Anda di halaman 1dari 161

PERTEMUAN 2

WISMANTO M.
Fis.

Gangguan mobililitas sendi, fungsi motorik,


kinerja otot dan ROM akibat patologi Fraktur

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Fracture
Fracture
Fracture
Dislokasi
Fracture
Fracture
Fracture
Dislokasi
Fracture
Fracture
Fracture
Fracture
Fracture
Fracture
Fracture
Fracture

Clavicula
Scapula
Collum Chirurgicum Humeri
Shoulder
Tuberositas Mayor Humeri
Corpus Humeri
Condylus Humeri
Elbow
Olecranon
Caput Radii
Collum Radii
Corpus Radius
Corpus Ulna
Montegia
Colles
Smith

17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.

Fracture Scapoid
Fracture Metacarpal
Fracture Phalangeal
Dislokasi Wrist Joint
Dislokasi Karpal
Fracture Collum Femuris
Fracture Trochantor
Fracture Corpus Femur
Fracture Condylus Femur dan Tibia
Fracture Tibia dan Fibula
Fracture Patella
Fracture dan Dislokasi Ankle
Fracture Calcaneus
Fracture Metatarsal
Fracture Vertebrae
Fracture Vertebrae

Gangguan mobilitas sendi, fungsi


motorik, kinerja otot dan ROM akibat
patologi fraktur

1. Gangguan mobilitas sendi, fungsi


motorik, kinerja otot dan ROM akibat
patologi fracture clavicula
(FRACTURE
OF THE CLAVICLE)
Radiograp
hs
:

Displaced fracture of the mid-shaft of the left


clavicle.

1. Fraktur
Clavicula
Anatomi
Klavikula adalah tulang yang
menghubungkan batang
tubuh untuk lengan, dan
terletak tepat di atas tulang
rusuk pertama. Klavikula
terdiri dari ujung medial,
poros, dan ujung lateral.
Ujung medial terhubung dengan manubrium sternum
dan memberikan lapisan pada kapsul fibrosa sendi
sternoklavikularis, diskus artikularis, ligamen dan
interclavicular.
Ujung lateral menghubungkan akromion skapula
yang disebut sebagai sendi acromioclavicular.
Klavikula membentuk kurva berbentuk S

Prevalensi
Fraktur klavikula terjadi 30-60 kasus per 100.000
per tahun
dan 2,6-5% dari semua patah tulang.
Fraktur terjadi dua kali lebih banyak pada laki-laki
daripada
perempuan.

Faktor
Risiko
/ Pencegahan
Sekitar
setengah
dari semua patah tulang klavikula
Merekapada
yang memiliki asupan makanan rendah
terjadi
kalsium
vitamin
D mungkin
memiliki
risikoyang
lebih
anak dan
di bawah
usia
7 dan fraktur
pediatrik
tinggi umum.
dari patah tulang klavikularis. Meningkatkan
paling
integritas tulang dengan jumlah yang cukup kalsium
makanan dan vitamin D akan membantu untuk
mencegah patah tulang . Partisipasi dalam olahraga
ekstrim seperti bersepeda gunung, sepak bola,
gulat, kecelakaan mobil/motor akan meningkatkan
Wikipedia, the free
risiko fraktur klavikula.
encyclopedia

Pathophysiology:
Mechanism of Injury
Trauma
Fall against lateral Shoulder (most common)
Fall on Outstretched Hand
Direct blow to clavicle

No trauma (in children)


Tumor
Rickets
Osteogenesis imperfecta
Physical Abuse

Penyebab utama:
Terjatuh dengan posisi bahu tertindih.
Jenis yang paling umum dari fraktur terjadi ketika
seseorang jatuh horizontal pada bahu atau dengan
tangan terulur.
Sebuah trauma langsung ke tulang selangka juga
akan menyebabkan fraktur. Otot-otot yang terlibat
dalam fraktur klavikula meliputi deltoid, trapezius,
subclavius, sternokleidomastoid, sternohyoid dan otot
pectoralis mayor. Ligamen yang terlibat termasuk lig.
konoideum dan lig. Trapesium.
Lokasi patah:
Biasanya pada sepertiga bagian tengah tulang
clavicula dan kadang-kadang fraktur pada
sepertiga bagian lateral Arah fragment cenderung
menyudut keluar. Klavikula adalah patah tulang yang
paling umum dalam tubuh manusia .
(Richard S. Snell, MD, PHD (2010-03-10). "Chapter 9: The upper Limb". Clinical Anatomy by

Tanda dan gejala


Nyeri, terutama dengan gerakan ekstremitas atas
atau di bagian
depan dada bagian atas.
Pembengkakan
Seringkali, setelah pembengkakan mereda, fraktur
dapat dirasakan
melalui kulit.
Rasa sakit yang tajam ketika gerakan apapun
dilakukan.
Komplikasi :
Short-term
Pneumothorax
Neurovascular injury, Brachial Plexus Injury ,
Subclavian artery and subclavian vein injury
Long-term
Malunion

Penatalaksanaan:
Tindakan konservatif diberikan eksternal
fiksasi
dengan: Eight verband (figure of eight
method), ring
verband atau hand cherchief (sapu
tangan).
Setelah difiksasi ditambah mitella untuk
support lengan
untuk kurangi keluhan/nyeri.

a. Figure of eight method


Merupakan fiksasi berbentuk angka
delapan yang dibuat dari plaster/gips
dengan persilangan pada bagian
belakang. Metode ini merupakan pilihan
fiksasi yang sangat disarankan/mutlak.
b. Ring verband method
Fiksasi berbentuk ring/gelang dipasang
pada kedua gelang bahu kemudian pada
bagian belakang saling
dihubungkan/diikat
c. Hand cherchief method
Merupakan bentuk ransel verband yang
dibuat dari dua buah sapu tangan dilipat
sedemikian rupa, dipasang pada kedua

Fisioterapi:
Latihan pada sendi diluar bagian fraktur
dapat
seawal mungkin/segera diberikan. Untuk
sendi bahu
latihan aktif diberikan secara toleransi
setelah aktualitas
rendah dan kondisi penderita
memungkinkan.
Latihan aktif shoulder girdle/scapular
toleransi ( Abdadd scapula dan ADL ) diberikan setelah
lepas eksternal
Selama
periode
ini, pasien
dapat3melepas
bandage untuk
fiksasi
(kurang
lebih
minggu).
Pendular exc, Latihan ROM), latihan untuk mengurangi
berlatih
Disarankan
agar penderita tidak
atrofi pada siku dan bahu, tetapi mereka diminimalkan untuk
melakukan
aktivitas
15-20 dari vertikal.
Tergantung
padaberlebihan
tingkat keparahan
fraktur seseorang
dapat
berat dan
selama
2-3 bulan.
mulai menggunakan lengan jika rasa sakit sudah berkurang.

Operative treatment
X-ray dari fraktur comminuted
dilakukan
tindakan dengan perangkat fiksasi
intramedulla. Pada kasus yang
parah,
operasi diperlukan untuk
menempatkan
tulang di posisi normal dengan pin,
dan sekrup untuk fiksasi tulang.
kemudian diberikan mitella
selama satu minggu atau
Pada kasus dengan tindakan
sampai nyeri berkurang/
operatif, latihan dapat
hilang.
dimulai lebih awal sesuai
dengan aktualitas dan
kondisi pasien

Prognosis
Waktu penyembuhan bervariasi berdasarkan usia,
kesehatan dan lokasi patah tulang, tergantung pada
tingkat keparahan fraktur, atlet terlibat dalam
olahraga kontak mungkin perlu waktu yang lebih
lama istirahat untuk menyembuhkan untuk
menghindari re-fraktur.
Pasien harus dapat olahraga atau bekerja
kembali pada 3 bulan setelah cedera

FRAKTUR SCAPULA

2. Gangguan mobilitas sendi, fungsi


motorik, kinerja otot dan ROM akibat
patologi fraktur scapula
Radiograp
hs
:

(FRACTURE OF THE
SCAPULA)

2. Fracture
Scapula

Histori
Sebuah riwayat medis lengkap, termasuk keadaan
sekitar cedera, kondisi medis yang mendasari, obat
saat ini, alergi, dan pekerjaan.
Individu dapat melaporkan cedera akut, biasanya
jatuh atau trauma kecepatan tinggi menghasilkan
pukulan langsung ke tulang belikat. Individu mungkin
mengeluh rasa sakit, pembengkakan lokal (edema),
sensasi berderak atau suara (krepitus), dan
ketidakmampuan untuk memindahkan lengan pada
sisi yang terkena.
Upaya gerakan lengan dapat menyebabkan rasa sakit
yang signifikan.
Napas dalam-dalam dapat membuktikan menyakitkan

2. Fracture
Scapula
Fraktur skapula yang paling umum pada pria antara
25 dan 45 tahun karena peningkatan frekuensi
trauma tumpul yang dihadapi oleh orang-orang
(Freudenthal).
Insiden dan Prevalensi:
Fraktur skapulae jarang terjadi,mewakili 1% dari
semua patah tulang dan 3% dari shoulder-girdle
injuries. (Goss).
Insiden fraktur scapular adalah 10 sampai 12 per
100.000 orang per tahun (Daya).

Untuk membantu prognosis, dapat diklasifikasikan


menjadi 3 groups.
1. Tipe 1: Fraktur 54% dari body.
2. Tipe 2: Fraktur 17% dari akromion, tulang belakang,
dan
coracoid proses .
3. Tipe 3: Fraktur 29% dari tepi glenoid dan fossa, neck
scapula
Patah tulang belikat kebanyakan dapat diobati dengan
pengobatan tertutup. Lebih dari 90% dari fraktur
skapula memiliki perpindahan minim, terutama karena
dukungan jaringan lunak yang tebal dan kuat di
sekitarnya.

Etiologi
Fraktur scapula biasanya akibat dari cedera dengan
benturan keras dan langsung: kecelakaan lalu lintas
60%, jatuh dari ketinggian 20%, dan sisanya 20%
dari berbagai penyebab.
Sebuah stres fraktur dapat terjadi melalui
penggunaan yang berulang.
Fraktur body Scapular adalah jenis yang paling umum
dari fraktur tulang belikat. Cedera ini jarang
memerlukan perawatan khusus lebih dari sling lengan
sederhana.
Fraktur akromion biasanya disebabkan oleh gaya ke
bawah langsung ke titik bahu.
Fraktur leher skapulae yang paling sering disebabkan
oleh trauma yang kuat pada bahu dari depan atau
dari belakang.
Fraktur glenoid melibatkan permukaan tulang rawan
dari sendi bahu. Patah tulang ini memerlukan operasi

Gejala
Sakit ketika menggerakkan lengan.
Pembengkakan di belakang bahu.
Kadang-2 terjadi kulit lecet.
Tanpa pengobatan, scapula retak/ patah dapat
menyebabkan nyeri bahu kronis dan kecacatan.

Prognosa
Sebagian besar patah tulang
nondisplaced skapula akan
sembuh tanpa operasi.
Mereka yang memerlukan ORIF
memiliki prognosis yang baik
untuk kembali ke aktivitas
fungsional jika keharmonisan
tulang dan stabilitas
glenohumeral dikembalikan.
Fraktur neck dari skapula atau
intra-articular glenoid fractur
adalah yang paling
memungkinkan untuk merasa
sakit berkepanjangan
danInjuries: Diagnosis, Causation and
(Melhorn, "Shoulder
kehilangan Treatment").
jangkauan gerak
bahu (stifness)

Pemulihan / Rehabilitasi
Tujuan dari rehabilitasi patah tulang belikat adalah
untuk mengurangi rasa sakit dan untuk
mengembalikan fungsi/ mengembalikan pola gerak
normal glenohumeral
Protokol rehabilitasi memperhitungkan jenis, lokasi,
dan tingkat
keparahan fraktur, serta protokol dokter.
Pertimbangan harus didasarkan pada metode yang
digunakan
untuk menstabilkan fraktur (operatif,
nonoperative) dan, dalam
kasus metode operasi, jenis perangkat yang
digunakan fiksasi.

Penatalaksanaan:
Tindakan konservatif :
Mayoritas fraktur scapular (90%) memiliki sedikit atau
tidak ada perpindahan dan akan sembuh dengan
pengobatan nonoperative.
(Goss).

Diberikan strapping dan sling/mitella selama


2-3 minggu
Pada tahap awal ( aktualitas tinggi ) dapat
diberikan kompres
es untuk mengurangi/menghilangkan bengkak
dan
menghentikan perdarahan.
Setelah periode imobilisasi ditentukan oleh dokter
yang merawat, terapis mulai :
Active exercise,
Gentle passive exc dan

Source: Medical Disability Advisor

Modalitas Thermal dapat digunakan untuk


mengontrol rasa sakit sebelum dan sesudah latihan
(Braddom).

Home Training Program harus diajarkan untuk


melengkapi program latihan.
Semua jenis latihan diindikasikan untuk
memaksimalkan kemandirian dalam ADL (aktivitas
hidup sehari-hari).
Evaluasi ergonomis mungkin bermanfaat untuk
mengadaptasi tugas kerja dan mempromosikan
kerja.
Jika bahu dominan terluka , orang menulis atau
melakukan keterampilan motorik halus akan
mengalami keterbatasan hal pekerjaan lebih banyak
daripada jika tangan tidak dominan terluka.
Dalam beberapa kasus, sebuah alternatif untuk
Source: Medical Disability Advisor
keyboard standar komputer, seperti
keyboard satu

Penatalaksanaan (Cont)

Latihan aktif atau aktivitas fungsional dapat


dimulai
dengan toleransi dan bertahap bila keluhan
nyeri hilang dan
aktualitas rendah.
Modalitas dan teknologi fisioterapi yang lain
dapat diberikan
sesuai dengan indikasi dan secara
proporsional.
Kondisi ini membaik dalam 6-8 minggu, oleh
karena tulang
scapula tidak mobile/aktif. , tapi pemulihan
aktivitas fungsional membutuhkan waktu beberapa
bulan. Aktivitas normal dapat dilanjutkan hanya bila
penyembuhan selesai

FREQUENCY OF PHYSICAL THERAPIST VISITS

Nonsurgical
Specialist
Physical Therapist

Fracture, Scapula
Up to 24 visits within 12 weeks

Surgical
Specialist
Physical Therapist

Fracture, Scapula
Up to 18 visits within 12 weeks

Source: Medical Disability Advisor

Komplikasi
Komplikasi yang berhubungan dengan fraktur scapular
seperti nonunion atau malunion relatif jarang.
Komplikasi dari ORIF termasuk kondisi biasa yang
dapat terjadi sebagai akibat dari operasi besar:
perdarahan, infeksi, dan kerusakan saraf dan
pembuluh darah.
Kebanyakan komplikasi akibat cedera yang
berhubungan yang terjadi pada saat trauma awal.
Fraktur scapular diikuti dengan cedera lain :
Fraktur Costae (25% sampai 45%),
Contusio paru atau pneumotoraks (15% sampai 55%),
Fraktur humerus (12%),
Cedera pleksus brakialis (5% sampai 10%),
Fraktur tengkorak (25%),
Goss
Cedera pembuluh darah besar (11%), dan
Limpa pecah (8%)

Fraktur skapulae dengan significant bone


displacement
memiliki prognosis jangka panjang yang buruk,
Termasuk rasa sakit dan kekakuan bahu, jika tidak
diobati
dengan open reduction.
Komplikasi lainnya termasuk malunion,
shoulder impingement,
adhesive capsulitis,
dan glenohumeral
(Melhorn, "Shoulder Injuries and the
joint disease / instability.
Workplace").

FRAKTUR EKSTREMITAS
SUPERIOR

3. Gangguan mobilitas sendi, fungsi


motorik, kinerja otot dan ROM akibat
patologi fraktur
Collum Chirurgicum Humeri
(Surgical
Neck Fractures of the Humerus)
Radiograp
hs

3. Fracture Collum
Chirurgicum Humeri

Sering terjadi pada lanjut usia, jatuh/


trauma, tangan menebak.

Arah patah : Abd, Add.


