Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENGERTIAN DASAR TABEL INPUT-OUTPUT

Tabel I-O pada dasarnya merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang
menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan
antar-satuan kegiatan ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada suatu periode
waktu tertentu. Isian sepanjang baris dalam matriks menunjukkan bagaimana output
suatu sektor ekonomi dialokasikan ke sektor-sektor lainnya untuk memenuhi
permintaan antara dan permintaan akhir, sedangkan isian dalam kolom
menunjukkan pemakaian input antara dan input primer oleh suatu sektor dalam
proses produksinya.

Sebagai suatu model kuantitatif, tabel I-O akan memberikan gambaran


menyeluruh mengenai:
(1) struktur perekonomian nasional/regional yang mencakup struktur output dan
nilai tambah masing-masing sektor;
(2) struktur input antara, yaitu penggunaan berbagai barang dan jasa oleh sektor-
sektor produksi;
(3) struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa produksi dalam negeri
maupun barang-barang yang berasal dari impor;
(4) struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan antara oleh sektor-sektor
produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi, investasi dan ekspor.

1.1. Kerangka Umum Tabel I-O

           Bentuk  tabel  I­O  dapat  digambarkan  seperti  kerangka


tabel berikut ini:

I II
(n x n) (n x m)
Transaksi antar sektor/kegiatan Permintaan akhir

III IV
(p x n) (p x m)
Input Primer

Gambar 2.1 Kerangka Tabel Input-Output

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 1


Kuadran pertama menunjukkan arus barang dan jasa yang dihasilkan dan
digunakan oleh sektor-sektor dalam suatu perekonomian. Kuadran ini menunjukkan
distribusi penggunaan barang dan jasa untuk suatu proses produksi. Penggunaan
atau konsumsi barang dan jasa di sini adalah penggunaan untuk diproses kembali,
baik sebagai bahan baku atau bahan penolong. Karenanya transaksi yang
digambarkan dalam kuadran pertama ini disebut juga transaksi antara.

Kuadran kedua menunjukkan permintaan akhir (final demand). Penggunaan


barang dan jasa bukan untuk proses produksi digolongkan sebagai permintaan
akhir. Permintaan akhir ini biasanya terdiri atas konsumsi rumah tangga, konsumsi
pemerintah, investasi dan ekspor.

Kuadran ketiga memperlihatkan input primer sektor-sektor produksi. Input ini


dikatakan primer karena bukan merupakan bagian dari output suatu sektor produksi
seperti pada kuadran pertama dan kedua. Input primer adalah semua balas jasa
faktor produksi dan meliputi upah dan gaji, surplus usaha ditambah penyusutan dan
pajak tidak langsung neto.

Kuadran keempat memperlihatkan input primer yang langsung didistribusikan ke


sektor-sektor permintaan akhir. Informasi di kuadran keempat ini bukan merupakan
tujuan pokok, sehingga dalam penyusunan tabel input-output kadang-kadang
diabaikan. Demikian juga penyusunan tabel I-O di Indonesia mengabaikan kuadran
keempat ini. Informasi secara rinci mengenai kuadran keempat ini secara rinci
disajikan dalam Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE).

Tiap kuadran dalam tabel I-O dinyatakan dalam bentuk matriks, masing-masing
dengan dimensi seperti tertera dalam Gambar 2.1. Bentuk seluruh matriks ini,
menunjukkan kerangka tabel I-O berisi uraian statistik yang menggambarkan
transaksi barang dan jasa antar berbagai kegiatan ekonomi dalam suatu periode
tertentu. Kumpulan sektor produksi di dalam kuadran I yang berisi kelompok
produsen memanfaatkan berbagai sumber daya dalam menghasilkan barang dan
jasa secara makro disebut sistem produksi. Sektor di dalam sistem produksi ini
dinamakan sektor endogen. Sedangkan sektor di luar sistem (jadi yang di kuadran
II, III, dan IV) dinamakan sektor eksogen. Dengan demikian dapat dipahami bahwa

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 2


tabel I-O membedakan dengan jelas antara sektor endogen dengan sektor eksogen.
Output selain digunakan dalam sistem produksi dalam bentuk permintaan antara,
juga digunakan di luar sistem produksi yaitu dalam bentuk permintaan akhir. Input
yang digunakan ada yang berasal dari dalam sistem produksi yaitu input antara dan
ada input yang berasal dari luar sistem produksi yaitu input primer.

