Anda di halaman 1dari 30

EKSISTENSI PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

Arida Faizhatus Sholiha, Aliffiyaa Jihan


Qiyamullaily, Zainul khakim, Taufik Taufik1
06030721071@student.uinsby.ac.id,06040721085
@student.uinsby.ac.id,
06020721068@student.uinsby.ac.id,
taufiksiraj@uinsby.ac.id

Abstrak : Sejarah pendidikan Islam tidak


dapat dipisahkan dari pengaruh internal dan
eksternal terhadap perkembangan dan
pertumbuhan pendidikan Islam . Di sisi lain,
keberadaan pendidikan Islam selalu menjadi
pokok bahasan penelitian oleh beberapa
pengkaji di dalam dan luar negeri. Ada
banyak penelitian yang memberikan
kumpulan informasi terlengkap dan
terlengkap tentang pendidikan islam di
indonesia. Berdasarkan fakta ini, studi
tentang sejarah pendidikan Islam tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh internal dan
eksternal terhadap perkembangan dan
pertumbuhan pendidikan Islam. Di sisi lain,
keberadaan sejarah pendidikan Islam selalu
menjadi pokok bahasan dan menjadi acua
untuk perkembangan pendidikaniii masa
sekarang hingga nanti.2

1 Mahasiswa Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


UIN Sunan Ampel Surabayaangkatan tahun 2021.
2 Shoni Rahmatullah Amrozi (2020). Sejarah Pendidikan Islam di

Indonesia; Prespektif Sejarah Kritis Ibnu Kholdun. Retrieved 18 Sep


Kata Kunci: Sejarah, Tokoh, Organisasi
Pendidikan Islam.
Pendahuluan
Dengan datangnya era globalisasi, banyak
orang yang salah memahami pengertian dan tujuan
dari sejarah itu sendiri. Komunitas Muslim sering
menerima keyakinan mereka tidak berdasarkan
sejarah yang ada, tetapi pada pertimbangan
rasional dan praktis. Pragmatisme telah
menyangkal peran sejarah sebagai pengatur
partisipasi manusia dalam dunia pendidikan.
Selain itu, masyarakat meyakini bahwa pendidikan
Islam hanyalah lembaga yang statis dan tidak akan
membawa perubahan yang konstruktif, sehingga
masyarakat tidak tertarik untuk mendalami
sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Padahal,
sejarah pendidikan Islam merupakan kerangka
ideal yang memuat beberapa dimensi untuk
memperdalam sejarah yang ada di Indonesia
tentang pendidikan islam. Sebenarnya Sejarah
Pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai
kerangka ideal yang memiliki multi demensi dalam
mengatur konsep pendidikan islam dan system
pendidikan islam yang dianggap statis.
Ada banyak penelitian yang memberikan
kumpulan informasi terlengkap dan terlengkap
tentang pendidikan islam di indonesia.
Berdasarkan fakta ini, studi tentang sejarah
pendidikan Islam perlu dianalisis dan diterapkan.

2021, Vol 04. No.01. from


https://journalfai.unisla.ac.id/index.php/kuttab/article/download/
105/96: UIN Lamongan. Hl. 445
Dapat dijadikan bahan referensi dan bahan
referensi bagi umat Islam untuk lebih memahami
jalan dan tumbuh kembangnya pendidikan Islam
Sejarah pendidikan Islam perlu dianalisis dan
diterapkan. dapat dijadikan bahan referensi dan
bahan referensi bagi umat Islam untuk lebih
memahami jalan dan tumbuh kembangnya
Pendidikan Islam.3

Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Orde


Lama
Berbicara mengejanai sejarah, tidak dapat
dipisahkan dengan "waktu". Sejarah dalam bahasa
Arab berarti “Tarikh”, yang berarti pengaturan
waktu. Selain itu, kata tarikh memiliki arti yang
lebih spesifik, yaitu perhitungan tahun, dan
sejarah dalam bahasa Inggris disebut “history” yang
berarti perkembangan segala sesuatu dari waktu
ke waktu.4 Tidak perlu diperdebatkan lagi bahwa
sejarah terdiri dari peristiwa-peristiwa masa
lampau. Pendidikan Islam di Indonesi memiliki

3 Shoni Rahmatullah Amrozi (2020). Sejarah Pendidikan Islam di


Indonesia; Prespektif Sejarah Kritis Ibnu Kholdun. Retrieved 18 Sep
2021, Vol 04. No.01. from
https://journalfai.unisla.ac.id/index.php/kuttab/article/download/
105/96: UIN Lamongan. Hal.446
4 Konsepsi filsafat sejarah menurut Khaldun adalah, bahwa sosiologi

