RAMALOKA FM
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Strata Satu (S1) Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
Ryan Hardeanto
NIM. 6662100756
Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT, Zat Yang Maha Pengasih dan
beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan umat Islam, sang
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
Banten.
bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak yang dengan penuh
1. Allah SWT.
vi
4. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
5. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi.
motivasi yang sangat berarti bagi penulis, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
8. Bapak Dr. Rangga Galura Gumelar, Dipl. Ing (FH)., M.Si., selaku Dosen
dapat terselesaikan.
Untirta.
10. Kedua orang tua, terutama ibu saya yang selalu memberi dukungan moril
dan materil serta selalu mendoakan dan memberi motivasi agar peneliti
11. Kedua adik saya, Dandy dan Zidane yang telah memberikan dukungan.
vii
12. Anggi Permatasari, seseorang yang selalu menemani disaat saya jatuh,
menyelesaikan skripsi.
13. Kang Bayu, Pak Dedy, Pak Aji, Kang Ega, Kang Gilang, Teh Asri, dan
14. Bunda Euis dan Kang Rudi selaku pendengar radio Ramaloka FM yang
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
2.3 Komunikasi………………...……………………………………………. 15
ix
2.3.1 Tujuan komunikasi………………………………………..……..... 16
2.5 Radio…………………………………………...……………………........ 33
2.7 Pendengar………………………………………………..………………. 40
a. Wawancara…………………………………………………..……….. 56
b. Observasi……………………………………………………………… 57
c. Telaah Dokumen……………………………………………………… 58
x
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan…………………………………………….. 63
4.1.4 Penyiar………...……………………………………………............... 64
4.3 Pembahasan………..…………………………………………………….…. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
kehidupan manusia juga tidak akan pernah terlepas dari kebutuhannya untuk
manusia akan dengan mudah mendapatkan informasi dan hiburan tersebut. Media
massa tersebut terdiri dari media cetak seperti surat kabar, majalah, dan tabloid,
serta media elektronik seperti radio, televisi, dan internet (new media). Dengan
adanya media massa, kita bisa mendapatkan informasi dengan mudah. Bahkan
melalui media seperti radio, televisi, dan internet bukan hanya informasi saja yang
didapat, melainkan kita juga bisa mendapatkan hiburan yang disajikan oleh media
tersebut.
1
2
Salah satu alat komunikasi yang sudah lama dan banyak digunakan adalah
radio. Meskipun radio hanya menyampaikan pesan lewat suara, tapi tetap
adalah salah satu media massa elektronik tertua, jauh sebelum adanya televisi dan
internet. Jika surat kabar mendapat julukan sebagai kekuatan keempat, maka radio
siaran mendapat julukan kelima atau the fifth estate.2 Ini dikarenakan radio siaran
sama seperti surat kabar, yakni turut melakukan fungsi kontrol sosial seperti
Radio adalah media yang bersifat auditif, yang berarti hanya untuk
dilihat dan didengarkan4. Salah satu alasan radio banyak didengarkan oleh
masyarakat yaitu karena radio adalah media yang praktis, dapat didengarkan di
mana saja dan kapan saja. Pada saat berkendara di mobil, pendengar tetap dapat
informasi dan berita melalui radio di dvd player kendaraan. Bahkan, berkat
kemajuan teknologi saat ini, radio tidak hanya dapat didengarkan melalui radio
tape saja, melainkan dapat juga didengarkan melalui telepon seluler, dan juga
melalui televisi.
1
http://komunikasi.us/index.php/course/perkembangan-teknologi-komunikasi/2918-
perkembangan-radio-dalam-kalangan-masyarakat-modern diakses pada tanggal 23 November
2015 pukul 12.36 WIB
2
Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung:Rosdakarya.
2007. h.128
3
Ibid p.128
4
Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004. h.107
3
ataupun informasi. Selain itu, radio juga menyajikan hiburan pada pendengarnya.
Salah satunya melalui program acara musik. Pendengar bisa mendapatkan hiburan
dari musik yang diputarkan, dan pendengar juga dapat berinteraksi secara
sangat kuat terhadap stasiun radio yang mereka dengarkan. Tetapi jika sebuah
stasiun radio ini tidak memuaskan pendengarnya, para pendengar akan segera
lainnya.5
Program acara musik pada radio tetap menjadi program unggulan di setiap
stasiun radio karena pendengar radio banyak yang lebih senang mendapatkan
hiburan dari mendengarkan lagu atau musik. Seperti pada radio Ramaloka FM
yang lebih mengutamakan hiburan berupa program acara musik. Bayu Pratama,
memindahkan saluran ketika terlalu banyak dijejali berita atau informasi saja.
Maka, pada radio ini informasi hanya dijadikan selingan di antara acara musik.6
5
Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang:
Bayumedia Publishing. 2005. h.119
6
Wawancara Bayu Pratama, Program Director Radio Ramaloka FM. 5 Januari 2016
4
Penyiar adalah seorang komunikator pada radio yang memiliki tugas untuk
sehingga tercipta adanya kedekatan antara penyiar dengan pendengar. Pada setiap
program acara tidak terkecuali acara musik, seorang penyiar harus mempunyai
kemampuan lebih dari sekedar berbicara saja. Meskipun pendengar lebih senang
maka pendengar akan lebih tertarik lagi untuk mendengarkan acara pada radio
tersebut.
Setiap orang yang mampu berbicara dengan lancar, tentu memiliki juga
potensi untuk menjadi penyiar. Tetapi sebenarnya ada tiga hal penting yang harus
segala sesuatu menyangkut musik, kata, atau lirik lagu yang disajikan), operating
Serang yang telah berdiri sejak tahun 1977. Format dari radio Ramaloka FM lebih
program acara musik, radio ini lebih banyak memutarkan lagu dangdut.
Presentase musik dangdut pada radio ini cukup tinggi, yakni sebesar 50%.
Sementara genre musik lainnya seperti pop sebesar 30%, serta musik barat dan
7
Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer. 2005. h.119
5
dibandingkan musik lainnya. Hal ini terbukti dengan lebih aktifnya pendengar
memutarkan berbagai lagu dangdut mulai dari dangdut asli, dangdut tradisional,
sebagai radio multi-segmen karena mencakup berbagai usia dan jenis musik
meskipun yang paling banyak adalah lagu dangdut. Untuk usia, mulai dari usia
remaja sampai dewasa yakni 17-50 tahun, dengan presentase pria 55% dan wanita
45%.
berbeda, dan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri pada saat melakukan
siaran. Ada penyiar yang lebih mahir membawakan acara request lagu, ada yang
8
Company Profile Radio Ramaloka FM
9
Wawancara Bayu Pratama, Program Director Radio Ramaloka FM. 5 Januari 2016
10
Ibid
6
hanya mampu memandu acara talkshow saja, dan penyiar juga disesuaikan
berbeda gaya siaran dari penyiarnya pada saat menjadi penyiar di acara musik
dangdut dan etnik, dengan gaya siaran penyiar yang membawakan acara musik
mengandalkan pada line telepon dengan pendengar. Pada penyiar di acara musik
yang tidak terlalu baku. Seringkali di antara bahasa Indonesia yang digunakan,
penyiar juga turut menyisipkan bahasa daerah yang banyak dituturkan oleh
masyarakat di Kota Serang, yaitu bahasa Jawa Serang pada saat melakukan siaran.
tersebut memang memutarkan lagu-lagu minang. Selain itu, ada juga “Gentra
sunda.
Sementara pada program acara musik pop dan barat, penyiar juga
menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari yang tidak terlalu formal namun tidak
musik pop dan barat lebih banyak didengarkan oleh remaja. Karena itulah penyiar
11
Wawancara Bayu Pratama, Program Manager Radio Ramaloka FM. 5 Januari 2016
7
di radio ini ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan usia penyiarnya agar
mampu berkomunikasi dengan baik dengan pendengar musik pop yang rata-rata
di usia remaja.
Sebagai radio swasta yang sudah lama berdiri, radio Ramaloka FM masih
terus mengudara hingga saat ini di antara stasiun radio swasta lain di Kota Serang.
menjadi semakin banyak pilihan. Radio lain yang ada di Kota Serang seperti
Harmony FM, Hot Radio, Megaswara FM, Serang Radio, X-Channel, dan PBS
FM.
radio yang juga telah lama ada di Kota Serang, yakni sejak tahun 1986. Meskipun
menengah ke bawah, presentase musik pada radio ini lebih banyak pada musik
pop Indonesia yakni sebesar 45%, sedangkan acara dangdut hanya 15% saja. Gaya
menggunakan bahasa Indonesia. Berbeda dengan radio Ramaloka FM, radio PBS
FM melayani request lagu hanya melalui sms saja. Dengan sajian musik dan cara
siaran tersebut, radio PBS FM mengaku tetap memiliki pendengar setia yang aktif
12
Wawancara Bambang Irianto, Penanggung Jawab Siaran Radio PBS FM. 7 Januari 2017
8
dilakukan dengan cara mengikuti trend dan mengetahui apa yang disukai oleh
masyarakat sekitar. Penyiar juga harus memiliki kemampuan yang baik sehingga
pendengar akan terus tertarik untuk mendengarkan radio Ramaloka FM. Selain
itu, penentuan segmentasi, format radio, dan gaya siaran merupakan hal yang
penting untuk mendukung keberadaan dan kemajuan radio agar tetap terus
Ramaloka FM merupakan radio tertua di Kota Serang yang masih terus bertahan
hingga saat ini di tengah semakin banyaknya pilihan radio di masyarakat. Adanya
masyarakat menengah ke bawahnya. Hal ini tidak terlepas dari gaya siaran
Ramaloka FM?
9
Ramaloka FM.
FM.
yang bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya pada bidang ilmu komunikasi
penyiar radio. Hal tersebut sangat penting untuk diketahui oleh setiap penyiar
distasiun radio. Hasil dari penelitian ini akan dapat menjelaskan seperti apa gaya
sudah tepat. Sehingga dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi radio
Ramaloka FM sendiri.
yang digunakan setelah diadakan penelitian pada informan. Melalui penelitian ini,
khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa dan bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih dalam mengenai Gaya
TINJAUAN TEORITIS
terlebih dahulu kita perlu memahami pemikiran dari pakar teori komunikasi.
Seperti menurut Werner J. Severin, suatu teori merupakan pernyataan umum yang
komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok
kelompok lain14. Sedangkan menurut Sir Gerald Barry, komunikasi berasal dari
tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup bermasyarakat tersebut, tentunya ada
13
Werner J, Severin. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa
Edisi Kelima. Jakarta. Kencana Prenada Media. 2011. h. 12
14
Syaiful Rohim . Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta. 2009.
h.11
15
Onong Uchjana Effendy. Radio Siaran: Teori dan Praktek. Bandung. Penerbit Mandar Maju.
1990. h.1
16
Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. 1992. h.4
11
12
satu sama lain sesuai dengan kepentingan mereka. Interaksi tersebut dilakukan
berkomunikasi, tidak akan pernah terlepas dari bahasa yang digunakan. Bahasa
menjelajahi berbagai bidang yang ada dalam ilmu komunikasi yang bertujuan
Menurut Craig, ilmu komunikasi memiliki cara atau sifat yang selalu diwarnai
dengan berbagai teori dan cara pandang. Robert Craig membagi dunia teori
retorika.17
17
Morissan dan Andy Corry Wardhany. Teori Komunikasi tentang Komunikator, Pesan,
Percakapan, dan Hubungan. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009. h.26
13
tradisi yang kuat dalam komunikasi. Teori-teori pada tradisi ini berfokus pada
perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat,
penyusunan pesan. Tesisnya adalah bahwa manusia berpikir dengan cara yang
berbeda tentang komunikasi dan pesan serta mereka menggunakan logika yang
berbeda dalam memutuskan apa yang akandikatakan kepada orang lain dalam
logic) untuk menjelaskan proses pemikiran di balik pesan yang kita ciptakan.19
menggunakan logika yang berbeda dalam memutuskan apa yang harus dikatakan
kepada orang lain pada situasi tertentu. Dia menggunakan istilah „logika dalam
18
Stephen W Little John dan Karen A. Foss. Theories of Human Communication. Jakarta:
Salemba Humanika. 2009. h.63
19
Ibid. h.188
14
Menurut teori logika pesan, pesan yang disampaikan oleh setiap orang
akan sama, namun pada situasi lain akan berbeda. Pesan akan berbentuk sama
ketika pesan tersebut bersifat sederhana. Namun ketika banyak tujuan yang akan
dicapai dan memiliki potensi seseorang kehilangan muka, maka apa pun logika
teori yang akan digunakan oleh peneliti adalah Teori Logika Pesan.
yang tidak terpusat pada orang (least person-centered) hingga yang sangat
sedikit perhatian pada kebutuhan dan keinginan orang lain. Dalam hal ini,
terlibat. Logika jenis ini bertujuan untuk merancang pesan yang sopan,
ulang situasi yang dihadapi agar berbagai tujuan, termasuk persuasi dan
2.3 Komunikasi
sedangkan dalam bahasa Inggris disebut “commun” yang berarti sama.20 Sama
dalam hal ini maksudnya adalah sama makna. Ketika berkomunikasi (to
mengenai suatu hal. Jika komunikan mengerti apa yang disampaikan oleh
20
Syaiful Rohim . Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta. 2009.
h.8
16
Pada penyiar radio Ramaloka FM, pesan disampaikan oleh penyiar sebagai
komunikator melalui media massa yakni radio. Dalam proses komunikasi yang
bahasa yang mudah dipahami agar pendengar dapat mengerti apa yang
disampaikan oleh penyiar. Jika sudah ada kedekatan, maka akan semakin mudah
Setiap orang dalam berkomunikasi pasti memiliki tujuan tertentu. Baik itu
diberikan oleh lawan bicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat
diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan
21
Ibid. h.13
17
berkomunikasi, yakni:
berbagai tujuan, tergantung dengan apa yang diinginkan oleh komunikator itu
sendiri. Seorang komunikator pasti ingin agar komunikannya mengerti apa pesan
yang disampaikannya, dan efek yang diinginkan dapat berupa perubahan sikap,
pendengar setia. Seseorang yang tadinya biasa saja, menjadi tertarik untuk
terjadi, maka tujuan komunikasi tersebut telah berhasil. Penyiar radio Ramaloka
sesuai keinginan.
22
Onong Uchjana Effendy. Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
2005. h.8
18
1. Komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sosial merupakan salah satu fungsi inti dari suatu
pendengarnya.
2. Komunikasi Ekspresif
berbicara ketika siaran saja, melainkan membuat pendengar tertarik dengan isi
personal yang menciptakan kedekatan dan keakraban pada saat siaran tersebut.
23
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. h.5
24
Ibid. Deddy, h.5, h.21
19
3. Komunikasi Ritual
komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai
besar daripada diri sendiri, yang bersifat abadi, dan bahwa diakui dan diterima
dalam kelompok”.25
4. Komunikasi Instrumental
dapat digunakan dalam komunikasi untuk bekerja lebih baik dengan orang
25
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. p.25
20
yang sesuai dengan segmentasi pendengar di radio ini. Selain itu, penyiar
memiliki tujuan agar tidak hanya pesan dapat diterima oleh pendengarnya
saja, tetapi juga mempengaruhi pendengar agar tertarik untuk berperan aktif
1. Hambatan Semantis
26
Ibid. Deddy, h.30
21
melakukan siaran, tentunya agar pendengar mengerti apa yang disampaikan oleh
penyiar tersebut. Namun demikian, bahasa daerah juga turut digunakan oleh
Bahasa daerah yang dituturkan tersebut yakni bahasa Jawa Serang, Sunda, dan
2. Hambatan Mekanis
melancarkan komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam kehidupan sehari-
hari, seperti suara telepon yang tidak jelas, ketikan huruf yang buram pada surat,
suara yang hilang-muncul pada pesawat radio, berita surat kabar yang sulit dicari
sambungan kolomnya, gambar yang meliuk-liuk pada pesawat televisi, dan lain-
lain.28
Hambatan seperti ini biasa terjadi pada media mana pun, tidak terkecuali
di Radio Ramaloka FM. Hambatan yang terjadi seperti suara pemancar yang
kurang baik sehingga menghasilkan suara penyiar yang tidak terdengar dengan
jelas. Hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman pendengar terhadap isi
27
Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004. h.14
28
Ibid. h.15
22
3. Hambatan Ekologis
riuh orang-orang atau kebisingan lalu lintas, suara hujan atau petir, dan lain-lain.29
Hal ini dapat terjadi pada pendengar radio Ramaloka FM ketika berada di lokasi
yang bising sehingga tidak dapat mendengar suara radio dengan jelas.
