Anda di halaman 1dari 35

M A K A L AH

PENGANTAR EKONOMI MAKRO


Dosen Pengajar : Ibu Sherly Ferdinandus, SE., M.M

Kelompok 3

Ketua : Cesario Imanuel Matakena 202030209 (Aktif )


Sekertaris : Suryanda. Ang 202030191 (Aktif )
Anggota : Firja Wati Rumra 202030128 ( Pasif)
Ilham Arifin 202030199 ( Aktif )
Iftalana Rozik La Tende 202030354 ( Aktif )
Monalisa Yawate 202030322 ( Aktif )
Rifaldi Wali 202030116 ( Aktif )
Rahma Latarissa 202030010 ( Aktif )
Risha Aisyah Wattimena 202030130 ( Aktif )
Sevennia Destalia Anggrek 202030201 ( Aktif )
Syahrul Khaerun 202030285 ( Aktif )
Wa Tae 202030118 ( Aktif )
Desyan Nela Lohy 202030340 ( Aktif )
Ahmad Fadli 202030003 (Aktif)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Tuhan yang maha esa yang telah memberikan nikmat serta

hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan yang karena kemurahannya

maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah ini.

Makalah ini dibuat dengan berbagai usaha dari teman – teman kita dalam jangka waktu

tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Kami

mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam menghadapi

berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini demi untuk memenuhi tugas mata kuliah

pengantar ekonomi makro.

Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah

ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Ambon, 2 Oktober 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….. 1
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………… 2
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………… 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………... 4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………... 5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………. 6
2.1 Fungsi Uang………………………………………………………………………………… 7
2.2 Fungsi Perbankan…………………………………………………………………………… 8
2.3 Keterkaitan Uang, Perbankan dan Investasi………………………………………………… 9
2.4 Teori Tentang Uang, Bunga, Inflasi dan Deflasi…………………………………………… 10
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………….. 11
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………... 12
3.2 Penutup…………………………………………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan perekonomian ada banyak pihak dan hal yang terlibat. Dalam hal ini

uang dan lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting. Karena uang merupakan

alat pembayaran yang berlaku sekarang untuk semua transaksi jual-beli baik secara langsung

maupun secara tidak langsung. Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih

mudah daripada barter yang tidak efisien dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi

modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan

pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan

menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja

yang kemudian akan meningkatkan produktivitas dan kemakmuran.

Lembaga perbankan berperan dalam lalu lintas uang dan surat-surat berharga dalam

perekonomian. Pada umumnya Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

utamanya adalah menerima simpanan, giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank dikenal

juga sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Disamping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, atau menerima segala

bentuk pembayaran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan sebagainya.

Makalah Uang dan Perbankan ini menarik untuk dipelajari khususnya di bidang

ekonomi yang tidak lepas dari istilah tersebut.


1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas Adapun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana fungsi uang?

2. Bagaimana fungsi perbankan?

3. Bagaimana keterkaitan antara Uang, Perbankan, dan Investasi?

4. Bagaimana teori tentang Uang, Bunga, Inflasi dan Deflasi?

1.3 Tujuan

Adapun maksud dan tujuan disusunnya makalah ini yaitu :

1. Mengetahui lebih jelas tentang fungsi uang Dan perbankan

2. Mengetahui pengertian uang Dan perbankan

3. Mengetahui keterkaitan uang, perbankan, dan investasi

4. Mengetahui teori dari uang, bunga, inflasi dan deflasi.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Uang

Fungsi uang Secara umum, sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan barang,

juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi uang

dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.

 Fungsi Asli Uang

Suatu benda dapat dijadikan sebagai “uang” jika benda tersebut telah memenuhi syarat-

syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara umum (acceptability). Agar dapat

diakui sebagai alat tukar umum suatu benda harus memiliki nilai tinggi atau setidaknya dijamin

keberadaannya oleh pemerintahan.

Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama (durability), kualitasnya cenderung sama

(uniformity), jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan

(scarcity). Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi nilai

(divisibility), serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of

value).

Fungsi asli uang terbagi menjadi:

 Sebagai Alat Tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran.

Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi

cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan

cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

 Sebagai Satuan Hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan untuk

menunjukan nilai berbagai macam barang atau jasa yang diperjualbelikan,

menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga

dipakai untuk menentukan harga barang atau jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat
satuan hitung, uang juga berperan untuk memperlancar pertukaran.

 Sebagai Alat Penyimpan Nilai (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan

daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini

menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya,

maka ia dapat menyimpan tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa pada

masa mendatang.

 Fungsi Turunan Uang

Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi

turunan.

Fungsi turunan tersebut diantaranya:

 Sebagai Alat Pemindah Kekayaan: Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke

tempat lain dapat memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah

ke dalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli

rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.

 Sebagai Pendorong Kegiatan Ekonomi: Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah

dalam melakukan investasi. Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan

semakin meningkat.

 Sebagai Alat Pembayaran yang Sah: Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang

semakin bertambah dan beragam tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar

atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang

diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang,

yaitu uang.

 Sebagai Alat Pembayaran Utang: Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran

pada masa yang akan datang.

 Sebagai Alat Penimbun Kekayaan: Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua

uang yang dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan
dan ditabung untuk keperluan pada masa datang.

2.2 Fungsi Perbankan

Perbankan adalah industri yang menangani uang tunai, kredit, dan transaksi keuangan

lainnya. Perbankan didefinisikan sebagai kegiatan bisnis dalam menerima dan menjaga uang

yang dimiliki oleh individu dan entitas lain, dan kemudian meminjamkan uang ini untuk

melakukan kegiatan ekonomi seperti menghasilkan untung atau sekadar menutupi biaya

operasional.Bank menyediakan tempat yang aman untuk menyimpan uang tunai dan kredit

ekstra dan bank menawarkan rekening tabungan, sertifikat setoran, serta rekening giro. Bank

menggunakan simpanan ini untuk memberikan pinjaman.Pinjaman ini termasuk hipotek rumah,

pinjaman bisnis, dan pinjaman mobil.

Fungsi Perbankan :

1. Penciptaan uang

Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat

mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral

menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral

dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi

kemampuan bank umum menciptakan uang giral.

2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran

mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank

umum adalah jasa- jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang

amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas

pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman,

seperti kartu plastik dan sistempembayaran elektronik.


3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat

Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di

Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,

tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.Kemampuan

bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-

lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan

disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran

kredit.

4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar

transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-

kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena

perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara.

Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skalainternasional akan memudahkan

penyelesaian transaksi- transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan

pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih

mudah, cepat, dan murah.

5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga

Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal

yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang

berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang

sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box).

Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa

pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.


6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya

Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak

dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon

seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan

jasa-jasa bank. Adapun secara spesifik bank bank dapat berfungsi sebagai agent of

trust, agent of develovment dan agen of services.

 Agent Of Trust

Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan

perbankkan adalah kepercayaan ( trust ), baik dalam penghimpun dana

maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di

bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun

kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan

kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini

penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa

diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana

maupun penerima penyaluran dana tersebut.

 Agent Of Development

Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.

Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan

bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil.Kegiatan bank

tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,

kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat

bahwa kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan

dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi,

dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian

suatu masyarakat.
 Agent Of Services

Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.

Disamping melakukankegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga

memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakan. Jasa

yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian

masyarakat secara umum.

Peran Bank

Dalam menjalankan kegiatannya bank mempunyai peran penting dalam sistem

keuangan, yaitu :

o Pengalihan Aset (asset transmutation)

Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit devisit. Dimana

sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam berasal pemilik dana yaitu

unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan

pemilik dana. Dalam hal ini bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid

dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower).

o Transaksi (transaction)

Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk

melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan jasa tidak

pernah terlepas dari transaksi keuangan.Untuk itu produk-produk yang

dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, depsito, saham dan

sebagainya)merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat

pembayaran.

o Likuiditas (liquidity)

Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk -

produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut

masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk

kepentingn likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai


dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian bank memberikan

fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas

dan menyalurkannya kepada pihak yang mengalami kekurangan likuiditas.

o Efisiensi (efficiency)

Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal

tanpa mengubah produknya. Disini bank hanya memperlancar dan

mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang

tidak simetris (asymmetric information) antara peminjam dan investor

menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk memecahkan

masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam hal ini yaitu

menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi

yang tidak sempurna, sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi.