Dalam proses penyusunan tabel I-O diperlukan suatu tahapan untuk


mengelompokkan barang dan jasa ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Proses
pengelompokkan barang dan jasa ini dikenal sebagai proses klasifikasi sektor.
Dalam praktek penyusunan tabel I-O, klasifikasi sektor harus dilakukan pada tahap
awal.

Sebagai ilustrasi tabel I-O, umpamakan hanya ada tiga sektor dalam suatu
perekonomian yaitu sektor produksi 1, 2, dan 3. Tabel transaksi yang dapat dibuat
berdasarkan ini ditunjukkan pada tabel 2. Misalkan penyediaan sektor (1) terdiri dari
output domestik sektor (1) adalah sebesar X1 dan impor produksi (1) adalah M1. Dari
jumlah itu, sebesar x11 digunakan sebagai input oleh sektor (1) sendiri, sebesar x12
oleh sektor (2) dan sebesar x13 oleh sektor (3). Sisanya sebesar F1 digunakan untuk
memenuhi permintaan akhir (lihat kuadran II) yang berupa konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor.

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 3


Alokasi Permintaan
Output Permintaan Akhir Penyediaan
Antara

Struktur Jumlah
Input Sektor Produksi Impor Output

Input Antara Kuadran I Kuadran II


Sektor 1 x11 x 12 x 13 F1 M1 X1
Sektor 2 x21 x 22 x 23 F2 M2 X2
Sektor 3 x31 x 32 x 33 F3 M3 X3
Kuadran III
Input Primer
V1 V2 V3
Jumlah Input X1 X2 X3

Gambar 2.2 Ilustrasi Tabel Input Output (3 Sektor)

Untuk menghasilkan output X1 yang disebut di atas, sektor (1) membutuhkan input
dari sektor (1), (2) dan (3) masing-masing sebesar x11, x21 dan x31 dan input primer
yang diperlukan sebesar V1. Dari cara pemasukan angka-angka menurut sistem
matriks dapat dilihat bahwa tiap angka di setiap sel bersifat ganda. Misalnya di
kuadran pertama yaitu transaksi antara (permintaan antara dan input antara), tiap
angka bila dilihat secara horisontal merupakan distribusi output, baik yang berasal
dari output domestik maupun dari luar negeri. Pada waktu yang bersamaan bila
dilihat secara vertikal merupakan input dari suatu sektor yang diperoleh dari sektor
lainnya. Gambaran di atas menunjukkan bahwa susunan angka-angka dalam bentuk
matriks memperlihatkan suatu jalinan yang kait mengait di antara beberapa sektor.
Dalam tabel I-O ada suatu patokan yang amat penting, yaitu jumlah output suatu
sektor harus sama dengan jumlah inputnya. Dari tabel 2 akan diperoleh beberapa
hubungan persamaan sebagai berikut:
Kalau dibaca menurut baris:
Secara umum persamaan di atas dapat dirumuskan kembali menjadi:

jumlah permintaan antara + permintaan akhir = jumlah output + impor, atau jumlah
permintaan = jumlah penyediaan.

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 4


Persamaan tersebut dapat ditulis:

 x + F = X + M ,untuk i = 1,2,3
j =1
ij i i i

... (2.2)

Atau dalam bentuk rinci

x11 + x12 + x13 + F 1 = X 1 + M 1


x 21 + x 22 + x 23 + F 2 = X 2 + M 2 .
x31 + x32 + x 33 + F 3 = X 3 + M 3

Persamaan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk singkat sebagai berikut

Xi= x + F - M
j=1
ij i i

Kalau tabel I-O diatas dibaca menurut kolom dari atas ke bawah, khususnya antara
kwadran I dan III, dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 5


x11 + x 21 + x31 + V 1 = X 1
x12 + x 22 + x32 + V 2 = X 2

x13 + x 23 + x33 + V 3 = X 3

Secara umum persamaan di atas dapat dirumuskan menjadi:

 x +V = X ,untuk j = 1,2,3
i=1
ij j ij

xij adalah banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input sektor-j
Fi adalah permintaan akhir terhadap sektor i
Xi adalah total output sektor i
Mi adalah impor produksi i
Vj adalah input primer dari sektor j
Xj adalah total input sektor j

Seperti diuraikan di atas, tabel pada kuadran pertama merupakan tabel transaksi
antara. Sektor-sektor di kuadran I menggunakan barang dan jasa untuk kegiatan
produksi sebagai input antara. Input antara ini ditambah pula dengan input primer
(komponen di kuadran III) untuk menghasilkan output sektor produksi. Transaksi

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 6


yang terjadi antar sektor, baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen disebut
transaksi antara (kuadran I). Isian angka menurut baris dalam transaksi antara
menunjukkan alokasi penyediaan untuk memenuhi permintaan antara, sedangkan
isian angka menurut kolom menunjukkan susunan input dalam kegiatan produksi.
Telah terhadap angka-angka yang terdapat dalam transaksi antara dengan
menyusun suatu matriks koefisien input dan matriks kebalikan merupakan dasar
penggunaan tabel input-output. Kedua matriks ini berguna untuk berbagai keperluan
analisa ekonomi.
Dengan menggunakan persamaan aljabar yang diturunkan dari tabel I-O seperti
diuraikan terdahulu, hubungan angka-angka dalam tabel I-O dengan angka Produk
Domestik Bruto (PDB) adalah sebagai berikut:

n nn n n
=  + -
X i x ij F i M i
i=1 i=1 j=1 i=1 i=1
n n n n

 X =   x + V
j=1
j
j=1 i=1
ij
j=1
j

n n
Karena
X = X
i=1
i
j=1
j , maka kedua rumus tersebut dapat saling

mengganti sebagai berikut:

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 7


nn n n nn n
+  - = +
xij Fi Mi xij Vj
i=1 j=1 i=1 i=1 j=1 i=1 j=1
atau

n n n

 F -  M = V
i=1
i
i=1
i
i=1
j

Pengeluaran akhir dikurangi Total Impor = Total nilai tambah bruto atau Produk
Domestik Bruto.

Perlu diperhatikan bahwa kesamaan antara total input dan total output dapat
berlaku untuk tiap sektor endogen, tetapi kesamaan antara nilai tambah bruto dan
permintaan akhir dikurangi impor tidak berlaku untuk tiap sektor eksogen dan hanya
berlaku untuk total sektor secara keseluruhan perekonomian.

1.2. Asumsi dan Keterbatasan

Dalam suatu model input-output yang bersifat terbuka dan statis, transaksi-
transaksi yang digunakan dalam penyusunan tabel I-O harus memenuhi tiga asumsi
dasar, yaitu:

(a) Asumsi homogenitas yang mensyaratkan bahwa tiap sektor memproduksi suatu

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 8


output tunggal dengan struktur input tunggal dan bahwa tidak ada substitusi
otomatis antara berbagai sektor;

(b) Asumsi proporsionalitas yang mensyaratkan bahwa dalam proses produksi,


hubungan antara input dengan output merupakan fungsi linier yaitu tiap jenis
input yang diserap oleh sektor tertentu naik atau turun sebanding dengan
kenaikan atau penurunan output sektor tersebut;

(c) Asumsi aditivitas, yaitu suatu asumsi yang menyebutkan bahwa efek total
pelaksanaan produksi di berbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor
secara terpisah. Ini berarti bahwa di luar sistem input-output semua pengaruh
dari luar diabaikan.

Dengan adanya asumsi-asumsi tersebut, tabel input-output mempunyai


keterbatasan, antara lain: karena rasio input-output tetap konstan sepanjang periode
analisis, produsen tak dapat menyesuaikan perubahan-perubahan inputnya atau
mengubah proses produksi.

Hubungan yang tetap ini berarti menunjukkan bahwa apabila input suatu sektor
diduakalikan maka outputnya akan dua kali juga. Asumsi semacam itu menolak
adanya pengaruh perubahan teknologi ataupun produktivitas yang berarti
perubahan kuantitas dan harga input sebanding dengan perubahan kuantitas dan
harga output. Walaupun mengandung keterbatasan, model I-O tetap merupakan alat
analisis ekonomi yang lengkap dan komprehensip.

