Kode Faktur Pajak 090 & PPN Mobil Sedan
Kode Faktur Pajak 090 & PPN Mobil Sedan
Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat diberlakukan atau
dikecualikan bagi pengeluaran untuk:
perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak;
perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan langsung
dengan kegiatan usaha;
perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon, kecuali
merupakan barang dagangan atau disewakan;
Yang dimaksud dengan pengeluaran yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha
adalah pengeluaran untuk kegiatan produksi, distribusi, pemasaran, dan manajemen.
Agar dapat dikreditkan, Pajak Masukan juga harus memenuhi syarat bahwa pengeluaran tersebut
berkaitan dengan adanya penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai.
Oleh karena itu, meskipun suatu pengeluaran telah memenuhi syarat adanya hubungan langsung
dengan kegiatan usaha, masih dimungkinkan Pajak Masukan tersebut tidak dapat dikreditkan, yaitu
apabila pengeluaran dimaksud tidak ada kaitannya dengan penyerahan yang terutang Pajak
Pertambahan Nilai.
Dengan demikian, pengeluaran berupa pembelian mobil operasional (untuk tujuan kegiatan usaha)
Direktur (manajemen) dapat dikreditkan sepanjang mobil tersebut bukan berupa sedan dan station
wagon.
Dalam Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2) Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 296/KMK.04/1994 tentang
Pengkreditan Pajak Masukan diatur bahwa :
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan yang dibayarkan atas pembelian
Barang Kena Pajak atau perolehan Jasa Kena pajak yang berhubungan langsung dengan kegiatan
usaha.
Kegiatan usaha adalah kegiatan yang berhubungan langsung dengan produksi, distribusi,
pemasaran, dan manajemen.
Jika mobil tersebut berupa sedan atau station wagon, namun bertujuan untuk diperjual belikan atau
sewa menyewa, atau diperjual belikan maka PPN tetap bisa dikreditkan.
Syarat PPN Mobil sedan/station wagon yang dapat dikreditkan untuk Sewa
- Ada bukti transaksi sewa menyewa.
- Bukti pembayaran pajak sewa mobil (PPh 23)
- Harus mengeluarkan Faktur Pajak, memungut dan menyetor PPN atas pendapatan sewa (Jika
PKP)
Kesimpulan
Untuk mengetaui dan memastikan jenis mobil Sedan/station wagon atau bukan, dapat dilihat
keterangannya pada STNK.
Jika pada STNK tidak termasuk jenis sedan/station wagon, maka PPN atas pembelian mobil tersebut
dapat dikreditkan.
Pada kasusnya, jika mobil operasional kantor bukan termasuk jenis sedan atau station wagon dan PPN
nya dapat dikreditkan, maka semua biaya perawatan atas mobil tersebut juga bisa dibebankan untuk
perusahaan.
Jika tidak termasuk kedalam jenis tersebut, dan selama mobil digunakan untuk mendukung kegiatan
operasional bukan sebagai pemberian natura, maka PPN atas mobil tersebut dapat dikreditkan.
Sumber : https://www.mrbfinance.com/blog/hati-hati-tidak-semua-ppn-mobil-kantor-dapat-dikreditkan