mengkaji tentang fenomena sosial, baik tentang msyarakat yang


masih berkembang ataupun yang telah mapan, Khaldun mengkaji
filsafat sejarah tersebut tanpa ditanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu. Manurut Khaldun, masyarakat merupakan makhluk historis
yang hidup dan berkembang sesuai dengan hukum alam
keterkaitan erat dengan keberadaan Islam pada
saat itu.5
Hal ini disebabkan karena pemeluk agama
baru ingin mempelajari dan mengetahui lebih
dalam tentang ajaran-ajaran islam, hal inilah yang
menyebabkan timbulnya proses belajar, meskipun
dalam pengertian amat sederhana. Dari sinilah
awal mula pendidikan islam. Pendidikan islam
dapat dikatakan sebagai usaha orang muslim yang
bertakwa, dan memiliki dasar mengarahkan dan
membimbing pertumbuhan serta perkembangan
diri manusia melalui ajaran Islam ke titik maksimal
pertumbuhan dan perkembangan Islam itu sendiri.
Searah dengan misi agama islam yang memberikan
rahmat bagi seluruh makhluk di alam ini,
pendidikan islam mencoba mengidentifikasi
sasarannya pada tiga pengembangan fungsi
manusia, yaitu:
1. Sadar akan manusia sebagai makhluk individu,
yaitu manusia hidup berdampingan dengan
makhluk lain, manusia harus mampu memahami
fungsi dan tanggung jawabnya sendiri, dan
kemudian manusia dapat menjadi makhluk Allah
yang paling penting, yakni khalifah di bumi.
2. Sadar akan fungsi manusia sebagai organisme
sosial. Meskipun manusia harus menyadari bahwa
dirinya adalah makhluk individu, manusia harus
menyadari bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa
bantuan orang lain, terutama Tuhan Semesta
Alam, yaitu Allah SWT sebagai Khalifah di bumi.
5Menurut Mahmud Yunus, sejarah pendidikan Islam sama lamanya
dengan masuknya Islam ke Indonesia
3. Menyadarkan, bahwa manusia sebagai hamba
Allah SWT, maka manusia diwajibkan untuk
menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi
seluruh larangan-Nya.6
Periodisasi Sejarah Pendidikan Islam
Untuk membantu seseorang mempelajari
sejarah Islam, termasuk sejarah budaya Islam,
perlu dikembangkan beberapa perspektif
profesional tentang periode penciptaan ulang
(reproduksi) sejarah pendidikan Islam di Indonesia.
Ditegaskan bahwa pendidikan Islam tidak akan
lepas dari sejarah Islam pada umumnya. Inilah
sebabnya mengapa sejarah pendidikan Islam
masuk dalam periode sejarah Islam itu sendiri.
Hingga pendidikan Islam dilakukan dalam upaya
memenuhi kebutuhan Islam saat ini yang nantinya
akan menjadi pertimbangan kebutuhan hidup. Jika
direnungkan secara mendalam, ikhtiar merupakan
salah satu bentuk upaya untuk melaksanakan isi
Al-Qur'an, khususnya yang terkandung dalam
firman Al-Alaq ayat 1-5.7
Menurut Hurun Nasution, sejarah Islam
dibagi menjadi tiga periode, yaitu periode klasik,
periode abad pertengahan, dan periode modern.
Berikut pembahasan lintasan atau periode dalam

6 Shoni Rahmatullah Amrozi (2020). Sejarah Pendidikan Islam di


Indonesia; Prespektif Sejarah Kritis Ibnu Kholdun. Retrieved
18 Sep 2021, Vol 04.

7Dari penafsiran para ahli, Al-Alaq ayat 1-5 mengandung hkmah


yang dapat dijadikan bekal kehidupan selama di dunia, seperti
selalu menyebut nama Allah, membiasakan diri untuk membaca,
selalu berusaha dan tida mudah menyerah.
sejarah pendidikan Islam: yang terkandung dalam
firman Al-Alaq ayat 1-5

ۚ َ‫ِى َخلَق‬ ۡ ‫اس ِم َربِكَ الَّذ‬ۡ ِ‫ا ِۡق َر ۡا ب‬


ۚ‫سانَ ِم ۡن َعلَق‬ ِ ۡ َ‫َخلَق‬
َ ‫اۡل ۡن‬
‫ا ِۡق َر ۡا َو َربُّكَ ۡاۡلَ ۡك َرم‬
‫علَّ َم ِب ۡالقَ َل ِم‬
َ ‫ِى‬ ۡ ‫الَّذ‬
‫سانَ َما لَ ۡم يَعۡ لَ ۡم‬ ِ ۡ ‫َعلَّ َم‬
َ ‫اۡل ۡن‬
1) Periode perkembangan pendidikan Islam
berlangsung di bawah Nabi Muhammad SAW.
Sekitar 23 tahun sejak dia menerima wahyu
pertamanya sampai kematiannya.
2) Periode perkembangan pendidikan Islam, yang
berlangsung sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW
hingga berakhirnya rezim Bani Umayyah.
3) Masa kejayaan Islam yang berlangsung sejak
awal kerajaan Abbasiyah hingga runtuhnya Bagdad
yang diwarnai dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam.
4) Masa kemunduran pendidikan, yang
berlangsung sejak jatuhnya Bagdad hingga
jatuhnya Mesir oleh Napoleon Bonaparte sekitar
abad ke-13 M, ditandai dengan lemahnya
kebudayaan Islam.
5) Masa pembaruan pendidikan Islam yang
berlangsung sejak pendudukan Mesir dan
Napoleon pada akhir abad ke-18 M hingga saat ini
ditandai dengan masuknya unsur-unsur
pendidikan modern. Sementara itu, pendidikan
Islam di Indonesia tumbuh dan berkembang seiring
dengan masuk dan berkembangnya Islam di
Indonesia.8
Pendidikan Islam di Masa Kemerdekaan
Pengenalan pendidikan agama di Indonesia
setelah kemerdekaan telah dihargai oleh
pemerintah di sekolah negeri dan swasta. Dengan
dukungan lembaga-lembaga yang disediakan oleh
Badan Nasional Pusat (BPKNP), dari 23-17 Agustus
1945 telah bekerja keras untuk
melakukannya.Kebijakan pendidikan Indonesia,
termasuk pendidikan Islam, memang naik turun.
Dan turun ditandai sebagai pengingat peristiwa
penting dan tonggak. Pada masa orde kuno ini,
bangsa dan negara Indonesia mengalami berbagai
peristiwa dalam dunia pendidikan, yaitu:
1) Dari tahun 1945 sampai 1950, landasan
pendidikan yang ideal adalah UUD 1945 dan
falsafah Pancasila.
2) Dengan berdirinya Republik Indonesia pada
tahun 1949, pendidikan awal Serikat (RIS)
mengadopsi sistem pendidikan yang digunakan
pada masa pemerintahan Belanda di negara
bagian timur.
3) Pada tanggal 17 Agustus 1950, dengan
dipulihkannya Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Idiil merumuskan UUD RI
4) Pada tahun 1959, Presiden memerintahkan
Republik Indonesia untuk kembali ke UUF pada
8 Shoni Rahmatullah Amrozi (2020), Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia; Prespektif Sejarah Kritis Ibnu Kholdun, Retrieved 18 Sep
tahun 1945 dan mengambil pertunjukan politik
RI sebagai kebijakan negara. Di bidang
pendidikan Septa Usaha Tama dan Panca
Wardana
5) Pada tahun 1965, setelah peristiwa G30S/PKI,
mereka kembali menerapkan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsisten.9
Sejarah Pendidikan Islam Orde Baru
a) Dualisme Pendidikan
Pada masa pemerintahan Orde Baru, sekolah dan
lembaga pendidikan Islam didirikan untuk
menciptakan pemerataan kesempatan dan
meningkatkan mutu pendidikan. Pada masa-masa
awal pemerintahan orde baru, kebijakan tentang
sekolah agama terus dilakukan dan ditingkatkan,
dan kebijakan yang telah diterapkan pada masa
orde lama dikembangkan. Pada tahap ini, sekolah
agama tidak dianggap sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional, tetapi masih merupakan
lembaga pendidikan otonom di bawah pengawasan
Menteri Agama, karena tidak didominasi oleh
muatan agama, sekolah agama tidak menggunakan
standar kurikulum. Oleh karena itu, pada masa
orde baru Masalah dualisme pendidikan telah
muncul di eranya.
Di sisi lain, dualisme ini berawal dari
dualisme kebijakan pemerintah yang ada pada saat

9 Shoni Rahmatullah Amrozi (2020), Sejarah Pendidikan Islam di


Indonesia; Prespektif Sejarah Kritis Ibnu Kholdun. Retrieved 18 Sep
2021, Vol 04. No.01. from
https://journalfai.unisla.ac.id/index.php/kuttab/article/download/
105/96: UIN Lamongan. Hlm. 450
itu, sehingga pada era orde baru terjadi ketegangan
yang sangat kuat antara sekolah agama dan
pendidikan umum.
b) Menata ulang kurikulum madrasah dan
mengatasi kelangkaan Ulama’
Arti sempit kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan yang berkaitan dengan isi,
materi pembelajaran, dan metode yang digunakan
sebagai pedoman kegiatan pengajaran. sangat
mendukung masalah pendidikan Islam. , Untuk
mencetak siswa berkualitas tinggi dengan desain
kurikulum yang baik. Di sisi lain, kurikulum
merupakan bagian penting dari proses pengajaran.
Karena berhasil tidaknya tujuan pendidikan
tergantung pada mata kuliah yang dibuat dan
metode yang digunakanSelain itu, kurikulum
berada pada posisi yang sangat inti dan posisi
strategis yang sangat penting dalam setiap
pekerjaan pendidikan, oleh karena itu, desain
kurikulum yang tidak relevan yang dikembangkan
oleh sektor pendidikan.
a) Unifikasi Sistem Pendidikan
Pada awal tahun 1990-an, kebijakan
Pemerintah Orde Baru terhadap sekolah-sekolah
Islam bertujuan untuk mewujudkan sistem
pendidikan nasional yang utuh. Kuncinya adalah
sistem pendidikan nasional tidak hanya bertumpu
pada pendidikan sekolah, tetapi juga pada
pendidikan ekstrakurikuler.Oleh karena itu,
pemerintah mengambil beberapa langkah,
termasuk undang-undang tentang sistem
pendidikan nasional No 1 Tahun 1989, yang
biasanya terdiri dari lembaga. , siswa, pendidik,
Sumber Daya pendidikan, mata kuliah,
pembelajaran, penilaian dan supervisi.10
A. Sistem Pendidikan Islam Di Indonesia

Pendidikan Islam sendiri adalah pendidikan


yang didirikan dan diselenggarakan atas dasar
tauhid, motivasi ibadah, dan semangat dakwah
untuk memanifestasikan nilai-nilai Islam, baik nilai
ketuhanan maupun nilai kemanusiaan. Ahmat
Tafsir berpendapat tentang pendidikan Islam
adalah pendidikam yang diberikan kepada
seseorang supaya berkembang sesuai dengan
ajaran Islam. Pendidikan Islam yang ideal
memang diarahkan pada nilai-nilai yang mampu
menjadi pemecah persoalan bangsa.
I. Menurut Abdurrahman al-Bani yang dikutip
Adi Sasono menjelaskan bahwa pendidikan
mencakup 3 faktor yaitu
 Menjaga dan memelihara anak.
 Mengembangkan potensi dan bakat
anak sesuai dengan minat/bakatny
masing-masing.
 Potensi dan bakat anak yang di
arahkan agar mencapai masyarakat
dan kesempurnaan.11
10 Shoni Rahmatullah Amrozi (2020), Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia; Prespektif Sejarah Kritis Ibnu Kholdun. Retrieved 18 Sep
2021, Vol 04. No.01. from
https://journalfai.unisla.ac.id/index.php/kuttab/article/download/
105/96: UIN Lamongan, Hlm. 451-452
11 Adi Sasono, dkk., Solusi Islam Atas Problematika Umat (Jakarta:

Gema Insani, 1998), Hlm. 87


II. A.M. Saefudin, dkk. menjelaskan di dalam
meningkatkan sumber daya insani yang
berkualitas perlu peningkatan delapan hal
berikut:
 Memiliki minat daya baca yang tinggi
 Daya jawab terhadap problematika
yang muncul.
 Integrasi pribadi (menghilangkan split
of personality).
 Integrasi wawasan (menghilangkan
dikotomi pandangan).
 Kemampuan memelihara alam.
 Kemampuan menjabarkan misi Islam.
 Orientasi kosmopolit.
j Guluk-Guluk Sumenep, Madura (Cet.
I; Jakarta: Pedoman Ilmu, 2001), hal.
14.), (M Ismail · 2011 · Cited by 7,
Sistem Pendidikan Pesantren Modern
Studi Kasus Pendidikan Pesantren
Modern Darussalam Gontor Ponorogo)
 Pesantren Komprehensif
Pesantren komprehensif adalah tipe
pesantren yang pembelajarannya
menggunakan campuran antara
pesantren salaf dan modern. Dalam
artia pesantren ini juga
mengedepankan sistem Akademik
tetapi juga kedalaman beragama.12
C. Mengenal tokoh Pendidikan islam walisongo
di jalur Pendidikan

12Bashori, Khoiruddin, Pendidikan Islam Terpadu, Mencari Model


Pembelajaran Komprehensif, EL TARBAWI V (2002): 101-108
Ada banyak sekali tokoh pendidikan di Indonesia.
Salah satunya yaitu13
A. Walisongo
Metode community building yang diterapkan
Walisongo tampaknya terinspirasi dari metode
pendidikan yang diilhami oleh Rosuluallah Saw.14
Secara sederhana, prinsip pendidikan Rosuluallah
Saw adalah pendidikan kreatif dan inovatif. Dahulu
mayoritas penduduk Indonesia beragama Hindu
dan Budha, ada beberapa kerajaan Hindu dan
Budha, dan beberapa daerah adalah yang terbesar,
sehingga budaya dan tradisi lokal dibentuk oleh
kedua agama pada waktu itu. Walisongo tidak
dianggap sebagai "Musuh agama", selama agama
ada dan dilarang dalam teks-teks Islam, agama
harus dipromosikan.15

13 KH. Hasyim Asy`ari telah memperjuangkan berbagai bentuk


perjuangan bagi bangsa Indonesia, seperti pendiri Tebuireng, sebuah
pondok pesantren yang berfungsi sebagai tempat penyiaran
pendidikan Islam, dan pendiri Jami`yah Nahdlatul Ulama,
berpartisipasi dalam satu dari empat sekolah.
14 Failasuf Fadli dan Nanang Hasan Susanto, (2017), Model

Pendidikan Islam Kreatif Walisongo, Melalui Penyelenggaraan


Pendidikan yang Menyenangkan. from
https://core.ac.uk/download/pdf/298615046.pdf. Jurnal
Penelitian, Vol. 11, No. 1. Hlm. 27

15 Menurut Muhammad mustaqim mohd zarif,salah satu kunci


kesuksesan dakwah walisongo adalah dalam upaya kreatif sekaligus
inofatif yang dilakukan dengan kesabaran,ketulusan keuletan dan
kesungguhan dari para wali dalam menyebarkan agama islam di
Nusantara.
Peran Wali Songo dalam mengembangkan
Pendidikan Islam di Jawa
Dakwah di Jawa makin memperoleh bentuknya
yang lebih mantap dengan adanya pimpinan yang
disebut Walisongo ((Sembilan wali) yang
merupakan Sembilan pemimpin dakwah Islam di
Jawa. Kesembilan wali tersebut yaitu:
1. Maulana Malik Ibrahim mencetak kader
muballigh selama 30 tahun.Wali-wali lainnya
adalah murid dari Maulana Malik Ibrahim
yang digembleng dengan pendidikan sistem
pondok pesantren.
2. Sunan Ampel mewarisi pondok pesantren
ayahnya yaitu Malik Ibrahim.Sunan Ampel
diambil menantu oleh penguasa Tuban
bernama Ario Tejo.
3. Sunan Bonang adalah putra Sunan
Ampel.Sunan Bonang menaruh perhatian
yang besar pada bidang kebudayaan dan
kesenian.
4. Sunan Derajat adalah putra Sunan Ampel,
adik sunan Bonang dan menjadi penasehat
dan pembantu Raden Fatah dalam
pemerintahan.
5. Sunan Muria. Ia terkenal zuhud dan menjadi
guru tasawuf yang terkenal pendiam tapi
pandangan dan fatwanya sangat tajam.
6. Sunan Giri menitik beratkan kegiatannya di
bidang pendidikan. Dalam hal susunan
materi pelajaran beliau mengadakan kontak
dengan kerajaan pasai di Aceh yang
berhaluan Ahli Sunnah Madzhab
Syafi’i.Beliau menjadi utusan para wali
menghadapi Syekh Siti Jenar yang
mengajarkan ilmu Tasawuf kepada orang
yang masih awam.
7. Sunan Kudus adalah menantu Sunan
Bonang dan mendalami ilmu
syariat.Tugasnya menjadi Hakim Tinggi di
Demak dan menjadi Panglima militer.Bidang
hukum syariat yang mendapat perhatian
lebih khusus adalah bidang mu’amalat.
8. Sunan Gunung jati Ia adalah tokoh politik,
militer, ulama dan menjadi raja muda
Cirebon dan Banten di bawah lindungan
Demak. Ketika usianya mulai lanjut, Sunan
Gunung Jati memimpin pondok pesantren di
Cirebon.
9. Sunan Kalijaga Ia dididik dalam bidang
pemerintahan dan kemiliteran khususnya di
bidang angkatan laut dan ahli dibidang
pembuatan kapal dari kayu jati. Ia membuat
salah satu tiang pokok mesjid Demak dari
potongan-potongan kayu jati yang disusun
rapi dan kuat.16
A. Organisasi Islam dan Perannya terhadap
Pendidikan Islam
1. Jami’at Khair
Jami`at Khair didirikan di Jakarta pada tanggal
17 Juli 1905. Organisasi ini terutama terdiri
dari orang-orang Arab. Dua proyek utamanya

