Anda di halaman 1dari 116

N.T.

Lampiran 22 (b)
SK DIRJEN HUBLA No. 008/9/20/DJPL-2012

PEDOMAN
PEMERIKSAAN
KAPAL

NTR DITKAPEL HUBLA


Edisi I* Februari 2012
DAFTAR ISI
PEDOMAN PEMERIKSAAN KAPAL

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 3


A. Umum ................................................................................. 3
B. Maksud, Tujuan dan Sasaran.............................................. 4
C. Pengertian–Pengertian Umum............................................ 4

BAB II LANDASAN HUKUM


A. Ratifikasi Konvensi International....................................... 13
B. Keputusan Menteri Berkaitan Kelaiklautan Kapal ........... 14

BAB III DOKUMENTASI ................................................................... 16

BAB IV TAHAPAN DALAM PENGOPERASIAN KAPAL ............. 23

A. Terdiri dari beberapa tahapan :


I. Pengendalian Dokumen .................................. 23
II. Kesiapan menghadapi darurat ........................ 23
III. Pengendalian Kapal ........................................ 23
IV. Pemeliharan Kapal .......................................... 24

B. Daftar– Daftar Publikasi .................................................. 25

BAB V TATA SUSUNAN PEMERIKSAAN KAPAL

a. Lambung……………………………………………. 41
b. Perlengkapan Navigasi……………………………… 47
c. Perlengkapan Keselamatan…………………………. 53
d. Perlengkapan Pencegahan Kebakaran……………… 58
e. Instalasi Radio
1. Non GMDSS…………………………………. 65
2. GMDSS………………………………………. 68
f. Persyaratan Peraturan Garis Muat………………….. 80
g. Perlengkapan Permesinan…………………………… 87
h. Instalasi Listrik……………………………………… 89
i. Perlengkapan Tambat (Mooring Arrangement)…….. 92
j. Perlengkapan Pencegahan Pencemaran Laut………. 93
k. Perlengkapan dan Konstruksi Kapal Tanker……….. 100
l. Alat Angkat dan Bongkar Muat……………………. 107
m. Akomodasi Kapal…………………………………… 108

BAB VI PROSEDUR KESELAMATAN KAPAL PENUMPANG RO-RO

LAMPIRAN – LAMPIRAN ……………………………………………… 114

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. UMUM da di tengah garis khatulis8. Iklim tropis sepanjang tahun, no typhoo


Sebagai Negara Kepulauan, Wilayah Indonesia diapit oleh 2 (Dua) Benua dan 2 (Dua)
Samudra yang memiliki lebih dari 17,508 pulau – pulau. Serta populasi penduduk
Indonesia berada diurutan No.4 di Dunia sejumlah lebih dari 220 juta jiwa dan kondisi
Indonesia saat ini mempunyai luas daratan ± 5.8 juta KM2 Dan juga panjang pantai
diseluruh Indonesia ± 81,000 KM. Dengan kondisi serupa itulah maka angkutan laut
merupakan sarana transportasi yang sangat dominan bagi masyarakat Indonesia.
Transportasi laut yang ditunjang dengan ketersediaan sarana angkutan laut yang cukup
dan memadai mempunyai perananan antara lain untuk meningkatkan kelancaran arus
barang dan penumpang antar pulau, meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah
serta meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mewujudkan peran
transportasi laut harus ditunjang dengan sarana angkutan laut berupa kapal – kapal yang
sesuai dengan standarisasi keselamatan pelayaran.

Departemen Perhubungan dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Laut secara
terintegrasi dan berkesinambungan terus berupaya meningkatkan kualitas serta kwantitas
keselamatan pelayaran, dengan tujuan dapat melaksanakan pemeriksaan fisik kapal
secara lebih rinci serta professional untuk mencapai sasaran optimal yang sesuai standar
prosedur dalam meningkatkan sistem keselamatan jiwa dilaut serta layanan prima
penguna jasa.

Dewasa ini perkembangan angkutan laut dalam negeri cukup pesat yang ditandai dengan
banyaknya permohonan dalam rangka sertifikasi kapal. Sebagaimana kita ketahui bahwa
tuntutan para penyedia jasa angkutan laut berkembang dengan pesat pada tahun tahun
terakhir ini sehingga Pemerintah secara perlu meningkatkan pelayanan dalam
pemeriksaan kapal untuk menjamin keselamatan kapal.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 2
Dalam hal tersebut maka kemampuan para Marine Inspektur perlu ditingkatkan sehingga
dianggap perlu dibuatkannya pedoman saku pemeriksaan kapal yang mana menguraikan
cara pelaksanaan kegiatan pemeriksaan yang dapat dengan mudah dan jelas diikuti dan
dilaksanakan oleh semua unsur operasional pada bidang kelaiklautan kapal di UPT-UPT
di daerah seluruh Indonesia.

B. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

MAKSUD
Pedoman saku pemeriksaan kapal disusun dengan maksud untuk memberikan pandangan
yang sama terhadap tugas pokok dan fungsi masing-masing pelaksana dalam
pemeriksaan di UPT–UPT yang berorientasi pada pelayanan fungsi keselamatan
pelayaran dalam meningkatkan kelaiklautan kapal serta meningkatkan pengetahuan
dalam metode pengecekan secara benar sesuai peraturan.

TUJUAN
Tujuan Pedoman Saku adalah untuk memperoleh keseragaman dan kepastian dalam
bertindak atas permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing marine inspektur
dilapangan sehingga hasil pemeriksaan kapal dapat dicapai secara
optimal.

SASARAN Penyedian
Penyediaan pelayanan terhadap penguna jasa secara terpadu sehingga terwujudnya
sumber daya manusia yang mengetahui secara teknis tata cara pemeriksaan kapal

C. PENGERTIAN – PENGERTIAN DASAR

(1) Keselamatan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material,
konstruksi, bangunan, permesinanan dan pelistrikan, stabilitas, tata susunan,
peralatan pencegahan pencemaran kebakaran, perlengkapan keselamatan, radio dan
elektronika kapal yang dibuktikan dengan Sertifikat Keselamatan setelah dilakukan
pemeriksaan dan melalui pengujian.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 3
(2) Sertifikat Keselamatan adalah tanda bukti tertulis sebagai legalitas pemerintah
terhadap kapal yang telah memenuhi persyaratan keselamatan dari hasil
pemeriksaan dan pengujian.
(3) Marine Inspector adalah Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal yang ditunjuk oleh
Menteri.
(4) Garis Muat Sub-Divisi adalah garis air yang digunakan untuk menentukan
subdivisi kapal.
(5) Garis muat subdivisi terdalam adalah garis air yang setara dengan sarat terdalam
yang diijinkan menurut persyaratan subdivisi yang berlaku.
(6) Geladak sekat adalah geladak paling atas hingga ke mana sekat kedap air melintang
dipasang.
(7) Garis tepi (margin line) adalah garis yang ditarik paling sedikit 76 mm di bawah
permukaan bagian atas geladak sekat pada sisi kapal.
(8) Permeabilitas ruang adalah persentase ruangan yang dapat digenangi air.
(9) Ruang penumpang adalah ruang yang disediakan untuk akomodasi dan digunakan
oleh penumpang, termasuk ruang bagasi, gudang dan perbekalan.
(10) Kedap cuaca adalah dalam segala kondisi air laut tidak akan menembus ke dalam
kapal.
(11) Kapal penumpang ro-ro adalah kapal penumpang dengan ruang muatan ro-ro atau
ruang kategori khusus.
(12) Sistem kendali mesin kemudi adalah perlengkapan dengan mana perintah
diteruskan dari anjungan navigasi ke satuan tenaga mesin kemudi.
(13) Mesin kemudi utama adalah permesinan, penggerak daun kemudi, satuan tenaga
mesin kemudi, jika ada, serta perlengkapan bantu dan sarana penempel torak ke
stok kemudi (misalnya tiller atau kwadran) yang diperlukan untuk menggerakan
daun kemudi.
(14) Satuan tenaga mesin kemudi adalah :
1. Untuk mesin kemudi listrik, motor listrik dan perlengkapan pendukungnya.
2. Untuk mesin kemudi elektrohidrolik, motor listrik dan perlengkapan
pendukungnya serta pompanya.
3. Untuk mesin kemudi hidrolik lainnya, mesin penggerak dan pompanya.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 4
(15) Mesin kemudi bantu adalah perlengkapan selain bagian apapun dari mesin kemudi
utama yang diperlukan untuk mengemudikan kapal bila terjadi kegagalan pada
mesin kemudi utama.
(16) Sumber utama tenaga listrik adalah suatu sumber yang diperuntukan guna
memasok tenaga listrik ke papan hubung utama untuk didistribusikan ke seluruh
layanan yang diperlukan untuk mempertahankan operasi normal kapal.
(17) Papan hubung utama adalah papan hubung yang dipasok secara langsung oleh
sumber utama tenaga listrik dan dimaksudkan untuk mendistribusikan tenaga
listrik ke layanan-layanan kapal.
(18) Papan hubung darurat adalah papan hubung yang bila terjadi kegagalan pada
sistem pasokan tenaga listrik utama dipasok secara langsung oleh sumber darurat
tenaga listrik dan dimaksudkan untuk mendistribusikan tenaga listrik ke layanan-
layanan kapal.
(19) Sumber darurat tenaga listrik adalah sumber tenaga listrik guna memasok papan
hubung darurat bila terjadi kegagalan pasokan dari sumber utama tenaga listrik.
(20) Ruang permesinan adalah seluruh ruang permesinan kategori A dan ruang lain
yang berisi permesinan penggerak, ketel, unti bahan bakar, mesin pembakaran
dalam, pembangkit dan permesinan listrik utama, stasiun pengisian bahan bakar,
mesin pendingin, stabilisasi, peranginan dan pendingin udara, serta ruang setara
lainnya ke ruang demikian.
(21) Ruang permesinan kategori A adalah ruangan dan lorong ke ruang yang berisikan:
1. Permesinan pembakaran dalam yang digunakan untuk pengerak utama; atau
2. Permesinan pembakaran dalam yang digunakan untuk selain penggerak
utama dimana permesinan demikian memiliki keluaran tenaga tidak kurang
dari 375 kW; atau
3. Ketel yang dibakar oleh minyak atau unti bahan bakar.
(22) Stasiun kendali adalah ruang dimana radio kapal atau perlengkapan navigasi
utama atau sumber darurat tenaga berada atau dimana perlengkapan kendali
kebakaran dipusatkan.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 5
(23) Bahan tak mudah terbakar adalah bahan yang tidak terbakar atau mengeluarkan
uap yang mudah terbakar dalam jumlah yang cukup untuk menyala sendiri pada
waktu dipanaskan pada sekitar 750C.
(24) Uji kebakaran standar adalah pengujian terhadap spesimen sekat atau geladak
dengan cara dikenai pada tungku uji hingga suhu setara dengan kurva suhu-waktu
standar yang ditarik melalui titik-titik suhu berikut yang diukur di atas suhu
tungku awal :
 Pada akhir 5 menit pertama 556C
 Pada akhir 10 menit pertama 659C
 Pada akhir 15 menit pertama 718C
 Pada akhir 30 menit pertama 821C
 Pada akhir 60 menit pertama 925C

Spesimen harus dengan permukaan tidak kurang dari 4,65 m 2 dan tinggi (atau
panjang geladak) 2,44 m, yang membentang sedekat mungkin dengan konstruksi
yang diuji.
(25) Divisi klas “A” adalah divisi yang dibentuk oleh sekat dan geladak yang
memenuhi berikut ini :
1. Harus terbuat dari baja atau bahan yang setara.
2. Harus diperkuat dengan baik
3. Dikonstruksi sedemikian sehingga mampu menahan aliran asap dan nyala
hingga akhir satu jam uji kebakaran standar
4. Diinsulasi dengan bahan tak mudah terbakar sedemikian sehingga suhu rata-
rata sisi yang tidak terkena tidak akan naik lebih dari 139C di atas suhu
awal, juga tidak akan naik lebih dari 180C di atas suhu awal pada
sembarang titik, termasuk sambungannya, dalam waktu berikut ini :
 Klas “A-60” 60 menit
 Klas “A-30” 30 menit
 Klas “A-15” 15 menit
 Klas “A-0” 0 menit

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 6
(27) Divisi klas “B” adalah divisi yang dibentuk oleh sekat dan geladak, langit-langit
atau pelapis yang memenuhi berikut ini :
1. Terbuat dari bahan tak mudah terbakar dan dikonstruksi sedemikian
sehingga mampu menahan aliran asap dan nyala hingga akhir setengah jam
uji kebakaran standar
2. Memiliki nilai insulasi sedemikian sehingga suhu rata-rata sisi yang tidak
terkena tidak akan naik lebih dari 139C di atas suhu awal, juga tidak akan
naik lebih dari 225C di atas suhu awal pada sembarang titik, termasuk
sambungannya, dalam waktu berikut ini :
 Klas “B-15” 15 menit
 Klas “B-0” 0 menit
(28) Divisi klas “C” adalah divisi yang dikonstruksi dari bahan yang tidak mudah
terbakar, namun tidak perlu memenuhi persyaratan aliran asap atau nyala atau
pembatasan kenaikan suhu.
(29) Bahan yang setara baja adalah bahan tidak mudah terbakar yang olehnya sendiri
atau adanya insulasi, memiliki struktural dan sifat keutuhan yang setara dengan
baja pada akhir uji kebakaran standar.
(30) Zona vertikal utama adalah bagian-bagian kemana lambung, bangunan atas,
rumah geladak dibagi oleh divisi klas “A” yang panjangnya pada sembarang
geladak tidak lebih dari 40m.
(31) Ruang akomodasi adalah ruang yang digunakan untuk ruang umum, koridor,
ruang kecil, kabin, kantor, rumah sakit, bioskop, tempat pangkas rambut, pantry
yang tidak dilengkapi alat memasak dan ruang yang setara.
(32) Ruang umum adalah bagian-bagian dari akomodasi yang digunakan untuk aula,
ruang makan, lounge dan ruang tertutup tetap lain yang setara.
(33) Ruang layanan adalah ruang yang digunakan untuk galley, pantry yang dilengkapi
alat memasak, loker, ruang gudang, bengkel selain yang merupakan bagian dari
ruang permesinan dan lorong ke ruang demikian.
(34) Ruang muatan adalah seluruh ruang yang digunakan untuk muatan (termasuk
tangki minyak muatan) dan lorong ke ruang demikian.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 7
(35) Ruang kategori khusus adalah ruang tertutup di atas atau di bawah geladak sekat
yang dimaksudkan untuk mengangkut kendaraan bermotor dengan bahan bakar di
dalamnya.
(36) Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan
dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau ditunda, termasuk kendaraan yang
berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan
bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
(37) Kapal Tangki adalah kapal yang dibangun dan diperuntukkan semata – mata untuk
mengangkut muatan cair secara curah.
(38) Kapal bukan Tangki adalah kapal selain kapal tangki.
(39) Kapal Indonesia adalah kapal yang memiliki Surat Tanda Kebangsaan kapal
Indonesia.
(40) Panjang Kapal adalah panjang yang diukur pada 96 % dari panjang garis air
dengan sarat 85 % dari ukuran Dalam yang terkecil diukur dari sebelah atas lunas,
atau panjang garis air tersebut diukur dari linggi haluan sampai ke sumbu poros
kemudi, apabila panjang ini yang lebih besar.
(41) Tengah kapal adalah titik tengah dari panjang kapal diukur dari sisi depan linggi
haluan.
(42) Lebar Kapal adalah lebar terbesar (maksimum) dari kapal, diukur pada bagian
tengah kapal hingga ke sisi luar gading – gading (Moulded Line) bagi kapal –
kapal yang kulitnya terbuat dari logam atau hingga ke permukaan terluar badan
kapal bagi kapal-kapal yang kulitnya terbuat dari bahan-bahan selain logam.
(43) Dalam Terbesar adalah jarak tegak lurus yang diukur dari sisi atas lunas ke sisi
bawah geladak atas pada bagian samping.
a. Pada kapal – kapal kayu dan kapal – kapal komposit, jarak tersebut diukur
dari sisi bawah alur lunas. Bila bagian bawah dari seksi tengah kapal
berbentuk cekung, atau bila dipasang jalur – jalur pengapit lunas tebal, maka
jarak tersebut diukur dari titik dimana moulded line garis dataran dasar yang
tembus ke dalam memotong sisi lunas.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 8
b. Pada kapal – kapal yang tajuknya berbentuk cembung, ukuran dalam bersih
diukur hingga ke titik perpotongan antara garis – garis dari geladak dengan
sisi plat kulit, dan garis-garis ini membentang sehingga seolah – olah tajuk
tersebut berbentuk sudut.
c. Bila geladak teratas meninggi dan bagian yang meninggi itu membentang
melalui titik dimana ukuran dalam terbesar itu harus ditentukan, maka ukuran
dalam terbesar di ukur hingga ke garis penghubung yang membentang dari
bagian geladak yang rendah, menyusur garis yang sejajar dengan bagian yang
meninggi.
(44) Lambung timbul adalah jarak vertikal yang diukur pada tengah kapal dari sisi atas
garis geladak lambung timbul kearah bawah hingga sisi atas garis muat.
(45) Geladak lambung timbul adalah :
a. Geladak teratas yang menyeluruh dan terbuka terhadap cuaca dan air laut dan
mempunyai cara penutupan yang tetap dan kedap air, baik untuk bukaan-
bukaan di atas geladak maupun pada sisi-sisi kapal; atau
b. Bagian terendah dari geladak terbuka dan perpanjangan garis ini sejajar
dengan bagian geladak yang atas, diambil sebagai geladak lambung timbul,
pada kapal yang mempunyai geladak teratas terpenggal; atau
c. Geladak yang lebih rendah dari geladak teratas asalkan geladak tersebut
menyeluruh dan permanen dari arah belakang ke depan, sekurang-kurangnya
antara kamar mesin dan sekat tubrukan.
(46) Geladak terpenggal adalah geladak yang mempunyai panjang penggalan lebih dari
satu meter dan membentang selebar kapal.
(47) Koefisien blok adalah perbandingan antara volume benamam pada kedalaman 85
% dari tinggi kapal dengan hasil perkalian ukuran panjang, lebar dan sarat
benaman pada kedalaman 85 % dari tinggi kapal atau dalam bentuk rumus
sebagai berikut :

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 9
V
Kb = -----------
PxLxd
Kb = Koefesien blok
V = Volume benaman kapal pada kedalaman 85 % dari tinggi kapal terkecil
P = Panjang kapal diukur pada sarat benaman pada kedalaman 85 % dari tinggi
kapal terkecil
L = Lebar kapal diukur pada sarat benamam pada kedalaman 85 % dari tinggi
kapal terkecil
d = Sarat benaman pada kedalaman 85 % dari tinggi kapal terkecil
(48) Bangunan atas adalah bangunan tertutup di geladak lambung timbul yang
membentang selebar kapal atau sekurang – kurangnya 96 % dari lebar kapal,
termasuk geladak penggal yang dinaikkan.
(49) Bangunan atas tertutup adalah bangunan atas yang mempunyai sekat-sekat
penutup dengan konstruksi yang efisien, pintu – pintu masuk yang memenuhi
persyaratan dan bukaan – bukaan yang dilengkapi dengan alat penutup kedap air.
(50) Tinggi bangunan atas adalah jarak vertikal yang diukur dari bagian atas balok
geladak lambung timbul hingga bagian atas balok geladak bangunan atas pada sisi
kapal.
(51) Panjang bangunan atas adalah panjang rata – rata dari bangunan atas yang terletak
di dalam panjang kapal.
(52) Kapal Geladak Rata adalah kapal yang tidak mempunyai bangunan atas di geladak
lambung timbul.
(53) Kedap cuaca adalah kondisi yang dalam keadaan laut bagaimanapun air tidak
dapat masuk ke dalam kapal.
(54) Kedap air adalah kondisi yang dalam keadaan laut bagaimanapun air tidak dapat
masuk dan keluar dari kedua sisi.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 10
(55) Pengadaan kapal adalah kegiatan memasukkan kapal dari luar negeri, baik kapal
bekas maupun kapal bangunan baru untuk didaftarkan dalam daftar kapal
Indonesia.
(56) Pembangunan kapal adalah pembuatan kapal baru di dalam negeri maupun di luar
negeri yang langsung berbendera Indonesia.
(57) Pengerjaan kapal adalah tahapan pekerjaan dan kegiatan pada saat dilakukan
perombakan, perbaikan dan perawatan kapal.
(58) Perombakan kapal yang merupakan bagian dari pengerjaan kapal adalah tahapan
pekerjaan perubahan, modifikasi terhadap karakteristik utama kapal yang secara
substansial atau mendasar yang mengakibatkan adanya perubahan konstruksi
kapal.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 11
BAB II
LANDASAN HUKUM

UNDANG-UNDANG / PERATURAN YANG PERLU DILAKSANAKAN SEBAGAI


ACUAN
Dalam pelaksanaan tugas selanjutnya secara singkat diuraikan mengenai peraturan
perundang-undangan yang penting ditegakkan dalam tugas pemeriksaan kapal , dimana
ketidak sesuaian cara pemeriksaan tersebut dapat mengakibatkan kapal tidak dalam
kondisi laik laut.