4. Prasangka
rasional.30
muncul dari diri pendengar. Radio yang bersifat sekilas seringkali membuat
29
Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004. h.13
30
Ibid. h.16
23
specialized set of interpersonal behaviors that are used in given situation). Gaya
komunikasi merupakan cara penyampaian dan gaya bahasa yang baik. Gaya yang
dimaksud sendiri dapat bertipe verbal yang berupa kata-kata atau nonverbal
berupa vokalik, bahasa badan, penggunaan waktu, dan penggunaan jarak.31 Gaya
mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula.
Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud
dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver). Berikut ini gaya
31
Widjaja, H.A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta. 2000. h.57
32
Dasrun Hidayat. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya: Fakta Penelitian Fenomenologi Orang
Tua Karir dan Anak Remaja. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012. h.7-10
24
balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk
sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak
secara efektif dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demikian,
2) The equalitarian style. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya
pendapat dalam suasana yang rileks, santai, dan informal. Dalam suasana
hubungan yang baik dengan orang lain, baik dalam konteks pribadi
maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan
dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk
organisasi tersebut.
oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para
dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif
lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim
6) The withdrawal style. Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah
orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain
gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi dengan orang tua
adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat industri. Sehingga, dari definisi tersebut dapat terlihat
3) Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan
anonim.
33
Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007.
h.188
28
1. Komunikator
informasi tersebut.
34
Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007.
p.189
35
Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi Edisi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. 2008. h.72
29
2. Media Massa
penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara
massal pula. Media massa yang dibahas dalam penelitian ini adalah radio siaran.
secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi pribadi. Dengan
demikian, informasi yang disajikan adalah milik publik, bukan ditujukan untuk
4. Gatekeeper
komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa,
mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan atau
membatasi informasi yang akan disiarkan tersebut. Pada radio Ramaloka FM,
5. Khalayak
oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah
media massa.
30
6. Umpan Balik
Umpan balik dalam media massa berbeda dengan umpan balik dalam
tertunda sedangkan umpan balik pada komunikasi tatap muka bersifat langsung.
Akan tetapi, konsep umpan balik tertunda dalam komunikasi massa ini telah
umpan balik menjadi sangat tradisional. Saat ini media massa juga telah
dengan demikian maka sifat umpan balik yang tertunda ini sudah mulai
1. Surveillance (Pengawasan)
mengawasi masyarakat yang juga merupakan pendengar dari radio ini. Seperti
kontrol sosial atau kegiatan persuasif yang dapat disampaikan melalui iklan
36
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah. Komunikasi Massa: Teori, Suatu
Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. h.14-17
31
2. Interpretation (Penafsiran)
Pada fungsi penafsiran, media massa tidak hanya memasok fakta dan data,
ditayangkan.
berupa acara dialog interaktif antara penyiar dan pendengar mengenai suatu
3. Linkage (Pertalian)
tentang sesuatu.
biasa saja, kemudian menjadi trend sehingga banyak masyarakat yang akhirnya
menyukai hal tersebut dan kemudian menjadi saling terhubung karena minat dan
kesukaan yang sama tersebut. Contohnya, pada radio ini terdapat program acara
lagu Minang dipersatukan dan merasa saling terhubung oleh karena kesamaan
minat tersebut.
mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.
Dengan kata lain, masyarakat meniru apa yang diperlihatkan di media massa
tersebut.
televisi. Di mana tayangan dalam bentuk visual terlihat dengan jelas sehingga
penonton dapat dengan mudah menirunya. Pada radio tidak sejelas televisi, karena
radio hanyalah media auditif yang hanya dapat didengarkan. Yang dapat ditiru
pendengarnya hanya apa yang didengarkannya saja. Maka cara berbicara seorang
5. Entertainment (Hiburan)
menjalankan fungsi hiburan. Semua hal yang bersifat menghibur dapat ditemui di
hampir seluruh media massa, baik itu di surat kabar, radio, ataupun televisi.
Pada radio siaran, hiburan bisa didapatkan melalui sajian musik yang
Adanya fungsi hiburan ini turut melengkapi fungsi lainnya dari berlangsungnya
2.5 Radio
Radio adalah salah satu media massa yang bersifat auditif atau hanya dapat
diskusi atau talkshow, dan bahkan ada juga radio yang menyiarkan drama.
Informasi bisa dengan mudah didapatkan melalui radio. Bukan hanya informasi
saja, tetapi juga kita bisa mendapatkan sajian hiburan melalui radio sehingga
menurut H.A Widjaja yang mengatakan bahwa radio adalah keseluruhan sistem
gelombang suara yang dipancarakan dari stasiun pemancar dan diterima oleh
menurut Didin Syaifuddin, radio adalah sesuatu yang menghasilkan bunyi atau
suara, karena dipancarkan oleh gelombang atau frekuensi melalui udara (air
wave).38 Radio adalah alat komunikasi massa, dalam arti saluran pernyataan
manusia yang umum atau terbuka dan menyalurkan lambang yang berbunyi,
berupa program-program yang teratur, yang isinya aktual dan meliputi segi
37
H.A. Widjaja. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 2000. h.36
38
Didin Syaifuddin. Radio Siaran. Sidoarjo: Selaras Dua Berdikari Entertain. 2005. h.9
39
Anwar Arifin. Strategi Komunikasi Sebuah Pengatar Ringkas. Bandung: Armico. 2004. h.27
34
tersebut yakni:40
1) Daya Langsung: Pesan yang disampaikan oleh radio siaran dapat langsung
Ramaloka FM, berita yang sudah dikoreksi dan sudah dicek kebenarannya
disiarkan.
2) Daya Tembus: Radio siaran memiliki kekuatan daya tembus, yang artinya
dapat mencapai khalayak yang berada di mana saja tanpa mengenal jarak
pesan melalui radio siaran. Pada radio Ramaloka FM pun seperti itu, dapat
cakupan siarannya.
kekuasaan adalah daya tarik. Daya tarik ini disebabkan sifatnya yang serba
hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni: musik, kata-kata, dan
efek suara (sound effect). Ketiga unsur ini sudah diterapkan oleh radio
40
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah. Komunikasi Massa: Teori, Suatu
Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. h.128-130
35
Pada radio siaran, terdapat broadcast style atau gaya radio siaran. Gaya
radio siaran ini disebabkan oleh sifat radio siaran yang mencakup:41
1. Auditori
Sifat auditori itu sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar.
melalui radio siaran diterima dengan selintas. Sifat ini merupakan bagian dari
kelemahan radio. Karena selintas, maka isi pesan yang disampaikan oleh penyiar
radio Ramaloka FM harus singkat dan jelas atau concise and clear (Charnley,
1965:29) atau menurut istilah Mark W. Hall, pesan radio siaran itu harus be
2. Imajinatif
berimajinasi. Dengan kata lain, pendengar radio siaran bersifat imajinatif. Penyiar
radio Ramaloka FM harus memiliki keterampilan dan gaya siaran yang mampu
menarik minat pendengar. Hal ini agar pendengar memiliki imajinasi yang kuat
akan pesan yang disampaikan tersebut. Jika pendengar tertarik mendengar isi
41
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah. Komunikasi Massa: Teori, Suatu
Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. h.131-133
36
3. Akrab
Sifat radio siaran yang lainnya adalah akrab atau intim. Mendengarkan
radio dapat dilakukan sambil mengerjakan pekerjaan lainnya. Seperti pada saat
makan, menulis, atau mengerjakan apa pun. Seorang penyiar radio seolah-olah
berada di sekitar pendengar, kapan pun dan di mana pun. Penyiar radio Ramaloka
4. Gaya Percakapan
rumah atau menemani pendengarnya di mana pun mereka berada. Dalam keadaan
pesannya didengar oleh ribuan orang, tapi pendengar berada di tempat yang
terpisahkan dan bersifat pribadi. Maka dari itu, penyampaian pesannya pun harus
materi siaran, penyiar dapat menyampaikan isi siaran tersebut dengan tepat
kepada pendengarnya.
37
stasiun radio, maka syarat menjadi penyiar radio di masa sekarang, atau paling
penyiar harus hati-hati apakah suara penyiar tersebut dianggap cocok dengan
segmen radionya atau tidak. Ketika jenis vokal yang diinginkan tidak didapat
biasanya stasiun penyiaran radio akan melatih penyiar yang bersangkutan untuk
harapan pendengar.
berbicara yang mengalir apa adanya, tidak dibuat-buat, jujur, jernih, jelas akan
banyak dipengaruhi wawasan yang luas dan latihan-latihan khusus. Oleh karena
42
Harley Prayudha. Radio: Penyiar It‟s Not Just A Talk. Malang: Bayumedia Publishing. 2006.
h.87-91
38
itu, penyiar perlu memiliki wacana dan mampu menganalisis situasi serta kondisi
radionya, baik format kata maupun format musik, serta aturan-aturan lain yang
berlaku pada stasiun radionya. Yang jelas, format di sini lebih merupakan ramuan
pokok atau rencana program yang diarahkan pada pendengar tertentu. Sedangkan
format clock tersebut adalah perintah kerja mulai dari playlist, sistem rotasi musik,
iklan, radio ekspose, penempatan stasiun ID/jingle, atau toleransi waktu bicara
penyiar.
akan sangat paham tentang target pendengarnya. Penyiar juga harus mengetahui
mereka sukai.
masing bagian yang terlibat dalam produksi siaran, maka seluruh praktisi
penyiaran termasuk penyiar wajib memiliki kemampuan bekerja sama dan saling
seseorang yang ideal. Sifat ideal tersebut meliputi kehangatan dan kasih saying,
memiliki rasa humor dan cerdas, jujur, rasa saling berbagai sekaligus teman yang
selalu menemani dengan baik, dapat dipercaya, memiliki rasa percaya diri,
bersemangat, dan optimis. Bukan hanya itu saja, penyiar juga harus bisa
emmainkan peran. Peran harus dilihat dengan sesuatu yang objektif, karena
43
Harley Prayudha. Radio: Penyiar It‟s Not Just A Talk. Malang: Bayumedia Publishing. 2006.
h.91-92
40
Secara umum ada tiga keterampilan yang harus dikuasai penyiar yaitu:44
rangkaian.
2.7 Pendengar
adalah khalayak yang menerima pesan. Pada radio Ramaloka FM, yang menjadi
menerima pesan berupa isi siaran dari penyiar radio Ramaloka FM. Pendengar
pun dapat melakukan umpan balik dengan penyiar sehingga terjadi suatu interaksi.
pendengar, sehingga jika proses komunikasi ini berjalan dengan baik maka jika
dilakukan terus menerus akan muncul komunikasi yang dekat antara penyiar dan
pendengar. Pendengar pun akan menjadi pendengar setia dari radio Ramaloka
FM.
44
Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer. 2005. h.119
41
sangat kuat terhadap stasiun radio yang mereka dengarkan. Tetapi jika sebuah
stasiun radio ini tidak memuaskan pendengarnya, para pendengar akan segera
lainnya.45
pendengar setia atas format suatu siaran, di samping ada khalayak setia yang
sangat loyal terhadap suatu stasiun favorit. Pendengar yang dapat dikatakan benar-
benar loyal terhadap sebuah stasiun penyiaran radio akan cenderung melakukan
Tetapi, bisa saja pendengar tersebut hanya loyal terhadap satu mata acara pada
stasiun radio tersebut. Oleh karena itu, batasan pendengar radio dibedakan
berdasarkan suka atau tidak suka pada program siaran yang ditawarkan oleh
mereka disesuaikan dengan kepercayaan serta nilai-nilai sosial mereka. Atas dasar
45
Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang:
Bayumedia Publishing. 2005. h.119
46
Ibid, Harley,h.119
42
pilihan terbatas.
Tabel 2.749
47
Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang:
Bayumedia Publishing. 2005. h120
48
Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer LkiS, 2004. p.18-21
49
Ibid, Masduki. h.18-21
43
mendengarkan.
menjadi lebih selektif dalam memilih stasiun radio karena karakteristik pendengar
yang berbeda-beda, sehingga apa yang disukai oleh pendengar pun beragam.
bentuk yang digunakan ini, maka dapat ketahui seperti apa gaya komunikasi yang
digunakan oleh radio Ramaloka FM saat ini agar pendengarnya tetap terus setia
mendengarkan radio Ramaloka FM. Selain itu, peneliti juga dapat mengetahui
seperti apa gaya komunikasi penyiar acara musik di radio Ramaloka FM ketika
musik pop dan barat, ataupun dangdut dan etnik. Melalui gaya komunikasi yang
akan menumbuhkan kedekatan yang kuat antara penyiar dan pendengar pada saat
berinteraksi.
menggunakan media berupa radio dalam pengiriman pesan dalam bentuk isi
siaran kepada khalayaknya, dalam hal ini yaitu pendengar radio Ramaloka FM.
adanya suatu hambatan. Dengan adanya hambatan yang terjadi tersebut maka
teori Logika Pesan dalam penelitian ini. Di mana teori ini menjelaskan tentang
memutuskan apa yang harus dikatakan kepada orang lain pada situasi tertentu.
Dengan demikian, masalah yang terjadi dapat dikurangi jika penyiar dapat
mendesain dan mengemas pesan yang dapat diterima dan dimengerti oleh
pendengar atas dipilihnya dengan tiga logika dalam merancang pesan yaitu logika
ekspresif, logika konvensional, dan logika retorika. Dari ketiga logika ini,
dengan situasi tertentu yang dihadapi oleh penyiar pada saat berinteraksi dengan
pendengarnya.
atas :
46
menjadi referensi bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian dalam
bidang yang sama. Tentunya akan terdapat persamaan dan perbedaan dari
penelitian sebelumnya dan penelitian yang saat ini sedang dilakukan oleh peneliti.
Adapun persamaan dan perbedaan tersebut akan dijelaskan seperti di bawah ini.
Putri Ferrira pada tahun 2013 dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang
deskriptif kualitatif, dan teori yang digunakan adalah teori Logika Pesan.
menggunakan objek penelitian tentang fungsi radio dan objek yang ditelitinya
adalah penyiar.
48
Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 2011. Penelitian ini dilakukan untuk
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dan teori yang digunakan
menunjukkan bahwa terdapat fungsi bahasa pada radio PBS. Hal tersebut dapat
imajinatif, dan fungsi representasional dalam siaran penyiar radio PBS. Strategi
Komunikasi Penyiar Radio PBS tidak terlepas dari fungsi bahasa. Persamaan
dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang bahasa yang digunakan
oleh penyiar radio, khususnya bahasa yang ditujukan pada pendengar remaja dan
oleh Anwarudin dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada
tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang bahwa radio
dengan waktu yang sesuai dengan kegiatan dan kebutuhan warga. Hal tersebut
Tabel 2.3
Persamaan dalam
penelitian ini adalah
menggunakan objek
penelitian tentang
fungsi radio dan
objek yang ditelitinya
adalah penyiar, serta
terdapat kesamaan
pada teori yang
digunakan.50
2. Utari Fungsi Universitas Deskriptif SMCR Hasil penelitian
Satya Bahasa Sultan (Source, menunjukkan bahwa
wati dalam Ageng Message, terdapat fungsi
Semi Strategi Tirtayasa Channel, bahasa pada radio
ningrat Komunikasi Receiver) PBS. Hal tersebut
Penyiar dapat diketahui
PBS dengan terpenuhinya
unsur fungsi
interaksional, fungsi
personal, fungsi
imajinatif, dan fungsi
representasional
dalam siaran penyiar
radio PBS. Strategi
Komunikasi Penyiar
Radio PBS tidak
terlepas dari fungsi
bahasa.
50
Putri Ferrira, Pola Komunikasi Penyiar Radio Harmony FM dalam Menjalin Komunikasi
dengan Pendengar (Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2013)
51
Persamaan dalam
penelitian ini adalah
sama-sama meneliti
tentang bahasa yang
digunakan oleh
penyiar radio,
khususnya bahasa
yang ditujukan pada
pendengar remaja dan
dewasa. Dan metode
yang digunakan
adalah deskriptif
kualitatif.
