Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM PEMBERANTASAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

MENULAR HEPATITIS B DI PUSKESMAS

Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah


Kapita Selekta Kesehatan
Yang Dibina Oleh Bapak Budi Suharno, S.Kp, M.Kes

Disusun oleh:
Lutfiana Apriliyawati (P17421173005)
Ria Dania Salsabila (P17421173016)
Mochamad Rizal Choirudin (P17421174019)
Aisyah Rohmi Nuril Syafitri (P17421174020)
Aiva Nindianing Ilmi (P17421174028)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
D4 PROMOSI KESEHATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi kami. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi makalah ini.

Malang, September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................3
2.1 Deteksi Dini Hepatitis B..........................................................................................................3
2.2 Kegiatan pencegahan Hepatitis B............................................................................................3
2.3 Strategi pencegahan Hepatitis B..............................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................................5
PENUTUP...............................................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................5
3.2 Saran........................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Hepatitis B merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
hepatitis B (VHB) yang dapat menimbulkan peradangan dan bahkan kerusakan sel hati
atau hepatitis. Virus tersebut mampu bertahan dan menetap di dalam tubuh, bersifat
kronis dan berpotensi merusak hati secara perlahan. Penyakit Hepatitis B dapat menular
dari berbagai cara muali dari penularan ibu ke bayi, hubungan seksual dan melalui kulit
[ CITATION Suh10 \l 1057 ].
Berdasarkan laporan WHO (World Health Organitation) tahun 2013 terdapat 2
miliar penduduk di dunia menderita penyakit hepatitis, 240 juta orang menderita hepatitis
B kronik dan 1,46 juta diantaranya mengalami kematian, angka kematian penyakit ini
sebanding dengan kematian HIV yaitu sebanyak 1,3 juta kematian, TBC 1,2 juta
kematian dan malaria 0,5 juta kematian. Namun penyakit hepatitis B ini belum
mendaptkan perhatian serius eperti ketiga penyakit tersebut [ CITATION Rum18 \l 1057 ].
Indonesia adalah negara dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas
tinggi yaitu lebih dari 8 persen yang sebanyak 1,5 juta orang Indonesia berpotensi
mengidap kanker hati. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun
2013 prevalensi virus hepatitis B di Indonesia sebesar 7,1% atau sekitar 18 juta yakni
mengalami peningkatan dua kali dibandingkan dengan data pada tahun 2007.
Menurut PPHI dalam Panitia Pelaksana Hepatitis B (2006), salah satu cara untuk
mencegah terjadinya penularan hepatitis B adalah dengan melakukan skrining pada ibu
hamil yang terbukti sebagai pembawa atau karier virus hepatitis B. Skrining dilakukan
pada awal trimester kehamilan, terutama ibu yang berisiko terinfeksi HBV. Tujuan dari
melakukan skrining pada penyakit Hepatitis B yaitu untuk memprioritaskan pengobatan
bagi mereka yang memiliki penyakit hati dan berisiko tinggi mengalami kematian.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia salah satu program
pengendalian hepatitis di Puskesmas yaitu pelaporan mengenai pemeriksaan skrining

1
Hepatitis B pada Ibu Hamil. Terdapat lima aksi utama dari Kemenkes salah satunya
yaitu diteksi dini dan tindak lanjut yang dilakukan mencakup akses perawatan, dukungan
dan pengobatan.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi terjadinya Penyakit
Hepatitis B bertujuan agar dapat mengeliminasi penularan Hepatitis B dari ibu ke anak
pada tahun 2020. Strategi yang dilakukan yaitu melalui deteksi dini Hepatitis B pada Ibu
Hamil dan kelompok berisiko tinggi lainnya.
Berdasarkan uraian diatas maka kami akan menjelaskan secara umum mengenai
bagaimana program pemberantasan dan pengendalian penyakit Hepatitis B di wilayah
Puskesmas.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaiamana program pemberantasan dan pengendalian Penyakit Hepatitis B di wilayah
Puskesmas?
1.3 Tujuan
- Tujuan Umum : untuk mengetahuai program pemberantasan dan pengendalian Penyakit
Hepatitis B yang dilakukan di Puskesmas
- Tujuan Khusus :
a. Mengetahui gambaran mengenai bagaimana deteksi dini mengenai Penyakit Hepatitis
B di wilayah Puskesmas
b. Mengetahui gambaran mengenai kegiatan yang dilakukan dalam mencegah terjadinya
Penyakit Hepatitis B di wilayah Puskesmas
c. Mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan dalam mencegah terjadinya Penyakit
Hepatitis B di wilayah Puskesmas

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deteksi Dini Hepatitis B


Penyebaran virus Hepatitis B mempunyai karakteristik sendiri dimana penularan vertical
dari ibu ke anak sangat tinggi. Jika bayi terinfeksi pada usia sangat dini akan
mengakibatkan komplikasi berupa sirosis dan kanker hati pada usia yang sangat dini.
Oleh karena itu program pengendalian yang dilakukan adalah meningkatkan Imunasi
Dasar Lengkap (IDL) bagi semua bayi yang lahir di Inonesia. Dengan dilakukansejak
bayi <24 jam den dilanjutkan dengan imunisasi rutin HB1 pada usia 2 bulan, HB2 pada
usia 3 bulan dan HB3 pada usia bulan, melalui deteksi dini Hepatitis B padaIbu Hamil,
dan memberikan perlindungan berupa vaksin Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) <24
jampada bai lahir dan ibu yang reaktif Hepatitis B[ CITATION Bir18 \l 1057 ]
2.2 Kegiatan pencegahan Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Gangguan
kesehatan ini menyerang organ hati dan bisa dengan sangat mudah menular. Mengetahui
penyebab dan gejala penyakit hepatitis B adalah hal yang penting, sehingga bisa dicegah.
Meski penularannya sangat cepat, bukan berarti penyebaran penyakit ini tidak dapat
dicegah. Ada 3 (tiga) kegiatan utama yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan
penyakit Hepatitis dengan cara promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
contohnya :
1. Lakukan vaksinasi Vaksin hepatitis B (Recombivax HB, Comvax, danEngerix-B),
yaitu vaksin yang dibuat dari virus yang tidak aktif dan dapat diberikan 3 atau 4
kali dalam waktu 6 bulan.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah buang air besar, menyentuh
sampah serta mencuci makanan yang siap dimakan seperti buah-buahan.
3. Hati-hati dengan jarum Penggunaan jarum sembarangan seperti jarum yang
digunakan untuk membuat tato atau jarum yang digunakan bergantian ketika
memakai obat-obata terlarang, dapat menjadi sarana yang paling mungkin dan
sering menyebabkan terjadinya hepatitis.

3
4. Melakukan hubungan seksual dengan aman Penularannya disebabkan oleh
hubungan seksual. Jika memang pasangan atau keluarga dari pasangan
mempunyai riwayat hepatitis, sebaiknya melakukan hubungan seksual dengan
menggunakan kondom(Depkes RI, 2009).
2.3 Strategi pencegahan Hepatitis B
Pengendalian penyakit ini lebih dimungkinkan melalui pencegahan dibandingkan
pengobatan yang masih dalam penelitian. Pencegahan dilakukan meliputi pencegahan
penularan penyakit dengan kegiatan Health Promotion dan Spesifik Protection, maupun
pencegahan penyakit dengan imunisasi aktif dan pasif (Hadi, 2000).
Ada 3 (tiga) kegiatan utama yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan
penyakit Hepatitis, yakni melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan
primer yakni dengan cara promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), imunisasi
pada bayi, imunisasi pada remaja dan dewasa (catch up immunization). Pencegahan
sekunder melalui, deteksi dini dengan skrining (penapisan), penegakan diagnosa dan
pengobatan. Sedangkan pencegahan tersier lebih kepada untuk mencegah keparahan dan
rehabilitasi, monitoring pengobatan untuk mengetahui efektifitas dan resistensi terhadap
obat pilihan (Depkes RI, 2009).
Timbulnya Hepatitis B dalam barak-barak atau panti perawatan sering merupakan
petunjuk sanitasi dan higiene perorangan yang buruk. Pengendaliannya langsung
ditunjukkan pada pencegahan terkontaminasinya makanan, air, atau sumber-sumber
lainnya oleh tinja. Kebersihan seperti mencuci tangan setelah buang air besar atau
sebelum makan, penggunaan piring dan alat makan sekali pakai, dan menjaga kebersihan
perorangan. Pemakaian disinfektan natrium hipoklorit 0,5%- sangat penting dalam
mencegah penyebaran (Jawetz, 1995). Orang yang dekat dengan penderita mungkin
memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi Hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk
sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin Hepatitis B (Twinrix). imunisasi
Hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian.

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Deteksi dini Hepatitis B dilakukan dengan dilakukan sejak bayi <24 jam dan
dilanjutkan dengan imunisasi rutin HB1 pada usia 2 bulan, HB2 pada usia 3 bulan
dan HB3 pada usia bulan, melalui deteksi dini Hepatitis B padaIbu Hamil, dan
memberikan perlindungan berupa vaksin Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) <24
jampada bai lahir dan ibu yang reaktif Hepatitis B

Sedangkan pencegahanya dapat dilakukan upaya pencegahan penyakit


Hepatitis dengan cara promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis
akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak tentunya bisa dipertanggung jawabkan.

5
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI. (2008). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Depkes RI. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Masyarakat, B. K. (2018, Agustus 1). Ayo, Deteksi Dini Hepatitis. Retrieved September 22, 2020, from
Sehat Negriku! Sehatlaah Bangsaku: http://sehatnegriku.kemkes.go.id

Mustofa, S., & Kurniawaty, E. (2013). Manajemen Gangguan Saluran Cerna : Panduan bagi dokter
umum. Bandar Lampung: Aura Printing & Publishing.

Ratnajuwita, R., & Lestari, F. (2013). Pengembangan, Sikap, Terhadap Perilaku Pencegahan Transmisi
Hepatitis B Saat melayani Konstrasepsi Implan Pada Bidan Desa Di Puskesmas Kabupaten Purworejo .
Kesehatan Masyarakat, 3.

Rumini, Zein, U., & Suroyo, R. B. (2018). Faktor Risiko Hepatitis B pada Pasien di RSUD Dr. Pirngadi
Medan. Jurnal Kesehatan Global, 37-44.

Suharjo, & Cahyono. (2010). Hepatitis B. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai