Anda di halaman 1dari 44

FOCUS GROUP DISCUSSION

“HEPATITIS A”

Yunitha Mutia Dewi H. L. 17710175

Febrian Kukuh Prasetyo 19710007

Kelvin Sunaryo 19710012

Grace Yemima Nugraha 19710013

Nurjannah Sriayu 19710033

Naila Zulbahrina 19710040

Naurah Rifdah 19710043

PEMBIMBING : Dr. Tri Ratih Agustina, dr., MARS

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya oleh berkat dan karunia-Nya saja makalah FGD IKM yang berjudul
“Hepatitis” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih kepada Dr. Tri Ratih Agustina, dr., MARS atas bimbingan
yang telah diberikan selama pengerjaan FGD IKM. FGD IKM dibuat agar para
dokter muda sebagai calon dokter dapat memecahkan masalah dalam dunia
kedokteran secara holistik dan dapat siap terjun di masyarakat, di mana FGD ini
merupakan salah satu cara memadukan berbagai disiplin ilmu kesehatan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca.

Tim penyusun FGD telah bekerja semaksimal mungkin namun mohon


maaf apabila banyak kekurangan dalam makalah ini, antara lain karena kurangnya
referensi dan pengalaman kami dalam kegiatan FGD yang pertama kali kami
lakukan.

Kami ucapkan terimakasih atas bantuan dan saran yang telah diberikan
hingga tersusunnya makalah ini. Saran serta kritik sangat kami harapkan untuk
perbaikan ke depan.

Surabaya, Mei 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Judul............................................................................................................... i

Kata Pengantar............................................................................................... ii

Daftar Isi......................................................................................................... iii

Daftar Tabel.................................................................................................... iv

Daftar Gambar ............................................................................................... v

Daftar Singkatan............................................................................................. vi

Bagian Satu..................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................ 2

C. Tujuan Penelitian.................................................................. 2

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN

D. Analisis................................................................................. 4

E. Pembahasan.......................................................................... 9

iii
BAB III RENCANA PROGRAM

A. Upaya Pengobatan Penderita Hepatitis A............................ 11

B. Upaya Penyuluhan Kesehatan Mengenai Penyakit Hepatitis A

.............................................................................................. 12

C. Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hepatitis A 13

D. Menyusun Rencana Kegiatan (Plan of Action)................... 14

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................... 24

B. Saran..................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 26

LAMPIRAN

...................................................................................................28

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III. I Urutan Prioritas Kegiatan Mencegah Penyakit Hepatitis A........ 16

Tabel III.2 Rincian Kegiatan Upaya Penyuluhan Pencegahan Penyakit

Hepatitis A................................................................................... 19

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Diagram Fish Bone Faktor – Faktor Risiko KLB

Hepatitis A Di Kabupaten Pacitan.............................................. 7

vi
DAFTAR SINGKATAN

C : Cost
HAV : virus hepatitis A
HBV : virus hepatitis B
HCV : virus hepatitis C
HDC : virus hepatitis D
HEV : virus hepatitis E
I : Implementasi
KK : Kepala Keluarga
KLB : Kejadian Luar Biasa
M : Magnitude
P : Prioritas
PHBS : Pola Hidup Bersih dan Sehat
POA : Plan Of Action
V : Viability
VHA : Virus Hepatitis A

vii
BAGIAN SATU

IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH

A. Skenario

Kabupaten Pacitan adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang

terletak di daerah selatan. Kabupaten ini dibatasi disebelah selatan oleh

Samudra Indonesia, di utara berbatasan dengan kabupaten Ponorogo, di timur

dengan kabupaten Trenggalek dan di sebelah barat berbatasan dengan

kabupaten Wonogiri ( Jawa Tengah ). Kabupten Pacitan terdiri dari 12

kecamatan, dimana wilayahnya merupakan wilayah yang bergunung- gunung

dan berbukit-bukit menyebabkan sulitnya akses tansportasi. Meskipun begitu

mobilitas masyarakat di Pacitan sangat tinggi. Di daerah selatan kabupaten ini

tanahnya merupakan tanah gamping atau mengandung batu kapur yang dapat

dilihat dari banyaknya gua, aliran sungai bawah tanah dan lain sebagainya.

Pacitan merupakan kawasan yang rawan gempa bumi, rawan tanah longsor

bahkan beberapa titik rawan banjir. Letaknya yang berbatasan dengan

samudra Indonesia menyebabkan Pacitan juga rawan tsunami.

Pada bulan Juni 2019 telah terjadi kejadian luar biasa dimana lebih dari

900 orang terjangkit penyakit hepatitis A dengan kejadian tertinggi di

Kecamatan Sudimoro sebanyak 481 kasus. Hepatitis A ditularkan melalui

fekal oral dimana menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan kemungkinan

besar penularan yang terjadi karena penggunaan sumber air yang tercemar

oleh virus hepatitis A. Rerata masyarakat kabupaten Pacitan mata

viii
pencahariannya adalah petani, pedagang, dan pegawai negeri, bahkan ada

wirasawasta dan nelayan. Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah

dilihat dari karakteristik pendidikan kepala keluarga yang terbanyak adalah

tamatan SD/SLTP diikuti pada nomer dua adalah tidak tamat SD, lalu tamat

SMA dan terakhir ahli madya atau sarjana sebagai yang paling rendah.