A. RATIFIKASI KONVENSI INTERNASIONAL


No Konvensi International Pemberlakuan Surat Keputusan
1 SOLAS 1960 26 Mei 1965 Keppres No.203/1966
Tgl.16-09-1966
2 Preventing Collision 1 September 1965 Keppres No.107/1968
Regulations at Sea Tgl.24 –03-1968
(COLREG)1960
3 Load Lines 1966 21 Juli 1968 Keppres No.47/1976
Tgl. 2-11-1976
4. Special Trade Passenger (STP), 2 January 1974 Keppres No.73/1972
1971 Tgl.21–12-1972
5 Civil Liability for oil pollution 19 Juni 1975 Keppres No.18/1978
Damages,1969 Tgl.1-07- 1978
6 Protocol STP,1973 2 Juni 1977 Keppres No.43/1979
Tgl. 18-09-1979
7 Colreg 1972 15 Juli 1977 Keppres No.50/1979 Tgl
11-10-1979
8 Convention Safe Container 6 September 1977 Keppres No.33/1989 Tgl
(CSC),1971 17-07-1989
9 Convention on establish of int’l 16 Oktober 1978 Keppress No.19/1978
fund for conpensation for oil Tgl 1-07-1978
pollution damage,1971

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 12
10 Intenational convention 16 Juli 1979 Keppres No.14/1986 Tgl
INMARSAT,1976 21-04-1986
11 SOLAS 1974 25 Mei 1980 Keppres No.65/1980 Tgl
13 –12-1980
12 Solas Protocol 1978 1 Mei 1981 Keppres No.21/1988 Tgl
29-06-1988
13 TMS,1969 18 Juli 1982 Keppres No.5/1989
Tgl.25-01-1989
14 Untited Nations Conv on Law of Not yet UU No.17/1985 Tgl. 9–
Sea (UNCLOS) ,1982 09-1985
15 Marine Polution (MARPOL) 2 Oktober-1983 Keppres No.46/1986 Tgl
73/78 9-091986
16 Standard of training and 28 April 1984 Keppres No.60/1986 Tgl
Certification of Watchkeeping 4-12-1986
(STCW) 1978
17 CLC’69 Protocol 1992 16 Mei 1998 Keppres No.52/1999 Tgl
28-05-1999
18 International Safety Port 01 Juli 2004 Keppres No.33/2003 Tgl
Security (ISPS) Code 14-08-2003

B. KEPUTUSAN MENTERI BERKAITAN DENGAN KELAIKLAUTAN KAPAL

No Keputusan Tentang Kepmenhub No. Tanggal

1 Pengawasan Kapal Kecepatan 29 / Thn. 1999 14 Mei 1999


Tinggi
2 Pencegahan Pencemaran Minyak 86 / Thn. 1990 8 September 1990
dari kapal
3 Sert int’l pencegahan pencemaran 167 / HM.207/PHB-86 27-Oktober-1986
oleh minyak dan sert int’l
pencegahan pencemaran oleh
bahan cair baracun

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 13
4 Pengawakan Kapal 70 / Thn.1999 Tahun 1999

5 Tata cara tetap pelaksanaan PY. 66 / 1 / 4 – 03 April - 2003


penyelenggaraan kelaiklautan
kapal

6 Peraturan Garis Muat Pelayaran 37/AL.407/Phb 86 14 Maret 1986


Dalam Negeri.

7 Tentang Peraturan Garis Muat SK DJPL 27 Maret 1986


kapal Indonesia untuk Pelayaran No.Py.66/I/1/86
Dalam Negeri

8 Pembaharuan PGDM mengenai No.PY.66/1/1/93 24 Agustus 1993


Perluasan Daerah Pelayaran

9 Tata cara pendaftaran kapal 41 / Thn 1990 08 Juni 1990

10 Lambung Timbul Kapal KM No.3 Tahun 2005

11 Pencegahan dan Penanggulangan KM No.4 Tahun 2005


Pencemaran oleh Minyak dari
Kapal

12 Pengukuran Kapal KM No.6 Tahun 2005

13 Ketentuan Pengoperasian Kapal Peraturan Menteri 28 – Oktober –


Tangki Minyak Lambung Tunggal Perhubungan No. KM 2005
( Single Hull) 66 Tahun 2005

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 14
BAB III

DOKUMENTASI

Sertifikat dan dokumen kapal (Certificates and ship’s documentation)

Jenis Dokumen masa pemeriksaan / keterangan


berlaku pengukuhan
s/d terakhir
Surat Kebangsaan / Surat Laut / Pas Ditjen Hubla
Kapal
(Certificate of Nationality)
Surat Ukur International 1969 TMS 1969 art 7
(International Tonnage Certificate
1969)
Sertifikat Klasifikasi Lambung Badan
(Clasification Certificate of Hull) Klasifikasi
Sertifikat Klasifikasi Mesin Badan
(Classification Certificate of Klasifikasi
Machinery)
Sertifikat Garis Muat LL Convention
(ILLCC Certificate 1966 or PGMI art 16 1988 LL
1986) protocol art 18
Sertifikat Keselamatan PP. 51 ,Permen
(Seaworthiness Certificate) Kespel
Sertifikat Keselamatan Konstruksi Solas 1974 Reg
Kapal Barang I/12 as amended
(ISS Construction Certificate) by the GMDSS

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 15
Sertifikat Keselamatan Perlengkapan amdts 1988
Kapal Barang solas protocol:
(ISS Equipment Certificate) Reg I/12 SA /
IS hanya untuk
kapal tangki
yang berumur
lebih dari 10
Tahun
Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Solas 1974 Reg
Barang I/12 as amended
by the GMDSS
(ISS Radio Certificate) amdts 1988
solas protocol:
Reg I/12
Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang Solas 1974 Reg
(Passanger Ship Safety Caertificate) I/12 as amended
by the GMDSS
amdts 1988
solas protocol:
Reg I/12. Untuk
kapal
penumpang
yang mengikuti
konvensi
internasional
Sertifikat Internasional Pencegahan Marpol 73/78
Pencemaran Oleh Minyak Annex I untuk
(IOPP Certificate) kapal GT ≥ 400
Sertifikat Kelayakan Mengangkut Bahan Untuk kapal
Kimia dalam Bentuk Curah tangki
(Bulk Chemical Fitness Cartificate) pengangkut
bahan kimia

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 16
Sertifikat Kelayakan Mengangkut Gas Untuk kapal
Cair tangki
(Liquefied gas Fitness Certificate ) pengangkut gas
cair
Sertifikat Pencegahan Pencemaran Untuk Untuk
Pengangkutan Bahan Cair Berbahaya pengangkutan
dalam bentuk Curah bahan cair
berbahaya
(NLS Certificate)
secara curah
Sertifikat Pembebasan Jika ada
(Exemption Certificate )
Sertifikat Keselamatan Kapal Peraturan Non
Penyeberangan Konvensi
(Ferry Safety Certificate)
Dokumen Penyesuaian Manajemen Foto copy DOC
Keselamatan yang terakhir
(Document of Compliance / DOC) dikukuhkan
(Endorsed
Copy)
Sertifikat Manajemen Keselamatan ISM Code dan
(Safety Management Certificate) sertifikat harus
ada di kapal
Buku Registrasi alat bongkar muat
(Register of Ship Lifting Appliance
and Cargo Handling Gear)
Sertifikat Bebas Tikus
(Derating Certificate / Derating
Exemption Certificate )
Sertifikat CLC Untuk kapal
(Civil Liability Convention Certificate) tangki minyak
yang
mengangkut
muatan ≥ 2000
ton

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 17
Sertifikat Keselamatan Pengawakan (Safe Manning Certificate)

Jenis tanggal tgl berakhir Keterangan


terbit
Persyaratan Perwira dan ABK
Nakhkoda
KKM
Mualim Jumlah Mualim
: ……
Masinis Jumlah Masinis
:…
Perwira Radio GOC / REC
untuk GMDSS
Bawahan Jumlah
Ratings AB/Bosun/Coo
k : ……/
………/ ………
Jumlah Oiler :
……
Hasil Pemeriksaan Kesehatan tiap-tiap Hasil
awak kapal pemeriksaan
kesehatan
berlaku untuk
kurun waktu 2
tahun dan
disebutkan
dalam crew list
Keterangan :
GOC / ORU : General Operator’s Certificate / Operator Radio Umum untuk
GMDSS
REC : Radio Electronic Certificate
GMDSS : Global Maritime Distress and Safety System

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 18
Dokumen dan Petunjuk Pengoperasian di Kapal (Documentation and Ship
Operation Manual) Untuk semua kapal
JENIS DISETUJUI KETERANGAN
OLEH
Informasi Stabilitas
Petunjuk Penanganan Sampah
(Garbage Management Manual)
Shipboard Oil Pollution Emergency Plan Untuk Pencemaran
(SOPEP) Minyak
Buku Catatan Minyak Untuk bukan kapal
(Oil Record Book) tangki minyak Part I
Untuk kapal tangki
minyak Part I & Part II
Cargo Securing Manual Untuk kapal barang /
general cargo &
container
Damage Stability Untuk kapal panjang L ≥
100m

Untuk Kapal Tangki Minyak dan Kimia

JENIS DISETUJUI KETERANGAN


OLEH
Damage Stability
Petunjuk Operasi
Petunjuk ODM
Petunjuk Pencucian Minyak Mentah Untuk kapal pengangkut
(COW) minyak mentah (bila ada)
Shipboard Marine Pollution Emergency Untuk kapal pengangkut
NLS dapat digabung
Plans (SMEP)
antara SOPEP ditambah
pencegahan pencemaran
oleh NLS

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 19
Untuk Kapal Tangki Kimia

JENIS DISETUJUI KETERANGAN


OLEH
Prosedur Penanganan Muatan

Buku Catatan Muatan


(Cargo Record Book)

Untuk Kapal Pengangkut Gas Cair

JENIS DISETUJUI KETERANGAN


OLEH
Prosedur Penanganan Muatan

Untuk Kapal Muatan Biji-bijian

JENIS DISETUJUI KETERANGAN


OLEH
Grain Loading Stability Untuk pengangkut biji-
bijian

Untuk Kapal Muatan Curah

JENIS DISETUJUI KETERANGAN


OLEH
Petunjuk Pemuatan Curah

Dokumen yang Berkaitan dengan Sistem Managemen Keselamatan

Pengendalian Dokumen

Kesiapan menghadapi keadaan darurat

Pengoperasian Kapal

Pemeliharaan Kapal

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 20
Laporan Pemeriksaan (Record of Inspection)

NO JENIS LAPORAN REKOMENDASI CATATAN


DAN PELAKSANAAN
DEFISIENSI

1 Laporan Superintendent

2 Laporan Klasifikasi Lambung

3 Laporan Klasifkasi Mesin

4 Laporan Survey MARPOL


Annex I, Annex II, Annex III *
Annex IV, Annex V, Annex Vi *

5 Laporan Statutory
- Cargo Ship Safety Equipment *
- Cargo Ship Safety Const *
- Cargo Ship Safety Radio *

6 Laporan PSC

7 Laporan Internal Audit

8 Laporan External Audit

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 21
BAB IV

TAHAPAN DALAM PENGOPERASIAN KAPAL

A. Tahapan penting dalam pengoperasian kapal seperti tersebut di bawah ini:


I. Pengendalian dokumen
1. Daftar surat kapal, sertifikat dan masa berlakunya
2. Daftar dokumen kapal & buku – buku referensi
3. Daftar gambar kapal; petunjuk operasi dan petunjuk / symbol alat
keselamatan.
4. Daftar peta
5. Crew list
6. Daftar dokumentasi awak kapal

II Kesiapan menghadapi keadaan darurat


1. Muster list
2. Peran kebakaran (fire drill)
3. Peran meninggalkan kapal (abandon ship drill)
4. Pola penanggulangan pencegahan pencemaran minyak dari kapal (SOPEP)
5. Latihan / peragaan pemakaian alat keselamatan.
6. Peragaan orang jatuh ke laut (man overboard drill)
7. Pengujian kemudi darurat
8. Laporan kecelakaan kapal (kandas, tubrukan, kebakaran, kerusakan mesin
induk, generator listrik, mesin kemudi dan lain – lain)
9. Komunikasi dalam mara bahaya

III Pengendalian kapal.


1. Perintah Nakhoda (Standing order / Night order dan lain – lain).
2. Rencana berlayar (voyage plan).
3. Koreksi peta navigasi.
4. Prosedur berlayar dalam keadaan cuaca buruk.
5. Prosedur berlayar dalam jarak pandang terbatas.
6. Persiapan berlayar.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 22
7. Persiapan masuk pelabuhan / sandar.
8. Tugas jaga (deck / engine).
9. Pilot embarkation / disembarkation.
10. System komunikasi (dalam kapal / keluar kapal).
11. Prosedur muatan (bongkar muat, cargo record book, cargo securing manual,
stowage plan, stability & loading manual dan lain – lain.
12. Procedure & Arrangement Manual (P & A Manual) khusus untuk chemical
tanker / gas tanker.
13. Prosedur penanganan barang – barang berbahaya (Dangerous goods).
14. Cargo transfer (tanker); Tank Cleaning; COW (tanker).
15. Sampah (garbage management manual, garbage record book.
16. Bunker (di pelabuhan; ship to ship transfer).
17. Pengisian log book (deck; engine; radio; manouvre book; oil record book dll.
18. Engine operation (check list persiapan engine, spare part, CMS, tes pesawat –
pesawat penting; one hour notice dan lain – lain).
19. Lego jangkar.
20. Izin kerja panas (hot work permit).
21. Izin masuk ruang tertutup (enclosed space entry).
22. Dan lain – lain.

IV Pemeliharaan kapal.
1. Plan maintenance system.
2. Inventory list (deck, engine, radio, safety & navigation).
3. Deck / engine / radio – maintenance record.
4. Catatan laporan survey klasifikasi, laporan survey superintendent, laporan
statutory survey.
5. Repair list, dock report.
6. Laporan kerusakan, daftar permintaan spare part / komponen (requisition list).
7. Report / check list pengujian pesawat – pesawat penting.
8. Laporan pemeliharaan bulanan / triwulan; engine abstract log.
9. Laporan port state control.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 23
B. Daftar – daftar Publikasi
Publikasi seperti dalam table tersebut di bawah ini yang harus dijadikan acuan untuk
kepentingan di kapal

Daftar publikasi yang diperlukan di kapal

No Nama publikasi Istilah penerbit Catatan


1 International convention for SOLAS 74 IMO wajib
safety of life at sea 1974
2 International life saving LSA code IMO wajib
appliances code
3 International code for fire FSS code IMO wajib
safety system
4 International convention for MARPOL 73/78 IMO Wajib
the prevention of pollution
from ship
5 International regulation for COLREG 72 IMO Wajib
preventing collision at sea
1972
6 International convention on STCW 95 IMO Wajib
standard of training
certification and watch
keeping for seafarers 1995
7 International convention on ILLCC 66 IMO Wajib
load line 1966
8 Protocol of 1998 relating to ILLCC Protocol IMO Wajib
ILLCC 1966 1988
9 International convention on Tonage 1969 IMO Wajib
tonnage measurement 1969
10 Merchant shipping ILO conv 147 ILO Wajib
(minimum standard)
11 International convention of SAR 1979 IMO Wajib
marine SAR
12 International convention on CLC 1969 IMO Wajib untuk
civil liability convention for kapal tangki
oil pollution damage minyak

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 24
13 International convention on SALVAGE IMO dianjurkan
salvage
14 International convention on OPRC 90 IMO Dianjurkan
oil pollution preparedness
and cooperation
15 Peraturan – peraturan Rules for survey CLASS Dianjurkan
klasifikasi tentang survey
16 Guide to helicopter ship - ICS Wajib bagi yg
operation punya landasan
helicopter
17 Bridge procedure guide - ICS OCIMF Dianjurkan
18 Prevention of oil spILLCage - IMO Wajib untuk
through pump room sea kapal tangki
valves minyak
19 Ship roteing - IMO Dianjurkan
20 Search and rescue manual IMOSAR IMO Dianjurkan
21 Merchant ship search and MERSAR IMO Dianjurkan
rescue manual
22 Recommendation on safe - IMO Dianjurkan
use of pesticides in ships
23 Global maritime distress GMDSS IMO Dianjurkan
safety system
24 Bridge procedure and - ICS Dianjurkan
emergency check list
25 Navtex manual - IMO Dianjurkan
26 Convention on international INMARSAT 78 IMO Wajib untuk
maritime satellite yang
organization menggunakan
satelit
27 Code of safe practice for - IMO Wajib untuk
solid bulk cargo kapal curah
28 Manual on chemical - IMO Wajib untuk
pollution kapal tangki
kimia

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 25
29 Safety in chemical tanker - ICS Wajib untuk
kapal tangki
kimia
30 Tanker safety guide - ICS Wajib untuk
(chemical) kapal tangki
kimia
31 Bulk chemical code BCH Code IMO Wajib untuk
kapal tangki
kimia
32 International bulk chemical IBC Code IMIO Wajib untuk
code kapal tangki
kimia
33 Gas carrier code GC Code IMO Wajib untuk
kapal tangki gas
34 International Gas carrier IGC Code IMO Wajib untuk
code kapal tangki gas
35 Safety in liquefied gas - IMO Wajib untuk
tanker kapal tangki gas
36 IMO/ILO guide line for - IMO Wajib untuk
packing in freight container kapal peti
or vehicle kemas
37 International maritime IMDG Code IMO dianjurkan
dangerous goods code
38 Medical first aid for use in MFA 6 IMO Dianjurkan
accident involving
dangerous goods
39 International safety guide ISGOTT ICS OCIMF Wajib untuk
for oil tanker and terminals IAPH kapal tangki
minyak
40 Crude oil washing system COW IMO Wajib untuk
kapal tangki
41 Code of ship practice for - IMO Dianjurkan
ship carrying timber deck untuk muatan
cargoes kayu di geladak
42 International code of signal - IMO Wajib

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 26
43 Admiralty nautical almanac - BA Wajib
44 International association of - - Dianjurkan
light house authorities
45 Guide to port entry a – k - - Dianjurkan
46 Guide to port entry l – z - - Dianjurkan
47 The mariners hand book - - Dianjurkan
48 Admiralty tide table - BA Wajib
49 Solas training manual SOLAS 74 Ch II – IMO
Life saving appliances and R 35 Wajib
arrangements
50 Fire safety operational SOLAS 74 Ch II – IMO Wajib
booklet 2 R 15.2.3

JENIS BUTIR PEMERIKSAAN CATATAN RULES NCVS


Peta (Charts) Edisi terbaru (dikoreksi SOLAS NCVS
74 Bab.III
dengan benar)
Ch. V Bag.B
Sek.5.2
R.21
Kesesuaian dgn daerah
R.27
operasi
Buku kepanduan Edisi terbaru NCVS
Bab.III
bahari
Bag.B
(sailing direction) Sek.
5.3.5
Kesesuaian dgn daerah
operasi
Daftar lampu-lampu Edisi terbaru NCVS
Bab.III
Suar
Bag.B
(list of Light Houses) Sek.
5.3.5
Kesesuaian dgn daerah
operasi

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 27
BPI / NTM Edisi terbaru BPI hanya NCVS
(Indonesian Notice to berlaku Bab.III
Seafarers / Notice to untuk kapal Bag.B
Mariners) yang Sek.5.2
berlayar
didalam
negeri
Tabel pasang surut Edisi terbaru NCVS
(Tide Table) Bab.III
Bag.B
Sek.5.2
Kode tanda-tanda Edisi Terbaru Bab.III
Internasional Bag.B
(International Code of Sek.5.6
Signal)
Konvensi Edisi terbaru Dalam NCVS
Internasional bahasa yang Bab.III
(International dimengerti Bag.B
Conventions) oleh awak Sek.5.6
SOLAS 74 kapal
COLREG 72
MARPOL 73 / 78
LOAD LINE 1966
STCW 1995
SOLAS TRAINING
MANUALS*

Catatan Penting yang harus dimasukkan dalam buku catatan kapal

JENIS PEDOMAN APLIKASI RULES NCVS


PEMERIKSAAN
Peralatan kemudi Dalam kurun waktu 12 jam SOLAS NCVS
sebelum berangkat. Latihan 74 Bab.IX
pengujian dan latihan
Ch. V Bag.B
(Steering gear testing) kemudi darurat dilaksanakan R. 26-1-4 Sek.
setiap 3 bulan 4.7.1

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 28
Peragaan - Setiap anggota awak kapal SOLAS NCVS
tiap bulan 74 Bab IX
meninggalkan kapal
Ch. III Bag B
dan pemadaman - Dalam kurun waktu 24 jam R. 19.3 Sek 5
setelah kapal berangkat jika
kebakaran
lebih 25% awak kapal
(Abandon ship and
belum berpartisipasi dalam
fire) latihan
- Peragaan harus dilaksanakan
sebelum kapal berlayar,
apabila kapal untuk pertama
kali beroperasi, setelah
menjalani perubahan
karakter yang besar atau
semua awak kapal baru naik
kapal
- Setiap life boat berisi ABK
terkait harus diluncurkan dan
dioperasikan setiap 3 bulan
sekali
- Free fall life boat (berisi
ABK terkait) harus
diturunkan dan dijatuhkan ke
laut dan dioperasikan setiap
6 bulan sekali
- Sedapat mungkin rescue
boat harus diluncurkan dan
dioperasikan setiap bulan,
paling sedikit sekali setiap
tiga bulan
- Penerangan darurat diuji
pada saat latihan
Instruksi dan latihan - Tidak lebih dari 2 minggu SOLAS NCVS
setelah awak kapal baru naik 74 Bab IX
diatas kapal (Onboard
kapal, harus dilaksanakan CH. III Bag B
Training and R. 19.4
latihan penggunaan Sek 5
Instruction) perlengkapan keselamatan

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 29
termasuk perlengkapan
sekoci penolong / rakit
penolong
- Instruksi penggunaan
perlengkapan sekoci
penolong dan pertolongan di
laut serta peralatanpemadam
kebakaran diberikan
bersamaan dengan peran
sekoci
- Instruksi khusus kepada
masing-masing personil
untuk penggunaan
perlengkapan keselamatan
jiwa dan kelengapan
keselamatan lainnya serta
peralatan pemadam
kebakaran diberikan pada
kurun waktu 2 bulan
- Latihan penggunaan alat
peluncuran liferaft (sampai
membuka bila mana
diperlukanharus
dilaksanakan setiap 4 bulan
Pemeriksan Mingguan - Pemeriksaan visual seluruh SOLAS NCVS
sekoci penolong, sekoci 74 Bab IV
(weekly inspection)
penyelamat (bermotor) dan Ch. III Sek 2
R. 20.6
perlengkapan
peluncurunanya
- Mesin dari sekoci
penyelamat dn sekoci
dijalankan maju mundur
dalam waktu 3 menit
- Uji alarm umum darurat
Pemeriksaan Bulanan Inspeksi alat keselamatan dan SOLAS NCVS
perlengkapan keselamatan 74 Bab IV
(monthly inspection)
dalam sekoci penolong CH. III Sek 2
R. 20.7
menggunakan daftar cek
sesuai CH. III R. 36

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 30
Keselamatan Secara Umum

JENIS PEDOMAN APLIKASI RULES NCVS


PEMERIKSAAN
Denah Pemadam - Ditampilkan permanent SOLAS NCVS
Kebakaran distasiun control setiap dek 74 Bab II
Ch.I I-2 App II
(Fire Control Plans) - Duplikat disimpan R.15.2.4 Sek
permanent dalam tabung 1.4.4
kedap air diluar jalan
akomodasi utama (kanan
dan kiri)
- Dalam bahasa yang
dimengerti oleh awak kapal
(Indonesia & Inggris)
- Dalam keadaan mutakhir
Buku pengoperasian - Tersedia dan disiapkan pada SOLAS NCVS
system pemadam posisi yang mudah diambil, 74 Bab II
CH. II-2 App II
kebakaran bungkusnya hanya 1 lapis R.16-2 Sek
(Fire safety - Dalam bahasa yang 1.4.4
operational booklet) dimengerti oleh awak
Sijil peragaan dan - Ditampilkan dianjungan , SOLAS
instruksi kamar mesin dan ruang 74
Ch. III
penanggulangan akomodasi awak kapal R.8
kecelakaan - Menunjukkan tugas sesuai R. 37
Regulasi 37
- Dalam bahasa yang
dimengerti oleh awak kapal
(Indonesia&Inggris)
Petunjuk Latihan - Disediakan di tiap ruang SOLAS NCVS
(Training Manuals) makan danruang rekreasi 74 Bab II
Ch. II App II
atau dikamar awak kapal, R. 15.2.3 Sek
memenuhi persyaratan Ch. III 1.4.4
Regulasi 35 R.35
- Dalam bahasa yang
dimengerti oleh awak kapal

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 31
Instruksi pemeliharaan - Tersedia dikapal dan SOLAS NCVS
diatas kapal 74 Bab II
mencakup semua peralatan Ch. III App II
(Instruction for on R.36 Sek
yang ditunjukkan di
board maintenance) 1.4.4
Regulasi 36
- Dalam bahasa yang
dimengerti oleh awak kapal

Instruksi - Tersedia disekitar sekoci SOLAS NCVS


Pengoperasian 74 Bab IV
penolong, rakit
Ch. III Sek 2
penolong,sekoci penyelamat R.9
dan peralatan peluncurannya
- Menggunakan symbol
sesuai dengan rekomendasi
IMO

Tangga Pandu - Kondisinya baik, tali tangga, SOLAS NCVS


(Pilot Ladder) 74 Bab IX
anak tangga karet, anak Ch. V Bag B
tangga kayu R.23.3.3 Sek
4.7.1
- Pegangan tangan tersedia
dengan benar
- Peralatan keselamatan
tersedia : life buoy, self
igniting light, heaving line
- Mechanical pilot hoist
- Lampu penerangan untuk
operasi malam hari dalam
keadaan siap

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 32
Pengujian Peralatan Penting dan Latihan

JENIS PEDOMAN APLIKASI RULES NCVS


PEMERIKSAAN
Sistem komunikasi: Diuji antar ruangan SOLAS NCVS
Anjungan dengan 74 Bab
Ch. II-I VIII
ruang kemudi dan
R. 29, 10, Sek 9
anjungan dengan R. 37
kamar mesin,
(Communication
system between
navigation bridge and
the steering gear
compartment, between
navigation bridge and
machinery space)
Generator darurat - Uji operasi SOLAS NCVS
(Emergency generator) - Pengecekan tinggi BBM 74 Bab V
Ch. II-I Sek 13
dalam tangki R. 43,
- Kondisi alat-alat start R. 44
- Siap dioprasikan oleh
awak kapal
Uji semprot sistem - Uji Operasi SOLAS NCVS
pemadam kebakaran - Teknan semprot 74 Bab V
Ch. II-2 Sek 13
dengan mencukupi 2 (dua) alat R.10
mengoperasikan semprot / selang harus 2.2.4.2
pompa Pemadam dicoba pada waktu yang Ch.III
sama. R. 19.3.4
Kebakaran Utama dan
darurat (Discharge test - Katup isolasi beroperasi
of fire fire protection - Tidak ada kebocoran
from fire main system saluran pemadam
and emergency fire - Pengecekan tinggi BBM
pumps) dalam tangki
- Siap dioperasikan oleh
awak kapal

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 33
Mesin kemudi (dalam - Operasi kemudi utama SOLAS NCVS
kurun waktu 12 jam dan darurat (kemudi Ch. V Bab.IX
sebelum kapal R. 19-1 Bag.B
bergerak secara penuh) R. 19-2 Sek.
keberangkatan)
- Sistim kontrol jarak jauh 4.7.1
Steering gear system
within 12 hour before - Pasok tenaga listrik
departur darurat
- Indikator sudut kemudi
telah sesuai dengan posisi
kemudi yang
sesungguhnya
- Uji alarm
- Susunan peralatan isolasi
otomatis
- Pemerikasaan visual alat-
alat yang berhubungan
dengan peralatan kemudi
- Instruksi operasi dengan
diagaram dipasang
dianjungan dan ruang
kemudi
Latihan meninggalkan - Memanggil awak kapal SCS NCVS
kapal ke tempat berkumpul Ch. III Bab.IX
R. 19.3.3 Bag.B
menggunakan alarm Sek.
darurat sesuaisijil peran 4.8
sekoci
- Konfirmasi tugas yang
telah tertulis dalam sijil
peran sekoci
- Konfirmasi tugas yang
tertulis dalam sijil peran
sekoci (muster list)
- Baju renang dipakai
dengan benar oleh awak
kapal
- Menurunkan sedikitnya
sebuah sekoci (sekoci

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 34
yang lain diturunkan
pada kesempatan
pelatihan berikutnya)
- Menjalankan dan
mengoperasikan mesin
- Uji lampu darurat
- Setiap sekoci harus
diluncurkan keair dan
diolah gerak oleh awak
kapal yang ditugaskan
setiap 3 bulan (selain
jenis free fall lift boat
setiap 6 bulan)
Latihan pemadam - memanggil awak kapal SOLAS NCVS
kebakaran ketempat berkumpul 74 Bab II
(Fire drill) Ch. III App II
sesuai sijil peran
R. 19.3.4 Sek
Setiap bulan dan kebakaran 1.4.4
dalam kurun waktu 24 - menjalankan pompa
jam setelah PMK utama dan darurat
keberangkatan , jika: dan uji semprot
- 25% dari awak menggunakan 2 alat
kapal baru naik
semprot air
kapal
- pemeriksaan baju tahan
- kapal baru
api dan perlengkapan
beroprasi pertama
pribadi termasuk yang
kali
harus dipakai oleh awak
- kapal setelah
kapal yang bertugas
menjalani
perubahan - pemeriksaan sarana
karakter yang komunikasi
besar - pemeriksaan operasi dari
- semua awak kapal piintu tahan api, pintu
baru naik dikapal kedap air, dan penahan
bunga api (fire dampers)
- pemeriksaan katup
penutup cepat tanki
BBM dan pemberhentian
darurat kipas-kipas angin

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 35
Shipboad Oil Pollution Setiap awak kapal wajib Poster MARPOL NCVS
Emergency Plan ikut serta dalam latihan penanggulanga Annex I Bab.IX
(SOPEP) Ch. 4 Bag.B
penanggulangan n pencemaran R. 26 Sek.
pencemaran minyak dari harus 4.8
kapal dengan menggunakan ditampilkan di
peralatan oil and noxious tempat yang
liquid substance mudah dilihat
equipments – spill dan oleh awak
dilaksanakan secara kapal
periodik
Oil Spillcage - Stop darurat atau Sekurang Dicantum NCVS
Decontamination Drill menutup semua pompa kurangnya kan pada Bab.IX
dokumen Bag.B
dan termasuk katup sekali dalam SMS Sek.
katupnya sebulan (Safety 4.8
- Konfirmasi dengan melaksanakan Managem
mengunakan rute ent
latihan dikapal
System)
komunikasi dan
alamatnya antara kapal
dengan didarat dalam hal
tumpahan minyak
- Konfirmasi lokasi dan
lakukan pencegahan
tumpahan minyak
- Panggil ABK agar
segera mengunakan
dispersant pada
tumpahan minyak
- Konfirmasi juga lokasi
ventilasi udara pada
muatan dan tangki BBM
serta scupper
Flood Control Drill Prosedur cara Sekurang Dicantum NCVS
pengoperasian pintu kedap kurangnya kan pada Bab.IX
air, katup katup, tingkap- sekali dalam dokumen Bag.B
SMS Sek.
tingkap dan pentup penutup sebulan
(Safety 5.8.3
secara mekanik melaksanakan Managem
latihan dikapal ent
System)

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 36
Rescue Boat Drill Melaksanakan peluncuran Dilaksanakan SOLAS NCVS
Ch. III Bab IV
ke air rescue boat tersebut. 3 Bulan Sekali
R. 31-2 Sek IV
Menghidupkan mesin Boat
Pengecekan manoevering
diatas air serta pemeriksaan
perlengkapan boat tersebut.
Emergency Steering - Kontrol langsung dari Dilaksanakan SOLAS NCVS
Drill Ch. V Bab.IX
ruang mesin kemudi 3 Bulan Sekali
R.26-4 Bag.B
- Prosedur komunikasi Sek.
4.7.1
dengan anjungan kapal
- Meletakkan Magnetik
Kompas portable dari
anjungan kapal ruang
mesin kemudi

Pelatihan diatas kapal - Pengunaan Peralatan Dilaksanakan SOLAS NCVS


(Onboard Training) Ch. III Bab.IX
keselamatan termasuk tidak lebih dari
R. 19-4-1 Bag.B
peralatan sekoci 2 minggu Sek.
4.6.13
setelah ABK
baru naik kapal

Instruksi - Pengunaan Peralatan Dilaksanakan SOLAS NCVS


(Instruction) Ch. III Bab II
keselamatan termasuk tidak lebih dari
R. 19-4-1 App II
peralatan sekoci 2 minggu Sek
1.4.4
setelah ABK
baru naik kapal
dan sekurang
kurangnya
sebulan sekali

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 37
Pemeliharaan - Pemeriksaan langsung ke Dilaksanakan SOLAS NCVS
(Maintenance) Ch. III Bab IV
semua sekoci, Rakit sekali dalam
R. 20-6 Sek 3
kembung serta dewi seminggu
dewinya
- Menghidupkan mesin
sekoci
- Pengujian sistem alarrn
umum dan alarm darurat

- Pemeriksaan dengan Dilaksanakan SOLAS NCVS


Ch. III Bab IV
mengunakan cek list sekali dalam
R.36 Sek 4
untuk seluruh peralatan sebulan
keselamatan termasuk
peralatan sekoci

- Pemeriksaan semua Dilaksanakan SOLAS NCVS


Ch.II-2 E Bab III
kompres udara dalam sekali dalam
R.14 Sek 15
tabung Breathing sebulan
Apparatus

- Meluncurkan sekoci Dilaksanakan SOLAS NCVS


Ch. III Bab.IX
luncur tidak lebih dari
R.20-4.1 Bag.B
30 bulan Sek.
4.6.13

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 38
- Pengantian wire (Kawat) Dilaksanakan SOLAS NCVS
pada sekoci luncur setiap 5 tahun Ch. III Bab IV
R.20-4.1 Sek 3.7
dan bila ada
kerusakan
pada kawat
sebelum 5
tahun maka
harus diganti
tanpa
menunggu
waktu habis

- Segera kirim ke service Dilaksanakan SOLAS


station bila masa berlaku setiap tahun Ch. III
ILR habis sekali R.20-8.1
- Cek Hydrostatic realiase
Otomatic pada ILR
terhadap habis masa
lakunya

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 39
BAB V

TATA SUSUNAN PEMERIKSAAN KAPAL

A. LAMBUNG KAPAL

URAIAN PEMERIKSAAN CATATAN RULES NCVS


PEMERIKSAAN

Lambung kapal bagian luar

Pemeriksaan external pada kulit dan plat dek Klasifikasi NCVS


Bab II
yang mudah berkarat, rusak dan perubahan
Bag B
bentuk

Kapal traditional yang lebih dari 10 tahun,


sejumlah lapisan paling bawah cukup diangkat
untuk diperiksa

Pemeriksaan external terdiri dari: Klasifikasi NCVS


Bab II
a. Alat alat penutup untuk jalan menuju ke
Bag B
palka dan selubung mesin
b. Alat alat penutup pada ventilator
c. Alat alat penutup pada pipa udara diatas
dek terbuka
d. Lubang pembebasan
e. Tingkap tingkap sisi

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 40
Lambung kapal bagian dalam

Pemeriksaan internal lambung kapal dan tangki Klasifikasi NCVS


yang menimbulkan karat, kerusakan, dan Bab II
perubahan bentuk Bag B
Pemeriksaan internal ruang muat, ruang mesin,
ruang akomondasi, dan tangki menurut umur
kapal sebagai berikut :
(1) Usia kapal kurang dari 13 tahun :

(a) Ruang muat

(i) Pada kapal baja, sekurang


kurangnya inner bottom
ceiling harus di buka pada
kedua sisi sisinya
(ii) Pada kapal tradisional,
sekurang kurangnya inner
ceiling antara keelson dan
deck beam terbawah harus
dibuka pada kedua sisi sisinya
(b) Ruang mesin
Konstruksi bottom harus
diperiksa dengancara
membuka flooring bila
memungkinkan

(c) Ruang akomodasi dibawah


upper deck tertutup oleh
ceiling. Ceiling harus dibuka,
akan tetapi boleh tidak dibuka
apabila kondisi lambung kapal
dalam keadaan baik.

(d) Tangki FO dan LO (Kecuali FPT


dan AFT). Pemeriksaan boleh
diabaikan apabila kondisi
bagian luar tangki dalam
keadaan baik.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 41
(2) Kapal lebih dari 13 tahun tetapi
kurang dari 34 tahun
(a) Ruang muat
Sejumlah ceiling dibuka
secukupnya ( termasuk bahan
isolasi panas)
(b) Ruang mesin
Konstruksi bottom harus
diperiksa dengan membuka
flooring
(c) Ruang akomondasi dibawah
upper deck tertutup oleh
ceiling.
(d) Tangki FO dan LO (Kecuali
FPT dan AFT).
2(dua) double bottom tank dan 1
(satu) deep tank harus diperiksa
bagian dalammnya. Apabila pada
tank tersebut dalam keadaan baik
maka tank lain tidak perlu
diperiksa kecuali untuk :
i. Panjang kapal lebih dari
200meter
ii. Usia kapal lebih dari 22
tahun
(3) Usia kapal lebih dari 34 tahun
Pemeriksaan tergantung dari
kondisi masing masing kapal dan
catatan pemeriksaan kapal tersebut.
(4) Usia kapal lebih dari 5 (lima) tahun
yang melaksanakan pelayaran
internasional (kapal yang
memegang sertifikat keselamatan
konstruksi), pemeriksaan internal
yang dilakukan dengan memilih
1(satu) tanki balast untuk diperiksa
oleh marine inspektor

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 42
(5) Usia kapal tanker lebih dari 10 tahun
dengan melaksanakan pelayaran
internasional (Kecuali kapal dry
cargo) dan kapal memegang
sertifikat keselamatan konstruksi
sehingga dalam pemeriksaan
internal sekurang kurangnya 2
(dua) cargo hold diperiksa.
(6) Usia kapal lebih dari 15 tahun
dengan melaksanakan pelayaran
internasional (hanya kapal dry
cargo) dan kapal memegang
sertifikat keselamatan konstruksi
sehingga dalam pemeriksaan
internal sekurang kurangnya 2(dua)
cargo hold diperiksa.
(7) Usia kapal tanker oil lebih dari 10
tahun (tanker yang digunakan untuk
memuat barang curah berupa liquid
product oil yang mudah terbakar.
Maka dalam pemeriksaan internal
sekurang kurangnya 2(dua) tanki
muat yang diperiksa.
Pengukuran ketebalan untuk kapal baja
1. Ukuran ketebalan harus diperiksa dan
dicatat secara struktural dimana heavy
wastage dijumpai sewaktu pemeriksaan
2. Pada survei berkala pertama untuk kapal
lebih dari 13 tahun maka ukuran
ketebalan kulit kapal dan plat inner
bottom dan juga gading palka, plat lantai,
bulkhead kedap air harus diperiksa dan
dicatat.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 43
3. Pada survei berkala pertama untuk kapal
lebih dari 18 tahun maka ukuran
ketebalan kulit kapal dan plat inner
bottom dan juga gading palka, plat lantai,
bulkhead kedap air harus diperiksa dan
dicatat.

4. Pada survei berkala pertama untuk kapal


lebih dari 23 tahun tetapi kurang dari 34
tahun maka ukuran ketebalan kulit kapal
dan plat inner bottom dan juga gading
palka, plat lantai, bulkhead kedap air
harus diperiksa dan dicatat.

5. Pada kapal lebih dari 34 tahun maka


pemeriksaan Pemeriksaan tergantung
dari kondisi masing masing kapal dan
catatan pemeriksaan kapal tersebut.

Kapal tradisional dengan melepas paku paku


1. Kapal lebih dari 10 tahun tetapi
kurang dari 22 tahun untuk paku
paku pada batas air dari ¼ L dari
muka atau belakang harus dilepas.

2. Kapal lebih dari 22 tahun tetapi


kurang dari 34 tahun paku paku
harus dilepas seperti keterangan
dibawah ini:

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 44
Penempatan Lokasi Nomor
paku paku
Keel dan Midship 1 dari
keelson masing sisi
sisi
Kulit bottom ¼ dari 2 dari
ke gading muka atau masing sisi
belakang sisi
Plat kulit ¼ dari 2 dari
samping ke muka atau masing sisi
gading belakang sisi
Sheer strake ke ¼ dari 2 dari
beam knee muka atau masing sisi
belakang sisi
Pondasi ¼ dari 2 dari
mesin muka atau masing sisi-
belakang sisi

Kemudi NCVS
Bab II
Kemudi harus diangkat atau dibuka untuk diuji
Sek
terhadap karat, kerusakan, baut kopling yang 35.21
longgar dan bearing yang bebas berputar. Apabila
kondisi dalam keadaan baik maka tidak perlu
dibuka (Pada Periodically survei hanya boleh
dilaksanakan bila rudder stock berkarat)
Uji Tekan
1. Saat survei tahunan untuk kapal yang usianya NCVS
Bab VI
13 tahun lebih dan mengikuti interval pada
Sek
periodically survei setiap 10 tahun maka uji 8.14.2
tekan harus dilaksanakan dengan cara uji
hydraulic and uji semprot. Bagaimanapun,
apabila kondisi internal tangki dianggap baik
oleh Marine Inspektor maka dimungkinkan
hanya melaksanakan uji udara yang serupa
dengan melaksanakan uji hidrostatik

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 45
2. Cara Pengujian Double Bottom yakni:
Melaksanakan uji tekan (Pressure test)
dengan menyemprotkan air dari plat tank top
sampai ujung bagian atas pada pipa udara
atau pada geladak bulkhead yang mana
kondisi yang memungkinkan.
Uji Efisiensi
1. Uji dengan cara membuka atau menutup NCVS
pintu kedap air Bab VI
2. Uji dengan membuka atau menutup valve dan Sek
8.14
cock pada bulkhead kedap air
3. Uji dengan membuka atau menutup pipa
drain valve dan pembukanya pada bagian
samping
4. Uji dengan membuka atau menutup tingkap
sisi
5. Uji dengan membuka atau menutup skylight
pada kamar mesin dan palka kedap air
6. Uji pengoperasian alarm dan uji buka atau
tutup untuk petunjuk pintu kedap air

B. Perlengkapan Navigasi (Navigational Equipments)

Jenis Pedoman Pemeriksaan Aplikasi Peraturan NCVS

Kompas utama / - dapat dibaca dengan jelas oleh SOLAS 74 NCVS


magnet juru mudi dari tempat Ch. V Bab III
(standard R. 19.2.1 Sek 5.7
pengemudian utama
Compass /
- komunikasi antara posisi
Magnetik
kompas standart dengan tempat
Compass)
pengemudian utama
- tidak ada gelembung di
kompas yang berdiameter
melebihi 10 mm
- tabel/kurva deviasi tersedia

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 46
Azimuth Circle - Terletak dianjungan SOLAS
Ch.V
- Minimal 1 Unit R. 19.2.1.2
- Kondisi Baik
International - Terletak Dianjungan SOLAS NCVS
Code of Signal - Buku Update Ch.V Bab III
R. 21 Sek 5.6
Transmitting - Kombinasi dengan GPS, SOLAS
Heading Device Magnetic Kompas, Gyro Ch.V
Kompas R 19.2.3.5
Kompas giro - dapat dibaca oleh juru mudi Untuk kapal SOLAS 74 NCVS
(Gyro dari tempat pengemudian GT ≥ 500 Ch. V Bab III
Compass) R. 19.2.5.1 Sek 5.8
utama
- kondisi gyro master dan gyro
repeater
Informasi - Kompas yang tampak dari SOLAS 74
haluan kepada posisi darurat (bila ada) Ch. V
posisi R. 19.2.1.6
- Sistem komunikasi antara
pengemudian
posisi pengemudian utama
darurat
dengan posisi pengemudian
darurat
Pesawat Alat berfungsi baik Penerapan SOLAS 74
penerima untuk sejak 1 Juli Ch. V
Penggunaaan peralatan
2002 R. 19.2..6
sistem navigasi alternatif harus disetujui
satelit global
pemerintah
atau sistim radio
komunikasi
(GPS)
(receiver for a
global
navigation
satelllite /
terrestrial radio
navigation
system (GPS
etc)