2.3 Keterkaitan antara Uang, Perbankan dan Investasi

Investasi sebagai suatu aktiva untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil

untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi

seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Terdapat dua jenis investasi

yakni investasi pemerintah dan investasi swasta. Investasi pemerintah pada dasarnya tidak

diperuntukkan untuk mencari keuntungan, sedangkan investasi swasta dapat dilakukan melalui

PMDN dan PMA yang tujuannnya tentu saja untuk memeroleh keuntungan uang yang sangat

besar kemudian Uang juga memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan

perekonomian. Uang merupakan alat pembayaran yang sah.

Dengan fungsi sebagai alat tukar, alat satuan hitung, alat penimbun dan pemindah

kekayaan serta pembayaran yang ditangguhkan. Uang juga memiliki jenis yaitu uang kartal dan

uang giral. Dan telah tersedia lembaga keuangan yang menyediakan jasa untuk menyimpan

uang yaitu Bank adalah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima

simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Sehingga

keterkaitannya dengan uang sangat erat demi kelancaran dalam lalulintas pembayaran. Secara
garis besar bank dibedakan atas empat jenis yaitu bank sentral, bank umum, bank perkreditan

rakyat dan bank syariah.

2.4 Teori Tntang Uang, Bunga, Inflasi dan Deflasi

 Teori nilai uang.

Uang menjadi sarana penting yang selalu kita butuhkan di dalam hidup ini. Pasalnya,

dengan adanya uang maka bisa memenuhi berbagai kebutuhan hidup, termasuk

meningkatkan kualitas kehidupan pribadi. Hal ini menjadi salah satu alasan utama

mengapa sebagian besar orang akan selalu berusaha menghasilkan lebih banyak uang dari

waktu ke waktu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, uang diartikan sebagai alat tukar atau standar

pengukur nilai yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas,

perak, atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu. Ada banyak teori

yang berkaitan dengan teori nilai uang, namun pada bahasan kali ini kita hanya akan

menjelaskan dua teori nilai uang yaitu Teori Kuantitas Uang dan Teori Saldo Kas.Hal

tersebut terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori

nilai uang ini dibagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut.

1. Teori Barang

Dalam teori barang dikemukakan 2 buah teori, yaitu teori logam dan teori nilai batas.

Teori logam (katalistik) menyatakan bahwa money diterima masyarakat karena

bahannya dibuat dari logam yang bernilai tinggi. Teori ini di pelopori oleh Adam

Smith.Teori nilai batas menyatakan bahwa money diterima masyarakat karena adanya

keperluan masyarakat terhadap barang dan adanya kepercayaan terhadap money.

2. Teori Nominalisme

Dalam teori nominalisme ini terdapat 5 teori, yaitu sebagai berikut :

 Teori perjanjian (konvensi), adalah money diterima oleh masyarakat karena

adanya perjanjian untuk memakai suatu benda dalam pertukaran. Pelopor teori
ini adalah Thomas Aquinas.

 Teori kebiasaan, adalah money diterima oleh masyarakat karena kebiasaan

masyarakat menggunakan benda tertentu dalam pertukaran

 Teori kenegaraan, adalah money diterima oleh masyarakat karena adanya

ketetapan dari pemerintah dalam pertukaran.

 Teori tuntutan (kalim), adalah money yang diterima oleh masyarakat karena

ada tuntutan terhadap barang-barang yang dihasilkan masyarakat. Pelopor dari

teori ini adalah J.S.Mill.

 Teori Realisme (fungsi), yaitu money diterima oleh masyarakat karena adanya

penilaian

 terhadap money yang dapat memudahkan pertukaran. Pelopor teori ini adalah

David Hume.

3. Teori Internal

Teori ini didasarkan pada kemampuan money untuk ditukarkan dengan sejumlah barang

dan/atau jasa tertentu. Teori ini disebut juga teori permintaan money, dalam ekonomi

moneter. Teori internal ini meliputi berikut ini.

