Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN...........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................vii
Abstrak............................................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................7

i
BAB V PENUTUP...............................................................................................................12
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................12
5.1 Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

DAFTAR GAMBAR

ii
DAFTAR TABEL

iii
DAFTAR LAMPIRAN

iv
ABSTRAK

(judul) dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaiman proses


pembuatan kerajinan logam kuningan beserta pemanfaatan limbah kuningan.
Limbah kuningan ini terdiri dari potongan-potongan kuningan dan serat-serat
kuningan yang terdapat pada kabel bekas dan dapat dimanfaatkan kembali
menjadi kerajinan. Kerajinan ini dibuat melalui beberapa teknik yaitu , teknik
pembakaran, penempaan, pembentukan dan finishing. Kerajinan yang dibuat
bertujuan untuk menambah nilai jual serta meningkatkan nilai fungsi dari sisa
potongan kuningan. Hasil dari kerajinan ini antara lain hiasan dinding, kaligrafi,
hiasan lampu, dan sebagainya. Penelitian ini dilakukan dengan bebebrapa tahap
antara lain: (1) survei lapangan di Desa Tumang, Cepogo, Boyolali yang
merupakan pusat kerajinan kuningan, (2) melakukan wawancara kepada para
pengerajin kuningan, (3) melakukan pengumpulan data dengan mengambil
beberapa gambar dari hasil dan proses pembuatan kerajinan (4) menganalisis data-
data yang dikumpulkan. Industri ini juga merangkul para remaja yang putus
sekolah sehingga mengurangi pengangguran di Desa Tumang. Kerajinan yang
dihasilkan baru dipasarkan di daerah sekitar pembuatan atau dari rekan ke rekan,
kerajinan ini diharapkan bisa dipasarkan dengan jangkauan yang lebih luas
dengan cara mengikutsertakan kerajinan di setiap event pameran.

Kata kunci : kerajinan, kuningan, limbah, pemasaran

v
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia kaya akan berbagai macam jenis bahan logam, salah satunya
yaitu kuningan. Kuningan merupakan paduan logam tembaga dan logam seng
dengan kadar tembaga antara 60-96% massa. Kuningan sendiri merupakan
salah satu logam tembaga yang dapat di jadikan bahan kerajinan yang sangat
elok. Seperti yang kita ketahui di Desa Tumang, Cepogo, Boyolali merupakan
pusat pengerajin kuningan yang telah banyak mengekspor kerajinan hingga ke
kancah internasional. Dari kuningan yang telah diolah tersebut masih
meninggalkan potongan-potongan kuningan yang akhirnya tidak terpakai dan
kemudian di kembangkan kembali untuk menjadi hasil kerajinan lain.

Kerajinan lain yang dihasilkan dari potongan kuningan sisa pembuatan


kerajinan sangat beragam, mulai dari hiasan dinding, kaligrafi, hiasan lampu,
dan sebagainya. Kerajinan-kerajinan tersebut memuat seni keindahan dan
keterampilan dimana terdapat nilai estetika yang tinggi. Estetika adalah suatu
ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan,
mempelajari semua aspek dari apa yang disebut keindahan. Lebih lanjut
dikatakanya bahwa keindahan meliputi keindahan alam dan keindahan buatan
manusia yang pada umumnya disebut kesenian. Dengan demikian kesenian,
dapat dikatakan merupakan salah satu wadah yang mengandung unsur-unsur
keindahan (Djelantik, 1999).

Dari banyak potongan sisa kuningan kita juga dapat menghasilkan


keuntungan yang cukup bagus dengan memperdagangkan kerajinannya. Salah
satu pengrajin potongan kuningan dengan keuntungan relatif besar yaitu
Bapak Agus. Bapak Agus menjalani bisnis ini tidak hanya untuk memenuhi
target keuntungan saja akan tetapi beliau juga menargetkan untuk mengurangi
limbah kuningan yang kadang terbuang sia-sia dan untuk mengurangi jumlah
pengangguran di daerah tumang karena yang dipekerjakan pada usaha Bapak
Agus adalah remaja-remaja usia produktif yang putus sekolah.

