2
Ind
p
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDINESIA
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENANGANAN GIZI
DALAM SITUASI
DARURAT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT
DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT
2010
KATA PENGANTAR
Secara geografis Indonesia berada pada daerah yang rawan bencana alam, seperti
gempa bumi, tsunami, banjir, angin topan, dan badai, serta bencana akibat gunung
meletus, karena memiliki banyak sekali gunung berapi. Dampak bencana
menyebabkan penduduk harus mengungsi, meninggalkan tempat tinggalnya dan
hidup di pengungsian dengan segala keterbatasan. Keterbatasan karena tidak
memadainya ketersediaan tempat tinggal sementara, makanan, sarana air bersih,
dan obat-obatan, sehingga mengakibatkan kedaruratan dalam masalah kesehatan
dan gizi.
Buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengelola program gizi
dan petugas terkait lainnya, untuk melaksanakan secara terintegrasi penanganan
gizi dalam situasi darurat.
Kritik dan saran untuk perbaikan buku ini sangat kami hargai.
i
D A F TA R I S I
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................ 1
B. Tujuan ............................................................. 3
C. Ruang Lingkup ................................................ 3
D. Dasar Hukum .................................................. 3
E. Definisi Operasional ........................................ 5
Lampiran
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Fungsi dan Peran Lintas Sektor Dalam Penanganan Gizi ....... 28
Pada Situasi Darurat Di Dapur Umum
v
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Masalah gizi yang biasa timbul adalah kurang gizi pada bayi dan
anak berumur di bawah dua tahun (baduta), bayi tidak mendapatkan
air susu ibu karena terpisah dari ibunya, dan semakin memburuknya
status gizi kelompok masyarakat yang sebelum bencana memang
dalam kondisi bermasalah. Kondisi ini diperburuk dengan bantuan
makanan yang sering terlambat, tidak berkesinambungan, serta
terbatasnya ketersediaan pangan lokal.
2
B. Tujuan
Umum :
Khusus :
C. Ruang Lingkup
D. Dasar Hukum
3
3. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan
Iklan Pangan
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun
2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun
2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga
Asing nonPemerintah Dalam Penanggulangan Bencana
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan RI
10. Kepmenkes Nomor 237/MENKES/SK/IV/1997 tentang
Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu
11. Kepmenkes Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/X/2004
tentang Surveilans Gizi Merupakan Salah Satu Komponen Dari
Surveilans Epidemiologi Kesehatan
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
145/Menkes/SK/I/2007 tentang Pedoman Penanggulangan
Bencana Bidang Kesehatan
4
E. Definisi Operasional
5
8. Keadaan normal adalah keadaan yang ditandai dengan
prevalensi balita kurus dan sangat kurus (<-2 SD BB/TB)
5-9,9% atau <5% diserta faktor pemburuk
9. Faktor pemburuk (aggravating factors) adalah terdapatnya satu atau
lebih dari tanda berikut ini :
12. Prevalensi balita sangat kurus adalah persentase anak berusia 0-59
bulan yang BB/PB atau BB/TB < -3 SD menurut Standar WHO.
13. Bumil risiko KEK (Kurang Energi Kronis) adalah ibu dengan hasil
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) < 23,5 cm.
6
BAB II. PENANGANAN GIZI
Penanganan gizi dalam situasi darurat terdiri dari 2 tahap yaitu tahap
penyelamatan dan tahap tanggap darurat, sebagai mana digambarkan
pada Lampiran 1.
A. Tahap Penyelamatan
Tahap penyelamatan terdiri dari 2 fase yaitu :
1. Fase pertama
a. Ditandai dengan kondisi sebagai berikut :
Korban bencana bisa dalam pengungsian atau belum
dalam pengungsian.
Petugas belum sempat mengidentifikasi korban secara
lengkap.
Bantuan pangan sudah mulai berdatangan.
Adanya penyelenggaraan dapur umum.
Tenaga gizi mulai terlibat sebagai penyusun menu dan
mengawasi penyelenggaraan dapur umum.
Pemberian makanan pada fase ini bertujuan agar pengungsi
tidak lapar dan dapat mempertahankan status gizinya.
7
Menghitung dan menentukan kebutuhan bahan makanan
pengungsi. Setiap orang diperhitungkan menerima porsi
makanan senilai 2.100 Kkal, dan 50 gram protein per
hari. Jenis bahan makanan dan ukurannya dapat dilihat
pada lampiran 2.
8
Untuk bantuan bahan makanan produk luar negeri
harus diteliti nomor registrasi (ML), bahasa, tanggal
kadaluarsa, aturan cara penyiapan dan target
konsumen.
Untuk bantuan bahan makanan yang langsung berasal
dari luar negeri harus diteliti bahasa, tanggal
kadaluarsa, aturan cara penyiapan dan target
konsumen.
Jika tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, petugas
harus mengeluarkan bahan makanan tersebut dari
daftar logistik, dan segera melaporkan kepada
Koordinator Pelaksana.
Bayi dan anak usia di bawah dua tahun (baduta) merupakan
kelompok yang paling rawan sehingga memerlukan
penanganan gizi secara khusus. Pemberian makanan yang
tidak tepat serta kekurangan gizi pada kelompok tersebut
dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian yang
lebih tinggi pada situasi darurat.
Bagi anak usia 2-5 tahun, Ibu hamil, Ibu menyusui, dan Usia
lanjut, ditentukan:
Jenis makanan :
Petugas gizi melakukan identifikasi ketersediaan
bahan makanan yang diperlukan.
9
Petugas gizi menyusun menu dan porsi untuk setiap
kelompok sasaran.
Hindari penggunaan susu dan makanan lain yang
dalam penyiapannya menggunakan air, penyimpanan
yang tidak higienis, karena berisiko terjadinya diare,
infeksi dan keracunan.
Pola pemberian makan :
Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian
disesuaikan dengan kemampuan tenaga pelaksana,
di bawah Koordinator dapur umum. Daftar Menu Harian
ditempel di tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana
pengolahan makanan.
Pemberian kapsul Vitamin A untuk balita tetap
dilaksanakan sesuai siklus distribusi Bulan Februari dan
Agustus.
Ibu hamil tetap mendapatkan tablet Fe sesuai aturan.
Bagi kelompok Dewasa ditentukan :
Pola Pemberian makan :
Pemilihan bahan makanan disesuaikan dengan
ketersediaan yang ada.
Pemilihan bahan makanan disesuaikan dengan
ketersediaan bahan makanan di gudang.
Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian
disesuaikan dengan kemampuan tenaga pelaksana,
di bawah Koordinator dapur umum. Daftar Menu
Harian ditempel di tempat yang mudah dilihat oleh
pelaksana pengolahan makanan.
10
Pemberian makanan/minuman/suplemen harus
didasarkan kepada arahan Tim Dokter dan Ahli Gizi yang
menangani agar terhindar dari dampak negatif yang
ditimbulkan.
2. Fase kedua
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
11
Menentukan klasifikasi kedaruratan sebagai berikut :
jika tingkat kedaruratan adalah gawat atau kritis, dilakukan
skrining pada semua balita dan bumil dengan melakukan
pengukuran LiLA. Skrining dimaksudkan untuk mengetahui balita
gizi kurang dan gizi buruk serta bumil risiko kek.
12
Kegiatan dalam tahap tanggap darurat meliputi :
1. Menghitung prevalensi status gizi balita berdasarkan indeks
BB/TB-PB dan menganalisis adanya faktor pemburuk seperti
kejadian diare, campak, demam berdarah, dan lain-lain.
Cara menghitung prevalensi status gizi balita :
Data berat badan dan panjang/tinggi badan yang telah
dikumpulkan diolah untuk mendapatkan nilai Z-score dari indeks
BB/TB dan BB/PB. Perhitungan nilai Z-score dapat dilakukan
secara cepat dengan menggunakan komputer. Bila tidak tersedia
fasilitas komputer, dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan ìTabel Baku Berat Badan menurut Panjang Badan
(BB/PB) dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) usia
0-60 bulanî.
Dalam penilaian status gizi ini masing-masing anak dikategorikan
ke dalam status gizi sebagai berikut :
a. Sangat kurus (< -3 SD)
b. Kurus (-3 SD s/d > -2 SD)
c. Normal (-2 SD s/d 2 SD)
d. Gemuk (> 2 SD)
13
Informasi tentang prevalensi dari hasil surveilans gizi ini
selanjutnya digunakan untuk penentuan jenis intervensi yang
sesuai dengan mempertimbangkan pula hasil dari surveilans
penyakit.
2. Melakukan modifikasi/perbaikan intervensi sesuai dengan
perubahan tingkat kedaruratan :
a. Jika prevalensi Balita Kurus > 15% atau 10-14,9% dengan
faktor pemburuk, maka tindakan yang diperlukan adalah
pemberian Ransum ditambah PMT darurat kepada semua
kelompok rawan khususnya balita, ibu hamil, dan ibu
menyusui (blanket supplementary feeding program) dengan
ketentuan kecukupan gizi pada lampiran 2. Untuk balita gizi
buruk tingkat berat ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi
buruk.
b. Jika prevalensi Balita Kurus 10-14,9% atau 5-9,9% dengan
faktor pemburuk maka tindakan yang diperlukan adalah PMT
darurat terbatas (targetted supplementary feeding program)
hanya kepada balita kurus dan sagat kurus. Untuk balita gizi
buruk tingkat berat ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi
buruk.
c. Jika prevalensi Balita Kurus 5-9,9% atau < 5% dengan faktor
pemburuk maka tindakan yang dilakukan melalui pelayanan
kesehatan rutin.
3. M e l a k s a n a k a n p e m b e r i a n m a k a n a n s e s u a i d e n g a n
perkembangan kondisi kedaruratan :
a. Usia 0-24 bulan (Baduta) dilakukan pemberian makanan
sesuai prinsip Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
pada situasi darurat, seperti kebutuhan zat gizi balita.
14
b. Usia 2-5 tahun, makanan utama yang diberikan sebaiknya
berasal dari makanan keluarga, yang tinggi energi, vitamin dan
mineral. Makanan pokok yang dapat diberikan seperti nasi, ubi,
singkong, jagung, lauk pauk, sayur dan buah. Bantuan pangan
yang dapat diberikan berupa makanan pokok, kacang-kacangan
dan minyak sayur, seperti kebutuhan zat gizi balita.
15
b. Ibu hamil perlu diberikan 1 tablet Fe setiap hari, selama
90 hari.
c. Ibu nifas (0-42 hari) diberikan 2 kapsul vitamin A dosis
200.000 IU (1 kapsul pada hari pertama dan 1 kapsul lagi
hari berikutnya, selang waktu minimal 24 jam).
16
BAB III. PENANGANAN GIZI ANAK
USIA 0-24 BULAN
Anak usia 0-24 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus
mengalami situasi darurat, mengingat kelompok anak ini sangat rentan
dengan perubahan konsumsi makanan dan kondisi lingkungan yang
terjadi tiba-tiba. Oleh karena itu, dari aspek penanganan gizi perlu
perhatian khusus dan mengikuti Prinsip Pemberian Makanan Bayi
dan Anak (PMBA).
17
7. Penyelenggaraan PMBA diawali dengan penilaian cepat untuk
mengidentifikasi keadaan ibu, bayi dan anak termasuk bayi dan
anak piatu
8. Ransum darurat harus memenuhi kebutuhan makanan yang
tepat dan aman dalam memenuhi kecukupan gizi bayi dan anak
9. Susu formula, produk susu lainnya, botol dan dot tidak termasuk
dalam pengadaan ransum darurat.
1. Penilaian cepat
18
Risiko keamanan pada ibu dan anak
19
Jumlah ibu menyusui yang sudah tidak menyusui lagi
Angka kesakitan, kematian bayi dan anak di
pengungsian.
2. Intervensi Gizi
a. Bayi
b. Baduta
20
Dapur umum wajib menyediakan makanan untuk anak
usia 6-24 bulan (dapat dilihat pada Lampiran 3 Pemberian
Porsi Makanan dan menu).
Air minum dalam kemasan di upayakan selalu tersedia
di tempat pengungsian.
21
3. Pendistribusian dan pemanfaatan susu formula (PASI) diawasi
secara ketat oleh petugas kesehatan, Puskesmas maupun Dinas
Kesehatan setempat.
3. Bayi dan baduta yang terpisah dari ibunya (tidak ada donor
ASI).
4. Bayi dan baduta yang ibunya meninggal, ibu sakit keras, ibu
sedang menjalani relaktasi, ibu menderita HIV+ dan memilih
tidak menyusui bayinya serta ibu korban perkosaan yang tidak
mau menyusui bayinya.
22
5. Lakukan pendampingan untuk memberikan konseling menyusui.
23
BAB IV. PEMANTAUAN STATUS GIZI
25
BAB V. PENGORGANISASIAN
Uraian tentang fungsi dan peran lintas sektor dalam penanganan gizi
pada situasi darurat dapat dilihat pada tabel berikut :
27
Tabel 1
Fungsi Dan Peran Lintas Sektor Dalam Penanganan Gizi
Pada Situasi Darurat di Dapur Umum
28
Tabel 2
Fungsi Dan Peran Lintas Sektor Dalam Penanganan Gizi
Pada Situasi Darurat di Pengungsian
29
Tabel 3
Fungsi Dan Peran Lintas Program Dalam Penanganan Gizi
Pada Situasi Darurat
30
BAB VI. PENUTUP
31
Lampiran 1
..............................................................................................................................................
FASE II TAHAP PENYELAMATAN:
PENGUMPULAN DATA DASAR GIZI (BB DAN PB/TB Balita, LILA Bumil) FASE I TAHAP
DAPUR UMUM DIGANTI RANSUM PENYELAMATAN
..............................................................................................................................................
TAHAP TANGGAP DARURAT:
Situasi Gawat (Serious Situation): Situasi Kritis (Risky Situation): Situasi Normal:
Persentase balita kurus Persentase balita kurus Persentase balita kurus
(<-2 SD BB/TB) >= 15% (<-2 SD BB/TB) 10-14,9% (<-2 SD BB/TB) 5-9,9%
atau atau atau
10-14,9% disertai Faktor Pemburuk 5-9,9% disertai Faktor Pemburuk <5% disertai Faktor Pemburuk
33
Lampiran 2
Kebutuhan
BAHAN MAKANAN per org Ukuran Rumah
per hari (gr) Tangga (URT)
Biskuit 100 10 - 12 bh
Mie Instan 320 3 gls (4 bks)
Sereal (instan) 50 5 sdm (2 sachet)
Blended Food 50 10 sdm
Susu untuk anak Balita 40 8 sdm
Energi (Kkal) 2.138
Protein ( g ) 53
Lemak ( g ) 40
Catatan :
1. Contoh standar ransum diatas hanya merupakan perencanaan secara keseluruhan,
sedangkan pembagian anggota keluarga tergantung dari kebutuhan.
2. Perkiraan balita di pengungsian sebesar 10%, sehingga perlu ada blended food
dan susu untuk anak umur 1-5 tahun di dalam standar perencanaan ransum.
3. Pendistribusian harus terpusatkan melalui dapur umum.
4. Setiap perhitungan bahan makanan hendaknya ditambahkan 10% untuk hal tak
terduga atau kehilangan.
34
Contoh perhitungan bahan makanan mentah
Jika jumlah pengungsi sebesar 1.500 orang, maka perhitungan kebutuhan bahan
makanan pada fase 1 (selama 5 hari) adalah sebagai berikut :
Kebutuhan bhn
Kebutuhan Kebutuhan bhn makanan 1500 Penambahan
BAHAN MAKANAN per org/hari makanan 1500 pengungsi kebutuhan bahan
(gr) pengungsi/hari (5 hari) makanan
(kg) dlm kg 10% (Kg)
35
Catatan :
Contoh ransum type 1, 2, 3, 4, dan 5 merupakan alternatif apabila ada faktor-faktor
kebiasaan serta ketersediaan pangan setempat.
Contoh Standar Ransum Tipe 1
Kebutuhan
BAHAN MAKANAN per org Ukuran Rumah
per hari (gr) Tangga (URT)
36
Jika jumlah pengungsi sebesar 1.500 orang; selama 10 hari, maka perhitungan bahan
makanan sebagai berikut :
Kebutuhan bhn
Kebutuhan Kebutuhan bhn makanan 1500 Penambahan
BAHAN MAKANAN per org/hari makanan 1500 pengungsi kebutuhan bahan
(gr) pengungsi/hari (10 hari) makanan
(kg) dlm kg 10% (Kg)
Contoh standar bantuan pangan terbatas untuk dibawa pulang (dry ration)
37
Contoh standar bantuan pangan terbatas untuk dimakan ditempat (wet ration)/ dapur
umum
Bahan makanan R1 R2 R3 R4 R5
Blended Food Fortified 100 125 100
Sereal 125
Biskuit tinggi energi 125
Minyak yg sdh difortifikasi dng vit A 15 20 10 10
Biji-bijian 30 30
Gula 10 10
Garam, beryodium 5
Energi (Kkal) 620 560 700 605 510
Protein 25 15 20 23 18
Lemak % (Kkal) 30 30 28 26 29
38
Lampiran 3
MENU 10 HARI
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DARURAT
UNTUK BAYI DAN ANAK USIA 6 BULAN - 5 TAHUN
- Kebutuhan Gizi :
Bayi 6-12 bulan, 100-120 Kal/kg BB, makanan terdiri dari ASI
+ MPASI
Anak > 12-24 bulan, 80-90 Kal/kg BB, makanan terdiri dari
ASI + MPASI/ Makanan Keluarga
Anak 2-5 tahun, 80-100 Kal/kg BB, makanan terdiri dari Makanan
Keluarga
- Menu MPASI & Makanan Keluarga dibawah ini terdiri dari 2 bagian.
Bagian satu adalah menu 5 hari pertama setelah keadaan darurat
terjadi dimana bantuan bahan makanan masih terbatas dan 5 hari
berikutnya diharapkan keadaan sudah mulai teratasi dan bantuan
bahan makanan segar sudah ada, sehingga menu dapat ditambah
bahan makanan segar berupa lauk, sayur dan buah sesuai
kebutuhannya.
39
Tabel Lampiran 1
PEMBAGIAN PORSI (p) MAKANAN SEHARI
UNTUK MENU BAYI 6-8 BULAN (650 Kal)
Susu 2
5
1
5
1
5
Minyak - - - - - -
MP-ASI 1-2 sachet
siap pakai
Taburia 1 sachet
Tabel Lampiran 2
MENU HARI KE 1 SAMPAI HARI KE 5
UNTUK BAYI 6-8 BULAN (650 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 1 2 3 4 5
Setiap Waktu ASI ASI ASI ASI ASI
Pagi Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji rasa pisang saji rasa apel saji rasa jeruk saji rasa pisang saji rasa jeruk
Siang Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi
Sore Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji rasa ikan saji rasa ayam saji rasa saji rasa saji rasa
kacang hijau daging sapi kacang merah
Catatan :
- ASI diteruskan sekehendak bayi
- Menu ini diberikan selama 5 hari pertama dimana umumnya bahan makanan segar
seperti lauk pauk, sayuran dan buah belum dapat diperoleh
40
Tabel Lampiran 3
MENU HARI KE 6 SD HARI KE 10 UNTUK BAYI 6-8 BULAN (650 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 6 7 8 9 10
Setiap Waktu ASI ASI ASI ASI ASI
Pagi Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji rasa pisang saji rasa saji rasa jeruk saji rasa pisang saji rasa apel
kacang hijau
Siang Buah pisang Buah pisang buah pisang Buah pisang Buah pisang
dan biskuit dan biskuit dan biskuit dan biskuit dan biskuit
Sore Bubur tim Bubur tim Bubur tim Bubur tim Bubur tim
saring isi ikan saring isi saring isi saring isi ikan saring isi ayam
dan bayam kacang hijau daging dan dan tomat dan wortel
dan wortel labu siam
Catatan :
- ASI diteruskan sekehendak bayi
- Setelah hari ke 5 diharapkan sudah tersedia bahan makanan segar, sehingga
menu lebih bervariasi dengan diberikan makanan selingan berupa buah + biskuit,
dan makan sore dilengkapi dengan lauk pauk dan sayuran segar
- Buah dapat bervariasi sesuai dengan buah yang ada
- Lauk hewani dapat diberikan bervariasi sesuai dengan bahan makanan segar yang
tersedia, seperti ayam, ikan, daging, ataupun tempe, tahu, kacang-kacangan
- Sayuran dapat dipilih dari sayuran yang tersedia, apapun jenis sayurannya
- Tambahkan taburia 1 sachet setiap dua hari sekali dalam salah satu makanan pagi
41
Tabel Lampiran 4
PEMBAGIAN PORSI (p) MAKANAN SEHARI
UNTUK MENU BAYI 9-11 BULAN (900 Kal)
Tabel Lampiran 5
MENU HARI KE 1 SD HARI KE 5
UNTUK BAYI 9-11 BULAN (900 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 1 2 3 4 5
Setiap Waktu ASI ASI ASI ASI ASI
Pagi Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji rasa pisang saji rasa apel saji rasa jeruk saji rasa pisang saji rasa jeruk
Selingan Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi
Siang Bubur Bubur Bubur Bubur Bubur
sumsum sumsum sumsum sumsum sumsum
Selingan Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi
Sore Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji rasa ikan saji rasa ayam saji rasa saji rasa saji rasa
kacang hijau daging sapi kacang merah
Catatan :
- ASI diteruskan sekehendak bayi
- Menu ini diberikan selama 5 hari pertama dimana umumnya bahan makanan segar
seperti lauk pauk, sayuran dan buah belum dapat diperoleh
- Bubur sumsum dapat dibuat bila tersedia tepung beras, santan/ susu dan gula
merah/ putih
42
Tabel Lampiran 6
MENU HARI KE 6 SD HARI KE 10
UNTUK BAYI 9-11 BULAN (900 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 6 7 8 9 10
Setiap Waktu ASI ASI ASI ASI ASI
Pagi Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji rasa pisang saji rasa saji rasa jeruk saji rasa pisang saji rasa apel
kacang hijau
Selingan Buah pepaya Buah pisang Buah jeruk Buah pepaya Buah pisang
dan biskuit dan biskuit dan biskuit dan biskuit dan biskuit
Siang Bubur Bubur Bubur Bubur Bubur
sumsum sumsum sumsum sumsum sumsum
Selingan Buah pisang Buah jeruk Buah pepaya Buah pisang Buah jeruk
dan biskuit dan biskuit dan biskuit dan biskuit dan biskuit
Sore Bubur tim Bubur tim isi Bubur tim isi Bubur tim Bubur tim isi
isi ikan dan kacang hijau daging dan isi ikan dan ayam dan
bayam dan wortel labu siam tomat wortel
Catatan :
- ASI diteruskan sekehendak bayi
- Setelah hari ke 5 diharapkan sudah tersedia bahan makanan segar
- Menu dapat lebih bervariasi dengan diberikan makanan selingan berupa buah +
biskuit, dan makan siang/ sore dilengkapi dengan lauk dan sayuran segar
- Buah dapat bervariasi sesuai dengan buah yang ada
- Lauk hewani untuk tim saring dapat diberikan bervariasi sesuai dengan bahan
makanan segar yang tersedia, seperti ayam, ikan, daging, ataupun tempe, tahu,
kacang-kacangan
- Sayuran untuk tim saring dapat dipilih dari sayuran yang tersedia, apapun jenis
sayurannya
- Tambahkan taburia 1 sachet setiap dua hari sekali pada salah satu makanan pagi
43
Tabel Lampiran 7
PEMBAGIAN PORSI (p) MAKANAN SEHARI
UNTUK ANAK 12-24 BULAN (1250 Kal)
44
Tabel Lampiran 8
MENU HARI KE 1 SD HARI KE 5
UNTUK ANAK 12-24 BULAN (1250 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 1 2 3 4 5
Setiap Waktu ASI ASI ASI ASI ASI
Pagi - Bubur beras - Nasi Mie goreng - Nasi goreng - Nasi uduk
- Abon - Ikan kaleng campur daging - Abon - Pergedel
saus tomat kaleng daging kaleng
Selingan Biskuit Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit
Siang - Nasi - Nasi - Nasi uduk - Nasi - Nasi
- Ikan tuna - Daging - Abon ikan - Sup jamur - Tumis
kaleng tumis kaleng kaleng dan dendeng
bawang bumbu teri manis
santan
Selingan Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit Buah kaleng
Sore - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Sup jamur - Tumis - Sup daging - Ikan sarden - Tim teri
kaleng dan dendeng kaleng sambal bumbu tomat
teri manis goreng
Catatan :
- ASI diteruskan sekehendak bayi
- Menu ini diberikan selama 5 hari pertama dimana umumnya bahan makanan segar
seperti lauk pauk, sayuran dan buah belum dapat diperoleh