 Teori kuantitas (quantity theory) menyatakan bahwa nilai money ini tergantung pada

jumlah money yang beredar dalam masyarakat.Semakin banyak money yang beredar,

maka semakin tinggi harga barang, dan sebaliknya. Hal tersebut dapat dirumuskan

secara matematis sebagai berikut :

M=K.P

Dimana :

M (money) = jumlah uang yang beredar

K (konstanta) = perbandingan konstan

P (price) = harga barang


 Teori transaksi (exchange equation). Teori ini dipelopori oleh Irving Fisher yang

berpendapat bahwa nilai money tergantung pada jumlah money yang beredar,

kecepatan money beredar (berpindah tangan), dan jumlah barang yang

diperdagangkan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

M.V=P.T

Dimana :

M (money) = jumlah uang yang beredar

V (velocity of circulation) = kecepatan peredaran

uang P (price) = harga uang

T (transaction of goods) = jumlah suatu barang yang diperdagangkan

 Teori persediaan kas (cash balance theory). Teori ini dikemukakan oleh Alfred

Marshall yang menyatakan bahwa nilai money tergantung pada jumlah money yang

disimpan untuk persediaan kas dari sebagian pendapatan masyarakat.Persediaan kas ini

tergantung pada tingkat suku bunga di pasar dan jumlah pendapatan. Secara matematis

dapat dirumuskan sebagai berikut :

M=K.P.Y

Dimana :

M (money) = jumlah uang yang beredar

K (koefisien) = jumlah uang untuk persediaan

kas P (price) = harga barang

Y (income) = pendapatan
 Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money)

Teori Kuantitas Uang yaitu persediaan uang dan tingkat harga dalam suatu

perekonomian merupakan hubungan saling mempengaruhi secara langsung.

Perubahan pasokan uang akan berdampak pada perubahan tingkat harga, begitu pula

sebaliknya.

Teori ini dikemukan oleh Irving Fisher yang termuat dalam bukunya The Purchasing

Power of Money (Teori Daya Beli Uang). Ia mengemukakan perubahan jumlah uang

beredar akan menimbulkan perubahan harga barang. Secara umum konsep teori

kuantitas ini dimulai pada abad ke 16, ketika Eropa yang giat mencetak koin dari emas

dan perak yang dikirim dari benua baru Amerika, sehingga terjadilah peningkatan

inflasi.

Gejala tersebut membuat para ekonom sampai pada dua kesimpulan, antara lain : lebih

banyak uang beredar sama saja dengan lebih banyak inflasi, serta peningkatan jumlah

uang beredar tidak selalu berarti peningkatan outout ekonomi. Maka, hubungan antara

jumlah uang beredar dan tingkat harga ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :
M.V = P.T

M = money (jumlah uang beredar)

V = Velocity of money (kecepatan uang beredar) P = Price (tingkat harga)

T = Trade (volume perdagangan)

Oleh karena itu, secara umum Teori Kuantitas Uang akan membawa kita pada

kesimpulan sebagai Berikut :


1. Nilai riil atau daya beli uang ditentukaan oleh jumlah uang yang beredar. Atau,

permintaan uang (money demand) berbanding terbalik dengan pasokan uang

(money supply). Semakin banyak uang beredar semakin rendah daya belinya,

begitupula sebaliknya.

2. Jumlah uang beredar identik dengan tingkat harga umum yang berlaku. Atau,

pasokan uang sebanding dengan tingkat harga. Pertambahan pasokan uang akan

berdampak kenaikan harga, begitu pula sebaliknya.

 Teori Saldo Kas (Cash Balance Theory)

Teori ini memiliki pengertian, tinggi rendahnya nilai riil ditentukan oleh besar kecil

jumlah uang yang disimpan sebagai saldo kas. Jumlah saldo kas masyarakat

berbanding lurus dengan nilai rill uang. Semakin besar jumlah saldo kas masyarakat

semakin tinggi nilai rill uang, begitupun sebaliknya.

Teori ini dicetuskan oleh Alfres Marshal yang sering juga disebut Teori Sisa Tunai.