Pada awalnya beliau merupakan orang dengan ekonomi yang bisa dibilang
cukup sulit. Beliau merupakan remaja biasa yang hanya menyelesaikan
pendidikan hingga ke jenjang SMP. Pada awal memulai bisnis beliau hanya
bermodalkan Rp8.000,00 dengan bahan yang terbatas. Dengan modal yang
tidak banyak tersebut beliau melakukan promosi kepada teman-temannya.
Beliau membuat kerajinan setelah mendapat pesanan dari kliennya atau
dengan kata lain sistem pre-order. Setelah barang tersebut selesai dan telah
diterima klien, klien tersebut merasa puas akan hasil kerajinan Bapak Agus.
Kemudian klien tersebut mereview dan mempromosikan kembali kepada

1
teman-temannya. Dari situlah usahanya terus mengalami perkembangan.
Sedikit demi sedikit beliau mencicil membeli alat-alat seperti las, las listrik,
gerenda, dan lainnya. Hingga bapak Agus mulai mempekerjakan pegawai.
Saat ini orang yang dipekerjakan sudah 10 orang. Beliau memilih pegawai
usia remaja yang putus sekolah. Tujuannya untuk mengurangi pengangguran
di desa Tumang.

Setelah usahanya berkembang dengan pesat dan banyak pesanan dari klien
klien, dari pembuatan hasil kerajinan pesanan klien banyak terdapat sisa-sisa
potongan kuninngan yang tidak terpakai, dari potongan-potongan tersebut
beliau menjualnya ke pengrajin kuningan yang lebih kecil, untuk
dimanfaatkan kembali menjadi kerajinan yang lebih sederhana.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasiakan
dalam beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa saja bahan baku pembuatan kerajinan ?
2. Apa saja produk-produk yang dapat dihasilkan?
3. Bagaimana teknik pembuatan kerajinan kuningan agar bernilai jual
tinggi ?
4. Bagaimana langkah agar jangkauan pemasaran produk hasil kerajinan
lebih luas dari sebelumnya ?
5. Bagaimana keuntungan/laba yang diperoleh pengusaha?
6. Apa saja pengaruh industri kriya logam kuningan terhadap di
lingkungan sekitar?

1.3 Tujuan Penulisan


Supaya dapat memperoleh sasaran yang dikehendaki maka dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini perlu ditetapkan suatu tujuan penulisan,
tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui proses pengolahan potongan kuningaan
menjadi kerajianan yang bernilai jual lebih tinggi, mulai dari
cara mendapatkan bahan baku hingga cara memasarkan
kerajinan tersebut.
2. Untuk mendapatkan bagaimana cara pemasaran kerajinan agar
memiliki jangkauan yang lebih luas.
3. Mengetahui alasan banyaknya pengerajin muda di Desa
Tumang.

2
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kami
terutama yang berkaitan dengan proses pengolahan kuningnan secara
sederhana dan juga dengan pemasarannya. Selain itu dengan adanya
penelitian ini kami berharap dapat memperluas jangkauan dalam
pemasaran kerajinan kuningan tersebut di Desa Tumang.

1.5 Sistematika Penulisan


Penulisan karya tulis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari
sub-sub pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
1. Bab pertama pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat.
2. Bab kedua merupakan tinjauan pustaka, yang menguraikan teori,
temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari pustaka acuan
serta menjadi landasan kegiatan penulis.
3. Bab ketiga menjelaskan secara utuh tahapan penelitian yang akan
dilaksanakan, luaran, indikator capaian yang terukur di setiap tahapan,
teknik pengumpulan data dan analisis data, cara penafsiran dan
penyimpulan hasil penelitian.
4. Bab keempat, menguraikan hasil pembahasan dari ide gagasan yang
sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang berlandaskan teori-
teori yang ada.
5. Bab kelima berisikan tentang kesimpulan dan jawaban atas rumusan-
rumusan masalah yang mendasari latar belakang serta berisi saran.

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian sebelumnya
yang berkiatan dengan penelitian tersebut.

a. Pemasaran
Dari penelitian Sri Kusmiyiati (2003) dari skripsinya yang berjudul
“Preferensi Konsumen dalam Membeli Produk Kerajinan Logam dan Kuningan
pada Perusahaan Kerajinan Logam Muda Tama Tumang Boyolali”
mengungkapkan bahwa konsep pemasaran untuk mencapai sasaran organisasi
diperlukan satu kunci yaitu tergantung pada penentukan kebutuhan dan keinginan
pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan
lebih efisien dari yang dilakukan para pesaing.
Sedangkan menurut Mudzanani, (2017)Setiap perusahaan pasti akan
menganut salah satu konsep dalam usaha pemasarannya. Pemasaran merupakan
tata cara untuk mengeneralisasikan, mendistribusikan, menunjang dan memberi
harga produk, layanan, serta perencanaan untuk promosi yang ramah konsumen
serta membangun interaksi positif yang berkepanjangan.
b. Kerajinan
Menurut Bastomi (1992/1993:6-7) menjelaskan bahwa seni kerajinan adalah
barang-barang indah yang dibuat dengan tangan, bahan diperoleh dari alam yang
kemungkinan dapat dikembangkan dengan lebih baik mengenai jumlah produksi
maupun seninya.

Sedangkan menurut  Kusnadi (1986: 11) Kerajinan kata harfiahnya dilahirkan


oleh sifat rajin dari manusia. Dikatakan pula bahwa titik berat penghasilan atau
pembuatan seni kerajinan bukan dikarenakan oleh sifat rajin tetapi lahir dari sifat
terampil seseorang dalam menghasilkan suatu produk kerajinan

c. Logam kuningan

Menurut Nugroho (2012) Kuningan adalah logam campuran dari tembaga


(Cu) dan seng (Zn). Tembaga merupakan komponen utama dari kuningan, dan
kuningan biasanya diklasifikasikan sebagai paduan tembaga. Warna kuningan
bervariasi dari coklat kemerahan gelap hingga ke cahaya kuning keperakan
tergantung pada jumlah kadar seng.

Logam kuningan merupakan campuran tembaga dan seng dengan tembaga


merupakan komponen utama dalam pembuatan logam kuningan. Dengan warna

4
kekuningan hingga mendekati kemerahan yang diakibatkan oleh seng. Kuningan
juga merupakan logam yang kuat nya melebihi tembaga.

5
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan secara berkelompok pada 14 September 2021
di Desa Tumang kulon, RT 02/RW 12, Cepogo, Cepogo, Boyolali. Penelitian ini
menggunakan pengambilan data secara kualitatif. Menurut Creswell (2008)
mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai suatu pendekatan atau
penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk
mengerti gejala sentral tersebut, peneliti mewawancarai peserta penelitian atau
partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Informasi
kemudian dikumpulkan yang berupa kata maupun teks. Kumpulan informasi
tersebut kemudian dianalisis. Dari hasil analisis peneliti kemudian menjabarkan
dengan penelitian-penelitian ilmuwan lain yang dibuat sebelumnya. Hasil akhir
penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Kriyantono
menyatakan bahwa, “Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena
dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.”
Penelitian kualitatif menekankan pada kedalaman data yang didapatkan oleh
peneliti. Semakin dalam dan detail data yang didapatkan, maka semakin baik
kualitas dari penelitian kualitatif ini.

Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan metode survei lapangan,


wawancara dengan pengumpulan data, dan analisis. Kerlinger (1973) menyatakan
bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil
dari populasi tersebut, untuk menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan
hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Wawancara
sendiri merupakan perbincangan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang
makna-makna subjektif yang dipahami individu yang berkenaan dengan topik
yang diteliti. Pada penelitian ini kami juga melakukan analisis dalam
pengelompokan data dan analisis dalam pendataan data-data yang lain.

Penelitian ini juga bertujuan untuk berinteraksi lebih dekat dengan para
pengrajin dan berharap dapat membantu para pengrajin untuk mengembangkan
lagi jangkauan pemasaran hasil kerajinan yang telah dibuat. Pada survey lapangan
ini, kami mersurvei beberapa pengrajin muda yang berhasil dengan usahanya
meskipun dengan modal yang sedikit dan juga minim akan pengetahuan tentang
dunia bisnis dan ekonomi. Dari beberapa pengrajin yang telah kami tanya dapat
disimpulkan para pengarajin di Desa Tumang ini kebanyakan merupakan anak-
anak putus sekolah yang menyambung hdup menjadi tulang punggung keluarga.

Pada penelitian ini kami juga menguraikan bagaimana pada saat itu
mereka bersusah payah mencari bahan untuk pembuatan kerajinan ini hingga
akhirnya mereka menemukan suplaier setelah usaha mereka semakin berkembang.
Dengan maraknya usaha kuningan ini seringkali beberapa potongan sisa-sisa dari
hasil pembuatan produk dibuang dan tidak terpakai, sehingga beberapa pengrajin
kecil memanfaatkanya menjadi produk baru yang bernilai jual sama tinggi nya
dengan produk utama.

