Anda di halaman 1dari 8

Cara Budidaya Udang Sistem Biofloc 

Cara Budidaya Udang Sistem Bioflok nerupakan teknologi baru dalam sustem budidaya
udang yang cukup diminati. Sebab jika dibandingkan dengan budidaya pada tambak
ataupun kolam biasa, budidaya udangam menggunakan sistem bioflok mampu
menghasilkan kualitas udang yang baik serta juga mengatasi berbagai masalah kegagalan
yang selama ini menghantui para petani udang.
Secara teknis budidaya udang dengan teknologi bioflok menggunakan bantuan
mikroorganisme yang sekaligus berfungsi sebagai pakan tambahan yang secara tidak
langsung bisa menghemat penggunaan pakan pabrikan.

Budidaya ini tidak hanya dapat meningkatkan produktifitas para petani udang. Terlebih lagi
budidaya teknologi bioflok juga merupakan langkah yang stabil dan berkelanjutan. Sebab
kita tidak perlu lagi melakukan pergantian air pada kolam setiap hari.

Mekanisme bioflok akan memungkinkan terjadinya nitrifikasi sehingga dapat mengurangi


FCR ( Food Consumtion Ratio ) serta juga meminimalisir resiko penyebaran penyakit pada
udang. Budidaya sistem bioflok akan mendorong dominasi pertumbuhan mikroorganisme
didalam kolam. Setelah terbentuk dan dipertahankan, bakteri keberadaannya akan lebih
baik dibandingkan dengan alga.

Bakteri yang terbentuk kemudian akan membentuk flok, kemudian bakteti ini akan bekerja
melahap nitrogen yang dapat bersal dari kotoran atau juga sisa pakan 100 kali lipat lebih
efektif ketimbang gangang. Dimana ia mampu bekerja siang dan malam tak terpengaruh
oleh faktor perubahan cuaca. Sekaligus juga mengubah limbah nitrogen menjadi pakan
yang bernutrisi tinggi bagi udang. Rasanya menjadi sebuah solusi yang tepat bagi para
petani udang yang selama ini berkeluh kesah kehilangan banyak produktifitas hasil
panennya. Berikut Cara Budidaya Udang Sistem Bioflok untuk hasil panen melimpah.
 
1. Persiapan Tambak 
 
Tahapan awal dalam budidaya udang sistem bioflok tentu dimulai dengan persiapan tambak
seperti cara budidaya udang tambak . Dalam hal ini pembuatan tambak hampir sama pada
pembuatan tambak pada umumnya. Untuk lebih jelasnya simak kriteria ideal tambah yang
baik untuk bididaya udang berikut ini :

Ukuran tambak disesuaikan dengan jumlah populasi udang yang akan


dibudidayakan.Tambak harus mampu menampung air dengan baik dalam artian tidak
mengalami kebocoran.Agar memudahkan anda bisa menggunakan bantuan plastik HDPE
atau semen.Jika hendak menggunakan tambak tanah, maka pasti kan bahwa tanah tambak
keras dan tidak rawan longsor.Tanah tambak juga tidak mudah terkikis oleh arus air, sebab
dapat menimbulkan gangguang dan tidak maksimalnya pertumbuhan floc.Tambak dibuat
dengan ukuran kedalaman yang dalam agar dapat menambah jumlah populasi.Kondisi air
haruslah stabil dan dekat dengan sumber air bersih.Kedalaman tambak dapat dibuat
minimal 1,2 meter sampai 2 bahkan 3 meter adalkan aerase nya baik.Letakkan kincir air
dengan tepat pada tambak untuk memaksimalkan kinerja serta juga menjaga kualitas air
agar selalu baik.Jumlah kincir atau aerator juga harus cukup untuk memastikan asupan
oksigen pada udang terpenuhi. Karena bakteri juga membutuhkan oksigen.

2. Memilih Jenis Bakteri Probiotik 

Bakteri probiotij merupakan elemen utama dalam budidaya udang sistem bioflok seperti
pada cara budidaya ikan air tawar . Untuk mendapatkan bakteri probiotik ini para petani
dapat memperoleh inokulennya dengan mudah dipasaran. Sebab kini telah banyak toko
toko pertanian yang menjual berbagai jenis bakeri probiotik komersil. Jenis bakteri probiotik
yang dapat menjadi pilihan adalah Bacillus subtilis. Yang dikenal merupakan bakteri yang
mampu menguraikan unsur nitrogen dengan sangat baik.