16 Hasnida, (2017), Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia pada


Masa Pra Kolonialisme dan Kolonialisme (Belanda, Jepang,
Sekutu), Vol. XVI No.02.
adalah pendirian dan perluasan sekolah dasar,
diikuti dengan pengiriman anak-anak muda ke
Turki dan Timur Tengah untuk melanjutkan
studi (Noer 1991: 68). Daerah kedua terhambat
oleh kekurangan dana dan turunnya khalifah di
dunia Islam. Dibandingkan dengan sekolah
umum tradisional, pengajaran manajemen
Jami`at Khair sudah sangat maju, misalnya
dalam hal kursus dan nilai, telah diatur dan
diatur, dan bahasa Indonesia dan Melayu
digunakan sebagai bahasa pengantar di
sekolah. waktu yang sama. Demi memenuhi
kebutuhan guru, Demi memenuhi kebutuhan
guru, Jami`at Khair berani memperkenalkan
guru-guru dari luar .
2.. Al-Irsyad

Al-Irsyad adalah sekolah agama tertua dan


paling terkenal di Jakarta, didirikan pada
tahun 1913 oleh Ikatan Al-Irsyad Jakarta dan
pendirinya Ahmad Surkati al-Ansari. Tujuan
dari Asosiasi al-Irsyad adalah untuk
mempromosikan pendidikan agama Islam
murni di antara orang-orang Arab di Indonesia.
Langkah baik yang dilakukan al-Irsyad pada
tahun 1930-an adalah dengan memberikan
beasiswa kepada sebagian lulusannya untuk
belajar di luar negeri, khususnya di Mesir.
3. Persyarikatan Ulama
Persyarikatan Ulama didirikan oleh Ki di
Majalengka, Jawa Barat pada tahun 1911. Haji
Abdul Halim. Pada tahun 1932, Abdul Halim
mendirikan “Santri Asrama”, sebuah pondok
pesantren yang terbagi menjadi 3 (tiga)
tingkatan: dasar, dasar dan lanjutan.
Kurikulum sekolah tidak hanya mencakup
agama dan pengetahuan umum, tetapi juga
berbagai keterampilan yang bernilai ekonomi.
4. Muhammadiyah
Dalam perkembangannya kemudian, gerakan
reformasi dimulai dengan pemikiran
keagamaan dan merambah ke bidang
pendidikan. Ketika mereformasi bidang ini,
Muhammadiyah tidak hanya secara ideologis,
tetapi lebih penting tentang metode, metode,
dan aplikasi perjuangan, yang sangat berbeda
dari sistem saat ini. Muhammadiyah tidak
meniru lembaga-lembaga pendidikan di Timur
Tengah sebagai pusat Islam seperti yang
dilakukan al-Azhar Mesir, melainkan
menggunakan model Barat sebagai alternatif
demonstrasinya, meskipun itu milik non-
Muslim.
5. Persatuan Islam (PERSIS)
Persatuan Islam (Persis) didirikan di Bandung
pada tanggal 12 September 1923 oleh dua
orang pengusaha Muhammad Zamzam dan
Muhammad Yunus dari Palembang, Sumatera
Selatan (Federspiel, 1970:11). Sekolah-sekolah
yang didirikan pada waktu itu adalah Taman
Kanakkanak pada tahun 1930, HIS (sekarang
SD), Sekolah MULO pada tahun 1931 (sekarang
setara dengan SMP) dan Sekolah Normal pada
tahun 1932. Selain kursus biasa, sekolah
tersebut mengajar seperti biasa di sekolah yang
sama yang didirikan oleh pemerintah kolonial
Belanda dan juga menerima ajaran agama
Islam.

6. Nahdlatul Ulama
Berdirinya Nahdlatul Ulama tidak terlepas dari
dua Kyai besar yang berpengaruh, yaitu Kyai
Haji Hasyim Asy`ari dan Kyai Haji Wahab
Hasbullah. Nahdlatul Ulama adalah organisasi
ulama (jamak untuk alim, artinya orang yang
berilmu) yang mengetahui segala sesuatu
tentang agama. Didorong oleh motif keagamaan
dan nasionalisme, berdirinya Nahdlatul Ulama
juga didorong oleh Roh Kudus untuk
mempertahankan paham Ahlussunnah wal
Jama'ah.
7. Jami’atul Wahsliyah
Jami`atul Wahsliyah didirikan di Medan pada
tanggal 30 November 1930 oleh santri dan guru
Maktab Islamiyah Tapanuli. Perguruan ini
merupakan madrasah yang didirikan oleh
warga Tapanuli di Medan pada tanggal 19 Mei
1918. Merupakan madrasah tertua di Medan.
Organisasi ini adalah aliran Syafi`i Berdasarkan
pemahaman tersebut, Boland (1971, 71)
membagi organisasi tersebut menjadi kelompok
ortodoks yang tergabung dalam sekte ini.17

17
Choirunniswah, (2013), Organisasi Islam dan Perannya Terhadap
Pendidikan Islam di Indonesia
from.https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/latihan/article/downl
oad/1559/762/. Vol.XVIII, No. 01. Retrieved 20 Sep 2021. Hlm. 57-
82
Pertanyaan-pertanyaan yang masuk :

1. Menurut anda pendidikan seperti apa yang


dimaksudkan oleh agama Islam?

(Pertanyaan dari Arlynda Engrasia F.)

Jawaban: Pendidikan Islam sendiri adalah


pendidikan yang didirikan dan diselenggarakan
atas dasar tauhid, motivasi ibadah, dan semangat
dakwah untuk memanifestasikan nilai-nilai Islam,
baik nilai ketuhanan maupun nilai kemanusiaan.
Ahmat Tafsir berpendapat tentang pendidikan
Islam adalah pendidikam yang diberikan kepada
seseorang supaya berkembang sesuai dengan
ajaran Islam. Pendidikan Islam yang ideal memang
diarahkan pada nilai-nilai yang mampu menjadi
pemecah persoalan bangsa.

I. Menurut Abdurrahman al-Bani yang dikutip Adi


Sasono menjelaskan bahwa pendidikan mencakup
3 faktor yaitu:

• Menjaga dan memelihara anak.

• Mengembangkan potensi dan bakat anak sesuai


dengan minat/bakatny masing-masing.

• Potensi dan bakat anak yang di arahkan agar


mencapai masyarakat dan kesempurnaan.

2. Apa bedanya priode klasik, modern, dan


pertengahan ?

(Pertanyaan dari Tria Nue Cipta L.)


Jawaban: periodesasi sejarah Islam dibagi 3 oleh
Harun Nasution:

- Periode Abad Klasik, antara tahun 650


sampai 1250 Masehi
- Periode Abada Pertengahan, antara tahun
1250 Masehi sampai 1800 Masehi
- Periode Abad Modern, antara tahun 1800
sampai saat ini

Pembahasan

PERIODE KLASIK. Pada periode ini islam


digambarkan berada pada kondisi kejayaan dimana
pusat peradaban adalah dunia islam termasuk di
dalamnya ilmu pengetahuan dan segala aspeknya.
Pada masa ini, umat islam dinilai benar-benar
konsekuen dalam menjalankan ajaran Quran
termasuk penggunaan akal sehingga ilmu
berkembang pesat.

PERIODE PERTENGAHAN. Pada periode ini,


kejayaan islam dinilai sudah meredup dan
dianggap sebagai kemunduran signifikan.
Penyebab kemunduran ini antara lain adalah
karena ulama sudah tidak memiliki keberanian
melakukan ijtihad, penggunaan akal dianggap
sudah bukan lagi hal yang penting, ulama banyak
bergantung pada penguasa dan lain sebagainya.

PERIODE MODERN. Pada periode ini, dunia islam


dinilai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan
setelah mengalami kemunduran pada periode
sebelumnya. Kesadaran untuk bangkit pada
periode ini turut disebabkan kebangkitan bangsa
Eropa yang menguasai dunia termsuk islam di
dalamnya.

3. Bagaimana kebijakan pendidikan islam pada


masa orde Baru? Dan apa Dampak pendidikan
pada masa Orde Baru ?

(Pertanyaan dari Yuyun Dwi Ratnawati)

Jawaban : Diantaranya terjadi dualisme


pendidikan, Pada masa pemerintahan Orde Baru,
sekolah dan lembaga pendidikan Islam didirikan
untuk menciptakan pemerataan kesempatan dan
meningkatkan mutu pendidikan. Pada masa-masa
awal pemerintahan orde baru, kebijakan tentang
sekolah agama terus dilakukan dan ditingkatkan,
dan kebijakan yang telah diterapkan pada masa
orde lama dikembangkan. Pada tahap ini, sekolah
agama tidak dianggap sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional, tetapi masih merupakan
lembaga pendidikan otonom di bawah pengawasan
Menteri Agama, karena tidak didominasi oleh
muatan agama, sekolah agama tidak menggunakan
standar kurikulum. Oleh karena itu, pada masa
orde baru Masalah dualisme pendidikan telah
muncul di eranya.

Di sisi lain, dualisme ini berawal dari dualisme


kebijakan pemerintah yang ada pada saat itu,
sehingga pada era orde baru terjadi ketegangan
yang sangat kuat antara sekolah agama dan
pendidikan umum. Selain itu, pemerintah juga
Menata ulang kurikulum madrasah dan mengatasi
kelangkaan Ulama’, dan Unifikasi Sistem
Pendidikan.
4. Di makalah tertera pendidikan ajaran agama
di Indonesia setelah kemerdekaan telah di
hargai oleh pemerintah, yang saya tanyakan
berati seblum kemerdekaan pendidikan agama
kurang dihargai ? Dan alasan apa yang membuat
pendidikan agama sblm kemerdekaan kurang di
hargai ?

(Pertanyaan dari Wanti Srigati)

Jawaban: Sebelum kemerdekaan pendidikan


agama dianggap tertinggal dan mengalami
diskriminasi dibandingkan dengan pendidikan
umum. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran
akan pentingnya pendidikan agama. Itu yang
menyebabkan pendidikan Islam kurang dihargai
pada masa tersebut.

5. Hal hal positif apa yang harus kita ambil dari


adanya eksistensi dalam pendidikan islam di
Indonesia ?

(Pertanyaan dari Barizatul Husna)

Jawaban: Pendidikan agama Islam dengan tujuan


pembelajarannya adalah menghasilkan manusia
yang selalu berupaya menyempurnakan iman,
takwa, dan akhlak, serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan,
khususnya dalam memajukan peradaban bangsa
yang bermartabat. Penerapan nilai-nilai agama
yang tercermin dalam setiap mata pelajaran, Pada
dasarnya pendidikan agama menitik beratkan pada
penanaman sikap dan kepribadian berlandaskan
ajaran agama dalam seluruh sendi-sendi
kehidupan siswa kelak.Oleh karena itu
pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di
sekolah sebagai salah satu upaya pembentukan
karakter siswa sangatlah penting. Pembentukan
Karakter anak akan lebih baik jika muncul dari
kesadaran keberagamaan bukan hanya karena
sekedar berdasarkan prilaku yang membudaya
dalam masyarakat.

6. Bagaimana cara pandang dalam melihat


realitas pendidikan islam dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan perubahan sosial budaya
?

(Pertanyaan dari Apriliya Imroatun N.)

Jawaban: Seiring perkembangan ilmu


pengetahuan dan perubahan sosial budaya,
pendidikan islam juga mengalami perkembangan
baik dari segi metode, kurikulum, dan media
pembelajaran. Namun masih ada saja daerah yang
tertinggal atau terkendala. Untuk itu diperlukan
tindakan cepat dari pemerintah dan masyarakat
untuk pengembangan lembaga pendidikan islam
itu sendiri. Yang mana nanti akan berimbas
kepada akhlak dan kepribadian suatu masyarakat.