45
Tabel Lampiran 9
MENU HARI KE 6 SD HARI KE 10
UNTUK ANAK 12-24 BULAN (1250 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 6 7 8 9 10
Setiap Waktu ASI ASI ASI ASI ASI
Pagi Mie rebus - Nasi gurih Bihun goreng Nasi goreng - Nasi uduk
ikan teri - Abon campur daging campur ikan - Semur
kaleng kaleng daging
kaleng
Selingan - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit
- Pisang - Jeruk - Pepaya - Pisang - Jeruk
Siang - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Perkedel - Ikan tuna - Abon ikan - Teri goreng - Dendeng
kukus tumis - Cah sawi - Tumis labu goreng
daging bawang putih dan siem - Cah kacang
- Sayur - Cah wortel wortel panjang
santan
labu siem
Selingan - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit
- Jeruk - Pepaya - Pisang - Jeruk - Pepaya
Sore - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Teri goreng - Dendeng - Sup daging - ikan sarden - Tim teri
- Sup sayuran manis kaleng dan goreng bumbu tomat
- Tumis jagung sayuran tepung - Tumis sayur
muda dan - Sayur lodeh campur
sawi hijau kacang
panjang
Catatan :
- ASI diteruskan sekehendak bayi
- Setelah hari ke 5 diharapkan sudah tersedia bahan makanan segar
- Menu dapat lebih bervariasi dengan diberikan makanan selingan berupa buah +
biskuit, dan makan siang/sore dilengkapi dengan lauk pauk dan sayuran segar
- Buah dapat bervariasi sesuai dengan buah yang ada
- Bila makanan segar sudah dapat diperoleh, makanan kaleng seperi ikan kaleng,
daging kaleng supaya segera diganti dengan bahan makanan segar ataupun tempe,
tahu, kacang-kacangan
- Sayuran dapat dipilih dari sayuran yang tersedia, apapun jenis sayurannya
- Tambahkan taburia 1 sachet/hari dalam salah satu makanan anak
46
Tabel Lampiran 10
PEMBAGIAN PORSI (p) MAKANAN SEHARI
UNTUK ANAK 2-3 TAHUN (1300 Kal)
47
Tabel Lampiran 11
MENU HARI KE 1 SAMPAI HARI KE 5
UNTUK ANAK 2-3 TAHUN (1250 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 1 2 3 4 5
Pagi - Bubur beras - Nasi - Mie goreng - Nasi goreng - Nasi uduk
- Abon - Ikan kaleng campur - Abon - Perkedel
- Susu saus tomat daging - Susu daging kaleng
- Susu kaleng - Susu
- Susu
Selingan - Biskuit - Buah kaleng - Biskuit - Buah kaleng - Biskuit
- Minuman - Minuman - Minuman - Minuman - Minuman
manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh,
sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll)
Siang - Nasi - Nasi - Nasi uduk - Nasi - Nasi
- Ikan tuna - Daging - Abon ikan - Sup jamur - Tumis
kaleng tumis kaleng kaleng dan dendeng
bawang bumbu teri manis
santan
Selingan - Buah kaleng - Biskuit - Buah kaleng - Biskuit - Buah kaleng
- Minuman - Minuman - Minuman - Minuman - Minuman
manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh,
sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll)
Sore - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Sup jamur - Tumis - Sup daging - Ikan sarden - Tim teri
kaleng dan teri dendeng kaleng bumbu bumbu
- Susu manis - Susu sambal tomat
- Susu goreng - Susu
- Susu
Catatan :
- Menu ini diberikan selama 5 hari pertama dimana umumnya bahan makanan segar
seperti lauk pauk, sayuran dan buah belum dapat diperoleh
- Menu sama dengan makanan usia 12-24 bulan, hanya porsi lebih besar
48
Tabel Lampiran 12
MENU HARI KE 6 SAMPAI HARI KE 10
UNTUK ANAK 2-3 TAHUN (1250 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 6 7 8 9 10
Pagi - Mie rebus - Nasi gurih - Bihun goreng - Nasi goreng - Nasi uduk
ikan teri - Abon campur campur ikan - Semur daging
- Susu - Susu daging kaleng kaleng
kaleng - Susu - Susu
- Susu
Selingan - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit
- Pisang - Jeruk - Pepaya - Pisang - Jeruk
Siang - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Ikan tuna - Perkedel - Abon ikan - Teri goreng - Dendeng
tumis kukus daging - Cah sawi - Tumis labu goreng
bawang - Sayur santan putih dan siem - Sambal
- Cah wortel labu siem wortel goreng buncis
Selingan - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit
- Jeruk - Pepaya - Pisang - Jeruk - Pepaya
Sore - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Teri goreng - Dendeng - Sup daging - Ikan sarden - Tim teri
- Sup sayuran manis kaleng dan goreng bumbu tomat
- Susu - Tumis sayuran tepung - Tumis sayur
jagung muda - Susu - Sayur lodeh campur
dan sawi kacang - Susu
hijau panjang
- Susu - Susu
Catatan :
- Setelah hari ke 5 diharapkan sudah tersedia bahan makanan segar
- Menu dapat lebih bervariasi dengan diberikan makanan selingan berupa buah + biskuit,
dan makan siang/sore dilengkapi dengan lauk dan sayuran segar
- Buah dapat bervariasi sesuai dengan buah yang ada
- Bila makanan segar sudah dapat diperoleh, makanan kaleng seperti ikan kaleng, daging
kaleng supaya segera diganti dengan bahan makanan segar ataupun tempe, tahu,
kacang-kacangan
- Sayuran dapat dipilih dari sayuran yang tersedia, apapun jenis sayurannya
- Tambahkan taburia 1 sachet/ hari dalam salah satu makanan anak
49
Tabel Lampiran 13
PEMBAGIAN PORSI (p) MAKANAN SEHARI
UNTUK ANAK 4-5 TAHUN (1750 Kal)
50
Tabel Lampiran 14
MENU HARI KE 1 SAMPAI HARI KE 5
UNTUK ANAK 4-5 TAHUN (1750 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 1 2 3 4 5
Pagi - Bubur beras - Nasi - Mie goreng - Nasi goreng - Nasi uduk
- Abon - Ikan kaleng campur - Abon - Perkedel
- Susu saus tomat daging - Susu daging kaleng
- Susu kaleng - Susu
- Susu
Selingan - Biskuit - Buah kaleng - Biskuit - Buah kaleng - Biskuit
- Minuman - Minuman - Minuman - Minuman - Minuman
manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh,
sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll)
Siang - Nasi - Nasi - Nasi uduk - Nasi - Nasi
- Ikan tuna - Daging - Abon ikan - Sup jamur - Tumis
kaleng tumis kaleng kaleng dan dendeng
bawang bumbu teri manis
