2. Metode Ekuitas
• Apabila saham perusahaan anak diperoleh, maka harga pokok perolehan saham ini dicatat dalam
perkiraan investasi. Sesudah itu, perusahaan induk dapat memilih untuk menetapkan perubahan yang
terjadi pada modal pemilikannya dalam perusahaan anak dengan penyesuaian berkala pada perkiraan
investasi.
• Praktek ini ditunjukkan sebagai metode ekuitas. Meskipun perusahaan induk harus menggunakan
metode ekuitas dalam laporan keuangan eksternalnya, namun ia dapat memilih untuk mempertahankan
metode harga pokok, yang dalam hal ini perkiraan investasi dibukukan tanpa penyesuaian.
• Metode ekuitas harus digunakan untuk membukukan semua perusahaan anak yang tidak
dikonsolidasikan dalam laporan keuangan konsolidasi.
• Metode itu juga harus digunakan oleh perusahaan induk untuk membukukan saham biasa perusahaan
anak “dalam laporan keuangan perusahaan induk yang
• Disamping itu, metode ekuitas juga harus digunakan oleh investor yang investasinya dalam saham
berhak suara memberinya kemampuan untuk berpengaruh besar terhadap kebijakan operasi dan
keuangan investee meskipun investor tersebut hanya memilki 50% atau kurang 50% dari saham berhak
suara termaksud.
• Penggunaan metode ekuitas diharuskan apabila terdapat pengaruh besar, karena jika dividen yang
diterima diperlakukan sebagai pendapatan (seperti pada metode biaya), maka suatu perusahaan akan
bisa memanipulasi laba yang dilaporkannya dengan memerintahkan investee
• Metode ekuitas pada dasarnya sejalan dengan pendekatan akuntansi yang digunakan pada penyiapan
laporan keuangan konsolidasi. Perusahaan induk dan investee yang dikendalikan diperlakukan sebagai
bagian dari satu kesatuan yang terpadu.
• Meskipun dari segi hukum perusahaan induk dibedakan dari perusahaan anak, namun
• Metode ekuitas dapat dimodifikasi untuk memungkinkan pembukuan yang lebih memuaskan bagi
modal perusahaan induk dengan jalan memisahkan modal yang berkaitan dengan perubahan
kepentingan dalam perusahaan anak dari modal yang secara hukum direalisasi dan tersedia untuk
dividen.
• Modifikasi seperti ini membutuhkan penggunaan perkiraan yang tersendiri untuk membedakan laba