6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kuningan adalah logam campuran dari tembaga (Cu) dan seng (Zn).
Tembaga merupakan komponen utama dari kuningan, dan kuningan biasanya
diklasifikasikan sebagai paduan tembaga. Warna kuningan bervariasi dari coklat
kemerahan gelap hingga ke cahaya kuning keperakan tergantung pada jumlah
kadar seng (Nugroho, 2012). Dari logam kuningan tersebut dapat menghasilkan
berbagai produk kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi. Banyak para pegarajin
muda di desa Tumang, Cepogo, Boyolali yang membuka peluang usaha sebagai
pengrajin logam kuningan. Saat ini kerajinan Kuningan yang beredar dipasaran
masih didominasi produk kerajinan utama. Belum banyak produk kerajinan yang
berbahan limbah Kuningan yang beredar di pasaran. Limbah kuningan dari hasil
produksi kerajinan utama hanya terbuang sia-sia atau dijual dengan harga sangat
murah yakni Rp85.000,00. Padahal jika diolah menjadi suatu kerajinan nilai
jualnya akan meningkat hingga dua kali lipat dari harga jual limbah tersebut. Hal
yang mendasari belum banyaknya pengrajin yang memproduksi karya kerajinan
kuningan dari limbah kuningan adalah karena sisa produksi kerajinan memiliki
ukuran terbatas dan cenderung berukuran kecil sehingga perlu analisa yang tepat
serta keterampilan khusus dalam pengolahannya.
Sisa potongan kuningan merupakan bahan yang cukup sulit diolah, karena
bahan tersebut berukuran kecil dan beragam bentuk. Karakteristik bahan ini
menjadi tantangan dalam menciptakan sebuah karya yang terdiri dari berbagai
macam bentuk dan fungsi. Dengan menggabungkan teknik dan metode yang tepat
serta menyesuaikan kebutuhan pasar maka dapat dihasilkan beberapa produk
kerajinan limbah kuningan yang memiliki nilai jual dan nilai guna lebih tinggi.
Beberapa produk kerajinan yang dapat dihasilkan seperti kaligrafi hiasan dinding,
hiasan lampu, dan lainnya.

Gambar 1.1 Hiasan dinding dari logam kuningan

7
Untuk bahan-bahan pokok dalam pembuatan kerajinan yaitu potongan
logam kuningan, dan logam kuningan yang berbentuk serat atau tali yang biasa
berada pada kabel. Serat kuningan yang berada pada kabel bekas dapat
dimanfaatkan untuk membuat produk kerajinan. Serat-serat tersebut dapat diolah
menjadi berbagai macam jenis produk yang bernilai jual tinggi.

Gambar 1.2 Lembaran utuh kuningan dan potongan sisa kuningan

Proses pembuatan kerajinan limbah Kuningan tidaklah mudah mengingat


bahan baku yang digunakan terbatas ukuranya dan bentuknya tidak teratur. Untuk
membuat karya kerajinan ini pertama, para pengrajin akan mengumpulkan
potongan-potongan kuningan. Setelah itu bahan potongan kuningan akan melalui
tahap atau proses pembakaran. Proses ini bertujuan untuk melenturkan material
sehingga lebih mudah dibentuk. Pembentukan material dilakukan dengan cara di
tempa/dipalu. Proses pembakaran biasanya dilakukan hingga 4 kali, dimana satu
kali pembakaran memerlukan waktu 5 menit. Setelah proses pembakaran
dilanjutkan dengan tahap pengelasan. Bahan yang telah dingin tadi akan
disambungkan sesuai dengan ukuran dan desain bentuk yang diinginkan.Proses
selanjutnya adalah proses pembuatan pola dengan cara dipalu. Dalam tahap ini
pola akan disesuaikan dengan jenis dan bentuk produk seperti kaligrafi, hiasan
dinding, hiasan lampu dan lain-lain. Proses ini dilakukan di atas panggung dengan
palu baja. Ada dua teknik yang biasanya digunakan yaitu teknik “buko” atau
melebar dan “ngimpes “atau menyusut (masuk kedalam bentuk).