Jenis bakteri ini juga sangat mudah didapatkan sebab hampir semua produk probiotik
mengandung jenis bakteri ini. Anda juga dapat memilih jenis bakteri lain seperti Bacillus
careu yang selai mampu membentuk floc bakteri juga mampu mengendalikan pertumbuhan
green algae. Selain pilihan bakteri penghasil floc anda juga perlu menyiapkan bakteri isolat
denitrifikasi. Jenis bakteri yang dapat dipilih antara lain Bacillus licheniformis, Bacillus
polymyxa, Lactobacillus , Nitrocomonas dan Nitribacter.

3. Membuat Starter / Booster Bioflok 

Tahapan selanjutnya tentu membuat starter atau biang untuk biofloc . Pada prinsipnya
pembuatan starter ini sana dengan fermentasi pada umumnya . Pada fermentasi yang
biasa dilakukan ditambak biasanya hanya menitikberatkan pada jumlah bakteri yang
tumbuh.

Sedangkan untuk fementasi bakteri biofloc lebih banyak penekanannya, selain pada jumlah
bakteri juga tentu bagaimana menjaga kualitas PHA yang dihasilkan agar kualitasnya
terjaga dan tidak mati. Sehingga dalam hal ini perlu menjaga pH dikisaran angka 6 dengan
selalu menambahkan larutan buffer dan juga menghindari resiko kontaminasi.

Tentunya pada tahap awal pembuatan terlebih dahulu haruslah disiapkan peralatan dan
bahan yang meliputi :
Tabung erlemenyer, petri dish, bak plastik, bak fiber dan kaporit.Pastikan semua alat sudah
disterilkan dan minimal dibersihkan menggunakan deterjen.Untuk tempat pembuatan starter
biofloc sebaiknya di ruang yang steril untuk menghindari kontamimasi.Jangan biarkan orang
lalu lalang atau keluar masuk ruangan.Bahan organik yang dibutuhkan antara lain bekatul,
dedak halus, tepung beras, tepung terigu dan molase.Sumber nitrogen seperti tepung ikan,
tepung kedelai, kaldu dan urea.Garam non iodium dan juga vitamin B kompleks.Untuk
formula media anda dapat menggunakan komposisi berikut ini; dedak halus 3 kg, tepung
ikan 1 kg, molase 2 liter, garam non iodium 1/2 kg, inokulen bakteri Bacillus subtiis 2 liter,
vitamin B Kompleks 10 butir dan air 100 liter.Sterilkan 150 liter air menggunakan 50 ppm
kaporit dan biarkan selama sehari semalam.Sebelum digunakan cek residu klorin, jika sudah
oke maka rebus 15 liter air, dalam wadah dengan kapasitas 25-30 liter.Setelah mendidih
masukkan dedak halus dan juga tepung ikan.Aduk selama 30 menit, kemudian masukkan
molase setelahnya masukkan garam beriodium dan kemudian angkat dari pemanas.Setelah
itu masukkan kedalam wadah fiber dengan kapasitas 120 liter yang elah terlebih dahuku
diisi air steril sebanyak 85 liter.Cek suhu larutan jika sudah dibawah 40 derajat maka dapat
dimasukkan inokulan.Tambahkan vitamin B komplek dan aduk dengan merata.Kemudian
tutup menggunakan kain hitam dan biarkan selama 2-3 hari.Jaga pH tetap diatas nilai 6 jika
pH turun dibawah angka 6,5 maka tambahkan kapur.

4. Pemeliharaan Floc di Tambak 

Pemeliharaan floc dapat dilakukan dengan mudah namun tetap memperhatika kesterilan
dan kehigenisan . Masalah paling klasik yang sering timbul adalah flc susah jadi akibat dari
kurangnya bahan karbon atau bisa juga karena tambak sudah lebih dahulu ditumbuhi lumut
sutera.

Terkadang juga ketebalan floc semakin berkurang diikuti denga perubahan warna hijau pada
air kolam tambak. Beberapa permasalahan diatas dapat diatasi dengan tetap menjaga
kualitas air serta lingkungan floc tumbuh, dan patinya memperhatikan komposisi bahan yang
sesuai.

5. Panen Udang 
Panen udang dalam budidaya sistem bioflok dilakukam sesuai dengan jenis varietas udang
yang digunakan dalam budidaya.

Namun secara umum udang dapat mulai dipanen pada saat berumur 2 - 3 bulan setelah
tebar benih. Panen dilakukan dengan terlebih dahulu membersihkan floc dari dalam tambak.
Baru kemudian anda dapat menjaring udang yang ada dalam tambak. Keberhasilan dalam
budidaya udang sistem biofloc sangat bergantung pada ketelitian dan kesabaran anda.
Sebab tentunya resiko kegagalan selalu ada sejak anda memulai untuk membuat floc.

Itulah tadi, Cara Budidaya Udang Sistem Bioflok untuk hasil panen melimpah. Selamat
mencoba dan semoga bermanfaat.

Sumber : Ilmubudidaya.com

Anda mungkin juga menyukai