Perbedaannya adalah
teori yang digunakan
oleh peneliti.51
3. Anwaru Strategi Universitas Deskriptif Perencan Hasil penelitian
din Pendengar Islam aan menunjukkan bahwa
Radio Negeri program acara yang
Komunitas Sunan disiarkan di radio
dalam Kalijaga Srimartani FM
Memperole Yogyakarta disiarkan bertepatan
h Pendengar dengan waktu yang
(Studi pada sesuai dengan
Radio kegiatan dan
Komunitas kebutuhan warga. Hal
Srimartani tersebut dibuktikan
FM dengan banyaknya
51
Utari Satyawati Seminingrat, Fungsi Bahasa dalam Strategi Komunikasi Penyiar PBS (Serang:
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2011)
52
Persamaannya yaitu
penelitian ini
mengenai komunikasi
antara penyiar dan
pendengarnya.
Sementara
perbedaannya adalah
penelitian ini meneliti
tentang radio
komunitas, berbeda
dengan penelitian
mengenai radio
Ramaloka FM yang
merupakan radio
swasta. Serta
perbedaan teori yang
digunakan.52
52
Anwarudin, Strategi Pendengar Radio Komunitas dalam Memperoleh Pendengar (Studi pada
Radio Komunitas Srimartani FM Kelurahan Srimartani Kecamatan Piyungan) (Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2010)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam melakukan sebuah penelitian, ada banyak cara dan metode yang
ini, peneliti lebih menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.54 Melalui
53
Elvinaro Ardianto. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2010. h.60
54
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007.
h.6
53
54
berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada
di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke
permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang
transaksional.56
seperti inilah yang dapat digunakan untuk meneliti komunikasi linier pada media
massa. Dalam penelitian ini, yaitu interaksi antara penyiar radio Ramaloka FM
dengan pendengarnya.
55
Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta: Kencana. 2007. h.68
56
Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi
di Masyarakat. Jakarta: Kencana. 2008. h.304
57
Dani Vardiansyah. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: Indeks. 2008. h.27
55
peristiwa sosial dan manusia bukan ilmu dalam kerangka positivistik, tetapi justru
dalam arti common sense. Menurut paradigma ini, pengetahuan dan pemikiran
awam berisikan arti atau makna yang diberikan individu terhadap pengalaman dan
observasi dengan cara mengamati aktivitas siaran di radio Ramaloka FM. Selain
58
Dedy N. Hidayat. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik. Jakarta:
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. 2003. h.3
59
E. Kristi Poerwandari . Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok:
LPSP3, 2007. h.22-23
56
Ramaloka FM. Oleh karena itu, hubungan antara peneliti dengan objek yang
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar yang ditetapkan.60 Adapun teknik pengumpulan data yang
a. Wawancara
yang harus diteliti, selain itu wawancara mendalam juga dilakukan peneliti untuk
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008. h.224
61
Ibid. h.231
57
lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan, dan cara
bersama informan di lokasi penelitian, di mana kondisi ini tidak pernah terjadi
adalah seputar penyiaran di Radio Ramaloka FM, apa saja program acara yang
dimiliki, dan menanyakan seputar gaya komunikasi antara penyiar dan pendengar.
FM. Peneliti memilih melakukan wawancara langsung secara tatap muka untuk
b. Observasi
lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.63 Menurut Indriantoro dan
Supomo, observasi dapat diartikan sebagai proses pencatatan pola perilaku subjek
penelitian, terdapat dua jenis metode yang digunakan, yaitu observasi partisipatif
mana peneliti mengamati lokasi penelitian dan seluruh kegiatannya. Selain itu,
dalam tentang siaran radio tersebut. Dalam hal ini, peneliti hanya mengamati saja
tanpa terlibat dengan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang diteliti. Maka
c. Telaah Dokumen
dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam
besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cendera
63
Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta: Kencana, 2007. h.118
64
Rosady Ruslan. Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. 2006. h.34
65
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009. h.176
66
Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta: Kencana, 2007. h.124
59
mata, laporan, dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tak terbatas ruang dan
waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang
pernah terjadi di waktu silam. Kumpulan data bentuk tulisan ini termasuk
monumen, artefak, foto, tape mikrofilm, disc, CD, hardisk, flashdisk, dan
sebagainya.67
penelitian berkaitan dengan bagaimana langkah yang ditempuh peneliti agar data
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
data:
67
Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta: Kencana, 2007. h.125
68
Ibid. h.107
69
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008. h.244
60
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya.
b. Penyajian Data
bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling umum
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
informasi kompleks ke dalam suatu bentuk yang lebih mudah untuk dipahami.
deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga
setelah penelitian menjadi jelas, kesimpulan tersebut berupa hubungan kausal atau
70
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008. h.253
61
suatu informasi berupa penjabaran berupa kata-kata dan deskripsi, bukan dalam
No. 66B, Lontar, Kec. Serang, Kota Serang – Banten. Penelitian ini bertujuan
Tabel 3.6
Jadwal Penelitian
No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi
Awal
2. Pembuatan
Bab I
3. Pembuatan
Bab II
4. Pembuatan
Bab III
5. Sidang
Outline
6. Pembuatan
Bab IV
7. Pembuatan
Bab V
8. Sidang
Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Provinsi Banten yang berdiri pada tanggal 26 Juli 1977. Radio ini berlokasi di Jl.
Mayor Syafei No. 66B Lontar, Kec. Serang, Kota Serang - Banten. Nama
perusahaan radio ini yakni PT. Radio Swara Rama Lokantara dengan direktur
yaitu bapak Ahmad Muzani. Ramaloka 96,5 FM hadir selama 19 jam dalam satu
hari siaran, kecuali pada hari sabtu yang mengudara selama 21 jam hingga pukul
Data Radio
Alamat Studio dan Kantor : Jl. Mayor Syafei No. 66B Lontar, Kec. Serang,
62
63
dan Sukabumi
Visi Perusahaan
Misi Perusahaan
yang sehat.
Berita : Suatu sajian tentang berita terkini dan teraktual untuk menjadi suatu
bahan yang dapat dikritisi atau dikomentari yang diangkat dari media massa lain
sekitar 30%.
64
Informasi : Suatu sajian yang diselipkan disela-sela setiap program acara yang
berisi tentang informasi dan tips yang lebih mengusung tema akan gaya kehidupan
Pendidikan dan budaya : Suatu sajian acara yang tidak jauh berbeda dengan
informasi yang diselipkan pada suatu program acara yang biasanya terdapat pada
spot radio Ramaloka FM atau dari diadakannya suatu talkshow sekitar 5%.
Hiburan : Lebih kepada pemutaran lagu-lagu baik pop, barat, nostalgia, dan religi,
Komersial : Pemutaran iklan yang masuk pada radio Ramaloka FM (terdiri dari
iklan pemerintahan 30%, iklan nasional 20%, dan iklan swasta 50%), keseluruhan
sekitar 5%.
4.1.4 Penyiar
pelaksanaan.
5. Melakukan kerja piket pada hari yang telah disepakati sesuai jadwal yang
Proporsi sajian musik bervariasi mulai dari pop Indonesia, barat, dangdut,
dan etnik. :
Pop Indonesia berisi lagu-lagu yang berasal dari penyanyi atau band Indonesia
30%
Dangdut berisi lagu-lagu dangdut yang berasal dari penyanyi Indonesia sebesar
50%
Etnik berisi lagu-lagu yang menggunakan bahasa daerah seperti bahasa Sunda,
Pop Barat berisi lagu-lagu pop yang berasal dari mancanegara sekitar 10%
sebagai berikut:
66
Tabel 4.1.6.1
Segmen Pendengar
sebagai berikut:
Tabel 4.1.6.2
public service tanpa tema politik. Menemani pendengar memulai aktivitas di pagi
hari.
Pendengar dapat berkirim salam dan request lagu dangdut. Selain itu
Menyajikan lagu-lagu pop yang pernah hits berirama medium dan lambat
6. Opik (Opini Kita) (Senin, Rabu, Jum‟at, jam 19.00-21.00 dan Sabtu, jam 18.00-
21.00)
yang dibahas mengenai keluarga, cinta, sosial, dan lain-lain. Pada program acara
ini pendengar dapat mengirimkan opini melalui sms mengenai tema yang dibahas.
68
Berisi lagu-lagu nostalgia era 80-an dan 90-an. Pendengar dapat berkirim
salam dan melakukan request lagu sambil menceritakan kenangan dengan lagu
pilihannya.
sedang hits. Pendengar juga dapat berkirim salam dan request lagu.
1. Delta (Deretan Lagu Dangdut Teratas) (Sabtu, jam 11.00-12.00 dan jam 14.00-
15.00)
Berisi lagu dangdut yang disajikan dalam bentuk tangga lagu berdasarkan
Menyajikan lagu pop Sunda. Pendengar juga bisa request lagu favorit
Berisi lagu pop yang disajikan dalam bentuk tangga lagu berdasarkan hasil
request pendengar dan recording company yang dikirim ke radio Ramaloka FM.
untuk keluarga, teman, atau pacar yang sedang berulang tahun, ultah pernikahan,
kenaikan pangkat, atau dikirim khusus untuk seseorang yang sangat dicintai.
pendengar dapat melakukan request lagu Minang dan juga dapat berkirim salam.
11. Akrab (Ajang Kreasi Anak Muda Banten) (Sabtu, jam 19.00-21.00)
Acara ini menyalurkan hobi musik anak muda yang mempunyai grup
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai Gaya
Komunikasi Penyiar Acara Musik di Radio Ramaloka FM. Dalam penelitian ini,
mendengarkan isi siaran, dan ikut menempatkan diri sebagai pendengar. Peneliti
berlangsung. Selain itu, peneliti juga mewawancarai penyiar radio Ramaloka FM.
Setelah itu, barulah hasil analisa dapat ditanyakan dan dikuatkan dengan
Program Manager radio PBS FM seputar gaya siaran di radio tersebut sebagai
71
membawakan program acara harian berisi lagu dangdut, yaitu “Goyang Senggol”.
Acara ini hadir setiap hari Senin-Sabtu mulai dari jam 09.00-12.00 WIB yang
bersegmentasikan untuk orang dewasa, pekerja, dan ibu rumah tangga. Acara
menengah ke bawah. Selain itu, Asri juga membawakan acara “Rehat” setiap
Senin-Kamis mulai dari jam 12.00-15.00. Acara ini memberikan tips ringan pada
pendengar dan memutarkan lagu pop Indonesia. Sementara untuk penyiar kedua
yakni Vina Asmara membawakan program acara harian “Hits Request” yang
memutarkan musik pop terbaru. Acara ini hadir setiap hari mulai dari jam 15.00-
18.00 WIB yang bersegmentasikan prioritas untuk remaja atau pendengar usia 30
pertanyaan lalu merekam jawaban dan menulis hal-hal penting. Daftar pertanyaan
pada narasumber dapat dilihat pada lampiran. Data yang didapatkan dari hasil
wawancara diperoleh dari dua orang penyiar tersebut lalu dibandingkan dan
dikuatkan oleh wawancara dengan program manager Ramaloka FM. Peneliti juga
72
mengambil data sebagai pelengkap dari pendengar siaran program tersebut dan
program lainnya di antaranya yang terdiri dari pendengar aktif. Informan lain
data primer atau sumber pokok dalam penelitian ini adalah penyiar radio
Ramaloka FM. Data sekunder diperoleh dari wawancara dengan informan yaitu
pendengar radio Ramaloka FM dan Penanggung Jawab Siaran radio PBS FM.
identifikasi masalah. Data mana saja yang termasuk mengenai gaya komunikasi
penyiar, dan dapat diketahui seperti apa gaya komunikasi yang diterapkan di radio
Ramaloka FM, serta yang berkaitan pula dengan Teori Logika Pesan. Kemudian
dibandingkan juga dengan gaya siaran di radio PBS FM yang juga merupakan
radio tertua kedua di Kota Serang setelah radio Ramaloka FM. Semua data
tersebut dijabarkan secara jelas dan terbuka sehingga dengan demikian dapat
Ramaloka FM.
4.3 Pembahasan
yang telah dipaparkan sebelumnya pada bab II berkaitan dengan radio Ramaloka
adalah seorang penyiar. Hal ini dikarenakan penyiar bertugas untuk mengirimkan
Ramaloka FM, seorang penyiar harus dapat membangun suasana keakraban dan
karena ada juga informasi yang harus disampaikan oleh penyiar. Dengan
kemampuan berkomunikasi dan wawasan yang luas tersebut, penyiar akan mampu
dengan baik.
radio Ramaloka FM ini memiliki minat yang tinggi pada program acara dangdut
sementara pada program acara lagu pop, minat pendengar lebih sedikit. Terutama
pendengar aktif. Selain itu, pendengar radio Ramaloka FM juga lebih selektif
karena ada penyiar yang lebih disukai dibandingkan dengan penyiar lain.
Berbeda dengan radio Ramaloka FM, pada radio PBS FM yang juga
musik dangdut. Menurut Bambang Irianto, Penanggung jawab siaran radio PBS
FM, minat pendengar radio PBS FM lebih tinggi pada musik pop.
74
“Penyiar favorit saya itu Kang Aji sama Teh Asri kalau di acara dangdut,
tapi saya juga suka kalau Teh Asri bawain acara Hits Request. Kalau Vina itu
ngebawain acara Hits Request masih kurang kalau menurut saya. Mungkin karena
masih baru ya. Saya juga belum pernah ketemu sama dia. Beda sama penyiar yang
dapat diketahui bahwa pendengar lebih menyukai gaya percakapan penyiar yang
tidak terlalu formal, humoris, santai, dan dapat menyesuaikan diri dengan
aktivitasnya. Acara ini dimulai dari jam 06.00 sampai jam 09.00.
Penelitian ini menggunakan Teori Logika Pesan, di mana pada teori ini
berbeda dalam memutuskan apa yang harus dikatakan kepada orang lain pada
situasi tertentu. Jika dikaitkan dengan gaya komunikasi penyiar, maka akan
membahas tentang seperti apa penyiar mengelola pesan sesuai dengan logika pada
yang muncul, baik dari segi kemampuan dan karakter penyiar dapat diatasi jika
penyiar mampu mengelola pesan dengan baik, dan cara penyampaian pesan
75
tersebut dapat diterima dengan baik juga oleh pendengar. Permasalahan tersebut
“Goyang Senggol” dan “Hits Request” membuat penyiar di radio ini wajib untuk
tentunya penyiar memiliki gaya komunikasi tersendiri yang tidak akan sama
antara penyiar yang satu dan penyiar lainnya. Berikut ini merupakan enam bentuk
dan Medianya: Fakta Penelitian Fenomenologi Orang Tua Karir dan Anak
Remaja:71
2) The equalitarian style. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya
71
Hidayat, Dasrun. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya: Fakta Penelitian Fenomenologi
Orang Tua Karir dan Anak Remaja. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012. h.7-10
76
organisasi tersebut.
oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para
lain.
6) The withdrawal style. Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah
orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain
komunikasi yang digunakan oleh penyiar acara musik di radio Ramaloka FM.
tergantung dengan program acara yang mereka bawakan dan seperti apa latar
belakang pendengarnya.
merupakan acara request lagu dangdut. Pada acara ini Asri menggunakan
pendengarnya sehingga terjadi komunikasi verbal secara dua arah (two-way traffic
“Kalau di radio itu kan informasi itu sifatnya sekilas, jadi saya mengubah
bahasa media cetak menjadi bahasa bahasa Indonesia sehari-hari. Jadi seperti kita
ngobrol dengan pendengar saja, tidak ada batasan. Justru kalau saya menggunakan
bahasa yang terlalu tinggi pendengar malah ngga ngerti. Tapi karena pendengar
78
acara Goyang Senggol mayoritas menggunakan bahasa jawa Serang dan banyak
pendatang juga, jadi saya ngga harus selalu pakai bahasa Indonesia. Ada bahasa
Sunda juga, bahasa jawa Serang, bahasa Minang. Jadi saya pakai bahasa daerah
juga.”