Teori ini menyatakan bahwa tinggi rendahnya daya beli uang ditentukan jumlah uang

yang disimpan masyarakat sebagai saldo kas. Besar kecilnya jumlah saldo kas

masyarakat ini sangat tergantung pada jumlah pendapatan yang diterima. Berdasarkan

ketentuan tersebut, Teori Persediaan Kas dapat dirumuskan sebagai berikut :

M = k . P. Y

Dimana :

M = Money ( jumlah uang beredar)

k =Koefisien (keinginan untuk menahan uang sebagai persediaan kas)

P = Price (tingkat harga-harga umum)

Y = income (pendapatan)

Oleh karena itu, Teori Saldo Kas akan membawa kita pada kesimpulan berikut :

1. Jika pendapatan masyarakat tinggi, jumlah saldo kas cenderung besar karena
masih cukup uang untuk belanja kebutuhan. Besarnya jumlah saldo kas

masyarakat mengindikasikan tingginya daya beli uang.

2. Jika pendapatan masyarakat rendah, jumlah saldo kas cenderung kecil karena

akan terpakai untuk belanda kebutuhan. Kecilnya jumlah saldo kas masyarakat

mengindikasikan rendahnya daya beli uang.

 Nominalisme – Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya, yaitu :

 Teori Negara – Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan

apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang

bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang

pembayaran yang disahkan.

• Teori Metalisme (Intrinsik) – Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak

dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan uang itu.

Contoh: uang emas dan uang perak.

• Teori Konvensi (Perjanjian) – Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar

pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran.

 Teori Uang DinamisTeori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang.

Teori dinamis diantaranya:

• Teori Persediaan Kas – Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan

barang-barang.

• Teori Ongkos Produksi – Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran

yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.

• Teori Kuantitas dari David Ricardo – Teori ini menyatakan bahwa kuat atau

lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila

jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun
menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya.

• Teori Kuantitas dari Irving Fisher – Teori yang telah dikemukakan David

Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur

kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang mempengaruhi

nilai uang.

Suku Bunga

a. Pengertian Suku bunga

Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan persentase

dari uang yang dipinjamkan.1Suku bunga adalah tingkat bunga yang dinyatakan dalam

persen, jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun).2Suku bunga dibedakan menjadi

dua,yaitu :

1) Suku bunga nominal adalah rate yang dapat diamati pasar.

2) Suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yangsesungguhnya,

suku bunga riil sama dengan suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi

yang diharapkan.

r=i-µ

Dimana :

r = suku bunga riil

i = suku bunga nominal

µ = laju inflasi

b. Teori Tingkat Suku Bunga

1) Teori Klasik

Tabungan, simpanan menurut teori klasik adalah fungsi tingkat Bunga, makin tinggi
tingkat bunga, maka makin tinggi pada Keinginan masyarakat untuk menyimpan

dananya di bank. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan

terdorong Untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk Berkonsumsi guna

menambah tabungan. Sedangkan bunga adalah “harga” dari (penggunaan) loanable

funds, atau dapat diartikan Sebagai dana yang tersedia untuk di pinjamkan atau dana

investasi, Karena menurut teori klasik, bunga adalah “harga” yang terjadi di Pasar

investasi.3Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga.Semakin tinggi tingkat

bunga, maka keinginan untuk Melakukan investasi juga semakin kecil, alasannya adalah

seorang Pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila Keuntungan yang

diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari Tingkat bunga yang harus di bayarkan

untuk dana investasi tersebut Sebagai ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital).4

Makin Rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan terdorong untuk Melakukan

investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin Kecil, tingkat bunga dalam

keadaan seimbang (artinya tidak ada Dorongan naik turun) akan tercapai apabila

keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan

Investasi.

(2)Teori Keynes tentang Suku Bunga

Teori Keynes menyebutkan bahwa, tingkat bunga ditentukan Oleh permintaan dan

penawaran uang, menurut teori ini ada tiga Motif, mengapa seseorang bersedia untuk

memegang uang tunai,Yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Tiga motif inilah

Yang merupakan sumber timbulnya permintaan uang yang diberi Istilah Liquidity

preference,5Adanya permintaan uang menurut teori Keynes berlandaskan pada konsepsi

bahwa umumnya orang Menginginkan dirinya tetap likuid untuk memenuhi tiga motif

Tersebut. Teori Keynes menekankan adanya hubungan langsung Antara kesediaan orang

membayar harga uang tersebut (tingkat Bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk

tujuan spekulasi, Dalam hal ini permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan

Permintaan kecil apabila bunga tinggi.


