Anda di halaman 1dari 2

Pertama-tama perlu diingat bahwa pandemic COVID-19 ini merupakan krisis

kesehatan dan juga krisis humaniter dunia yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Sektretaris
Jenderal PBB António Guterres mengeluarkan pidato tertanggal 19 Maret 2020, tahap awal
COVID-19 mulai menjadi krisis kesehatan global, bahwa kita sekarang sedang berada dalam
krisis kesehatan global yang tidak pernah terlihat selama 75 tahun sejarah PBB. 1 Beberapa
bulan kemudian, yakni pada tanggal 7 Oktober 2020 dalam pidato mengenai Policy Brief
COVID-19 and Universal Health Coverage beliau menghimbau masyarakat global dan juga
negara-negara untuk menginvestasi dalam program Universal Health Coverage (UHC). 2
Peran UHC sebagai salah satu instrument WHO adalah untuk membantu meningkatkan
persamaan ketersediaan health service secara global, dimana salah satu alasan mengapa
COVID-19 begitu tidak terkendali adalah karena ketidaksamaan dalam ketersediaan health
service di berbagai negara. Untuk itu PBB dan WHO menghimbau masyarakat dunia untuk
mendukung UHC mewujudkan persamaan health service global. Selain meningkatkan peran
UHC, sejak awal pandemic instrument WHO yakni International Health Regulations (IHR)
membentuk komite khusus yakni COVID-19 IHR Emergency Committee pada tanggal 22
Januari 2020. Komite tersebut terdiri dari dokter maupun Menteri kesehatan berbagai negara
untuk membahas berbagai permasalahan untuk menanggulangi pandemic COVID-19. Dalam
rapat ke 8 IHR pada tanggal 14 Juli 2021 sendiri mereka membahas mengenai distribusi
vaksin global, baik mengenai kecepatan negara-negara mendistribusikan vaksin, kecepatan
produksi vaksin global, ancaman dari varian-varian COVID-19 yang ada serta membahas
risk-management approach bagi perkumpulan religious ataupun olahraga. Peran dari IHR ini
adalah untuk membantu WHO membahas dan mencari solusi yang kemudia akan dijadikan
guideline untuk penanggulanan COVID-19 secara global.
Kerangka kerjasama global terkait pandemic COVID-19 tidak hanya meliputi peran
UHC dalam menyediakan health service dan juga IHR. Menurut laporan Comprehensive
Report to COVID-19 PBB tertanggal September 2020, terdapat 3 kerangka kerjasama global
yang telah diimplementasi.3 Yang pertama adalah koordinasi health response dalam skala
besar yang dipimpin oleh WHO untuk menggerakan semua sektor dalam menanggulangi

1
António Guterres, This Is, Above All, a Human Crisis That Calls For Solidarity, 19 Maret 2020,
https://www.un.org/en/un-coronavirus-communications-team/above-all-human-crisis-calls-solidarity (diakses
pada tanggal 8 Oktober 2021)
2
António Guterres , Launch of Policy Brief on COVID-19 And Universal Health Coverage,
https://www.un.org/en/coronavirus/scale-investment-universal-health-coverage-and-stronger-health-systems,
(diakses pada tanggal 8 Oktober 2021)
3
United Nations, Comprehensive Response to COVID-19, https://www.un.org/pga/75/wp-
content/uploads/sites/100/2020/10/un_comprehensive_response_to_covid.pdf (diakses pada tanggal 8 Oktober
2021)
penyebaran COVID-19 serta adanya kolaborasi global yakni Acess to COVID-19 Tools
Accelerator. Yang kedua adalah respon humaniter terhadap masalah sosio ekonomik yang
merupakan dampak dari berhentinya atau memelannya perputaran ekonomi di masa pandemi
ini melalui Global Humanitarian Response Plan oleh PBB. Dan yang ketiga adalah rencana
transformatif PBB pasca selesainya pandemi nanti ini untuk melanjutkan agenda-agendanya
yang selama ini tertunda saat pandemi dengan menggunakan guide dari Sustainable
Development Agenda.
Kerangka kerjasama yang paling menonjol sekarang adalah upaya kerjasama sektor
kesehatan dunia dibawah arahan WHO baik dalam upaya vaksin maupun dalam rangka
penyediaan stock kebutuhan medis. Sejauh ini kerjasama global sangat baik, bahkan pada
pidato António Guterres dalam acara Sustainable Development Agenda bulan September di
New York beliau menyatakan bahwa terjadi kerjasama global yang unprecedented dan
merupakan suatu tanda bahwa sebenarnya negara-negara dunia bisa bekerja sama untuk
menyelesaikan permasalahan global. Kerjasama negara-negara sejak awal COVID-19 untuk
memberikan laporan keadaan loka penyebaran virus serta upaya-upaya ilmuan berbagai
negara untuk membuat vaksin secara terbuka dan transparanmerupakan satu bentuk
kerjasama yang luar biasa. Untuk pertamakalinya negara-negara dunia benar-benar
menunjukkan aksi untuk melalukan kerjasama global guna mengatasi masalah pandemic.
Untuk itu beliau pun menghimbau bahwa kerjasama ini nantinya dilanjutkan pada tahap
pasca COVID-19 untuk meningkatkan dan mendukung upaya-upaya PBB dalam
permasalahan global lainnya, terutama Sustainable Development untuk menanggulangi
dampak dari COVID-19 di semua sektor.

Anda mungkin juga menyukai