Apa yang disampaikan oleh Asri Aulia tersebut sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Rudi, salah satu pendengar aktif yang mengatakan bahwa,
“Saya biasanya kalo nelpon ke penyiar itu pake bahasa Indonesia sehari-
hari aja. Kadang campur juga sih, saya pake bahasa Jawa Serang. Biasanya di
acara Goyang Senggol, Digoda, yang emang bawain acara dangdut. Biasanya
sama Kang Aji, Kang Ega, Teh Asri yang emang ngerti. Udah terbiasa aja pake
Asri Aulia pada saat membawakan acara “Goyang Senggol” lebih dominan
penggunaan bahasa.
dan komunikasi yang terjadi hanya bersifat satu arah saja. Pada acara ini penyiar
dibawakan dengan santai dan bersifat informal. Lagu yang diputarkan pada acara
“Rehat” merupakan lagu pop yang bernada slow yang memang lebih cocok
79
diputarkan di siang hari. Karena tidak terjadi interaksi dengan pendengar tersebut,
musik yang diputarkan pada acara ini sesuai dengan pilihan penyiar. Asri Aulia
mengatakan bahwa,
“Acara Rehat ini kan dibawakannya pada siang hari, ya jadi disesuaikan
aja tipsnya dan informasinya dengan yang cocok didengarkan pada siang hari.
Biasanya tips tentang kesehatan, keluarga, dan gaya hidup. Tips yang ringan-
ringan aja. Contohnya kaya gini, siang-siang kan panas tuh. Jadi saya ngebahas
dulu tentang cuaca siang hari, terus dikaitkan dengan manfaat minuman yang
segar seperti jus alpukat yang baik untuk kesehatan, itu manfaatnya apa aja. Kaya
gitu”.
dengan pendengar. Sedangkan pada penggunaan teori logika pesan, Asri Aulia
dengan menggunakan imajinasinya. Pada acara ini, Asri Aulia hanya melakukan
siaran yaitu Vina Asmara. Ia membawakan program acara “Hits Request”, yaitu
program acara request lagu-lagu pop Indonesia terbaru mulai dari tahun 2012
sampai 2016, yang tentu saja membuka interaksi dengan pendengar. Sama seperti
acara “Goyang Senggol”, gaya komunikasi Vina Asmara pada acara “Hits
secara dua arah (two-way traffic of communication). Pesan pada acara ini juga
disampaikan dengan rileks, santai, dan informal. Perbedaannya hanya pada bahasa
“Kalau untuk acara Hits Request itu ringan, karena banyakan anak muda
yang denger, jadi yang kita sering pakai bahasa Indonesia sehari-hari, cuman kita
juga ada batasan tersendiri. Batasan-batasan bahasa yang kita pakai yang di
saring, kaya “lo”, “gue”, itu ngga dipake. Digantinya dengan menyebutkan nama
sendiri, atau pakai “saya”. “Saya”, “kamu”. Kita pake bahasa sehari-hari, pake
bahasa gaul juga, tapi kita batasin penggunaan bahasanya. Untuk Hits Request itu
80 persen bahasa Indonesia, 20 persen bahasa Inggris. Jadi kita kombinasikan aja,
seperti stay tone, don’t go anywhere, check this song, atau check it out.”
pada saat membawakan acara “Hits Request”. Pada teori logika pesan, Vina
bahasa daerah tidak digunakan karena pendengar yang lebih banyak anak muda
hanya menggunakan bahasa Indonesia saja, tanpa ada yang menggunakan bahasa
daerah. Selain itu, juga terdapat peraturan untuk lagu yang bisa di-request oleh
pendengar hanya lagu pop Indonesia terbaru, mulai dari tahun 2012 sampai 2016
saja.
81
nasional yang didapat dari media online setiap satu jam sekali pada segmen “Kilas
singkat pada saat sebelum masuk ke pembukaan siaran, pertengahan, dan akhir
acara pada pertengahan dan akhir acara, “Kilas Berita Ramaloka” disisipkan di
antara iklan komersial. Berita tersebut disampaikan dengan bahasa Indonesia baku
sesuai dengan yang ada pada media online. Di sini penyiar menggunakan gaya
Sementara itu pada radio PBS FM, komunikasi dua arah melalui line
telepon hanya terjadi pada program acara dangdut saja, yaitu pada acara karaoke.
berinteraksi melalui sms dan media sosial facebook saja. Gaya komunikasi di
menggunakan sms dan facebook saja sehingga tidak terjadi interaksi secara
Pada program acara di radio Ramaloka FM, terdapat dua aliran musik yang
dominan diputarkan, yaitu musik pop Indonesia dan musik dangdut. Pada
penelitian ini, peneliti akan terfokus pada acara “Goyang Senggol” untuk program
acara dangdut, serta “Rehat” dan “Hits Request” untuk program acara pop
82
Indonesia. Program acara “Goyang Senggol” dan “Hits Request” merupakan acara
request lagu yang membuka interaksi antara penyiar dan pendengar, sedangkan
acara “Rehat” merupakan acara berisi informasi dan musik yang tidak membuka
dapat tergantung dari jenis musiknya, yakni program acara dangdut dan pop
Indonesia, jenis program acaranya yaitu acara request dan acara yang berisi
informasi, ataupun dari seperti apa kemampuan penyiarnya. Hal tersebut akan
merupakan program acara request lagu dangdut yang mengudara setiap hari Senin
sampai Sabtu, mulai dari jam 09.00 sampai jam 12.00 siang, yang dibawakan oleh
Asri Aulia. Pada company profile radio Ramaloka FM disebutkan bahwa acara
saja, dan tidak memberikan tips ataupun informasi bagi pendengarnya. Hal ini
dikarenakan pada acara ini banyak pendengar aktif yang menelpon untuk meminta
sangat antusias untuk interaksi sama kita. Banyak yang request sama kirim-kirim
salam juga. Kadang sampai kewalahan karena untuk satu orang suka ada yang
83
Kebanyakan dari mereka itu usia dewasa yang ikut bergabung untuk request lagu.
Asri Aulia sebelum dimulainya siaran, karena pada acara “Goyang Senggol”
penyiar hanya secara spontan saja menyampaikan isi siarannya. Program acara
“Goyang Senggol” memang hanya melayani request lagu dan kirim-kirim salam
dari pendengarnya dan tidak ada informasi lain yang disampaikan. Persiapan yang
dilakukan sebelum siaran yaitu hanya menyiapkan berita dari media online yang
akan disampaikan setiap satu jam sekali pada “Kilas Berita Ramaloka”.
Cara Asri Aulia menyampaikan pesan pada acara “Goyang Senggol” ini
komunikasi dua arah antara penyiar selaku komunikator dan pendengar selaku
ketika penyiar menyesuaikan diri dengan bahasa yang digunakan oleh pendengar
seperti penggunaan bahasa daerah, dan juga terdapat peraturan tentang durasi
lama menelpon, dan hanya lagu dangdut yang diperbolehkan untuk di-request
oleh pendengar.
Meski telah ada peraturan tentang lama menelpon, terkadang ada saja
agar berbicara secukupnya saja karena masih banyak pendengar lain yang juga
ingin bergabung. Pada saat inilah penyiar merancang pesan untuk mengingatkan
84
pendengar dengan bahasa yang sebisa mungkin sopan dan tidak menyakiti
perasaan pendengar, yang termasuk pada logika retorika. Asri Aulia mengatakan,
“Ya, kalo ada yang nelponnya kelamaan gitu paling saya ingetin aja pake
bahasa yang sopan. Mohon maaf ya pak, di belakangnya masih ada lagi yang mau
telpon. Kan kasian nanti ngga kebagian. Makasih ya udah request lagunya, nanti
bakal langsung diputerin. Nah, contohnya kira-kira kaya gitu. Biar gimanapun
jangan sampe nunjukin kalo kita ini kesel sama pendengar, nanti yang ada mereka
penggunaannya pada saat membuka dan menutup acara saja, di mana belum
pendengar pada acara tersebut. Terlebih lagi acara Goyang Senggol dibawakan
Pada program acara “Hits Request”, hampir sama dengan acara “Goyang
Acara ini merupakan program acara request lagu pop Indonesia yang mengudara
setiap hari Senin sampai Jum‟at, mulai dari jam 15.00 sampai jam 17.30 sore,
yang dibawakan oleh Vina Asmara. Pada program acara yang dibawakannya,
pendengar banyak yang menelpon pada saat awal-awal hingga pertengahan acara
saja. Sedangkan menjelang akhir acara, pendengar lebih sedikit yang berinteraksi.
85
Cara perancangan pesan atau persiapan yang dilakukan oleh Vina Asmara
yaitu dilakukan pada saat sebelum melakukan siaran. Penyiar terlebih dahulu
menyiapkan berita online yang akan dibacakan pada “Kilas Berita Ramaloka”
yang akan disampaikan satu jam sekali. Selain itu, penyiar juga melihat informasi
ringan terkini melalui media sosial online baik itu melalui instagram, facebook,
twitter, ataupun mencari melalui penelusuran google. Hal ini dilakukan karena
pada saat tidak ada pendengar yang menelpon, informasi yang didapat tersebut
“Pendengar acara Hits Request itu banyak yang request dan kirim-kirim
salam pas opening sampe pertengahan acara. Kalau udah mau ke akhir biasanya
emang dikit yang nelpon. Tapi ya, yang request emang ada aja. Biasanya saya
akalin dengan ngasih tips, informasi, sambil terus ngajak mereka. Kalo ngga ada
Berkaitan dengan teori logika pesan, logika yang digunakan pada acara
penyiar dan pendengar melalui saluran telepon. Pada acara ini juga terdapat aturan
seperti pendengar harus menyebutkan nama dan alamat, waktu pendengar untuk
menelpon dibatasi agar memberi kesempatan pada pendengar lain yang ingin
menelpon, serta pendengar hanya diperbolehkan merequest lagu pop terbaru dari
ekspresif di mana penyiar berbicara tanpa ada pendengar sebagai lawan bicaranya,
dan hanya menyampaikan informasi tanpa ada feedback dari pendengar. Informasi
informasi yang dibawakannya. Hal tersebut juga merupakan cara menarik minat
pendengarnya dengan penyampaian pesan yang bersifat terbuka dan reaktif untuk
terus memancing pendengarnya bergabung. Jika tidak ada penelpon yang masuk,
Berikut ini kesamaan dan perbedaan secara umum pada program acara
Dangdut Pop
Memutarkan lagu terlebih dahulu Memutarkan lagu terlebih dahulu
sebelum membuka acara untuk menarik sebelum membuka acara untuk menarik
perhatian pendengar. perhatian pendengar.
Wajib membacakan “Kilas Berita Wajib membacakan “Kilas Berita
Ramaloka” setiap satu jam sekali pada Ramaloka” setiap satu jam sekali pada
program acara yang dibawakan program acara yang dibawakan
Lebih banyak berinteraksi dengan Pendengar banyak yang menelpon pada
pendengar. karena lebih banyak saat awal-awal hingga pertengahan
pendengar yang menghubungi melalui acara saja. Sedangkan menjelang akhir
telepon. acara, biasanya pendengar lebih sedikit
yang berinteraksi
Selain “Kilas Berita Ramaloka”, tidak Selain request dan kirim-kirim salam,
ada informasi atau tips khusus yang terkadang ada informasi khusus yang
disampaikan, hanya melayani request disampaikan. Terutama ketika sedikit
dan kirim-kirim salam saja. pendengar yang menelpon.
Kebanyakan pendengarnya berusia Pendengarnya lebih banyak berusia
dewasa, pekerja, dan ibu rumah tangga. remaja. Meskipun ada beberapa
87
bergabung, sedangkan pada acara “Hits Request” yang dibawakan oleh Vina
Asmara lebih sedikit pendengar yang bergabung. Hal ini menjadikan acara
“Goyang Senggol” lebih berfokus pada pendengar aktif, dan informasi menjadi
berkurang. Sedangkan “Hits Request” lebih berfokus pada pendengar pasif dengan
Dedi selaku Station Manager yang lebih paham mengenai Radio Ramaloka
menargetkan pada pendengar aktif sehingga program acara yang saat ini ada
acara yang tidak ada interaksi dengan pendengar di dalamnya. Seperti yang beliau
katakan bahwa,
“Saya pikir siaran di radio Ramaloka ini seharusnya lebih dominan yang
memang pada program acara dangdut itu interaktifnya lebih terasa karena
pendengar yang interaksinya lebih banyak. Untuk program acara pop, tetap ada
interaksi tetapi tidak seperti acara dangdut yang sangat banyak pendengar
interaktifnya.”
jelas dari selera musik pendengarnya. Meskipun ada program acara yang
memutarkan lagu pop, tetap lagu dangdut lebih banyak diminati oleh pendengar
radio ini.
sekitarnya. Pada saat memberi informasi kepada pendengarnya, baik itu seputar
theater of mind ini penyiar sedang membayangkan apa yang sedang dipikirkan
oleh pendengarnya.
Khususnya pada program acara “Rehat” yang dibawakan oleh Asri Aulia,
penyiar yang juga membawakan acara yang berisi tips dan informasi ini
kepada tips atau informasi yang akan disampaikannya. Tetapi terlebih dahulu
89
mind. Logika pesan yang digunakan oleh Asri Aulia pada acara “Rehat” adalah
imajinasinya.
Logika pesan yang digunakan pada radio PBS FM yaitu logika ekspresif,
di mana penyiar berbicara tanpa ada pendengar sebagai lawan bicaranya, dan
melalui sms dan media sosial facebook. Logika konvensional pada radio PBS
hanya terjadi pada program acara musik dangdut di mana pendengar dapat
Ramaloka FM
Dari segi usia dan karakter penyiar, baik Asri Aulia dan Vina Asmara
pendengarnya berusia dewasa. Begitu pula dengan Vina yang masih berusia 21
berusia muda.
dewasa mempunyai ciri khas dan karakter yang lebih menonjol pada program
90
acara tertentu. Meskipun Asri juga membawakan acara musik pop Indonesia, akan
musik dangdut. Sehingga ketika Asri membawakan acara “Hits Request” ketika
penyiar pada acara tersebut berhalangan hadir, pendengar jadi kurang berminat
untuk berinteraksi.
“Kaya saya gini nih kan orang lebih kenal saya sebagai penyiar acara
dangdut, saya pernah bawain acara “Hits Request” ketika penyiarnya berhalangan
hadir. Kendalanya kadang ketika saya bawain program acara pop itu ada aja
pendengar yang request lagu dangdut. Padahal itu acara untuk musik pop. Ya,
mungkin image nya saya tuh bawain lagu dangdut. Dan saya emang lebih ngerasa
bahwa Asri Aulia mempunyai karakter suara yang dewasa dan mampu
berkomunikasi dengan bahasa Sunda dan Jawa Serang ketika berinteraksi dengan
guru paud memiliki pendapat sendiri tentang cara Asri Aulia membawakan acara.
Yati mengatakan bahwa suara dari Asri Aulia nyaman untuk didengarkan.
“Teh Asri itu suaranya enak didengerin. Cara ngomongnya juga enak, saya
biasa request lagu dangdut. Kadang saya pake bahasa Sunda juga pas request
lagu. Kalau menurut saya sih Teh Asri itu cocok juga nyampein informasi di acara
91
rehat. Acara rehat biasanya saya dengerin ketika saya lagi santai atau pada saat
kebanyakan pendengarnya berusia muda juga. Selain itu, Vina juga lebih
terkadang pendengar dewasa juga ada yang menelpon untuk berinteraksi dengan
penyiar.
bulan. Ya, tapi saya bisa menyesuaikan diri kalau harus berhadapan dengan
pendengar yang lebih dewasa dari saya. Paling saya lebih ke penggunaan bahasa
yang lebih sopan aja, kalo pendengarnya dewasa. Misalnya kalau ibu-ibu
dipanggilnya mamah. Beberapa ada yang Vina udah tau sih kalau pendengarnya
sering nelpon. Beda sama kalo sama pendengar yang muda atau seumuran ya, bisa
Ramaloka FM, tetapi Vina cukup mampu melakukan siaran dengan baik.
ataupun naskah.
92
Rudi, salah satu pendengar aktif mengatakan bahwa Vina sebagai penyiar
baru masih memiliki kekurangan dan masih belum akrab karena belum lama
“Kalau Vina itu saya masih belum begitu akrab karena baru sekali ketemu
langsung di sini. Terus, menurut saya dia masih agak kaku cara ngomongnya pas
siaran. Ya, tapi walaupun begitu semakin ke sini udah semakin baik sih.
dapat disimpulkan bahwa baik Asri Aulia maupun Vina Asmara keduanya
memiliki ciri khas dan karakter tersendiri. Asri yang pembawaannya dewasa,
pembawaan anak muda-nya yang membawakan program acara request musik pop
kekurangan tersendiri. Seperti Asri Aulia yang lebih dikenal sebagai penyiar acara
dangdut, sehingga kurang disukai ketika membawakan acara request lagu pop.
Dan Vina Asmara yang merupakan penyiar baru masih belum begitu dikenal,
selain itu, Vina hanya menguasai musik pop saja, sehingga tidak menguasai jika
Seperti dijelaskan pada bab II, terdapat kendala atau hambatan pada proses
acara request lagu saja menjadi keterbatasan bagi pendengar untuk berinteraksi
dengan penyiar pada acara yang mengkhususkan diri pada tips dan informasi.
Meskipun penyiar telah membawakan acara dengan baik, tetapi komunikasi yang
berlangsung hanya menjadi satu arah saja karena pendengar tidak dapat
1. Hambatan Semantik
hambatan semantik atau hambatan yang terjadi karena penggunaan bahasa terjadi
yang tidak dimengerti oleh penyiar acara tersebut. Contohnya saja ketika acara
“Hits Request”, ada salah seorang pendengar yang berbicara dengan bahasa Jawa
Serang yang tidak dimengerti oleh Vina Asmara selaku penyiar acara tersebut.
Vina yang tidak mengerti bahasa Jawa Serang itu sempat kebingungan namun
94
2. Hambatan Mekanis
Gangguan ini berasal dari peralatan siaran yang tidak berfungsi dengan
baik. Pada radio Ramaloka FM, terjadi ketika ada masalah pada pemancar. Ketika
pemancar tersambar petir yang disebabkan oleh cuaca buruk, sehingga radio
Ramaloka FM tidak bisa mengudara. Bahkan ketika sudah diperbaiki pun, saat ini
pemancar radio ini hanya bisa menjangkau wilayah Kota Serang dan sekitarnya
Selain itu, gangguan juga dapat terjadi ketika suara dari pendengar tidak
terdengar jelas disebabkan oleh buruknya sinyal telepon sehingga penyiar tidak
dapat mendengar suara penelpon dengan jelas. Komputer yang ada di ruang siaran
ingin mencari informasi melalui internet. Seluruh peralatan siaran ini sangat
2. Hambatan Ekologis
riuh orang-orang atau kebisingan lalu lintas, suara hujan atau petir, dan lain-lain.
Pada hambatan jenis ini, tidak terjadi pada penyiarnya karena penyiar berada di
95
studio yang ada pada lokasi yang baik untuk berkomunikasi dengan pendengarnya
karena tidak ada gangguan. Hambatan ekologis ini hanya dapat terjadi pada
3. Prasangka
di radio Ramaloka FM. Pada hambatan jenis ini, pendengar telah terlebih dulu
memiliki kecurigaan terhadap penyiar sehingga dapat terjadi salah persepsi atau
jika penyiar tersebut dapat meyakinkan pendengar dan memberi kesan yang baik
maka proses komunikasi antara penyiar dan pendengar dapat berlangsung dengan
baik.
Prasangka dapat terjadi ketika penyiar mempunyai ciri khas dan karakter
yang lebih menonjol pada program acara tertentu. Sehingga pendengar akan
“Kaya saya gini nih kan orang lebih kenal saya sebagai penyiar acara
dangdut, sedangkan di radio Ramaloka ini kan satu penyiar bisa pegang beberapa
program acara. Pernah saya bawain acara “Hits Request” ketika pendengarnya
berhalangan hadir. Kendalanya kadang ketika saya bawain program acara pop itu
ada aja pendengar yang request lagu dangdut. Padahal itu acara untuk musik pop.
96
Ya, mungkin image nya saya tuh bawain lagu dangdut. Dan saya emang lebih
disebabkan oleh hal teknis yang diakibatkan dari peralatan siaran yang digunakan,
dan dari karakter penyiar itu sendiri. Untuk hambatan yang lain seperti semantik,
tidak begitu sering terjadi karena penyiar di radio Ramaloka FM hampir semuanya
menguasai bahasa daerah yang digunakan oleh pendengar, kecuali Vina Asmara
pada program acara radio ini dituntut untuk banyak melakukan interaksi dengan
yang berisi request saja. Sedangkan untuk program acara yang berisi informasi
Program acara yang diamati oleh peneliti yaitu acara “Goyang Senggol”
pada acara request dangdut, dan acara “Hits Request” pada acara request pop.
Selain itu, peneliti juga mengamati proses berjalannya siaran acara “Rehat” untuk
acara yang tidak membuka interaksi. Berikut ini merupakan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti kepada penyiar radio Ramaloka FM pada saat melakukan
terlebih dulu membacakan Kilas Berita Ramaloka yang beritanya didapat dari
97
media online. Setelah itu, baru kemudian penyiar memutarkan lagu sebelum
menyapa pendengar dan berharap agar pendengarnya tetap ada dalam keadaan
pendengarnya yang ingin bergabung untuk request lagu dan kirim-kirim salam
melalui line telepon. Karena sudah ada pendengar yang menelepon, penyiar pun
tersebut. Berikut kalimat yang disampaikan oleh penyiar pada saat membuka
acara:
Opening :
“Selamat pagi menjelang siang Sobat Ramaloka. Senang sekali saya Asri Aulia
bisa hadir kembali menemani Sobat Ramaloka di pagi hari ini sampai jam 12
siang nanti. Dan tentu saja kita bertemu di acara Goyang Senggol di edisi hari ini
Senin, 15 Agustus 2016. Terima kasih kepada Sobat Ramaloka yang selalu setia
bergabung bersama kami, dan yang selalu kami harapkan Sobat Ramaloka di pagi
hari ini dalam kondisi yang baik. Dalam keadaan sehat wal‟afiat, dalam lindungan
Yang Maha Kuasa. Untuk anda yang mau bergabung tentu kami persilakan seperti
biasa di line telepon 200446. Udah lah, tanpa basa-basi langsung aja, ada siapa nih
di 200446 nih”
Pendengar : “Halo juga. Selamat pagi menjelang siang Teh Asri. Apa kabar?”
Pendengar : “Pengen denger lagu ini nih, jadul. Kok Begitu saja Kok Marah”
Pendengar : “Buat Kang Rudi, sama emanya yah. Semoga punya kabar sehat.
Buat Mas Edi, udah ngedengerin ngga itu ya. Apa lagi di pasar ya. Selamat pagi
menjelang siang Mas Edi. Semoga sehat selalu, terus buat dimana lagi nih. Buat di
Kubang Kemiri dulu ya, buat Firman, buat Aan. Buat semuanya aja di Kubang
Kemiri ya. Terus buat Andi, Fahri, Kang Deni, semuanya aja. Terus yang di
Cipocok Mamah Ana lagi ngapain. Semoga punya kabar sehat ya.
Penyiar : “Iya, maaf ya. Segitu aja dulu kirim salamnya. Kasian yang di belakang
Wssalamu‟alaikum”
Penyiar : “Wa‟alaikum salam. Terima kasih. Ada Pak Encun di kawasan Taman.
Itu adalah salah satu dialog antara penyiar dengan pendengar yang terlalu
lama menelpon, sehingga harus dihentikan. Pendengar tersebut ada yang terlalu
lama menelpon sehingga penyiar pada akhirnya harus menegur secara halus
kepada pendengar tersebut karena di belakangnya masih banyak yang juga ingin
bergabung.
Kemudian, selama durasi tiga jam dari awal hingga akhir acara, setiap
segmennya selalu ada saja pendengar yang menelpon. Sehingga penyiar tidak
99
selalu terus mengajak pendengar untuk bergabung. Penyiar juga seperti telah
mengetahui setiap nama pendengar yang menelpon untuk request lagu dan kirim
salam. Hal ini dapat diketahui karena seringkali penyiar tidak lagi menanyakan
siapa nama pendengar tersebut dan langsung akrab dengan sendirinya. Pendengar
juga sangat bersemangat pada saat berinteraksi dengan penyiar. Bahkan, salah
satu dari Bahasa yang digunakan pada saat penyiar berinteraksi dengan
Namun seringkali penyiar juga menggunakan bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa
Serang ketika pendengar juga menggunakan bahasa tersebut. Dalam hal ini,
banyaknya pendengar yang ingin bergabung, penyiar pada program acara ini
hanya melayani request lagu dan kirim-kirim salam dari pendengar saja. Tidak
ada penyampaian tips ataupun informasi khusus pada acara ini. Penyampaian
informasi berupa berita hanya disampaikan pada Kilas Berita Ramaloka saja.
edisi hari ini, Senin, 15 Agustus 2016. Dan akhirnya saya Asri Aulia mohon pamit
undur diri dari ruang dengar Sobat Ramaloka semua ya. Dan tak lupa kami
ucapkan terima kasih atas perhatian dan partisipasi Anda. Selamat siang, sampai
lagu pop terbaru dari tahun 2012 sampai 2016. Selain itu, penyiar juga
menyebutkan nomor telepon yang dapat dihubungi, setelah itu kemudian langsung
ada penelpon yang masuk. Berikut narasi yang disampaikan oleh penyiar,
bersama Anda. Siapa lagi kalau bukan Vina Asmara ya. Sore hari ini di acara Hits
Request edisi hari Kamis tanggal 18 Agustus 2016. Seneng banget nih Vina bisa
menyapa Sobat Ramaloka. Kayanya kita udah lama ya ngga ketemu. Oke, buat
Sobat Ramaloka yang mau request lagu dan kirim salam bisa langsung aja ke
200446 ya. Sore hari ini Vina bakal puterin lagu pop Indonesia dari tahun 2012
semangat 45.”
Penyiar : “Oke, ada Iwan. Bukan Iwan Fals ya. Lagunya Noah, Andai”
101
pendengar pada acara tersebut. Ketika pendengar mulai sepi, penyiar memberi
informasi berkaitan dengan acara HUT Kemerdekaan RI. Ketika memang benar-
benar tidak ada yang request, penyiar memutarkan lagu sesuai keinginan penyiar
itu sendiri. Berikut ini narasi dari penyiar ketika menyampaikan informasi,
Penyiar : “Selamat sore Sobat Ramaloka yang masih stay tune terus di acara Hits
Request. Seperti biasa nih, yang mau request lagu bisa ke 200446 ya. Sobat
Ramaloka, tau gak sih kalo negara kita ini dibanggakan dengan diraihnya medali
emas oleh ganda campuran badminton ya. Lilyana Natsir dan Tantowi. Pokoknya
selamat ya buat Indonesia. Memberi hadiah terbaik di hari ulang tahun Indonesia
ke 71. Semoga Indonesia makin jaya, makin bahagia, makin ceria. Dan semuanya,
masih Vina tunggu sampai jam 6 sore nanti di 96,5 Ramaloka FM.
Selain itu, penyiar juga membacakan Kilas Berita Ramaloka setiap satu jam sekali
dengan bahan berita yang bersumber dari media online yang telah disiapkan
sebelumnya. Sampai akhirnya acara “Hits Request” ditutup pada pukul 18.00
Closing : “Selamat sore Sobat Ramaloka. Selesai sudah Vina nemenin Sobat
Ramaloka di acara Hits Request, edisi hari Kamis, 18 Agustus 2016. Dan akhirnya
102
saya Vina Asmara mohon undur diri. Sampai ketemu di acara Hits Request edisi
berikutnya ya. Terima kasih atas perhatian dan partisipasi Sobat Ramaloka
Sobat Ramaloka semuanya? Semoga sehat selalu tidak kurang suatu apa pun ya.
Ditunggu Sobat Ramaloka sama saya, Asri siang hari ini di acara Rehat edisi
Kamis, 18 Agustus 2016. Seperti biasa, di Rehat banyak sekali tips-tips dan
jangan kemana-mana. Tetep stay di 96,5 Ramaloka FM, Sobat Anda di Segala
Suasana.”
Isi : “Sobat Ramaloka, ngomongin tentang family atau keluarga adalah dasar
hidup seorang manusia. Ketika kita lahir ke dunia ini, yang pertama kita lihat
adalah orang tua kita. Ibu sama ayah, segala tingkah laku yang pasti dipengaruhi
oleh orang tua kita. Keberadaan keluarga menjadi salah satu elemen penting
dalam hidup kita. Untuk itu, kita harus menjaga keluarga agar menjadi keluarga
pertama sehat. Kesehatan adalah salah satu hal utama dalam diri manusia.
Sebagai orangtua, berikanlah kebutuhan gizi yang baik bagi anak. Kita bisa
memberikan hidangan empat sehat lima sempurna. Tapi jangan lupa untuk
memperhatikan kesehatan ya. Yang kedua adalah maju. Maju bisa diartikan
melakukan perencanaan dana baik untuk kebutuhan saat ini maupun masa depan
anak-anak. Selain itu, maju juga bisa berarti secara pendidikan. Kita harus
Sisihkan waktu setiap hari untuk mendengarkan cerita pekerjaan pasangan atau
anak kita saat sedang di sekolah. Keluarga yang harmonis juga dapat membuat
jiwa kita lebih sehat. Dan terakhir adalah Mengatur Jarak Usia Anak Pengaturan
jarak usia anak penting untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. Ini karena
keluarga. Bagaimana cara mengatur jumlah anak agar ideal? Penggunaan alat
kontrasepsi bisa menjadi solusi. Pilihlah metode jangka panjang yang praktis dan
aman, yaitu IUD dan implan. IUD dipasang dalam rahim untuk menghambat sel
sperma sehingga tidak mampu mencapai sel telur. Sementara implan dipasang di
kulit lengan atas untuk mencegah pelepasan sel telur dengan sel progesteron serta
mengentalkan lendir rahim. Jadi itu ya, idealnya keluarga yang berkualitas.”
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pendengar.
penyiar dan pendengar. Selain itu, penyiar juga menyesuaikan bahasa yang
digunakan oleh dengan pendengar. Terdapat juga aturan pada saat terjadi
banyak terlihat pada acara dangdut saja. Pada acara pop Indonesia, lebih
Selain itu, logika ekspresif lebih banyak digunakan pada acara yang berisi
tips dan informasi di mana tidak terjadi interaksi antara penyiar dengan
104
105
pendengar, namun acara ini tidak sebanyak acara yang membuka interaksi.
3. Dari segi karakter, baik Asri Aulia maupun Vina Asmara keduanya
Aulia yang lebih dikenal sebagai penyiar acara dangdut, sehingga kurang
disukai ketika membawakan acara request lagu pop. Dan Vina Asmara
yang merupakan penyiar baru masih belum begitu dikenal, selain itu, Vina
hanya menguasai musik pop saja, sehingga tidak menguasai jika harus
5.2 Saran
dibawakan.
berlatih lagi agar bisa saling melengkapi, dan untuk penyiar baru ada
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar Edisi Revisi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan
Kualitatif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Arifin, Anwar. 2004. Strategi Komunikasi Sebuah Pengatar Ringkas. Bandung : Armico.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana.
Erdinaya & Ardianto. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa
Rekatama Media
Hidayat, Dedy N. 2003. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik.
Jakarta : Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.
McQuail, Dennis. 2005. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.
Morrisan, Andy Corry Wardhany. 2009. Teori Komunikasi tentang Komunikator, Pesan,
Percakapan, dan Hubungan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Prayudha, Harley. 2005. Radio: Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktik Penyiaran.
Malang : Bayumedia Publishing.
Prayudha, Harley. 2006. Penyiar It’s Not Just A Talk. Malang : Bayumedia Publishing.
Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Jakarta :
Rineka Cipta.
Ruslan, Rosady. 2006. Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Severin, Werner J. 2011. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan di Media
Massa Edisi Kelima. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Syaifuddin, Didin. 2005. Radio Siaran. Sidoarjo: Selaras Dua Berdikari Entertain.
Uchjana Effendy, Onong. 1990. Radio Siaran : Teori dan Praktek. Bandung : Penerbit
Mandar Maju.
Uchjana Effendy, Onong. 2005. Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta : Indeks.
Zuriah, Nurul. 2009. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori dan Aplikasi.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Sumber lain :
Utari Satyawati Seminingrat. Fungsi Bahasa dalam Strategi Komunikasi Penyiar PBS
(Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2011)
http://komunikasi.us/index.php/course/perkembangan-teknologi-komunikasi/2918-
perkembangan-radio-dalam-kalangan-masyarakat-modern diakses pada tanggal 13
Juli 2014
110
LAMPIRAN 1
Informan 1
Agama : Islam
Informan 2
Agama : Islam
Informan 3
Agama : Islam
111
Informan 4
Agama : Islam
LAMPIRAN 2
Informan 1
Agama : Islam
Informan 1
Agama : Islam
LAMPIRAN 3
PEDOMAN WAWANCARA
1. Key Informan
B. Penyiar
2. Informan Pendukung
LAMPIRAN 4
TRANSKRIP WAWANCARA
Memang betul, karena saya ngerekrut penyiar itu kan, dia pegang acara apa. Ngga
mungkin dong dia yang mandu acara pop yang otomatis didengar sama anak
muda, dipegang sama penyiar yang sudah dewasa. Rata-rata emang udah senior.
Tapi yang yunior itu ya nufus. Dia itu usianya 22 tahun. Jadi, penunjukan penyiar
itu disesuaikan dengan program acara. Maksudnya gini, kalau peruntukannya
acara ini untuk anak muda, yang kita rekrut adalah anak muda yang megang acara
itu. Kenapa? Kalau yang megangnya bukan anak muda tidak menjiwai acara itu.
Acara dangdut, harus yang dewasa. Acara lagu-lagu etnik juga sama. Lalu acara
yang mengangkat masalah informasi harus yang wawasannya bagus. Tidak
mungkin yang oon ditempatin disitu. Acara talkshow sama. Kita pilih mereka
yang benar-benar menguasai. Kalau kita nurunin penyiar yang tidak menguasai
program acara, ngga bisa jalan. Jadi artinya, kalau ditanya dominan mana antara
anak muda dan dewasa memang dewasa. Kebanyakan kita di sini memang sudah
pernah siaran di radio lain. Sudah tahunan. Model kaya saya kan (bayu) dari 92
udah siaran. Aji dari 80-an udah siaran. Cuma walaupun mereka usianya segitu,
tapi kita tempatkan di acara yang bisa dia pandu. Kalau acara anak muda, saya ga
akan nyuruh karena ga akan menjiwai.
Di saat penyiar inti yang acara anak muda itu tidak bisa siaran, baru mau tidak
mau yang senior turun. Tapi kan nantinya di situ ngga greget, karena kan dia ngga
biasa pake bahasa anak muda. Beda dengan yang anak muda kan udah biasa pake
(bahasa) anak muda. Bahasa gaul. Jadi artinya apakah acara lagu-lagu yang
dikhususkan untuk anak muda bisa dipandu oleh dewasa, bisa. Kalau misalnya
penyiar utamanya lagi sakit, lagi ada urusan keluarga. Kita kan ngga tau. Begitu
juga dengan acara dewasa, bisa dipandu sama anak muda kalau si penyiar intinya
116
itu tidak bisa masuk. Jadi fleksibel di radio itu. Makanya saya menekankan ke
teman-teman di radio itu harus bisa menguasai semua acara. Karena penyiar yang
jago itu dia bisa mandu acara khusus dewasa, anak muda, lalu talkshow, lalu acara
yang berita. Itu yang seperti itu baru yang namanya penyiar kelas satu. Nufus,
gilang, ega, masih termasuk muda kan. Muda itu kan patokannya 30 ke bawah
kan. Kalo saya, 30 itu masih bisa mandu acara anak muda. Terlalu muda juga
ngga bagus. Kalau yang tiga itu bisa hadir, misal yang satu ngga bisa hadir. Yang
lainnya bisa, ya mereka gantiin. Tapi kalo tiga-tiganya ngga bisa hadir ya otomatis
kita yang turun. Karena kita kan ngga bisa prediksi. Model tahun baru kemarin 5
orang ijin. Ya pada saat itulah sudah tidak mementingkan lagi yang mandu acara
itu anak muda atau dewasa. Jadi dikondisikan siapa yang bisa. Saya kan ngga
mungkin ngerekrut dalam waktu yang singkat.
Telepon dan sms kalau untuk sekarang. Untuk website untuk sementara kita ngga.
Facebook iya, bisa. Cuman kan kita yang pake media sosial itu kan twitter sama
facebook. Cuman itu untuk acara tertentu aja saya pakai. Misal untuk acara hits
request, acara request-an lagu pop, acara request-an lagu iwan fals baru kita buka.
Kalau mau jujur, antara pendengar musik dangdut, pendengar musik etnik,
pendengar musik pop, dan barat lebih ramean dangdut, etnik. Dibandingkan
dengan pop dan barat. Itu animo nya kurang. Makanya kita buka facebook dan
twitter untuk memfasilitasi mereka yang mau bergabung di request an lagu pop
karena responnya kecil. Kalau kita buka facebook dan twitter di acara dangdut
sama etnik, keteteran. Ya harus buka telepon. Jadi media sosial itu kita batasi
untuk acara-acara yang responnya kurang. Nah dari situ itu kan ketauan minat
pendengar serang ke musik apa itu kan ketauan dari acara itu. Bisa didengar setiap
jam 3 sore yang masuk itu jarang di acara pop itu. Artinya musik ini kurang
digemari. Nah sekarang kenapa dulu waktu di bawah tahun 2000-an acara apa aja
bisa rame. Internet belum booming, televisi swasta belum banyak. Radio di
Serang cuman dua, pbs sama ramaloka. Otomatis kita bikin acara apa aja itu yang
nelepon banyak. Nah kalo sekarang, radio udah kaya jamur, akses internet
semakin mudah, televisi swasta makin banyak, orang udah kepecah-pecah. Jadi
117
kalo ada yang nanya, kok sekarang bikin acara agak susah yah. Salah satunya ya
itu. Kenapa kita mempertahankan musik etnik dan dangdut, karena itu yang
digemari. Makanya kita pertahankan. Setiap radio itu bikin program sudah
berdasarkan survey, sudah berdasarkan langsung nanya ke audiens. Ngga semena-
mena kita bikin acara.
Tidak. Atau apa yang menjadi ciri khas radio ini sehingga menarik minat
pendengar? Yang jadi ciri khas kita itu ya multi-segment. Semua jenis musik kita
ramu. Cuma berdasarkan presentase. Misal orang serang doyannya apa, dangdut.
Kita adain acara dangdut. Ada juga sekian persen yang suka pop. Kita adain.
Cuman kalo ditanya, apa ciri khasnya ramaloka. Ya kita lebih mengedepankan
lagu-lagu yang sesuai pendengar kita. Dangdut, lalu lagu-lagu daerah, lagu sunda,
ada tarling, gitu kan. Makanya pendengar kita loyal. Kita ngga ditinggalin. Salah
satu contohnya, kenapa radio kita banyak pendengar, kita selalu ngadain event. Di
antaranya yang kemaren hari Sabtu, malam silaturahmi. Terus tour, terus acara
halal bihalal. Cuman kalo di tanya ciri khasnya apa sih? Ciri khasnya ya kita
meramu musik sesuai dengan selera pendengar. Makanya radio kita ngga
kekurangan pendengar. Dan kita bisa menempatkan di jam-jam mana saja acara
ini cocok disimpen. Kenapa multi-segment? Karena saya pengen merangkul
semua pendengar untuk dengerin Ramaloka. Yang suka dangdut, di jam sekian,
yang suka lagu pop di jam sekian, yang suka lagu barat di jam sekian. Tapi, kalau
bicara menengah ke bawah. Saya lebih konsen ke program yang menengah ke
bawah seperti dangdut, lagu etnik (tarling, sunda, minang). Itu salah satu caranya.
Hiburan yang paling tinggi. Hal yang berisi informasi dan religi paling 10 persen.
Kita ngakalin agar pendengar tidak dijejali konten yang berat sehingga menjadi
pindah channel. Ada yang lebih dari segitu. Mereka yang bisa hidup dengan
talkshow dan berita. Dan di Serang itu belum ada.
Kita sudah ada database, cuma sekarang tuh ada istilah satu pendengar itu bisa
mendengar beberapa radio. Jadi sudah tidak ada istilah pendengar setia.
Pendengar ramaloka ya pendengar radio lain juga. Cuma kalau sekarang begini,
kalau seandainya radio itu disukai banyak orang dia pernah bikin program apa
118
saja. Kita ada acara halal bihalal, tour, buka puasa bersama. Yang radio lain tidak
bisa itu ngadain acara seperti itu.
Ada yang selalu aktif. Dari program ke program tuh ada yang itu-itu aja, tapi ada
juga yang baru. Karena kita kan ada ramaloka fans club, dan tidak semua radio
punya. Dan mereka yang loyal sama ramaloka itu selalu hadir dengerin.
Ya pasti ada lah. Gimanapun juga kan usia 40an sama usia 20an dari segi
bahasanya udah beda kan. Kita kan kalo ngomong bahasa gaul kan udah males.
Udah malu sendiri gitu kan. Ya cuman kan mau gimana lagi. Salah satunya kan
kalo emang yang tiga itu tidak bisa hadir. Itu jarang terjadi. Kalau memang benar-
benar ya urgent banget lah baru gitu. Dan itu jarang terjadi.
Perekrutan sering, saya sering sebar di FB. Sering kita buka lowongan juga kita
informasiin di radio. Nah terutama saya nyari yang masih fresh, masih muda.
Cuman kendalanya sekarang adalah sering kita buka lowongan responnya sedikit.
Responnya kurang bagus. Masalahnya yang kita cari itu freelance. Bukan penyiar
tetap. Artinya dia siaran kita gaji, kita bayar. Ngga siaran ya ngga ada. Kenapa
saya pilih freelance? Ya kan namanya orang kan cari penghasilan. Kalo freelance
kan di sini ngga seberapa. Terus jadi penyiar tetap di sini juga kalo awal-awal juga
kan ngga seberapa. Makanya kita kasih kebebasan kamu di sini siaran seminggu
sekian. Selebihnya silakan kamu cari usaha lain. Yang penting pada saat kamu
siaran, saya taunya kamu ada. Adapun dia punya usaha lain silakan. Tapi dia
harus komit di radio ini dan tidak bisa yang namanya penyiar itu ngambil dua
radio. Acak-acakan, ngga bakalan bisa itu dari dulu.
Dulu mah ada 12 penyiar. Cuman kan sekarang efisien, ini artinya ya kalo emang
bisa ditangani dengan 9 orang itu ya sudah. Karena kan yang keluar itu kan yang
mandu acara sunda. Yang mandu acara Minang Maimbau juga keluar. Terus yang
mandu acara pop juga ada yang keluar. Itu kan hak mereka, kita kan ngga bisa.
Cuman saya pikir dengan 9 itu udah mengcover. Sudah bisa mengatasi semuanya.
Kalau ditanya masalah itu sih relatif. Kalau sekarang sih kita udah ngga bisa
pastiin. Tapi kalau untuk ramaloka Alhamdulillah. Iklan lokal ada, iklan nasional
ada. Cuma kalau untuk sekarang memang porsinya sudah jauh berkurang. Kalau
119
dulu itu sejam kita bisa muter di atas 20 iklan, udah 10 iklan aja udah bagus.
Kalau dulu kita ngga pernah muter iklan lokal, sekarang banyak muter iklan lokal.
Karena ya kondisinya iklan nasional itu sudah tidak melirik radio. Dan kalaupun
melirik radio, nominalnya kecil. Cuma ya kita masih bisa hidup lah, dari iklan itu.
Orang klien kan begini, sebelum masang iklan di satu radio, dia tanya dulu dia
minta company profile dulu. Nanti dia baca. Nah kalau menurut mereka cocok,
mereka pasang. Artinya mereka pasang di salah satu radio memang sudah
menyesuaikan produk ini cocok untuk segmen radio ini yang menyasar menengah
ke bawah atau menengah ke atas. Sekarang pinter-pinter klien itu, ya ngga asal
masang di radio Anda tanpa mereka pelajari company profile dulu.
10. Apakah ada program acara yang kurang diminati pendengar? Apa yang
kemudian dilakukan terhadap program acara tersebut?
Untuk program acara berbahasa minang tadinya ada 2 penyiar, sekarang jadi ada 1
penyiar aja. Yang 1 ngundurin diri. Tadinya berpasangan, laki perempuan. Nah
yang perempuan ini ngundurin diri. Jadi cuman dipandu sama satu orang aja.
Tadinya juga di acara sunda, ada dipandu sama yang namanya Layung. Karena
dia ada kesibukan, itu tadi saya bilang kan kalo memang ada tempat kerjaan yang
penghasilannya lebih mencukupi dibandingkan ramaloka silakan. Dia keluar.
Karena ga ada yang mandu, untuk sementara vakum acara ini. Saya tidak mau
blunder, daripada dipandu sama orang yang tidak bisa bahasa Sunda nanti kan
belepotan.
Yang pertama evaluasi. Kenapa acara ini ngga bisa digemari. Lalu kita tambahin
yang bisa menarik dari acara ini. Nah kalo misalnya sudah evaluasi, sudah kita
tambahin sama hal-hal yang menarik belum juga bisa menarik pendengar, artinya
ngga cocok ini program ini untuk radio kita. Otomatis harus diganti. Tapi ada juga
acara yang tidak diminati tapi dipertahankan. Kenapa? Harusnya kan kalau acara
sudah tidak diminati harusnya diganti gitu kan. Karena percuma. Tapi, pihak radio
ada pertimbangan lain. Terutama program director. Acara ini dibutuhkan tidak
untuk pendengar. Artinya model kaya berita ya, setiap pagi kan mulai dari jam 7
sampai jam 9 kita menyampaikan informasi dari media lokal ataupun dari internet.
Ngga ada yang suka. Tapi kita pertahankan. Karena kita punya kewajiban
memberikan informasi kepada pendengar. Kenapa acara ceramah di radio masih
dipertahankan? Sedangkan yang masuk paling satu dua. Karena kita berkewajiban
mencerdaskan pendengar kita dari sisi pengetahuan agama islam. Pengelola radio
harus punya tanggung jawab kepada pendengarnya memberikan sesuatu yang
bermanfaat dalam bentuk informasi dan siraman rohani.
120
Contoh acara yang kurang diminati: Bingkai (Bingkisan lagu spesial), itu karena
sdm nya tidak mampu karena saking cepatnya itu acara. Hanya beberapa yang
mampu. Dan beberapa yang mampu ini sudah kepecah di acara yang lain.
Akhirnya daripada dipaksakan itu tidak bisa jalan, sudah saya ganti. Diganti
dengan ramaloka top 10. Lagu-lagu sepuluh besar yang paling banyak digemari.
Itu juga sama, gayanya cepet. Jalan beberapa tahun. Tapi akhirnya keteteran juga.
Karena dia mandu nya kan harus enerjik banget. Daripada saya paksakan ngga ada
yang mampu, ganti. Jadi tetep yang namanya program tuh harus begitu. Ini bisa
dijalanin ngga. Walaupun bagus kalo ngga bisa dijalanini, ngga terpatok acara ini
ngga laku loh.
Ya lumayan lah, kalo dibilang sering sih ngga. Ada beberapa acara model kaya
bingkai, terus juga model kaya tadi top 10, lalu ada juga acara yang khusus berita.
Kalau setiap minggu kan kita dulu berikan informasi mengenai berita-berita
olahraga. Diambil dari internet. Nah itu juga ngga jalan. Udah saya hapus. Ada
beberapa lah, walaupun tidak sering begitu kan. Nah sekarang yang kita hentikan,
Gentra Parahyangan. Lagu-lagu Sunda. Contoh paling baru nih ya. Padahal
pendengarnya banyak. Animo orang yang nelepon sms banyak. Saya hentikan
karena yang mandunya sudah tidak konsen. Dia pindah ke asuransi. Dipaksakan
sama yang lain bahasa sundanya belepotan. Tidak menjiwai. Yang ada nanti
acaranya kurang greget. Makanya sebelum ada penggantinya. Saya tutup dulu itu
acara. Karena itu kan acara yang banyak didengar. Termasuk acara minang. Kalau
misalkan penyiar yang satu laginya ngundurin diri ya sudah saya hapus. Kan lucu
kalau acaranya minang ngomongnya bahasa Indonesia. Yang seperti ini acara
musik, acara talkshow. Acara talkshow itu kan pernah kita hentikan karena yang
jago mandunya keluar. Kalo kita paksakan acara talkshow. Bukannya informasi
yang benar yang didapat sama masyarakat, malah informasi yang ngga benar.
Orang tuh ngedenger talkshow bagaimana caranya agar mereka nyaman dengerin
acara talkshow. Diantaranya kan pemandunya itu kan harus ngeklik. Nguasain
materi. Bisa mancing pendengar masuk. Nah kalau kriteria itu tidak ada di penyiar
kita ngapain saya adain.
11. Pada suatu program acara, apakah program yang menyesuaikan penyiar,
atau sebaliknya?
Program acara menyesuaikan pendengarnya. Jadi program acara itu tidak akan
sama daerah yang satu dengan daerah lainnya. Karena seleranya kan beda-beda.
