Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Dimas Bagas Wahyu

Npm : 05.2016.1.90363

RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Identifikasi resiko ialah sebuah proses Merupakan suatu program kerja yang didalamnya
terdapat proses mengenali bahaya pada suatu pekerjaan, membuat identifikasi bahaya dan nilai
dari resiko bahaya tersebut kemudian melakukan pengendalian terhadap resiko bahaya yang
telah teridentifikasi.

Analisis sekuen merupakan salah satu metode analisa untuk mengidentifikasi resiko oleh
karena itu kerugian dimasa depan dapat di control dan juga dapat di cegah.

Metode untuk mengidentifikasi sumber – sumber risiko adalah cara teknik yang dipakai
untuk memperluas pengamatan terhadap sumber – sumber resiko :

a. Lingkungan fisik, contoh bangunan yang dimakan usia, sungai yang menyebabkan
banjir, gempa bumi, topan, pengrusakan.
b. Lingkungan sosial, meliputi kerusuhan sosial,demontrasi, konflik dengan masyarakat
lokal,pemogokan pegawai, pencurian, perampokan.
c. Lingkungan politik, meliputi perubahanvperundangan, perubahan peraturan, konflik
antar Negara.
d. Lingkungan legal, antara lain gugatan karena gagal mematuhi peraturan dan
perundangan yang berlaku.
e. Lingkungan operasional, meliputi antara lain kecelakaan kerja, kerusakan mesin,
kegagalan sistim komputer, serangan virus terhadap komputer.
f. Lingkungan ekonomi, antara lain resesi ekonomi, inflasi yang tidak terkendali.
Permasalahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dari
permasalahan dari dunia industri, karena keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan erat dengan
peningkatan produksi dan produktivitas. Dewasa ini umumnya keselamatan dan kesehatan kerja
dalam industri dikaitkan dengan masalah lingkungan. Tetapi posisi keselamatan dan kesehatan
pekerja berada di luar standar manajemen lingkungan ISO. Seharusnya secara otomatis
perancang-perancang ISO memasukkan keselamatan dan kesehatan pekerja ke dalam masalah-
masalah lingkungan. Alasan yang mungkin mengeluarkan masalah keselamatan dan kesehatan
pekerja dari masalah lingkungan karena otoritas masalah keselamatan dan kesehatan pekerja
berada di bawah Departemen Tenaga Kerja.

Setiap kapal mempunyai suatu sistem manajemen keselamatan dalam rangka


menciptakan suatu lingkungan kerja yang berwawasan keselamatan dalam mengoperasikan dan
menjalankan pelayaran. Keselamatan pelayaran tidak hanya dilihat dari kondisi kapalnya, sebab
banyak faktor lain yang memengaruhi. Salah satu faktor penting, yakni penerapan sistem
perawatan terencana atau planned maintenance system (PMS) yang dapat dilakukan oleh
operator ataupun galangan. Sistem manajemen keselamatan harus memastikan :

a. ketaatan pada aturan dan peraturan wajib, dan


b. bahwa penerapan ketentuan, garis panduan dan rekomendasi standar dari Organisasi,
Administrasi, lembaga klasifikasi, dan organisasi industri maritim dilakukan sebagai
bahan pertimbangan.

Dan juga keselamat pada industry maritime juga di atur oleh SOLAS yaitu safety of life
at sea, yang dimana setiap nyawa yang bekerja di industry maritime sangat berharga oleh karena
itu IMO mengatur tentang keselamatan ini. Oleh karena itu diperlukan kesadaran dari setiap
orang untuk sadar akan pentingnya keselamatan oleh karena itu untuk mencegah dapat dilakukan
:

a. Mempersiapkan kelengkapan keselamatan kerja sebelum melakukan suatu pekerjaan


b. Memakai kelengkapan keselamatan kerja seperti sarung tangan, sepatu bot, pelindung
kepala (helm), pakaian khusus kerja dll
c. Mematuhi peraturan dan melaksakan sesuai prosedur, misalnya tidak merokok
diruang mesin, siaga tidak lalai dan jangan panik dalam suatu hal yang mungkin akan
terjadi keadaan yang berbahaya ini akan mengakibat fatal, dll
d. Mengambil suatu tindakan dengan benar apabila terjadi suatu hal yang mungkin akan
menyebabkan terjadinya kecelakaan

Unsur-unsur utama yang merupakan sub sistim dalam keseluruhan sistim perusahaan
(ditinjau dari sudut keselamatan kerja) adalah :

a. Manusia; tidak ada satu kegiatanpun yang lepas sama sekali dari unsure manusia.
Mesin-mesin otomatpun masih memerlukan pengawasan manusia.
b. Peralatan; baik berbentuk mesin maupun alat-alat lain yang dipergunakan oleh
manusia dalam kegiatan operasi perusahaan.
c. Bahan-bahan; merupakan bahan baku maupun bahan tambahan yang digunakan
selama proses produksi, guna menghasilkan barang akhir.
d. Lingkungan kerja; yaitu lingkungan alam dimana manusia bekerja, antara lain :
bangunan, keadaan udara, keadaan, penerangan, kebisingan, kelembaban, dll.
e. Manajemen (sebagai proses); yaitu suatu proses koordinasi terhadap keempat sub
sistim yang yang lain, sedemikian rupa agar dapat dicapai tujuan organisasi
(perusahaan).

Adapun penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan adalah faktor manusia.
Adapun kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia karena manusian mempunyai sifat-sifat
antara lain :

a. Tidak tahu, dimana yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan


pekerjaan dengan aman , dan tidak tahu bahaya-bahaya yang ditimbulkannya
sehingga terjadi kecelakaan
b. Tidak mau, yang bersangkutan, walupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja /
peraturan dan bahaya-bahaya yang ditimbulkannya serta mampu atau dapat
melakukannya, tetapi kemauannya tidak ada yang berakibat terjadinya kesalahan
sehingga terjadi kecelakaan
c. Tidak mampu / tidak bisa, yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman dan
bahaya –bahaya yang mungkin ditimbulkannya, namun belum mampu atau kurang
terampil sehingga melakukan suatu kesalahan yang fatal

Oleh karena itu untuk mencegah agar biaya kita dapat mengalihkan risiko tersebut ke
dalam asuransi, dengan cara :

a. Asuransi kesehatan jiwa


b. BPJS

Sebaiknya, dengan terselenggaranya K3 dengan baik dan tepat akan memberikan


ketenangan dan kegairahan kerja yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan produksi dan
produktifitas serta memberikan iklim yang baik dalam menimbaulkan stabilitas social terutama
dikalangan masyarakat ketenaga kerjaan.

Anda mungkin juga menyukai