OSEANOGRAFI KIMIA
OLEH :
NAMA : HAJU
STAMBUK : I1C120009
KELOMPOK : 2 (Dua)
ASISTEN PEMBIMBING : La Ode Abd.Rahman
OLEH :
NAMA : HAJU
STAMBUK : I1C120009
KELOMPOK : 2 (Dua)
ASISTEN PEMBIMBING : La Ode Abd.Rahman
Oseanografi Kimia
Nama : Haju
NIM : I1C120009
Kelompok : 2(Dua)
LaporanLengkapIni
TelahDiperiksadanDisetujuiOleh:
KoordinatorAsisten AsistenPembimbing
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Oseanografi Kimia
Emiyarti, S.Pi.,M.Si
NIP. 19700508 199803 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya,
Laporan ini disusunun tuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian
Oseanografi Kimia ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka melalui
tua penulis, karena dengan doa dan dukungan mereka penulis dapat
karena itu, segala koreksi dan saran kearah perbaikan sangat penulis harapkan
i
ii
iii
iv
v
vi
1
3
Kendari, Desember
3 2021
4
5
6
Penulis 7
DAFTAR ISI 8
9
10
Halaman
11
12
12
HALAMAN SAMPUL.................................................................................
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.....................................................................................
B.Tujuan.......................................................................................................
C. Manfaat...................................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Dissolved Oxygen (DO)..........................................................................
B. Nitrat (NO3)...........................................................................................
C. Fosfat (PO4)………………....................................................................
III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat.................................................................................
B. Alat dan Bahan...................................................................................
C. Prosedur Kerja........................................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil.....................................................................................................
B. Pembahasan......................................................................................
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
A. Latar Belekang
bervariasi mulai dari level persen, permil, ppm, ppb sampai dengan ppt. Interaksi
berbagai unsur kimia di laut ini juga terjadi dengan berbagai lingkungan lainnya
keunikan yang menjadikan kawasan perairan ini berbeda dengan kawasan lain
adalah kondisi fisik yang menyerupai suatu estuaria. Selain keunikan kondisi
maupun Provinsi Sulawesi Tenggara dari arah laut. Kondisi perairan Teluk
Sungai (DAS) Wanggu seluas 339,73 km² merupakan DAS penyumbang sedimen
kualitas air untuk biota laut dan lingkungan sekitarnya (Aprizon et al., 2017).
parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur
dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia
dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air
tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat
Nitrat adalah bentuk nitrogen utama diperairan alami. Nitrat berasal dari
ammonium yang masuk ke dalam badan sungai terutama melalui limbah domestik
konsentrasinya di dalam sungai akan semakin berkurang bila semakin jauh dari
Fosfat mengandung phosfor dan oksigen, dan semua itu terdapat pada
dan sangat dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu makin berkurang
ratus meter di bawah permukaan air laut, walaupun suhu makin menurun
temukan lapisan air laut dengan kadar oksigen minimum. Di laut oksigen
terlarut (dissolved oxygen) berasal dari dua sumber yakni dari atmosfer
dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman lain.
2011).
Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses
difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam
beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air
dan udara, seperti arus, gelombang dan pasang surut (Salmin dalam David,
B. Nitrat (NO3-)
primer di daerah eufotik. Kadar nitrat di perairan sangat dipengaruhi oleh asupan
nitrat dari badan sungai. Sumber utama nitrat berasal dari buangan rumah tangga
biasanya dibawah kondisi an aerob. Ion nitrit secara cepat dapat di oxidasi
menjadi nitrat.Sumber alamiah nitrat di air permukaan dapat berasal dari pelarutan
batuan beku, drainase lahan, sisa hewan, dan tumbuhan. Secara alamiah
kandungan nitrat berkisar 0,1 mg/l apabila melebihi kadar tersebut mungkin
C. Fosfat (PO4)
terlarut dan senyawa organik, senyawa fosfat ini mengalami hidrolisis menjadi
algae.Fosfat tidak bersifat toksik, namun jika diiringi dengan kelebihan kadar
phosphate, Pi) atau sering disebut gugus fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau
radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen. Dimana jika dalam
bentuk ionik akan membawa sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-.
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan
kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida
batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit (Arif
Mustofa, 2015).
III. METODE PRAKTIKUM
Kendari,Sulawesi Tenggara.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada
1.Pengambilan Sampel
-Buka tutup botol lalu masukkan ke dalam perairan. Tunggu air terisi hingga
-Tutup kembali botol dengan kondisi berada di dalam air, lalu bawa ke darat.
sebagai beriku.
2. DO (Oksigen Terlarut)
- Menembahkan indicator kanji 1-2 tetes (berubah warna dari orange ke biru ke
ungu-unguan)
3. Fosfat(PO4)
nya
4. Nitrat
- Tamabahkan 1 ml NaCl
- Angka pada spektofotometer diamati dan di catat nilai absoransi tiap larutannya
D. Analisis Data
Rumus DO = F1 x F2 x 4 x ml titrasi
= 1 x 1,027 x 4 x 1,4
= 5,75 mg/L
F1 = 0,025/ ketetapan
=1
F2 = 50 x volume botol sampe
= 50×152/152-4
= 7.500/148
= 1,02
DO = 1 × 1,02 × 4 × 1,5
= 6,12
A. Hasil
Hasil pengujian kualitas air laut dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini:
B. Pembahasan
berkisar antara 6,12 dengan rata-rata 1 mg/l (Tabel 2). Jika mengacu pada
Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 maka nilai DO di perairan ini kurang baik atau
tidak memenuhi baku mutu. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh perairan
sekitar nya terutama gelombang sangat berpengaruh sebagai oksigenasi air laut.
Hal ini berarti perubahan nilai DO yang terjadi tidak terlalu mencolok di perairan
Teluk Kendari. Hal ini sama dengan pernyataan LIPI, 2017 dimana bahwa nilai
SDO yang berkisar dengan rata-rata 1 mg/l terbilang sangat rendah disebabkan
karena tidak terdistribusinya massa air secara vertikal karena adanya ambang yang
dangkal dan sempit dan dangkal berpotensi membuat massa air di Teluk kendari
menjadi stagnan, selain itu banyaknya sampah organik yang bermuara ke Teluk
untuk kelangsungan biota laut, karena kadar nitrat dengan nilai 0,162 mg/l. Nilai
ini juga bila dihubungkan dengan Baku Mutu Air Laut oleh Kepmen LH No 51
Tahun 2004 maka perairan ini tidak layak untuk kehidupan biota laut. Kondisi ini
Teluk Kendari. Hal ini sama dengan pernyataan miya febriati, 2013 bahwa
perairan laut tersebut yang berada pada kisaran yang normal. Sumber DO
kadar fosfat di lapisan permukaan perairan Teluk Kendari berkisar 0,174 mg/l.
Kisaran fosfat tersebut menunjukkan nilai yang tinggi dari yang ditetapkan Baku
Mutu Air Laut oleh Kepmen LH No 51 Tahun 2004 untuk kelangsungan biota
laut yakni < 0,015 mg/. Tingginya kadar fosfat di perairan Teluk Kendari sangat
atau drainase yang selanjutnya terbawa ke perairan laut. Di perairan bentuk dan
unsur fosfor secara terus menerus berubah akibat proses dekomposisi dan sintesis
antara bentuk organik dan anorganik yang dilakukan oleh mikroba. Perubahan ini
tergantung pada suhu. Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan polifosfat
menurunnya nilai pH. Hal ini sama dengan pernyataan Menurut Dafiuddin, 2017
Secara keseluruhan bahwa perairan teluk yang masih layak untuk kelangsungan
A. Simpulan
dan zat hara ( nitrat dan fosfat) yang baik agar dapat bertahan. Ooleh karena itu di
antaranya oksigen terlarut 1,027 mg/l, nitrat 0,454 mg/l, dan fosfat 0,108 mg/l,
B. Saran
sampel yang baik dan benar. Karena dapat menjadi sumber wawasan pada mata
kuliah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Karif, Indra Verdian. 2011. Variabilitas Suhu Permukaan Laut di Laut Jawa dari
Citra Satelit Aqua Modis dan Terra Modis. Bogor:IPB
Ulqodry, T. Zia . 2010. Karakterisitik dan Sebaran Nitrat, Fosfat, dan Oksigen
Terlarut di Perairan Karimunjawa Jawa Tengah
Siahaan, Aruan, 2019. Penentuan Kadar Dissolved Oxygen (Do) Pada Air Sungai
Sidoras Di Daerah Butar Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli
Utara (422-433)
Mustofa, Arif, 2015 Kandungan nitrat dan pospat sebagai faktor tingkat kesuburan
perairan pantai."Jurnal Disprotek 6.1.
Putri, Purwiyanto, Fauziyah , Agustriani, & Suteja. 2019 Kondisi Nitrat, Nitrit,
Amonia, Fosfat Dan Bod Di Muara Sungai Banyuasin, Sumatera
Selatan Vol. 11 No. 1, Hlm. 65-74
Ward, Mary H., et al. "Drinking water nitrate and human health: an updated
review." International journal of environmental research and public
health 15.7 (2018): 1557.
LAMPIRAN
MASPARI JOURNAL
Januari 2017, 9(1):51-60
POLASEBARANKUALITASAIRBERDASARKANKESESUAIAN
BAKUMUTUUNTUKBIOTALAUTDITELUKKENDARI
PROVINSISULAWESITENGGARA
ABSTRAK
Kondisi perairan Teluk Kendari saat ini semakin memprihatinkan, padahal kawasan
perairan ini merupakan pelabuhan utama di Provinsi Sulawesi Tenggara. Daerah Aliran
Sungai (DAS) Wanggu seluas 339,73 km² merupakan DAS penyumbang sedimen terbesar
di perairan Teluk Kendari, dengan laju sedimentasi yang semakin meningkat. Kondisi ini
akan menyebabkan terjadinya ancaman terhadap kualitas air untuk biota laut dan
lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola sebaran kualitas air
laut berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 2004 tentang baku mutu untuk biota laut.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2015 berdasarkan parameter nilai pH, DO,
kekeruhan dan salinitas yang diukur menggunakan alat Water Quality Checker TOA DKK
di 25 stasiun titik pengamatan. Data – data yang diperoleh kemudian disesuaikan
dengan baku mutu air untuk biota laut dan selanjutnya dilakukan analisis dengan
pendekatan spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil yang diperoleh
menunjukan nilai pH berkisar antara 8,64 – 8,96 ini berarti kondisi pH berada pada
kondisi tidak sesuai untuk biota laut, nilai DO berkisar antara 6,57 – 7,29 mg/l ini berarti
kondisi DO berada pada kondisi sesuai untuk biota laut, sedangkan nilai salinitas berkisar
antara 11,2-33,5 %0 ini berarti pada stasiun 3, 24 dan 25 berada pada kondisi sesuai
untuk biota laut dan nilai kekeruhan berkisar 1,8 – 64,4 ntu, ini berarti nilai kekeruhan
pada stasiun 8, 10, 11, dan 22 berada pada kondisi sesuai untuk biota laut.
ABSTRAK
Kondisi dan dinamika perairan laut sangat dipengaruhi antara lain parameter
oseanografi fisik dan kimia. Parameter oseanografi fisik dan kimia ini penting karena
berpengaruh terhadap kondisi dan kualitas perairan Pulau Kerumputan Kabupaten
Kotabaru. Seperti diketahui perairan Kabupaten Kotabaru dan pulau-pulau kecilnya
sangat dinamis karena terletak antara Laut Jawa dan Selat Makassar. Perairan ini
semakin strategis karena dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti pelayaran,
perikanan tangkap, transportasi, pertambangan dan lain sebagainya. Adanya dinamika
perairan dan pemanfaatan ruang laut ini akan mempengaruhi kondisi perairan secara
fisik dan kimia. Dengan kondisi perairan seperti ini diperlukan kajian oseanografi
sehingga diperoleh informasi dasar karakteristik oseanografi fisik-kimia pada perairan
Pulau Kerumputan dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik parameter fisika dan kimia perairan Pulau Kerumputan. Parameter fisik-
kimia perairan yang diukur adalah arus, kedalaman, kecerahan, kekeruhan, suhu, pH,
oksigen terlarut, salinitas, tekstur sedimen, nitrat dan fosfat. Analisis data dilakukan
secara deskriptif. Hasil penelitian ini didapatkan suhu pada kisaran 27-30 0C, salinitas 28-
29 ‰, perairan cukup keruh dan terlindung dari gelombang, kecepatan arus yang relatif
kuat, nutrient Nitrat 0,4-1,5 mg/l dan Posfat 0,09-0,15 mg/l, nilai rerata ukuran butir
substrat (mean) 1,214 dengan tekstur pasir. Hasil analisa ini secara umum menunjukkan
kondisi baik dan cocok untuk kehidupan biota laut sesuai standar baku mutu yang sudah
ditetapkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup (Kepmen LH) No. 51 Tahun 2004.
Pernyataan mengenai skripsi dan sumber informasi dengan ini saya menyatakan
bahwa skripsi yang berjudul: variabilitas suhu permukaan laut di laut jawa dari
citra satelit aqua modis dan terra modis adalah benar merupakan hasil karya
sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skrisi ini. Bogor,
februari 2011 indra verdian karif c54062443
Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 1(D) 13109
Intisari: Perairan Karimunjawa merupakan bagian dari perairan Laut Jawa dengan
potensi kekayaan hayati maupun non hayati yang cukup tinggi. Informasi terkini
tentang karakteristik kimia perairan di perairan Kepulauan Karimum masih
terbatas. Penelitian ini bertujuan mengkaji kembali tentang karakteristik dan pola
sebaran zat hara (Nitrat dan Fosfat), dan Oksigen Terlarut di Perairan Kepulauan
Karimunjawa. Penelitian ini dilakukan pada bulan april 2009 dengan
menggunakan KR. Baruna Jaya VIII meliputi 13 stasiun pengamatan.
Pengambilan sampel air dengan menggunakan Rossete sampler yang dilengkapi
dengan botol Niskin pada lapisan permukaan dan dekat lapisan dasar. Kandungan
nitrat dan fosfat dianalisis dengan menggunakan metoda Spektrofotometri pada
panjang gelombang masingmasing 543 nm dan 885 nm. Kandungan oksigen
terlarut diukur dengan menggunakan metode titrasi Winkler. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa kandungan nitrat, fosfat dan oksigen terlarut Perairan
Karimunjawa masih tergolong normal dan baik untuk kehidupan biota laut. Hasil
analisis statistik menunjukkan bahwa kandungan nitrat di lapisan permukaan
dengan dasar adalah berbeda sangat nyata. Kandungan fosfat, pH dan oksigen
terlarut tidak berbeda nyata antara lapisan permukaan dengan lapisan dasar.
Tinggi rendahnya kandungan nitrat, fosfat, dan oksigen terlarut di perairan ini
dipengaruhi oleh masukan dari daratan, aktifitas plankton dan biota laut, serta
pergerakan massa air. Kata kunci: fosfat, nitrat, oksigen terlarut, Perairan
Karimunjawa
Abstract: Karimunjawa waters is part of water territory of Java Sea that has heigh
potency of renewable and nonrenewable resources. The latest information about
chemistry characteristic in Karimunjawa water was still limited. The objective of
this research was to study about characteristic and distribution pattern of nutrient
(Nitrate and Phosphat), and Dissolved oxygen in Karimunjawa waters. This
research has been done in April 2009 by using RV. Baruna Jaya VIII at 13
ISSN :2527-712x
Vol.2 (no.1) Tahun 2017
ABSTRAK
Oksigen terlarut adalah sejumlah oksigen yang terlarut dalam suatu perairn, dinyatakan dalam
mg O2/L, kuantitas oksigen dalam sejumlah air tertentu penting bagi organisme perairan untuk
melakukan aktivitas biokimia, yaitu untuk respirasi (pernapasan), reproduksi, dan kesuburan.
Kadar DO yang tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut layak digunakan dan baik untuk
biota perairan, jika kadar DO rendah mengindikasikan bahwa perairan tersebut telah tercemar
dan dapat merusak ekosistem dalam suatu perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan kadar Dissolved Oxygen (DO) yang terkandung pada air Sungai Sidoras Di Daerah
Butar Kecamatan Pagaran Tapanuli Utara. Sampel yang di ambil terdiri dari kode 1 dan 2 secara
titrasi winkler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar DO pada sampel 1 = 2,7 mg/L, dan
sampel 2 = 1,93 mg/L. Berdasarkan nilai DO yang di peroleh tersebut maka Sungai Sidoras
dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/pertanian (kelas 4), sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air.
Arif Mustofa
Fakultas Sains dan Teknologi
UNISNU Jepara arif.mustofa10@yahoo.com
ABSTRACT
ABSTRAK
ABSTRACT
ABSTRAK
Review
1. Introduction
Since the mid-1920s, humans have doubled the natural rate at which nitrogen is deposited
onto land through the production and application of nitrogen fertilizers (inorganic and manure),
Int. J. Environ. Res. Public Health 2018, 15, 1557; doi:10.3390/ijerph15071557 www.mdpi.com/journal/ijerph
Received: 17 May 2018; Accepted: 14 July 2018; Published: 23 July 2018
Abstract: Nitrate levels in our water resources have increased in many areas of the
world largely due to applications of inorganic fertilizer and animal manure in agricultural
areas. The regulatory limit for nitrate in public drinking water supplies was set to protect
against infant methemoglobinemia, but other health effects were not considered. Risk
of specific cancers and birth defects may be increased when nitrate is ingested under
conditions that increase formation of N-nitroso compounds. We previously reviewed
epidemiologic studies before 2005 of nitrate intake from drinking water and cancer,
adverse reproductive outcomes and other health effects. Since that review, more than
30 epidemiologic studies have evaluated drinking water nitrate and these outcomes.
The most common endpoints studied were colorectal cancer, bladder, and breast cancer
(three studies each), and thyroid disease (four studies). Considering all studies, the
strongest evidence for a relationship between drinking water nitrate ingestion and
adverse health outcomes (besides methemoglobinemia) is for colorectal cancer, thyroid
disease, and neural tube defects. Many studies observed increased risk with ingestion of
water nitrate levels that were below regulatory limits. Future studies of these and other
health outcomes should include improved exposure assessment and accurate
characterization of individual factors that affect endogenous nitrosation.