121
Masing-masing sdm, dalam hal ini penyiar itu mereka punya kemampuan masing-
masing. Ada yang dia cuman bisa mandunya acara request-an. Ada yang dia
cuman bisa mandunya acara talkshow. Ada yang dia bisa mandu semuanya. Nah
makanya di radio itu ada klasifikasi. Penyiar kelas 1, kelas 2, kelas 3. Yang c, dia
bisanya cuman mandu acara request-an. Yang b, dia bisa mandu acara request
sama talkshow. Nah, penyiar a dia bisa nguasai semua acara. Rate-nya juga beda.
Jadi misal kita ada acara talkshow. Tidak bisa sembarangan penyiar itu bisa
masuk. Kita pilih dulu penyiar yang bisa mandu acara ini mana. Dan program
director itu punya datanya. Jadi walaupun yang pada jam itu yang mandu yang
bisa acara request-an saya suruh keluar. Kamu keluar, yang mandu acara ini nih.
Kenapa? Kalau kita paksakan nanti blunder. Acara itu ngga hidup. Cuma kalau
untuk penyiar yang paling banyak disuka, otomatis penyiar yang mandu acara
request-an. Ngga akan pendengar suka penyiar yang mandu acara talkshow atau
pemandu acara yang khusus nyampein berita. Cuma itu tidak jadi permasalahan
buat kita. Di semua radio itu. Acara request-an itu kalau cowonya saya (bayu), aji,
ega, gilang. Terus kalau yang perempuannya itu ya vero. Cuma ya ada penyiar
perempuan yang khusus di request-an aja. Vero ini, dia khusus cuma di request-
an. Kalo di acara yang lain mati.
122
Wawancara Asri Aulia, Penyiar Acara Goyang Senggol dan Acara Rehat
2. Program acara apa saja yang Anda bawakan di radio Ramaloka? Seperti
apa program acaranya?
Acara Goyang Senggol. Acara yang memutarkan lagu dangdut. Dan pendengar
bisa request lagu juga. Jenis lagunya bisa dangdut koplo, remix, cha-cha, dangdut
asli, di sini kita buka line telepon. 2 penelepon. Kemudian ada sisipan informasi,
tips kesehatan, tips dunia kerja. Tergantung dari penyiarnya itu sendiri untuk
menyiapkan bahan untuk siaran.
Untuk promo program kita udah bikin spot iklannya, jadi sebelum acara itu
ditayangkan, kan jam 9 sampai jam 12. Dari jam 7 sampai jam 8 acara itu sudah
digeber. Ataupun nanti penyiarnya setelah closing ngasih tau. Jangan kemana-
mana sobat ramaloka, setelah ini ada Asri Aulia di Goyang Senggol dari jam 9
sampai jam 12. Yang suka lagu dangdut silakan stay di 96,5 ramaloka fm. Jadi,
penyiar yang sebelumnya sudah mempromosikan program yang berikutnya.
Begitu pun saya nanti mempromosikan program berikutnya lagi.
4. Apakah pada program acara yang Anda bawakan, ada saling bertukar
pikiran atau sharing antara Anda dengan pendengar? Apa saja biasanya hal
yang dibahas?
Tidak ada, kalau dulu ada di acara Opini. Kalau di Goyang Senggol tidak ada.
Kalau ada yang di acara Goyang Senggol ada yang ingin curhat, kita siasati
kalaupun ada yang ingin curhat pas kita ketemu aja. Atau disuruh datang aja ke
studio. Ngobrol-ngobrol aja sebagai teman. Ya boleh aja, selama ada batasan-
batasannya kita selalu welcome.
Tidak, biasanya cuman minta lagu, kirim salam aja karena acara goyang senggol
itu acara request. Mulai dari jam 09.00 sampai jam 12.00
123
Kita juga harus hapal suaranya. Dari karakter suara. Walaupun ngga ketemu tetapi
kita tahu. Kalau kitanya welcome mereka juga akan seneng.
Kalau pendidikan itu maksudnya bukan menggurui ya. Karena saya yakin
pendengar sekarang itu pinter-pinter. Jadi sharing aja. Berbagi cerita, berbagi
pengalaman.
Bahasa Indonesia, tapi karena di sini kan mayoritas orang jawa ya. Banyak
pendatang juga. Jadi kita ngga harus selalu pakai bahasa Indonesia. Ada bahasa
Sunda juga, bahasa jawa, bahasa padang. Jadi di sini penyiar harus bisa bermacam
bahasa daerah juga.
Kalau di radio itu kan informasi itu sifatnya sekilas, jadi kita mengubah yang
bahasa media cetak menjadi bahasa tutur seperti kita ngobrol dengan pendengar.
Jadi tidak ada batasan. Karena kita tidak menggunakan bahasa yang terlalu tinggi
lah. Jadi misalnya kaya kata „rasionalisasi‟, kita cari lagi kata yang lain yang lebih
mudah dipahami. Seperti di media online juga banyak bahasa politik yang terlalu
tinggi. Nah kita harus kreatif untuk menerjemahkan.
Siaran itu kita idealnya SOP nya satu jam sebelum siaran kita udah datang, kita
sudah menyiapkan bahan, kita sudah membaca bahan yang akan kita bahas
nantinya. Kemudian kita juga udah siap dengan segala sesuatu yang akan terjadi
nanti. Takut ada mati lampu atau apa. Mungkin harus ada senamnya juga ya.
Diusahakan sebelum kita masuk ke ruang siaran, kita udah clean dari makan dan
minum ataupun jangan makan permen atau apa lah. Kita seperti itu
124
10. Yang lebih banyak bergabung di acara yang Anda bawakan, apakah
anak muda atau dewasa?
Kalau untuk rate acaranya sebenernya mulai dari 17 ke atas. Kita semua kalangan
sebenernya, tetapi lebih banyak dewasa yang bergabung di acara ini.
11. Apakah Anda dapat melakukan siaran dengan gaya yang berbeda dari
biasanya? Misalkan Anda biasa membawakan acara anak muda, tapi
kemudian harus membawakan acara dewasa
Di sini kan radionya multi segmen. Acara anak muda ada, acara orang dewasa
ada. Terus lagunya juga multi. Jadi di sini dituntut untuk bisa semua jenis acara.
Dan siap ditempatkan dimana pun dan jam kapan pun. Jadi sebisa mungkin ya kita
bisa menguasai acara di sini. Dari mulai Forum Pagi, sampai Digoda. Karena kita
acaranya sampai jam 12 malem, kalau kita dapet jatah misalnya dari jam 9 sampai
jam 12 malem, ya mau ngga mau kita harus siap. Jadi, insha allah bisa
menyesuaikan karena di sini kita juga emang dituntut harus bisa.
Menurut saya sih ada perbedaan pendengar dewasa dan pendengar anak muda.
Karena saya berawal dari radio anak muda ya. Yang ceria, yang semangat, jadi
cara bicaranya juga cepat. Tapi kalau untuk yang multi seperti radio ramaloka ini,
kita ngga bisa ngomong cepet. Jadi ngomongnya santai tapi intonasinya jelas. Biar
message atau pesan yang kita sampaikan juga nyampe. Kan kalau di anak muda
kan „lo‟ „gue‟, dan dari gaya bahasanya juga beda. Dan dari segi intonasinya juga
berbeda. Karena saya sekarang sudah bukan anak muda lagi.
Kalau penyiar itu kan banyak pengagum rahasianya. Jadi ada yang menyangkanya
saya masih muda. Ya Alhamdulillah aja, kalau di radio itu kita ngerasanya selalu
muda aja. Ngga pernah ngerasa tua. Tapi kebanyakan orang berasumsi atau
membayangkan kalau penyiarnya cantik, penyiarnya begini, ya disyukurin aja.
Mungkin mereka tertarik dengan suara, karena kan kita menjual suara, bukan
visual.
berjalan. Kalau pada acara Rehat Jam 12 siang, mungkin mengingatkan untuk
makan siang.
14. Saya sudah tahu kalau ada acara off air yang melibatkan pendengar
radio ini. Apakah Anda terlibat dengan acara off air di radio Ramaloka?
Seperti apa keterlibatan Anda?
Kita semua ikut. Off airnya itu kaya ada acara dangdut karokean
Kalau gangguan teknis biasanya mati lampu, kalau hujan turun juga kita banyak
petir. Kalau ada gangguan itu ya kita stop dulu acaranya. Kalau sudah beres
gangguannya kita mulai lagi. Semua radio seperti itu.
16. Apakah Anda menggunakan media sosial sebagai media lain untuk
berinteraksi dengan pendengar? Jika iya, media sosial apa yang Anda
gunakan?
Kalau untuk goyang senggol sebenarnya ada facebooknya, hanya kalau untuk
bergabung melalui line telepon, 2446 saja. Kalau hits request itu kita biasa
menggunakan twitter, biasa menggunakan facebook, bisa sms, bisa telepon juga.
Kalau hits request, melalui keempat media tersebut pasti akan dibacakan.
126
50:50 sih. Tapi justru kalo saya pikir lebih dominan yang interaktif. Kadang kan
kalaupun muter lagu sama informasi. Tapi interaktifnya yang jam 09-12 yang
kirim kiriman ya. Terus 12-15, muter lagu dan tips. Jam 15.00, kirim kirim & info
juga. Jam 7 sampai jam 9 malam lagu kenangan permintaan lagu sama informasi
juga. Dari pariwisata atau apa gitu, yang berkaitan dengan kenangan masa lalu
kaya gitu. Jam 9 malem sampe jam 12 itu lagu lagu dangdut. Jadi yang interaktif
secara langsung itu 9-12, 15-18, 19-21. Jadi untuk sekarang lebih banyak
interaktif.
Kita dengan banyaknya interaktif jadi kan menyasar ke aktif. Karena lebih banyak
pendengar ikut komunikasi. Tapi yang pasifnya kita di posisi pagi sama jam 12
siang sampai jam 15. Itu isinya informasi dan tips tips kaya gitu.
Seharusnya 50:50, minta lagu tapi juga informasi harus dibanyakin. Kadang-
kadang karena kebanyakan kirim kiriman, jadi infonya jadi kepotong. Jadi sedikit.
Sebenernya harusnya nanti itu kedepannya pendengar itu tidak terlalu banyak
ngirim. Jadi mungkin buat 5 orang baru, ya mungkin nanti ceritain pengalaman
dia. Atau penyiarnya bacain info.
Kalau untuk dangdut emang kebanyakan yang request, terus dangdut juga lagunya
kan panjang panjang. Sekarang itu kan kita nyasarnya lebih banyak ke hiburan.
Tapi tidak melupakan informasi dan edukasi juga. Untuk sekarang ini kan kita
sasar orang yang udah cape di kantor, pusing dengan segala permasalahan. Jadi
minimal ya untuk sekarang itu yang kita utamain enjoy di radio dulu. Jadi
kalaupun info disuruh ikut opini kan susah. Kalo kita udah opini yang ribet lagi, di
kantor kita cape kerja, mungkin di rumah juga banyak masalah, kan pusing. Terus
dengerin radio dijejelin juga info masalah politik malah jadi mumet gitu. Makanya
radio salah satunya enjoy. Informasinya juga yang singkat padat menarik gitu,
tidak membuat orang makin stress. Acara informasi: Forum Pagi, Rehat
127
Nah terus informasi juga sebenernya ada setiap jam di sela-sela acara. Ada Kilas
Berita Ramaloka, sama di antara siaran harus ada informasi sebenarnya, yang
dibawakan secara ringan. Ya tapi itu kadang-kadang penyiar lupa kalo udah
banyak yang ikutan, informasinya kadang-kadang kelewat. Tapi sebenernya ngga.
Pendek aja informasinya. Ga usah terlalu panjang.
Ya pasti lah. Minimal harus hobi ke radio. Karena kalau ngga hobi ke radio, ngga
enjoy gitu kan. Udah ngga bertahan nantinya. Karena di radio ini kan berkaitan
dengan seni, otmatis harus smart ya. Si penyiar harus juga menyukai
pekerjaannya. Ya itu tadi, radio itu lebih banyak ke seninya. Kehidupan radio itu
studio itu udah kaya rumah sendiri.
Untuk off air biasanya kita kan dangdutan ya. Berdendang, off air di sini.
Kebanyakan kita juga off air itu produk-produk. Jadi beriklan di udara, kita juga
mensponsori suatu acara. Dilakukan juga di off air nya. Karena disitu juga produk
selain dia beriklan pengen tau juga direct selling nya. Jadi istilahnya saya pengen
beriklan di ramaloka, tapi saya pengen juga tau produknya biasa dijual berapa di
pasaran. Animo masyarakatnya segimana. Nah itu off air radio itu disitu biasanya
untuk client kita ini pengen tau. Sebenarnya di on air sama off air itu harus
seimbang. Kalau sekarang, kalau dulu itu pengiklan kadang-kadang ga peduli di
off air nya. Mereka yang penting pasang iklan di udara gitu. Mereka tuh sekarang
udah berpikir, beriklan di udara bagus tapi di masyarakat produknya laku ngga?
Kan gitu. Kalau dengan di on air, di off air, yang sering kita adain ketauan tuh
animo masyarakat ternyata juga ada.
Kalau untuk yang keakraban dengan pendengar itu ada di acara Berdendang,
karokean bareng. Terus juga tour, ngadain acara di sana. Pernah ke Jogja, pernah
juga ke Anyer yang deket-deketnya. Pokonya banyak lah. Ke Bandung kemaren
itu terakhir. Untuk pendengar ada namanya Ramaloka Fans Club. Ada ketuanya,
bagian hiburan, bagian ini. Ada sosialnya juga, jadi dari pendengar untuk
pendengar. Acaranya tergantung mereka yang merencanakan. Bulan ini apa,
bulan depan apa. Minimal kalau antar pendengar ada yang sakit saling
mendukung lah. Atau ada yang kesusahan, saling membantu lah.
Sebenernya kalau siaran itu biasanya faktor alam ya, misalnya ada petir gitu kan
pemancarnya. Kaya kemaren juga tower roboh gitu kan. Karena alam, karena
puting beliung gitu. Dan biasanya kalo ini trouble itu ya paling masalah yang
128
lainnya di teknis misalnya dari pemancar itu kan. Gara-gara kepanasan, hal-hal
yang kaya gitu.
Kadang kadang kita kan kelas menengah ke bawah ya. Kalau kita talkshow,
terlalu tinggi bahasanya. Yang terlalu njlimet, tinggi. Kurang memahami,
makanya kita pakenya bahasa pasar. Jadi cara berdialog juga bahasanya ngga
tinggi.
Sekarang ini udah ngga dipake sistem kaya dulu. Operator ya. Jadi sekarang udah
single operator. Penyiar itu harus serba bisa. Kalau dulu itu siaran ya siaran aja,
buka mike aja, operatornya tersendiri gitu kan. Terus lagu ada yang muterin
sendiri. Kalau sekarang semua sendiri kecuali informasi udah ada Asri yang
bikinkan. Ngambil dari beberapa media gitu kan. Kalau sekarang emang penyiar
harus udah serba bisa, bahkan ke depan itu penyiar harus selain bisa siaran,
marketing juga. Karena radio ini nanti ke depannya penyiar dituntut juga harus
bisa produksi. Teknologi makin canggih, peran penyiar itu harus serba bisa gitu,
walau memang saat ini susah dalam arti kue iklan untuk radio itu kan kecil karena
banyak media lain. Terus juga sekarang banyak media online, banyak hal yang
menghambat.
8. Kalau acara talkshow itu apakah biasanya cuman untuk yang pengen
beriklan doang atau melibatkan tokoh penting?
Ngga juga, kita ada beberapa yang untuk sosialisasi ada misalnya mencegah
banjir. Gimana menjaga lingkungan. Terus berbenah dengan sanitasi yang bagus
untuk yang seperti itu kita ambil dari pihak-pihak pemerintah. Dan juga seperti
dari kelurahan atau apa, ada juga produk gitu. Jadi ngga semuanya produk. Ada
juga kita yang sifatnya sosial gitu. Buat mengajak masyarakat bagaimana
misalnya mencegah banjir, ada narasumbernya yang kompeten, gimana cara kita
supaya tidak boros dalam keuangan, ada pakarnya gitu. Tapi memang kalo produk
kan otomatis harus gitu kan karena untuk kehidupan radio sendiri. Jadi dari
sponsor gitu.