Bagaimanakah mengatasi kejadian luar biasa ini beserta pencegahannya bila

anda adalah kepala dinas kesehatan.

B. Identifikasi Masalah

1. Masalah keadaan geografi yang bergunung-gunung dan tanah

bergamping

2. Sulitnya akses transportasi

3. Mobilitas yang tinggi

4. Daerah Rawan banjir

5. Tingkat pendidikan KK rendah

6. Mata pencaharian secara ekonomi menengah kebawah

7. Penggunaan sumber air yang tercemar

ix
C. Konsep Sebab dan Akibat

Masalah geografi : bergunung dan tanah


bergamping

Sulitnya akses transportasi

Mobilitas yang tinggi KLB Hepatitis A

Daerah rawan banjir

Tingkat pendidikan KK rendah

Mata pencaharian ekonomi yang


rendah

Penggunaan sumber air yang tercemar

D. Rumusan Masalah

Dari identifikasi permasalahan dan hasil analisis di atas maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana mengatasi dan mencegah

Kejadian Luar Biasa penyakit Hepatitis A di Kecamatan Sudimoro Kabupaten

Pacitan?”

x
E. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengatasi dan mencegah Kejadian Luar Biasa penyakit Hepatitis A di

Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi masyarakat yang terkena Kejadian Luar Biasa

penyakit Hepatitis A di Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan.

b. Melakukan pengobatan pada masyarakat yang terkena Kejadian Luar

Biasa Hepatitis A di Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan.

c. Melakukan perbaikan lingkungan mengenai penyakit Hepatitis A di

Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan.

d. Merencanakan program untuk mengatasai dan pencegahan Kejadian

Luar Biasa Hepatitis A di Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan.

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hepatitis virus adalah infeksi sistemik yang menyerang hati (Sanityoso

A, 2009). Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai

penyakit hati di seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya

bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya (Sanityoso A,

2009).

Hampir semua kasus hepatitis virus disebabkan oleh salah satu dari lima

jenis virus yaitu: virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus

hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV).

Jenis virus lain yang ditularkan pascatransfusi seperti virus hepatitis G dan

virus TT telah dapat diidentifikasi akan tetapi tidak menyebabkan hepatitis.

Semua jenis hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus

RNA kecuali virus hepatitis B, yang merupakan virus DNA. Walaupun virus-

virus tersebut berbeda dalam sifat molecular dan antigen, akan tetapi semua

jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan dalam gejala klinis dan

perjalanan penyakitnya (Dienstag J.L., Isselbacher K.J, 2008).

Hepatitis A merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus

Hepatitis A (VHA) pada hati yang bersifat akut. VHA memiliki masa

inkubasi ± 4 minggu. Replica si virus dominasi terjadi pada hepatosit, meski

VHA juga ditemukan pada empedu, feses dan darah. Anti gen VHA dapat

1
ditemukan pada feses pada 1-2 minggu sebelum dan 1 minggu setelah awitan

penyakit.

Infeksi Hepatitis A sering terjadi dalam bentuk Kejadian Luar biasa

(KLB) dengan pola common source, umumnya sumber penularan berasal dari

fekal-oral melalui air minum dan makanan yang tercemar, makanan yang

tidak dimasak, dan sanitasi yang buruk.

Angka penularan lebih tinggi pada higiene sanitasi yang buruk dan

lingkungan yang padat penduduk, pria homoseksual dalam suatu institusi,

diantara kelompok prasekolah dan sekolah. (World Health Organization,

2013). Selain itu, walaupun bukan merupakan cara penularan yang utama,

penularan melalui transfusi atau penggunaan jarum suntik bekas penderita

sering dilaporkan.

Tanda dan gejala klinis dari hepatitis biasa di dapatkan keluhan seperti

demam, mata dan kulit kuning, penurunan nafsu makan, nyeri otot dan sendi ,

lemah, letih, lesu, mual, muntah, warna urine seperti teh, tinja seperti

berdempul, nyeri perut di kanan atas, serta penurunan berat badan ringan.

(Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Menurut data WHO (2013) sebanyak 1,40 juta pasien di dunia

mengalami penyakit Hepatitis A tiap tahunnya. Diperkirakan HAV penyebab

1,5 juta kasus secara global per tahun. Dampak ekonomi dari wabah tersebut

seperti epidemi Shanghai pada tahun 1988 yang menyerang sekitar 300.000

orang (Zuckerman JN, Jong EC, 2010).

2
Di Indonesia pernah terjadi Kejadian Luar Biasa di berbagai provinsi

pada tahun 2013, yakni di Provinsi Riau dengan 87 kasus, Provinsi Lampung

(11 kasus), Provinsi Sumatera Barat (58 kasus), Provinsi Jambi sebanyak (26

kasus), Provinsi Jawa Tengah (26 kasus), dan Provinsi Jawa Timur dengan

kasus terbanyak yaitu 287 kasus ( Kemenkes RI, 2014).

