Anda di halaman 1dari 11

2/20/2021

UPPER LIMB PATHOLOGIES PART-3


Mata Kuliah Upper Limb Orthotics
http://www.msyafii.com

WRIST JOINT
01 Carpal tunnel syndrome 06 Ulnar nerve injury 11 Dupuytren’s Contracture

02 Scaphoid fracture 07 Rheumatoid arthritis 12 Mallet Finger

13 Boutonniere Deformity
03 Colles Fracture 08 Osteoarthritis of the tumb

09 Bennett’s Fracture 14 Swan Neck Deformity


04 Radial nerve injury

Median nerve injury


10 Boxers Fracture
05

1
2/20/2021

1. Carpal tunnel syndrome


Adalah kelainan umum dan cukup menyakitkan yang
disebabkan oleh kompresi saraf medianus di terowongan
karpal.

Carpal tunnel Syndrome disebabkan oleh trauma, patah


tulang, gerakan berulang dan rheumatoid arthritis. Ini dapat
menyebabkan peradangan, pembengkakan atau penebalan
tenosynovium (selubung tendon) dari tendon fleksor.

Seorang pasien dengan carpal tunnel syndrome dan kompresi


saraf median akan mengalami mati rasa, “pin and needles”,
kelemahan dan rasa sakit pada telapak tangan pada sisi radial Fig 21 – the carpal tunnel

tangan.
Taken from CSPO manual

Perawatan akan mencakup sebagian atau seluruh:

• Mengurangi faktor-faktor yang memberatkan (mis.


Mengontrol gerakan berulang)
• Obat anti inflamasi / injeksi kortison
• Perangkat Orthotic
• Pelepasan bedah retinakulum fleksor (pelepasan carpal
tunnel) untuk kasus kronis.
Fig 21 – the carpal tunnel

Taken from CSPO manual


Tujuan intervenesi ortotik adalah untuk mengimobilisasikan
pergelangan tangan dalam posisi diekstensikan.

Fig 22 – Wrist Hand Orthosis set in extended position

Modified from CSPO manual

2
2/20/2021

2. Scaphoid fracture
Umumnya disebabkan oleh trauma seperti jatuh pada
pergelangan tangan yang terentang, dan sering terjadi dalam
kecelakaan sepeda motor. Scaphoid fracture seringkali sulit
untuk didiagnosis dari x-ray, tetapi akan menyebabkan rasa
sakit di pangkal ibu jari dan rasa sakit saat mencengkeram.

Fig 23 – x-ray of scaphoid fracture

Notice the ‘shadow’ on the


scaphoid bone (above the radius)

Taken from:
http://www.injuryupdate.com.au/im
ages/injury_details/scaphoid.jpg

Scaphoid fracture umumnya akan diberikan penanganan gips untuk mengimobilisasikan pergelangan tangan
selama 6-8 minggu.
Posisi yang diperlukan (Gambar 24) adalah posisi pergelangan tangan netral (fleksi / ekstensi). Jempol harus
dalam posisi fungsional, dengan jempol IP bersama bebas untuk bergerak. Sendi MCP jari 2-5 harus memiliki gerakan
penuh.

Fig 24 – Neutral position of the wrist

Taken from:
http://www.lbl.gov/ehs/pub3000/Fig.17.1.left.gif

3
2/20/2021

3. Colles Fracture
Adalah fraktur radius distal dan melibatkan ulnar
distal. Patah tulang biasanya bergeser dan bersudut.
Fraktur ini umumnya disebabkan karena jatuh pada
pergelangan tangan yang terentang (ini kadang-kadang
disebut sebagai FOOSH - Fall On Out Stretched Hand).

Fig 25 – a colles fracture

Taken from: http://e-radiography.net/radpath/c/colles.jpg Fig 26 – position for casting a patient with a Colles
fracture

Taken from CSPO manual

4. Cidera saraf radial (Radial nerve injury)


Paling sering terjadi pada aksila, lekukan spiral
humerus, atau posterior lengan bawah.

Cidera saraf radial dapat menyebabkan kelumpuhan


trisep (ekstensi siku), brakiioradialis (fleksi siku), supinator
(supinasi lengan) dan ekstensor pergelangan tangan dan jari.
Fig 27 – radial nerve palsy effecting the wrist extensors
ortosis untuk mengobati cedera saraf radial akan bergantung
pada luas dan lokasi cedera, dan akan sering menjadi WHO
Taken from CSPO manual
dalam posisi fungsional, yang dapat memberikan imobilisasi
atau membantu gerakan secara dinamis

Fig 28 – examples of WHO’s for radial nerve injury


Cock-up splints (down the left), dynamic finger extension orthosis
(top right) and metal dynamic wrist extension orthosis – an
oppenheim orthosis (bottom right)

Taken from CSPO manual

4
2/20/2021

5. Cedera saraf median (Median nerve


injury)
Paling sering terjadi pada siku di fossa cubital, atau
permukaan palmer pergelangan tangan, dan dapat merupakan
hasil dari sejumlah penyebab yang berbeda, seperti cedera
trauma, patah tulang atau dislokasi.
Pada cedera saraf medianis distal jari-jari masih bisa
lentur, tetapi oposisi ibu jari sering hilang.

Orthosis sering diperlukan untuk memegang pergelangan Fig 29 – hand position seen with Median nerve injury
tangan / tangan dalam posisi fungsional dan membantu
dengan ibu jari Taken from CSPO manual

Fig 30 – Median nerve injury


orthoses

Taken from CSPO manual

6. Cedera saraf ulnaris (Ulnar nerve


injury)
Paling sering terjadi melalui cedera siku, seperti
dislokasi, fraktur, atau pembengkakan ke daerah cubiti.
Dalam kebanyakan kasus, persarafan akan
dikompromikan ke jari ke-4 dan ke-5, menyebabkan hilangnya
fleksi MCP ke jari-jari.
Intervensi ortotik mungkin diperlukan untuk mencegah
kontraktur ke jari-jari ke-4 dan ke-5. Kelainan bentuk tangan
biasanya disebut sebagai "tangan cakar".
Fig 31 – Ulnar nerve injury

Taken from CSPO manual

Fig 33 – Various orthoses for ulnar nerve injuries

Taken from CSPO manual

5
2/20/2021

7. Rheumatoid arthritis
Adalah penyakit autoimun sistemik yang melibatkan
peradangan pada lapisan sendi (sinovium) dan kadang-
kadang organ juga.
Pada ekstremitas atas, RA mengenai sendi
pergelangan tangan, MCP, dan PIP, menyebabkan ROM yang
terbatas dan sering nyeri, deformitas (deviasi ulnaris jari),
sendi yang membesar, kelemahan otot, dan penurunan
kekuatan. Fig 34 – severe Rheumatoid Arthritis of the
wrist/hand
Tujuan perawatan ortotik adalah untuk mengurangi atau
mencegah deformitas pergelangan tangan dan jari-jari
Taken from CSPO manual
(biasanya deviasi ulnaris)

Orthosis biasanya dipakai tujuh hari per minggu


pada siang hari, untuk melindungi sendi saat sedang
digunakan. Untuk mencegah perkembangan lebih lanjut,
orthosis dapat dikenakan pada malam hari juga.

8. Osteoarthritis of the tumb


Penyakit ini pada umumnya mengenai sendi CMC Fig 36 – custom thumb
immobilisation orthosis
(Carpometacarpal) dan MCP (Metacarpophalangeal) pada
ibu jari.
http://www.orthosports.com.au
/hand_arthritis_thumb.html
Penyebab utama dari kondisi ini adalah keausan
atau kerusakan pada sendi, namun juga dapat terjadi karena
trauma. Kondisi ini sering dijumpai pada usia 50 tahun ke
atas.
Tujuan dari orthosis tergantung pada presentase
tingkat keparahan. Penderita OA yang telah kronis mungkin
memerlukan imobilisasi, ibu jari harus diimobilisasi dalam
posisi yang fungsional.
Alat tersebut dapat digunakan untuk kegiatan
tertentu seperti berkebun, yang membutuhkan pergerakan
pada ibu jari.

6
2/20/2021

9. Bennett’s Fracture
Merupakan fraktur atau putusnya kontinuitas tulang pada Fig 37 – x-
ray showing
tulang base of the first metacarpal yang meluas ke sendi a Bennett’s
carpometacarpal (CMC). fracture

Orthosis akan digunakan pasca operasi untuk Taken from


CSPO
mengimobilisasi ibu jari selama proses penyembuhan tulang. manual

10. Boxers Fracture


Fig 38 – picture of
Merupakan fraktur pada tulang neck of the fifth metacarpal the hand showing a
boxers fracture
(gambar 38) karena tekanan dari trauma ataupun
dikarenakan meninju benda yang tidak bergerak.
Taken from:
Orthosis akan digunakan untuk memposisikan www.orthosports.co
pergelangan tangan dan tangan, mengimobilisasi medial m.au/images/hand_
boxer_01
hand sampai tulang sembuh.

11. Dupuytren’s Contracture


Merupakan penebalan dan menyusutnya palmaris fascia di
bawah kulit telapak tangan yang menyebabkan fleksi pada
jari.
Operasi sering dilakukan pada kasus ini dan dapat
diikuti dengan pemakaian orthosis untuk mengimobilisasi
jari ataupun tangan.
Treatment orthosis mirip dengan treatment cedera Fig 39 – Dupuytren’s contracture
pada ulnaris. Taken from:
http://www.centraljerseyhand.com/dupuytren.jpg

7
2/20/2021

12. Mallet Finger


Merupakan cedera yang terjadi karena gaya fleksi yang tiba-
tiba pada distal interphalangeal joint (DIP)
Disebabkan karena cedera saat olahraga yang sering terjadi
ketika bola menyentuh ujung jari

Treatment pada kasus ini khususnya peran orthosis untuk


mengimobilisasi sendi DIP dalam ekstensi semaksimal Fig 40 – Mallet finger

mungkin untuk memungkinkan avulsi atau fraktur.


Taken from CSPO manual
Fig 41 – Orthotic treatment of mallet finger

3-point pressure system (left) and example


of mallet finger orthosis (right)

Taken from CSPO manual

13. Boutonniere Deformity


Mallet finger adalah cedera pada tendon tipis yang
meluruskan ujung sendi jari tangan. Cedera ini biasanya
terjadi saat sebuah benda keras membentur jari bagian atas
hingga sendinya membengkok.

Peran orthosis adalah mengimobilisasi proximal


interphalangeal joint (PIP) dalam ekstensi dan memungkinkan
fleksi distal interphalangeal joint (DIP). Fig 42 – Boutonniere deformity

Taken from CSPO manual

Fig 43 – Orthotic treatment of Boutonniere deformity

3-point pressure system (left) and Boutonniere Orthosis (right)

Taken from CSPO manual

8
2/20/2021

14. Swan Neck Deformity


Proximal interphalangeal joint (PIP) mengalami hiperekstensi
dan distal interphalangeal joint (DIP) fleksi karena ketidak
seimbangan antara fleksor dan ekstensor. Kelainan bentuk ini
sering terlihat pada RA

Kelainan bentuk ini sering terlihat pada RA. Jika sendi


bergerak, dapat dikoreksi dengan operasi tendon dan
Fig 44 – Swan-neck deformity
stabilitas sendi dengan orhosis.

Taken from CSPO manual

Fig 45 – Orthosis for swan-neck deformity

3-point pressure system (left) and Swan-neck Orthosis (right)

Taken from CSPO manual

Luka atau kondisi yang mempengaruhi


area upper limb atau tubuh
1. Cerebro Vascular Accident (CVA)
Sering juga disebut dengan stroke dan disebabkan
olek pasokan darah yang tidak mencukupi ke otak yang
sering menyebabkan kerusakan pada jaringan saraf.

Ciri khas dari postur ekstermitas atas untuk pasien


CVA adalah internal shoulder rotation, fleksi elbow
(terkadang ekstensi), fleksi writs, fleksi tumb, fleksi
fingers.
Perawatan orthotic akan mengobati gejala yang ada,
yang mana berbeda pada setiap kasusnya. Orthosis dapat
mencegah lebih lanjut deformitas dan memperbaiki Fig 46 – CVA sling
kontraktur fleksi dan memanajemen shoulder sublukasi. Taken from www.westonsinternet.co.uk/images

9
2/20/2021

2. Burns 3. Spinal Cord Injury


Luka bakar dapat terjadi di area tubuh mana saja. Merupakan keadaan dimana terjadi
Orthosis dapat membantu proses penyembuhan melalui kerusakan pada spinal cord. Penyebab kondisi ini
imobilisasi dan membatasi atau mengurangi posisi diantaranya karena trauma, tumor,
kontraksi lebih lanjut yang terjadi ketika ketika luka bakar spondylolisthesis atau spondylolysis (patah
menjadi bekas luka. tulang) dan tuberculosis vertebra. Orthosis
Lebih memperhatikan pada area elbow, aksila, jari diperlukan tergantung pada tingkat keparahan
kelingking dan juga leher. dan lokasi gejalanya.
Fig 47 – Child with burn
injury to axilla and
associated orthosis to
stop contracture

Taken from:
www.chw.edu.au/researc
h/groups/chbri/images/Cli
nical_Aud_01_Splinting.j
pg

4. Repetitive Strain Injury (RSI)


RSI berdampak pada otot, saraf, ligamen, dan tendon. Jenis cedera ini dapat disebabkan oleh teknik atau
penggunaan berlebihan yang tidak tepat

Gejala termasuk nyeri, kekakuan, atau kesemutan di daerah yang terkena. Sebagian orang mungkin
mengenal RSI sebagai Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yaitu suatu istilah medis untuk gejala mati rasa, ngilu
dan lemah pada ibu jari atau jari tengah sebagai akibat dari iritasi pada bagian tengah otot disekitar
pergelangan tangan.

10
2/20/2021

11

Anda mungkin juga menyukai