Kalau pemerintah biasanya di Forum Pagi, atau di Rehat. Misalnya dari polisi,
misalnya himbauan tentang hati-hati dengan curanmor. Atau ada kebijakan
siskamling bersama. Terus ada sosialisasi pembuatan SIM. Ya pokoknya banyak
lah. Itu dari pihak kepolisian, belum dari pihak dishub, dll yang berkaitan dengan
masyarakat.
129
Ya justru itu, pendengar kita ajak terlibat karena kepentingannya untuk kita kita
juga, untuk masyarakat.
9. Kalau untuk media sosial yang dipakai di sini apa saja pak?
Mau tidak mau kita harus ngikutin teknologi gitu kan. Misalnya Facebook,
Twitter, website ya. Terus radio juga sekarang streaming. Jadi, radio kita bisa
didengar ngga terbatas. Di belahan dunia mana pun yang penting ada internet bisa
denger gitu. Harus ngikutin perkembangan media sosial. Kalau untuk yang kita
gunakan lebih ke Facebook. Karena lebih banyak pendengar ramaloka itu
menggunakan Facebook. Terus juga ngga terlalu rumit. Mereka merasa nyaman di
Facebook. Entah dia ngasih saran atau minta lagu atau memberikan informasi.
Radio itu salah satu yang tujuannya juga didengar dan pendengar juga merasa
memiliki. Kalau ada info juga sebaliknya. Pendengar juga bisa memberikan
informasi. Yang apdet itu justru pendengar ngeliat kejadian terus ngasih tau gitu
kan.
Nah itu, seharusnya ada. Tapi ngga semua penyiar menggunakan. Biasanya yang
pake ega, gilang. Harusnya penyiar itu harus pake facebook. Jadi siaran di
ramaloka misalnya penyiarnya si ini, acaranya ini. Iya, karena kadang kesibukan
masyarakat masih bisa ikut langsung minta lagu, telepon.
130
Wawancara Vina Asmara, Penyiar Acara Hits Request dan Acara Sugali
Masih baru, baru dari bulan Juni 2016 ini Vina jadi penyiar di Ramaloka
2. Program acara apa saja yang Anda bawakan di radio Ramaloka? Seperti
apa program acaranya?
Saya di sini bawain dua acara. Yang pertama itu Hits Request, khusus untuk
request lagu-lagu pop Indonesia dari tahun 2012 sampai 2016. Per-empat tahun.
Misalnya nanti kalau udah 2017 mundur, mulainya dari lagu tahun 2013. Terus
yang kedua itu acara Sugali (Suguhan Lagu Iwan Fals), acara request yang khusus
muterin lagu-lagu Iwan Fals.
3. Apakah pada program acara yang Anda bawakan, ada saling bertukar
pikiran atau sharing antara Anda dengan pendengar? Apa saja biasanya hal
yang dibahas?
Lebih fokus pendengar tuh lebih maunya lagu apa sih. Jadi sambil nunggu
penelpon kita suka sharing informasi yang kita tahu, bisa seputar lagu atau
penyanyinya. Atau kadang saya juga suka ngasih informasi yang lagi hits
sekarang. Informasinya dapet dari internet. Bisa juga dari facebook, twitter, atau
instagram. Biar pendengarnya tertarik untuk nelpon.
Saya sendiri kan masih baru di sini, jadi banyak yang masih belum tau sama Vina.
Jadi kalau saya sih lebih ke nyantai aja ngebawainnya. Lebih banyak becanda buat
bisa ngeakrabin diri.
Iya, pasti dong. Itu tadi, selain muterin musik hasil request-an pendengar, kita
juga ngasih bingkisan informasi yang ter-update juga. Yang pasti ngga jauh
dengan lagu yang kita putar, kadang ada juga tips keanak mudaan. Jadi informasi-
131
informasi yang ter-update aja kita juga berikan di hits request. Informasinya
fleksibel banget, nyesuaikan isu terbaru. Terus, kita kan wajib juga bacain berita.
Tiap satu jam ada Kilas Berita Ramaloka, nyampein berita terbaru yang dibacain
dari media online.
Pake bahasa-bahasa sehari-hari, cuman kita juga ada batasan tersendiri. Batasan-
batasan bahasa yang kita pakai. Yang di saring, kaya “Lo”, “gue”, itu ngga
dipake. Karena kita punya tagline panggilan sobat. Punya tagline panggilan
pendengar sendiri, dan juga bisa pakai nama misalkan saya Vina. Jadi bisa pakai
nama untuk panggilannya. Jadi, “Halo sobat ramaloka, apa kabar semuanya?
Senang sekali Vina Asmara bisa kembali hadir”. Jadi menyebutkan nama sendiri,
atau pakai “saya”. “Saya”, “kamu”. Seperti itu aja, jadi lebih lunak aja. Ada
batasan, kamu saya. Terus pakai nama biasanya si penelponnya itu siapa. Kalau
dari segmentasi anak mudanya, yang lo lo gue gue itu kepake. Cuman kadang kita
membatasi itu. Itu lebih kepada karena banyak banget selain anak muda itu, yang
di bawah anak mudanya lagi ada gitu. Jadi ya kurang pantes aja.
Tidak ada, karena emang acara Hits Request itu hanya acara request lagu dan
kirim-kirim salam aja.
8. Yang lebih banyak bergabung di acara yang Anda bawakan, apakah anak
muda atau dewasa?
Anak muda, tapi ada juga orang dewasa yang ikut gabung. Karena kan pendengar
radio di Serang ini rata-rata emang orangnya itu-itu aja. Tapi emang pendengar
acara pop kaya Hits Request itu ngga banyak kaya acara dangdut. Pendengar acara
Hits Request itu banyak yang request dan kirim-kirim salam pas opening sampe
pertengahan acara. Kalau udah mau ke akhir biasanya emang dikit yang nelpon.
Tapi ya, yang request emang ada aja. Biasanya saya akalin dengan ngasih tips,
informasi, sambil terus ngajak mereka. Kalo ngga ada yang request, ya langsung
saya puterin lagu aja.
9. Apakah Anda dapat melakukan siaran dengan gaya yang berbeda dari
biasanya? Misalkan Anda biasa membawakan acara anak muda, tapi
kemudian harus membawakan acara dewasa
132
Bisa, kaya acara Sugali itu kan pendengarnya lebih banyak dewasa. Cara
ngebedainnya ngga beda jauh sih kaya acara Hits Request, bedanya mungkin kalo
di berhadapan dengan pendengar yang lebih dewasa saya pake kata-kata yang
lebih sopan aja. Saya kan baru ya di dunia siaran. Siaran di Ramaloka FM aja baru
5 bulan. Ya, tapi saya bisa menyesuaikan diri kalau harus berhadapan dengan
pendengar yang lebih dewasa dari saya. Paling saya lebih ke penggunaan bahasa
yang lebih sopan aja kalo sama pendengar yang dewasa. Beda sama kalo sama
pendengar yang muda atau seumuran, bisa pake bahasa yang lebih nyantai.
Yang pasti imajinasi saat siaran itu apa yang kita lihat di sekitar. Jadi seolah olah
kita tuh ada di dekat pendengar. Terus kadang tiba-tiba kan siaran tuh panas di
dalem studio. Pas kita keluar oh ternyata hujan. Jadi refleks saya ngebahas
masalah cuaca ke pendengar. Berimajinasi kalau hujan tuh enaknya ngapain. Kaya
gitu.
11. Saya sudah tahu kalau ada acara off air yang melibatkan pendengar
radio ini. Apakah Anda terlibat dengan acara off air di radio Ramaloka?
Seperti apa keterlibatan Anda?
Sejauh ini sih masih belum ya. Saya cuman siaran aja, belum terlibat di acara off
air yang diadain sama Ramaloka.
Gangguan yang terjadi biasanya sih teknis. Kaya contoh, tiba-tiba pemancarnya
down kaya gitu. Itu biasanya ngga mengudara dulu. Pendengar juga dikasih tau
lewat facebook kalo untuk sementara Ramaloka off dulu. Kalau dari segi
gangguan dari pendengar, ngga ada ya. Paling masalah bahasa, kadang pendengar
tuh ada yang pake bahasa daerah, pake bahasa Jawa Serang gitu. Saya kan ngga
begitu paham karena bahasa daerah saya Sunda. Ya, paling diarahin supaya pake
bahasa Indonesia. Saya sih lebih ke dianggep becanda aja kalo ada yang saya ngga
ngerti.
13. Apakah Anda mengetahui bermacam jenis lagu? Baik itu lagu pop,
dangdut, barat, jadul, ataupun lagu terbaru?
Kalau saya lebih pahamnya lagu pop, terutama yang terbaru. Dulu sempet mau
ditempatin di acara dangdut. Saya ngga mau karena ngga nguasain disitu,
133
makanya lebih milih bawain acara Hits Request sama Sugali karena lebih dapet
feel nya disitu.
14. Apakah Anda menggunakan media sosial sebagai media lain untuk
berinteraksi dengan pendengar? Jika iya, media sosial apa yang Anda
gunakan?
Untuk media sosial, paling saya pakenya untuk nyari informasi aja. Kalau untuk
update di facebook masih belum. Harusnya sih kalau dulu, sebelum sebelumnya
acara Hits Request itu ada update di facebook. Tapi untuk sekarang saya masih
belum siap. Sementara pake telepon dulu aja.
134
1. Apa acara yang paling sering anda dengarkan di radio Ramaloka? Apa
alasannya?
Semua acara dangdut , lagu pop (Hits Request), lagu kenangan. Paling sering
dangdut. Dalem sehari saya nelpon terus dari pagi sampai malem. Alesannya
karena hobi aja sih, saya seneng dengerin musik. Terus rasanya seneng aja kalau
lagu yang saya minta diputerin.
Kang Aji sama Kang Ega di acara dangdut. Kalo di Hits Request paling Teh Asri.
Kalo penyiar baru (Vina) itu saya masih belum tau orangnya. Saya baru ketemu
sekali juga itu sama Vina. Karena saya penasaran sama orangnya. Sengaja pengen
liat yang mana.
Penyiar emang rata-rata udah tau saya dari denger suara saya juga karena saya
sering telepon dan udah pada tau saya juga. Sering ketemu. Saya sering kesini.
Saya seneng sama penyiar-penyiar di sini, ngga sombong. Jadi saya seneng
silaturahmi gini. Kalo ketemu di jalan juga kita saling tegur sapa.
Tergantung acara. Kalau tarling bahasa jawa. Kalo Hits Request, lagu kenangan,
dangdut, itu bahasa Indonesia aja. Biasanya kadang dicampur pake bahasa Jawa
Serang tergantung siapa yang siaran. Biasanya sama Kang Ega, Kang Aji, Kang
Bayu, Vero. Di acara semuanya. Di acara dangdut oke, parahyangan oke. Di sini
ada Minang Maimbau juga, tapi saya ngomongnya pake bahasa Indonesia aja.
Media sosial cuman ngelike doang, atau comment hadir aja gitu. Kalo pengen
request lagu harus korban pulsa. Kalo media sosial cukup like & hadir aja. Ngga
minta lagu. Kalo saya minta lagu cuman lewat telpon doang. Banyakan kalo dari
facebook itu mah kadang diputerin kadang ngga.
135
5. Apakah Anda sering ikut acara off air di radio ini? Acara seperti apa yang
biasanya Anda ikuti?
Saya suka ikut acara karokean, kadang kondangan, nengok anggota fans ramaloka
yang sakit. Saya ikut fansclub juga. Suka ikut kalo ada acara di serang-cilegon.
Kalo jauh jauh ngga, soalnya saya sibuk sama kerjaan saya sebagai loper Koran.
Kaya acara halal bihalal di Baros, itu saya juga ikut. Munggahan mau puasa di
Anyer, ikut juga.
Kalo acara informasi yang forum pagi itu jarang karena saya kerja, ngeloper
Koran dari jam 6 sampai jam 7. Kadang kadang mah denger, kan ada tuh penyiar
namanya Pak Boy. Dia itu suaranya enak didengerin. Cara ngomongnya tuh enak
banget. Kalo rehat saya juga suka dengerin sambil tiduran. Kan enak dengerinnya
sambil istirahat siang pake hp.
Ramaloka kan acaranya sampe jam 12 malem ya. Kalo belum bisa masuk itu
belum tidur. Ya kadang saya juga dengerin radio lain selain ramaloka ini, soalnya
kalo di radio lain sekitar serang-cilegon itu kadang saya suka kesel juga kalo
pengen nelpon suka ngga bisa masuk. Kalo di sini enaknya juga penyiar itu
ngomong sebentar, terus angkat telepon. Jadi ngga kebanyakan ngomong.
Tetangga saya juga banyak yang suka denger, tapi hanya jadi pendengar pasif
doang. Mau nelpon ga berani ngomongnya. Saya kalo nelpon biasanya 5 menit
lewat kadang. Suka dikasih tau sih kalo kelamaan, ada yang masih mau nelpon di
belakang. Itu di acara dangdut, kalo di acara Hits Request biasanya cuman 2
menitan. Karena paling banyak pendengar di dangdut, kalo di Hits Request kan
jarang jarang. Biasanya saya nelpon bentar gitu karena lagi badmood, suasana di
rumahnya yang ngga memungkinkan untuk saya nelpon lama lama. Di rumah
saya suka berisik.
136
1. Apa acara yang paling sering anda dengarkan di radio Ramaloka? Apa
alasannya?
Goyang Senggol jam 9 pagi sampe jam 12 siang yang bawain kadang Kang Bayu,
Kang Aji. Acara Lagu Kenangan Juga, yang siarannya kadang Vero, kadang Ega.
Karena udah tua ya, lagunya beda. Lebih suka lagu-lagu lama.
Kang Bayu, Aji, Ega. Tiga orang itu penyiar kesukaan saya. Selain penyiar itu
kurang begitu deket. Dengan tiga penyiar ini saya udah kaya kakak adik. Pada saat
siaran enak aja, nyambung gitu ngomongnya. Dan kebetulan saya sering
ketemunya dengan ketiga penyiar itu. Setiap acara arisan juga ketemu seminggu
sekali. Enak buat ngobrol, sharing, bertukar pikiran juga enak.
Biasanya nelpon di acara Goyang Senggol jam 9 pagi sampe jam 12 siang yang
bawain kadang Kang Bayu, Kang Aji. Acara Lagu Kenangan Juga, yang
siarannya kadang Vero, kadang Ega. Karena udah tua ya, lagunya beda. Lebih
suka lagu-lagu lama. Biasanya sering banget nelpon, kayanya ngga ada hari tanpa
nelpon ke ramaloka. Tapi kan kalau saya sedang sibuk, ga bisa ikut request
biasanya saya tetep dengerin ramaloka walaupun ngga nelpon.
Bahasa Indonesia. Tapi biasanya saya pakai bahasa daerah juga, ibu biasa pakai
bahasa Sunda kalau penyiarnya itu Kang Bayu & Kang Ega. Dulu banget juga ibu
pernah jadi penyiar di Ramaloka di acara Gentra Parahyangan, acara khusus yang
menggunakan bahasa sunda. Saya berdua sama Kang Layung bawain acara itu.
Kalau sama Kang Aji, sayanya pakai bahasa Sunda, dianya pakenya bahasa
Indonesia aja.
137
5. Apakah Anda sering ikut acara off air di radio ini? Acara seperti apa yang
biasanya Anda ikuti?
Ibu suka ikut karokean, karena ibu ketua fans nya jadi sudah pasti setiap seminggu
sekali datang ke ramaloka. Sambil arisan dengan para fans ramaloka yang lain
juga. Ada acara tahun baruan juga tiap tahun. Buka puasa bersama ketika bulan
puasa, halal bihalal. Ada juga tour setiap tahun itu pasti ada. Sebagai ketua fans,
ibu terlibat semua acara off air. Kalau tahun 2016 ini kita ke Kebun Binatang,
tahun 2015 ke Jogja.
Kalau ibu sih lebih senengnya dengerin acara tausiyah aja, religi yang ditayangin
sore ketika mau maghrib. Acara rehat juga ibu dengerin kalau sempet, biasanya
sambil istirahat siang.
138
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI
Foto 1: Observasi Siaran Vina Asmara Foto 2: Observasi Siaran Asri Aulia
Foto 3: Observasi Siaran Ega Nugraha Foto 4: Observasi Siaran Adji Wibawa
143
LAMPIRAN 9
A. DATA PRIBADI
Agama : Islam
E-Mail : ryan.hardeanto2016@gmail.com
B. PENDIDIKAN
C. PENGALAMAN ORGANISASI