8
Gambar 1.2 Penempaan atau pemaluan untuk membentuk pola desain
Setelah tahap pemolaan bentuk selesai, kemudian bahan akan kembali dilebur
untuk memberikan pola tekstur yang diinginkan. Ada banyak jenis tekstur yang
bisa dihasilkan dari proses ini, seperti pola sarang lebah, cincang (paku jatuh),
liar, tekstur jeruk, dan lain-lain. Tahap selanjutnya yaitu finishing. Tahap ini
meliputi sandpapering dan polishing, dimana tahapan ini merupakan tahap yang
krusial untuk menentukan kualitas produk. Proses ini membutuhkan keahlian serta
kesabaran yang tinggi. Dimana sandpapering (peng-amplas-an) dengan
mengunakan amplas kasar sampai amplas halus dan polishing menggunakan batu
hijau dan bensin / minyak tanah sampai menghasilkan warna mengkilap.Setelah
melalui sandpapering dan polishing selanjutnya adalah proses pengeringan dan
pelapisan/platting. Pelapisan atau platting bisa disesuaikan dengan permintaan
pembeli karena mempengaruhi warna produk. Ada dua pilihan yaitu matte/doff
dan mengkilap.Setelah produk kerajinan jadi karya kerajinan limbah Kuningan
akan dipasarkan.
Pada industri pengolahan limbah kerajinan milik bapak Agus karya kerajinan
akan langsung diantarkan kepada pembeli. Pada industri ini menerapkan sistem
pre-order, jadi pembeli akan mengajukan request bentuk, baru produk akan
dibuatkan. Saat ini jangkauan pemasaran karya kerajinan limbah Kuningan bapak
Agus masih dalam lingkup nasional. Untuk memperluas jangkauan pasar hingga
ke lingkup internasional bapak Agus dan teman-teman memiliki upaya tersendiri
yang dilakukan. Upaya yang dilakukan bapak Agus dan teman-temanya adalah
memasarkan karya kerajinan limbah kuningan melalui jejaring media sosial yaitu
lewat Instagram dan website. Saat ini pun banyak masyarakat luar kota yang
memesan kerajinan pada para pengrajin di Desa Tumang berkat promosi di media
sosial tersebut. Bapak Agus dan teman-teman berharap karya kerajinanya akan
sampai ke kancah internasional lewat jalan media sosial ini.
Untuk keuntungan dari penjualan kerajinan bapak Agus dan rekan-rekannya
biasanya mengambil setengah dari harga kerajinan, dijumlah

9
Pada industri pengolahan kerajinan bapak Agus pengrajin yang bekerja
adalah pengrajin-pengrajin muda. Bapak Agus memilih remaja-remaja usia
produktif yang putus sekolah sebagai pengrajin. Hal tersebut bukan tanpa alasan.
Beliau ingin mengurangi angka pengangguran di desa Tumang, Cepogo, Boyolali
dengan cara ini. Jaman sekarang mencari pekerjaan sangat sulit apalagi jika
pendidikan hanya sampai jenjang yang rendah. Padahal usia mereka masih
produktif, hal inilah yang akan menyebabkan jumlah pengangguran. Pemilihan
pekerja yang demikian lah menyebabkan di desa Tumang banyak sekali
pengrajin-pengrajin muda. Saat ini pengrajin yang bekerja di industri pengolahan
kerajinan limbah Kuningan bapak Agus sudah berjumlah 10 orang. Dan itu semua
merupakan remaja-remaja dibawah 20 tahun yang putus sekolah. Tindakan bapak
Agus ini merupakan penerapan kebijakan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39) tentang
upaya mengurangi pengangguran di Indonesia.

Dapat kita lihat dari data yang telah kami kumpulkan rata-rata para pekerja
di usaha kerajinan logam kuningan sebagai berikut :
Nama Pegawai Umur Pendidikan Terakhir
Wahyudi 33 SMP
Sumadi 55 SD

Tabel 1.1 Data pegawai industri kerajinan logam tembaga


Dari data diatas bisa kita simpulkan bahwa bukan hanya para pemuda saja
yang diperkerjakan akan tetapi ternyata ada juga bebarapa bapak-bapak yang ikut
serta menjadi pegawai dalam industry logam kuningan tersebut.Walau begitu
tetap saja pegawai dalam industry tersebut di dominasi para pemuda yang putus
sekolah yang rata-rata berpendidikan akhir SD-SMP. Mereka terpaksa harus putus
sekolah dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang stabil.
Selain para pekerja yang relative berusia muda para pengusaha kerajinan
logam kuningan juga banyak yang berusia muda sekitar 20 tahun keatas. Dari data

10
yang telah kami kumpulkan, kami mendapatkan beberapa informasi mengenai
pengusaha kuningan di Desa Tumang yaitu :

Nama Pengusaha Umur Pendidikan Terakhir


Bapak Agus 27 SMP
Bapak Galih 20 SMA
Bapak Ari 25 SMP
Bapak Yulianto 24 SMP
Table 1.2 Berberapa pengusaha muda industry logam kuningan

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa banyaknya pegusaha di Desa
Tumang rata-rata berpendidikan akhir SMP walau begitu para pengusaha logam
kuningan tersebut tetap kreatif dalam membuat produk kerajinan. Dengan modal
awal yang sangat sedikit mereka dapat menjadi pengusaha sukses yang dapat
menginspirasi banyak pemuda untuk terus berkarya.

11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini, bisa kita simpulkan bahwa bukan hanya bahan pokok
dari suplier saja yang dapat diolah dan menghasilkan produk yang bernilai jual
tinggi, akan tetapi limbah kuningan seperti potongan-potongan logam kuningan
sisa pembuatan produk dan serat-serat dalam kabel bekas pun dapat kita olah
menjadi beragam produk yang bernilai jual sama tingginya dngan produk
kerajinan utama. Dengan teknik pembuatan yang cukup rumit mulai dari
pemolaan hingga finishing yang memerlukan cukup banyak waktu. Produk
kerajinan limbah kuningan dipasarkan dengan sistem pre-order. Pemasaran ini
dilakukan melalui media sosial yaitu Instagram dan website serta dipromosikan
dari teman ke teman. Jangkauan pemasaran kerajinan ini masih mencakup daerah
sekitar, belum sampai ke kancah internasional. Industri pengolahan limbah
kuningan milik bapak Agus ini mempekerjakan para remaaja-remaja usia
produktif yang putus sekolah. Pengrajin yang dipekerjakan pada industri bapak
Agus ini semua berumur antara 18-20 tahun. Karena hal tersebut, maka banyak
sekali pengrajin-pengrajin muda di Desa Tumang, Cepogo, Boyolali. Hal ini
dilakukan bapak Agus dengan tujuan mengurangi angka pengaangguran di Desa
Tumang, Cepogo Boyolali
1.1 Saran
Dillihat dari uraian hasil pembahasan dan kesimpulan diatas dapat
dikemukakan saran dalam upaya peningkatan dan pengembangan industri
kerajinan dari sisa potongan kuningan:
1. Dari analisis uraian hasil produk menunjukan bahwa jenis produk yang
dihasilkan masih terbatas karena kurangnya kreativitas dan
ketrampilan para pengrajin dlam mengolah limbah potongan kuningan.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan para pemilik industri
berinisiatif mengadakan suatu pelatihan yang dapat meningkatkan
kekreativitasan sehingga dapat berinovasi menghasilkan produk yang
lebih beragam
2. Dari hasil penelitian ini dapat kita ketahui bahwa kurangnya jangkauan
pemasran sehingga produk kerajinan ini kurang diminati. Oleh karena
itu perlu beberapa upaya agar produk hasil kerajinan potongan
kuningan dapat lebih dikenal. Diharapkan pemerintah melirik industri
ini sehingga dapat dikenal oleh masyarakat di Indonesia

12
DAFTAR PUSTAKA

[ CITATION Sud14 \l 1033 ]

[ CITATION wik21 \l 1033 ] https://id.wikipedia.org/wiki/Kuningan_(logam)

Kusmiyati, Sri. (2003). Preferensi Konsumen dalam Membeli Produk Kerajinan


Logam dan Kuningan pada Perusahaan Kerajinan Logam Muda Tama Tumang
Boyolali. Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Sarry, I'is Purnama and , Titik Ulfatun, S.Pd., M.Ed (2021) Pemasaran Kerajinan
Tembaga di Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Skripsi thesis,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Chairudin, Muhamad. (2010). Kerajinan Logam Kuningan UD. Duta Kharisma
Sanjaya Bendono Kabupaten Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang
(Brainly. 2020) https://brainly.co.id/tugas/31247025
https://ranahresearch.com/pengertian-metode-penelitian-survei/
Ilmiawati, SH. (2008). Karya Cipta Kerajinan Juwana, Pati. Tesis. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Sudarwanto, Aan dan Wasi, Kuntadi. 2018. Pemberdayaan Industri Kriya Logam
di Desa Cepogo Boyolali. Jurnal Pengabdia Pada Masyarakat. Institut Seni
Indonesia. Surakarta

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai