KULIAH TUGAS 1
2. Terdapat dua pandangan mengenai pencetakan uang beredar. Salah satunya berpendapat bahwa
uang beredar ditentukan oleh otoritas moneter atau bank sentral. Jelaskan bagaimana uang beredar
ditentukan oleh otoritas moneter!
Jawab : menurut pandangan yang menyatakan jumlah uang beredar sepenuhnya ditentukan oleh
otoritas moneter, dapat diartikan bahwa jumlah uang beredar bersifat otonom. Maksudnya, jumlah
uang beredar tersebut tidak dipengaruhi oleh tingkat bunga pasar uang. Di Indonesia, jumlah unag
beredar menurut pandangan ini ditunjukkan oleh jumlah uang primer, meskipun besarnya jumlah
uang primer ini tidak dipengaruhi oleh tingkat bunga pasar uang. Akan tetapi jumlah uang primer
tersebut dipengaruhi oleh kebijakan otoritas moneter dalam menentukan instrumen-instrumen BI
Rate, yang akan menjadi signal suku bunga SBI dan besarnya GWM yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Karena besarnya jumlah uang beredar ditentukan secara otonom oleh otoritas moneter,
maka bentuk kurva penawaran uang (Ms) adalah vertikal.
3. Apakah bank syariah hanya bisa digunakan oleh golongan tertentu saja? Jelaskan jawaban Anda dan
sertakan perbedaan utama bank syariah dengan bank konvensional lainnya!
Jawab : Banyak yang berpandangan bahwa Bank Syariah hanya dikhususkan untuk market
masyarakat tertentu, nyatanya benefit dari produk dan layanan Bank Syariah bisa dinikmati semua
orang tidak terbatas pada golongan tertentu. Berikut beberapa hal yang membedakan Bank Syariah
dengan Bank Konvensional.
a) Berdasarkan Prinsip Pokok
Perbedaan bank syariah dan bank konvensional pertama dilihat dari prinsip yang dijalankan
keduanya. Ada beberapa prinsip dasar yang dijalankan baik bank syariah maupun bank konvensional,
di antaranya:
Prinsip pertama berkaitan dengan pertumbuhan dana yang disimpan nasabah pada bank
tersebut. Bank syariah tidak menerapkan sistem bunga, namun lebih menerapkan pada
sistem bagi hasil. Di bank konvensional, uang biasanya bertumbuh dari bunga yang diberikan
pihak bank.
Prinsip yang berkaitan dengan nilai. Bank syariah cenderung tidak bebas nilai. Artinya hanya
berinvestasi pada usaha yang halal menurut ajaran Islam. Sedangkan, bank konvensional
memegang prinsip bebas nilai. Artinya bank konvensional bebas dari nilai-nilai agama
sehingga bisa menjalankan peran dan kegiatan apa saja selama menghasilkan keuntungan
dan tidak melanggar aturan yang berlaku dari lembaga keuangan negara seperti OJK maupun
Bank Indonesia.
Prinsip yang berkaitan dengan pandangan pada uang. Bank syariah menganggap uang
sebagai bagian dari alat tukar, bukan sesuatu yang bisa diperdagangkan. Bank syariah lebih
menganggap uang bisa ditukarkan dalam bentuk lain sesuai kebutuhan. Sementara itu, bank
konvensional memberlakukan uang sebagai barang yang bisa diperdagangkan.
b) Berdasarkan Kegiatannya
Dari sisi kegiatan yang dijalankan, bank konvensional menjalankan fungsi sebagai penyedia jasa
keuangan dan intermediasi atau perantara dari penabung dan peminjam seperti individu/rumah
tangga, pemerintah, dan usaha. Sedangkan bank syariah, bukan hanya sebagai penyedia layanan
keuangan dan intermediasi, tapi juga menjalankan fungsi sebagai investor sosial.
c) Berdasarkan Risiko Usaha Bank Syariah dan Bank Konvensional
Adapun perbedaan bank syariah dan bank konvensional lainnya dilihat dari risiko usaha yang
diterapkan. Risiko usaha yang terdapat pada bank syariah lebih mengedepankan nilai yang
dipikul bersama baik keuntungan dan kerugian antara kedua belah yaitu nasabah maupun bank.
Pada bank konvensional, pihak bank tidak mengurusi risiko yang akan muncul pada nasabahnya.
Begitu pun sebaliknya, pihak nasabah juga tidak perlu mengurusi risiko yang muncul pada pihak
bank tersebut.
d) Berdasarkan Sumber Likuiditas Jangka Pendek Bank Syariah dan Bank Konvensional
Baik bank syariah maupun bank konvensional, sama-sama mendapatkan likuiditas dari dua
sumber, yaitu bank sentral dalam hal ini bank Indonesia dan pasar uang. Namun, sumber pasar
uangnya berbeda. Likuiditas bank syariah memiliki sumber dari pasar uang yang menerapkan
nilai syariah. Berbeda dengan bank konvensional, pasar uang bebas bersumber dari mana saja.
e) Struktur Pengawas
Perbedaan bank syariah dan bank konvensional yang terakhir, yaitu dari struktur pengawas.
Setiap bank pasti dilengkapi dengan dewan pengawas yang tersusun dalam struktur organisasi
pada lembaga keuangan tersebut. Adanya pengawas pada kedua bank ini agar segala aktivitas
yang dijalankan sesuai dengan fungsi serta tujuannya. Bank syariah, memiliki struktur pengawas
yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu dewan syariah nasional, dewan pengawas syariah, dan
dewan komisaris. Pada bank konvensional, struktur pengawas biasanya dipegang oleh dewan
komisaris.
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan uang untuk transaksi dalam teori permintaan
uang Keynes? Jelaskan dan tunjukkan dengan gambar!
Jawab : menurut Keynes, permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.
Semakin tinggi tingkat pendapatan semkin besar juga keinginan memegang uang kas untuk transaksi.
Berikut penjelasan berdasarkan gambar.
5. Dalam teori klasik, V (velocity) adalah konstan namun dalam persamaan Friedman nilai V
berfluktuasi. Uraikan alasan mengapa dalam teori klasik V adalah konstan.
Jawab : Secara sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut.
MV = PT
Dimana V merupakan velositas (kecepatan) transaksi dari uang yang merupakan rata-rata waktu satu
unit uang berpindah tangan untuk satu periode waktu tertentu. Fisher menyatakan bahwa nilai V
ditentukan oleh kebiasaan pembayaran gaji dan efisiensi lembaga keuangan. Oleh karena faktor-
faktor ini tidak selalu berubah, maka nilai V relatif tetap.