1.3. Jenis-jenis Tabel Transaksi

Seperti telah dikemukakan pada bahasan sebelumnya, pada dasarnya tabel I-O
terdiri atas 4 (empat) kuadran. Tiga kuadran yang pertama, yaitu kuadran I, II dan III,
merupakan tabel dasar yang dalam sistem input-output dikenal sebagai tabel
transaksi. Dengan demikian tabel transaksi adalah tabel yang menggambarkan
besarnya nilai transaksi barang dan jasa antar sektor-sektor ekonomi. Tabel
transaksi atau tabel dasar ini dapat digunakan untuk melakukan analisis deskriptif
seperti analisis struktur perekonomian nasional/regional, nilai tambah sektoral, pola

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 9


distribusi barang dan jasa, struktur konsumsi dan pembentukan modal, struktur
ekspor dan impor, dan sebagainya. Tabel transaksi yang biasa disajikan dalam tabel
I-O terdiri atas transaksi atas dasar harga pembeli, transaksi atas dasar harga
produsen, transaksi total dan transaksi domestik.

a. Tabel Transaksi Atas Dasar Harga Pembeli

Tabel transaksi atas dasar harga pembeli adalah tabel transaksi yang
menggambarkan nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi yang
dinyatakan atas dasar harga pembeli. Artinya dalam tabel transaksi ini unsur margin
perdagangan dan biaya pengangkutan masih tergabung dalam nilai input bagi
sektor yang membelinya. Dalam penyusunan tabel I-O biasanya tabel transaksi
yang pertama kali disusun adalah tabel transaksi atas dasar harga pembeli.

b. Tabel Transaksi Atas Dasar Harga Produsen

Tabel transaksi atas dasar harga produsen adalah tabel transaksi yang
menggambarkan nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi yang
dinyatakan atas dasar harga produsen. Artinya dalam tabel transaksi ini unsur
margin perdagangan dan biaya pengangkutan telah dipisahkan sebagai input yang
dibeli dari sektor perdagangan dan pengangkutan. Dengan mengeluarkan unsur
margin perdagangan dan biaya pengangkutan dari tabel transaksi atas dasar harga
pembeli diperoleh tabel transaksi atas dasar harga produsen.

c. Transaksi Total

Tabel transaksi total adalah tabel transaksi yang menggambarkan besarnya nilai
transaksi barang dan jasa, baik yang berasal dari produksi dalam negeri maupun
impor, antar sektor ekonomi. Artinya pada tabel transaksi ini nilai transaksi input
antara (kuadran I) antar sektor ekonomi mencakup transaksi barang dan jasa
produksi dalam negeri dan impor. Pada tabel transaksi ini tergambar informasi
mengenai nilai impor menurut sektor ekonomi yang ditujukan pada vektor kolom di

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 10


kuadran II (kuadran permintaan akhir). Penyajian tabel transaksi ini disebut juga
tabel I-O dengan perlakuan impor secara bersaing (competitive import model).
Penyajian tabel transaksi total pada dasarnya sama dengan penyajian tabel
transaksi baik atas dasar harga pembeli maupun atas dasar harga produsen.
d. Transaksi Domestik

Tabel transaksi domestik adalah tabel transaksi yang menggambarkan


besarnya nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi yang hanya
berasal dari produksi dalam negeri. Tabel transaksi ini diperoleh dengan
memisahkan nilai transaksi barang dan jasa yang berasal dari impor baik
transaksi antara maupun permintaan akhir dari tabel transaksi total. Jumlah impor
masing-masing kolom disajikan sebagai vektor baris tersendiri. Data pada vektor
baris ini sekaligus menunjukkan rincian barang dan jasa menurut sektor yang
menggunakan barang dan jasa tersebut. Penyajian tabel I-O dengan
memunculkan impor sebagai vektor baris disebut juga sebagai tabel I-O dengan
perlakuan impor tidak-bersaing (non-competitive import model).

Tabel Input-Output Provinsi Gorontalo 2001 11

Anda mungkin juga menyukai