Fracture impacted : fragmen tulang lebih
stabil.

Tujuan Penatalaksanaan Fisioterapi :


1.Mencegah kekakuan sendi dan
meningkatkan jarak gerak sendi (ROM)
2.Mencegah atropi dan kelemahan otot.
3.Mengurangi nyeri bahu.
4.Mengurangi pembengkaan
5.Mengembalikan aktivitas dan kemampuan
penderita dalam hal gangguan gerak
fungsional penderita.

TERAPI:

Bila tidak terjadi displacement :


Immobilisasi
Penting untuk mengetahui jenis fraktur .
Jika hanya ada displacement sedikit ,
maka tidak perlu operasi.
Lengan diistirahatkan selama 2-3 minggu
dalam mitella.

Setelah aktualisasi fraktur rendah, stabil,


keluhan menurun, dilakukan :
Terapi latihan secara bertahap pada sendi
bahu :
Gerakan isometric
Ass. Active exc.
AROM
PROM sebatas toleransi penderita.
Heating
TENS
US
Massage
Post operative treatment ,
Fisioterapi sama dengan non
operative

NOTE :

Pendular Exercise
Setelah 2 minggu, dilakukan latihan pendular,
dengan gerakan yang lembut kearah fleksiekstensi dan abd-add shoulder.
Latihan Pendular juga bermanfaat bagi penderita
patah tulang yang parah yang memerlukan
pembedahan.
Paula Quinene,
Latihan 6-8 minggu setelah operasi.
2011

Isometrik Eksternal Rotasi


Ketika patah tulang lebih lebar dari 1 sentimeter,
terdiri dari dua fragmen atau ada juga dislokasi
bahu, sehingga memerlukan pembedahan.
Immobilisasi bahu setelah operasi menyebabkan
kekakuan dan penundaan penyembuhan
Latihan isometrik seluruh gerakan bahu segera
setelah operasi yang berguna untuk meningkatkan
stabilitas. Lengan tidak bergerak.
Isometrik Abduction bahu.
Abduksi bahu isometrik juga mempromosikan
stabilitas di sendi dengan latihan penguatan yang
Sarka-Jonae Miller,
lembut. Lengan tidak bergerak.
2011

Manual Manipulasi
Massage, active exercise, mobilisasi sendi ditujukan
untuk memperlancar peredaran darah dan
meningkatkan fleksibilitas otot dan sendi.
Stretching
Tergantung pada luasnya fraktur,stretching selama
rehabilitasi 4-6 minggu.. Peregangan pasif lengan
berlangsung hingga 20 menit. Peregangan statis
dilakukan untuk beberapa repetisi.
Strengthening exercise
Penguatan latihan mulai resistansi rendah
menggunakan - 1 kg dumbel,sebagai pemberat
pergelangan tangan. Latihan resistensi rendah
dilakukan untuk setidaknya 3 set 10 Peggy
repetisi
3 kali/
Houglum,
minggu. Resistensi perlahan-lahan meningkat
2005

4. Gangguan mobilitas sendi, fungsi


motorik, kinerja otot dan ROM akibat
patologi dislokasi shoulder
(Shoulder Dislocation)

4. Dislokasi
Shoulder

Anterior dislocation of the right


shoulder joint.

Dislokasi bahu adalah cedera olahraga karena


trauma ditandai dengan robeknya jaringan ikat di
sekitar sendi bahu dengan disertai perpindahan
dari tulang pembentuk sendi sehingga tidak lagi
terletak di sebelah satu sama lain (tulang lengan
atas keluar dari mangkuk sendi).

Penyebab
Dislokasi bahu biasanya terjadi karena
trauma dengan dorongan kuat kearah caput
humery sehingga keluar dari mangkuk sendi
(soket).
Hal ini dapat terjadi karena dampak langsung
karena jatuh
dengan lengan terentang.
Dislokasi bahu yang sering terlihat dalam
olahraga kontak
seperti rugby dan sepak bola.
Gerakan-gerakan yang biasa terlibat dalam
cedera ini adalah
kombinasi dari abduksi bahu dan rotasi

Tanda dan gejala


o Pasien dengan dislokasi bahu biasanya
mengalami nyeri
yang hebat pada saat cidera.
o Rasa sakit biasanya begitu kuat sehingga
pasien tidak dapat
melanjutkan aktivitas .
o Nyeri biasanya dirasakan di daerah bahu,
kadang-kadang
dapat menyebar ke lengan.

Diagnosis dislokasi bahu


o Pemeriksaan subyektif dan obyektif
menyeluruh dari
fisioterapis biasanya cukup untuk mendiagnosis
dislokasi bahu.
o Pemeriksaan X-ray biasanya diperlukan untuk
menentukan
apakah ada patah tulang yang berhubungan
dengan dislokasi
dan untuk penunjang diagnosis.
o Pemeriksaan lebih lanjut seperti CT scan,
USG atau MRI
mungkin diperlukan untuk membantu diagnosis

Immediate Treatment (0-24


hours)
Berhenti bermain segera
Apply ice segera selama 15 minutes
Jangan mencoba reposisi sendiri,
karena kerusakan jangka panjang yang
serius dapat terjadi pada struktur lain di
sekitar bahu seperti saraf, tulang, ligamen
dan tulang rawan jika relokasi bahu
dilakukan secara tidak benar.
Segera pasang sling
Pergi ke rumah sakit jika tidak ada
seorang profesional medis

Rehabilitation Program
Stage 1 - Mengurangi pembengkaan
Aim: Immobilise to prevent further damage and
support joint, reduce pain and inflammation
Durasi: Hari 0-7
Bahu harus diimobilisasi dalam gendongan
untuk 1-3 minggu tergantung pada tingkat
keparahan kerusakan.
Selama periode imobilisasi, latihan pendular
lembut diperbolehkan ,dipandu oleh fisioterapis.
Lakukan latihan pergelangan tangan dan jari-2
seperti menggerakkan jari masing-masing melalui
jangkauan gerak dan mengepalkan tangan untuk
mencegah kekakuan dan memperlancar peredaran
darah.

Lanjutkan pemberian es untuk mengurangi rasa


sakit dan pembengkakan.
Panas, alkohol dan pijat juga harus dihindari
pada cidera 72 jam periode awal berikut atau ketika
tanda-tanda inflamasi yang hadir.
Jika diresepkan, minum obat anti-inflamasi.
Tahap 2
Aim: Mulai untuk memobilisasi bahu
Durasi: 2-4 Minggu
Ketika nyeri berkurang sehingga memungkinkan
untuk mulai latihan mobilitas sendi bahu.
Latihan diberikan apabila tidak ada nyeri.

Hindari gerakan gabungan dari abduction dan


rotasi eksternal karena hal ini sering posisi cedera
terjadi kembali sampai 6 minggu.
Terus memakai sling ketika tidak melakukan latihan
.
Ice setelah latihan jika terjadi pembengkakan.
Penekanan khusus harus ditempatkan pada
penguatan otot rotator untuk meningkatkan
stabilitas sendi bahu.
Latihan untuk memperbaiki postur tubuh dan
stabilitas scapula .
Dimulai isometric exercise shoulder joint.
Untuk fleksi-ekstensi, ekternal internal rotasi,
abd-add shoulder. Tahan selama 5 detik. Lakukan 3
set, dengan 10 kali pengulangan. (Tammy , MS, PT,
dan Phyllis Clapis, PT, DHSc, OCS, 2009)

Tahap 3
Tujuan: Mencapai rentang gerak penuh dan mulai
memperkuat otot
Durasi: 4-6 Minggu
Mulailah latihan penguatan isometrik (tanpa
gerakan) apabila tidak ada nyeri.
Mulai bergerak bahu ke abduction dan rotasi
eksternal jika nyaman untuk melakukannya, tetapi
tidak melakukan latihan penguatan dalam posisi ini.
Continue with mobility exercises
Cobalah untuk mencapai gerakan full ROM
(range of motion)
Lepas sling

Tahap 4
Tujuan: Mengembalikan kekuatan otot dan
mempertahankan mobilitas.
Durasi: Minggu 6-10
Progress strengthening to resisted exercises if
pain free
Dilakukan penguatan rotasi eksternal dalam
posisi abduction jika nyaman.
Lanjutkan dengan latihan mobilitas untuk
mempertahankan LGS yang full.
Diberikan latihan proprioception (PNF)

Tahap 5
Aim: Kembali untuk olahraga
Durasi: Minggu 10-16
Increase resistance used for strengthening,
progress to dumbells and body weight exercises
Mulai kegiatan fungsional seperti melempar
(start ketiak dan peningkatan) dan menangkap.
Mulailah kembali secara bertahap untuk
olahraga, dimulai dengan latihan pemanasan, nonkontak dan perlahan-lahan meningkatkan
aktivitasbahu

Bagaimana jika itu terjadi lagi?


Remaja, orang yang aktif, pilihan untuk
tindakan bedah melalui Artroskopi dapat
ditawarkan, seperti yang mungkin pengetatan
ligamen yang sangat lemah untuk mencegah
dislokasi berulang.
Pilihan ini akan selalu diikuti dengan protokol
rehabilitasi untuk memastikan pasien
mendapatkan hasil maksimal dari prosedur.
Jika untuk sesuatu alasan , operasi bukanlah merupakan
Beristirahat
untuk tidak ber olahraga untuk
suatu pilihan ada berbagai perawatan yang tersedia untuk
beberapa
, tergantung
pada
sifat dari jenis
fisioterapis waktu
dan dokter
olahraga untuk
meningkatkan
olahraga
nya.
kekuatan dan
kesadaran mengatur posisi dari bahu,
termasuk rencana latihan, elektroterapi (untuk
membantu merangsang otot-otot yang harus bekerja
untuk mendukung bahu), hidroterapi, dan berbagai
modalitas lainnya.

Prognosis
o Banyak pasien dengan dislokasi bahu
sembuh dengan baik
dengan fisioterapi yang tepat dan kembali ke
fungsi normal,
dapat memakan waktu berminggu-minggu
sampai berbulanbulan untuk mencapai hasil yang optimal.
o Karena tingkat keparahan cidera dan luas
kerusakan jaringan
ikat yang terkait dengan kondisi ini, pasien akan
mengalami
latihan jangka panjang.
o Efek yang paling umum jangka panjang dislokasi
bahu adalah
kemungkinan terjadinya re-dislokasi dengan

Acute Anterior Shoulder


Dislocation

Posted on 18. Nov, 2010 by The Sports Physiotherapist


in Joint Injury, Research, Sports Physiotherapy,
Treatment

RESEARCE

Acute Anterior Shoulder Dislocation


Surgical or Conservative Management?
Dislokasi bahu anterior adalah cedera yang umum
pada populasi atletik, khususnya laki-laki muda
yang bersaing dalam olahraga kontak.
Anterior dislokasi shoulder menyumbang hingga
96% dari semua dislokasi bahu (Goss 1988). Ini
berarti, bahwa fisioterapis olahraga akan
menghadapi kondisi ini dengan frekuensi tinggi.
Oleh karena itu, kita harus yakin bahwa
pengobatan dan saran yang kami berikan kepada
para atlet adalah berdasarkan bukti.

Artikel ini membahas penelitian saat membandingkan


penggunaan bedah dan konservatif (fisioterapi)
penatalaksanaan akut dislokasi bahu anterior.
Penting untuk dicatat bahwa kami tidak
membandingkan teknik bedah khusus digunakan
untuk stabilisasi. Namun, Pulavarti et al. (2009)
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
secara statistik antara teknik bedah terbuka dan
arthroscopic untuk ketidakstabilan bahu anterior.

Hasil utama yang diharapkan untuk


menilai :
kekambuhan,
kembali bermain, dan
hasil fungsional
Hasil researce ini akan
memberikan beberapa ide untuk
keefektifan pengobatan , sehingga
kita dapat menyarankan dengan
baik untuk pasien .

RECURRENCE (RE-DISLOCATION
RATES)
Sebuah tinjauan Cochrane oleh Handoll et al.
(2004) membandingkan hasil stabilisasi bedah
dan manajemen konservatif.
Tinjauan sistematis mengumpulkan hasil dari
empat uji klinis dan menemukan tingkat
kekambuhan signifikan lebih tinggi pada
kelompok konservatif.
Kelompok konservatif 4 (empat ) kali lebih
mungkin untuk memiliki kekambuhan daripada
Laki-laki
yang lebih muda berada pada
kelompok
bedah.
risiko lebih tinggi re-dislokasi.

Temuan ringanini dibandingkan dengan Jakobsen


et al. (2007), yang membandingkan perbaikan
primer (seperti pada pertama kali dislokasi)
dengan manajemen konservatif dalam uji coba
terkontrol secara acak. Para peneliti menemukan
bahwa setelah minimal 2 'tahun tindak lanjut,
56% memiliki kekambuhan setelah pengobatan
konservatif dibandingkan dengan 3% setelahopen
reduction.
Para peneliti menemukan bahwa setelah
minimal 2 tahun tindak lanjut, 56%
memiliki kekambuhan setelah pengobatan
konservatif dibandingkan dengan 3%
setelah open reduction

RETURN TO PLAY
Dari artikel termasuk dalam 2 tinjauan
(Wintzell et al, 1999;.. Kirkley et al 1999)
menunjukkan tingkat yang sama RTP antara
kedua kelompok (Bedah & Konservatif) Varians
besar dari literatur lain hasil ini tampak
meragukan.
Sandow et al. (1996) melaporkan : 90% dari
atlet dalam kelompok bedah kembali olahraga ke
tingkat sebelumnya, dari kelompok konservatif
hanya 10% .

HASIL FUNGSIONAL
Kelompok bedah secara konsisten memberikan
hasil fungsional yang lebih baik Jakobsen et al.
(2007), dengan penggunaan Skor Self
Assessment Oxford bahwa 72% dari kelompok
bedah memiliki hasil yang sangat baik.
Sementara 75% dari kelompok konservatif
memiliki hasil yang kurang memuaskan,
dalam hal :
rasa sakit, kekambuhan, kekakuan, atau
Tinjauan sistematis oleh Handoll et al (2004)
ketidakstabilan.
juga menunjukkan hasil yang signifikan secara
statistik dalam mendukung kelompok
bedah.

SEBUAH ARGUMEN UNTUK


PERBAIKAN
PRIMARYbahwa
Hasil di atas menunjukkan
perbaikan primer didukung, mengingat
hasil klinis unggul.
Sachs et al (2007) menolak gagasan operasi
primer.
Studi mereka mengidentifikasi kelompok berisiko
tinggi (pasien muda, peserta olahraga kontak , dan
orang-orang dengan pekerjaan pekerjaan yang
berat) :
pasien memilih

Hanyapersentase
sekitar setengah
dari
(meskipun
re-dislokasi yang
tinggi).
untuk operasi stabilisasi

KESIMPULAN :
Stabilisasi bedah di dislokasi bahu anterior
menghasilkan:
Peningkatan signifikan Stabilitas
Peningkatan signifikan Fungsi
Peningkatan tingkat RTP
Kelompok risiko tinggi untuk re-dislokasi setelah
manajemen konservatif:
Remaja
Peserta Olah Raga Kontak
Mereka yang melakukan Kerja berat

KESIMPULAN DARI PRAKTEK


TERBAIK
Stabilisasi bedah jelas memberikan hasil
yang jauh lebih baik
Manajemen konservatif dapat menghasilkan
hasil yang
menguntungkan pada beberapa pasien.
Perbaikan primer harus dipertimbangkan dalam
kelompok
berisiko tinggi .
Ada
beberapa
yang
menunjukkan
bahwa
Grumet
et albukti
(2010)
tidak
menemukan
manajemen
perbedaan yang signifikan dalam hasil bedah
konservatif perlu
arthroscopic
untukdipertimbangkan.
pertama kali dislokasi atau
Jika
pasien
tidak ketidakstabilan
re-dislokasi danberulang.
ingin menjalani
mereka
dengan
operasi

5. Gangguan mobilitas sendi, fungsi motorik, kinerja


otot dan ROM akibat patologi fraktur tuberositas mayor
humeri
(Greater Tuberosity Fractures)

Trauma langsung
Kontraksi mendadak dari otot supraspinatus, yang
menyebabkan
terlepasnya tuberositas mayor humery.

Figure :
Proximal humerus
fractures, the proximal
humerus is made up of
four parts:
1. humeral head (articular
surface)
2. greater tubercle
3. lesser tubercle
4. diaphysis (shaft)

Tipe fractur :
a. Tipe Kontusio, kelanjutan dari fraktur
chirurgicum atau dislokasi shoulder. Bentuk
fraktur pada umumnya retak/greenstick.
b. Tipe avulsion, biasanya disertai dengan
displacement fragmen keatas akibat tarikan
dari otot supraspinatus. (Insertio)

Etiology / Epidemiology / Natural


History
Greater tuberosity fractures which are displaced
>5-10mm either superiorly or posteriorly can
lead to painfull, malunions with loss of function.

Clinical Evaluation
o Complain of shoulder pain after a fall.
o Swelling in shoulder and down arm.
o Point tenderness in the area of the greater
tuberosity.

Xray / Diagnositc
Tests
A/P of glenohumeral joint, scapular , axillary.
Greater tuberosity fragments are usually displaced
either
superiorly or posteriorly.
CT helpful to identify exact location of greater
tuberosity
fragment .
MRI should be consider if a very small fragment is
associated
with marked weakness of the rotator cuff. Very
small fragments
can be associated with ligament tears.

Classification / Treatment
Nondisplaced / Minimally displaced ( <5mm
displacement):
o Sling ( 2-3 weaks)
o Start Physical Therapy within 2 weaks for gentle
passive ROM and
isometric contraction shoulder, active exc. elbow, wrist

and fingers.

o Start strengthening, active ROM after fracture union


is evident.

Displaced (displaced >5mm):

ORIF

(Flatow ,
1991).

Associated Injuries / Differential


Diagnosis
Axillary nerve palsy
Musculocutaneous nerve palsy
Axillary artery injury
Rotator cuff tear
Shoulder Dislocation
Bankart lesion: young athletes with anterior
dislocations and greater tuberosity fractures.

Complications
Malunion:
Superiorly displaced malunions can produce a
painful block to forward
elevation.
Posteriorly displaced malunions can produce a
painful block to external
rotation.
Stiffness
Pain
Nonunion
Infection
Nerve palsy: axillary, radial, median,
musculocutaneous, brachial plexus
Instability
Rotator cuff tear, proximal migration
Stiffness
Complex Regional Pain Syndrome

Follow-up Care
Patients are placed in a shoulder immobilzer
with an
abduction pillow (Ultrasling) post-operatively.
Pendulum, elbow, wrist, hand ROM is started
immediately.
7-10 days to remove sutures, check x-rays and
start passive
shoulder ROM in physical therapy.
Active ROM and strengthening are started after
x-ray
evidence of fracture healing.
Return of ROM and strength can take 6 months
to 1 year.
Shoulder outcome measures.

6. Gangguan mobilitas sendi, fungsi motorik, kinerja


otot dan ROM akibat patologi fraktur corpus humeri
(Humerus shaft fractures)

Radiograp
hs
:

6. Fracture Corpus
Humeri
Dibagi menjadi 3 lokasi :
a. 1/3 bagian atas (proksimal)
Patah disebelah distal Collum chirurgicum humeri. Biasanya
terjadi displacement fragment proksimal kearah abduksi &
lateral rotasi karena tarikan otot Supraspinatus., dan fragment
distal kearah adduksi dan terletak di anterior fragmen proksimal
karena tarikan otot brachialis dan pengaruh gravitasi.
TERAPI :
1). Terapi Konservatif : Bila tidak terjadi displacement yang
nyata.
- Fiksasi dengan aksilar pad dengan sling/mitella, atau U plaster
(plaster slab) 4-6 mg.
- Posisi elbow fleksi 90.
- Latihan isometric otot-2 sendi bahu.
- Dinamic dan active exc. Secara bertahap dimulai bila proses
penyambungan tulang telah

2). Tindakan Operasi dilakukan bila terjadi displacement.


- Reposisi
- Mitella
- Latihan sama dengan terapi konservatif.

b. 1/3 bagian tengah


Terjadi karena trauma langsung dan tidak langsung
Bentuk fraktur : transversal, spiral, oblique.
Lokasi : sebelah atas/ bawah insertio otot deltoideus.
Sebelah atas insertio : akan tertarik kedalam oleh
otot2 adduktor.
Sebelah bawah ins. : ujung fragmen proksimal akan
tertarik kearah
abduksi, ujung fragmen distal tertarik keatas oleh
otot bicep, triceps
dan coracobrachialis.
Komplikasi : Sering terjadi paralisis n. Radialis.
Terapi :
Tindakan konservatif :
- Plaster gips selama 4-6 minggu dengan posisi : Abd.
Horizontal Shoulder,
Eksternal Rotasi 30,
fleksi elbow 90, atau
- Tubulair plaster, posisi : Fleksi Elbow 90, selama 4-6
minggu (relatif) atau

Fisioterapi:
- Latihan isometric pada sendi bahu.
- Aktif exc. bertahap.
- Gentle passive pada sendi elbow.
- Modalitas fisioterapi yang lain perlu
dipertimbangkan sesuai kebutuhan.
Tindakan Operatif : Dengan memasang plate dan
skrup, elastis bandage, mitella selama 1-2 minggu.
(relatif).

c. 1/3 bagian bawah (Supra condylair)


- Sering terjadi pada anak-2, akibat trauma langsung.
- Displacement : distal fragment tertarik keatas menuju
kebelakang fragmen proksimal (krn tarikan otot biceps dan
triceps).

Komplikasi :
-

Myositis ossifikans,
Cidera arteri brachialis,
Paralysis n. Ulnaris,
Ischemia kontraktur
Stiff elbow

Terapi :
Tindakan Konservatif:
- Eksternal fiksasi :
Setelah reposisi diberikan :
Fiksasi dengan plaster gips ( dari bawah axilla sampai wrist
joit), dengan posisi elbow fleksi 90, lengan bawah mid
position, disangga dengan mitella, 3-4 minggu (relatif)

Intervensi Fisioterapi
Tujuan :
-Mencegah atropi otot
-Memelihara proses metabolisme sirkulasi dan
jaringan.
Pelaksanaan.
Selama menggunakan eksternal fiksasi:
-Latihan isometric pada otot lengan bawah
-Latihan aktif dinamis untuk wrist dan jari2 tangan.
-Latihan aktif bertahap pada sendi bahu, dengan
melepas sling terlebih dahulu, dengan
mempertimbangkan kondisi penderita dan
keadaan frakturnya.
-Latihan fl-ext, pro-sup elbow secara bertahap
diberikan setelah buka gips dengan
mempertimbangkan pertumbuhan callus. Dimulai

Tindakan Operatif :
Tindakan Fisioterapi sama dengan diatas.

NOTE :
Segala bentuk-2 latihan force
tidak disarankan, karena dapat
menyebabkan terjadinya miositis
osifikans .

Untuk ROM Exercise dilakukan :


Assisted active exercise, gentle passive
exercise, hold relax.

Fracture
Supracondylair

7. Gangguan mobilitas sendi, fungsi


motorik, kinerja otot dan ROM akibat
patologi fraktur condylus humeri
Radiograp
hs
:

(Fracture of the Humerus


condyle)

Unilateral (lateral /
medial
Bilateral (lateral &
Bila
tidak terjadi displacement :
medial
Diberikan fiksasi dengan collar and cuff 3 minggu
(relatif)
Bila terjadi displacement :
Mutlak dilakukan tindakan operatif dengan internal
fiksasi (pin, scew), Gips (kalau perlu) selama 4
minggu (relatif)
TINDAKAN FISIOTERAPI :
Pada prisipnya sama seperti fraktur supra
condylair.

- Latihan daerah shoulder, static elbow, aktif


wrist joint, dan jari-2 dilakukan seawal
mungkin.
- Aktif elbow dilakukan bila pertumbuhan
callus telah mulai padat minggu ke 3-4.
- Pada kasus dengan tindakan operatif :
- Latihan aktif elbow dapat dilakukan setelah
buka jahitan dan luka bekas operasi telah
membaik dan callus pada umumnya pada
minggu ke-2 telah mulai tampak.

8. Gangguan mobilitas sendi, fungsi motorik,


kinerja otot dan ROM akibat patologi dislokasi
Radiogra
elbow
phs
:

(Elbow Dislocation)

Dislokasi Elbow

Penyebab paling umum dari dislokasi siku


adalah jatuh pada saat tangan lurus /
mengulurkan tangan (cedera FOOSH).
Jatuh dari ketinggian yang signifikan juga dapat
menyebabkan cedera siku.
Gejala
Gejala dislokasi siku dapat mencakup:
Nyeri yang hebat
Pembengkakan
Memar
Deformity
Stiff elbow
Lemah atau tidak ada denyut nadi di pergelangan tangan
(kerusakan pembuluh darah)
Mati rasa atau adanya sensasi tangan (cedera saraf)

Fisioterapi untuk Dislokasi Siku


Ada beberapa pilihan pengobatan fisioterapi
untuk dislokasi siku, yang mungkin termasuk
kombinasi dari salah satu dari berikut:
Imobilisasi
Es
AplikasiPanas
TENS
Ultrasound
Mobilisasi sendi siku

Dislokasi Elbow

Exercise Therapy
Pasif Range Of Motion (PROM) Exercise
Assisted Active Range Of Motion (AAROM)
Exercise
Active Range Of Motion (AROM) Exercise
Active Resisted Range Of Motion (ARROM)
Exercise
Peregangan atau latihan Fleksibilitas
Strengthening exercise
Patient Education

9. Gangguan mobilitas sendi, fungsi motorik,


kinerja otot dan ROM akibat patologi Fracture
Olecranon
(Olecranon fracture)

9. Fracture
Olecranon
-Terjadi karena trauma langsung dengan elbow
membentur tanah atau
-Terjadi karena penguluran otot triceps secara
mendadak dan kuat pada posisi fleksi elbow.
Radiograp
hs
:

PENATALAKSANAAN :
-Apabila keadaan patahnya berbentuk avulsion atau
terjadi displacement, dilakukan reposisi open
reduction.
- Kemudian dipasang gips atau elatis bandage dengan
fleksi elbow 90, lengan bawah mid posisi selama
3-4 minggu.
-Apabila terjadi comunited fracture (hancur), difiksasi
dengan plaster gips selama 6 minggu.

FISIOTERAPI
Post operative :
Tindakan fisioterapi langsung diberikan pada :
Daerah Shoulder bertujuan mengurangi bengkak.
Active exc. Wrist joint dan Jari-2
Static exc. Biceps dan Triceps.
Setelah 3 minggu dari operasi :
Latihan aktive untuk elbow dapat segera
dilakukan.

Latihan-2 selanjutnya sama seperti fraktur

13. Gangguan mobilitas sendi, fungsi


motorik, kinerja otot dan ROM akibat
patologi fracture Corpus Ulna

Radiograp
hs
:

13. Fracture
Corpus Ulna

-Akibat trauma langsung


-Bentuk fraktur : Transverse dan greenstick,
kalau trauma keras/hebat terjadi displacement
Tindakan konservatif :
-fiksasi dengan plaster gips dari bagian distal
lengan
atas (5-7,5 cm dari elbow), sampai dengan
metacarpal selama
4-6 minggu, dengan posisi gips :Elbow : fleksi
90,Fore arm : supinasi,Wrist : semi fleksi, pakai
mitella, bila perlu.
Fisioterapi :
- Sebelum buka gips : Isometric exc. Seawal
mungkin.
- Setelah buka gips : Latihan assisted active,

Tindakan operatif :
- Dilakukan internal fiksasi
- Gips 2-3 minggu
Fisioterapi :
Tahapan sama dengan tindakan
Konservatif.
Latihan bisa dimulai lebih awal.

10. Gangguan mobilitas sendi, fungsi


motorik, kinerja otot dan ROM akibat
patologi fracture Caput Radii
Radiograp
hs
:

Radiograp
hs
:

Fracture Caput
Radii

10. Fracture
Caput Radii

-Trauma langsung, caput radii terdorong dan terjadi


fracture caput radii.
-Kadang-2 menyebabkan memar yang hebat pada
cartilago ke-2 permukaan.
-Kadang-2 fragment fracture dapat bergeser kearah
lateral dan kearah bawah.

PENATALAKSANAAN
Tindakan konservative bila displacement ringan :
-Diberikan Colar and Cuff Sling selama 2-3
minggu. (relatif)
-Fiksasi dengan gips dari pertengahan tulang
humerus sampai pergelangan tangan dalam posisi
elbow fleksi 90, lengan bawah mid posisi selama
2-3 minggu.

FISIOTERAPI :
Sama seperti fracture
olecranon

11. Gangguan mobilitas sendi,


fungsi motorik, kinerja otot dan ROM
akibat patologi fracture Collum Radii
Radiograp
hs
:

Fracture Collum
Radii

-Sering terjadi pada anak-2, biasanya fracture


bersifat greenstick.
-Bila terjadi displacement dapat dilakukan dengan
menekan langsung bagian yang cidera dengan ibu
jari, bila gagal dilakukan open reduction.
-Displacement terjadi karena setelah trauma
terjadi spasme yang kuat pada otot Triceps.

11. Fracture
Collum Radii
-Patah dalam bentuk
communited
dapat terjadi bila penderita
terjatuh
dengan elbow membentur
tanah
langsung, sehingga dilakukan
tindakan bedah.
Penatalaksanaan terapi dan
Fisioterapi :
Sama seperti pada Fracture
Caput Radii

12. Gangguan mobilitas sendi,


fungsi motorik, kinerja otot dan
ROM akibat patologi fracture Radiogra
phs
Corpus Radius
:
Terjadi akibat trauma yang keras,
kadang-kadang disertai displascement
fragmen ke arah pronasi oleh karena
tarikan otot-otot pronator.
Tindakan konservatif:
Diberikan fiksasi dengan plester slab (gips)
dalam posisi elbow fleksi 90 dan
lengan bawah mid posisi, pergelangan tngn
ekstensi selama 4-6 minggu

12. Fracture Corpus


Radius

Tindakan operatif:
Diberikan internal fiksasi dengan pin
atau plate
ditambah eksternal fiksasi dengan
elastis bandage
selama 2-3 minggu

Fisioterapi
Sama dengan tindakan yang
diberikan pada

#U&R/O
R

14. Gangguan mobilitas sendi,


fungsi motorik, kinerja otot dan ROM
akibat patologi fracture Montegia

Radiograp
hs
:

Patah yang terjadi pada corpus ulna


dengan disertai dislokasi Caput radii.

14. Fracture
Montegia
Cedera Monteggia melibatkan fraktur
sepertiga proksimal ulna dan dislokasi
anterior dari head of radius.
Tingkat fraktur ulna bervariasi.
Usia kejadian telah dilaporkan dari 2 bulan
sampai 14 tahun, namun cedera yang paling
sering terjadi antara 7 dan 10 tahun.
66% : Antara 1/3 proksimal
34% : Antara 1/3 distal
Usia kejadian dari 2 bulan sampai 14 tahun,
namun cedera yang paling sering terjadi
antara 7 dan 10 tahun.

Komplikasi
dislokasi berulang selama clossed reduction.
neuropati saraf posterior interoseus,
fraktur head of radius
Reference:
Ogden, John A. "Skeletal Injury in the child.

2 tipe Fraktur Montegia


a. Bentuk Flexi (Posterior)
- Jarang dijumpai (10-15%)
- # corpus ulna & caput radius menyudut ke
arah poterior.
-Terjatuh dlm elbow semi fleksi antara 120130.
Reposisi :
-Lengan atas ditarik/difiksasi sbg counter,
tarikan pada lengan bawah dengan lengan
bawah lurus, posisi ulna dan radius sejajar.
Berikan tekanan fragmen kearah depan.
-Setelah reposisi diberikan plaster slab dari
aksila sampai metacarpal, posisi siku lurus

b. Bentuk Ekstensi (Anterior)


- Sering dijumpai (85-90%), sering terjadi pada
anak-2.
- # corpus ulna & caput radius menyudut ke arah
anterior.
- Terjatuh dlm posisi fore arm Pronasi,
dan siku lurus.
Reposisi :
-Lengan atas ditarik/difiksasi sbg counter,
pergelangan tangan di tarik ke bawah
dengan lengan bawah supinasi. Berikan
tekanan pada caput radii yang menonjol.
Bersamaan dengan itu, siku difleksikan 45.
-Setelah reposisi diberikan plaster slab anteriorposterior
dan dibalut dengan elastic bandage selama 1 mg,
kalau sdh tidak bengkak diganti sirkular gips (4-6

Selain reposisi secara manual,


dapat dilakukan reposisi secara
operatif
dengan internal fixasi plate/
intra medullary nail dan
selanjutnya
diberikan circulair gips.

Fisioterapi
Selama dalam Immobilisasi:
-Latihan static contraction pada otot lengan atas dan
bawah.
-Latihan aktif pada sendi diluar gips.
-Pada saat tidur tangan dielevasikan.
Setelah buka gips:
-Mengembalikan ROM,
-Meningkatkan kekuatan otot
-Gentle passive
-Mengembalikan aktifitas gerakmovement
fungsional
-Assisted active
exercise
-Strengthening exc.
-Heating
-Massage
-ADL

15. Gangguan mobilitas sendi,


fungsi motorik, kinerja otot dan
ROM akibat patologi fracture Colles
Radiograp
hs
:

AP & LAT

15. Fracture
Colles

Fracture of the distal radius in the forearm


with posterior displacement of the wrist
Clincally reffered to as 'dinner fork
deformity' due to the resultant shape of
the forearm
Usually caused by falling onto outstretched
hands (falling on flexed wrists would cause

Merupakan patah tulang pada ujung distal tulang


ulna dan tulang radius kurang lebih satu inchi di
proksimal sendi pergelangan tangan.
Mekanisme kejadian:
Penderita terjatuh dalam posisi:
Pergelangan tangan ekstensi dan
menebak lantai/tanah.

Pada fraktur colles tersebut terjadi


displascement fragment kearah dorsal
(dinner fork deformity)
Komplikasi: Suddeck atropi dan lesi nervus
medianus

Fracture
Colles

Reposisi:
Dalam posisi bersalaman dengan penderita,
berikan tarikan ke arah distal sejajar dengan aksis
longitudinal tulang, pada saat yang bersamaan,
berikan kounter traksi pada bagian proksimal
Selanjutnya setelah direposisi diberikan fiksasi
dengan plaster slab/gips dari bawah siku sampai
metacarpal kurang lebih 3-6 minggu dalam posisi
lengan bawah supinasi

Fisioterapi
-Latihan-latihan isometrik pada otot-otot
bagian fraktur diberikan seawal
mungkin,
-Latihan-latihan aktif diberikan setelah
lepas immobilisasi, --Latihan penguatan
dan
-Stretching /PROM untuk meningkatkan
ROM persendian,
-Modalitas Fisioterapi lain yang tepat
untuk menunjang terapi latihan.

16. Gangguan mobilitas sendi,


fungsi motorik, kinerja otot dan ROM
akibat patologi fracture Smith
Radiograp
hs
:

16. Fracture
Smith
Merupakan kebalikan dari colles fraktur baik
mekanisme kejadian maupun posisi
displascement fragment

Penatalaksanaan: Sama dengan colles


fraktur

Fracture Smith

Perbedaan antara Colles & Smith Fracture

17. Gangguan mobilitas sendi, fungsi


motorik, kinerja otot dan ROM akibat
patologi
fracture
Scapoid
Radiograp
hs

ANATOMI

17. Fracture
Scapoid

Hal ini dapat paling mudah diidentifikasi


ketika ibu jari dipegang dalam posisi "hitchhiking". Skafoid adalah di dasar cekungan
yang dibuat oleh tendon jempol. Sakit atau
nyeri di daerah ini bisa menjadi tanda
bahwa os skafoid terluka.

The scaphoid is located at the base of the thumb, just


above the radius bone.

Tulang Skaphoid adalah salah satu tulang kecil


di pergelangan tangan.
Skafoid ini terletak di sisi ibu jari pergelangan
tangan, di daerah belokan pada pergelangan
tangan
Fraktur skafoid biasanya disebabkan karena jatuh
pada tangan terulur, dengan benturan berat di
telapak tangan.
Ujung dari salah satu tulang lengan (radius)
juga bisa ikut patah.
Fraktur os skaphoid terjadi pada orang dari
segala usia, termasuk anak-anak.
Cedera yang sering terjadi pada kegiatan
olahraga atau kecelakaan kendaraan bermotor.
Pria berusia 20 sampai 30 tahun yang paling
sering mengalami cedera ini.

Fisioterapi
-Latihan-latihan isometrik pada otot-otot
disekitar bagian fraktur diberikan seawal
mungkin,
-Latihan-latihan aktif diberikan setelah
lepas immobilisasi, --Latihan penguatan
dan
-Stretching /PROM untuk meningkatkan
ROM wrist joint.
-Modalitas Fisioterapi lain yang tepat
untuk menunjang terapi latihan.

18. Gangguan mobilitas sendi,


fungsi motorik, kinerja otot dan ROM
akibat patologi fracture Metacarpal
Radiograp
hs
:

18. Fracture
Metacarpal

Patah tulang ini pada umumnya disebabkan


oleh trauma yang terjadi akibat suatu
kecelakaan baik lalu lintas maupun
industri/mekanik(mesin).
Bentuk fraktur dapat simple/transvers atau
kominuted, avulsi dan hancur/crush.
Kasus ini sering terjadi pada pria dewasa,
sedangkan pada wanita, anak-anak dan orang
tua jarang ditemukan.

Fraktur metacarpal diklasifikasikan menjadi 4


kelompok:
Fraktur caput metacarpal
Fraktur collum metacarpal
Fraktur corpus metacarpal
Fraktur basis metacarpal
Komplikasi
Perubahan
alignment
tulang
metacarpal/rotasi
Fibrosis interosseus, karena adanya
kerusakan jaringan lunak.
Injury tendo ekstensor
Cronic stiffness metacarpophalangeal
joint

Penatalaksanaan
-Bila fraktur berbentuk simple, diberikan fiksasi
dengan splint/socket atau back splint fingers
kurang lebih 3-4 minggu.
-Bila terjadi kominuted dapat diberikan internal
fiksasi dengan wire/benang perak dan diberi
splint selama kurang lebih 2-3 minggu.
-Bila terjadi hancur/crush diberikan socket
splint dan dibalut selama lebih kurang 4-6
minggu
Kadang-kadang tindakan operasi artroplasty
dilakukan untuk menghilangkan stiffness,
terutama pada kasus intra artikular fraktur

Fisioterapi
Tindakan fisioterapi segera dapat diberikan
dengan:
-Latihan-latihan isometrik pada jari-jari dan
pergelangan tangan.
-Latihan aktif diberikan setelah lepas
immobilisasi diawali dengan gerakan-gerakan
pasif dan asisted aktif toleransi. -Latihan
ditingkatkan dengan teknik,metode hold relax
fisioterapi lainnya dapat pula diberikan
danModalitas
pasif stretching
dengan toleransi.

berdasarkan indikasi terapi dan secara


proporsional seperti :
Heating, paraffing bath, ultra sonik under water dan
massage/friction dan effleurage.
Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan kondisi otot
sebelum latihan, mengembalikan elastisitas otot,
meningkatkan reaksi/proses metabolisme jaringan
serta mencerai beraikan/melepas perlengketan
untuk menghindari dan mengurangi kemungkinan
kontraktur jaringan

You may do the stretching exercises right away when your cast is
removed. You may do the strengthening exercises when stretching
is nearly painless.
Stretching Exercises
Wrist Range of Motion
Flexion: Gently bend your wrist forward. Hold for 5 seconds. Do
3 sets of 10.
Extension: Gently bend your wrist backward. Hold this position
5 seconds. Do 3 sets of 10.
Side to side: Gently move your wrist from side to side (a
handshake motion). Hold for 5 seconds at each end. Do 3 sets of
10.

Strengthening Exercises
Opposition stretch: Rest your hand on a table, palm up. Touch the
tip of your thumb to the tip of your little finger. Hold this position for
6 seconds. Repeat 10 times.
Wrist flexion: Hold a can or hammer handle in your hand with your
palm facing up. Bend your wrist upward. Slowly lower the weight and
return to the starting position. Do 3 sets of 10. Gradually increase
the weight of the can or weight you are holding.
Wrist extension: Hold a soup can or hammer handle in your hand
with your palm facing down. Slowly bend your wrist upward. Slowly
lower the weight down into the starting position. Do 3 sets of 10.
Gradually increase the weight of the object you are holding.
Grip strengthening: Squeeze a rubber ball and hold for 5 seconds.
Do 3 sets of 10.
Finger spring: Place a large rubber band around the outside of your
thumb and the rest of your fingers. Open your fingers to stretch the
rubber band. Do 3 sets of 10.

Scott Coleman, PT, and Phyllis Clapis, PT, DHSc, OCS, 2009,
Published by RelayHealth.

19. Gangguan mobilitas sendi, fungsi motorik,


kinerja otot dan ROM akibat patologi fracture
Phalangeal
Radiograp
hs
:

(Fractures of the phalanges)

19. Fracture
Phalangeal

Fraktur phalangeal/jari-jari tangan


diklasifikasikan dalam:
Fraktur distal phalangeal
Fraktur middle
Proksimal phalangeal

Tipe/pola fraktur:
Longitudinal ( Tipe I )
Transverse ( Tipe II )
Kominuted (Tipe III)
Displascement (Tipe IV)

Fraktur distal phalangeal:

1). Fraktur ekstra artikular


2). Fraktur avulsi intra artikular dorsal
3). Fraktur avulsi intra artikular volar

Fraktur middle dan proksimal


phalangeal:

1). Fraktur korpus proksimal ekstra


artikular
2). Fraktur korpus media ekstra artikular
3). Fraktur korpus proksimal intra artikular
4). Fraktur korpus media intra artikular

Mekanisme injury:

Fraktur distal phalangeal ekstra artikular:


Trauma langsung pada bagian distal phalangeal
Fraktur avulsi intra artikular dorsal:
Trauma/force fleksi pada bagian distal phalangeal
sedangkan tulang phalang dalam posisi ekstensi,
biasanya pada pemain base ball.
Fraktur avulsi intra artikular volar:
Trauma/force hiperekstensi pada saat tendo
fleksors digitorum profundus tegang.
Fraktur korpus proksimal ekstra artikular:
Trauma langsung pada bagian proksimal
phalangeal (Tipe I dan II) dan trauma tidak
langsung sepanjang aksis longitudinal tulang
phalang ( Tipe III / spiral fraktur )

Fraktur korpus media ekstra artikular:


Trauma langsung pada middle phalang
dan trauma tidak langsung ( twisting )
sepanjang aksis longitudinal tulang
phalang
Fraktur korpus proksimal intra artikular:
Trauma tidak langsung ( longitudinal force
) yang menyebabkan fraktur kondiler,
kadang-kadang menyebabkan avulsi
ligmentum collateral
Fraktur korpus media intra artikular tipe
I,II,III:
Trauma langsung dan transmisi trauma
tidak langsung dari bagian distal tulang
phalang
Fraktur korpus media intra artikular tipe
IV:

Penatalaksanaan
Fiksasi/immobilisasi

Pada kasus-kasus tanpa


displascement dan avulsi, diberikan
simple volar splint, dorsal splint, hairpin
splint, gutter splint atau protektif splint
kurang lebih 3-4 minggu. Pada
kominuted fraktur perlu immobilisasi
beberapa bulan.
Pada kasus-kasus dengan
displascement perlu dilakukan reposisi (
operatif atau dorsal traksi ) dan
diberikan volar splint dan bila
memungkinkan pemberian dynamic
splinting perlu dipertimbangkan dan

Komplikasi

Hampir sama dengan fraktur metacarpal, antara


lain:
Mal union,
Non union
Chronic stiffness
Artritis degeneratif
Unstable sendi,
Hilang fungsi tendo ekstensor
Deformitas Boutonniere (fleksi media dan distal
PIP Joint)
Fisioterapi : Hampir sama dengan fraktur
metacarpal

20. Gangguan mobilitas sendi, fungsi


motorik, kinerja otot dan ROM akibat
patologi dislokasi Wrist Joint
Radiograp
hs
:

ANATOMY
WRIST

20. Dislokasi
Wrist Joint

Dislokasi wrist joint (pergelangan


tangan)
kadang-kadang diikuti dengan fraktur
tulang radius dan masuk ke dalam
ruangan sendi.
Arah dislokasi dapat ke anterior dan

Penatalaksanaan
Bila dislokasi tidak disertai
fraktur tulang radius dapat
langsung diberikan fiksasi dengan
elastis bandage pada daerah wrist
joint sampai keluhan hilang dan
tidak ada tanda-tanda inflamasi
aktif.
Apabila dislokasi disertai fraktur
tulang radius maka diberikan fiksasi
dengan plaster gips dari distal
elbow ( 2-3 inchi ) sampai dengan
metacarpal selama lebih kurang 2-3
minggu dalam posisi wrist ekstensi
5-10 derajat

Bila dislokasi wrist disertai fraktur greenstick


dapat diberi fiksasi dengan Cock Up Splint
selama 2-3 minggu.
Kriteria penggunaan fiksasi pada kasus ini
adalah sebagai berikut:
Plaster gips untuk dislokasi disertai fraktur
komplit
Cock Up Splint untuk dislokasi disertai fraktur
simple
Elastis bandage untuk dislokasi tanpa
disertai fraktur

Fisioterapi:

Dislokasi tanpa fraktur


Setelah trauma segera dapat diberikan cold
therapy & bandage.
Latihan-latihan untuk jari-jari tangan (aktif).
Setelah aktualitas rendah, dapat diberikan heating
dengan
dosis sub thermal.
Untuk kurangi bengkak dan hindari suddeck atropi,
Paraffin bath dapat dipertimbangkan untuk
mendapatkan efek
heating dan memelihara elastisitas jaringan &
kurangi bengkak.
Selain itu massage/friction toleransi dan pasif
movement/
stretching toleransi dapat diberikan bila kondisi
memungkinkan.

Dislokasi dengan fraktur tulang radius


Apabila penderita menggunakan fiksasi cock up
splint selama 2-3 minggu :
Latihan-latihan aktif fleksi-ekstensi dapat
diberikan setelah
14 hari secara toleransi (perlahan dengan sudut
gerak minimal).
Apabila penderita menggunakan fiksasi plaster
gips, maka
latihan-latihan aktif diberikan setelah lepas gips

21. Gangguan mobilitas sendi, fungsi motorik, kinerja otot dan ROM
akibat patologi Carpal Dislocation

The carpal bones are the


eight small bones which
make up the wrist and
consist of the
Hamate, Capitate, Pisiform,
Trapezoid, Trapezium,
Scaphoid, Lunate and
Triquetrum.

21. Carpal
Dislocation
Tanda-tanda klinis
Paling sering iterjadi pada laki-laki muda jatuh
dari tempat
yang tinggi benturan pada tangan, pergelangan
tangan pada
posisi hyperextensi dengan posisi siku sedikit
fleksi. Kadangkadang terjadi pada kecelakaan sepeda motor
atau mobil.
Secara klinis, pergelangan tangan membesar,
terjadi edema
dan hematoma .
Palpasi terasa nyeri.

Penatalaksanaan
Bila dislokasi tidak disertai
fraktur dapat langsung diberikan
fiksasi dengan elastis bandage
pada daerah wrist joint sampai
keluhan hilang dan tidak ada tandatanda inflamasi aktif.

Fisioterapi sama dengan wrist


dislocation, dilakukan setelah
immobilisasi selesai.

Anda mungkin juga menyukai