Inflasi dan Deflasi

 Inflasi

A. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan

secara terus menerus. Peristiwa dalam perekonomian ini diakibatkan karena

terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus barang.Bila kenaikan yang

terjadi hanya sekali, walaupun persentasinya cukup besar belum dapat dikatakan

sebagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lanjutan. sebagai contoh,

kenaikan harga-harga menjelang bulan Ramadan ataupun pada hari besar lainnya

belum dapat dikatakan sebagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lebih

lanjut. Kejadian seperti contoh diatas, diistilahkan sebagai kenaikan tingkat

hargadan setiap peristiwa yang cenderung mendorong naiknya tingkat harga

disebut sebagai gejolak inflasi. Sedangkan tingkat persentase kenaikan tingkat

harga dan beberapa indeks harga dari suatu periode ke periode lain disebut

dengan laju inflasi.

B. Sebab Timbunya Inflasi

Secara umum penyebab inflasi adalah sebagai berikut :

1. Jumlah uang yang beredar terlalu berlebihan sehingga melebihi keuntungan

2. Tradisi masyarakat yang bersifat konsumtif sering mengimpor barang

3. Terjadinya bencana alam

4. Terjadinya defisit pada APBN

5. Terjadinya ekspansi kredit (suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan

jumlah kreditpinjaman dari pihak bank)

6. Terjadi demo/pemberontakan

7. Pengenaan pajak pada konsumen 8. Kenaikan harga BBM.


C. Jenis-jenis Inflasi

Inflasi digolongkan menjadi beberapa macam diantaranya sebagai berikut:

 Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi

a. Inflasi Ringan (creeping inflation)

Inflasi yang termasuk golongan ini, jika tingkatannya masih berada dibawah 10% per

tahun.

b. Inflasi Sedang

Adalah inflasi yang lajunya berada diantara 10% sampai dngan 30% pertahun.

c.Inflasi Berat

Adalah inflasi yamg lajunya berada di antara 30% sampai dengan 100% pertahun.

d. Hiperinflasi

Inflasi yang terjadi di atas 100% pertahun, akibat yang terjadi jika inflasi di atas

100% adalah masyarakat akan mengalalmi ketidakpercayaan terhadap pemakaian

uang, akibat yang lebih parah lagi adalah terjadinya kehancuran sistem ekonomi yang

dibangun (dialami Indonesia pada dekade tahun 1966, inflasi yang terjadi yaitu 650%

pertahun).

 Berdasarkan Penyebabnya

a. Inflasi Permintaan Agregat (Demand Pull Inflation) Penyebab pertama kali

inflasi jenis ini adalah adanya kenaikan permintaan total (agregat demand),

likuiditas/uang/alat tukar berlebih sedangkan produksi berada pada keadaan

kesempatan kerja penuh (pull employment).

b. Inflasi Biaya (Cost Push Inflation) Inflasi biaya ini terjadi karena adanya

penurunan dalam penawaran total (agregat supply), terjadi kurangnya

produksi/distribusi karena adanya kenaikan biaya produksi.

 Berdasarkan Asal Inflasi

a. Inflasi dari Dalam Negeri


Hal ini meliputi kerungian anggaran belanja negara

b. Inflasi dari Luar Negeri

Mengakibatkan meningkatnya harga produk impor

 Dampak Inflasi terhadap Perekonomian Masyarakat

I. Dampak Inflasi terhadap Perekonomian secara Umum

 Mendorong penanaman modal spekulatif

Pemilik modal lebih cenderung menanamkan modalnya dalam bentuk tanah

atau emas dari pada ditanamkan pada investas yang produktif.

 Tingkat bunga meningkat

Jika tingkat bunga meningkat karena terjadi inflasi maka para pemilik

modal akan cenderung menyimpan uangnya, akibatna investasi akan

berkurang.

 Adanya ketidakpastian keadaan ekonomi dimasa yang akan datang.