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 47
Radar - Alat berfungsi baik Untuk kapal SOLAS 74 NCVS
180mm: Ch. V Bab III
- Fasilitas plotting Alat berfungsi GT ≥ 3000
150 – 1000GT R. 19.2.3.2 Sek 5.9
baik harus R. 19.2.7.1
250mm :
R 19.2.8.1
1000-10000GT - Kondisi antena radar dalam tersedia radar
340mm : kedua (3
keadaan baik
10000 Keatas
- Periksa arah haluan kapal GHz atau 9

diradar sesuai dengan haluan GHz)

pada gyro compass


- Peragakan oleh Nahkoda dalam
mengambil objek baringan
didarat dan sesuaikan pada peta
navigasi
ARPA - Alat berfungsi baik Untuk kapal SOLAS 74
Ch. V
- Pastikan indikasi antara radar GT ≥10.000
R. 19.2.3.4
dengan arpa selalu sama dalam
memastikan jaraknya
- Perlu pengujian objek dengan
mengunakan manual
- Fugsi reset bekerja baik
- Mampu menyimpan data posisi
kapal
- Uji cara pengoperasian tanda
bahaya (warning device) apabila
tidak nampak dalam layar
- Layar Arpa dapat diatur
penerangannya
Peralatan Echo - Alat berfungsi baik Untuk GT ≥ SOLAS 74 NCVS
sounder - Periksa kertas untuk echo Ch. V Bab III
300
R. 19.2.3.1 Sek
sounder cukup 17.5
- Penerangan pada alat berfungsi
baik

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 48
Alat penentuan - Alat berfungsi baik Untuk kapal SOLAS 74
kecepatan dan Ch. V
- Mampu mengindentifikasikan GT ≥ 300
jarak pada kapal R. 19.2.3.4
(Ship Speed and kecepatan kapal
distance - Pastikan dalam menunjukan
measuring kecepatan aman kapal terhindar
device)
dari pengaruh magnet pada
kompass kapal
- Penerangan pada alat berfungsi
baik
Radar Reflector - Alat berfungsi baik Semua kapal Solas
baru yang Ch.V
- Periksa kondisi fisik alat R.19.2.1.7
GT kurang
- Lokasi penempatannya dari 150
Automatic - Alat berfungsi baik Untuk kapal SOLAS 74 NCVS
GT ≥ 300 Ch. V Bab III
Indentification - Mampu mengidentifikasikan R. 19.2.4.5 Bag B
(pelayaran
system (AIS) kapal lain R. 19.2.5.4 Sek
internasional
Res. MSC 5.11
- Dapat menginformasikan ) 74(69)
berupa: MMSI, No. IMO, Tanda Untuk kapal annex 3
GT ≥ 500
Panggil Kapal, Posisi kapal, (pelayaran
Kecepatan, Jarak, Haluan, domestik /
nasional)
Rudder,propeler Alat berfungsi baik Untuk kapal SOLAS 74
,thrust Penunjuk sudut kemudi GT ≥ 500 Ch. V
R. 19.2.5.4
Pitch, and Penunjuk perputaran poros
operational kemudi
Mode indicator
Rate of turn Alat berfungsi baik Untuk kapal SOLAS 74
indicator Perputaran rata rata dalam GT ≥ 50.000 Ch. V
R. 19.2.9.1
satuan meter
Day light - Alat berfungsi baik Untuk kapal SOLAS 74 NCVS
GT ≥ 150 Ch. V Bab III
Signalling - Dipasok dari tenaga listrik R. 19.2.2.2 Sek 5
Lamp utama dan darurat

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 49
Voyage data Alat berfungsi baik Untuk kapal SOLAS 74 NCVS
recorders yang berlayar Ch V Bab III
(VDR) secara R 20.1 Sek
internasional, R. 20.2 5.10
sedangkan
kapal
berbendera
Indonesia
penerapanny
a menunggu
SK dari
Pemerintah
RI
Telepon ke - Mengunakan telepon langsung Semua Kapal SOLAS 74
ruang mesin dari anjungan Ch.V
kemudi R. 19.2.1.9
- Mengunakan sistem talk back
Lokasi - Lokasi pendaratan ditandai Semua Kapal Solas 74
pendaratan dengan simbol “ H” Penumpang Ch. III
Helikopter R. 28
- Tersedianya alat pemadam Ro-ro dengan
(Helikopter
kebakaran disekitar lokasi panjang
Landing Area)
kapal 130
Meter keatas
yang
pembanguna
nnya setelah
1 juli 1999
Maritime - Alat berfungsi baik Semua kapal SOLAS 74
Evacuation - Periksa tanda tanda menuju penumpang Ch. III
System ( MES) lokasi evakuasi R. 21.1.6
- Pasti tugas ABK dalam
evakuasi dipahami benar
Ship security - Alat berada dikapal bila kapal Kapal barang SOLAS 74
alert system telah memenuhi standar ISPS > 500 GT Ch. XI-2
( SSAS ) dan MODU R. 6.1.4
- Berada di anjungan
yang
pembanguna
nnya
sebelum 01-
07-2004

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 50
Sound - Alat berfungsi baik dari Kapal Baru SOLAS 74
Receiption Ch. V
anjungan kapal R. 19.2.1.8
System
- Periksa speaker yang menuju
ruang akomondasi dalam
keadaan baik
- Pada anjungan yang total
tertutup rapat
Integrated - Alat berfungsi baik Kapal baru MSC
Navigational 86(70)
- Periksa alarm berfungsi secara Annex 3
Bridge (INS)
otomatis tahun 2000
A.529(13)
A.815(19)
Integrated - Alat berfungsi baik Kapal Baru MSC
Bridge System 64(67)
- Periksa alarm berfungsi secara Annex I
(IBS)
otomatis MSC
86(70)
Lampu-lampu Lampu tiang haluan & buritan Tidak ada COLREG NCVS
navigasi 1972 Bab III
Lampu samping lampu yang
Sek
Lampu buritan padam 20.4
Lampu jangkar
Lampu NUC (Not Under
Command)
Panel distribusi
Gong Tersedia di kapal Untuk kapal NCVS
panjang 100 Bab III
meter atau Sek
20.2.4
lebih
Suling Alat berfungsi baik Bab III
Sek
20.2.4
Bola-bola hitam Paling sedikit tersedia 3 set Bab III
Sek
20.2.
Belah ketupat Untuk kapal tunda Bab III
Sek
warna hitam
20.2.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 51
C. Perlengkapan keselamatan (Life Saving appliances and arrangements)

JENIS PEDOMAN PEMERIKSAAN APLIKASI RULES NCVS


Sekoci penolong - kondisi lambung bagian Semua kapal SOLAS NCVS
dan atau sekoci 74 Bab IV
dalam dan luar (tidak ada
penyelamat Ch. III Sek 2
karat, tidak ada tambatan) R.
(Lifeboat and or
- Tali pengaman pada kedua 31( Kapal
rescue boat) Barang)
sisi dalam keadaan baik R. 21
- Katir (rel lunas bilga) pada ( Kapal
Penumpan
kedua sisi g)
- Tongkat kemudi, kemudi dan LSA code
Sect 4.4
celaga kemudi dan kontruksi
Sect 4.5
buritan dalam kondisi baik Sect 4.6
- Bangku melintang, lubang- Sect 4.7
lubang pegangan, bibir
lambung dalam keadaan baik
- Mesin, pondasi dan pipa gas
buang
- Baling-baling dan proses
eserta kopling penghubung
- Pita pemantul cahaya di
lambung kapal
- Marka (nama kapal, jumlah
personil, pelabuhan
pendaftaran, ukuran utama
- Pita pemantul cahaya (retro
reflective tape)
- Sumbat dengan paking dan
dilengkapi rantai dengan
penunjuk posisi
- Pompa bilga dan selang
(diuji)

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 52
Inventaris sekoci - verifikasi sesuai daftar LSA Code NCVS
penolong & sekoci inventaris yang standar Sect. 4.4.8 Bab IV
Seet. Sek 2
penyelamat (Life - Masa berlaku, perlengkapan,
5.1.2.2
boat and rescue piroteknik, pemadam
boat equipment) kebakaran portabel
- Tabung kedap air
- Penutup dan penahan (bila
ada)
Penempatan sekoci - Kondisi visual SOLAS NCVS
penolong dan atau penempatannya 74 Bab IV
sekoci penyelamat. - Perlindungan terhadap Ch. III Sek 2
kerusakan, kebakaran, ombak R. 13
(Stowage of life
R. 14
boat and/or rescue dan lain-lain
R. 15
boat) - Kondisi alat-alat angkat
Perlengkapan - Kondisi dewi-dewi SOLAS NCVS
peluncuran sekoci - Operasi alat angkat (winch) 74 Bab IV
penolong dan - Kondisi kerek, tali peluncur, Ch. III Sek 2
R. 20.4.1
sekoci penyelamat pad eyes, dan semua alat
R. 20.11
(Launching pengikat lainnya R. 36
appliance of life - Tali-tali peluncur harus LSA Code
boat) dibalik dari ujung ke ujung Sect. 6.1
dalam interval waktu tidak
lebih dari 5 tahun
- Kondisi rem (dynamic test)
- Kondisi alat pelepas
- Kondisi skate dan pisang-
pisang
- Kondisi tangga embarkasi,
pegangan tangan, tali-tali
samping, anak tangga dan
segel / pelat mata
- Kondisi lampu sekoci dengan
tenaga darurat
- Launching appliance
diperiksa dalam interval
waktu tidak lebih dari 5 tahun
- Release gear harus di
overhoul dan ditest dengan
beban 1.1 kali total berat
sekoci termasuk jumlah orang
setiap 5 tahun sekali

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 53
JENIS PEDOMAN PEMERIKSAAN APLIKASI RULE NCVS

Rakit yang - Diservis pada kurun waktu Penundaan SOLAS NCVS


mengembang tidak melebihi 12 bulan 74 Bab IV
service
(Inflatable life Raft Ch. III Sek 6
berikut release gear kecuali menjadi 17 R. 20.8
/ ILR)
bila ada pemberian LSA Code
bulan harus
perpanjangan dari negara Sect. 4.1
mendapat izin Sect. 4.2
bendera
- tabung diberi marka; pabrik dari
pembuat, nomor seri, tanggal Pemerintah
service terakhir, jumlah
personil
- pita yang dapat memantulkan
cahaya
Penempatan ILR - Kondisi penempatan LSA Code NCVS
(Stowage of ILR) - Pemasangan yang baik dari Sect. 4.1 Bab IV
Sect. 4.2 Sek 2
tuas yang lemah (dalam hal Sect. 6.1.5
tipe tanpa tuas yang lemah,
harus diberi catatan)
- Kondisi tangga embarkasi
Paracute rocket - Tidak kurang dari 12 cerawat Semua kapal SOLAS NCVS
flares payung (parachute rocket 74 Bab IV
Ch. III Sek 13
flares) tersedia di kapal R. 6.3
- Masa berlaku rocket LSA Code
Sect. 2.1
Pelampung - Paling sedikit 8 pelampung Kapal barang : SOLAS NCVS
Penolong penolong dengan nama kapal Panjang kapal 74 Bab IV
(Life buoys) ( m ) jumlah Ch. III Sek 9
dan pita pemantl cahaya L < 100 R. 7.1
- Masing-masing pelampung = 8 R. 22.1
penolong disayap anjungan 100 ≤L<150 R.32.1
= 10 LSA Code
yang ada dilepas dengan cepat 150 ≤L<200 Sect. 2.1
tertempel pada lampou yang = 12
dapat menyala sendiri (Self L ≥ 200
= 14
igniting Light/SIL) dan sinyal
asap

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 54
- Masa berlaku sinyal asap
- Masa berlaku baterei SIL
- Sebuah pelampung dengan
tali pengapung sepanjang 30
m, atau dua kali jarak
penempatan sampai garis air
terendah dipilih yang lebih
besar pada setiap sisi kapal
- Sebuah pelampung tanpa
ikatan pada tiap sisi kapal
Baju penolong - sebuah baju penolong untuk Tidak SOLAS NCVS
(Life jackets) diperlukan 74 Bab IV
setiap orang di atas kapal Ch. III Sek 10
untuk totally R. 7.2
dengan label yang dapat
enclosed R. 22.2
memantulkan cahaya
lifeboat atau R.22.3
- Tambahan baju penolong kapal yang
R.26.5.1
R.26.5.2
untuk petugas jaga dan untuk hanya berlayar R. 32.2
penggunaan pada tasiun di daerah yang LSA Code
cuacanya Sect. 2.3
sekoci Sect. 2.4
hangat
- Setiap baju penolong
dilengkapi dengan sebuah
pluit, lampu, tulisan Nama
Kapal, dan Pelabuhan
Pendaftaran
Baju benam dan - Paling sedikit 3 set untuk Tidak SOLAS NCVS
baju tahan hangat diperlukan 74 Ch. III Bab IV
setiap sekoci penolong diatas
(Immersion suits R. 7.3 Sek 2
untuk totally R. 32.3.2
anti exposure suits) kapal dan siap untuk
enclosed R.22.4
pemakaian segera
lifeboat atau LSA Code
- 1 baju benam atau 1 buah baju kapal yang Sect. 2.3
Sect. 2.4
tahan hangat harus tersedia hanya berlayar
untuk setiap awak kapal yang didaerah yang
bertugas sebagai awak dari cuacanya
hangat
sekoci penyelamat

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 55
Thermal protection 10 % dari penumpang sekoci Tidak SOLAS NCVS
aids diperlukan 74 Bab IV
penolong atau 2 dipilih yang
Ch. III Sek 2
lebih besar untuk totally R. 22.4
enclosed LSA Code
lifeboat kapal Sect. 2.5
Sect. 4.4.8
yang hanya
berlayar
didaerah yang
cuacanya
hangat
Tranceiver radio- - Paling sedikit tiga set yang Untuk kapal SOLAS NCVS
telepon dua arah barang GT ≥ 74 Bab III
memenuhi standar
2 way VHF Radio Ch. III Sek 4.2
500 serta
Transeiver one - Pengoperasian dari peralatan R. 6.2.1
semua kapal
apparatus) radio-telepon
penumpang
Radar transponder - Radar transporder pada tiap - Kapal SOLAS NCVS
(SART) barang GT 74 Bab III
sisi kapal Ch. III Sek 4.2
- Masa berlaku baterai ≥ 500 R. 6.2.2
setiap sisi
kapal
- Kapal
barang
300 ≤ GT <
500 1buah
Komunikasi diatas Pengoperasian Komunikasi dua Untuk kapal SOLAS NCVS
kapal 74 Bab III
arah antara stasiun kontrol, barang GT ≥
(Onboard Ch. III Sek 4.2
stasiun tempat berkumpul dan 500 serta R. 6.4.1
communication)
embarkasi dan posisi-posisi semua kapal
strategis penumpang
Alarm umum Pengoprasian alarm untuk Untuk kapal SOLAS NCVS
darurat barang GT ≥ 74 Bab IV
mengumpulkan awak kapal ke
(General Alarm Ch. III Sek 14
tempat berkumpul 500 serta R. 6.4.2
system) semua kapal LSA Code
penumpang Section
7.2

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 56
Peralatan pelempar - Empat roket proyektif yang Untuk kapal LSA Code NCVS
tali Sect. 7.1 Bab IV
dapat membawa paling sedikit barang GT ≥ SOLAS Sek 16
(Line throwing
tali sepanjang 230 m dalam 500 serta 74
appliances)
Ch. III
cuaca tenang semua kapal
R. 18
- Instruksi yang memadai penumpang
tersedia
- Masa berlaku roket
Alat untuk sistem - Alat berfungsi baik Untuk semua SOLAS NCVS
pemberitahuan 74 Bab IV
- Berada di anjungan, di haluan kapal
Ch. III Sek 14
umum (Public
dan buritan kapal penumpang R. 6.5
Address system)
Tangga - Tangga berfungsi baik Untuk kapal NCVS
Penghubung Bab III
- Berada pada tiap sisi kapal barang GT ≥
sekoci Bag B
500 serta Sek 11
(Embarkation
Ladder) semua kapal
penumpang

D. Perlengkapan Pencegahan Kebakaran (Fire Protection Arrangements)

JENIS PEDOMAN PEMERIKSAAN APLIKASI RULES NCVS

Pintu tahan api - Beroperasi dengan baik Untuk kapal SOLAS


barang GT ≥ 74
(Fire Protection - Pintu yang dapat menutup Ch. II-2
500 serta
doors) sendiri yang tidak harus R. 9.4.2
semua kapal
ILLCC
dilengkapi dengan alat penumpang
pengait
Dead light - Susunan penutupan dalam Untuk kapal SOLAS
74
keadaan baik barang GT ≥
Ch. II-2
- Jendela cahaya terbuat dari 500 serta R. 9.5.2.2
ILLCC
baja tanpa panel kaca semua kapal
penumpang

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 57
Fire dampers - Beroperasi dengan baik pada : Untuk kapal SOLAS
74
 ruang palka barang GT ≥
Ch. II-2
 kamar mesin 500 serta R. 9.7
ILLCC
 ruang akomodasi semua kapal

 stasiun kontrol penumpang

 ruangan lain
- Tanda “Buka-Tutup” yang
jelas
Pompa pemadam - Beroperasi dengan baik Untuk kapal SOLAS NCVS
kebakaran utama 74 Bab II
- Tekanan pompa dipelihara barang GT ≥
(Main fire pump) Ch. II-2 Sek
dengan baik 500 serta R. 10.2.2 35.23.1
0
- Peralatan penunjuk tekanan semua kapal
berfungsi dengan baik penumpang
Pemadam - Beroperasi dengan baik Untuk kapal SOLAS NCVS
kebakaran darurat - Tekanan pompa dipelihara 74 Bab II
barang GT ≥
(emergency fire Ch. II-2 Sek
dengan baik 500 serta R. 10.2.2 35.23.1
pumps)
- Peralatan penunjuk tekanan 0
semua kapal
berfungsi dengan baik
penumpang
- Mesin penggerak dalam
keadaan baik
- Pipa gas buang dalam
keadaan baik
pemadam - Tidak ada kebocoran, keausan Untuk kapal SOLAS NCVS
kebakaran utama berat pada pipa-pipa barang GT ≥ 74 Bab II
(Mains Fire 500 serta Ch. II-2 Sek
- Tidak ada pelipatan, R. 10.2.1 35.23.1
fighting) semua kapal
penjepitan, penambalan pada 0
penumpang
pipa-pipa
Katup isolasi Beroperasi dengan baik Untuk kapal SOLAS
(Isolation valves) barang GT ≥ 74
500 serta Ch. II-2
R.
semua kapal
10.2.1.4
penumpang

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 58
Nozzle - Selang pemadam kebakaran Untuk kapal SOLAS NCVS
mudah dihubungkan dengan barang GT ≥ 74 Bab III
Ch. II-2 Sek 7.6
hidran 500 serta R. 10.2.1
- Pengoperasian katup baik semua kapal
- Batang katup tidak rusak penumpang
Selang pemadam - Semua selang pemadam Untuk kapal SOLAS NCVS
kebakaran kebakaran dalam keadaan barang GT ≥ 74 Bab III
Fire hoses Ch. II-2 Sek 7.5
baik, tidak ada kebocoran 500 serta R. 10.2.3
- Pemeriksaan jumlah selang semua kapal
pemadam kebakaran sesuai penumpang
denah pemadam kebakaran
- Lengkap dengan nosel dan
kopling
Water Jet spray - Semua nosel dalam keadaan Untuk kapal SOLAS NCVS
baik, tidak ada kebocoran barang GT ≥ 74 Bab III
Ch. II-2 Sek 7.6
- Nosel penyemprot tipe jet dan 500 serta R. 10.2.3
tipe ganda (jet / spray) dalam semua kapal
kamar mesin penumpang

- Perubahan moda dan


pengoperasian katup penutup
dilaksanakan dengan mudah
- Semua nosel tipe ganda (jet /
spray) dengan peralatan
penutup
- Perubahan moda dan
pengoperasian katup penutup
dilaksanakan dengan mudah
- Uji alat dengan memasang 2
buah nosel pada hydran yang
berbeda
- Pompa harus dapat
dioperasikan dari anjungan
maupun ruang pengendali
kebakaran

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 59
Kotak - Disimpan dalam kondisi baik Untuk kapal SOLAS NCVS
penyimpanan : dan mudah digunakan barang GT ≥ 74 Bab III
500 serta Ch. II-2 Sek 7.8
selang pemadam
- Dicat dengan jelas (warna semua kapal
R. 10-
kebakaran dan 2.3.1.1
merah) penumpang
nosel penyemprot
(Nozzle box)
Alat pemadam - Pemeriksaan jumlah alat Untuk kapal SOLAS NCVS
kebakaran yang pemadam kebakaran yang barang GT ≥ 74 Bab III
500 serta Ch. II-2 Sek 7.3
dapat dijinjing dapat dijinjing dari setiap tipe R. 10.3
semua kapal
sesuai perencanaan
(busa, CO2, bubuk penumpang
pengendalian kebakaran
kering) / APAR
- Tabung penyimpanan dalam
(Portable fire kondisi baik tanpa korosi
extinguishers) yang serius
- Masa berlaku bahan
pemadam:
- foam = satu tahun
- bubuk kering = lima tahun
- CO2 = diukur pada
setiap interval waktu RS dan
IS (dua setengah tahun)
Pemadam tipe busa - Secara visual dalam keadaan Untuk kapal SOLAS NCVS
(Foam type fire baik, tidak ada keausan barang GT ≥ 74 Bab III
500 serta Ch. II-2 Sek 7
extinguisher)
- Dalam kondisi mudah semua kapal
R. 10.5
kapasitas 135 liter
digunakan penumpang
di ruang ketel uap
dan ruangan sistem - Masa berlaku media
bahan bakar pemadam (satu tahun)
Pemadam tipe busa - Secara visual dalam keadaan Untuk kapal SOLAS NCVS
diatas troley baik barang GT ≥ 74 Bab III
500 serta Ch. II-2 Sek 7
(Mobile foam type - Dalam kondisi mudah R.
semua kapal
fire extinguishers) digunakan 10.5.2.2.2
penumpang
kapasitas 45 liter di - Masa berlaku media
kamar mesin pemadam (satu tahun)
kategori A

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 60
Pemadam - Pipa di dalam keadaan baik, Untuk kapal SOLAS NCVS
kebakaran tetap tidak ada kebocoran dan tidak 74 Bab III
barang GT ≥
(Fixed fire Ch. II-2 Sek 7
ada korosi berat
500 serta R. 10.5
extinguishers - Pemeriksaan berkala terhadap R. 10.6
system) di kamar pipa-pipa dengan tekanan semua kapal
R. 10.7
mesin dan ruang udara dan tekanan air dalam penumpang
muat (CO2, halon, interval waktu dua tahun
busa, air pancar)
- Pemeriksaan tinggi
permukaan tabung CO2 atau
halon pada setiap interval
waktu dua tahun
- Sertifikat pemeriksaan di atas
kapal
- Masa berlaku busa cair (5
tahun)
- Setelah 5 tahun, keefektifan
dari cairan harus diperiksa
dan contoh sertifikat
pemeriksaan tersedia di atas
kapal
- Pengujian bunyi alarm untuk
pelepasan gas (CO2 atau
halon)
Deteksi dan alarm Pemeriksaan berkala dari Untuk kapal SOLAS NCVS
kebakaran barang GT ≥ 74 Bab 5
sistem deteksi kebakaran
(Detection and fire 500 serta Ch. II-2 Sek 13
semua kapal R. 7.2 &
alarm)
penumpang 7.3
Katup-katup - Semua katup harus ditutup Untuk tangki SOLAS NCVS
penutup cepat oleh sistem kendali jauh dari kapasitas 500 74 Bab II
tangki bahan bakar liter atau lebih Ch. II-2 Sek
luar kamar mesin
R. 35.26
(Quick Closing - Pengoperasian katup-katup 4.2.2.3.4
Valves) baik
- Dalam hal katup-katup
ditutup dengan udara tekan,
bejana udara tekan selalu diisi
dengan tekanan yang benar
- Penunjuk tekanan dalam
kondisi baik

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 61
Peralatan stop Pengoperasian peralatan stop Untuk kapal SOLAS
darurat dari kipas darurat baik barang GT ≥ 74
angin dan pompa- 500 serta Ch. II-2
R. 5.2
pompa bahan semua kapal
bakar di kamar penumpang
mesin
(Emergency stop
of ventilating fans
and oil fuel pumps
in engine room)
Perlengkapan - Dua set untuk kapal barang Untuk kapal SOLAS NCVS
petugas pemadam - Empat set untuk kapal tangki barang GT ≥ 74 Bab III
kebakaran 500 serta Ch. II-2 Sek 7.2
(tanker) R. 10.10
(Fireman’s Outfit) semua kapal
- Kondisi penyimpanan baik FSS Code
penumpang
sesuai rencana pengendalian
kebakaran
(Fire Plan)
- Pakaian pelindung, sepatu dan
sarung tangan, topi
pengaman, lampu
listrik,kampak
- Kondisi mudah digunakan
- Alat pernafasan dengan smoke
helmet atau masker anti asap
dan pompa udara, dengan
panjang selang udara yang
baik atau sebuah alat
pernafasan yang dilengkapi
dengan udara tekan
- 200% tabung oksigen
cadangan tersedia di atas
kapal
- Tali pengaman yang tahan api
dengan panjang yang
memadai untuk setiap alat
pernafasan yang dipasang
dengan pengait

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 62
Susunan pemadam - Sistem CO2 tetap Dapat SOLAS NCVS
kebakaran di - Sistem pemadam bubuk digantikan 74 Bab III
kamar oleh sistem Ch. II-2 Bag A
kering
R. Sek 7
penyimpanan cat - Sistem air pancar atau sistem yang setara
10.6.3.1
kapal (Fire sprinkler terhubung dengan yang disetujui
rotection in paint pipa pemadam utama badan
lockers) pemerintah
Sambungan darat - Sambungan darat dengan Untuk kapal SOLAS NCVS
internasional flens berukuran standar barang GT ≥ 74 Bab III
(International 500 serta Ch. II-2 Bag A
tersedia di atas kapal R. Sek 7.4
Shore Connection) semua kapal
- Empat set baut dan mur 10.2.1.7
penumpang
masing-masing berdiameter
16 mm, panjang 50mm
tersedia di atas kapal
- Sebuah gasket packing
tersedia di atas kapal
Sistem gas inert - Beroperasi dengan baik - untuk SOLAS
(Inert gas system) muatan 74
- Alarm-alarm di panel kontrol Ch. II-2
minyak
berfungsi dengan baik R. 4.5.5
(crude /
FSS Code
product-oil)
- DWT ≥
20.0000 ton
Lampu-lampu - Kondisi penerangan di kamar Untuk kapal SOLAS NCVS
listrik darurat mesin, ruang akomodasi, barang GT ≥ 74 Bab V
(Emergency anjungan, stasiun kontrol, 500 serta Ch. II-2 Sek
R. 41.2.3 12.1
electric lighting) jalan lintasan luar dalam semua kapal
R. 43
keadaan baik penumpang
- Bola lampu, kaca, tidak ada
yang pecah
Jalur penyelamatan - Siap untuk penggunaan yang Untuk kapal SOLAS NCVS
(Escape Road) segera barang GT ≥ 74 Bab II
- Anak tangga, rel pagar, tidak 500 serta Ch. II-2 Sek
ada bagian yang hilang atau R. 13 1.4.4
semua kapal
berkarat penumpang
- Penerangan berfungsi dengan
baik
- Petunjuk arah / simbol sesuai
IMO

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 63
Emergency Escape - Ditempat yang mudah Verifikasi SOLAS
Breathing Devices 74
dijangkau dan terlihat jelas sesuai Fire
(EEBD) Ch. II-2
- Tercantum dalam Fire Control Control Plans R. 13.3.4
R. 13.4.3
Plan
- Jumlah minimal untuk kapal
barang : akomodasi =2; ruang
mesin (ECR & workshop) =2;
escape way kamar mesin =1;
training =1; spare =1
Sistem Manual - Periksa tombol alarm SOLAS NCVS
alarm kebakaran 74 Ch. II-2 Bab III
- Hidupkan alarm dari ruang R. 13 Bag A
akomondasi Sek 7

E. INSTALASI RADIO (RADIO INSTALLATIONS)

I. Instalasi Radio (Instalasi Konvensional non GMDSS)

JENIS PEDOMAN PEMERIKSAAN APLIKASI RULES NCVS


Alarm otomatis Berfungsi dengan baik SOLAS NCVS
(Auto alarm) 74 Bab III
Ch. IV Bag B
R. 6, 11, Sek 4
18
Pesawat penerima Berfungsi dengan baik SOLAS NCVS
2182 kHz 74 Bab III
(Watch receiver Ch. IV Bag B
R. 7, 10 Sek 4
2182 kHz)
Instalasi utama Berfungsi dengan baik SOLAS NCVS
(Main 74 Bab III
installations) Ch. IV Bag B
R. 7, 10, Sek 4
16
Instalasi Cadangan Berfungsi dengan baik
(Reserve
installations)

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 64
Instalasi VHF Berfungsi dengan baik SOLAS NCVS
(VHF Installation) 74 Bab III
Ch. IV Bag B
R. 17 Sek 4
Navtex receiver Berfungsi dengan baik SOLAS NCVS
74 Bab III
Ch. IV Bag B
R. 7, 1, 4 Sek 4
Satelite EPIRB 1. Pemeriksaan secara visual SOLAS NCVS
74 Bab III
2. Function tes 406 MHz
Ch. IV Bag B
- Konformasi kapasitas R. 7, 1, 6 Sek 4.2
batery dan tanggal
kadaluarsa
- Penyimpangan Frekwensi
- Power Antena
- Jangka Waktu
pengulangan pemancar
- Kecepatan pemancar
- Waktu Pemancar
demulasi
- Data sewaktu transmisi
untuk satu signal yang
terpencar
- Konformasi mengenai
koda indikasi maritim

121.5 MHz
- Penyimpangan Frekwensi
- Power Transmisi
- Modulasi
- Konformasi suara modulasi
- Sewaktu pengulangan
transmisi

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 65
Sumber tenaga - Sumber tenaga utama dalam SOLAS NCVS
(Source of energy) 74 Bab III
kondisi baik Ch. IV Bag B
- Sumber tenaga cadangan R. 13 Sek 4
dalam kondisi baik
- Batere dalam kondisi
baik,pengukuran berat jenis
dan voltase terminal
Antenna - Kondisi baik, tidak ada yang NCVS
Bab III
patah atau tidak ada Bag B
komponen yang hilang. Sek 4
- Tiang antenna beserta penegar
– penegar dalam keadaan
baik, tidak ada bagian yang
keropos
Alat – alat dan Tersedia di kapal SOLAS NCVS
74 Bab III
suku cadang
Ch. IV Bag B
(Tools and spares) R. 15 Sek 4
Buku Catatan Data yang akurat yang dicatat SOLAS NCVS
74 Bab III
Radio dalam log book
Ch. IV Bag B
(Radio log book) R. 17 Sek 4
Jam Alat berfungsi dengan baik NCVS
Bab III
(Clock)
Bag B
Sek 4
Penerangan di Lampu utama dan cadangan SOLAS NCVS
74 Bab III
ruang radio
Ch. IV Bag B
(Lighting in radio R.6, 2, 4 Sek 4
room)

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 66
II. Instalasi Radio (GMDSS)

JENIS PEDOMAN PEMERIKSAAN APLIKASI RULES NCVS

Instalasi VHF Berfungsi baik Untuk kapal SOLAS NCVS


(VHF Radio barang GT ≥ 74 Bab III
Instalation) Ch. IV Bag B
500 serta R.7.1 Sek 4
semua kapal
penumpang
Instalasi MF Berfungsi baik Untuk kapal SOLAS NCVS
(MF Instalation) barang GT ≥ 74 Bab III
Ch. IV Bag B
500 serta R.8 s/d Sek 4
semua kapal R.11
penumpang
Instalasi MF/HF Berfungsi baik Untuk kapal NCVS
(MF/HF barang GT ≥ Bab III
Instalation) Bag B
500 serta Sek 4
semua kapal
penumpang
INMARSAT Berfungsi baik Untuk kapal NCVS
barang GT ≥ Bab III
Bag B
500 serta Sek 4
semua kapal
penumpang
2 (Two) Way VHF 1. Pemeriksaan secara visual Untuk kapal NCVS
Radio Tranceiver 2. Function tes Bab III
barang GT ≥
Bag B
- Mengkonfirmasikan 500 serta Sek 4
kapasitas batery dan semua kapal
tanggal kadaluarsa penumpang
- Penyimpangan frekwensi
- Power transmisi

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 67
NAVTEX - Alat berfungsi baik Untuk kapal SOLAS NCVS
74 Bab III
Receiver - Kertas perekam cukup barang GT ≥
Ch. IV Bag B
- Spare part tersedia dikapal. 500 serta R.7.1.6 Sek 4.2
semua kapal
penumpang
SART 1. Pemeriksaan secara visual - Kapal SOLAS NCVS
2. Funtion tes 74 Bab III
barang GT Ch. III Bag B
- Mengkonformasikan ≥ 500 R. 6.2.1 Sek 4.2
kapasitas batery dan tanggal
setiap sisi
kadaluarsa
kapal
- Sensitifitas penerimaan riil
- Power radiasi riil - Kapal
- Range untuk frekwensi barang
scanner 300 ≤ GT
- Keterlambatan waktu < 500
merespon 1buah
- 1 pulsa untuk waktu trasmisi
- Frekwensi waktu scan
- Transmisi waktu per 1
transmisi respon
Satelite EPIRB - Frekwensi 406 MHz Untuk kapal SOLAS NCVS
- Berfungsi baik 74 Bab III
barang GT ≥
Ch. IV Bag B
- Masa berlaku baterai 500 serta R.13 Sek 4.2
- Tanggal akhir masa berlaku semua kapal
atau tanggal terakhir
penumpang
pemeliharaan sensor apung
Sumber tenaga - sumber tenaga utama dalam SOLAS NCVS
kondisi baik 74 Bab III
(Source of Energy)
Ch. IV Bag B
- sumber tenaga cadangan R.13 Sek 4.2
dalam kondisi baik
- batrei dalam kondisi baik, alat
pengukur berat jenis dari isi
cairan asam dan voltase dari
terminal.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 68
Antena - Dalam kondisi baik, tidak ada NCVS
Bab III
komponen yang rusak atau
Bag B
hilang. Sek 4.2
- Tiap antena dengan bracket
dalam kondisi baik tidak ada
karatan berat.
Peralatan dan suku Tersedia di atas kapal SOLAS NCVS
74 Bab III
cadang
Ch. IV Bag B
(Tools and spares) R. 15 Sek 4.2
Catatan Tersedia di atas kapal
Pemeliharaan
(Maintenance
records)
Radio log book Catatan yang baik dalam log SOLAS NCVS
74 Bab III
book
Ch. IV Bag B
R. 17 Sek 4.2
Penerangan dalam Penerangan normal dan darurat SOLAS NCVS
kamar radio 74 Bab III
dalam keadaan baik
Ch. IV Bag B
(lighting in radio R. 6.2.4 Sek 4.2
room)

PEDOMAN UNTUK PEMERIKSAAN RADIO SOLAS 1974.

A. Periksa Pembangkit Tanda Alarm Radio Teleponi (Pesawat TTAG)


1 Frekwensi 1300 Hz dan 2200 Hz dalam suatu toleransi ± 1.5 %.

2 Lamanya tiap nada 250 mili detik dan toleransi ± 10 mili detik.

3 Jarak antara nada tidak melebihi 4 mili detik.

4 Modulasi dalam hal A3/A3H sekurangnya 70 %.

5 Lamanya tanda alarm 30 -- 60 detik.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 69
B. Periksa Watch keeping Receiver :
1 Hidupkan pesawat.
2 Periksa fasilitas test.
3 Periksa Mute facility.
4 Yakinkan sensitivitas bahwa noise / suara masih terdengar pada volume
minimum.
5 Illuminasi / Pencahayaan
6 Loudspeaker luar.

C. Periksa Pesawat Telepon Radio :


1. Perhatikan / Amati antena dari pinggir dermaga / pinggir kapal kawat pengaman
antena harus ada DF Loop scanner ( Jika ada ).
2. Melapor kepada Nakhoda atau Perwira jaga.
3. Periksa Sertifikat Radio Operator.
a. 2 (dua) Sertifikat Kapal IK 500 - 1600 GT.
b. 1 (satu) Sertifikat Kapal IK dibawah 500 GT.
c. Periksa.
- Sertifikat Perwira Radio.
- Sertifikat Ijin Komunikasi Radio ( S.IKR ).
- Buku harian Radio ( Log book Radio ).
- Buku harian VHF.
- Buku harian baterai.
d. Log Book pasawat DF ( Direction finder ) untuk Baring .
e. Service Document ( buku petunjuk dinas ).
f. Gambar kedudukan antena / antena plan.
g. Daftar suku cadang.
h. Instruksi penggunaan peralatan.
i. Prosedur marabahaya.
j. Jam kamar radio.
k. Alat pemadam kebakaran.
l. Lampu darurat.
m. Komunikasi dua arah.
n. Tanda panggilan (Call sign).
o. sekrap dibawah kursi.
p. Alat – alat dan persediaan.
q. Kartu petunjuk peralatan.
r. Antena cadangan.
s. Periksa hubungan dari TX/ pemancar ke bumi.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 70
4. Prosedure pengoperasian
A. Pindahkan switch baterai ke Discharge.
B. Hidupkan TX/ Pemancar ( amati tegangan baterai ).
C. Talakan TX Frekwensi 2182 KHz dengan dummy antena, catat output /
pemancar.
D. Periksa pesawat TTAG / Pesawat pembangkit dua nada alarm, periode 30 --
60 detik ( Pesawat TTAG harus diperiksa pada frekwensi alternatif lain ).
E. Periksa output pada antena induk / utama di frekwensi 2182 KHz.
F. Periksa sekurangnya 2 ( dua) frekwensi lainnya dengan pengukuran frekwensi
/ frekwensi counter.
G. Jika frekwensi HF ada, periksa semua frekwensi radiasi dengan counter dan
telah terdaftar pada surat ijin komunikasi radio kapal.
H. Yakinkan bahwa A3H hanya beradiasi dalam frekwensi 2182 KHz.
I. Periksa modulasi dengan stasiun lain.
J. Periksa fasilitas Duplex jika ada / diperlengkapi.
K. Periksa nomor urut / urut – urutan petunjuk pengoperasian untuk operator
tidak terdidik.
5. Baterai dengan pelancar hidup dan talahan ke frekwensi dari pada 2182 KHz pada
dummy antena dengan menekan tombol, amati baterai Discharge reading
yakinkan bahwa tidak akan jatuh tegangannya terlalu banyak ( katakan 24 –
21 Volt ).

D. Periksa Pesawat VHF :


1. Hidupkan pesawat.
2. Periksa minimal diperlengkapan 2 (dua) saluran ( Ch 6 dan Ch 16).
3. Periksa semua alat kontrol.
4. Periksa iluminasi / pencahayaan.
5. Periksa sensitivitas.
6. Periksa sistim Duplex.
7. Periksa QSO dengan station output keduanya bekerja.
8. Periksa High Low output keduanya bekerja.
9. Periksa keduanya tenaga utama dan baterai beroperasi.
10. Jika unit kontrol tambahan diperlengkapi maka masternya harus di anjungan
11. Periksa loudspeaker.
12. Periksa buku harian VHF.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 71
Catatan :
- Waktu yang dibutuhkan dari pemancaran ke penerima dan sebaliknya tidak melebihi
0.30 detik.
- Peralatan pada saat beroperasi tidak akan terganggu oleh efek sirkuit terbuka atau
sirkuit pendek terminal antena untuk suatu periode 5 (lima) menit.
- Suatu baterai untuk VHF harus cukup mengoperasikan pesawat VHF sekurangnya 6
jam.
- Power output TX/Pemancar antara 6 dan 25 watt.
- Perlengkapan untuk mengurangi tenaga 0.1 watt – 1 watt.
- Sensitivitas lebih baik dari pada 2 mvolt, toleransi station radio VHF yaitu :
 Frekwensi 156 – 174 Mhz – 20 Hz.
 Diluar Frekwensi 156 - 174 Mhz - 50 Hz.

E. Periksa Lampu Darurat :


1. Minimum 15 watt.
2. Switch di cat merah.

F. Periksa Aki dan Kamar Aki :

1. Ventilasi cukup memadai.


2. Peringatan dilarang merokok.
3. Aki ditempatkan sama atau lebih tinggi dari kamar radio.

G. Periksa Station Radio Kapal Sekoci Penolong Tetap :


1. Sebelum naik ke sekoci penolong, periksa fasilitas aki dari kapal (induk) yakinkan
bahwa kabel pengisian mudah dipindahkan.
2. Pindahkan-buka pembungkus/penutup dari TX/RX sekoci, jika ada kabel segel
diperiksa (harus baik)
3. Kertas dan pensil harus dilengkapi.
4. Kartu penalaan ( petunjuk prosedur marabahaya harus ada).
5. Nomor dan switching rangkaian harus terlihat.
6. Naikkan / angkat antena.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 72
7. Switch aki ke Discharge.
8. Hidupkan TX DAN RX.
9. Talakan TX pada frekwensi 500 Khz dengan dummy antena , kunci ditekan dan catat
output.
10. Periksa fasilitas/ peralatan AKD pada Dummy antena ( 2 garis ).
11. Periksa TX kunci ditekan pada frekwensi 500 Khz dengan antena dan frekwensi lain
dengan frekwensi counter. Catat output dalam tiap frekwensi.
12. Switch TX ke frekwensi 2182 pada Dummy antena. Tekan tombol pemancar dan catat
output.
13. Periksa TTAG dengan Dummy Antena.
14. Talakan frekwensi 2182 Khz antena utama dan catat output juga dengan frekwensi
counter 10 MA/25 mil jarak normal, periksa dengan station lain.
15. Periksa fasilitas charbing/pengisian dan tingkatkan ketinggian dari mesin sekoci
penolong.
16. Talakan ke frekwensi 8364 Khz catat output dan periksa dengan frekwensi counter.
17. Periksa semua band. Sensitivitas dan semua kontrol.
18. Periksa Ilumination
19. Periksa Calibration dan pointer.
20. Periksa suku cadang.
21. Periksa lampu kamar kabion.
22. Periksa aki.
23. Periksa antena
24. Periksa kawat hubungan TX ke bumi.
25. Periksa toleransi frekwensi : - 5 Khz - MF
- 300 Hz - IF
- 200 Hz - HF
- 156 – 174 Mhz – 20 Hz.
Diluar - 156 - 174 Mhz – 50 Hz.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 73
G. Periksa Portable Life Boat Radio :

1. Periksa tali harus ada.


2. Buka tutup dan Periksa segel / rubber segel.
3. Yakinkan Call sign / tanda panggilan tertulis/ tertera dalam hurup dan code morse.
4. Instruksi untuk mengoperasikan dalam bahasa negaranya.
5. Pensil dan kertas harus ada diperlengkapi.
6. Naikkan Antena.
7. Talakan TX Dummy Antena utama pada frekwensi 500 Khz catat output periksa
AKD.
8. Talakan TX dengan antena utama pada frekwensi 500 Khz catat output.
9. Pancarkan secara / dengan memakai tangan.
10. Talakan TX pada power 8364 Khz dan catat output.
11. Talakan TX pada frekwensi 2182 Khz dan catat output ( dummy antena dan TTAG ).
12. Periksa semua fungsi – fungsi pesawat penerima.
13. Adakan hubungan/QSO dengan station lain pada 500 Khz dan 2182 Khz

PEDOMAN UNTUK PEMERIKSAAN DALAM RANGKA MEMPEROLEH


SERTIFIKAT KESELAMATAN RADIO GMDSS KAPAL BARANG

Sebelum mengadakan pemeriksaan :


1. Perlu mengetahui apakah kapal memenuhi persyaratan Konvensi SOLAS 1974,
sebagaimana telah diubah oleh Amandemen 1988 GMDSS.
2. Konvensi SOLAS 1974 yang telah diubah sesuai amandemen 1981 dan 1983.
3. Peraturan yang berhubungan dengan Pelaksanaan GMDSS.

Petunjuk untuk pemeriksaan :


a. kapal – kapal yang dilengkapi perangkat GMDSS dapat dilihat pada
Regulation 8 section 8a.
b. kapal – kapal yang tidak dilengkapi perangkat GMDSS dapat dilihat pada
Regulation 8 section 8b.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 74
Semua kapal yang dibangun pada atau setelah 1 February 1995 atau sesudahnya harus
memenuhi persyaratan Amandemen 1988 GMDSS Konvensi SOLAS 1974 sebagaimana telah
merubah perangkat konvensional (Station Telegraphy atau Telephony) kecuali terdapat
pernyataan lain.
Semua acuan bagi peraturan yang terdapat pada BAB IV Konvensi SOLAS 1974:
1. Section 8a berhubungan dengan pasal – pasalnya berlaku pada tanggal
1 February 1992 atau sesudahnya.
2. Section 8b berhubungan dengan pasal – pasalnya berlaku sebelum tanggal
1 February 1992.
Pemeriksaan Radio harus dilaksanakan oleh :
1. Pemeriksa Radio yang berkualitas baik.
2. Pemeriksa yang mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai Konvensi IMO,
terutama Konvensi SOLAS dan standar pelaksanaan yang terkait.
3. Pemeriksa yang memahami RR/Radio Regulation dari ITU yang berlaku.
4. Pemeriksa dengan mempergunakan peralatan test yang sesuai(mampu melaksanakan
pengukuran yang relevan).

REGULATION 8a. Kapal – Kapal GMDSS.

1. Pemeriksaan awal tentang awal pembangunan sampai dengan kapal siap dioperasikan.
2. Instalasi radio termasuk dalam peralatan keselamatan kapal barang, pemeriksaan
terencana harus meliputi :
a. Menentukan wilayah atau area laut yang akan digunakan untuk operasi kapal,
Peralatan harus memenuhi persyaratan fungsional serta metode
penggunaannya, dan pengaturan sumber tenaga darurat/cadangan bila ada
(Konvensi SOLAS 1974 Amandemen 1988 RS II – 1/43a Bab IV/1 – 15).
b. Peralatan radio mana yang akan diperiksa, bila terdapat duplikasi peralatan
digunakan sebagai sarana untuk memastikan ketersediaan persyaratan
fungsional menentukan peralatan utama dan duplikasinya (Amandemen
1988/SOLAS 1974 R.IV/15). Bila tersedia perlengkapan komunikasi radio
tambahan selain yang ditetapkan dalam SOLAS harus dicatat.
c. Mengkonfirmasikan seluruh peralatan persyaratan SOLAS sesuai dengan
standar – standar yang ditentukan dan tidak lebih rendah dari yang ditetapkan
oleh IMO RIV/14.
d. Memeriksa pengadaan untuk perlengkapan serta penempatan instalasi radio
termasuk sumber – sumber tenaga, memeriksa isolator dan pengaman untuk
semua antena.
e. Memeriksa pengadaan untuk perlengkapan serta penempatan alat – alat
keselamatan.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 75
3. Instalasi radio termasuk dalam peralatan keselamatan kapal barang, pemeriksaan
selama pembangunan dan setelah pemasangan instalasi harus mencakup :
a. Memeriksa penempatan, fisik dan pelindung elektromagnetik serta penerangan
bagi setiap instalasi radio.
b. Mengkonfirmasikan perlengkapan peralatan untuk instalasi radio sesuai
dengan area kerja dan daerah pelayaran yang telah ditentukan dimana kapal
akan melakukan pelayaran serta sarana yang telah ditentukan untuk menjaga
berfungsinya peralatan sesuai ketentuan persyaratan.
c. Mengkonfirmasikan kemampuan untuk meneruskan informasi jaga bahaya
kapal ke pantai dengan mempergunakan setidaknya dua sarana yang terpisah
dan tidak saling tergantung masing – masing mempergunakan layanan
komunikasi radio yang berbeda, dari posisi dimana kapal dikemudikan secara
normal.
d. Memeriksa semua Antena, termasuk :
1) Secara visual memeriksa seluruh antena, termasuk antena
INMARSAT, penempatan saluran untuk penempatan yang memuaskan
dan tanpa ada kerusakan.
2) Memeriksa Isolator dan pengaman untuk semua antena.
e. Menguji sumber tenaga cadangan, meliputi :
1) Memeriksa apakah memiliki kapasitas yang cukup untuk
mengoperasikan pesawat utama atau pesawat cadangan untuk selama
1 (satu) atau 6 (enam) jam sebagaimana ditentukan.
2) Bila sumber tenaga cadangan adalah sebuah baterai :
 Memeriksa penempatan dan instalasinya (SOLAS 1974 –
Amandemen 1988 R.IV/13).
 Dimana pada umumnya periksa keadaan berat jenis atau
tegangannya.
3) Dalam keadaan baterai tidak dimuati dan dihubungkan dengan
sumber tenaga darurat untuk keperluan maksimum tenaga dari suatu
instalasi radio, periksa tegangan dan arus pemakaian dari baterai.
4) Periksa bahwa alat pengisi arus mampu untuk mengisi kembali baterai
cadangan dalam waktu 10 jam (RIV/13 GMDSS).

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 76
4. Uji pesawat pemancar dan penerima VHF (Very High Frequency) termasuk :
a. Periksa pengoperasian semua saluran marine termasuk saluran 6.13 dan 6.16 (
R.IV/7 dan 14 GMDSS ).
b. Periksa toleransi frekwensi, kualitas saluran penghubung dan tenaga pancar
dari frekwensi radio, sumber tebaga dan antena ( R.II – 1/43, IV/6 dan 14 ).
c. Memeriksa untuk pengoperasian yang tepat dari keseluruhan kendali termasuk
prioritas unit – unit pengontrol ( SOLAS 74/88 R.IV/14 ).
d. Memeriksa apakah perlengkapan dapat beroperasi dengan mempergunakan
sumber tenaga utama, darurat maupun cadangan (SOLAS 74/88 R.IV/13).
e. Periksa beroperasinya kontrol VHF ataupun perlengkapan VHF jinjing yang
tersedia untuk keselamatan navigasi (SOLAS 74/88 R.IV/6).
f. Memeriksa cara kerja yang tepat melalui hubungan udara dengan stasiun radio
pantai maupun dengan kapal.

5. Memeriksa pengendali DSC VHF serta penerima saluran 70 DSC termasuk:


a. Melaksanakan pengecekan layanan dengan tidak melalui udara sesuai
identitas dinas bergerak maritim telah diprogramkan dalam perlengkapan.
(SOLAS 74/88 R.IV/14).
b. Memeriksa ketepatan transmisi, hubungan rutin atau pengetesan panggilan
kestation pantai, kapal lain dengan menggunakan duplikat yang ada di
kapal atau perlengkapan tes khusus.
c. Memeriksa penerimaan yang tepat melalui hubungan rutin maupun
pengetesan panggilan dari stasiun pantai, kapal lain, dengan menggunakan
perlengkapan duplikat yang ada di kapal atau perlengkapan tes khusus.
d. Memeriksa kemampuan dapat didengar alarm VHF/DSC.
e. Memeriksa apakah perlengkapan dapat beroperasi dengan
mempergunakan sumber tenaga utama, darurat maupun cadangan (SOLAS
74/88 R.IV/13).

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 77
6. Memeriksa perlengkapan telepon radio radio MF/HF, termasuk:
a. Memeriksa apakah perangkat dapat beroperasi dengan mempergunakan sumber
tenaga utama, darurat ataupun cadangan (SOLAS 74/88 R.IV/13).
b. Memeriksa antena tunning pada seluruh band yang memungkinkan.
c. Memeriksa apakah perangkat berada dalam batas toleransi frekwensi pada seluruh
band yang memungkinkan (SOLAS 74/88 R.IV/14).
d. Memeriksa ketetapan pengoperasian dengan mengadakan kontak dengan stasiun
pantai dan atau dengan mengukur kualitas saluran transmisi serta tenaga pancar
frekwensi radio.
e. Memeriksa kemampuan penerimaan dengan memonitor stasiun – stasiun yang
dikenal pada seluruh band yang memungkinkan.
f. Bila unit pengendali terletak diluar anjungan, pemeriksaan di prioritaskan
terhadap anjungan, untuk maksud bekerjanya alarm tanda bahaya (SOLAS 74/88
R.IV/9,10,11 dan 14 ).
g. Pemeriksa ketepatan beroperasi perlengkapan penghasil tanda alarm pada
frekwensi selain 2182 KHz.
7. Menguji Perangkat radio telex HF :
a. Periksa bahwa perangkat beroperasi dengan menggunakan sumber tenaga utama,
darurat dan cadangan (SOLAS 74/88 R.IV/13).
b. Periksa bahwa ketepatan nomor panggilan pilih diprogramkan dalam perangkat.
c. Periksa pengoperasian yang benar dengan menginpeksi hasil copy terakhir atau
dengan sebuah pengujian dengan sebuah stasiun radio pantai.
8. Menguji MF/HF DSC kontrol meliputi :
a. Periksa bekerjanya peralatan utama, darurat (bila dilengkapi) dan cadangan
sumber tenaga (SOLAS 74/88 R.IV/13).
b. Periksa identitas pelayaran dinas bergerak maritim diprogramkan dalam pesawat.
c. Periksa program test penutup udara.
d. Periksa apakah pengoperasian penggunaan panggilan untuk sandar dengan
menggunakan MF/HF melalui radio pantai tersedia.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 78
F. Persyaratan Peraturan Garis Muat (Requirement of Load Line Convention)

JENIS PEDOMAN APLIKASI RULES NCVS


PEMERIKSAAN
Marka Lambung Terpasang dengan jelas Untuk kapal barang ILLC. NCVS
Timbul ANNEX I Bab VI
pada pelat lambung pada GT ≥ 500 serta
(Load line mark) R. 5 & R. Sek 9
kedua sisi semua kapal 6
penumpang
Sekat ujung Dalam batas keausan, Untuk kapal barang ILLC NCVS
bangunan atas ANNEX I Bab II
tidak ada karat yang berat GT ≥ 500 serta
(Superstrukture R. 11 Sek
semua kapal 20.18
end bulkheads)
penumpang
Pintu-pintu pada - kekedapan cuaca Untuk kapal barang ILLC NCVS
ANNEX I Bab II
semua bukaan efektif dan baik GT ≥ 500 serta
R. 12 Sek
untuk jalan - tidak terdapat karatan semua kapal 31.15
masuk pada yang berat dan tidak penumpang
sekat-sekat ujung ada lubang
dari bangunan - Paking dan peralatan
atas yang penjepit dalam keadaan
terlindung. yang baik
(doors)
Jalan masuk ke - Kekedapan cuaca Untuk kapal barang ILLC NCVS
palka ANNEX I Bab VI
efektif dan baik GT ≥ 500 serta
(Doorways) R. 13 Sek 8.3
- Ambang palka dalam semua kapal R. 14
kondisi baik, tidak ada penumpang
karatan yang berat dan
tidak ada lubang
- Paking dan peralatan
penjepit dari tutup
lubang orang dalam
keadaan baik

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 79
Lubang palka - Kekedapan cuaca Untuk kapal barang ILLC NCVS
(Hatchways) ANNEX I Bab VI
efektif dan baik GT ≥ 500 serta
R. 15 Sek 8.3
- Ambang palka dalam semua kapal R. 16
keadaan baik, tidak ada
penumpang
karatan yang berat dan
tidak ada lubang
- Tutup palka dalam
kondisi baik, tidak ada
karatan yang berat,
tidak ada lubang.
- Paking dan peralatan
penjepit dari tutup
palka dalam keadaan
baik
- Papan pelindung ruang
palka dan baji-bajinya
tersedia di atas kapal
dan dalam keadaan baik
- Terpal-terpal dalam
kondisi baik, tidak
berlubang
Buka-bukaan di - Kekedapan cuaca Untuk kapal barang ILLC NCVS
kamar mesin efektif dan baik ANNEX I Bab VI
GT ≥ 500 serta
(Machinery space - Tutup kamar mesin dan R. 17 Sek
semua kapal 8.13
opening) ambang-ambangnya
dalam kondisi baik, penumpang
tidak ada karatan yang
berat.
Lubang orang, - Kekedapan cuaca Untuk kapal barang NCVS
tutup tingkap rata Bab VI
efektif dan baik GT ≥ 500 serta
(manholes, flush Sek
scuttle) - Tutup lubang orang dan semua kapal 8.15
baut-baut pengikat penumpang
dalam kondisi baik,
tidak ada karatan yang
berat

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 80
Rumah geladak, - Kekedapan cuaca Untuk kapal barang ILLC NCVS
jalan lalu orang efektif dan baik GT ≥ 500 serta ANNEX I Bab VI
dengan bukaan- semua kapal R. 18 Sek
- Pelat sekat dalam 8.15
bukaan di penumpang
kondisi baik (tidak ada
geladak lambung
karatan yang berat dan
timbul
(Superstruktur tidak ada lubang)
deck, companion - Pintu-pintu dalam
ways with kondisi baik, tidak ada
opening in karatan yang berat dan
freeboard deck) tidak ada lubang.
- Paking dan peralatan
dalam keadaan baik.
Ventilasi - Ambang cerobong Untuk kapal barang ILLC NCVS
(ventilator) udara dalam kondisi GT ≥ 500 serta AX.1 Bab V
baik , tidak ada karatan semua kapal R.19 Sek
7.3.3
yang berat dan tidak penumpang
ada lubang
- Penutup cerobong
udara dalam kondisi
baik, kekedapan udara
efisien.
- Paking, peralatan
penjepit dalam keadaan
baik.
Pipa – pipa udara - Ambang pipa udara Untuk Tangki bahan ILLC NCVS
(Air pipes) dalam kondisi baik, bakar AX.1 Bab VI
tidak karatan karatan R. 20 Sek
8.17
yang berat dan tidak Untuk kapal barang
ada lubang. GT ≥ 500 serta
- Kepala pipa udara semua kapal
dalam kondisi baik, penumpang
tidak karatan yang berat
dan tidak ada keausan
- Tutup mengambang
pada kepala pipa udara
dalam keadaan baik.
- Kasa baja dalam
kondisi baik.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 81
Pintu lambung - Kekedapan udara yang Untuk kapal barang ILLC NCVS
dan bukaan yang efektik dan baik AX.1 Bab VI
GT ≥ 500 serta
R. 21 Sek
serupa - Pelat baja dan
semua kapal 8.19
(cargo port and perlengkapan lain
similar opening) dalam kondisi baik, penumpang
tidak ada karatan yang
berat.

Pipa pengering, - Pelat jarak dalam Untuk kapal barang ILLC NCVS
pipa masuk, pipa kondisi baik, tidak ada AX.1 Bab VI
GT ≥ 500 serta
pembuang karatan yang berart dan R. 22 Sek
semua kapal 8.20
(scuppers, inlets tidak ada lubang
and dischargers) - Katup - katup tak balik penumpang
dalam keadaan baik,
tidak ada karatan dan
tidak ada lubang.

Tingkap samping - Kekedapan udara Untuk kapal ILLC NCVS


AX.1 Bab VI
(side scuttles) efektif dan baik. pengangkut kayu
R. 23 Sek
- Penutup tingkat gelondongan diatas 8.21
samping dalam keadaan geladakan saja.
baik
lubang-lubang - Susunan system ILLC NCVS
ANNEX I Bab VI
pembebasan pengeringan dalam R. 24 Sek
(steering ports) keadaan baik 8.22

kubu - kubu dan - Dalam kondisi baik, ILLC NCVS


AX.1 Bab II
penegar, rel pipa tidak dan karatan yang R. 25 Sek 16
pengaman berat, dan tidak ada
(Bulwark and lubang dan keretakan
guard rails)

tali-tali pegang, - Dalam kondisi baik, NCVS


Bab III
tangga naik pal tidak ada karatan yang Sek 11
jalan, lalu orang

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 82
Lifelines, berat, dan tidak ada
gangways) lubang serta komponen
yang hilang

perlengkapan - soket, pelat mata, tiang ILLC NCVS


AX.1 Bab II
pengikat muatan –tiang penambat R. 44 Sek 31
kayu di geladak dalam kondisi baik,
(stowage of tidak ada karatan yang
timber on deck) berat dan tidak ada
lubang dan keretakan

Kondisi lambung kapal di atas garis air, bangunan atas / rumah geladak, ruangan dan
tangki – tangki (condition of hull`s construction above water line; superstructures / deck
house and tanks)

Jenis Pedoman Catatan RULES NCVS


pemeriksaan Pemeriksa
Pelat geladak Dalam kondisi baik, tidak SOLAS 74 NCVS
utama, pelat Ch. II – 1 Bab II
ada keausan yang berat,
geladak cuaca. Part A Sek
(Main deck, karatan dan lubang 31.54
weather deck)
Pelat geladak Dalam kondisi baik, tidak SOLAS 74 NCVS
akil, pelat Ch. II – 1 Bab II
ada keausan yang berat,
geladak kimbul Part A Sek
(Forecastle deck, karatan dan lubang 31.54
poop deck)
Semua sistem Dalam kondisi baik, tidak SOLAS 74 NCVS
pipa di atas Ch. II – 1 Bab II
ada keausan yang berat,
geladak dengan Part A Sek
katup – katup karatan dan lubang 35.24
(Piping system
above deck)
Kondisi Dalam kondisi baik, tidak SOLAS 74 NCVS
penghantar kabel ada keausan yang berat, Ch. II – 1 Bag B
listrik Part A Sek
(cable trays, etc) karatan dan lubang
9.12

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 83
Ruang palka Sekat – sekat, gading – SOLAS 74 NCVS
(Cargo holds) gading, dan pelat alas Ch. II – 1 Bab II
ganda dalam kondisi baik Part A Bag A
Sek
Tidak ada karatan yang
2.4
berat, keausan, lubang atau
keretakan
Tangga– tangga masuk ke
ruang palkah, pipa – pipa
dalam keadaan baik, tidak
keausan berat dan tak ada
lubang.
Tangki – tangki Tidak ada kebocoran dan SOLAS 74
ballas kerusakan Ch. II – 1
(Ballas tanks) Sekat – sekat (melintang / Part A
memanjang), girder
horizontal dan bagian
konstruksi lainnya dalam
kondisi baik, tidak ada
karatan yang berat,
keausan, lubang ataupun
keretakan.
Tangga - tangga masuk ke
ruang palka dan pipa – pipa
dalam kondisi baik, tidak
ada keausan yang berat dan
tidak ada lubang
Tangki – tangki Tidak ada kebocoran dan SOLAS 74 NCVS
muatan kerusakan Ch. II – 1 Bab II
(Cargo tanks) Sekat – sekat (melintang / Part A Bag A
memanjang), girder Sek
horizontal dan bagian 2.4
konstruksi lainnya dalam
kondisi baik, tidak ada
karatan yang berat,
keausan, lubang ataupun
keretakan.
Tangga - tangga masuk ke
tangki muatan dan pipa –
pipa dalam kondisi baik,
tidak ada keausan yang
berat dan tidak ada lubang

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 84
Tangki – tangki Tidak ada kebocoran dan SOLAS 74 NCVS
bahan baker kerusakan Ch. II – 1 Bab II
(F.O tanks) Sekat – sekat (melintang / Part A Sek
35.26.
memanjang), gading –
3
gading, girder horizontal
dan bagian konstruksi
lainnya dalam kondisi baik,
Tidak ada karatan yang
berat, keausan, lubang
ataupun keretakan.
Tangga - tangga masuk ke
tangki dan pipa – pipa
dalam kondisi baik, tidak
ada keausan yang berat dan
tidak ada lubang
Kompartemen Sekat – sekat, memanjang, SOLAS 74
lain (gudang gading – gading besar, dan Ch. II –1
barang, gudang bagian konstruksi lainnya Part A
peralatan deck, dalam kondisi baik.
dan lain – lain) Tidak ada karatan yang
(Other berat, keausan, lubang atau
compartments keretakan
and stores)
Kamar pompa Sekat – sekat, memanjang, SOLAS 74
(Pump room) gading – gading besar, dan Ch. II –1
konstruksi lainnya dalam Part B
keadaan baik. Tidak ada
karatan yang berat,
keausan, lubang atau Peraturan
keretakan Klasifikasi
Tangga – tangga masuk ke
kamar pompa dan pipa
dalam kondisi baik, tidak
ada keausan yang berat,
dan tidak ada lubang
Perhatian harus diarahkan
untuk menjamin supaya
perlatan listrik dapat
berfungsi dengan baik,
lampu – lampu (harus dari
jenis tahan ledak)

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 85
G. Peralatan Di Ruang Mesin (Machineries in engine room)

Jenis Pedoman Pemeriksaan Catatan RULES NCVS


Pemeriksa
Mesin induk - Berfungsi baik SOLAS 74 NCVS
(main engines) - Peralatan pengaman Ch. II – 1 Bab V
Part C Sek
berfungsi baik
2.2.1
- System kendali jauh
berfungsi baik
Mesin Bantu - Berfungsi baik SOLAS 74 NCVS
penggerak - Peralatan pengaman Ch. II – 1 Bab V
generator listrik Part C Sek
berfungsi baik 2.2.2
(auxiliary
- System kendali jauh dan
engines and
generators) kendali otomatis
berfungsi baik
Ketel – ketel uap - Berfungsi baik SOLAS 74
(boilers) - Peralatan pengaman Ch. II – 1
Part C
berfungsi baik
- Peralatan otomatis dan
kendali jauh berfungsi
baik
- Alat pengukur tekanan
dalam kondisi baik, dan
kalibrasi dilaksanakan
setiap tahun
- Alat penunjuk tinggi
permukaan air berfungsi
baik
Mesin – mesin - Berfungsi baik SOLAS 74 NCVS
penting lainnya - Peralatan pengaman Ch. II – 1 Bab V
dan benaja tekan Part C Sek
berfungsi baik 2.4.5
(essential
- System kendali jarak jauh
machinery and
pressure vessels) dan peralatan otomatis
berfungsi baik
- Alat penunjuk tekanan
dalam kondisi baik

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 86
Pipa – pipa - Tidak ada karatan yang SOLAS 74 NCVS
(Piping) Ch. II – 1 Bab II
berat dan tidak ada Part C Sek
kebocoran 35.25
- Semua katup berfungsi
baik

System pipa - Pompa bilga berfungsi SOLAS 74 NCVS


bilga Ch. II – 1 Bab II
baik
(Bilge lines) Part C Sek
- System pipa bilga dalam 35.25
keadaan baik

Kebersihan di - Lantai harus bersih dari SOLAS 74 NCVS


kamar mesin & Ch. II – 1 Bab III
sampah / kotoran atau
di ruang control Part C Sek 18
(ECR) ceceran minyak kotor
(Cleanliness of - Pagar dalam keadaan
E/R) baik dan utuh tidak
dipakai sebagai
jemuran

Pagar pelindung Pagar pelindung SOLAS 74 NCVS


(Guard and Ch. II – 1 Bab III
dan/atau pelindung
fencing) Part C Sek 11
dalam keadaan baik

Jalan Dalam keadaan bebas SOLAS 74 NCVS


penyelamatan Ch. II – 1 Bab II
tanpa rintangan
(Means of Part C Sek 15
escape)

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 87
H. Instalasi listrik (Electrical Installation)

Jenis Pedoman pemeriksaan Catatan RULES NCVS


Pemeriksa
Penerangan di - Semua lampu dalam SOLAS 74 NCVS
Ch. II – 1 Bab II
kamar mesin keadaan baik Part D Sek
(Lighting in E/R) - Tutup pelindung dan Peraturan 35.25
klasifikasi
alat pelindung dalam
keadaan baik
Penerangan di - Semua lampu dalam SOLAS 74 NCVS
ruang akomodasi Ch. II – 1 Bab II
keadaan baik Part D Sek 2.1
(Lighting in
- Tutup pelindung dan
accommodation Peraturan
alat pelindung dalam klasifikasi
space)
keadaan baik
Penerangan di - Semua lampu dalam SOLAS 74
Ch. II – 1
stasiun control, keadaan baik Part D
ruangan kerja dan - Tutup pelindung dan
Peraturan
ruangan lainnya alat pelindung dalam klasifikasi
(Lighting in keadaan baik
control
station,etc)
Kabel listrik Dalam kondisi baik,tidak SOLAS 74 NCVS
Ch. II – 1 Bab V
(Electrical ada kabel yang timbul,
Part D Bag B
cables) tidak ada karatan yang Sek
Peraturan 9.12
berat, khususnya di atas
klasifikasi
geladak cuaca
Lampu darurat Semua lampu dalam SOLAS 74 NCVS
Ch. II – 1 Bab V
(Emergency keadaan baik, tidak ada
Part D Sek 13
lights) yang rusak Peraturan
klasifikasi

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 88
Lampu anti ledak Semua lampu dalam NCVS
di ruang Bab V
keadaan baik tidak ada
berbahaya, kamar Sek 13
kerusakan pada penutup
pompa, kamar
battery, gudang dan alat pelindung, tuas
cat, dan lain – pengikat tersedia di atas
lain
kapal dalam kondisi baik
(Flame &
explosion proof
lights in
dangerous space,
pump room,
battery room,
paint locker etc)
Karpet isolasi di Tersedia di atas kapal atau SOLAS 74 NCVS
sekeliling papan Ch. II – 1 Bab V
isolasi semen tetap
hubung utama Part D Sek
terpasang di atas lantai 9.10
Insulation mat
Peraturan
around MSB kamar mesin
klasifikasi
Papan hubung - Periksa kondisinya dan SOLAS 74 NCVS
utama & darurat harus berfungsi baik Ch. II – 1 Bab V
(MSB & Part D Sek 8.3
- Kabel – kabel dari Peraturan
Emergency
generator listrik dalam klasifikasi
switch board)
keadaan terpasang baik
Battery starter & - Berfungsi baik SOLAS 74 NCVS
charger Ch. II – 1 Bab V
- Terawat baik Part D Sek
- Periksa secara visual Peraturan 10.3.3
klasifikasi
Sumber tenaga - Hidupkan generator SOLAS 74 NCVS
listrik darurat kapal Ch. II – 1 Bab V
pada generator - Uji cara kerja alat Part D Sek 13
(Emergency pengaman terhadap over Peraturan
power source) speed serta pengaman klasifikasi
lainnya
- Uji pengoperasian
secara paralel
- Uji kapasitas maksimal
generator

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 89
Peralatan remote Periksa motor tersebut SOLAS 74 NCVS
stop pada motor Ch. II – 1 Bab V
yang terutama untuk
Part D Sek
pengunaan motor fans, 9.19
Peraturan
pompa bahan bakar,
klasifikasi
pompa muat minyak.
Alarm untuk - Periksa dan uji overload SOLAS 74 NCVS
UMS (Unmanned pada sistem alarm Ch. II – 1 Bab V
machinery Part D Sek
tersebut 9.19
system)
- Cek juga otomatisasi Peraturan
alarm yang menuju klasifikasi
ruang mesin
- Automatis feeding tes
terhadap generator yang
standby dan otomatisasi
dalam menghidupkan
mesin bantu.
Sumber listrik - Change over tes SOLAS 74 NCVS
untuk lampu dilaksanakan sewaktu Ch. II – 1 Bab III
lampu navigasi Part D Sek
sumber listrik normal 20.4
- Uji berfungsinya Peraturan
navigasi kontrol panel klasifikasi
yang terdapat
dianjungan
Listrik yang - Uji alarm terhadap SOLAS 74 NCVS
menuju ruang Ch. II – 1 Bab II
sistem overload alarm
kemudi maupun Part D Sek
kemudi electro - Uji alarm terhadap phase Peraturan 35.21
klasifikasi
hydraulic terbuka pada motor
Uji Change over - Uji pada sistem otomatis SOLAS 74 NCVS
pada sumber sprinkler Ch. II – 1 Bab IV
listrik bantu Part D Sek 12
- Uji pada sistem
pendeteksian kebakaran Peraturan
- Uji sistem alarm klasifikasi
kebakaran dan evakuasi
alarm sistem

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 90
I. Perlengkapan tambat (Mooring arrangements)

Jenis Pedoman pemeriksaan Catatan RULES NCVS


Pemeriksa
Jangkar dan rantai - Dalam kondisi baik, Peraturan NCVS
jangkar tidak ada keausan yang Klasifikasi Bab II
(Anchor & chain berat, komponen yang Sek 25
cables) hilang atau rusak
- Kondisi penyimpanan
baik
Winch Jangkar - Winch dalam kondisi Peraturan NCVS
(Windlass) baik Klasifikasi Bab II
- Rem dalam kondisi baik, Sek 25
tidak ada keausan yang
parah / abnormal
- Pelat kembang dalam
kondisi baik, tidak ada
keausan , komponen
yang hilang atau rusak
- Stopper dalam keadaan
baik
Sistem tambat - Winch dalam kondisi Peraturan NCVS
(Mooring system) baik Klasifikasi Bab III
Sek 8
- Rem dalam kondisi baik,
tidak ada keausan yang
parah / abnormal
- Pelat kembang dalam
kondisi baik, tidak ada
keausan , komponen
yang hilang atau rusak
- Tali temali tersedia
cukup diatas kapal dan
dalam kondisi baik
- Kapstan berfungsi baik
Fair lead / Bollard Dalam kondisi baik Peraturan Bab IV
Klasifikasi Sek
3.10

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 91
J. Perlengkapan Pencegahan Pencemaran Laut (Minyak Dan Sampah) (Pollution
Protection Equipment/Oil and Garbage)

Jenis Pedoman pemeriksaan Aplikasi RULES NCVS


Separator minyak Berfungsi baik Penjelasan MARPOL NCVS
– air dengan Tidak ada karatan, lubang pemeriksaan pada
73/78 Bab III
pompanya pada penutup luar Annex I Sek
lampiran R. 16 19.1
(Oily water Katup – katup bekerja R. 17
separator) baik R. 18
Peralatan pengukur R. 19
tekanan dalam kondisi
baik
Pipa & katup - Pipa dan katup buang Penjelasan terlampir MARPOL NCVS
buang dalam kondisi baik 73/78 Bab V
(Piping & Annex I Sek 5.3
- Periksa pipa dari
discharge valve)
kebocoran
- Periksa saluran katup
pembuangannya
Pompa minyak - Periksa kondisi pompa Penjelasan MARPOL NCVS
kotor / Lumpur - Periksa sistem 73/78 Bab V
MARPOL
(Sludge pump) Annex I Sek 5.4
pengaman pada pompa
- Periksa saluran
pembuangannya ke
tangki sludge
- Periksa buku catatan
minyak untuk ruang
pompa
Sambungan - Tersedia di kapal Penjelasan MARPOL NCVS
pembuangan - Diameter flens : 215 73/78 Bab III
MARPOL
standar Annex I Sek
mm, tebal : 20 mm,
19.2.2
(Standar jumlah baut: 6 diameter
discharge keliling baut 183 mm
connection) - Didesain untuk
menerima pipa
berdiameter 125 mm

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 92
Alarm 15 PPM - Berfungsi baik Untuk kapal MARPOL NCVS
(15 PPM alarm) 73/78 Bab III
- Alarm-alarm berfungsi GT ≥ 10.000
Annex I Sek
baik 19.2.2
- Peralatan stop otomatis

Dischage - Berfungsi baik Untuk kapal tangki MARPOL NCVS


Monitoring 73/78 Bab III
- Diperiksa secara minyak saja
Annex I Sek
berkala oleh mekanik 19.2.2
pesawat

Detektor antara Tersedia di kapal Penjelasan MPEC


air / minyak Oily Annex I
MARPOL
water interface R. 15.3.6
Detector)

Crude Oil - Beroperasi secara Untuk kapal tangki MPEC


Washing minyak muatan Annex I
efektif R. 13
minyak mentah
- Mesin COW dan
(Crude oil tanker)
system pipa dalam
keadaan baik

Petunjuk - Poster penanganan MPEC NCVS


penanganan Annex V Bab III
sampah tersedia di
Sampah di kapal Sek
kapal 19.2.2
(Garbage
management) - Catatan pembuangan
sampah tersedia dikapal
- Tersedia garbage
management manual di
kapal
- Tong / tempat sampah
tersedia sesuai jenis
sampah di kapal

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 93
PENJELASAN MARPOL:
Pemeriksaan peralatan MARPOL di ruang mesin

Cek OWS berfungsi tidak, merek sesuai dgn IMO Res. A 393/ disetujui DJPL
Cek kaps. OWS sesuai tidak dengan GT kpl/ kaps. Mesin utama.

Cek buangan OWS (15 PPM)


Cek Konstruksi penyanga mesin OWS.

Cek sludge tank diukur volume / isinya, utk mengetahui kaps berdasarkan kaps mesin utama.
Cek selang / pipa
- Penyedot dr bilga2 ke OWS
- Dari OWS ke sludge tank
- Dari ows ke laut
- Dari sludge tank ke darat.
Cek SDC ( Standard Discharge Connection)

INSTALASI OWS (Oily Water Separator)

1. Pasang check valve jenis ulir pada saluran masuk bilga ke OWS.
2. Pompa OWS dilengkapi dgn katup keselamatan yg kapasitasnya sama dgn kapasitas
OWS, pompa bilga dan sludge tdk boleh jadi satu (harus terpisah).
3. Diameter pipa dari pompa ke OWS tdk boleh lebih kecil dari saluran masuk OWS.
4. Utk memundahkan minyak mengalir ke luar dari OWS, dibuat penataan agar pipa
minyak keluar sehingga tekanan baliknya lebih dari 1,5 m dari bagian teratas OWS, jika
tidak pasanglah katup pengatur.
5. Sediakan wastel oil tank lebih rendah dari OWS.
6. Buat penataan sludge drain pipe ke sludge tank dan drain pipe OWS ke bilge tank.
7 Buat penataan pipa agar air bilasan dapat di supply dari pompa ke OWS.

TATA CARA PENGOPERASIAN OWS

1. Persiapan
Tutup sludge drain valve & drain valve. Buka kran utama pressure gauge, katup & katup
keluar (OWS), buka kran uji (test ceck) oil drain dari kamar I & II sehingga udara keluar saat
air laut mulai mengalir masuk. Kemudian tutup kembali jika OWS telah penuh.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 94
2. Operasi (menghidupkan OWS)
- Pindahkan katup hisap dari bilga ke washing water, & hidupkan pompa, oleh aliran air laut
udara akan keluar dari top air deflator valve dari kran. Kemudian separator akan dipenuhi
oleh air laut.
- Bila OWS telah penuh dengan air laut pindahkan katup hisap dari washing water ke bilga
line. Maka bilga akan display masuk ke OWS, secara bersama hidupkan listrik automatic oil
drain device.
Perhatikan → pasokan air laut.
Sebagaimana dijelaskan prinsip kerja OWS adalah pemisahaan air dari minyak berdasarkan
perbedaan BJ. Saat memasok bilga ke OWS, maka terlebih dahulu OWS diisi dengan air
laut. Jika bilga dipasang saat separator kosong (atau permukaan air laut sangat rendah),
maka tidak menghasilkan effect pemisah.
3. Mematikan OWS
Jika pemurnian bilga selesai, matikan pompa pasokan & tutup katup antara pompa & OWS
sehingga bilga kembali. Biarkan OWS sedemikian, kemudian matikan listrik automatic oil
drain device.
4. Menghidupkan kembali OWS
Saat menghidupkan kembali, buka sluice valve (katup pintu air) dan hidupkan listrik
automatic oil drain device.
Setelah menghidupkan kembali OWS, buka kran uji kamar III untuk mencheck apakah
minyak mengumpul di kamar III.

PEDOMAN INSPEKSI PADA ALAT OWS

1. Periksa sebelum start


a) Check kabels listrik
b) Check pipa, kondisi buka & tutup katup & kran.
2. Periksa saat OWS hidup
a) Check kondisi hidup pompa pasokan bilga.
b) Check kondisi tekanan didalam separator.
c) Check automatic oil draining.
d) Check apakah terdapat kebocoran minyak atau air dari bagian-bagian tersegel.

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 95
3. Periksa saat OWS mati
a) Check aliran listrik automatic oil drain device (harus dalam posisi off).
b) Check pipa, kondisi buka & tutup dan kran.

I. OWS yg ada pd kpl ≥ 10.000 GRT & ≥ 400 s/d ≤ 10.000 GRT.
1. Dilengkapai oil filter equipment untuk 15 ppm yang memenuhi Res. A.393(X) &
dilengkapi Alarm 15 ppm.
2. 15 ppm yang memenuhi Res. A.393(X) & dilengkapi Alarm 15 ppm.

II. OWS yang ada pada kpl ≥ 400 < 10.000 GRT.
1. Dilengkapi OWS sesuai RES. A 393(X), atau.
2. Oil content meter sesuai RES. A. 393(X)
3. Peralatan yang telah ada yg diakui menurut RES. A233 (VII).
Peralatan tsb boleh terus digunakan asalkan memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Memperoleh pengakuan menurut RES. A. 393 (X).
b. Dilengkapi oil content meter yang diakui menurut RES. A. 393 (X)
c. Dilengkapi coalesces/filter tambahan yang diakui

KAPAL TANKER
GT 100 – GT 149
Perlengkapan yang harus ada :
1 OWS (Oil Water Separator) dengan kadar 15 ppm
2 Sludge Tank (tangki penampung minyak kotor)
3 SDC (Standard Discharge Connection)
4 Konstruksi yang memenuhi ketentuan/persyaratan
5 ORB (Oil Record Book) untuk ruang mesin dan ruang muat
KAPAL SELAIN KAPAL TANKER GT 100 – GT 399
Serta untuk kapal yang menggunakan mesin penggerak utama bertenaga 200 PK atau lebih
1 OWS (Oil Water Separator) dengan kadar 15 ppm
2. Sludge Tank (tangki penampung minyak kotor)
3 SDC (Standard Discharge Connection)
4 Konstruksi yang memenuhi ketentuan/persyaratan
5 ORB (Oil Record Book) untuk ruang mesin

Copyright © NTR-DITKAPEL-HUBLA
Lampiran No. 22 (b) SK. DIRJEN No. 008/9/20/DJPL - 2012 Page 96
KAPAL TANKER
MUAT CRUDE OIL
GT 150 – GT 20.000
MUAT PRODUCT OIL
GT 150 – GT 30.000
Perlengkapan yang harus ada di Ruang Mesin dan Ruang Muat
1 OWS (Oil Water Separator) kadar minyak 15 ppm
2 SDC (Standard Discharge connection)
3 Segregation of FO
4 ORB : Oil Record Book (Ruang Mesin dan Ruang Muat)
5 ODM : Oil Discharge Monitoring and Control System
6 Slop Tank
7 OWID : Oil Water Interface Detector
8 Discharge of Manifold to Sea above deepest ballast water line
9 Mean for stopping discharge
10 Cargo tank size limitation
11 Subdivision and stability
12 SOPEP

KAPAL SELAIN KAPAL TANKER > GT 400


1 OWS (Oil Water Separator) dengan kadar 15 ppm
2 Sludge Tank (tangki penampung minyak kotor)
3 SDC (Standard Discharge Connection)
4 Konstruksi yang memenuhi ketentuan/persyaratan
5 ORB (Oil Record Book) untuk ruang mesin
6 SOPEP

98
1. SLOP TANK

Untuk menampung limbah berminyak dari bekas cucian tangki, ballast kotor, sisa minyak
kotor dll.
Kapasitas minimum
V = 3 % x kapasitas angkut minyak, kecuali
V = 2 % x kapasitas angkut di lengkapi SBT (Segregated Ballast Tank)
Jumlah
1 unit, kecuali kapal tanker yang DWT > 70.000, minimum ada 2 unit.

2. SLUDGE TANK

Penampungan Minyak Kotor


Hasil pemisahan oleh OWS terhadap minyak dan air dari bilga di kamar mesin, yang
selanjutnya dari situ di alirkan ke fasilitas penampungan didarat melalui pipa (SDC).
Atau dari situ dialirkan ke Incinerator (alat pembakar) bila kapal dilengkapi dengan alat ini.
Kapasitas Sludge Tank
A. Bila tidak ada system ballast di tangki bahan baker.
V = K1 x c x D (m3)
K1 = 0,01 – M/E dgn Heavy FO
= 0,005 – M/E dgn Diesel Oil
ket :
c : Pemakaian bahan baker perhari (ton)
D : Diambil 30 hari waktu pelayaran antara pelabuhan dimana sludge tank dapat dikosongkan
ke darat.
B. Bila kapal dilengkapi dengan Incinerator dan Homogenizer.

V1 = 1 m3 - GT 400 < 4000


V1 = 2 M3 – GT > 4000
C. Bila ada System Ballast di tangki bahan bakar
V2 = V1 + K2 x 3 (m3)
Ket :
V1 = V1 diatas
K2 = 0,01 (Heavy FO M/E)
K2 = 0,005 (Diesel Oil M/E)
B = kapasitas tangki ballast yang dapat di gunakan FO tank (ton).
99
D. Perhitungan Volume Tangki Sludge
V = 0,15 x c
c = HP x 185 x 24
1000.000 gram
c = pemakaian bahan bakar perhari.

K. PERLENGKAPAN DAN KONSTRUKSI KAPAL TANKER

CRUDE OIL
20.000 DWT s/d < 40.000 DWT
PRODUCT OIL
30.000 DWT s/d < 40.000 DWT
1. OWS : Oil Water Separator
2. Sludge Tank
3. Standard Discharge Connection
4. Segregation of FO/Ballast water
5. Slop Tank
6. OWID : Oil Water Interface Detector
7. ODM : Oil Discharge Monitoring and Control System
8. Discharge of effluent to sea above deepest ballast water line
9. Mean for stopping discharge kecuali kapal lama.
10. Tank size limitation
- Kecuali kapal kontrak < 1-1-1974
- Kapal yg penyerahan < 1-1-1977
11. Subdivision and stability kecuali kapal lama.
12. SBT (Segregated Ballast Tank) kecuali :
- Kapal kontrak < 1-6-1976
- Peletakan lunas < 1-1-1980
- Tanggal penyerahan < 1-6-1982
13. COW (Crude Oil Washing), kecuali kapal product oil, kapal lama dalam butir B.
14. Protective Location of SBT, kecuali kapal lama seperti butir B.
15. Oil Record Book (ORB) Ruang mesin dan Ruang muat.
16. SOPEP : Ship Board Oil Pollution Emergency Plan.

100
GT ≥ 400 lebih kecil dari
400 GT atau sama dengan
1. OWS
2. Sludge Tank
3. SDC
4. Segregation of fuel oil and ballast water
5. ORB Ruang mesin dan ruang muat
6. SOPEP

CRUDE OIL & PRODUCT OIL


40.000 DWT – 70.000 DWT
1. OWS
2. Sludge Tank
3. SDC
4. Segregation of fuel oil/ballast water
kecuali :
- Kontrak pem : < 1-1-1976
- Peletakan lunas : < 1-7-1976
- Penyerahan : < 1-1-1980
5. Slop Tank
6. OWID
7. ODM Control System
8. Discharge manifold for shore reception facility.
9. Discharge of effluent to sea above deepest ballast water line.
10. Mean for stopping discharge, kecuali kapal lama seperti butir 4.
11. Tank size limitations
kecuali :
- Kontrak pem : < 1-6-1979
- Peletakan Lunas : <1-1-1980
- Penyerahan : < 1-6-1982
12. COW : Crude Oil Washing.
Kecuali kapal product oil, kapal lama seperti butir B.
13. Protective location of SBT. Kecuali kpl lama spt butir B.
14. Boleh ada Dedicated Clean Ballast (CBT), bila kapal lama spt butir 13 tersebut diatas.
15. Minimization of retention of oil on board, kecuali kpl product oil, peletakan lunas
< 1-1-1980.
16. ORB R. mesin & R. muat.
17. 17. SOPEP.

101
1. Kapal 150 GT – 400 GT
Kapal tunda tenaga ≥ 500 PK <400 GT
Kap OWS = 0,25 m3/jam
2. 100 Gt – 150 Gt
Kpl tunda tenaga ≤ 500 PK
< 400 GT
Kap OWS = 0,1 m3/jam

CRUDE OIL & PRODUCT OIL


> 70.000 DWT
1. OWS
2. Sludge Tank
3. SDC
4. Segregation of fuel oil/ballast water
kecuali :
- Kontrak pem : < 1-1-1976
- Peletakan lunas : < 1-7-1976
- Penyerahan : < 1-1-1980
5. Slop Tank 2 unit & retention oil on board
6. OWID
7. ODM Control System
8. Discharge manifold for shore reception facility.
9. Discharge of effluent to sea above deepest ballast water line.
10. Mean for stopping discharge, kecuali kapal lama seperti butir 4.
11. Tank size limitations
kecuali :
- Kontrak pem : < 1-1-1974
- Penyerahan : < 1-1-1977
12. Subdivision & Stability kecuali kapal lama.
13. SBT : Segregated Ballast Tank,
Kecuali
- Peletakan lunas : <1-6-1979.
- Tanggal Penyerahan : < 1-6-1982
14. COW : Crude Oil Washing.
Kecuali kapal product oil, kapal lama seperti butir B.
15. Protective location of SBT. Kecuali kpl lama seperti butir B.
16. Boleh ada Dedicated Clean Ballast (CBT), bila kapal lama seperti butir 13 tersebut diatas.
17. Minimization of retention of oil on board, kecuali kpl product oil, peletakan lunas < 1-1-
1980.
18. Oil Record Book Ruang mesin dan ruang muat.
19. SOPEP.

102
STANDARD DISCHARGE CONNECTION (SDC)

FLENSA SAMBUNGAN PEMBUANGAN STANDART

STANDARD DISCHARGE CONNECTION

20 mm
22
mm

215 mm
183 mm
Nama Ukuran
(mm)
Garis tengah 215
Garis tengah dalam Sesuai diameter pipa terluar
Garis tengah lingkaran tusuk baut
183
Lubang baut 22
Jumlah dan diameter baut 6 x 20
Tebal flensa 20

PEMERIKSAAN PERALATAN MARPOL DIATAS KAPAL

Cara survey SNPP dan IOPP


SNPP Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran
IOPP International Oil Pollution Prevention
A. Persiapan
1. Siapkan surat-surat/ berkas-berkas yang berhubungan dengan kapal yg akan diperiksa.
2. Bawa buku catatan atau buku pemeriksaan (merah) untuk menulis hasil laporan
pemeriksaan di kapal, setelah itu laporan ditulis di buku merah.
B. Pemeriksaan diatas kpl ruang captain
1. Periksa sertifikat yang berhubungan dgn MARPOL
2. Cek buku oil record book / buku catatan minyak
3. Cek SOPEP (kapal yang terkena aturan MARPOL 73/78)
103
C. Pemeriksaan peralatan MARPOL di ruang mesin
1. Cek OWS berfungsi tidak, merek sesuai dgn IMO Res. A 393/ disetujui DJPL
2. Cek kaps. OWS sesuai tidak dengan GT kpl/ kaps. Mesin utama.
3. Cek buangan OWS (15 PPM)
4. Cek Konstruksi penyanga mesin OWS.
5. Cek sludge tank diukur volume / isinya, untuk mengetahui kaps berdasarkan kaps
mesin utama.
6. Cek selang / pipa
- Penyedot dari bilga2 ke OWS
- Dari OWS ke sludge tank
- Dari ows ke laut
- Dari sludge tank ke darat.
7. Cek SDC (Standard Discharge Connection) sesuai aturan MARPOL dan KM. 86

D. Hal-hal yang perlu dicatat dalam pemeriksaan kapal


1. OWS
Merk : …………..
Type : …………….
Vol/Kapasitas buangan
Date/No. seri ……..
2. Kaps Sludge Tank
Diukur vol/Kapasitas
Isi dalam m3
3. Penggunaan bahan bakar
Konsumsi perhari penggunaan bahan bakar dalam Ton
4. Pump
Merk : ………
Capacity : ……
Type/ No.seri : …….
5. Waste Oil Incinerator (kalau ada)
Type/ No. seri : ………..
Capacity : ……….
Merk : …….

104
6. Kapasitas mesin utama
Dalam PK/HP/TK
7. Tahun pembuatan kapal
8. SDC (Standard Discharge Connection)
Sambungan standard untuk pembuangan minyak kotor ke darat untuk di tampung di
reception facilities

RESOLUSI MEPC No. 52(32) & 52 (32) AMANDEMENT ANNEX I MARPOL 73/78.

Mulai berlaku tanggal 6 Juli 1993


1. Buangan minyak kotor dari ODMCS 30 Lt/mil yang mulai berlaku tanggal 6 Juli 93
2. Kadar minyak dalam air buangan dari kamar mesin tidak boleh lebih dr 15 PPM.
Ketentuan ini mulai berlaku tanggal 6 Juli 1993 bagi kapal yang diserahkan setelah tanggal
tersebut, ketentuan mulai berlaku tanggal 6 Juli 1993, atau kapal dilengkapi dengan alat
demikian, mana saja yang terlebih dahulu.
3. Konstruksi Double Bottom untuk kapal baru ukuran ≥ 600 DWT yang peletakan lunas ≥
6 Januari 1994, sedangkan bagi tanker yang letak lunas < 1 januari 1980, ketentuan mulai
berlaku 25 tahun setelah tanggal dimaksud dan terhadap kapal yang letak lunas > 1 januari
1980, ketentuan mulai berlaku 30 tahun setelah tanggal dimaksud.
4. Konstruksi Double Hull untuk Crude Oil Tanker ≥ 20.000 DWT dan Product Carrier ≥
30.000 DWT, yang diterapkan tanggal 6 Juli 1995.
5. Larangan angkut minyak di tangki ceruk depan untuk kapal ≥ 400 GT yang dibangun
setelah 1 Juli 1982.
6. Pemberlakuan Oil Record Book → berlaku 6 Juli 1993.
7. Pemberlakuan supplement IOPP Certificate → berlaku 6 juli 1993.
8. Pembatasan ukuran dan penataan tanki → berlaku 6 Juli 1993.
9. Ship Board Oil Pollution Emergency Plan (SOPEP) untuk kapal yang dibangun ≥
tanggal 4 April 1993, untuk kapal yang dibangun sebelum tanggal tersebut diberikan
tenggang waktu hingga tanggal 4 April 1995.

105
OIL RECORD BOOK / ORB (Buku Catatan Minyak).
Untuk mencatat :
Kapal Cargo :
1. Pencucian tangki-tangki minyak Bahan Bakar.
2. Pembuangan air bilga melalui OWS.
3. Penyaluran limbah berminyak.
4. Pengisian/pembuangan tolak bara
Kapal tangki :
1. Pemuatan minyak muatan.
2. Pemindahan muatan minyak
3. Kapal selagi berlayar.
4. Pembongkaran minyak muatan.
5. pengisian tolak bara di tangki muatan.
6. Pencucian tangki muatan.

MARPOL 73/78 Annex II untuk kapal Bahan Cair Beracun (NLS/ Noxious Liquid
Substances)
Persyaratan Kapal Bahan Cair Beracun
Persyaratan untuk kapal non tangki
1. Underwater Discharge Outlet
2. Slop tank
3. Stripping system
4. Cargo Ventilation
5. Cargo Heating
6. Tank Washing
7. Recording Device
8. Procedure & Arrangement Manual
9. Cargo Record Book

106
L. Alat Angkat dan Bongkar Muat (Lifting appliances and Cargo Handling gear)

Jenis Pedoman Pemeriksaan Aplikasi RULES NCVS


Tiang agung, derek, - Dalam kondisi baik tidak ILO Conv. NCVS
jibs, termasuk fitting ada keausan yang serius, 152 Bab III
(pelat mata heel karatan yang berat atau Sek 9.2
piece, leher angsa) kerusakan.
(Masts, posts, booms - SWL tertera dengan jelas
jibs including pada derek / kran
attachment : eye - Sudur operasi dan jarak
plate, heel pieces, jangkauan crane tertera
gooseneck) dengan jelas
Komponen yang - Dalam kondisi baik tidak NCVS
mudah diganti ada kerusakan yang Bab III
dengan peralatan berat, karatan atau Sek 9.7
lepas kerusakan.
(interchangeable - Nomor pengenal
component and loose diterakan pada komponen
gear) yang mudah diganti /
(blocks, sheaves, peralatan lepas dengan
hooks, sackles, wire hard stamp.
ropes etc) - Sertipikat uji tersedia di
kapal
Pemeriksaan berkala Annual thorough Tanggal NCVS
oleh tenaga ahli / Bab III
examination survey tahunan survey
competent person Sek 9.6
tidak lewat waktu terakhir :
surveyor BKI
(periodical inspection
by a competent
person (BKI))
Survey lima tahunan uji Tanggal
beban (5 tahun) tidak lewat survey
waktu / quinquennial terakhir :
thorough examination Tanggal uji
beban
terakhir
Buku registrasi alat angkat
dan alat bongkar muat
dikukuhkan

107
M. Akomodasi Kapal (Accommodation Vessel)

Jenis Pedoman Pemeriksaan Aplikasi RULES NCVS


Toilets - Sistem bilas toilet dalam ILO Conv. NCVS
kondisi baik. 147 Bab II
Sek 15.5
- Toilet harus dalam
keadaan bersih
- Lantai toilet dalam
kondisi baik, tidak ada
keretakan pada bagian
lantai toilet
- Sistem pengeringan
lantai toilet dalam
keadaan baik
Kamar mandi & - Semua ruangan kamar NCVS
kamar cuci (Shower mandi & kamar cuci Bab II
rooms, wash basin; Sek 15.5
dalam kondisi baik,
laundry rooms)
system pengeringan
bersih
- Air panas tersedia untuk
digunakan
Ventilasi udara di Ruang ventilasi panas / Tanggal NCVS
ruangan – ruangan dingin dalam kondisi baik survey Bab V
akomodasi (Air terakhir : Sek 7.3.2
ventilation in
accommodation
space)
Perlengkapan medis - Perlengkapan medis Tanggal NCVS
(Medical equipment) yang benar tersedia di survey Bab III
terakhir : Sek 6
kapal
Tanggal uji
- Obat – obatan yang
beban
benar tersedia di kapal
terakhir
dengan masa berlaku
yang belum kadaluarsa
Deck bay Bersih dan siap digunakan
pada keadaan darurat

108
Dapur (Galley) - Ruang dapur secara NCVS
Bab II
umumnya dalam Sek 2
keadaan bersih
- Lantai dapur bersih dan
tidak ada bagian lantai
yang rusak
- Kanopi asap, bukaan
untuk ventilasi dengan
kawat kasa harus bersih
dari minyak & debu
Ruang makan Bersih dan tidak ada
perwira & ABK sampah
kapal (mess room)
Kamar perwira, - Bersih dan tidak ada
Bintara & tamtama sampah
(officer / crew
cabins) - Penerangan yang cukup
- Terlindung dari cuaca
yang berlebihan
(panas/dingin);
- Luas lantai cukup &
terpelihara baik
- Sirkulasi udara cukup
memadai

109
BAB VI

PROSEDUR KESELAMATAN KAPAL PENUMPANG RO-RO

1. Persyaratan yang diberlakukan untuk kapal ro-ro

a. Pelampung Penolong
Berat untuk pelampung penolong yang disyaratkan 4 kg dengan signal asap yang
aktif sendiri serta penerangan lampu otomatis

b. Immersion Suits and TPA


- Immersion Suits + life jackets or Immersion Suits diklasifikasikan dengan life
jaket
- Immersion Suits terbuat dari bahan isolasi panas yang tidak dapat dipisahkan
didalam hubungannya dengan baju hangat.

c. Life rafts
- Harus mengambang bebas yang termasuk sistim painter.
- Bisa membantu pada sistim evakuasi dilaut.
- Disetujui oleh Pemerintah sesuai rekomendasi IMO.
- Dilengkapi dengan pintu masuk untuk orang yang mempunyai berat 100kg
bila menaiki LifeRaft dari air.
- Seimbang dan bisa tegak kembali diatas air.
- Harus memenuhi syarat LSA Code 4.1.5 - Peralatannya

d. Rescue Boats Cepat.(Reg 26.3)


- Disetujui Pemerintah sesuai dengan rekomendasi IMO.
- Sekurangnya 2 ABK yang telah dilatih dalam menangani rescue boat sesuai
STCW 95

e. Rescue berarti (Reg 26.4)


- Alat effisien berarti pertolongan secara cepat dengan memindahkan korban
dari rakit penolong ke kapal.
- Jika sistim luncur yang dipergunakan harus dilengkapi tali pegangan atau
tangga penolong untuk naik ke kapal.
110
f. Peralatan luncur dan embarkasi
- Alat keselamatan untuk lengan tangan davit secara mati secara otomatis
- Minimum kecepatan untuk menurunkan survival craft atau rescue boat beserta
peralatannya, kecepatan = 0.4 + 0.02 mtr dari tinggi
- Maksimum kecepatan untuk menurunkan survival craft atau rescue boat
beserta peralatannya dan penuh dengan ABK, kecepatan = 0.7 + 0.04 mtr dari
tinggi.
- Kecepatan untuk menaikan rescue boat dengan beban penuh ABK dan
peralatan maka tidak kurang dari 0.3 m/s.
g. Pyrotechnics
- Sekurangnya 12 rocket parachute flares (LSA Code 3.1)
- Semua harus sesuai aturan Visual Signs di Code 3.
Survival Craft and Rescue Boat + lainnya untuk RORO Passenger Ship

PELAYARAN INTERNATIONAL

Pelayaran Internasional jarak dekat yang tidak sesuai dengan standar subdivisi
1. Life boat port harus mengakomodasi 50% + Life starboard harus mengakomodasi
50% dari penumpang atau
Life boat harus mengakomodasi 37.5% dari jumlah penumpang + life boat starboard
dengan 37.5% dan life raft port mengakomodasi 12.5% dan life raft starboard
mengakomodasikan 12.5% dari jumlah penumpang.
2. Life raft mengakomodasi 25% dari jumlah penumpang.
3. 1 rescue boat port + 1 rescue boat (Untuk kapal penumpang 500 GRT dan lebih)
1 rescue boat (Untuk kapal penumpang kurang dari 500 GRT)

Pelayaran Internasional jarak dekat yang sesuai dengan standar subdivisi

1. life boat port akomodasi 15% + life boat starboard akomodasi 15% and life raft port
akomodasi 35% and life raft starboard akomodasi 35% dari jumlah penumpang.
2. 1 x 1 life rafts at port side akomodasi 25% + the same at starboard side akomodasi
25% dari jumlah penumpang.
3. 1 rescue boat at port + 1 rescue boat at starboard untuk kapal 500 GRT dan lebih.
4. 1 rescue boat untuk kapal penumpang kurang dari 500 GRT.
111
RORO Passenger untuk kurang dari 500 GRT dimana jumlah penumpang dari 200

1. 1 life raft port + 1 life raft starboard akan tetapi mudah dipindahkan dari sisi ke sisi
kapal pada satu dek terbuka.
atau
1 life raft at port + 1 life raft at starboard mengakomodasi 150% untuk masing masing
liferaft pada total penumpang (tidak seperti diatas)
2. 1 rescue boat.
Jumlah lifebuoy untuk Kapal Penumpang RO-RO sesuai dengan panjangnya
Panjang kapal dalam meter Jumlah minimum Life buoys
< 60 m 6
60 < 120 m 12
120 < 180 m 18
180 < 240 m 24
240 m dan lebih 30
3. Life jacket.
- Untuk total penumpang + cadangan 5% dari total penumpang.
- Jumlah life jacket cukup untuk disimpan sekitar muster station sehingga
penumpang tidak perlu kembali ke kabin untuk mengambil lifejacketnya.

4. Lampu Lifejackets dan alat tiup.


- Pada masing masing life jacket harus dilengkapi lampu serta alat tiup.

5. Immersion Suits dan TPA.


- 3 Immersion Suits untuk masing masing Life boats dan TPA yang mana tidak
untuk immersion suit.
- TPA tidak dapat diterapkan untuk diletakkan pada LifeBoat

6. Two way VHF Radiotelephone.


- 3 sets tipe yang disetujui oleh IMO Assembly Resolution A.605(15).

7. Radar Transponders.
- 2 Sets, masing masing diletakkan pada sisi anjungan dengan IMO Assembly
Resolution A.604 (15).
- 1 EPIRB

112
8. Line throwing apparatus.
- 1 set terdiri tidak kurang dari 4 projectiles.

9. Pengumuman untuk penumpang


- Semua penumpang harus dihitung sebelum keberangkatan. Awak kapal
memerlukan keperdulian khusus, Mencirikan diantara jenis kelamin penumpang
dewasa, anak anak dan bayi untuk tujuan penyelamatan.
- Informasi harus disimpan di darat dan harus siap diperlukan untuk tujuan SAR.
- Semua sampai pada Pemerintah dalam penyelenggaraan aturan yang dikatakan
SOLAS.
10. Pendaratan Helicopter dan area pengambilan (Reg 28)
- Harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemerintah sesuai dengan rekomendasi IMO.
- Kapal Penumpang RORO yang saat pembangunannya atau setelah 1 Juli 1999
harus dilengkapi dengan Area pendaratan helikopter yang telah disetujui oleh
Pemerintah.

11. Pelatihan (Section V – Miscellaneous) (Reg 35)


- Pelatihan harus dilaksanakan setiap minggu untuk memastikan awak kapal
mampu untuk mendorong penumpang dalam mengatasi masalah
- Pelatihan harus dicatat pada log book kapal.

12. Personal Life Saving Appliances.


- Life buoys
- Life jackets
- Immersion Suits
- Anti-exposure suits
- Thermal protective aids

13. Visual Signs.


- Rocket parachute flares
- Hand flares
- Buoyant smoke signals

14. Survival Craft.


- Life rafts (all types we know)
- Life boats (all types we know)
- Rescue boat
113
LAMPIRAN

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH PENTING

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH PENTING

AB Able Bodied Seaman / Kelasi Deck


ABK Anak Buah Kapal
APAR Alat Pemadam Api Ringan
ARPA Automatic Radar Plotting Aid
AS/ST Annual Survey / Survey Tahunan
AX Annex (Annex dr Konvensi Marpol / Load Line 1966)
BA British Admiralty
BPI Berita Pelaut Indonesia
BBM Bahan Bakar Minyak
CMS Continous Machinery Survey
CLOREG International Convention for Prevention Collisions at Sea 1972
CO2 Carbon Dioxide
COW Crude Oil Washing System
Ch Chapter / Bab dari SOLAS
CLC Civil Liability Convention for Oil Pollution Damage
CPP Controlable Pitch Propeller
CSS Cargo Ship Safety
DOC Document of Compliance / Dokumen Penyesuaian Manajemen
Keselamatan
ECR Engine Control Room
EPIRB Emergency Position Indicating Radio Beacon
E/R Engine Room
F.O Fuel Oil
FSS CODE Fire Safety System Code
FTE Five yearly Throrough Examination / Quinqenniql Thorough
Examination ( survey Lima Tahunan Alat Angkat dan Alat Bongkar
Muat )
114
GMDSS Global Maritime Distress and Safety System
GOC / ORU General Operator’s Cartificate for GMDSS / Sertifikat Operator Radio
Umum
GPS Global Positioning System
GT Gross Tonnage (Tonnase Kotor)
HF High Frequency
IAPH International Association Port and Harbour
ICS International Chamber of Shipping
ILLCC International Convention on Load Line, 1966 (ILLCC ’66)
ILO International Labour Organization
IMO International Maritime Organization
IOPP International Oil Pollution Prevention
IS / SA Intermediate Survey / Survey Antara (2,5 tahun)
ISGOTT Iternational Safety Guide for Oil Tanker and Terminal
INMARSAT International Maritime Satelite
LSA CODE Live Saving Appliances Code
MAS Mandatory Annual Survey
MF Medium Frequency
MPL MARPOL, International Convention for the Prevention pf Pollution
from Ship’s 1973, as modified by the protocol of 1978 (MARPOL
73/78), MPL ANNEX I, R.13 ( MARPOL Annex I, Regulation 13)
MSB Main Switch Board
NAVTEX Navigation Warning Service Recorder, NAVTEX Receiver : Pesawat
penerima informasi maritime pada 518 kHz (narrow band) dengan
cetak telegraf langsung dalam bahasa inggris
N.A Not Applicable
NLS Noxious Liquid Substance
NTM Notice to Mariner
NUC Not Under Command
OCIMF Oil Companies International Maritime Forum
ODM Oil Discharge Monitoring and Control System
PGMI Peraturan Garis Muat Dalam Negeri Indonesia 1986
Ppm Part per milliion

115
PSCO Port State Control Officer
P&A MANUAL Procedure and Arrangement Manual
REC Radio Electronic Certificate
RS Renewal Survey / Survey Pembaruan Kelas (5 tahun)
SART Search and Rescue Radar Transponders
SIL Self Igniting Lights
SOLAS 74 International Convention for the Safety of Life at Sea, 1974 (SOLAS
74)
SOLAS 74 Ch I, R.23 (SOLAS Chapter I, Regulation 23)
SMC Safety Management Cartificate
SMEP Shipboard Marine Pollution Emergency Plan
SOPEP Shipboard Oil Pollution Emergency Plan / Pola Penanggulangan
Pencegahan Pencemaran Minyak dari Kapal
SMK / SMS Sistem Manajemen Keselamatan / Safety Management System
STCW International Convention on Standard of Training , Certification and
Watchkeeping for Seafarer’s, 1978 as amended in 1995
ST Survey Tahunan / Pemeriksaan Periodik Tahunan
SWL Safe Working Load / Beban Kerja Aman
VHF Very High Frequency
SNPP Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran.
IOPP International Oil Pollution Prevention Certificate.
NLS Noxious Liquid Substances.
SOPEP Ship Board Oil Pollution Emergency Plan (Pola Penanggulangan
Keadaan Darurat Pencemaran Minyak di Kapal)
DOC Document of Compliance (utk perusahaan)
SMC Safety Management Certificate (utk kapal).
KM 86 Pasal 11 (1) Kapal Baru, tanggal 15 Maret 1991.
Kapasitas OWS Tidak berlaku sejak tanggal 6 Juli 1998.
100 ppm

116

Anda mungkin juga menyukai