A. Konsep Moral.
Moral yang dalam bahasa latinnya disebut ‘mores’ yang berarti adat kebiasaan, di dalam
Dictionary of Education, (Carter V. Good ed., 1973: 372), dijelaskan bahwa moral ialah “a
term used to delimit those characters, traits, itentions, judgments or acts which can
appropriately be designated as right, wrong, good, bad”. Menurut definisi ini moral
merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai
kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik,
buruk.
Ada beragam pengetahuan moral yang dapat kita manfaatkan ketika kita berhadapan dengan
tantangan-tantangan moral dalam hidup. Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat
menjadi tujuan pendidikan karakter.
Penalaran moral adalah memaharni makna sebagai orang yang bermoral dan mengapakita
harus bermoral. Mengapa memenuhi janji adalah hal penting? Mengapa kita harus
berusaha sebaik mungkin? Mengapa kita harus berbagi dengan orang lain? Pada
tingkatan tertinggi, penalaran moral juga melibatkan pemahaman terhadap beberapa
prinsip moral klasik, seperti: ”Hormatilah martabat setiap individu”; ”Perbanyaklah
berbuat baik”; dan ”Bersikaplah sebagaimana engkau mengharapkan orang lain bersikap
padamu”. Prinsip-prinsip semacam ini menuntun perbuatan moral dalam berbagai macam
situasi.
Salah satu cara untuk menumbuhkan aspek moral feeling adalah dengan cara membangkitkan
kesadaran anak akan pentingnya memberikan komitmen terhadap nilai-nilai moral. Sebagai
contoh untuk untuk menanamkan kecintaan anak untuk jujur dengan tidak mencontek, orang
tua harus dapat menumbuhkan rasa bersalah, malu dah tidak empati atas tindakan mencontek
tersebut. Kecintaan ini (moral feeling) akan menjadi kontrol internal yang paling efektif,
selain kontrol eksternal berupa pengawasan orang tua terhadap tindak tanduk anak dalam
keseharian.
Terdapat enam hal aspek emosi merupakan yang harus dirasakan oleh seseorang untuk
menjadi manusia bermoral atau berkarakter, yakni conscience (nurani), self esteem (percaya
diri), empathy (merasakan penderitaan orang lain), loving the good (mencintai kebenaran),
self control (mampu mengontrol diri) dan humility (kerendahan hati). Namun, pendidikan
nilai / moral atau karakter hanya sampai pada moral feeling saja tidaklah cukup, sebab
sebatas ingin atau mau, tanpa disertai perbuatan nyata hanya menghasilkan manusia munafik.
Di kalangan remaja dan pelajar, merosotnya nilai-nilai moral dan karakter remaja ini dapat
dilihat dari beberapa kejadian dan perilaku tindakan kriminal yang semakin merebak dalam
berbagai jenis, bentuk, dan polanya yang sering dijumpai dalam media massa dan elektronik.
Fenomena seperti itu dapat dilihat dengan adanya perkelahian antar-pelajar, penggunaan obat
terlarang (narkotika, ekstasi, dan sejenisnya), kebut-kebutan di jalan raya, pemerkosaan,
pencurian, pecandu minuman beralkohol, penodongan, pelecehan seksual, dan perilaku
lainnya yang melanggar nilai etika dan norma susila di kalangan remaja/pelajar. Adapun
tempat kejadiannya bisa terjadi di kota-kota besar, kota kabupaten, dan bahkan di pelosok-
pelosok daerah termasuk di lingkungan lembaga sekolah. Jika hal ini berlangsung terus dan
dan tidak dikendalikan secara tepat maka akan berdampak negatif terhadap merosotnya
lembaga pendidikan sebagai tempat untuk membina dan mendidik generasi muda sebagai
penerus bangsa yang berakhlak mulia.
Beberapa kegiatan prefentif untuk menghalau dan mencegah merosotnya perilaku moral di
sekolah yakni :
1. Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA)
Ditinjau dari jenisnya, ketergantungan narkoba merupakan penyakit mental dan perilaku
yang dapat berdampak pada kondisi kejiwaan yang bersangkutan dan masalah lingkungan
sosial. Ditinjau dari sejumlah kasus, walaupun tidak ada data yang pasti mengenai jumlah
kasus penyalah guna narkoba, namun diperkirakan beberapa tahun terakhir jumlah kasus
penyalah guna narkoba cenderung semakin meningkat, bahkan jumlah yang sebenarnya
diperkirakan sesuai dengan fenomena “gunung es” dimana jumlah kasus yang ada jauh
lebih besar daripada kasus yang dilaporkan atau dikumpulkan. Masyarakat secara umum
memandang masalah gangguan penggunaan narkoba lebih sebagai masalah moral
daripada masalah kesehatan.