 Timbulnya masalah dalam neraca pembayaran.

Hal tersebut diakibatkan oleh harga impor lebih murah dari pada barang

dalam negeri, akibatnya nilai ekspor lebih kecil dari nilai impor. hal ini

akan menyebabkan neraca pembayaran defisit serta nilai rupiah makin

turun.

 Daya beli masyarakat turun dikarenakan nilai mata uang turun.

II. Dampak Inflasi terhadap Perekonomian secara Khusus

i. Dampak inflasi terhadap pendapatan


ii. Dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat
iii. Dampak inflasi terhadap produksi
iv. Dampak inflasi terhadap distribusi
• Pengaruh Inflasi

Pengaruh inflasi secara lebih terperinci antara lain adalah:

1. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan.

Contohseorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Orang yang

mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, misalnya pengusaha, tidak

dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang

bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

2. Menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin

menurun.

3. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan,

karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah

dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang

meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian

lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

4. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh

lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila terjadi naiknya biaya produksi

hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk

meneruskan produksinya.

DEFLASI

Deflasi adalah suatu periode di mana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang

bertambah Menurut Wikipedia). Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, jika inflasi terjadi

akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena

kurangnya jumlah uang yang beredar.Contoh kenapa hal ini bisa terjadi dapat kita temui dalam

kehidupan sehari-hari, harga barangbarang elektronik semakin hari semakin murah. Hal ini

terjadi karena perkembangan teknologi yang cepat sehingga supply barang tekhnologi di

pasaran semakin banyak. Sedangkan jumlah uang yang beredar di masyarakat sedikit,
sehingga barang-barang tekhnologi tersebut jatuh harganya. Atau deflasi bisa terjadi ketika

permintaan barang dari masyarakat semakin menurun dan permintaan uang (money demand)

dari masyarakat meningkat.

A. SebabTimbulnya Deflasi

Deflasi dapat terjadi karena beberapa sebab berikut ini, antara lain:

1. Menurunnya Jumlah Uang Yang Beredar Di Masyarakat

Sedikitnya jumlah uang yang beredar di masyarakat menjadi penyebab pertama.

2. Naiknya Jumlah Barang Di Pasar

Produsen yang terus melakukan produksi tidak mempunyai orientasi atau

perhitungan yang tepat, mereka menganggap jika jumlah permintaan masyarakat

meningkat maka barang yang diminta banyak.

3. Permintaan Barang Menurun

Seperti yang kita tahu, jika konsumen mempunyai sifat alami yang mudah bosan,

jadi ketika sudah bosan dan tidak tertarik, maka permintaan barang akan menurun,

selain itu konsumen lebih memilih uangnya di Bank dalam jangka panjang atau

untuk menyiapkan masa depan. Secara otomatis permintaan barang akan

mengalami penurunan yang besar.

B.Jenis-jenis Deflasi

Berdasarkan proses terjadinya, deflasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1.Deflasi strategis

Deflasi strategis terjadi karena penerapan kebijakan pengotrolan terhadap gejala

konsumsi berlebihan guna mengatasi kenaikan harga pasar.

2. Deflasi Sirkulasi

Deflasi Sirkulasi terjadi pada saat transisi dari kesuksesan perekonomian menjadi
kemerosotan perekonomian.Karena akibat dari ketidaseimbangan antara daya produksi

dan konsumsi, terjadi penurunan harga pasar dalam resesi ekonomi, sebagai akibat

semakin kurangnya kebutuhan (permintaan) terhadap barang ekonomi yang berlebihan

(kebalikan dari Demand Pull Inflation).

C. Cara Mengatasi Deflasi

Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi deflasi adalah sebagai berikut:

1. Menurunkan Tingkat Suku Bunga

Salah satu cara mengatasi terjadinya deflasi adalah menurunkan tingkat suku

bunga. Tujuannya adalah untuk menambah uang yang beredar di masyarkat.

Dengan cara ini maka masyarakat akan mengurungkan niatnya untuk menabung

di bank dan mendorong untuk konsumsi.

2. Menerapkan Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral

dengan tujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat.

