0.090mg/ltr.

Kata Kunci: nitrate, phosphate, fertility, phytoplankton, Tanggultlare


Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 11 No. 1, Hlm. 65-74, April 2019
p-ISSN : 2087-9423 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalik
t
e-ISSN : 2620-309X DOI:
http://dx.doi.org/10.29244/jitkt.v11i1.188
61
KONDISI NITRAT, NITRIT, AMONIA, FOSFAT DAN BOD
DI MUARA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

CONDITION OF NITRATE, NITRITE, AMMONIA, PHOSPHATE, AND BOD


OF BANYUASIN RIVER ESTUARY, SOUTH SUMATERA

Wike Ayu Eka Putri1*, Anna Ida Sunaryo Purwiyanto1, Fauziyah1,


Fitri Agustriani1, dan Yulianto Suteja2
1
Marine Science Department, Sriwijaya University,
Inderalaya, South Sumatera, Indonesia 30662
2
Marine Science Department, Udayana University,
Bali-Indonesia 80361
*E-mail: wike.aep@gmail.com

ABSTRACT

Coastal of Banyuasin is one of the centers of capture fisheries in South Sumatra


Province. This area had the potential of fisheries resources that must be
preserved. Many fishermen are depend their lives on this area, but some activity
along Banyuasin River such as settlement, industry, agriculture and transportation
has affected the quality of water.This study aims to examine the conditions of
nitrate, nitrite, ammonia, phosphate and BOD in the Coastal of Banyuasin.
Sampling was conducted in September 2017 covering 22 research stations,
sample analysis conducted at Palembang Institute for Industrial Research and
Standaritation Laboratory refers to SNI. The results showed that the
concentration of nitrate during the study ranged from 0.025-3.21 mg.L-1, nitrite
0.002-0.093 mg.L-1, ammonia 0.002-0.031 mg.L-1, phosphate 0.011-0.231 mg.L-
1
and BOD 2.14-8.73 mg.L-1. The concentration of nitrate and phosphate in
Banyuasin River estuary were exceeded quality standards while nitrite, ammonia
and BOD were still below specified quality standards.

Keywords :ammonia, BOD, Coastal Banyuasin, phosphate, nitrate, nitrite

ABSTRAK

Pesisir Banyuasin merupakan salah satu sentra perikanan tangkap di Provinsi


Sumatera Selatan. Kawasan ini menyimpan potensi sumber daya perikanan yang
harus dijaga kelestariannya. Banyak nelayan yang menggantungkan hidupnya di
kawasan ini, hanya saja ragam pemanfaatan di sepanjang aliran Sungai Banyuasin
seperti pemukiman, industri, pertanian dan transportasi telah mempengaruhi
kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana kondisi
nitrat, nitrit, amonia, fosfat dan BOD di Pesisir Banyuasin. Pengambilan sampel
Kata kunci : amonia, BOD, fosfat, nitrat, nitrit, Pesisir Banyuasin
International Journal of
Environmental Research and Public Health

Review

Drinking Water Nitrate and Human Health: An


Updated Review
Mary H. Ward 1,*, Rena R. Jones ,
Jean D. Brender 2, Theo M. de Kok 3,
Peter J. Weyer 4, Bernard T. Nolan 5,
Cristina M. Villanueva 6,7,8,9 and ID

Simone G. van Breda 3


1
Occupational and Environmental Epidemiology Branch, Division of Cancer Epidemiology and Genetics,
National Cancer Institute, 9609 Medical Center Dr. Room 6E138, Rockville, MD 20850, USA;
rena.jones@nih.gov
2
Department of Epidemiology and Biostatistics, Texas A&M University, School of Public Health,
College Station, TX 77843, USA; jdbrender@sph.tamhsc.edu
3
Department of Toxicogenomics, GROW-school for Oncology and Developmental Biology, Maastricht
University Medical Center, P.O Box 616, 6200 MD Maastricht, The Netherlands;
t.dekok@maastrichtuniversity.nl (T.M.d.K.); s.vanbreda@maastrichtuniversity.nl (S.G.v.B.)
4
The Center for Health Effects of Environmental Contamination, The University of Iowa, 455 Van Allen
Hall, Iowa City, IA 52242, USA; peter-weyer@uiowa.edu
5
U.S. Geological Survey, Water Mission Area, National Water Quality Program, 12201 Sunrise Valley
Drive, Reston, VA 20192, USA; btnolan@usgs.gov
6
ISGlobal, 08003 Barcelona, Spain; cvillanueva@isiglobal.org
7
IMIM (Hospital del Mar Medical Research Institute), 08003 Barcelona, Spain
8
Department of Experimental and Health Sciences, Universitat Pompeu Fabra (UPF), 08003 Barcelona,
Spain
9
CIBER Epidemiología y Salud Pública (CIBERESP), 28029 Madrid, Spain
* Correspondence: wardm@mail.nih.gov

1. Introduction

Since the mid-1920s, humans have doubled the natural rate at which nitrogen is deposited
onto land through the production and application of nitrogen fertilizers (inorganic and manure),

Int. J. Environ. Res. Public Health 2018, 15, 1557; doi:10.3390/ijerph15071557 www.mdpi.com/journal/ijerph
Received: 17 May 2018; Accepted: 14 July 2018; Published: 23 July 2018

Abstract: Nitrate levels in our water resources have increased in many areas of the
world largely due to applications of inorganic fertilizer and animal manure in agricultural
areas. The regulatory limit for nitrate in public drinking water supplies was set to protect
against infant methemoglobinemia, but other health effects were not considered. Risk
of specific cancers and birth defects may be increased when nitrate is ingested under
conditions that increase formation of N-nitroso compounds. We previously reviewed
epidemiologic studies before 2005 of nitrate intake from drinking water and cancer,
adverse reproductive outcomes and other health effects. Since that review, more than
30 epidemiologic studies have evaluated drinking water nitrate and these outcomes.
The most common endpoints studied were colorectal cancer, bladder, and breast cancer
(three studies each), and thyroid disease (four studies). Considering all studies, the
strongest evidence for a relationship between drinking water nitrate ingestion and
adverse health outcomes (besides methemoglobinemia) is for colorectal cancer, thyroid
disease, and neural tube defects. Many studies observed increased risk with ingestion of
water nitrate levels that were below regulatory limits. Future studies of these and other
health outcomes should include improved exposure assessment and accurate
characterization of individual factors that affect endogenous nitrosation.

Anda mungkin juga menyukai