santan
Selingan - Buah kaleng - Biskuit - Buah kaleng - Biskuit - Buah kaleng
- Minuman - Minuman - Minuman - Minuman - Minuman
manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh,
sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll)
Sore - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Sup jamur - Tumis - Sup daging - Sambal - Tim teri
kaleng dan dendeng kaleng goreng ikan bumbu
teri manis - Susu sarden tomat
- Susu - Susu - Susu - Susu
Catatan :
- Menu ini diberikan selama 5 hari pertama dimana umumnya bahan makanan segar
seperti lauk pauk, sayuran dan buah belum dapat diperoleh
- Menu sama dengan makanan usia 12-24 bulan, hanya porsi lebih besar
51
Tabel Lampiran 15
MENU HARI KE 6 SAMPAI HARI KE 10
UNTUK ANAK 4-5 TAHUN (1750 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 6 7 8 9 10
Pagi - Mie rebus - Nasi gurih - Bihun goreng - Nasi goreng - Nasi uduk
ikan teri - Abon campur campur ikan - Semur daging
- Susu - Susu daging kaleng kaleng
kaleng - Susu - Susu
- Susu
Selingan - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit
- Pisang - Jeruk - Pepaya - Pisang - Jeruk
Siang - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Ikan tuna - Perkedel - Abon ikan - Teri goreng - Dendeng
tumis kukus daging - Cah sawi - Tumis labu goreng
bawang - Sayur santan putih dan siem - Sambal
- Cah wortel labu siem wortel goreng buncis
Selingan - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit - Biskuit
- Jeruk - Pepaya - Pisang - Jeruk - Pepaya
Sore - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Teri goreng - Dendeng - Sup daging - Ikan sarden - Tim teri
- Sup sayuran manis kaleng dan goreng bumbu tomat
- Susu - Tumis sayuran tepung - Tumis sayur
jagung muda - Susu - Sayur lodeh campur
dan sawi kacang - Susu
hijau panjang
- Susu - Susu
Catatan :
- Setelah hari ke 5 diharapkan sudah tersedia bahan makanan segar
- Menu dapat lebih bervariasi dengan diberikan makanan selingan berupa buah + biskuit,
dan makan siang/sore dilengkapi dengan lauk dan sayuran segar
- Buah dapat bervariasi sesuai dengan buah yang ada
- Bila makanan segar sudah dapat diperoleh, makanan kaleng seperti ikan kaleng, daging
kaleng supaya segera diganti dengan bahan makanan segar ataupun tempe, tahu,
kacang-kacangan
- Sayuran dapat dipilih dari sayuran yang tersedia, apapun jenis sayurannya
- Tambahkan taburia 1 sachet/ hari dalam salah satu makanan anak
- Perbedaan dengan anak usia 2-3 tahun terdapat pada jumlah bahan makanan yang
diberikan
52
Lampiran 4
MENU 10 HARI
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DARURAT
UNTUK IBU HAMIL dan IBU MENYUSUI
Tabel Lampiran 1
PEMBAGIAN PORSI (p) MAKANAN SEHARI
MENU UNTUK IBU HAMIL dan MENYUSUI
53
Tabel Lampiran 2
CONTOH MENU HARI KE 1 SAMPAI HARI KE 5
UNTUK IBU HAMIL (2200 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 1 2 3 4 5
Pagi - Nasi kuning - Nasi - Mie kuah - Nasi goreng - Nasi uduk
- Abon - Ikan kaleng - Tumis daging - Perkedel - bakwan ikan
bumbu tomat kaleng kornet kaleng
Selingan - Bola-bola Buah kaleng - Biskuit Buah kaleng - Biskuit
mie daging - Teh manis - Teh manis
- Teh manis
Siang - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Ikan asin - Mie goreng - Ikan bumbu - Sup bola - Tumis
pedas (cabe - Opor daging kari daging dendeng
kering) kaleng kaleng manis
Selingan Buah kaleng - Biskuit Buah kaleng - Martabak mie Buah kaleng
- Teh manis - Teh manis
Sore - Nasi - Nasi gurih - Nasi - Nasi - Nasi
- Tim ikan - Dendeng - Mie kuah - Sambal - Fuyunghai
kaleng balado siram daging goreng ikan mie ikan
kaleng teri sarden saos
tomat
Catatan :
- Menu ini diberikan selama 5 hari pertama dimana umumnya bahan makanan segar
seperti lauk pauk, sayuran dan buah belum dapat diperoleh
54
Tabel Lampiran 3
CONTOH MENU HARI KE 6 SAMPAI HARI KE 10
UNTUK IBU HAMIL (2200 Kal)
WAKTU MENU
MAKAN 6 7 8 9 10
Pagi - Nasi - Nasi - Mie goreng - Nasi goreng - Nasi uduk
- Ikan asin gr - Perkedel campur - Dadar telur - Abon
- Sg tempe daging daging - Kerupuk
dan kacang kaleng kaleng
tanah
Selingan - Pisang - Krakers isi - Wafer - Pisang - Biskuit
goreng sarden - Pisang panggang - Jeruk
- Teh manis - Jeruk - Teh manis
Siang - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Gadon - Sambal - Semur - Terik teri - Gule ikan
daging goreng ikan daging kacang tanah kaleng
kaleng tuna kaleng - Cah wortel - Cah kacang
- Sayur lodeh - Tumis labu - Cah sawi panjang
kacang siam putih
panjang
Selingan - Wafer - Biskuit - Krakers isi - Bubur kc - Biskuit
- Pisang - Pepaya goreng hjau - Pepaya
- Pisang - Jeruk
Sore - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi
- Perkedel - Dendeng - Ikan asin - Rolade - Abon ikan
ikan sarden suir asam pedas daging dan pedas
manis
- Cah - Cap cay - Sup bola2 wortel - Tumis tempe
kangkung jagung muda daging - Sayur lodeh dan buncis
dan sawi kaleng dan labu siam
hijau wortel
Catatan :
- Teblet Fe terus diberikan dan dikonsumsi
- Setelah hari ke 5 diharapkan sudah tersedia bahan makanan segar
- Menu dapat lebih bervariasi dengan diberikan makanan selingan berupa buah +
biskuit, dan makan siang/sore dilengkapi dengan lauk dan sayuran segar
- Buah dapat bervariasi sesuai dengan buah yang ada
- Bila makanan segar sudah dapat diperoleh, makanan kaleng seperti ikan kaleng,
daging kaleng supaya segera diganti dengan bahan makanan segar ataupun tempe,
tahu, kacang-kacangan
- Sayuran dapat dipilih dari sayuran yang tersedia, apapun jenis sayurannya
55
Lampiran 5
Rekomendasi tentang
PEMBERIAN MAKANAN BAYI PADA SITUASI DARURAT
PERNYATAAN BERSAMA UNICEF WHO IDAI
JAKARTA - INDONESIA 7 JANUARI 2005
56
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari
kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih
memberikan manfaat.
57
Botol dan dot tidak boleh di distribusikan dan tidak dianjurkan untuk
digunakan. Pemberian susu formula hendaknya menggunakan
cangkir atau gelas.
Untuk mengurangi bahaya pemberian susu formula, beberapa hal
dibawah ini sebisa mungkin dipenuhi :
Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, diberikan
sabun untuk mencuci.
Alat yang bersih untuk membuat susu dan menyimpannya.
Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan gunakan
botol susu).
Bahan bakar dan air bersih yang cukup (bila memungkinkan
gunakan air dalam kemasan).
Kunjungan ulang untuk perawatan tambahan dan konseling.
Lanjutkan promosi menyusui untuk menghindari penggunaan
susu formula bagi bayi yang ibunya masih bisa menyusui.
- Susu bubuk skim tidak boleh diberikan sebagai komoditas tunggal
atau sebagai bagian dari distribusi makanan secara umum, karena
dikhawatirkan akan digunakan sebagai pengganti ASI.
Rekomendasi tersebut diatas didasarkan pada Kode Internasional Pemasaran
Susu Formula, World Health Assembly (WHA) tahun 1994 dan 1996,
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Pemasaran
Pengganti ASI, dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun
2004 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Indonesia. WHA ke 47
menyatakan ìPada operasi penanggulangan bencana, pemberian ASI pada
bayi harus dilindungi, dipromosikan dan didukung. Semua sumbangan susu
formula atau produk lain dalam lingkup Kode, hanya boleh diberikan dalam
keadaan terbatasî.
58
IV. PERAWATAN DAN DUKUNGAN BAGI IBU MENYUSUI
Ibu menyusui membutuhkan perhatian dan perawatan ekstra.
Kondisi yang mendukung pemberian ASI eksklusif mencakup :
i. Perawatan ibu nifas.
ii. Rangsum makanan tambahan.
iii. Air minum untuk ibu menyusui.
iv. Tenaga yang terampil dalam konseling menyusui.
V. MENEPIS MITOS
Mitos tentang menyusui dapat mengurangi rasa percaya diri ibu maupun
dukungan yang diterimanya. Empat mitos yang paling sering adalah :
A. Stres menyebabkan ASI kering
Walaupun stres berat atau rasa takut dapat menyebabkan terhentinya
aliran ASI, akan tetapi keadaan ini biasanya hanya sementara,
sebagaimana reaksi fisiologis lainnya. Bukti menunjukkan bahwa
menyusui dapat menghasilkan hormon yang dapat meredakan
ketegangan kepada ibu dan bayi dan menimbulkan ikatan yang erat
antara ibu dan anak.
B. Ibu dengan gizi kurang tidak mampu menyusui
Ibu menyusui harus mendapat makanan tambahan agar dapat
menyusui dengan baik dan mempunyai kekuatan untuk juga merawat
anaknya yang lebih besar. Jika kondisi gizi ibu sangat buruk, pemberian
susu formula disertai alat bantu menyusui diharapkan dapat
meningkatkan produksi ASI.
C. Bayi dengan diare membutuhkan air atau teh
Berhubung ASI mengandung 90% air, maka pemberian ASI eksklusif
pada bayi dengan diare biasanya tidak membutuhkan cairan tambahan
seperti air gula atau teh. Apalagi, dalam situasi bencana seringkali
air telah terkontaminasi. Pada kasus diare berat, cairan oralit (yang
diberikan dengan cangkir) mungkin dibutuhkan disamping ASI.
D. Sekali menghentikan menyusui, tidak dapat menyusui
Jika bayi mendapat susu formula, ibu dapat menyusui kembali setelah
terhenti sementara, dengan memberikan teknik relaktasi dan dukungan
yang tepat. Keadaan ini kadang-kadang sangat vital dalam kondisi
ini.
59
Lampiran 6
60
ANGKA KECUKUPAN GIZI RATA-RATA YANG DIANJURKAN
BAGI BANGSA INDONESIA
PER ORANG PER HARI
ANAK
1 0 - 6 bulan 6.0 60 550 10 375 5 4 5 0.3 0.3 2 65 0.1 0.4 40 200 100 25 0.5 90 1.3 5 0.003 0.01
2 7 - 11 bulan 8.5 71 650 16 400 5 5 10 0.4 0.4 4 80 0.3 0.5 40 400 225 55 7 90 7.5 10 0.6 0.4
3 1 - 3 tahun 12.0 90 1000 25 400 5 6 15 0.5 0.5 6 150 0.5 0.9 40 400 400 60 8 90 8.2 17 1.2 0.6
4 4 - 6 tahun 17.0 110 1550 39 450 5 7 20 0.6 0.6 8 200 0.6 1.2 45 500 400 80 9 120 9.7 20 1.5 0.8
5 7 - 9 tahun 25.0 120 1800 45 500 5 7 25 0.9 0.9 10 200 1.0 1.5 45 600 400 120 10 120 11.2 20 1.7 1.2
PRIA
6 10 - 12 tahun 35.0 138 2050 50 600 5 11 35 1.0 1.0 12 300 1.3 1.8 50 1000 1000 170 13 120 14 20 1.9 1.7
7 13 - 15 tahun 45.0 150 2400 60 600 5 15 55 1.2 1.2 14 400 1.3 2.4 75 1000 1000 220 19 150 17.4 30 2.2 2.3
8 16 - 18 tahun 55.0 160 2600 65 600 5 15 55 1.3 1.3 16 400 1.3 2.4 90 1000 1000 270 15 150 17.0 30 2.3 2.7
9 19 - 29 tahun 56.0 165 2550 60 600 5 15 65 1.2 1.3 16 400 1.3 2.4 90 800 600 270 13 150 12.1 30 2.3 2.7
10 30 - 49 tahun 62.0 165 2350 60 600 5 15 65 1.2 1.3 16 400 1.3 2.4 90 800 600 300 13 150 13.4 30 2.3 3.0
11 50 - 64 tahun 62.0 165 2250 60 600 10 15 65 1.2 1.3 16 400 1.7 2.4 90 800 600 300 13 150 13.4 30 2.3 3.0
12 65 + tahun 62.0 165 2050 60 600 15 15 65 1.0 1.3 16 400 1.7 2.4 90 800 600 300 13 150 13.4 30 2.3 3.0
WANITA
13 10 - 12 tahun 37.0 145 2050 50 600 5 11 35 1.0 1.0 12 300 1.2 1.8 50 1000 1000 180 20 120 12.6 20 1.6 1.8
14 13 - 15 tahun 48.0 153 2350 57 600 5 15 55 1.1 1.0 13 400 1.2 2.4 65 1000 1000 230 26 150 15.4 30 1.6 2.4
15 16 - 18 tahun 50.0 154 2200 50 600 5 15 55 1.1 1.0 14 400 1.2 2.4 75 1000 1000 240 26 150 14.0 30 1.6 2.5
16 19 - 29 tahun 52.0 156 1900 50 500 5 15 55 1.0 1.1 14 400 1.3 2.4 75 800 600 240 26 150 9.3 30 1.8 2.5
17 30 - 49 tahun 55.0 156 1800 50 500 5 15 55 1.0 1.1 14 400 1.3 2.4 75 800 600 270 26 150 9.8 30 1.8 2.7
18 50 - 64 tahun 55.0 156 1750 50 500 10 15 55 1.0 1.1 14 400 1.5 2.4 75 800 600 270 12 150 9.8 30 1.8 2.7
19 65 + tahun 55.0 156 1600 50 500 15 15 55 1.0 1.1 14 400 1.5 2.4 75 800 600 270 12 150 9.8 30 1.8 2.7
HAMIL (+ an)
20 Trimester I + 100 + 17 + 300 +0 +0 +0 + 0.3 + 0.3 +4 + 200 + 0.4 + 0.2 + 10 + 150 +0 + 30 +0 + 50 + 1.7 +5 + 0.2 + 0.2
21 Trimester II + 300 + 17 + 300 +0 +0 +0 + 0.3 + 0.3 +4 + 200 + 0.4 + 0.2 + 10 + 150 +0 + 30 +9 + 50 + 4.2 +5 + 0.2 + 0.2
22 Trimester III + 300 + 17 + 300 +0 +0 +0 + 0.3 + 0.3 +4 + 200 + 0.4 + 0.2 + 10 + 150 +0 + 30 + 13 + 50 + 9.0 +5 + 0.2 + 0.2
MENYUSUI (+ an)
23 6 bulan pertama + 500 + 17 + 350 +0 +4 +0 + 0.3 + 0.4 +3 + 100 + 0.5 + 0.4 + 45 + 150 +0 + 30 +6 + 50 + 4.6 + 10 + 0.8 + 0.2
24 6 bulan kedua + 500 + 17 + 350 +0 +4 +0 + 0.3 + 0.4 +3 + 100 + 0.5 + 0.4 + 45 + 150 +0 + 30 +6 + 50 + 4.6 + 10 + 0.8 + 0.2
Sumber : SK Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Tahun 2005
Lampiran 7
5. Lokasi kejadian
a. Provinsi ................
b. Kab/Kota ................
c. Kecamatan ................
d. Desa/Kelurahan ................
61
KLARIFIKASI LANJUTAN (dari Puskesmas ke Kab/Kota ke Propinsi)
selambat-lambatnya 2 X 24 jam
6. Status Imunisasi
a. BCG a. Ya
b. Tidak
b. Polio a. Ya
b. Tidak
c. DPT a. Ya
b. Tidak
d. Campak a. Ya
b. Tidak
e. Hepatitis B a. Ya
b. Tidak
62
Data Keluarga
63
25. Jumlah balita gizi buruk yang :
a. Dirawat di Puskesmas/RS ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
b. Dirawat di pengungsian ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
c. Dirawat di rumah ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
d. Meninggal ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
26. Balita yang mendapat MP-ASI/PMT Pemulihan ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
64
2. Jumlah korban di pengungsian
a. Bayi ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
0 - 5 Bulan ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
6 - 8 Bulan ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
9 - 11 Bulan ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
12 - 23 Bulan ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
2 - 3 tahun ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
4 - 5 tahun ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
b. Dewasa ...... orang
Laki-laki ...... orang
Perempuan ...... orang
c. Ibu hamil ...... orang
d. Ibu menyusui ...... orang
65
9. Upaya penanganan gizi pada fase a. Pengukuran LILA/SKRINING
penyelamatan berupa : b. Menyusun menu dan
menghitung kebutuhan gizi
c. Menentukan jenis intervensi gizi
d. Penanganan gizi dan
penyelenggaraan dapur umum
e. ...................
66
Lampiran 8
Formulir I. Registrasi Keluarga dan Ibu Hamil
Tanggal : ............................... Kecamatan : ..............................
Nama Posko : ............................... Kab/Kota : ..............................
Desa/Kelurahan : ............................... Provinsi : ..............................
Jml Balita Menurut Kelompok Usia
dan Jenis Kelamin Jumlah Jiwa > 5 thn
Jumlah Balita
0-59 Bln Total Jiwa
No. Nama KK 0-5 bln 6-11 bln 12-24 bln 25-59 bln Perempuan
Laki Jml
Laki Pr Jml Laki Pr Laki Pr Laki Pr Laki Pr Hamil Tidak Laki Pr Jml
Hamil
(5 = (17=14+ (18 = (19=4+ (20 =
(1) (2) (3) (4) 3+4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 15+16) 3+14) 15+16) 18+19)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
JUMLAH
(.............................) (.............................)
67
68
Formulir II. Hasil Pengukuran Antropometri (LiLA) dan BB/PB-TB Balita
Tanggal : ............................... Kecamatan : ..............................
Nama Posko : ............................... Kab/Kota : ..............................
Desa/Kelurahan : ............................... Provinsi : ..............................
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
JUMLAH
Keterangan
*1. LILA < 11,5 cm = Severly Acute Malnutrition ** 1. Sangat Kurus = Z-score < -3SD
2. LILA >= 11,5 s/d < 12,5 cm = Moderate Acute Malnutrition 2. Kurus = Z-score -3SD s/d < -2SD
3. LILA >= 12,5 cm = Normal 3. Normal = Z-score -2SD s/d +2SD
4. Gemuk = Z-score > +2SD
Penanggung Jawab Petugas
(.............................) (.............................)
Formulir III. Hasil Pengukuran Antropometri (LiLA) Ibu Hamil
Tanggal : ............................... Kecamatan : ..............................
Nama Posko : ............................... Kab/Kota : ..............................
Desa/Kelurahan : ............................... Provinsi : ..............................
Umur Kehamilan (Trimester) LiLA
No. Nama KK Nama Bumil Umur Bumil
(Tahun)
I II III LiLA (cm) Kategori*
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
JUMLAH
Keterangan
*1. LILA < 23,5 cm = Bumil risiko KEK
2. LILA >= 23,5 cm = Bumil Normal
(.............................) (.............................)
69