3. Menerapkan Kebijakan Fiskal

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi deflasi adalah kebijakan fiskal

dengan menurunkan pajak (mengurangi nilai pajak yang dikenakan). Jika

kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Sentral maka kebijakan fiskal dilakukan

oleh pemerintah.

4. Menerapkan Kebijakan Non Moneter

Cara ini sangat efektif dalam mengatasi masalah deflasi karena kebijakan ini terkandung

beberapa langkah yang dapat menambah jumlah uang yang ada di masyarakat, misal

menaikkan nilai upah minimum masyarakat.


D. DampakDeflasi

Dampak Deflasi antara lain :

1. Dampak Positif

• Untuk membiasakan hidup hemat bagi konsumen

• Nilai mata uang akan menguat

• Masyarakat memiliki kesadaran dalam menabung agar bisa memenuhi kebutuhan

mereka.

2. Dampak Negatif

• Banyak yang kehilangan pekerjaan

• Pemasukan negara atau devisa akan berkurang karena pemungutan pajak tidak

maksimal

• Kegiatan perekonomian akan mengalami kemunduran

 Lesunya investasi di sektor riil ataupun di lantai bursa yang akan menambah

beratekonomi karena tidak ada aktivitas bisnis yang berjalan

 Suku bunga suatu negara menjadi nol persen dan diikuti penurunan suku bunga

pinjaman di Bank

 Menurunnya produksi karena permintaan dan daya beli terhadap barang

rendah yang akan berdampak pada pengangguran tenaga kerja

• Kesempatan kerja akan berkurang

E. PengaruhDeflasi Pengaruh deflasi antara lain :

1. Penurunan persediaan uang

2. Memperlambat aktivitas ekonomi


3. Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang

akhirnyamengalami PHK karena pemilik bisnis tidak sanggup membayar gaji

karyawannya

4. Deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai bursa.

5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen.

6. Deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang benar-benar dihargai

dan jaminan keamanan sosial politik.

7. Deflasi akan membuat jatuh nilai property.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian. Uang

merupakan alat pembayaran yang sah. Dengan fungsi sebagai alat tukar, alat satuan hitung,

alat penimbun dan pemindah kekayaan serta pembayaran yang ditangguhkan. Uang juga

memiliki jenis yaitu uang kartal dan uang giral. Dan telah tersedia lembaga keuangan yang

menyediakan jasa untuk menyimpan uang.Penciptaan uang merupakan proses memproduksi /

menghasilkan uang baru. Uang tercipta saat bank memberikan kredit. Pencetakkan uang

dilakukan oleh PERUM PERURI.

Bank merupakan lembaga yang menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan

perluasan kredit. Jenis Bank yaitu Bank Sentral dan Bank Umum. Bank Sentral bertugas

mengatur peredaran uang dan sebagainya. Sedangkan Bank Umum bertugas melaksanakan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran.Kebijakan moneter yaitu upaya mengendalikan atau mengarahkan

perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik dengan mengatur jumlah uang yang beredar.

3.2 Saran

Di zaman yang sudah modern, telah ada lembaga yang disediakan untuk tempat dimana

kita bisa menyimpan uang. Kita bisa menggunakan Bank sebagai tempat kepercayaan kita

menyimpan uang yang dimiliki. Dan kita juga harus waspada terhadap peredaran uang palsu

yang terjadi belakangan ini. Maka, berhati-hatilah dalam melakukan transaksi uang.
DAFTAR PUSTAKA

http://bohaibohai.blogspot.com/2011/06/uang-bank-dan-kebijaksanaan-moneter.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Penciptaan_uang

http://bohaibohai.blogspot.com/2011/06/uang-bank-dan-kebijaksanaan-moneter.html

http://ekonurzhafar.wordpress.com/2010/06/01/uang-bank-dan-penciptaan-uang/

http://chaerdevilzc0der.wordpress.com/2010/06/05/uang-bank-dan-penciptaan-uang/

http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/13032-mekanika-penciptaan-uang-semua-uang-

adalahhutang-2.html

http://ziakhalidah.blogspot.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis-jenis_uang

http://id.wikipedia.org/wiki/Uang#Jenis http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneer

Anda mungkin juga menyukai