Pada tahun 2019 Kabupaten Pacitan merupakan salah satu lokasi KLB

Hepatitis A di Kabupaten Pacitan, tersebar di 9 Puskesmas, yakni Sudimoro,

Sukorejo, Ngadirojo, Wonokarto, Tulakan, Bubakan, Tegalombo, Arjosari,

dan Ketrowonojoyo. Sebanyak 957 warga Pacitan Jawa Timur terserang

hepatitis A (Kemenkes RI, 2019).

Berdasarkan kasus pada Kabupaten Pacitan, maka perlu adanya program

untuk mengatasi dan mencegah terjadinya hepatitis A terutama pada

Kecamatan Sudimoro. Apabila tidak ditangani dengan baik maka dapat

terjadi prevalensi kejadian hepatitis yang semakin meningkat.

B. Rumusan Masalah

Dari identifikasi permasalahan dan hasil analisis di atas maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana mengatasi dan mencegah

Kejadian Luar Biasa penyakit Hepatitis A di Kabupaten Pacitan?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengatasi dan mencegah Kejadian Luar Biasa penyakit Hepatitis A di

Kabupaten Pacitan.

3
2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi masyarakat yang terkena Kejadian Luar Biasa

penyakit Hepatitis A di Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan.

b. Melakukan pengobatan pada masyarakat yang terkena Kejadian Luar

Biasa Hepatitis A di Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan.

c. Melakukan perbaikan lingkungan mengenai penyakit Hepatitis A di

Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan.

d. Merencanakan program penanganan dan pencegahan Kejadian Luar

Biasa Hepatitis A di Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan.

ii
BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Skenario

Hepatitis A.

Kabupaten Pacitan adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang

terletak di daerah selatan. Kabupaten ini dibatasi disebelah selatan oleh

Samudra Indonesia, di utara berbatasan dengan kabupaten Ponorogo, di

timur dengan kabupaten Trenggalek dan di sebelah barat berbatasan

dengan kabupaten Wonogiri ( Jawa Tengah ). Kabupten Pacitan terdiri

dari 12 kecamatan, dimana wilayahnya merupakan wilayah yang

bergunung- gunung dan berbukit-bukit menyebabkan sulitnya akses

tansportasi. Meskipun begitu mobilitas masyarakat di Pacitan sangat

tinggi. Di daerah selatan kabupaten ini tanahnya merupakan tanah

gamping atau mengandung batu kapur yang dapat dilihat dari banyaknya

gua, aliran sungai bawah tanah dan lain sebagainya. Pacitan merupakan

kawasan yang rawan gempa bumi, rawan tanah longsor bahkan beberapa

titik rawan banjir. Letaknya yang berbatasan dengan samudra Indonesia

menyebabkan Pacitan juga rawan tsunami.

Pada bulan Juni 2019 telah terjadi kejadian luar biasa dimana lebih

dari 900 orang terjangkit penyakit hepatitis A dengan kejadian tertinggi

di Kecamatan Sudimoro sebanyak 481 kasus. Hepatitis A ditularkan

4
melalui fekal oral dimana menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

kemungkinan besar penularan yang terjadi karena penggunaan sumber air

yang tercemar oleh virus hepatitis A. Rerata masyarakat kabupaten

Pacitan mata pencahariannya adalah petani, pedagang, dan pegawai

negeri, bahkan ada wirasawasta dan nelayan. Tingkat pendidikan

masyarakat masih rendah dilihat dari karakteristik pendidikan kepala

keluarga yang terbanyak adalah tamatan SD/SLTP diikuti pada nomer

dua adalah tidak tamat SD, lalu tamat SMA dan terakhir ahli madya atau

sarjana sebagai yang paling rendah. Bagaimanakah mengatasi kejadian

luar biasa ini beserta pencegahannya bila anda adalah kepala dinas

kesehatan.

Ringkasan skenario

1. Kabupaten Pacitan terdiri dari 12 kecamatan, wilayahnya

bergunung-gunung menyebabkan sulitnya akses transportasi

2. Mobilitas masyarakat di Pacitan sangat tinggi

3. Pacitan merupakan kawasan rawan gempa bumi, longsor dan banjir

4. Masyarakat banyak yang bekerja sebagi petani, nelayan, pedagang,

wiraswasta.

5. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah.

6. Kejadian luar biasa lebih dari 900 orang terkena hepatitis A

dikecamatan Sudimoro sebanyak 481 kasus

5
7. Hepatitis A terjadi karena penggunaan sumber air yang tercemar

oleh virus hepatitis A

1. Fishbone

Untuk analisis hubungan antara faktor risiko dengan terjadinya KLB

Hepatitis A di Kabupaten Pacitan diperlukan diagram fish bone sebagai

berikut.

INPUT PROSES

MATERIAL :
Sumber air MANAJEMEN :
tercemar Pengelolaan sumber air
MAN : bersih belum optimal MACHINE :
1. Tingkat pendidikan
Upaya preventif
rendah
belum optimal
2. Tingkat mobilitas
tinggi MONEY : METODE :
Tingkat ekonomi PHBS belum optimal
rendah dilakukan

A
HEPATITIS
Hepatitis A
KLB
KLB
Rawan gempa
Letak geografis

Rawan banjir
Tanah bergamping

ENVIRONMENT

Digaram Fishbone Faktor – Faktor Resiko Terjadinya KLB


Hepatitis A di Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan

I. INPUT
a. Man
1. Tingkat pendidikan rendah
Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah dilihat dari
karakteristik pendidikan kepala keluarga terbanyak berpendidikan

6
sampai tamatan SD/SLTP bahkan ada yang tidak tamat sekolah SD,
tamat SMA ahli madya atau sarjana sebagai yang paling rendah.
Karena banyak masyarakat yang berpendidikan rendah akan
menyebakan kesadaran kesehatan yang rendah. Banyak hal yang
mendasari hal tersebut, misalnya rendahnya kesadaran akan
pentingnya pendidikan, tingkat ekonomi yang rendah sehingga
sebagian dari mereka tidak mampu untuk membiayai pendidikan
lebih mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Mobiltas Penduduk yang Tinggi
Mobiltas penduduk yang tinggi ini menyebabkan kejadian penularan

penyakit lebih tinggi sehingga angka kejadian Hepatitis A meningkat.

Pegerakan pendudukan akan membawa dampak perpindahan sumber

infeksi dari satu tempat ke tempat yang lain. Yang dimaksudkan dengan

mobilitas penduduk yang tinggi yaitunya tingginya kegiatan dan

aktivitas yang dilakukan oleh penduduk Pacitan. Dapat dilihat dari

bervariasinya jenis pekerjaan yang mereka lakukan, di mana pastinya

diimbangi dengan lamanya waktu yang mereka habiskan di luar rumah,

serta perpindahan ke beberapa lokasi dalam sehari. Hal inilah yang

merupakan penyebab utama terjadinya penularan virus Hepatitis A

secara lebih cepat. Diketahui bahwa penularan hepatitis A terjadi secara

faecal-oral yaitu melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh

virus hepatitis A sehingga seharusnya cara pencegahan yang tepat

adalah ketika terjangkit yaitu isolasi diri alias dilarang datang ke

tempat-tempat umum (seperti tempat kerja, sekolah, dan lain-lain)

dalam dua minggu setelah gejala muncul guna menekan transmisi

kontak antar individu. (Wahyudi, 2017

7
b. Money
1. Tingkat Ekonomi Rendah (Menengah Kebawah)

Sebagian besar kepala keluarga di Kabupaten Pacitan adalah

tamatan SD, sehingga kebanyakan masyarakat Pacitan bekerja

sebagai petani, pedagang, dan nelayan. Dengan demikian membuat

pendapatan sebagian besar masyarakat hanya untuk memenuhi

kebutuhan sehari hari bila sakit dan tidak bisa segera berobat.

c. Material

1. Sumber air bersih tercemar

Sumber air menentukan kesehatan para penduduk suatu wilayah,

karena air dipakai dalam banyak hal penting dalam kehidupan,

sehingga air juga dapat menjadi penyebab penularan sebuah

penyakit, terutama di sini Hepatitis A yang menular secara fekal-

oral.

II. PROSES

A. Metode

1. PHBS Belum Optimal

PHBS yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk

memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS sangat penting dilakukan, terutama

dalam KLB Hepatitis A yang penularannya secara fekal-oral yang dapat

dicegah dengan hygiene dan sanitasi serta kesehatan yang baik, berikut

8
beberapa poin PHBS yang perlu digarisbawahi yaitu menggunakan air

bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban

sehat, makan buah dan sayur setiap hari, dan melakukan aktivitas fisik

setiap hari. Penduduk Pacitan sepertinya belum terlalu mengetahui dan

melakukan PHBS yang dibuktikan dengan terjadinya KLB Hepatitis A.

B. MACHINE

1. Upaya preventif belum jelas dilakukan

Menurut Wahyudi, upaya preventif dikelompokkan menjadi dua,

yaitu upaya preventif umum dan upaya preventif khusus. Upaya preventif

umum yaitu perbaikan hygiene makanan-minuman, perbaikan hygiene-

sanitasi lingkungan-pribadi serta isolasi pasien. Sementara untuk upaya

preventif khusus yaitu imunisasi. Perbaikan hygiene makanan-minuman

contohnya memasak air, perbaikan hygiene-sanitasi lingkungan contohnya

mencuci tangan sebelum makan, dan isolasi pasien yaitu apabila

terdiagnosis tidak keluar rumah dahulu sampai dua minggu. Hal-hal

tersebut sederhana, namun sepertinya tidak dilakukan oleh kebanyakan

penduduk Pacitan sehingga terjadi KLB Hepatitis A, demikian pula

imunisasi yang malah lebih kompleks untuk dilakukan.

2. Manajemen

 Pengelolaan air bersih belom optimal

Dalam pengelolaan air bersih harus ada kerjasama linta sektor antara lain

peran dinas kesehatan, PDAM, PU Cipta Karya, Pengairan dan masyarakat

setempat. Dalam hal ini dinas Kesehatan dapat berperan sebagai penguji

9
kelayakan air yang akan dikonsumsi warga dengan melakukan uji

kelayakan air minum dari sumber air yang akan digunakan

III. Environment

1. Kondisi geografis (bergunung, rawan banjir, dan tanah gamping)

berpengaruh pada transportasi dan sumber air

Seperti disebutkan dalam skenario, kondisi geografis yaitu

merupakan daerah bergunung-gunung, rawan banjir, serta tanah

bergamping, Ketiga factor geografis tersebut turut menyebabkan

transportasi terhambat serta tingginya risiko sumber air yang tidak sehat

dan bersih. Transportasi yang terhambat bias menyebabkan susahnya

tenaga kesehatan mencapai daerah Pacitan, baik untuk hal emergensi, baik

untuk penyuluhan ataupun pengobatan. Kemudian untuk banjir, saat

terjadi banjir biasanya sanitasi lingkungan akan terganggu sehingga

penularan HAV fecal-oral bias semakin meningkat. Tanah bergamping

menyebabkan sumber air tercemar dan dapat pula terinfeksi virus Hepatitis

A.

10
BAB III

RENCANA PROGRAM UNTUK MENGATASI DAN MENCEGAH

KLB HEPATITIS A

DI KABUPATEN PACITAN

A. Upaya Identifikasi Penderita Hepatitis A


1. Melakukan identifikasi dan pendataan warga yang terjangkit
hepatitis A melalui data yang diperoleh dari dinas Kesehatan
ataupun instansi terkait agar mengetahui peta persebaran penyakit
hepatitis A dan mengetahui beberapa kecamatan yang paling
terdampak dari penyakit tersebut. Hal ini bertujuan agar dapat
mengoptimalkan tenaga medis yang bertugas maupun memantau
ketersediaan obat di daerah tersebut.
2. Melakukan screening kepada masyarakat berdasarkan data yang
diperoleh agar memfokuskan pada beberapa kecamatan yang
memiliki jumlah kasus cukup tinggi. Sasaran utama screening juga
diutamakan bagi warga dengan anggota keluarga yang terkena
hepatitis A maupun masayarakat yang tinggal dalam lingkungan
dengan sanitasi yang buruk
3. Menentukan prioritas berdasarkan hasil pendataan dan screening
kecamatan mana saja yang memeiliki penderita hepatitis A yang
cukup tinggi selain dari kecamatan Sudimoro. Agar dapat
mengalokasikan tenaga dan sarana lainnya secara optimal.

B. Upaya Pengobatan Penderita Hepatitis A


1. Memberikan informasi kepada masyarakat akan pentingnya
pengobatan Hepatitis A. Dengan memberikan informasi pada
masyarakat tentang pentingnya berobat dari hepatitis A, diharapkan
angka kejadian hepatitis A dapat ditekan. Pemberian informasi ini

11
secara jangka pendek dapat melibatkan kaderkes agar dapat memantau
adanya masyrakat sekitar wilayahnya yang memiliki gejala hepatitis A
untuk segera berobat.
2. Mengadakan pengobatan gratis bagi warga yang kurang mampu
sebanyak 2 kali dalam 1 bulan. Serta menjadikan salah satu anggota
keluarga sebagai pengawas minum obat agar konsumsi obat dapat
teratur sesuai dengan anjuran minum obat yang telah ditetapkan
C. Upaya Perbaikan Lingkungan melalui Penyuluhan Mengenai
Penyakit Hepatitis A
1. Penyuluhan dilakukan secara merata dan optimal pada 12
kecamatan meskipun kecamatan yang paling terdampak adalah
kecamatan Sudimoro dengan 481 kasus. Hal ini guna untuk
mengehntikan penyebaran yang lebih masif di lingkungan
kecamatan yang dengan jumlah kasus sedikit dan juga
menghentikdan penyebaran pada kecamatan yang terdampak
paling banyak.
2. Poin penyampaian komunikasi dan edukasi hepatitis A
Beberapa poin ini ditetapkan guna pada saat memberikan informasi
pada masyarakat dapat tersaampaikan secara efektif juga sistematis
dan informasi penting yang ingin disampaikan tidak terlewatkan.
Beberapa hal diantaranya :
a. Pengertian dari hepatitis A dan bagaimana penularannya
b. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi penyebaran dari
hepatitis A, termasuk menekankan pentingnya higienitas
diri dan sanitasi yang baik di lingkungan sekitar
c. Melakukan pencegahan dengan vaksin di psukesmas atau
fasilitas Kesehatan terdekat
d. Melakukan pencegahan apabila ada anggota keluarga yang
terjangkit dengan menjaga kebersihan alat makan, proses
penyajian makanan

12
e. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan air minum
dengan cara penyaringan dan dipanaskan sebelum
dikonsumsi (desinfeksi). Baik dengan cara filtrasi,
klorinasi, maupun klorinasi

Juga dapat dilakukan dengan menyebarkan poster, pamphlet


maupun beberapa baliho di beberapa titik menegnai pentingnya
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan mengadakan
edukasi secara langsung menggunakan metode ceramah.

D. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Bagi Penderita Hepatitis A


1. Melakukan pelaporan dan pendataan secara simultan, hal ini
bertujuan untuk memantau adanya peningkatan pada daerah
tertentu juag sekaligus dapat memantau daerah yang mengalami
penurunan jumlah kasus.
2. Melakukan Tracing pada daerah tertentu untuk mengetahui warga
yang kontak dengan penderita maupun lingkungan penderita serta
dapat mengetahui sumber penularan secara cepat.
3. Imunisasi Kontak dengan cara vaksinasi adalah cara yang aman
dan efektif untuk mencegah infeksi. Adapun orang yang
disarankan yaitu orang yang bepergian ke daerah endemik,
penderita kelainan faktor pembekuan darah yang menerima
pengganti faktor pembekuan darah dan penderita liver kronis.
4. Melalui beberapa kader Kesehatan dan puskesmas untuk
melakukan pendataan di wilayahnya untuk mengetahui jumlah
kepala keluarga yang tidak memiliki MCK atau sanitasi yang layak
5. Menutup sumber air atau mata air yang tercemar agar mengurangi
penularan. Serta dapat memberikan anjuran agar setiap kepala
keluarga dapat menyediakan tempat penampungan air bersih yang
baik
6. Segera periksakan diri ke dokter ketika timbul gejala gejala yang

mendekati hepatitis A misalnya berupa pusing, rasa mual & ingin

13
muntah, sakit tenggorokan, diare, hilangnya nafsu makan dan nyeri

pada bagian otot dan sendi. Hal ini juga harus segera di lakukan

terutama jika banyak orang yang menderita hepatitis A di

lingkungan sekitar tempat tinggal

E. Menyusun Rencana Kegiatan (Plan of Action)

Penyusunan Program terdiri atas 3 (tiga) kegiatan :

a. Upaya pengobatan penderita Hepatitis A di Kabupaten Pacitan.

b. Upaya perbaikan lingkungan melalui penyuluhan kesehatan mengenai

penyakit Hepatitis A di Kabupaten Pacitan.

c. Upaya pengendalian dan pencegahan penyakit Hepatitis A di Kabupaten

Pacitan.

I. Urutan Prioritas Kegiatan

Tabel III. I Urutan Prioritas Kegiatan Mencegah Penyakit Hepatitis A

EFEKTIFI EFISIEN
HASIL
TAS SI

KEGIATAN
M I V C

Membuat regulasi dan perbaikan


sarana dan prasarana sumber air 3 3 2 3 6
bersih

Upaya penanganan (ditutup, diisolasi


dan diobati) dan penyuluhan untuk
3 4 4 3 16
mencegah meluasnya penularan virus
hepatitis A

Upaya pengendalian lingkungan


dengan mengelola sumber air bersih
3 4 3 4 9
dan sosialisasi untuk seluruh
masyarakat.

14
Keterangan:

M : Magnitude, yaitu besarnya masalah yang bisa diatasi apabila

solusi/kegiatan ini dilaksanakan (turunnya prevalensi dan

besarnya masalah lain).

I : Implementasi, yaitu sensitifnya dalam mengatasi masalah.

V : Viability, yaitu kelanggengan selesainya masalah apabila

kegiatan ini dilaksanakan.

C : Cost, biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah.

P : Hitunglah P (Prioritas kegiatan/ pemecahan masalah).

Dari tabel tersebut dapat dilihat, nilai P yang paling tinggi adalah

upaya penyuluhan pencegahan penyakit hepatitis A, yang mana menurut

kami dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat sekitar bisa

mengatasi masalah penyakit hepatitis A.

15
II. Rencana Usulan Kegiatan Mengatasi dan Mencegah KLB Hepatitis A

di Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan

1. Upaya penanganan (ditutup, diisolasi dan diobati) dan penyuluhan

untuk mencegah meluasnya penularan virus hepatitis A

2. Upaya pengendalian lingkungan dengan mengelola sumber air bersih

dan sosialisasi untuk seluruh masyarakat.

3. Membuat regulasi dan perbaikan sarana dan prasarana sumber air bersih

III. Uraian kegatan prioritas (Upaya penyuluhan hepatitis A)

Upaya penanganan (ditutup, diisolasi dan diobati) dan penyuluhan untuk

mencegah meluasnya penularan virus hepatitis A terdiri dari :

a. Invetarisasi sasaran dan target

b. Menyiapkan Tenaga untuk menjalankan kegiatan

c. Menyiapkan sarana dan prasarana, obat – obatan, ruang isolasi

sementara untuk yang kondisinya berat, termasuk kerjasama dengan

rumah sakit setempat

d. Mencari sumber air pengganti sebagai ganti sumber air yang

tercemar.

e. Penyuluhan kepada pasien, keluarga dan masyarakat mengenai

penyakit Hepatitis A

f. Monitoring dan evaluasi

16
1. POA (Plan Of Action)
Rincian Kegiatan Upaya Penyuluhan Pencegahan Penyakit Hepatitis A
Tabel III.2 Rincian Kegiatan Upaya Penyuluhan Pencegahan Penyakit Hepatitis A

No Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian kegiatan Lokasi Tenaga Jadwal Kebutuhan
Kegiatan pelaksana pelaksana pelaksanaan

1. Perencanaan

a. Invetarisasi Warga yang 100% 5x Mendata semua Di desa Puskesma Septembe Data warga
sasaran terkena warga inventarisa warga yang terdampa s, Kader r 2020 yang
hepatitis A terdaftar si di desa terkena hepatitis A k kesehatan, (minggu terkena
tokoh 1-4) hepatitis A,
masyrakat ATK

b. Pembentukan -1 Dokter 100% Membentu Memilih dan Di Balai Ka. Septembe Perlengkap
tim tenaga k tim menetapkan tenaga Desa Puskesma r 2020 an
penyuluhan -7 Dokter siap penyuluhan kesehatan yang s (minggu pertemuan
pencegahan Muda dibalai pencegahan bertugas sebagai 4)
hepatitis A -5 kadarkes desa hepatitis A moderator Dokter/
dibawah dibawah ketua Tim
pimpinan Ka. Memilih dan

17
Puskesmas pimpinan menetapkan tenaga
kesehatan yang
-Ka. bertugas sebagai
Puskesmas pemateri
-1 Dokter
Memilih dan
-7 DM menetapkan tenaga
yang bertugas
5 Kadarkes
mendokumentasik
an

c. Menyiapkan Obat – obatan Warga 1 paket Pengobatan Di Tim dari Septembe Obat –
Sarana dan Perizinan yang sarana a. Obat – obatan Puskesm bagian di r 2020 obatan
Prasaran dan penutupan terkena pengobatan b. Ruang isolasi as dan Puskesma (minggu Ruang
Dana dan obat Sumber air Hepatitis Melakukan isolasi Rumah s 2) Isolasi
– obatan tercemar A pada pasien, Sakit Alat
termasuk ruang apabila keadaan Kesehatan
isolasi pasien memburuk
dirujuk ke Rumah
Sakit

18
d. Menyiapkan Keluarga Seluruh 2 x dalam Memberikan Di Tim dari Septembe Dana dan
penyuluhan Penderita anggota setahun penyuluhan Puskesm bagian r 2020 perlengkapa
keluarga kepada keluarga as puskesam n
penderita as administrasi
mengenai cara keuangan
pencegahan
penularan hepatitis
A

e. Menyiapkan Anggaran 100% Anggaran Perencanaan biaya, Di Tim Septembe Anggran


anggaran tidak tidak terduga dana belanja pengajuan usulan, puskesma bagian r 2020 tidak
terduga puskesmas sesuai akomodasi dan s dari terduga
transportasi puskesmas

2. Pelaksanaan

a. Penanganan Warga yang 100 % 2x setahun Memberikan Di Tim medis Septembe Alat
penderita terkena warga pengobatan sesuai puskesma puskesmas r 2020 Kesehatan
Hepatitis A teridentifi gejala dan s dan obat
kasi prosedur yang
ditetapkan

b Isolasi Warga yang 100 % 1 x hingga Mengisolasi pasien Di Tim medis Septembe Alat
terkena warga dinyatakan di ruangan khusus puskesma puskesmas r 2020 Kesehatan
Hepatitis A teridentifi sembuh sesuai standar s dan obat
kasi

c Penyuluhan Seluruh 100% 2x setahun 1.Menyiapkan Balai Dokter, Septembe Fasilitas


kesehatan keluarga dari warga materi penyuluhan Desa dokter r 2020 penyuluhan
mengenai penderita muda,

19
penyakit hepatitis A terdaftar mengenai: petugas berupa
hepatitis A sanitasi
a. pengertian dan staf - laptop
hepatitis puskesmas - proyektor
b. cara penularan
hepatitis - sound
system
c. Pencegahan:
- poster
- pemberian vaksin
hepatitis -leaflet

- mencuci tangan
dengan sabun
sebelum dan
sesudah makan
maupun sebelum
dan sesudah
melakukan
kegiatan/
pekerjaan.

2.Membagikan
leaflet kepada
warga desa dan
menunjukkan
poster

20
3.Pelaksanaan
sosialisasi:

- penyuluhan

- mengajarkan
pada warga cara
mencuci tangan
yang benar

- mengajarkan
pada warga
pengolahan
makanan yang
benar

- membersihkan
MCK dengan
Karbol

-memisahkan alat
makan antar
anggota keluarga

4. Tanya jawab
dengan warga

21
setempat

Pretest dan Seluruh warga 100% 2x setahun Memberikan Balai Tim dari Oktober Soal - soal
postest desa di warga lembaran desa bagian 2020 yang sudah
kecamatan terdaftar pertanyaan seputar puskesmas dibuat dan
pacitan materi yang sudah dibagikan
diberikan, berupa: seluruh
peserta
-apa itu hepatitisA yang telah
-bagaimana tanda mengikuti
dan gejalah kegiatan
hepatitis A dan Alat
Tulis
- bagaimana cara
penularan hepatitis
A

- bagaimana cara
pencegahan
hepatitis A

3. Monitoring
dan Evaluasi

Identifikasi Seluruh 100 % 1x setahun Melakukan Di Tim November Alat Tulis


ulang jumlah penderitas warga identifikasi ulang Puskesm pelaksana 2020 dan
akomodasi

22
penderita hepatitis A teridentifi untuk mengetahui as kegiatan
hepatitis A kasi efektivitas dan tenaga
program. kesehatan

23
24
25

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan (Menjawan Tujuan Khusus)

Dari hasil analisis pada skenario, dapat disimpulan bahwa Kejadian Luar

Biasa (KLB) Hepatitis A di Kabupaten Paciatan dapat ditanggulangi dengan

beberapa upaya sebagai berikut:

1. Upaya identifikasi Penderita Hepatitis A

a. Melakukan identifikasi dan pendataan warga yang terjangkit Hepatitis

b. Membuat screening kepada masyarkat yang berisiko Hepatitis A

c. Menetukan prioritas guna mengalokasikan tenaga dan sarana lainnya

guna menangani KLB Hepatitis A ini.

2. Upaya Pengobatan Penderita Hepatitis A

a. Memberikan informasi kepada masyarakat akan pentingnya

pengobatan Hepatitis A.

b. Mengadakan pengobatan gratis bagi warga yang kurang mampu

debanyak 2 kali dalam sebulan.

c. Sebaran informasi tentang Hepatitis A melalui poster, baliho, pamflet

dan sejenisnya

3. Upaya Penyuluhan Kesehatan mengenai Penyakit Hepatitis A

a. Penyuluhan dilakukan secara merata dan optimal pada 12

kecamatan di Kabupaten Pacitan.


b. Penyampaian poin poin komunikasi dan edukasi yang telah dibuat

guna menginformasikan kepada masyarakat

4. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Bagi Penderita Hepatitis A di

Pacitan

a. Melakukan pelaporan dan pendataan secara simultan

b. Melakukan tracing pada daerah tertentu untuk mengetahui warga

yang kontak dengan penderita Hepatitis A di masyarakat

c. Imunsisasi kontak dengan cara vaksinasi adalah cara yang aman

dan efektif untuk mencegah infeksi

d. Pendataan keluarga yang tidak memiliki MCK yang memadai oleh

kader kesehatan

e. Menutup sumber air atau mata air yang tercemar agar mengurangi

rantai penularan

f. Segera periksakan diri ke dokter ketika timbul gejala gejala yang

mendekati gejala Hepatitis A

B. Saran

Promotif

1. Melakukan penyuluhan serta membagikan brosur, poster, baliho dan

pamflet mengenai Hepatitis A sehingga meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran masyarakat serta meningkatkan perilaku yang menunjang

status kesehatan.

26
2. Memberikan informasi kepada masyarakat akan pentingnya pengobatan

Hepatitis A. Membuat screening kepada masyarkat yang berisiko

Hepatitis A.

Preventif

1. Mealukan screening pada semua masyarakat, terutama masyarakat

yang rentan terkena hepatitis A. Membuat pengobatan gratis untuk

masyarakat kurang mampu yang terpapar Hepatitis A.

2. Melakukan vaksinasi Hepatitis A sebagai cara yang aman dan efektif

untuk mencegah infeksi.

3. Melakukan perbaikan sanitasi lingkungan termasuk mengedukasi

kembali mengenai PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) dalam

rumah tangga, serta memberikan edukasi mengenai pengolahan air

minum dan menjaga sumber air agar tidak tercemar limbah dan

kotoran.

Kuratif

1. Melakukan pengobatan gratis terhadap keluarga yang kurang mampu

sebanyak 2 kali dalam sebulan guna menekan angka penularan KLB

Hepatitis A ini.

27
Rehabilitatif

1. Mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa orang dengan status

post Hepatitis A tidak bisa menular dan orang tersebut dapat

melakukan kegiatan seperti biasa.

28
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2015. Laporan KLB Hepatitis A di Jawa Timur.

Dienstag J.L., Isselbacher K.J. 2008.,Acute Viral Hepatitis. In: Eugene

Braunwauld et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th

Edition,McGraw Hill

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Nasional Program Pengendalian

Penyakit Hepatitis Virus. Jakarta

Sanityoso, A. 2009. Hepatitis Virus Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I

Edisi V. Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia

Wahyudi, Heru. 2017. Tinjauan Pustaka Hepatitis. Denpasar : SMF Ilmu Penyakit

Dalam

29
30
31

Anda mungkin juga menyukai