SURAT EDARAN
NOMOR 6 TAHUN 2021
TENTANG
PEDOMAN STANDAR DATA DAN STRUKTUR DAN FORMAT BAKU METADATA
SPASIAL
A. UMUM
Satu Data Indonesia adalah kebijakan tata kelola Data pemerintah untuk menghasilkan
data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertangungjawabkan, serta mudah
diakses dan dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah melalui
pemenuhan Standar Data, Metadata, Interoperabilitas Data, dan menggunakan Kode
Referensi dan Data Induk. Pada Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang
Satu Data Indonesia Pasal 6 ayat 1 dan Pasal 13, disebutkan bahwa Standar Data yang
berlaku lintas Instansi Pusat dan/atau Instansi Daerah ditetapkan oleh Pembina Data
Tingkat Pusat, serta, Pembina Data tingkat pusat mempunyai tugas menetapkan
Standar Data dan menetapkan struktur yang baku dan format yang baku dari Metadata
yang berlaku lintas Instansi Pusat dan/atau Instansi Daerah.
C. RUANG LINGKUP
Surat Edaran ini berisi tentang pedoman standar data dan struktur dan format baku
metadata geospasial bagi penyelenggaraan Satu Data Indonesia
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Informasi
Geospasial
4. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
E. ISI EDARAN
Pedoman standar data dan struktur dan format baku metadata terdiri dari:
1. Standar data disusun berdasarkan SNI ISO 19131:2014 tentang Spesifikasi
Produk Data
2. Penyelenggaraan metadata sesuai SNI 8843-1:2019 tentang Profil Metadata
Spasial Indonesia
3. Interoperabilitas data sesuai Katalog Unsur Geografi Indonesia dan format data
terbuka
F. PENUTUP
Surat edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Pedoman Teknis Tata Kelola Data Geospasial dalam rangka Satu Data Indonesia (SDI)
merupakan panduan terkait Standar Data, Metadata, dan Interoperabilitas Data Geospasial.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, maka
untuk mendapatkan pengambilan keputusan yang berkualitas, diperlukan Data Geospasial yang
berkualitas. Oleh karena itu, untuk menghasilkan data geospasial berkualitas, harus diterapkan
pinsip Satu Data Indonesia. Data Geospasial yang dihasilkan harus memenuhi Standar Data,
Metadata, Interoperabilitas, Kode Referensi dan/atau Data Induk serta disimpan, diamankan
dan disebarluaskan sesuai prinsip Satu Data Indonesia.
Buku pedoman ini ditujukan pada Penyelenggara Informasi Geospasial (IG) agar dapat
memenuhi Data dan Informasi Geospasial yang berkualitas serta dapat dibagi-pakaikan.
Tahapan bagi penyelenggara IG yang sesuai dengan kaidah Satu Data Indonesia adalah sebagai
berikut: :
1. Menyusun standar data dalam bentuk Spesifikasi Produk Data
2. Menghasilkan Produk Data dan Metadata
3. Melakukan Pemeriksaan Data
4. Memenuhi Interoperabilitas Data
• melakukan penyimpanan
Tahap penyimpanan adalah tahap dimana produk data hasil pengumpulan yang
telah diolah dan dilakukan kontrol kualitas dan evaluasi kualitas disimpan dalam
media penyimpanan yang sudah disiapkan yang sesuai dengan standar struktur
penyimpanan yang berlaku.
• Membuat metadata
Produk data yang sudah disimpan kemudian dibuatkan metadata sesuai dengan
standar baku SNI 8843-1:2019 tentang Profil Metadata Spasial Indonesia (ProMSI)
yang merupakan adopsi dan modifikasi dari ISO 19115. Metadata yang dibuat oleh
produsen data memuat informasi yang digunakan sebagai identifikasi maupun
pencarian terkait produk data yang dihasilkan sesuai dengan standar data dan/atau
spesifikasi produk tersebut.
1.1.3 Melakukan Pemeriksaan data
Pemeriksaan data atau penjaminan kualitas / quality assurance (QA) dilakukan untuk menjamin
produk data yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi produk data, dilengkapi metadata, dan
memenuhi kaidah interoperabilitas data yang sudah dibuat melalui proses penjaminan kualitas.
Hasil penjaminan kualitas dituangkan dalam metadata untuk dapat diketahui oleh pengguna.