7. Bagaimana pendapat kelompok anda tentang


eksistensi pendidikan islam dalam sisten
pendidikan nasional di indonesia? dan
bagaimana urgensi penerapan pendidikan islam
di era globalisasi saat ini ?

(Pertanyaan dari Azizatur Rahmah)


Jawaban: Kedudukan pendidikan Islam di
Indonesia sebagai sub-sistem pendidikan nasional
telah mengalami perubahan dan berkembang
secara kontinu. Perubahannya dimulai dari
munculnya kesadaran dari berbagai pihak untuk
mengintegrasikan pendidikan Islam ke dalam
23ystem pendidikan nasional. Secara yuridis,
tercatat beberapa kebijakan pernah ditetapkan
pemerintah guna mengintegrasikan pendidikan
Islam ke dalam pendidikan nasional seperti; pada
tahun 1975 dikeluarkanya Surat Keputusan
Bersama (SKB) Tiga Menteri, yakni Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam
Negeri, dan Menteri Agama tentang peningkatan
mutu Madrasah. Melalui SKB ini, madrasah
diharapkan memperoleh posisi yang sama dengan
sekolah-sekolah umum dalam 23ystem pendidikan
nasional sehingga lulusan dari madrasah dapat
melanjutkan studi atau pindah sekolah ke sekolah-
sekolah umum, dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi, mengingat pelajaran umum di
kedua lembaga tersebut memiliki mutu yang sama.

Pada era globalisasi tuntutan kebutuhan hidup


yang semakin tinggi,berdampak pada
kecenderungan manusia untuk bergaya hidup
23ystem23m23sm, konsumerisme dan
23ystem23m, kecendrungan akan kekerasan,
penggunaan narkoba dan arus informasi yang
semakin maju pesat. Untuk itukita
seharusnyaberusaha membentengi bangsa ini
dengan nilai-nilai luhur dan nilai-nilai moral
agama. Sementara itu, pendidikan agama yang
diharapakan mampu memberikan solusi dan
diajadikan sebagai basis penanaman nilai-nilai
moral.

8. Terdapat sub yang menjelaskan tentang


pendidikan Islam di masa kemerdekaan, yang
mana pada slaah satu poinnya disebutkan bahwa
pada saat itu sekitar 1945-1950, RIS (Republik
Indonesia Serikat) mengadobsi 24ystem
pendidikan yang digunakan pada amsa
pemerintahan Belanda di 24ystem bagian timur.
Nah, yang ingin saya tahu, 24ystem pendidikan
seperti apakah yang dimaksud ? dan apakah
terdapat banyak perbedaan yang 24ystem
apabila dibandingkan dengan 24ystem
pendidikan sekarang ?

(Pertanyaan dari Jihan Nabilah Z.)

Jawaban: Sistem Pendidikan Pada akhir abad ke-


19 dan awal abad ke-20, Belanda mulai
memperkenalkan sistem pendidikan formal pada
rakyat Indonesia. Adapun sistem pendidikan yang
diterapkan adalah sebagai berikut: Europeesche
Lagere School (ELS) atau sekolah dasar bagi orang
Eropa ELS adalah sekolah dasar masa kolonial
Hindia Belanda yang diperuntukkan bagi
keturunan Belanda. Sekolah ini pertama kali
didirikan pada 1817. Awalnya, ELS hanya
ditujukan untuk warga Belanda, tetapi sejak Politik
Etis diterapkan, tahun 1903, ELS juga diberikan
untuk rakyat Indonesia. ELS menerapkan lama
pendidikan sekitar tujuh tahun dengan materi
pembelajaran menggunakan bahasa Belanda.
Hollandsch-Inlandsche School (HIS) atau sekolah
dasar bagi pribumi HIS pertama kali didirikan
tahun 1914. Sekolah ini juga tidak berbeda jauh
dengan ELS, menerapkan masa studi selama tujuh
tahun. Sekolah ini diperuntukkan bagi rakyat
Indonesia keturunan bangsawan dan keturunan
tokoh terkemuka. Pengantar bahasa yang
digunakan adalah bahasa Belanda. Baca juga:
Keraton Kanoman Cirebon: Sejarah, Letak, dan
Fungsinya Hollandsch Chineesche School (HCS)
HCS pertama kali berdiri tahun 1908, didirikan
oleh kolonial untuk anak keturunan Tionghoa yang
ada di Hindia Belanda. Masa studi di sekolah HCS
adalah selama tujuh tahun dengan bahasa Belanda
sebagai bahasa pengantar. Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs (MULO) MULO memiliki kesetaraan
dengan sekolah menengah pertama atau SMP.
Dalam MULO, bahasa Belanda masih digunakan
sebagai bahasa pengantar. Jenjang studi yang
harus ditempuh di MULO terbagi menjadi dua
bagian. Tiga tahun untuk lulusan ELS dan empat
tahun selain lulusan ELS karena membutuhkan
masa persiapan selama satu tahun. Algemeene
Middelbare School (AMS) AMS merupakan sekolah
pendidikan menengah umum atau SMU pada masa
Hindia Belanda. Tingkatan AMS sendiri berada di
atas MULO dengan masa studi selama tiga tahun.
Hoogere Burgerschool (HBS) HBS adalah sekolah
lanjutan tingkat pertama untuk orang Belanda,
Eropa, Tionghoa, dan rakyat Indonesia yang
terpandang. Masa studi di HBS adalah lima tahun.
Biasanya, anak yang melanjutkan studi di HBS
adalah anak dengan intelektual yang tinggi. Baca
juga: Cornel Simanjuntak, Komponis yang
Bertempur Melawan Belanda Schakel School
Schakel School adalah sekolah rakyat yang berada
di daerah dengan masa studi lima tahun. Para
murid yang lulus dari sekolah ini disamakan
dengan lulusan HIS. Biasanya, Schakel School
merupakan lanjutan dari sekolah rakyat yang ada
di desa dengan masa studi dua hingga tiga tahun.
School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen
(STOVIA) STOVIA adalah sekolah pendidikan
dokter pada masa Hindia Belanda. Sekolah ini
hanya diperuntukkan untuk menghasilkan seorang
dokter dari kalangan pribumi. Masa studi di
STOVIA adalah tujuh tahun.

Untuk perbandingan masa RIS dan sekarang yaitu:

Pendidikan pada awal Kemerdekaan terbagi atas 4


tingkatan, yaitu: pendidikan rendah, pendidikan
menengah pertama, pendidikan menengah atas,
dan pendidikan tinggi. Pada akhir tahun 1949,
tercatat sejumlah 24.775 buah sekolah rendah di
seluruh Indonesia. Untuk pendidikan tinggi, sudah
ada sekolah tinggi dan akademi di beberapa kota
seperti Jakarta, Klaten, Solo dan Yogyakarta.
Selain itu, ada pula universitas seperti Universitas
Gajah Mada.

Sedangkan sekarang Pemerintah menjalankan


amanat UUD 1945 dengan memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20%
dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
Selain itu, pemerintah juga memberikan ruang
yang cukup luas bagi perumusan kebijakan-
kebijakan pendidikan baru yang bersifat reformatif
dan revolusioner.
Tambahan jawaban dari Azizahtur Rahmah
untuk pertanyaan Arlynda Engrasia

Jadi menurut saya pendidikan yang dimaksudkan


oleh agama islam adalah, pendidikan yang
diberikan untuk menyiapkan peserta didik agar
dapat mengenal, memahami, mengimani, bertaqwa,
dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran
agama Islam yang bersumber dari Al Quran dan
Hadits.

Sanggahan dari Mufilia Nurkhasanah untuk


tambahan jawaban dari Azizahtur Rahmah

jika seumpama orang yang memang dari kecil


sudah di masukkan oleh orang tua nya ke lembaga
pendidikan islam, mulai dari MI sampai UIN. yang
mana memang tujuan pendidikan islam adalah
mengamalkan ilmu menurut al quran dan hadits.
dan yang kita semua ketahui dan yakini bahwa
mengajarkan ilmu itu seharusnya lillahi ta'ala.
bukan ingin mendapat imbalan atau sesuatu. lalu
apakah jika orang tersebut, sudah lulus perguruan
tinggi, dan ia memikirkan masa depannya seperti
berlomba-lomba lolos CPNS / PPPK yang mana itu
adalah sesuatu yang mengejar duniawi. apakah
orang tersebut salah? atau dipandang sebelah
mata oleh orang? terimaksih.mungkin bisa juga
bagi teman-teman yang ingin berpendapat.

AZIZAH: jadi seperti yang sudah pernahdijelaskan


oleh Bapak Taufiq kalau tujuan pendidikan islam
itu ada 3 yakni : A. Tujuan fungsi, dalam hal ini
pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia
sebagai hamba Allah, sebagai khalifah di dunia dan
mendapatkan kesejahteraan di dunia dan akhirat

B. Tujuan umum, pendidikan bertujuan untuk


pembentukan akhlak dan persiapan untuk
kehidupan di akhirat C. Tujuan khusus,
pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan
pelajar dari segi professional.

lalu kembali kepada sanggahan dari saudari


mufilia yakni belomba lomba untuk lolos CPNS /
PPPK dapat dikatakan seperti hanya mengejar
duniawi, tapi perlu kita ketauhi di dunia ini
memang ada beberapa hal yang harus dipenuhi
contohnya adalah kebutuhan kita sendiri, hal ini
bisa dipenuhi jika adanya pemasukan. jadi
menurut saya sebuah hal yang wajar dimana
seorang pendidikan berlomba lomba dalam
mengejar lolos tes CPNS/PPPK karena selain untuk
memenuhi kebutuhannya, hal itu juga diperlukan
untuk menilai seberapa baik dia menjadi seorang
pendidik (dalam segi professionalitas).
Daftar Pustaka

Amrozi, S.R. (2020). Sejarah Pendidikan Islam di


Indonesia; Prespektif Sejarah Kritis Ibnu
Kholdun. Retrieved 18 Sep 2021, Vol 04.
No.01. from
https://journalfai.unisla.ac.id/index.php/ku
ttab/article/download/105/96 : UIN
Lamongan. Hlm. 445-455

Hasnida. (2017). Sejarah Perkembangan Islam di


Indonesia pada Masa Pra Kolonialisme dan
Kolonialisme (Belanda, Jepang, Sekutu). Vol.
XVI No.02.

Sri Sultarini Rahayu & Riska Angriani. Peran


Organisasi Islam Dalam Pengembangan dan
Penerapan Hukum Islam di Indonesia. From
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tad
ib/article/download/39/34 . Retrieved 20
Sep 2021.

Choirunniswah.(2013). Organisasi Islam dan


Perannya Terhadap Pendidikan Islam di
Indonesia
from.https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.ph
p/latihan/article/download/1559/762/.
Vol.XVIII, No. 01. Retrieved 20 Sep 2021.

Failasuf Fadli dan Nanang Hasan Susanto. (2017).


Model Pendidikan Islam Kreatif Walisongo,
Melalui Penyelenggaraan Pendidikan yang
Menyenangkan. from
https://core.ac.uk/download/pdf/29861504
6.pdf.
Adi Sasono. dkk. Solusi Islam Atas Problematika
Umat (Jakarta: Gema Insani, 1998),
hal. 87.

Bashori. Khoiruddin. Pendidikan Islam Terpadu,


Mencari Model Pembelajaran
Komprehensif. EL TARBAWI V (2002):
101-108.

Anda mungkin juga menyukai