Penumbuhan sikap antikorupsi pada generasi muda harus dimulai sejak dini. Untuk
mewujudkan hal itu, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo
bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy; Menteri
Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo; Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, serta; Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim
Saifuddin, menandatangani komitmen bersama untuk mengimplementasikan pendidikan
antikorupsi pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Ada beberapa poin
yang telah disepakati dalam penandatanganan komitmen bersama ini, antara lain:
1) pendidikan karakter dan budaya antikorupsi merupakan langkah pencegahan yang
penting dalam membangun generasi berintegritas untuk mengurangi korupsi yang ada
dalam kehidupan bangsa Indonesia;
2) sepakat untuk bersama-sama menjalankan pendidikan karakter dan budaya
antikorupsi serta mewujudkan tata kelola pendidikan yang bersih dan baik untuk
mendukung tumbuh kembangnya integritas yang ideal di lingkungan pendidikan, dan;
3) sepakat untuk bersama-sama dan segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan
untuk mengimplementasikan pendidikan karakter dan budaya antikorupsi serta tata
kelola pendidikan yang baik dan bersih.
b. Kelompok belajar
Pembentukan kelompok belajar merupakan bentuk pergaulan yang sehat mengarah
pada pemupukan aspek kecerdasan. Melalui kegiatan kelompok belajar inilah daya
pikir anak lebih terasa.
d. Kegiataan keagamaan
Kegiatan keagamaan sesuai agama yang dianutnya diarahkan pada pembinaan mental
spiritual yang berkaitan dengan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa secara intensif dapat dilakukan dengan aktif terjun dalam kegiatan keagamaan
sesuai dengan agama yang dianutnya.
e. Kegiatan Sosial
Melaui kegiatan sosial tersebut, anak dilatih untuk menerapkan nilai-nilai
kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari.
f. Kegiatan pecinta alam
Kegiatan pecinta alam merupakan media yang tepat bagi remaja yang senang
berpetualang dan mencari tahu mengenai rahasia alam secara langsung.
Pengaruh positif pergaulan yang sehat dapat membentuk perilaku anak antara lain:
1) Lebih mengenal nilai-nilai dan norma social yang berlaku sehingga mampu
membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.
2) Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa
manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai
3) Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mampu
meningkatka rasa percaya diri
4) Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan
masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang
pantas diteladani
Dunia internet sekarang ini menjadi sebuah bagian yang viral dan vital dalam
berkomunikasi digital. Bagi sebagian orang internet adalah sebuah media yang dapat
mengembangkan kemampuan baik intelektual, life skill atau wawasan. Namun begitu
banyaknnya nilai-nilai intelektual dalam bentuk ide-ide dalam dunia maya, kadang kala
kemampuan tersebut disalahgunakan. Hal ini bisa dikarenakan juga dari tidak
kesengajaan atau tidak kepahaman tentang dunia internet tersebut. Semakin hari semakin
berkembang pesat teknologi internet semakin banyak pula hal-hal baru di dalamnya.
Sebagian besar pengguna internet adalah para pemuda dan remaja. Namun dalam
kaitanya dengan isi internet yang bermacam-macam baik yang positif ataupun yang
negatif, pengguna internet tentulah perlu berlaku bijak untuk menggunakan semua
informasi yang ada di dalamnya.
Software hanyalah alat bantu, yang tidak bisa menjamin 100% menghalau materi negatif
dari Internet. Secara umum, software pengaman tersebut terdiri atas:
Software Anti-Spyware; Software ini secara khusus akan berfungsi mendeteksi dan
mencegah program jahat seperti sypware dan adware yang gemar menyedot data-data
rahasia/privasi kita secara diam-diam.
Software Browser Anak; Software browser adalah yang menjadi perantara utama
antara Internet dengan komputer yang digunakan. Browser anak secara umum telah
dirancang untuk semaksimal mungkin menyaring berbagai situs, gambar atau teks
yang tak layak diterima anak. Browser anak juga didisain untuk menarik dan mudah
digunakan oleh anak.
Software Anti-Virus; Software ini untuk mencegah agar program jahat perusak data
semisal virus, worm dan trojan horse bercokol dan berkembang-biak di komputer
kita.
Software Parental (Filter, Monitor dan Penjadwalan); Software ini untuk mencegah
anak sengaja atau tidak sengaja membukan dan/atau melihat berbagai gambar yang
tak layak (pornografi, sadisme, dan sebagainya) yang terdapat di situs Internet.
Software ini juga akan memudahkan orang tua ataupun pengasuh untuk memonitor
aktifitas anak selama online dengan berbagai variasi metode pengawasan. Fungsi lain
dari software ini adalah untuk membatasi jumlah/ durasi waktu peserta didik dalam
menggunakan Internet. Termasuk untuk pengaturan hari dan jam tertentu sehingga
komputer dapat atau tidak dapat digunakan oleh anak untuk ber-Internet.
Software Firewall; Software ini akan membantu kita mencegah orang jahil (semisal
hacker) yang berkeliaran di Internet dan mencoba menerobos masuk ke komputer kita
untuk mencuri atau merusak data didalamnya, selama kita terhubung dengan Internet.