• Melakukan Penjaminan Kualitas
Penjaminan kualitas dilakukan dengan melakukan evaluasi IG disertai metadata,
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan kerangka acuan kerja, dokumen kontrol kualitas,
dan dokumen elemen kualitas. Penjaminan kualitas DG dan IG memuat keterangan
mengenai telah terjaminnya kualitas DG dan IG.
• Melengkapi metadata dengan hasil penjaminan kualitas
Pada tahap ini dilakukan penambahan informasi hasil penjaminan kualitas kedalam
metadata oleh walidata, hasil penjaminan kualitas akan menjadi informasi dalam
elemen metadata terkait Penggunaan / Usability berdasarkan kelas penggunaan
berdasarkan hasil penjaminan kualitas.
1.1.4 Memenuhi Interoperabilitas Data
Interoperabilitas data merupakan kemampuan data untuk dibagipakaikan antar sistem
elektronik yang berinteraksi. Tahapan ini dilakukan agar produk data yang dilengkapi metadata
dapat dimanfaatkan oleh pengguna IG.
• Menyebarluaskan produk data
Pada tahap ini data dan informasi geospasial sudah siap untuk disebarluaskan,
dimana DG dan IG sudah dilakukan kontrol kualitas dan evaluasi kualitas, sudah
dilakukan penjaminan kualitas, serta dilengkapi metadata yang memiliki informasi
kualitas dan hasil penjaminan kualitas. Penyebarluasan DG dan IG dilakukan melalui
sistem informasi yang terintegrasi dalam jaringan informasi geospasial nasional
(JIGN) dan terhubung ke penghubung simpul jaringan.
• Melengkapi metadata dengan informasi distribusi
Pada tahap ini, metadata yang sudah berisi informasi kualitas dan hasil penjaminan
kualitas ditambahkan informasi terkait distribusi data oleh walidata yang terdiri
dari distribusi data secara online melalui sistem informasi atau pilihan lain yang
tersedia sebagai bentuk distribusi produk data dan metadata ke pengguna.
• Menyebarluaskan metadata
Metadata yang sudah lengkap dengan informasi identifikasi data, konten, informasi
kualitas, hasil penjaminan kualitas dan informasi terkait distribusi kemudian
disebarluaskan melalui sistem informasi yang terintegrasi dalam jaringan informasi
geospasial nasional dan terhubung ke penghubung simpul jaringan.
BAB 2. STANDAR DATA
Sesuai dengan yang diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu
Data Indonesia (SDI), standar data terdiri dari Konsep, Definisi, Klasifikasi, Ukuran dan Satuan.
Dalam menyusun sebuah standar produk dan/atau data, diperlukan sebuah standar yang
mengatur konten apa saja yang harus dimuat oleh standar data tersebut. Dalam hal ini
digunakanlah SNI ISO 19131:2014 yang mengatur tentang spesifikasi produk dan data. SNI ISO
19131: 2014 tentang Spesifikasi Produk Data dapat diakses melalui tautan berikut
https://pesta.bsn.go.id/produk/detail/10135-sniiso191312014 . Standar dan atau spesifikasi
data dan informasi geospasial memuat 12 elemen yang diuraikan sebagai berikut.
Gambaran Umum
Berupa deskripsi umum tentang data yang dibuat, informasi tentang penanggung jawab
pembuat data serta tujuan dari pembuatan data geospasial.
Pemerolehan Data
Berisi informasi tentang cara, metode, dan atau tahapan-tahapan teknis tentang cara
pemerolehan data. Informasi tersebut dapat ditulis lengkap pada standar data ini atau
mengacu pada pedoman pemerolehan data yang disepakati.
Sistem Referensi
Sistem referensi spasial yang digunakan dalam produk data wajib mengacu pada Sistem
Referensi Spasial Indonesia (SRGI).
Kualitas Data
Spesifikasi produk data harus mengidentifikasi persyaratan kualitas data untuk produk
data dengan memasukkan pernyataan mengenai tingkat kualitas yang dapat diterima
dan indikator kualitas. Elemen kualitas untuk mengukur kualitas yang dapat digunakan
yaitu kelengkapan, konsistensi logis, akurasi posisi, akurasi temporal, dan akurasi
tematik. Masing-masing tipe data memiliki karakteristik data yang khas sehingga
pemilihan penggunaan elemen kualitas dapat disesuaikan. Kualitas data dibahas secara
lengkap pada SNI ISO 19157.
Pemeliharaan Data
Pemeliharaan data berisi informasi tentang cara data disimpan/dipelihara dan waktu
pembaharuan data.
Penyajian
Penyajian merupakan penggambaran secara visual tentang data yang dapat dibaca dan
terinformasikan kepada pengguna, dikenal juga dengan istilah simbol. Simbol ini
diterapkan terhadap masing-masing unsur yang ada pada isi dan struktur data.
Hubungan antara simbol dan unsurnya dimuat dalam sebuah katalog simbol. Tata cara
pembuatan katalog simbol dibahas secara lengkap pada SNI ISO 19117.
Informasi Tambahan
Informasi bagian ini dapat memasukkan aspek lain dari produk data yang belum diatur
bagian bagian tahapan tersebut di atas. Informasi ini bisa berupa persyaratan personil,
peralatan, ataupun satuan harga pembuatan data.
BAB 3. MANAJEMEN KUALITAS
Hasil kontrol kualitas kemudian diserahkan kepada Walidata untuk dilakukan penjaminan
kualitas. Hasil kontrol kualitas harus dilengkapi dengan:
Kerangka Acuan Kerja; dan
Dokumen Elemen Kualitas.
Prosedur evaluasi kualitas diaplikasikan pada tahap produksi/menghasilkan produk data yang
di mulai dari proses pengumpulan data hingga data diolah menjadi produk data. Dari beberapa
poin diatas, kemudian dilanjutkan dengan menentukan output dari evaluasi kualitas data
dengan melihat tingkat kesesuaiannya (conformance level).
Dalam SNI ISO 19157 metode evaluasi kualitas dibagi kedalam dua kelas yaitu evaluasi
langsung (Direct) dan evaluasi tidak langsung (Indirect). Untuk evaluasi langsung dilakukan
dengan cara membandingkan dengan informasi acuan internal maupun eksternal, sedangkan
evaluasi tidak langsung dilakukan dengan cara menyimpulkan atau memperkirakan kulitas
suatu data menggunakan informasi tentang data itu sendiri seperti riwayat data.
Dalam melakukan evaluasi kualitas terdapat elemen-elemen kualitas yang harus diperhatikan.
Elemen kualitas data adalah sebuah komponen yang mendeskrisikan suatu aspek khusus
kualitas data geografi yang telah dikelompokan dalam kategori yang berbeda. Daftar elemen
kualitas IG yang dapat diaplikasikan sesuai dengan ISO 19157 adalah sebagai berikut:
• Completeness (Kelengkapan)
Kelengkapan didefinisikan sebagai keberadaan dan ketidakadaan fitur–fitur, atribut dan
hubungan-hubungannya. Kelengkapan terdiri atas dua elemen kualitas data antara lain
• Commission (Komisi): kelebihan data yang ada dalam sebuah dataset;
• Omission (Omisi): Ketiadaan data dari suatu dataset
• Logical Consistency (Konsistensi Logis)
Dokumen penjaminan kualitas memuat keterangan mengenai telah terjaminnya kualitas IG. IG
yang sudah dilakukan penjaminan kualitas dilengkapi metadata yang berisi mengenai hasil
penjaminan kualitas. Tujuannya adalah agar pengguna IG dapat mengetahui kualitas data yang
didapatkannya.
BAB 4. METADATA
Sekilas Metadata
Metadata merupakan informasi dalam bentuk struktur dan format yang baku untuk
menggambarkan data, menjelaskan data, serta memudahkan pencarian, penggunaan, dan
pengelolaan informasi data. Metadata dibahas secara lengkap pada SNI 8843-1:2019 tentang
Profil Metadata Spasial Indonesia. SNI 8843-1:2019 tentang Profil Metadata Spasial Indonesia
(ProMSI) dapat diperoleh pada tautan berikut https://pesta.bsn.go.id/produk/detail/12561-
8843-12019.
14 elemen utama yang terkandung dalam spesifikasi produk data bersesuaian dengan kelas
informasi dalam metadata sehingga berbagai informasi terkait spesifikasi dari produk data yang
dihasilkan dapat dijelaskan secara baik dalam metadata. Berikut ini adalah penjelasan singkat
terkait berbagai kelas informasi yang ada dalam metadata dan kaitannya dengan berbagai
elemen spesifikasi produk data.